Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah kota Pontianak, khususnya kecamatan Pontianak Tenggara adalah

salah satu wilayah dengan luas wilayah 14,83 km², serta karakteristik jumlah

pertambahan penduduk yang relatif banyak yaitu ± 44.856 jiwa. Dengan

pertambahan penduduk yang sangat tinggi serta laju arus transmigrasi

penduduk dari berbagai daerah, hal ini menyebabkan daerah yang dulunya

sepi menjadi padat. Dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk berarti

meningkat juga jumlah permintaan akan kebutuhan tempat tinggal, yaitu

rumah. Rumah merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat

kabupaten dan kota-kota di Provinsi Kalimantan Barat.

Pada saat ini juga banyak timbulnya perusahaan develover perumahan,

alasan timbulnya perusaan swasta (develover) tersebut adalah karana adanya

pekerjaan relatif mudah, aman, cepat serta keuntungannya relatif besar.

Timbulnya pihak swasta (develover) membuat pemerintah Daerah yaitu

Dinas Tata Kota serta Dinas Perpajakan ikut andil dalam mengatur

pembagian wilayah tata ruang, ijin mendirikan bangunan serta iuran

perpajakan konstruksi bangunan demi menciptakan pembagian wilayah yang

teratur dan seimbang, dengan meningkatnya kebutuhan perumahan maka

kami mahasiswa Politeknik Negeri Pontianak Program Studi Teknik

Arsitektur pada semester 6 (enam) diwajibkan untuk mengikuti Praktek Kerja

Lapangan ( PKL) yang menjadi syarat untuk mengikuti Tugas Akhir.

ZAINUDDIN 1
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Dalam rangka pembangunan Perumahan Graha Anindya Residence

adapun yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana proses pelaksanaan

konstruksi dilapangan serta hasil konstruksi yang sesuai dengan rencana dan

gambar rekaman akhir (as built drawing) yang mana gambar ini membantu

dalam memetakan hasil konstruksi yang telah terbangun, maka gambar

rekaman akhir (as built drawing ) ini harus ada adalam proses pelaksanaan

konstruksi.

1.2 Lokasi Proyek Pembangunan Perumahan Graha Anindya Residence

Perumahan Graha Anindya Residence terletak di Jalan Parit H. Husin II

(PARIS 2), Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak.

DENAH LOKASI
Gambar 1.1. Lokasi Proyek
( Sumber : Data Perusahaan 2018 )

1.3 Batasan Amatan

Proyek pembangunan Perumahan Graha Anindya Residence merupakan

proyek dengan konstruksi beton bertulang, jumlah struktur 2 lantai. Adapun item

yang diambil pada kegiatan PKL 02 ini, yaitu meliputi :

a. Pekerjaan gambar teknik

b. Pekerjaan gambar rekaman akhir (as built drawing) kolom.

c. Pekerjaan gambar rekaman akhir (as built drawing) balok sloof.

ZAINUDDIN 2
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1.4 Tujuan Dan Sasaran

1.4.1 Tujuan

Untuk memahami proses Pembuatan GAMBAR REKAMAN

AKHIR atau dengan istilah As Built Drawing pada amatan pekerjaan :

a. Pekerjaan gambar teknik

b. Pekerjaan gambar rekaman akhir (as built drawing) kolom.

c. Pekerjaan gambar rekaman akhir (as built drawing) balok sloof.

1.4.2 Sasaran

Sasaran dari Pengamatan PEKERJAAN GAMBAR REKAMAN

AKHIR (AS BUILT DRAWING) yaitu:

A. Menggali dan mengambil data, berupa ;

1. Data lapangan

Yaitu data seperti gambar kerja kontrak / for construction, shop

drawing, as built drawing dan Rencana Kerja & Syarat (RKS),

Dokumentasi Lapangan.

2. Literatur

Yaitu semua teori yang berkaitan dengan kaidah gambar kerja,

prosedur pengadaan gambar kerja as built drawing.

B. Menganalisa prosedur pengadaan gambar kerja as built drawing, dan

penerapan kaidah gambar teknik pada gambar kerja as built drawing.

C. Membuat kesimpulan hasil analisis.

ZAINUDDIN 3
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1.5 Metode Pengumpulan Data

Untuk kelancaran Praktek Kerja Lapangan II Metode Pengumpulan data pada

Bagian Item Pekerjaan yang diamati dilakukan dengan cara :

1. Pengamatan langsung pada pekerjaan yang di ambil / dilaksanakan.

2. Pengumpulan data yang di dapat dari Lapangan berupa dokumentasi lapangan,

Salinan softcopy arsip/gambar,dan wawancara.

3. Pengambilan data-data dari buku,dan sumber lainnya sebagai sumber

tambahan.

1.6 Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan yang di lalui untuk praktek kerja lapangan

yaitu melalui tahapan dari bab I sampai bab V seperti berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada BAB I ini menjelaskan tentang ;

- Latar Belakang Proyek Pembangunan Perumahan Graha Anindya

Resisdence.

- Lokasi Proyek Pembangunan Perumahan Graha Anindya Resisdence.

- Batasan Amatan.

- Tujuan dan Sasaran.

- Metode Pengumpulan Data

- Sistematika Pembahasan

BAB II : PENGENALAN CV. GRAHA ANINDYA PROPERTY & PROYEK

PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA ANINDYA RESIDENCE

ZAINUDDIN 4
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pada BAB II ini menjelaskan tentang ;

- Tinjauan CV. Graha Anindya Property.

- Organisasi CV. Graha Anindya Property.

- Pelaksanaan disiplin kerja pada CV. Graha Anindya Property.

- Prosedur pendapatan proyek.

- Data umum proyek.

BAB III : PEMBUATAN GAMBAR REKAMAN AKHIR (AS BUILT

DRAWING)

Pada BAB III ini menjelaskan tentang ;

- Lingkup Pekerjaan.

- Tinjauan Pustaka.

- Pengamatan Pekerjaan Pembuatan Gambar Rekaman Akhir (as

builtdrawing).

BAB IV : ANALISA PEKERJAAN GAMBAR REKAMAN AKHIR (AS BUILT

DRAWING)

Pada BAB IV ini menejelaskan tentang;

- Analisa gambar teknik ( media gambar,garis kop garis tepi,posisi kop

gambar,kelengkapan kop gambar,angka dan huruf).

- Analisa pembuatan gambar rekaman akhir (as built drawing) kolom.

- Analisa pembuatan gambar rekaman akhir (as built drawing) balok sloof.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada BAB V ini menjelaskan tentang ;

- Kesimpulan dari analisa gambar teknik.

ZAINUDDIN 5
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

- Kesimpulan dari analisa pembuatan gambar rekaman akhir (as built

drawing) kolom.

- Kesimpulan dari analisa pembuatan gambar rekaman akhir (as built

drawing) balok sloof.

- Dan saran terhadap kesimpulan diatas.

ZAINUDDIN 6
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1. Tinjauan CV. Graha Anindya Properti

2.1.1 Sejarah Singkat CV. Graha Anindya Properti

Merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha

pengembangan perumahan di Kalimantan Barat. Menfokuskan diri pada

pelayanan dalam bidang pengembangan perumahan di semua level

perumahan dari perumahan sederhana hingga perumahan elite.

Adapun bidang usaha perusahaan adalah menangani proyek-proyek

yang meliputi :

1. Menyelenggarakan usaha dalam bidang pembangunan perumahan

(Develover).

2. Perencanaan, pembangunan, pengembangan dan perumahan.

3. Perumahan, terutama guna membantu program pemerintah dalam

pengadaan rumah bagi masyarakat dan memasarkannya.

Dengan berdasarkan latar belakang dan cita-cita pendirian CV.

Graha Anindya Property, maka dirumuskan Visi, Misi dan Nilai-nilai

sebagai berikut :

V I S I yang di Usung : Menjadi Perusahaan Pengembang Perumahan

Terkemuka di Kalimantan Barat dengan menciptakan produk berkualitas

bagi kepuasan pelanggan.

ZAINUDDIN 7
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

M I S I yang di Usung :

1. Mengedepankan Produk berkualitas untuk semua level perumahan yang

dibangun.

2. Memberikan pelayanan terbaik demi kepuasan konsumen.

3. Meningkatkan nilai investasi dari setiap produk perumahan yang

diluncurkan.

4. Pengelolaan manajemen yang profesional.

MOTTO yang di Usung : “Hunian Inspirasi, Hunian Investasi”

Dengan visi dan misi Graha Anindya Residence mampu bersaing

dengan depeloper lain. Besar harapan dari Graha Anindya Residence

dapat diterima di mayarakat dan kedepannya semoga perusahaan tersebut

bisa terus berkembang dan dapat membangun rumah baik tipe kecil

maupun yang tipe besar.

Sedangkan untuk pengalaman pekerjaan CV. Graha Anindya Property

sebagai berikut :

1. Pembangunan Perumahaan Graha Anindya Residance (2014-2018)

a. Type 110 Perumahaan Graha Anindya Residance, uk 9 m x 16.5 m

b. Type 160 Perumahaan Graha Anindya Residance, uk 10 m x 16.5 m

c. Type 210 Perumahaan Graha Anindya Residance, uk 11.5 m x 16.5 m

2.1.2 Organisasi Perusahaan

ZAINUDDIN 8
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Dalam sebuah perusahaan baik pemerintah maupun swasta struktur

organisasi sangat diperlukan gunanya untuk mengetahui pembagian tugas

dari masing-masing unit dalam organisasi tersebut, sebelum digambarkan

dan dijelaskan struktur CV. Graha Anindya Property terlebih dahulu akan

diberikan pengertian tentang struktur organisasi.

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan

antar bagian-bagian komponen dan posisi didalam suatu perusahaan.

Struktur menunjukkan bagaimana fungsi atau kegiatan berbeda-beda itu

dihubungkan, struktur itu juga menunjukkan tingkatan dan struktur

wewenang organisasi.

Berikut ini adalah struktur organisasi CV. Graha Anindya Property :

DIREKTUR
Yunita
Semestiana,SP,
MM

DIVISI DIVISI DIVISI DIVISI


DIVISI
PEMASARAN PEMBAN KEUANG ADMINISTRASI
LOGISTIK
DAN PROMOSI GUNAN AN DAN UMUM
Yunita
Sumariah Bulchairi, Yohanes Semestiana, Rika Lestari
ST SP,MM
  Heri Yanto   Pettrus Erwin

PENGAWAS
LAPANGAN
Ignasius
Antiokia , ST
Heri Priyanto

ZAINUDDIN 9
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Bagan 2.1. Struktur Organisasi


(Sumber CV. Graha Anindya Property)

2.1.3. Pelaksanaan Disiplin Kerja dan Lain – lain

a. Jam kerja dimulai dari pukul 07.00 WIB s/d 16.00 WIB.

b. Jam istirahat pukul 11.00 WIB s/d 12.00 WIB.

c. Pekerja melaksanakan perintah yang diberikan oleh pimpinan.

d. Pekerja harus menjaga material, peralatan serta keselamatan diri

selama proses pekerjaan berlangsung.

e. Jika ada yang berhalangan tidak dapat masuk kerja maka pekerja

harus izin kepada pelaksana atau pengawas lapangan dengan cara sms

ataupun penyampaian secara langsung.

2.2. Tinjauan Umum Proyek Pembangunan Perumaha Graha Anindya

Residence

Sebagai suatu bentuk bidang usaha, perusahaan CV. Graha Anindya

Property mengusahakan akan permintaan rumah tinggal untuk masyarakat

Pontianak dengan harga terjangkau serta area yang strategis. Di mana lokasi

tempat yang tidak jauh dari pusat kota serta akses jalan utama yang cukup baik.

2.2.1. Prosedur Mendapatkan Proyek

Mekanisme pembelian rumah tinggal 2 lantai Graha Anindya Residence

terdiri dari 3 yaitu :

1. Pembayaran Tunai ( Cash Payment )

ZAINUDDIN 10
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pembayaran tunai adalah pembayaran secara langsung

kepada pengembang. Penerimaan untuk pembayaran tunai biasanya

dalam jangka waktu 1 bulan. Pembayaran tunai tidak dikenakan

bunga.

2. Pembayaran Cash Tempo

Pembayaran dengan cara bertahap dan jangka waktu

tertentu. Pembayaran dengan cara mencicil selama maksimal 15

bulan.

3. Kredit Rumah KPR

a. Definisi kredit

Berdasarkan UU No. 10 tahun 1988 tentang perubahan atas

UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan

kredit adalah” penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam-meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga”

b. Kredit pemilik rumah

Kredit pemilik rumah adalah suatu fasilitas kredit yang

diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang

akan membeli atau memperbaiki rumah.

c. Cara kredit rumah (KPR) perumahan Graha Anindya Resedince

Langkah – langkah mendapatkan rumah KPR( Kredit Pemilik

Rumah) adalah dengan cara sebagai berikut :

ZAINUDDIN 11
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1. Mendatangi developer rumah.

2. Memilih rumah yang akan dibeli.

3. Menentukan bank mana yang akan anda ajukan aplikasi KPRnya.

4. Tahap mengajukan kredit :

1) Mengisi formulir pemesanan KPR developernya.

2) Bayar uang booking fee sebagai tanda jadi pengajuan kepada

pihak developer sebesar Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima

juta rupiah).

3) Melunasi pembayaran uang muka atau down payment (DP)

pada developer sebesar 30% dari harga rumah yang telah

disepakati pada saat itu.

4) Mengisi formulir pengajuan aplikasi KPR pada pihak bank.

5) Menyiapkan semua dokumen aplikasinya, seperti :

a. Fotocopy KTP suami istri bagi yang sudah menikah.

b. Fotocopy Kartu Keluarga (KK)

c. Fotocopy SK pertama dan terakhir.

d. Fotocopy SIUP & SITU ( swasta penghasilan tetap)

e. Pas foto 3x4 suami istri.

f. Fotocopy rekening tabungan.

g. Fotocopy NPWP pribadi.

Langkah Proses KPR :

1. Bank melakukan analisa dokumen permohonan kredit.

ZAINUDDIN 12
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2. Bank melakukan survei berupa appraisal pengaju aplikasi

kredit.

3. Bank melakukan interview dengan anda pengaju aplikasi

kredit.

4. Pelaksanaan akad kredit jika permohonan kredit disetujui di

depan notaris.

5. Penandatanganan akad kredit.

6. Tahap penyelesaian.

1) Anda menyelesaikan urusan pembayaran down payment (DP)

uang muka pada developer.

2) Anda menerima kunci rumah dari developer.

3) Anda melakukan cicilan pembayaran tiap bulan.

2.2.2 Data Umum Proyek

Data umum proyek menjelaskan data tentang proyek yang sedang

dilaksanakan oleh CV. Graha Anindya Property untuk pembangunan perumahan

Graha Anindya Residence sebagai berikut :

1. Nama Proyek : Pembangunan perumahan Graha Anindya

Residence.

2. Lokasi Proyek : Jalan Parit H. Husin II KM 07 Pontianak

Tenggara.

3. Owner : Yunita Semestiana R.A, SP,MM

4. Perencana : CV. Graha Anindya Property.

ZAINUDDIN 13
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

5. Pelaksana : CV. Graha Anindya Property.

6. Tahun : 2018

7. Jumlah Lantai : 2 Lantai

8. Spesifikasi Bangunan :

a. Pondasi : Cerucuk Ø 12 – 12 m.

b. Dinding : Batako Press.

c. Lantai : Beton Cor.

d. Rangka Plafond : Baja Ringan.

e. Material Plafond : GRC.

2.2.3 Organisasi Proyek

Struktur organisasi di dalam suatu proyek berfungsi untuk memudahkan

pengaturan pelaksanaan kegiatan di dalam proyek. Berikut struktur organisasi

proyek pembangunan perumahan Graha Anindya Residence di Jalan Parit H.

Husin II Km 07 Pontianak Tenggara.

Organisasi Proyek.
PENANGGUNG JAWAB
Yunita Semestiana R.A, SP,
MM

MANDOR
Ignasius Antiokia, ST

KEPALA TUKANG
Yohanes

TUKANG BESI TUKANG KAYU TUKANG BATU


Dona Agus Dede

ZAINUDDIN 14
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Bagan 2.2. Organisasi Proyek


( Sumber : Data Lapangan 2018 )

2.2.4 Lingkup Keseluruhan Proyek

Adapun dalam tahapan pembangunan ini diuraikan sebagai berikut :

a. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan yang terlebih dahulu

dilakukan dalam pelaksanaan suatu proyek. Adapun pekerjaan persiapan

terbagi menjadi beberapa pekerjaan antara lain mengukur lokasi rencana,

pembuatan direksi set, pembuatan jalan akses masuk kegiatan/proyek,

pembersihan lokasi dan pemasangan bouwplank sesuai dengan denah.

b. Pekerjaan Pondasi

Setelah pekerjaan persiapan selesai dilanjutkan dengan pekerjaan

pondasi. Adapun pekerjaan pondasi terbagi dari beberapa pekerjaan

diantaranya galian tanah pondasi, pemasangan cerucuk, urugan pasir di

bawah lantai kerja, lantai kerja, bekesting,penulangan pondasi, urugan

tanah kembali ke sisi pondasi, pemasangan acuan dan perencanaan sloof,

penulangan sloof, pengecoran sloof, pemasangan saluran drainase,

pembongkaran mal sloof, urugan pasir dan tanah serta penulangan dan

pengecoran lantai dasar.

c. Pekerjaan Struktur Atas

ZAINUDDIN 15
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Setelah pekerjaan struktur bawah, yaitu pondasi dan sloof selesai,

dilanjutkan kembali dengan pengerjaan bagian struktur atas. Struktur atas

terdiri dari kolom lantai, balok, plat lantai, ring balok, dan atap, pengerjaan

struktur atas dimulai dari pengerjaan kolom, tapi terlebih dahulu, titik –

titik kolom harus ditentukan posisinya dan dengan bantuan alat, sehingga

titik – titik kolom tersebut sejajar satu sama lain.

Dalam proses pengerjaan kolom, hal yang pertama dilakukan

adalah pengerjaan penulangan kolom seperti yang telah didesain. Sebelum

pengecoran kolom, terlebih dahulu dibuat bekisting, bekisting di buat

kokoh, kuat, kaku dan rapi, sehingga hasil cor-an yang diperoleh sesuai

perencanaan. Proses pengecoran kolom harus dilakukan teliti, dan cor-an

beton yang masuk itu pun harus dipadatkan, sehingga cor beton dapat

masuk semuanya sampai kebawah dan penuh mengisi bekisting.

Pekerjaan terakhir struktur atas adalah atap diantaranya pekerjaan

konstruksi atap rangka baja ringan, list plank kemudian dilanjutkan dengan

pemasangan atap metal.

d. Pekerjaan finishing

Jika struktur telah berdiri kokoh, baru dapat dilanjutkan dengan

pengerjaan dinding, elektrikal dan sanitasi, pemasangan keramik,

pengecatan, dan sebagainya. Namun, pengerjaan finishing inilah yang

membutuhkan waktu paling lama, karena pengerjaannya harus hati – hati

sehingga didapat hasil sesuai perencanaan.

2.2.5. Jadwal Pelaksanaan Proyek

ZAINUDDIN 16
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Jadwal pelaksanaan proyek pembangunan perumahan Graha

Anindya Residence di Jalan Parit H. Husin II Km 07 Pontianak Tenggara

adalah selama 240 hari kalender atau 8 bulan.

BAB IV

KEGIATAN YANG DIAMATI

4.1 PEKERJAAN YANG DIAMATI

Dalam melaksanakan suatu proyek, apakah proyek itu termasuk dalam

skala kecil, menengah atau pun besar, pada dasarnya adalah sama dalam

menetukan metode pelaksanakan dari masing – masing item pekerjaan. Begitu

pula dalam penetuan standar teknis, efisien dan efektif dalam pelaksaan apakah

sesuai dengan rencana dan hasil yang diharapkan. Pelaksanaan kegiatan PKL

proyek pembangunan perumahan “ Graha Anindya Residence “ Type 160 dijalan

Parit Haji Husein 2 pada tanggal 23 Februari s/d 18 April 2015. Pekerjaan yang

diamati :

1. Pekerjaan dinding

a. Pekerjaan Pemasangan Batako

ZAINUDDIN 17
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

b. Pekerjaan Kolom Praktis

c. Plesteran

2. Pekerjaan Balok Sloof

a. Pekerjaan Penulangan Balok sloof

b. Pekerjaan Pemasangan Tulangan

c. Pekerjaan Bekesting untuk Balok Sloof

d. Pekerjaan Pengecoran

3. Pekerjaan Atap Dak

a. Pekerjaan Bekesting untuk Dag

b. Pekerjaan Listplank

c. Pekerjaan pengecoran

4. Pekerjaan Pagar

a. Pekerjaaan Penulangan Pondasi Pagar dan Balok Sloof Pagar

b. Pekerjaan Pondasi Pagar dan Balok Sloof Pagar

c. Pekerjaan Pengecoran

d. Pekerjaan Dinding Pagar

e. Pekerjaan plesteran

4.1.1 Pekerjaan Dinding

Dinding adalah suatu komponen padat yang membatasi dan kadang

melindungi suatu area.

ZAINUDDIN 18
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Fungsi : menyokong atap dan langit (plafon), membagi ruangan

serta melindungi terhadap Intrusi cuaca / lingkungan di luar bangunan.

Kelebihan batako untuk dinding rumah :

 Dinding batako sebagai material dinging rumah yang kedap

terhadap air

 Pemasangan batako cepat sehingga membutuhkan biaya pekerjaan

yang lebih murah.

Kekurangn batako untuk dinding rumah :

 Mudah terjadi keretakan terjadi pada dinding batako.

 Lubang bagian dalam batako akan membuat dinding rumah mudah

untuk dilobangi jika lobang batako tersebut tidak diisi adukan spesi

4.1.1.1 Pemasangan Batako

a. Alat

 Sekop

 Sendok semen

 Arco / gerobak

 Benang / tali

 Ruskam

 Unting – unting

 Meteran

 Palu

 Siku

b. Bahan

ZAINUDDIN 19
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Batako ukuran 38 x 15 x 7 cm

 Semen

 Pasir halus

 Air

 Paku

c. Jumlah Pekerja

Jumlah pekerja yang dibutuhkan sebanyak 3 orang.

d. Langkah Kerja

 Menyiapkan alat dan bahan yang akan di pakai

 Membuat adukan dengan campuran dilapangan 1 pc : 3 Pcs dengan

cara manual.

 Menyiapkan batako kelokasi pemasangan dinding.

 Sebelum pemasangan batako terlebih dahulu memasang benang

antara kolom ke kolom setiap lapis batako tujuannya agar

pemasangan batako lurus dan rapi.

 Meletakkan spesi diatas sloof dengan ketebalan spesi 1- 2 cm.

 Memasang batako dengan cara terbalik (lubang pada batako

kebawah ) disusun diatas spesi kemudian batako harus rata dengan

benang selanjutnya batako di isi spesi dengan tebal 1 – 2 cm dan

seterusnya.

ZAINUDDIN 20
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Selanjutnya pemesangan batako di susun 6 susun batako tujuannya

untuk menghindari keruntuhan pada dinding batako karena batas

maksimal penyusunan batako setinggi 1m, sedangkan untuk

panjang atau lebar tidak ada batasannya.

 Kemudian dilanjutkan kembali besok harinya ±24 jam.

ZAINUDDIN 21
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 41.1.1 ( Proses Pemasangan Batako )

Perhitungan Kebutuhan Batako :

Luas batako = (Lebar Batako + Spesi ) x ( Panjang Batako + spesi )

= ( 0,15 + 0,02) x ( 0,38 x 0,02)

= 0,0680 m2

Kebutuhan batako 1 M2 :

= 1/ 0,0680

= 15 buah batako.

4.1.1.3 Pekerjaan Kolom Praktis

a. Alat

 Meja kerja

 Bending

 Pemotong besi

ZAINUDDIN 22
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Tang kakak tua / gegep

b. Bahan

 Besi polos Ø 8mm

 Besi polos Ø 6 mm

 Kawat bendrat

c. Jumlah Pekerja

Dalam mengerjakan penulangan kolom praktis untuk membentuk

tulangan sengkang hanya menggunakan 1 ( satu ) orang tenaga kerja dan

merangkai penulangan kolom praktis menggunakan Tenaga kerja 2

( dua ) orang.

d. Langkah Keja

 Menyiapkan alat dn bahan yang dibutuhkan

 Mengukur dan memotong tulangan pokok besi Ø 8mm sesuai

kebutuhan.

 Mengukur dan memotong tulangan sengkang Ø 6 mm polos sesuai

dengan kebutuhan.

 Merangkai tulangan sengkang ke tulangan pokok yang telah dibuat

menjadi satu rangkaian dengan jarak 15 cm.

ZAINUDDIN 23
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.1.1.2 ( Pekerjaan Kolom Praktis )

4.1.1.3 Pekerjaan Plesteran

a. Alat

 Sekop

 Gerobak/arco

 Sendok spesi`

 Palu

 Ruskam

ZAINUDDIN 24
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Ember

b. Bahan

 Semen

 Pasir

 Paku

 Benang

 Air

c. Jumlah Pekerja

Dalam mengerjakan plesteran untuk membuat adukan seacara

manual hanya menggunakan 1 ( satu ) orang tenaga kerja dan melakukan

plestera dibutuhkan hanya Tenaga kerja 2 ( dua ) orang.

d. Langkah Kerja

 Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

 Membuat mal untuk plesteran dengan memberi paku pada 4 titik

dinding dengan ukuran yang telah ditentukan untuk menentukan tebal

plesteran sesuai dengan rencana.

 Adukan plesteran dilakukan dengan cara manual dengan

perbandingan 1pc : 3pcs dalam sekali adukan.

 Plesteran dilakukan dengan cara dilempar untuk membuat tekstur

yang kasar.

 Cara ini berfungsi agar hasil plesteran kuat dan kokoh.

ZAINUDDIN 25
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Plesteran di ratakan dengan menggunakan sendok spesi atau

ruskam agar permukaan dinding menjadi rata.

ZAINUDDIN 26
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.1.1.3 ( Proses Pengerjaan Plesteran )

4.1.2 Pekerjaan Balok Sloof

Balok sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara

horizontal diatas pondasi atau kolom. Gunanya untuk meratakan beban

yang diterima kolom menuju pondasi. Sehingga setiap beban yang

diterima suatau kolom, akan tersebar merata pada eluruh pondasi. Selain

itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan

kolom.

ZAINUDDIN 27
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.1.2.1 Pekerjaan Penulangan Balok Sloof Tulangan Pokok Ø 16 mm ulir –

Tulangan Sengkang Ø 8 mm polos.

a. Alat

 Meja Kerja

 Bending

 Gunting pemotong tulangan

b. Bahan

 Tulangan Pokok Ø 16 mm ulir.

 Tulangan Sengkang Ø 8 mm polos.

c. Jumlah Pekerja.

Dalam mengerjakan penulangan balok sloof untuk membentuk

tulangan sengkang hanya menggunakan 1 ( satu ) orang tenaga kerja dan

merangkai penulangan balok sloof menggunakan Tenaga kerja 2 ( dua )

orang.

d. Langkah Kerja.

 Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

 Mengukur tulangan pokok Ø16 mm ulir sesuai dengan kebutuha

balok sloof.

 Mengukur dan memotong tulangan sengkang Ø 8 mm polos sesuai

dengan gambar kerja.

 Merangkai tulangan sengkang ke tulangan pokok yang telah dibuat

menjadi satu rangkaian dengan jarak 15 cm.

ZAINUDDIN 28
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.1.2.1 ( Proses Pengerjaan Tulangan )

ZAINUDDIN 29
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Perhitungan Analisa Panjang Tulangan Sengkang :

r = ( 1,25 – 1,75 ) x db

= 1,25 x 8mm = 10 mm

a = 80 – 2(db + r)

= 80 - 2(8 + 10)

= 44 mm

b = 400 mm – 2(db + r)

= 80 – 2 (8 + 10 )

= 364 mm

c = 90°/360° x 2 π r

= ¼ x 2 π x 10mm

= 15,71 mm ̴ 16 mm

d = 135°/360° x 2 π r

= ¼ x 2 π x 20 mm

= 23,56 mm ̴ 24 mm

e = 6 db

= 6 x 16 = 48 mm

Panjang tulangan

= 2a + 2b + 2c + 2c + 3d + 2e

2(44) + 2(364) + 2 (16)

Perhitungan Analisa Panjang Tulangan Pokok :

r = ( 1,25 – 1,75 ) x db

= 1,25 x 16 mm = 20 mm

ZAINUDDIN 30
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

a = 10000 – 2(db + r)

= 10000 - 2(16 + 20)

= 9928 mm

b = 135°/360° x 2 π r

= 3/8 x 2 π x 20 mm

= 47,12 mm

C = 6 x db

= 6 x 16

= 96 mm

Total Panjang

= a + 2b + 2c

= 9928 + (2 x 47,12) + ( 2 x 96)

= 10214,24 mm

4.1.2.2 Pekerjaan pemasangan Tulangan Balok Sloof

a. Alat

 Gunting besi

 Tang Kawat / Gegep.

 Meteran

 Pensil / Kapur / Penggores.

b. Bahan

 Besi ulir Ø 16 mm untuk tulangan pokok

 Besi polos Ø 8 mm untuk tulangan sengkang

ZAINUDDIN 31
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Kawat bindrat

c. Jumlah Pekerja 2 ( dua ) orang.

d. Langkah – langkah Pengerjaan.

 Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

 Menyiapkan tulangan utama dan melihat gambar kerja dimana arah

letak tulangan utama dan sengkang.

 Merangkai tulangan sengkang sloof yang telah dibentuk, kemudian

menyusunya kedalam tulangan utama dengan jarak 15 cm dan mengikat /

mengencangakannya dengan kawat bindrat.

 Memasang tulangan sloof pada kedudukan masing – masing.

ZAINUDDIN 32
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.1.2.2( Proses Pemasangan Tulangan )

ZAINUDDIN 33
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.1.2.3 Pekerjaan Bekesting untuk balok sloof

a. Alat

 Palu

 Meteran

 Siku

 Pensil

 Benang

 Selang air

b. Bahan

 Papan kelas III uk 15 x 400 cm

 Kayu dolken

 Cerucuk

 Paku

c. Jumlah Pekerja 5 orang

d. Langkah – langkah Pengerjaan

 Menyiapkan alat dan bahan, diukur sesuai kebutuhan.

 Dibentuk sesuai kebutuhan / sesuai sloof

 Bekesting yang telah dibuat langsung dibawa ketempat

pemasangan, setelah itu begesting dipasang. Sebelumnya memasang

acuan benang terlebihdahulu pada titik – titik yang telah ditentukan agar

pemasangan bekesting lurus dan kemudian dilevelkan memakai benang

agar sama tinggi.

ZAINUDDIN 34
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Setelang bekesting sloof hampir selesai kemudian dilanjutkan

dengan menyetel ulang untuk melihat kelevelan dan kelurusan tulangan /

kedudukan tulangan dipasang sesuai gambar kerja.

 Dalam merangkai besi sloof ujung stek kolom harus terikat kuat

dengan besi sloof

 Begesting yang telah terpasang diperkuat dengan skor setiap sisi

begesting supaya pada saat pengecoran tidak mengalami perubahan

ukurannya.

Gambar 4.1.2.3( Proses Pengerjaan Bekesting Balok Sloof )

4.1.2.4 Pekerjaan pengecoran balok sloof

a. Alat

 Gerobak arco

 Sekop

 Sendok spesi

ZAINUDDIN 35
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Ruskam

 Molen

 Mesin lift

 Dolak

b. Bahan

 Semen

 Pasir

 Kerikil 2/3

 Air

c. Jumlah pekerja 8 orang

d. Langkah – langkah pengerjaan

 Mempersiapkan alat dan bahan.

 Menyiapkan bahan serta memperhitungkan kebutuhannya berapa

jumlah perbandingan campuran yang akan dipakai, dalam hal ini

perbandingnan yang digunakan dilapangan adalah 1 ps : 2 ps : 3 kr.

 Menyiapkan semen, pasir dan kerikil kedalam pongki dan

memasukannya kedalam molen.

 Bahan campuran yang telah siap dimasukan kedalam gerobak arco

kemudian mendistribusikannya menggunakan lift ke tempat pengecoran.

 Memadatkan adukan dengan menusuk – nusukan adukan

menggunakan kayu.

 Memukul – mukul sisi dinding luar sepaya adukan merata dan

padat.

ZAINUDDIN 36
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Meratakan bagian atas adukan dengan ruskam.

Gambar 4.1.2.4( Proses Pengecoran Balok Sloof )

4.1.3 Pekerjaan Atap Dak

Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup

seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu,

hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.

Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan

pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat,

tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material

yang mudah didapat.

Kelebihan yang dimiliki atap beton.

ZAINUDDIN 37
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

a. Atap beton berbentuk flat/datar, selain itu ada juga atap beton

bergelombang. Jenisatap ini sangat cocok diaplikasikan pada rumah

bergaya modern minimalis yangcenderung mengusung datar dan punya

garis-garis yang tegas. Sehingga atap beton banyak diminati seiring

berkembangnya desain rumah minimalis.

b. Dalam pembuatan atap beton dikeringkan tanpa proses

pembakaran sehingga tidak mudah berubah bentuk.

c. Mampu memantulkan panas dengan baik yang membuat rumah

tetap terasa sejuk meskipun matahari sangat terik.

Kekurangan :

a. memerlukan ketelitian pada saat pengerjaan.

b. cepat belumut jika terdapat genangan pada atap dak

c. mudah mengalami kebocoran, yaitu jika pada saat pengecoran adukan

coran pada atap dak tidak padat.

4.1.3.1 Perkerjaan perancah

a. Alat

 Palu

 Gergaji

 Meteran

 Waterpass / selang berisi air

b. Bahan

 Kayu cerucuk

ZAINUDDIN 38
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Paku

 Benang nilon

 Papan

c. langkah Kerja

 Bahan yang digunakan untuk pemasangan perancah menggunakan

kayu cerucuk dengan diameter ±8cm , dengan panjang 6 meter.

 Pekerjaan perancah untuk lantai dak ini dapat dikerjakan

bersamaan dengan pemasangan perancah balok induk dan balok pada

lantai dak.

 Pemasangan perancah lantai dak ini jrakanya ± 50cm antara tiang

satu dengan yang lainnya, kemudian dipasang sekur horizontal pada

bagian bawah tiang perancah, pada bagian tengah tiang, pada tiang atas

perancah dan kemudian dipasang sekur diagonal bertujuan agar

kedudukan tiang perancah tersebut kuat, kokoh, dan kaku/tidak mudah

melendut.

 Setelah pemasangan tiang perancah selesai dikerjakan, maka

selanjutnya dilakukan pemasangan gelegar lantai.

ZAINUDDIN 39
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Kemudian, setelah pemasangan gelegar selesai dilakukan, maka

selanjutnya memotong tiang perancah yang telah dipasangi gelegar yaitu

± tingginya 1 cm dibawah gelegar bagian atas. Dengan tujuan agar

permukaan mal rata.

ZAINUDDIN 40
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 41.3.1 ( Pengerjaan perancah Atap Dak )

4.1.3.2 Pekerjaan papan mal / bekesting

a. Alat

 Gergaji

 Meteran

 Palu

 Pensil

 Penggaris siku

b. Bahan

 Papan 13,5 cm x 400 cm

 Kayu kasau 4/6 atau 5/7

 Paku

Dalam pembuatan bekseting ada beberapa persyaratan yang harus

terpenuhi, yaitu :

1. Beksting harus kuat, kaku, dan kokoh, sehingga saat pengecoran

bekesting tidak goyang.

2. Bekesting harus rapat, agar pada saat pengecoran air semen tidak

keluar. Namun lebih baik lagi jika mal / bekesting dilapisi dengan plastik

sebelum dilakukan pengecoran.

ZAINUDDIN 41
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3. Permukaan bagian dalam beksiting harus rata atau licin, sehingga

hasil pengecoran akan kelihatan rata.

4. Sambungan antara mal/bekesting harus siku, agar dimensi dan

ukura beton sesuai rencana.

c. Langkah Kerja

 Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutukan.

 Setelah pemasangan perancah dan papan gelegar lantai dak selesai,

maka dilakukan pemasangan papan mal lantai.

 Melakukan pengukuran dan pemotongan mal/bekesting papan,

kemudian memasang mal/bekesting lantai dak papan yang telah dipotong

sesuai dengan ukuran dan dipasang pada seluruh bagian sisi batas

rencana lantai dak bangunan.

 Pemasangan mal/bekesting ini posisinya dipasang pada bagian atas

papan gelegar lantai dan sisi atas dinding mal balok.

ZAINUDDIN 42
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.1.3.2 ( Proses Pengerjaan Bekesting )

4.1.3.3 Pekerjaan Pemasangan Wire mesh

a. Alat

 Gunting pemotong besi

 Tang kakak tua / gegep

 Meteran

b. Bahan

 Wiremesh M5

 Kawat bendrat

c. Langkah Kerja

Pemasangan wiremesh yang kami amati dilapangan menggunakan

besi wiremesh M5 sebanyak 1 lapis dan dipasang kromo, dengan tebal

plat lantai 10cm.

ZAINUDDIN 43
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Menghitung kebutuhan wiremesh lantai dak.

Diketahui :

Luas Lantai : 171 m2

Ukuran 1 rol wiremesh = 2,1 m x 54 m

Luas 1 rol wiremesh = 2,1 m x 54 m = 113,4 m2

Wiremesh yang digunakan 1 lapis, maka :

luas lantai
¿
luas1 rol wiremesh

171 m²
¿
113,4 m²

¿ 1,51 rol=2rol

 Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan

 Menghaparkan wiremesh sesuai dengan rencana kerja

 Memotong besi wiremesh dengan menggunakan gunting besi

dengan jarak selebar mal lantai dak. Dan memtong besi wiremesh

sebagai kromo.

 Kemudian memasang besi wiremesh lantai dan kromo. Lalu antara

besi wiremesh lantai dak dan besi kromo tersebut diikat dengan

menggunakan kawat bendrat, dan antara tulangan balok dan besi kromo

diikat.

ZAINUDDIN 44
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.1.3.3 ( Pemasangan Wiremesh)

4.1.3.4 Tahap pembersihan lokasi

ZAINUDDIN 45
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pada tahap ini pembersihan lokasi memengang peranan penting

yang menunjang mutu dari pada beton. Karena apabila lokasi pengecoran

masih terdapat sampah atau materail – material yang tidak berguna, maka

akan dapat mengurangi mutu beton yang dihasilkan. Oleh karena itu

sebelum melakukan pengecoran perlu dilakukan pembersihan lokasi

terlebih dahulu.

4.1.3.5 Pekerjaan Pengecoran Plat Lantai Dak

Untuk pekerjaan pengecoran plat lantai dak mutu beton yang

digunakan adalah K – 225. Dengan perbandingan campuran yang

digunakan yaitu 1 : 2 : 3 , dengan menggunakan molen.

a. Alat

 Mesin Molen

 Ruskam

 Sendok spesi

 Arcto

 Dolak

 Cangkul

 Mesin lift

 Sekop

b. Bahan

 Semen

 Pasir

ZAINUDDIN 46
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Kerikil 2/3

 Air

c. Langkah Kerja

 Sebelum melakukan pengecoran, terlebih dahulu membersihkan

sampah dan kotoran yang masih tedapat dilokasi yang akan di cor.

 Mengecek terlebih dahulu apakah mal/bekesting dilokasi yang

akan dilakukan pengecoran telah terpasang dengan kuat, kaku, dan

kokoh.

 Pengecoran dilkakukan menggunakan ready mix dengan bantuan

mesin ( molen ).

 Pada proses pengecoran lantai dak, menggunakan lift untuk

mengangkut adukan dari bawah keatas untuk memudahkan pekerjaan

sehingga menjadi lebih cepat selesai.

 Pengecoran dilakukan berurutan pada plat lantai dak bangunan

bagian belakang terlebih dahulu kemudian ke bagian tengah dan

selanjutnya ke bagian depan.

 Adukan beton dituangkan pada mal/bekesting lantai secara

bertahap. Kemudian diratakan oleh para pekerja dengan menggunakan

alat berupa sendok spesi maupun ruskam sambil di cek kedataran dan

ketebalan lantai rencana yaitu 10 cm. Selanjutnya beton dituangkan

kembali pada bagian mal/bekesting yang belum di cor

ZAINUDDIN 47
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.1.3.5 ( Proses Pengecoran Plat Lantai Atap Dak )

ZAINUDDIN 48
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Perhitungan Volume Pengecoran.

Diketahui :

Tebal Lantai 10 cm

Luas Lantai Dak total = 9,5 m x 18 m = 171 m2

Luas void = 2 x (4 m x 8 m) = 64 m2

Maka plat lantai bersih = 171 m2 - 64 m2 = 107 m2

Sehingga volume pengecoran plat lantai adalah :

V = (107 m2) x t = (107 m2) x 0.1 m = 10.7 m3

4.1.4 Pekerjaan Pagar

Pagar adalah struktur tegak yang dirancang untuk membatasi atau

mencegah gerakan melintasi batas yang dibuatnya. Pagar umumnya

dibedakan dengan dinding menurut kekokohan kontruksinya: suatu

dinding umumnya didefinisikan sebagai pembatas yang terbuat dari batu

bata atau beton, yang tidak hanya membatasi gerakan, melainkan juga

pandangan (walaupun definisi ini kadang saling tumpang tindih).

Macam-macam fungsi pagar rumah :

1. Sebagai pengaman rumah, jadi perlu dibuat tinggi dan dilengkapi

dengan gembok pengaman agar hanya pemegang kunci saja yang bisa

masuk.

2. Untuk memperindah tampilan eksterior bangunan.

ZAINUDDIN 49
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3. Pembatas kepemilikan tanah dengan tetangga atau fasilitas umum

seperti jalan, got, trotoar dan lainya

4.1.4.1 Pekerjaan Penulangan Pondasi dan Balok Sloof Pagar

a. Alat

 Meja Kerja

 Bending

 Gunting Pemotong Tulangan

 Meteran

b. Bahan

 Tulangan Pokok Ø 8 mm Besi Polos

 Tulangan Sengkang Ø 6 mm Besi Polos

 Kawat Bindrat

c. Jumlah Pekerja

Dalam mengerjakan Penulang Pondasi dan Balok Sloof Pagar

untuk membentuk Tulangan sengkang hanya menggunakan 1 ( satu )

orang tenaga kerja dan merangkai penulangan menggunakan tenga kerja

2 ( dua ) orang.

d. Langkah – langkah Pengerjaan

 Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

 Mengukur dan memotong tulangan pokok Ø 8 mm sesuai dengan

kebutuhan Pondasi dan Balok Sloof Pagar.

ZAINUDDIN 50
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Mengukur dan Memotong tulangan sengkang Ø 6 mm dengan

panjang sesuai dengan gambar kerja

 Merangakai tulangan sengkang ke tulangan pokok yang telah

dibuat menjadi satu rangkaian dengan jarak tulangan beugel 15 cm

 Memasang hasil Rangkaian tulangan pada bekesting.

ZAINUDDIN 51
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.1.4.1 (Pekerjaan Penulangan Pondasi Pagar)

perhitungan Analisa Panjang Tulangan Sengkang :

r = ( 1,25 – 1,75 ) x db

= 1,25 x 6 mm = 7,5 mm

a = 40 – 2(db + r)

= 40 - 2(6 + 7,5)

= 13 mm

b = 80 mm – 2(db + r)

= 80 – 2 (6 + 7,5 )

= 53 mm

c = 90°/360° x 2 π r

= ¼ x 2 π x 7,5 mm

= 11,78 mm

d = 135°/360° x 2 π r

= 3/8 x 2 π x 7,5 mm

= 17,67 mm

e = 6 db

= 6 x 6 = 36 mm

Panjang tulangan

= 2a + 2b + 2c + 3d + 2e

= 2(13) + 2(53) + 2(11,78) + 3(17,67) + 2(36)

= 280,57 mm ̴ 281 mm

ZAINUDDIN 52
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Perhitungan Analisa Panjang Tulangan Pokok :

Total panjang

= 2 m jumlah yang dibutuhkan 4 buah

= 2m x 4 buah = 8 m

4.1.4.2 Pekerjaan Bekasting Pondasi Pagar dan Balok Sloof Pagar

a. Alat

 Meja kerja

 Bending

 Pemotong besi

 Tang kakak tua/Gegep

 Meteran

 Cangkul

 Hamer pile

b. Bahan

 Besi Ø 8mm

 Besi Ø 6 mm

 Cerucuk

 Kayu papan

 Kawat bendrat

c. Jumlah Pekerja

ZAINUDDIN 53
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Dalam mengerjakan Pondasi Pagar dan Balok Sloof Pagar untuk

membentuk Tulangan sengkang hanya menggunakan 1 ( satu ) orang

tenaga kerja dan merangkai penulangan menggunakan tenga kerja 2 ( dua

) orang.

d. Langkah Kerja

 Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

 Pastikan penggalian untuk pondasi yang sloof pada lokasi sudah

sesuai dengan perencanaan.

 Masukkan cerucuk agar tanah padat dan tidak mengalami

penurunan pada saat pengecoran.

 Pasang tulangan pondasi ceker ayam untuk pondasi pada tempat

yang sudah di tentukan.

 Buat bekesting untuk peletakan balok sloof.

 Letakan tulangan balok pada bekesting yang sudak dibuat terlebih

dahulu.

 Ikat balok sloof dan pondasi, pastikan antara pondasi dan balok

sloof pagar lurus.

 Setelah semua siap, pondasi dan balok sloof pagar sudah bisa

dilakukan pengecoran.

ZAINUDDIN 54
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.1.4.2 (Bekesting pondasi dan balok sloof pagar)

ZAINUDDIN 55
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.1.4.3 Pekerjaan Pengecoran

a. Alat

 Sekop

 Dolak

 Molen

 Arco/gerobak

 Sendok spesi

 Ember

b. Bahan

 Semen

 Pasir

 Batu kerikil

 Air

c. Jumlah pekerja

Dalam mengerjakan pengecoran pagar untuk membuat adukan

hanya menggunakan 2 ( dua ) orang tenaga kerja dan melakukan

pengecoran pagar menggunakan tenga kerja 2 ( dua ) orang.

d. Langkah Kerja

 Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

 Membersihkan lokasi untuk di cor, dan memeriksa mal/bekesting

kuat dan kokoh sebelum melakukan pengecoran.

ZAINUDDIN 56
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Pada proses pengecoran pagar ini menggunakan mesin molen,

supaya pekerjaan pengecoran lebih cepat selesai.

 Pengecoran dilakukan berurutan pada pondasi pagar terlebih

dahulu kemudian ke bagian balok sloof dan kolom pagar..

 Adukan beton dituangkan pada mal/bekesting lantai secara

bertahap. Kemudian diratakan oleh para pekerja dengan menggunakan

alat berupa sendok spesi maupun ruskam sambil di cek kedataran dan

ketebalan lantai rencana yaitu 15 cm. Selanjutnya beton dituangkan

kembali pada bagian mal/bekesting yang belum di cor.

Gambar 4.1.4.3( Proses Pengecoran Sloof dan Pondasi Pagar )

ZAINUDDIN 57
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.1.4.4 Pekerjaan Dinding Pagar

a. Alat

 Sekop

 Sendok semen

 Arco / gerobak

 Benang / tali

 Ruskam

 Unting – unting

 Meteran

 Palu

 Siku

b. Bahan

 Batako ukuran 38 x 15 x 7 cm

 Semen

 Pasir halus

 Air

 Paku

c. Jumlah Pekerja

Jumlah pekerja yang dibutuhkan sebanyak 3 orang.

ZAINUDDIN 58
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

d. Langkah Kerja

 Menyiapkan alat dan bahan yang akan di pakai

 Membuat adukan dengan campuran dilapangan 1 pc : 3 Pcs dengan

cara manual.

 Menyiapkan batako kelokasi pemasangan dinding.

 Sebelum pemasangan batako terlebih dahulu memasang benang

antara kolom ke kolom setiap lapis batako tujuannya agar pemasangan

batako lurus dan rapi.

 Meletakkan spesi diatas sloof dengan ketebalan spesi 1- 2 cm.

 Memasang batako dengan cara terbalik (lubang pada batako

kebawah ) disusun diatas spesi kemudian batako harus rata dengan

benang selanjutnya batako di isi spesi dengan tebal 1 – 2 cm dan

seterusnya.

 Selanjutnya pemesangan batako di susun 6 susun batako tujuannya

untuk menghindari keruntuhan pada dinding batako karena batas

maksimal penyusunan batako setinggi 1m, sedangkan untuk panjang atau

lebar tidak ada batasannya.

 Kemudian dilanjutkan kembali besok harinya ±24 jam.

4.1.4.5 Pekerjaan Plesteran

a. Alat

 Sekop

 Gerobak/arco

ZAINUDDIN 59
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Sendok spesi

 Palu

 Ruskam

 Ember

b. Bahan

 Semen

 Pasir

 Paku

 Benang

 Air

c. Jumlah Pekerja

Dalam mengerjakan plesteran untuk membuat adukan seacara

manual hanya menggunakan 1 ( satu ) orang tenaga kerja dan melakukan

plestera dibutuhkan hanya Tenaga kerja 2 ( dua ) orang.

d. Langkah Kerja

 Menyiapkan alat dn bahan yang dibutuhkan

 Membuat mal untuk plesteran dengan memberi paku pada 4 titik

dinding dengan ukuran yang telah ditentukan untuk menentukan tebal

plesteran sesuai dengan rencana.

 Adukan plesteran dilakukan dengan cara manual dengan

perbandingan 1pc : 3pcs dalam sekali adukan.

 Plesteran dilakukan dengan cara dilempar untuk membuat tekstur

yang kasar.

ZAINUDDIN 60
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Cara ini berfungsi agar hasil plesteran kuat dan kokoh.

 Plesteran di ratakan dengan menggunakan sendok spesi atau

ruskam agar permukaan dinding menjadi rata.

Gambar 4.1.4.4 ( Pemasangan Batako pada Pagar)

ZAINUDDIN 61
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.1.4.5 ( Proses Plesteran Dinding Pagar )

ZAINUDDIN 62
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Setelah mengadakan pengamatan secara langsung dilapangan pada proyek

pembangunan rumah 2 lantai type 160 sebanyak 9 unit ini, dapat diambil beberapa

kesimpulan :

1. Penulis dapat mengetahui tentang proses – proses pekerjaan

pembangunan, dapat membedakan antara teori dan praktek.

2. Metode kerja tradisional dengan terampil yang berpengalaman dapat

membangun suatu bangunan.

3. Manajemen perusahaan dan manajemen proyek yang baik dalam

menjalankan pembangunan.

4. Bahwa dalam suatu proses pekerjaan darus mengikuti prosedur yang

telah diterapkan pada perusahaan dan gambar kerja menjadi hal yang

mutlak untuk dilakukan, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan

dalam pekerjaan.

5. Ada beberapa pekerjaan yang tidak sesuai dengan teori salah satunya

pada pembengkokkan begel.

ZAINUDDIN 63
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

5.2 SARAN

1. Untuk suatu pengerjaan dalam suatu pembangunan sebaiknya

diperhatikan bahan – bahan yang dipergunakan yang lebih baik untuk

pembangunan selanjutnya.

2. Cara kerja yang cepat dan rapi, haruslah diperlukan dalam

pembangunan yang sekarang maupun yang akan datang.

3. Memiliki tenaga kerja yang terampil, sangat membantu dalam

pembangunan.

4. Tidak hanya menggunakan sistem tradisional dalam pekerjaan,

sebainya ditambahkan sistem teknologi untuk mempelancar suatu

pembangunan.

5. Kedisiplinan dari pekerja dan tuang – tukang ahli dalam melaksanakan

pekerjaan harus benar – benar diterapkan.

6. Sisa – sisa dari bahan tulangan, sisa – sisa kawat dan kayu yang

terdapat paku sebaimya tidak diletakkan pada lokasi pekerjaan dan

kayu yang berpaku dari hasil pembongkaran bekisting sebaiknya

langsung dicabut agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan.

ZAINUDDIN 64
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Faraqi, U. Aditya Fito Pradana, 2014, Pelaksanaan Pembangunan

Perumahan Type 100 Perumahan Permata Usaha Jalan Karet, Kota pontianak

( Laporan Praktek Kerja Lapangan ) Politeknik Negeri Pontianak.

Asep Sopandi, Indra Gunawan, 2012, Pelaksanaan Pembangunan Perumahan

kurnia Sejahtera Type 100 Kubu Raya ( Laporan Praktek Kerja Lapangan )

Politeknik Negeri Pontianak.

Ateng Kasiman, 2012 “ Persyaratan KPR “ PT.Kurnia Papan Sejahtera, Pontianak

Sarifin. 2000 “ Analisa Sistem Perjanjian Jual Beli Perumahan “ Tarsito,

Bandung,

Sosrodarsono Suyono. 1986 “ Manajemen Proyek “ Ghalia Indonesia, Jakarta.

http://fisuharoh.wordpress.com/2008/08/23/dasar-teori-bangunan-rumah/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pontianak_Tenggara,_Pontianak

http://fatirataurus.blogspot.com/2011/02/membuat-sloof-beton-bertulang-

definisi.html

http://www.jasaarsitektur.com/Artikel-jasa-Arsitektur-Pentingnya-Fungsi-
dinding-dalam-jasa-Arsitektur.html

ZAINUDDIN 65
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

LAMPIRAN GAMBAR ALAT DAN BAHAN KERJA

a. ALAT

BAR BENDER EMBER ANTI PECAH

GEGEP/TANG KAWAT GERGAJI

GEROBAK ARCO PEMOTONG BESI

ZAINUDDIN 66
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

MESIN MOLEN METERAN

GUNTING BESI RUSKAM

SEKOP SENDOK SPESI

ZAINUDDIN 67
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

STAPLES DOLAK

UNTING - UNTING SELANG

WATERPASS

ZAINUDDIN 68
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

b. BAHAN

PASIR KERIKIL

PORTLAND CEMENT BESI ULIR Ø 16mm

ZAINUDDIN 69
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BESI Ø 10 mm BESI Ø 8 mm

BESI Ø 6 mm KAWAT BENDRAT

WIRE MESH KAYU CERUCUK

PAKU KAYU PAPAN KELAS III

ZAINUDDIN 70
3201507040
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 02
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DIII
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BATAKO 7 BENANG

ZAINUDDIN 71
3201507040

Anda mungkin juga menyukai