Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Proyek

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa adalah, menyelenggarakan

urusan pemerintahan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa, mempunyai

tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada kabupaten.

Berdasarkan kemampuan anggaran dan keterbatasan sumberdaya aparatur,

maka Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa diwilayah sekadau terdiri

atas :

A. KEPALA DINAS

B. SEKRETARIS

1 . SUB BAGIAN RENJA KEUANGAN dan ASET

2 . SUB BAGIAN UMUM dan APARATUR

C. BIDANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DESA

1 . SEKSI PENATAAN dan KERJASAMA DESA

2 . SEKSI KELEMBAGAAN dan APARATUR DESA

3 . SEKSI KEUANGAN dan PENGELOLAAN BARANG DESA

D. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

1 . SEKSI PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN,

LEMBAGA ADAT DAN MASYARAKAT HUKUM ADAT

2 . SEKSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN, dan EVALUASI

PERKEMBANGAN DESA

MUHAMMAD ARPIN 1
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3. SEKSI PENGEMBANGAN POTENSI DESA dan TEKNOLOGI

TEPAT GUNA

E. BIDANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

1 . SEKSI PEMBANGUNAN EKONOMI KAWASAN PERDESAAN

2 . SEKSI PEMBANGUNAN SARANA dan PRASARANA KAWASAN

PERDESAAN

3 . SEKSI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM KAWASAN

PERDESAAN.

F. UPTD

Tugas dan Fungsi

(1)    Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa mempunyai tugas melaksanakan

kewenangan di bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

(2)    Dalam melaksanakan tugas Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

mempunyai tugas, menyelenggarakan fungsi:

a.    Menyelenggarakan penataan pemerintahan desa dan memfasilitasi kerja

sama antar desa dalam 1 (satu) daerah;

b.    Memberdayakan lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang

pemberdayaan desa dan lembaga adat tingkat daerah kabupaten dan

pemberdayaan masyarakat hukum adat yang masyarakat pelakunya

hukum adat yang sama dalam daerah serta pemberdayaan lembaga

kemasyarakatan dan lembaga adat tingkat desa;

c.    Memberikan pedoman penyusunan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala

Desa serta pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;

MUHAMMAD ARPIN 2
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

d.    Melakukan pembinaan pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan

aset desa;

e.    Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pemerintah desa, badan

permusyawaratan desa, lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat; 

f.    Melakukan peningkatan kapasitas BUM Desa dan lembaga kerjasama

antar desa;

g.    Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam

penyelengaraan Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa,

lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat;

h.    Memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Kepala Desa

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

i.    Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan Bidang

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

1.2. Lokasi Proyek

Lokasi amatan yang saya sajikan dalam PKL -2 tentang (Perencanaan

dan Perancangan) yaitu di Jl Lintas Kalimantan Poros Tengah, Komplek

Pekantoran Kabupaten Sekadau.

Site berada pada area yang telah di arsir, dengan luasan 2.000 m² dengan

lebar 40 panjang 50.

MUHAMMAD ARPIN 3
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 1.1 site exsisting

(sumber: data proyek, 2018)

 Data Teknis Proyek

Data Teknis pada proyek Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Sekadau

1. Nama Proyek : Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

2. Lokasi Proyek : Sekadau

3. Luas Lahan : 2.000m²

4. Luas Bnagunan : 600 m²

5. Perencanaan Proyek : CV. Artech

6. Nilai perencanaan : Rp. 50.000.000

MUHAMMAD ARPIN 4
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

7. Waktu Pelaksanaan : 60 hari ( 2 bulan )

1.3. Batas Pengamatan

Pada praktek kerja lapangan ini, penulis diberikan beberapa pekerjaan

yang harus dikerjakan pada bangunan kantor dinas pemberdayaan masyarakat

dan desa. Adapun pekerjaan yang akan dipilih adalah menganalisa

perencanaan dengan tahapan PRA DESAIN yaitu :

a. Pengumpulan Data Exsisting

b. Analisa Tapak

c. Perencanaan Denah

d. Tampak

e. Dan hingga ke Bentuk Tiga Dimensi (3D)

1.4. Tujuan dan Sasaran

1.4.1. Tujuan

Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah:

1. Mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang proses

desain, disiplin kerja, dan dunia kerja dalam Praktek kerja

Lapangan II serta standar – standar yang harus dipahami dalam

dunia kerja.

2. Mendapatkan tambahan pengetahuan serta meningkatkan

wawasan berfikir dalam hal praktek perencanaan dan

perancangan Pembangunan kantor dinas pemberdayaan

masyarakat dan desa di sekadau.

MUHAMMAD ARPIN 5
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1.4.2. Sasaran

Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan II, penulis diharapkan

dapat ;

1. Memahami serta menjelaskan dalam proses perencanaan pada

industri konstruksi.

2. Menjelaskan serta memahami tentang pelaksanaan prinsip –

prinsip dan proses perencanaan dalam perancangan bangunan.

3. Memahami tentang penelusuran data perencanaan dan

perancangan bangunan gedung.

1.5. Metode pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah metode yang dilakukan untuk

menyusun laporan pada praktek kerja lapangan II yang baik dan benar harus

diperlakukan data – data yang dapat di pertanggung jawabkan dalam

pengamatan perencanaan dan perancangan yang berlokasi di Sekadau.

1.5.1. Metode Literatur

Metode ini merupakan suatu metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan mencari data-data baik dari buku panduan, internet

ataupun dari sumber-sumber lainnya dan dari gambar kerja yang

dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembahasan.

1.5.2. Metode Wawancara

Metode ini yaitu dengan cara melakukan wawancara dan

bertanya langsung dengan nara sumber yang merupakan ahli di

bidang desain atau arsitek yang lebih memahami prosedur

MUHAMMAD ARPIN 6
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

perencanaan pembangunan dan pembimbing di lapangan serta orang-

orang yang telah bersangkutan pada proyek ini, sehingga dapat

diperoleh sebagai pelengkap data-data yang telah diperoleh

dilapangan.

1.5.3 . Metode Observasi

Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara terlibat langsung dalam kegiatan

perencanaan dan perancangan pada Bangunan Kantor Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Pada metode ini, penulis

ingin mengamati secara langsung tahapan-tahapan yang akan

dikerjakan dengan data-data yang didapat dari observasi, akan

dijadikan acuan dan gambaran dalam pembuatan gambar kerja.

1.6. Sistematika Pembahasan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan ini

disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan

disesuaikan dengan tata cara penulisan laporan yang benar, adapun

sistematika penulisan laporan yang dipakai dalam Praktek Kerja Lapangan

II ( PKL II ) ini adalah :

 BAB I PENDAHULUAN

Bab I (satu) berisi pendahuluan yang membahas latar belakang

proyek yang diamati yaitu Bangunan Kantor Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa yang beralamat di Jl Lintas Kalimantan Poros

Tengah, Komplek Pekantoran Kabupaten Sekadau. Selain itu juga berisi

MUHAMMAD ARPIN 7
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

data teknis laporan yang didalamnya berisikan lokasi proyek, batasan

pengamatan, tujuan dan sasaran, metode pengumpulan data serta

sistematika pembahasan.

 BAB II PENGENALAN INSTITUSI PERENCANA & PROYEK

Bab II (dua) berisi tinjauan umum institusis perencana yaitu pada

CV.ARTECH, yang dimulai dari sejarah singkat institusi, organisasi

institusi perencana dan pelaksanaan disiplin kerja dan lain-lain. Kemudian

berisikan tinjauan umum proyek yang dimulai dari prosedur mendatakan

proyek, gambaran umum proyek, personil dan organisasi proyek, serta

jadwal pelaksanaan proyek.

 BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Bab III (tiga) berisi mengenai pembahasan tentang tinjauan pustaka

umum yang sesuai dengan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang

dilaksanakan yaitu bidang perencanaan dan Perancangan, tinjauan umum

pustaka pada proyek Pembangunan Kantor Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa.

 BAB IV PEKERJAAN PERENCANAAN PROYEK PADA

PEMBANGUNAN KANTOR DINAS PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DAN DESA

Bab IV (empat) berisi mengenai pembahasan tentang pekerjaan-

pekerjaan yang dilakukan selama masa Praktek Kerja Lapangan ( PKL )

yang dimulai dari tahapan pekerjaan keseluruhan, pekerjaan yang

MUHAMMAD ARPIN 8
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

dilakukan pada saat Praktek Kerja Lapangan, dan pekerjaan lainnya

selama Praktek Kerja Lapangan jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan.

 BAB V ANALISA PEKERJAAN PERENCANAAN PROYEK

PRADESAIN PADA PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL

Bab V (lima) membahas tentang analisa-analisa mengenai hasil-

hasil pengamatan sesuai dengan bidang Praktek Kerja Lapangan terhadap

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) atau TOR dan tinjauan pustaka, yang

berisikan analisa bahan, analisa alat, analisa tenaga kerja, analisa metode

kerja dalam proyek Pembangunan Kantor Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa di Kabupaten Sekadau

 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab VI (enam) membahas mengenai kesimpulan yang telah

didapatkan pada saat melakukan perbandingan antara teori dengan hasil

pengamatan di lapangan, dan kemudian memberikan saran tentang apa

yang menjadi kekurangan selama pelaksanaan pada Praktek Kerja

Lapangan II (PKL II) ini dilapangan.

MUHAMMAD ARPIN 9
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB II

PENGENALAN CV.ARTECH &PROYEK PEMBANGUNAN KANTOR

DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DI JL. LINTAS

KALIMANTAN POROS TENGAH, KOMPLEK PERKANTORAN

KABUPATEN SEKADAU.

2.1 Tinjauan Umum

CV. ARTECH adalah sebuah perusahaan perencanaan dan

pelaksanaan yang bergerak dibidang jasa pembangunan / konstruksi

bangunan perusahaan ini berlokasi di jalan H. Rasuna Said Gang. Mabang

3 No. 35-36 Kelurahan. Tanjung Hulu. Kecamatan Pontianak Timur.

2.1.1. Sejarah Singkat CV. ARTECH

CV. ARTECH yang berlokasi pertama kali dijalan H. Rasuna

Said Gang.Mabang 3 No. 35-36 Kelurahan. Tanjung Hulu.

Kecamatan Pontianak Timur. didirikan pada tanggal 21 September

2012, pada pukul 13.00 WIB ( Tiga belas) Waktu Indonesia Bagian

Barat. yang bergerak dibidang Perencanaan Umum, Pengawasan,

studi manajemen, desain interior, termasuk konsultan pertanian

perkebunan dan pengawasan pembangunan diantaranya : bangunan

gedung, jembatan, jalan, irigasi, tat ruang, tata kota, analisa dampak

lingkungan( AMDAL).

MUHAMMAD ARPIN 10
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.1.2. Organisasi CV. ARTECH


Nama dan Alamat Perusahaan.
Nama : CV. ARTECH
Alamat : di jalan H. Rasuna Said Gang. Mabang 3
No. 35-36 Kelurahan. Tanjung Hulu.
Kecamatan Pontianak Timur.
Hp : 08115738758
E-mail : cv.artech@gmail.com
Direktur : Rudy Sutrisna, S.Ds
Komanditer : Haji Ruldin, S.E
STRUKTUR ORGANISASI CV. ARTECH

KOMANDITER
HAJI RULDIN, S.E

ADMINISTRASI DIREKTUR PEMASARAN


FAJRIN LEO NINDRO RUDY SUTRISNA,S.Ds M. SUPRAYOGI

TENAGA AHLI 1 TENAGA AHLI 2


ISKANDAR, ST ERIK ADISAPUTRA,ST

SURVERIOR DRAFTER
BUDIMAN ERWIN HERMAWAN

Bagan 2.1 Struktur Organisasi CV. Artech

( sumber : CV. Artech, 2018)

MUHAMMAD ARPIN 11
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.1.3. Pelaksanaan Disiplin Kerja dan Lain – Lain

Disiplin adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok

orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi

keputusan yang telah ditetapkan.( Nurlita Witarsa, Dasar-Dasar

Produksi, Karunika, jakarta, 1988, hal. 102) menurut Sutopo

Yuwono.

Disiplin merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang

di tubuh para pekerja yang membuat mereka dapat mematuhi

keputusan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. (I.S.

Livine Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Terjemahan oleh

iral Soedjono, Cemerlang, Jakarta, 1980, hal 71) menurut Alfred R.

Lateiner dan I.S. Levine

Disiplin kerja yang di terapkan di CV ARTECH

1. Di perusahaan CV Artech hari kerja mulai dari senin sampai

jum’at, masuk kerja pada pukul 08.00 wib, kemudian istirahat

pada pukul 12.00 s/d 13.00 wib, dan selesai kerja pada pukul

16.00 wib.

2. Jika karyawan ada yang sakit, maka harus dilakukan

pemberitahuan kepada atasan maupun rekan kerja, melalui

telepon dan surat pemberitahuan.

3. Tugas yang diberikan kepada masing – masing karyawan harus

dikerjakan dengan tanggung jawab tinggi secara profesional dan

sesuai dengan target serta waktu yang telah diberikan.

MUHAMMAD ARPIN 12
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.2 Tinjauan Umum Proyek

2.2.1. Prosedur Mendapatkan proyek

Prosedur mendapatkan proyek yang dilakukan oleh CV. Artech

pada pembangunan kantor dinas pemberdayaan masyarakat dan desa

yang berlokasi di jalan Lintas Kalimantan Poros Tengah, Komplek

Pekantoran Kabupaten Sekadau.Didapatkan dengan proses

penunjukan langsung (PL).

2.2.2. Gambaran Umum Proyek

Gambaran umum pada proyek rumah tinggal di Ketapang adalah :

1. Nama Proyek : Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Dan Desa

2. Luas Bangunan : 600 m²

3. Lokasi Proyek : Jl Lintas Kalimantan Poros Tengah,

Komplek Pekantoran Kabupaten Sekadau

4. Pelaksanaan Proyek : CV. ARTECH

5. Luas lahan : 2.000; m²

6. Batas Lahan

 Utara : Dinas Kehutanan

 Timur : Hutan

 Selatan : Hutan

 Barat : Hutan

MUHAMMAD ARPIN 13
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.2.3. Personil dan Organisasi Proyek

Personil yang terlibat dalam proyek ini adalah Kepala Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa selaku owner dalam pekerjaan

perencanaan dan perancangan Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa Kabupaten Sekadau ini dan CV.Artech sebagai konsultan

perencana. Berikut adalah organisasi proyek Kantor Desa Mungguk

Kabupaten sekadau :

KEPALA DINAS
BAYU DWI HARSONO

CV.ARTECH

LEADER
RUDY SUTRISNA, S.Ds

SURVERIOR DRAFTER
BUDIMAN ERWIN HERMAWAN
Bagan
2.2 Struktur Organisasi Proyek Kantor Dinas Pemberdayaan
Maasyarakat dan Desa, Kabupaten Sekadau.
( sumber : CV. Artech, 2018)

MUHAMMAD ARPIN 14
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.2.4. Lingkup Keseluruhan Proyek

Dalam pekerjaan perencanaan dan perancancangan Kantor

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Sekadau ini

memiliki proses, yaitu proses penunjukan langsung (PL) oleh pihak

dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Proses selanjutnya

dilakukan antara pihak dinas dan CV.Artech yang melakukan

konsultasi secara berkala. Konsultasi ini membahas tentang

Pendataan, Survey, Gambar Pradesain.

a. Proses Penunjukan Langsung

Proses ini dilakukan oleh pihak dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa yang menunjuk langsung CV.Artech untuk

mengerjakan pekerjaan perencanaan Kantor Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa, Kabupaten Sekadau.

b. Survey dan Pendataan

Proses pendataan yang dilakukan CV.Artech dengan

cara meminta langsung data-data yang diperlukan dalam proyek

perencanaan Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

dengan pihak dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Data

yang diminta oleh CV.Artech kepada pihak dinas berupa lokasi,

data luasan bangunan yang akan dibangun, estimasi anggaran.

MUHAMMAD ARPIN 15
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

c. Survey

Proses Survey yang dilakukan CV.Artech untuk

mendapatkan data luasan yang akurat. Data-data yang

dikumpulkan CV.Artech berupa ukuran lokasi, dan eksisting.

f. Perencanaan dan Rancangan

Proses perencanaan dan rancangan ini dilakukan

langsung oleh arsitek leader dengan cara mengumpulkan data-

data yang telah didapatkan pada proses pendataan dan survey.

Arsitek leader membuat susunan-susunan yang harus

dikerjakan sesuai dengan data yang sudah dikumpulkan pada

proyek perencanaan Kantor Desa Mungguk.

g. Pradesain

Pada proses Pradesain ini Arsitek leader membuat

konsep-konsep sebuah rancangan, serta beberapa referensi-

referensi untuk mengerjakan proyek perencanaan Kantor Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Kabupaten Sekadau.

Setelah itu arsitek leader mengarahkan kepada drafter untuk

menggambarkan konsep-konsep yang sudah dibuat. Drafter dan

arsitek leader berdiskusi dan saling memberikan pendapat

tentang desain. Setelah berdiskusi panjang drafter menuangkan

ide-ide tersebut kedalam bentuk gambar denah dan 3D.

MUHAMMAD ARPIN 16
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.2.5. Jadwal Pelaksanaan Proyek

Jadwal pelaksanaan Proyek perencanaan Kantor Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kabupaten Sekadau :

Tabel 2.2 Jadwal Proyek Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan


Desa Kabupaten Sekadau
(sumber :CV.Artech, 2018)

MUHAMMAD ARPIN 17
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Tahapan di Dalam Perancangan

Perancangan adalah usulan yang mengubah sesuatu yang ada menjadi

suatu hal jauh lebih dari sebelumnya. Perancangan merupakan cara atau proses

untuk mematangkan tujuan akhir dari sebuah permasalahan. Dalam perancangan

terdapat dua bagian pemprosesan yaitu keadaan mula, suatu metode atau proses

transformasi, dan suatu proses transformasi, dan suatu keadaan masa depan yang

dibayangkan. Bagian tersebut yang akan dilalui dalam perencanaan secara umum.

Fungsi-fungsi tersebut adalah komponen dalam merancang arsitektur,

mengidentifikasi masalah-masalah, mengidentifikasi metode atau cara untuk

memecahkan permasalahan, dan mengeksekusi pemecahan tersebut. Dengan

permainan kata yang sederhana dan praktis, fungsi digunakan dalam pemograman,

membuat rancangan bangunan, dan menjalankan rencana.

Dalam buku pengantar Arsitektur, McGinty dan Tim (1979),

mengemukakan Perancangan, dalam konteks arsitektur adalah semata-mata usulan

pokok yang mengubah sesuatu yang ada menjadi sesuatu lebih baik. Perancangan

dapat dianggap sebagai suatu proses tiga bagian yang terdiri dari keadaan mula,

suatu metode atau proses transformasi, dan suatu keadaan masa depan yang

dibayangkan. Komponen-komponen ini juga menetapkan fungsi-fungsi perancang

arsitektur mengidentifikasi masalah-masalah, mengidentifikasi metode-metode

untuk mencapai pemecahan, dan melaksanakan pemecahan ini. Dengan kata-kata

MUHAMMAD ARPIN 18
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

yang lebih praktis, fungsi-fungsi ini adalah melakukan pemrograman, membuat

rancangan bangunan, dan melaksanakan rencana.

Perancangan dalam konteks arsitektur adalah semata-mata usulan pokok

yang merubah suatu ada menjadi sesuau yang lebih baik.

Dalam tahapan perencanan sang arsitek diharuskan mengetahui tahapan

dalam perencanaan tersebut. Perencanaan yang benar akan menghasilkan cara

pandang dan usulan yang benar pula. Tinjauan pustaka umum terdiri dari :

tinjauan penduduk, klimatologi, peraturan pembangunan, social budaya, ekonomi,

pendidikan, dan dilengkapi tinjauan khusus, misalnya : tinjauan fungsi, penekanan

desain, dan lain-lain (disesuaikan dengan judul/tema yang diambil sehingga

mengeluarkan produk yang baik. Berikut adalah proses perancangan menurut ilmu

Arsitektur.

Tabel 3.1 : Tahapan Perancangan dalam Arsitektur

MUHAMMAD ARPIN 19
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(sumber: pengantar Aristektur, snyder, Attoe. W, Erlangga)

Rancangan arsitektur meliputi tahap-tahap pemrograman, perencanaan dan

rancangan. Pemrograman terutama berkaitan dengan pengumpulan dan

pengaturan informasi yang diperlukan untuk rancangan bangunan.

3.1.1 Tahap Awal

Tahap ini adalah proses konsultasi awal antara sang arsitek dengan klien,

dimana klien akan memberikan informasi-informasi penting mengenai project

yang akan dibuat.

Yakni meliputi masalah-masalah atau kebutuhan yang diinginkan oleh klien,

informasi penting seperti, lokasi tapak, kondisi lingkungan disekitar tapak,

ataupun konsultasi mengenai pemilihan tapak yang baik jika klien belum

mendapatkan tapak yang diinginkannya.

Dan persyaratan-persyaratan bangunan mengenai project yang akan

dibangun. Dalam hal ini sang arsitek dapat bekerja dengan profesionalitasnya dan

sang klien juga akan mendapatkan yang diinginkanya, dengan sebuah komunikasi

yang baik diantara keduanya.

3.1.2 Pemrograman

Menurut Jhon. W. Wade (1979), dalam bukunya Pengantar arsitektur.

Pekerjaan pada atsitek dapat dibagi ke dalam bidang-bidang yang sangat berbeda.

Dalam bagian pertama pekerjaan merka, yang disebut pemrograman

(programming), para arsitek menetapkan hal-hal yang menjadi perhatian klien,

MUHAMMAD ARPIN 20
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

yang meminta mereka merancang suatu bangunan dana pa sesungguhnya yang

diperlukan sang klien.

DalamPemrograman (programming) adalah suatu proses yang

terorganisasikan dan didasarkan pada tat acara yang baku dan dapat dipergunakan

pada proyek-proyek besar dan kecil, tipe bangunan yang sederhana dan rumit dan

dengan klien tunggal atau banyak. Penyusunan program berguna pada proyek-

proyek yang besar, rumit dan tidak terbiasa bagi kelompok-kelompok klien besar,

penyusunan program tidak sekedar megajukan pertanyaan-pertanyaan, melainkan

pemrosesan data mentah menjadi informasi yang berguna dan merangsang klien

untuk membuat keputusan-keputusan.

Sedangkan didalam teori perancangan arsitektur, Pemrograman adalah suatu

proses menuju kepada pernyataan masalah Arsitektur dan kebutuhan-kebutuhan

yang harus dipenuhi dalam mengusulkan Pemecahan Masalah. Yakni tujuan

utama suatu perencanaan adalah untuk menjernihkan, memahami, dan

menyatakan suatu masalah. Terdapat 5 langkah dalam penyusunan suatu

perencanaan/pemograman sebagai berikut :

 Menetapkan GOAL (tujuan)

 Mengumpulkan data dan menganalisis fakta

 Menggali dan menguji konsep

 Menetapkan kebutuhan-kebutuhan

 Menyatakan masalah

MUHAMMAD ARPIN 21
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3.1.2.1 Goal (tujuan)

GOAL adalah tujuan akhir suatu usaha/proses diarahkan. Goal hanya dapat

dicapai melalui suatu usaha yang terus menerus tanpa henti serta terarah. Goal

suatu proyek menunjukan apa yang ingin dicapai klien dan mengapa klien

menginginkannya.

Namun Goal sebelum ditetapkan, harus diuji itergritasnya terutama terhadap

manfaatnya serta hubungan langsungnya dengan masalah desain arsitektur. Untuk

mengujinya, dibutuhkan pemahaman akan keterkaitan antara goal dan konsep

Bila goal menunjukan apa yang ingin dicapai klien, maka konsep adalah

menunjukan bagaimana klien mencapai goalnya tadi. Bila goal adalah tujuan

akhir, konsep adalah alat untuk menuju tujuan akhir tersebut. Hubungan antara

goal dan konsep adalah hubungan kesesuaian. Pengujian integritas goal

tergantung atas kesesuaian antara goal dan konsepnya.

Goal dapat diturunkan dari suatu nilai-nilai, keyakinan dan isu-isu yang

ditetapkan bersama klien. Nilai adalah sesuatu yang secara alamiah memiliki

makna sesuai dengan apa yang diinginkan. Nilai juga dapat berarti arah tujuan

sasaran yang berlaku sebagai landasan motivasi atau motivasi penggerak utama.

Isu adalah pokok yang diperdebatkan atau dibicarakan. Keyakinan adalah

penerimaan batin atas kebenaran sesuatu yang diusulkan tanpa atau dengan bukti

kepastiannya.

MUHAMMAD ARPIN 22
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3.1.2.2 Fakta

Fakta adalah informasi yang disajikan yang memiliki aspek realitas obyektif

(kebenaran) Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh dari suatu

penyelidikan, pengamatan (observasi) dan studi literal.

Fakta digunakan untuk menggambarkan kondisi yang ada, menyangkut

pelaku, site, waktu, biaya dan sebagainya. Fakta dapat menjadi terlalu banyak

untuk dapat diperoleh kesimpulan yang pasti, oleh Karena itu penting untuk

diketahui akan fakta-fakta yang dianggap perlu dan fakta-fakta yang dapat

diabaikan. Cara paling sederhana untuk proses pengumpulan fakta adalah carilah

fakta-fakta yang berhubungan langsung dengan Goal dan Konsep.

Dalam proses pengumpulan fakta, seorang programmer harus dapat bersikap :

 Objektif bukan subjektif

 Realistis bukan optimis atau pesimis

 Memisahkan fakta dengan fantasi

 Dapat memutuskan apa yang benar atau apa yang dianggap benar.

Kebenaran adalah kesesuaian dengan pengarahan, fakta, kenyataan atau

logika.

 Dapat memisahkan fakta yang telah macam dengan fakta yang hanya

berupa pendapat orang lain.

Setelah fakta-fakta ditemukan maka ia dapat menjadi data bagi proses

analisis fakta. Data adalah material yang digunakan sebagai landasan

untuk penalaran diskusi dan pengambilan keputusan. Namun harus diingat

MUHAMMAD ARPIN 23
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

bahwa programming harus lebih dari sekedar hanya menemukan fakta-

fakta, namun juga menganalisa fakt-fakta tersebut.

3.1.2.3 Konsep

konsep dapat dimaknai sebagai bagaiman klien mencapai goal yang telah

ditetapkan diatas. Konsep adalah sesuatu yang terbayang dalam bathin

seperti ide atau pendapat. Terdapat dua kategori konsep yaitu :

1. Konsep Programmatik

Konsep Programmatik adalah konsep yang berhubungan dengan

ide-ide pemecahan fungsional dan organisasional bagi masalah-

masalah perilaku klien. Ciri konsep programmatik adalah abstrak

dan general (umu)

2. Konsep desain adalah konsep yang berhubungan dengan ide-ide

pemecahan fisik bagi masalah-masalah arsitektural klien. Ciri

konsep desain adalah nyata dan spesifik (khusus)

3. Bila goal adalah tujuan akhir, konsep programmatis adalah cara,

sementara konsep desain adalah tanggapan fisik terhadapnya

terhadap premis (dugaan-dugaan) desain terhadap pernyataan

masalah. Dalam proses pemrograman, konsep yang diuraikan

adalah konsep programmatik. Semestara dalam proses desain,

konsep yang diuraikan adalah konsep perancangan/desain.

4. Dalam pemrograman, konsep programmatik diuraikan dengan

melihat 4 pertimbangan (yang akan dibahas lebih lanjut pada sesi

MUHAMMAD ARPIN 24
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

selanjutnya) yaitu fungsi, bentuk, ekonomi, dan waktu. Berikut

ini diberikan table indeks akan cakupan konsep programmatik

terhadap 4 pertimbangan diatas. Jadi dalam hal tersebut perlu

kita ketahui perbedaan antara programmer dan desainer.

5. Pemrograman dapat pula dikatakan sebagai suatu proses

pencarian masalah (problem seeking) sementara

desain/perancangan adalah proses pemecahan masalah (problem

solving)

6. Programmer menguraikan (Analisa) suatu masalah desain untuk

diidentifikasi serta dikelompokan atas suatu keriteria. Sementara

desainer menggabungkan (sintesa) bagian-bagian dari suatu

masalah desain untuk kemudianmembentuk sebuah pemecahan

desain yang bertalian.

Karakteristik programmer :

a. Objektif

b. Analisis

c. Terbiasa dengan ide-ide abstrak

d. Sanggup menilai informasi dan mengidentifikasikan serta

membedakan fakta-fakta penting dan fakta-fakta yang tidak

penting

Sementara karakteristik desainer :

a. Subjektif

b. Intuitif

MUHAMMAD ARPIN 25
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

c. Mudah menangkap konsep-konsep fisik

Jadi programming atau sebagai langkah terakhir dari proses

pencarian masalah adalah pernyataan masalah sementara

pernyataan masalah sendiri adalah langkah pertama dalam

memecahkan masalah (desain). Sehingga dengan demikian

proses pemrograman (Analisa) dan desain (sintesa) sebaiknya

tidak dilakukan secara bersamaan, namun setahap demi setahap

MUHAMMAD ARPIN 26
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3.1.2.4 Kebutuhan – Kebutuhan

Kebutuhan/keperluan adalah sesuatu yang diperlukan, sesuatu atau

kualitas yang memiliki kepentingan untuk dipenuhi. Dalam tahap ini,

harus dapat dibedakan antara kebutuhan dan keinginan

Tidak seluruh keinginan harus dipenuhi, namu upayakan

memenuhi seluruh kebutuhan klien. Untuk itu hendaknya didalam

menetapkan suatu kebutuhan, arsitek dank lien harus bekerja sama dalam

menetapkan kriteria kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan terhadap

aspek fungsi, bentuk, biaya, dan waktu.

Terdapat 3 macam kebutuhan :

1. Kebutuhan perilaku

Kebutuhan yang tumbuh dari keperluan-keperluan unik pengguna

dalam hal fisik, social dan psikologis yang harus disediakan. Hal

ini mencakup kualitas ruang kecukupan ruang dan organisasi

ruang.

2. Kebutuhan fungsional

Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan-kebutuhan yang

berhubungan dengan bagaimana orang-orang menggunakan proyek

itu dengan nyaman, efisien dan efektif. Hal ini mencakup kualitas

ruang, kecukupan ruang dan organisasi ruang.

MUHAMMAD ARPIN 27
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3. Kebutuhan manusiawi

Kebutuhan manusiawi adalah kebutuhan yang tumbuh dari

keperluan yang umum dalam hal lingkungan fisik, social dan

psikologis. Yang tergolong dalam kebutuhan manusiawi adalah

kebutuhan akan perlingdungan diri, kenyamanan fisik, aktualisasi

diri dan kehidupan social.

pada penataan urutannya tidak harus selamanya mengikuti urutan yang

teratur seperti diatas, namun langkah ke -5 umumnya menjadi langkah terakhir

dalam setiap penyusunan pemrograman. Dan ketiga langkah pertama merupakan

proses pencarian data atau informasi berhubungan langsung, sedangkan langkah

ke 4 merupakan pengujian kelayakan (feasibility). Langkah terakhir yakni ke -5

adalah kesimpulan hasil yang telah didapat dari proses-proses sebelumnya.

Ke -5 langkah tersebut senantiasa mempertimbangkan 4 hal;

1. Fungsi

2. Bentuk

3. Ekonomi

4. Waktu

Berikut adalah keempat pertimbangan tersebut berdasarkan masing-masing

kategorinya :

MUHAMMAD ARPIN 28
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

No PERTIMBANGAN KATEGORI

1. FUNGSI 1. Orang/pelaku

2. Aktifitas

3. Keterkaitan/hubungan

2. BENTUK 1. Tapak

2. Lingkungan sekitar

3. Kualitas

3. EKONOMI 1. Anggaran awal

2. Biaya operasional

3. Biaya perawatan

4. WAKTU 1. Masa lalu

2. Saat ini

3. Masa depan

Tabel 3.5 : tabel cakupan pertimbangan

(Sumber : Pengantar Arsitektur.R.Puspito Harimurti)

MUHAMMAD ARPIN 29
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3.1.3 Planning dan Designing

Planning adalah sebuah proses pengajuan usulan-usulan yang dapat

menyelesaikan permasalahan arsitektur, yakni sebuah proses analisis

menuju sintetis, dana tau sebuah proses pengajuan usulan-usulan

perancangan yang masih bersifat 2 dimensional.

Designing adalah sebuah proses penetapan rancangan berdasarkan

planning yang dilakukan sebelumnya, jadi seorang programmer akan

banyak berbicara secara analitis dan seorang desainer akan berbicara

dalam konteks sintetis, namun penerapan ke programer yang telah mencari

permasalahan akan membawa konteks permasalah ke desainer.

Planning dan designing dalam arsitektur dilakukan dengan

mempertimbangkan 4 hal, yakni ;

 TAPAK, menyangkut sirkulasi akan aksesibilitas dalam dan keluar

tapak, iklim makro dan mikro, lingkungan fisik disekitar tapak dsb.

 REGULASI-REGULASI, menyangkut aturan-aturan yang

dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan daerah yang berkenaan

dengan pembangunan gedung/kawasan.

 PROGRAM RUANG, menyangkut kebutuhan dan besaran ruang

yang dirumuskan berdasar keinginan klien.

 BUILDING TYPE, menyangkut seluruh standar-standar

perencanaan gedung yang telah dilakukan penggunaannya.

MUHAMMAD ARPIN 30
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Aksesbilitas
TAPAK Iklim
Lingkungan fisik
Orientasi
dll

REGULASI-REGULASI PLANNIN & DESIGNING BUILDING TYPE

Peraturan rumah tinggal Standar kebutuhan dan


SNI ruang besaran ruang
Standar kenyaman fisik
Standar struktur
bangunan
dll
PROGRAM RUANG

Kebutuhan ruang
Organisasi ruang

Bagan 3.6 : Lingkup Planning dan Designing

(Sumber : Pengantar Arsitektur.R.Puspito Harimurti)

Pernyataan permasalahan arsitektur adalah suatu pernyataan akan kondisi-

kondisi kritis dan premis-premis (dugaan), desian yang akan menjadi titik tolak

desain skematis.

Karena rumusan masalah didasarkan atas 4 (fungsi, bentuk, ekonomi dan

waktu) pertimbangan, maka penyelesaian masalah (designing) pun hendaknya

didasarkan atas 4 pertimbangan serupa.

MUHAMMAD ARPIN 31
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Perancangan menurut William Pena (1981) adalah suatu proses serta tidak

selalu mudah dan lancer. Proses tersebut dimulai dari gagasan sampai

terwujudnya gagasan menjadi tujuan awal. Dari sebuah titik awal (biasanya

berupa loncatan ide), proses perancangan bergerak menuju perumusan ide (di

masa depan) yang berupa desain.

Merancang menurut Pena (1977) adalah suatu kegiatan mengenali

kemudian menyusun/merakit unsur sehingga terbentuk pertalian unsur yang

bermakna. Ketika banyak informasi yang muncul secara acak maka dalam proses

merancang, informasi-informasi tersebut dikenali, kemudian disusun berdasarkan

urutan tertentu yang diinginkan sehingga dapat bermakna.

3.1.4 Tahap Akhir (Output)

Tahapan ini merupakan proses akhir dari suatu PERANCANGAN dalam

arsitektur. Dan merupakan proses perwujudan berdasarkan ketiga tahapan

sebelumnya. Jadi setelah dilakukannya Programming kemudian Planning dan

Designing yang bertujuan mencari masalah dan kemudian memecahkan masalah,

output disini adalah proses penggambaran, yakni berupa Gambar kerja 2D,

gambar arsitektur, dan Gambar 3D bangunan. Dalam proses ini semua yang

berhubungan dengan masalah atau keluhan-keluhan klien telah mendapatkan

solusi yang baik. Bisa dibilang dalam tahapan ini adalah tugasnya seorang Drafter

untuk menggambar semua yang dibutuhkan untuk keperluan perancangan.

Menggambar merupakan salah satu cara komunikasi antara seseorang dengan

yang lainnya. Hal ini dapat dipahami karena dengan melihat suatu gambar maka

MUHAMMAD ARPIN 32
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

seseorang akan dapat mengerti arti gambar itu, atau mengerti maksud si pembuat

gambar sehingga terjadi komunikasi antara si penggambar dengan orang yang

melihat gambar tersebut. Namun, arti suatu gambar bagi seseorang dapat berbeda

dengan yang lainnya (tidak eksak). Contohnya sebuah gambar pemandangan.

Orang yang melihatnya tidak bisa menentukan secara pasti eksak, misalnya

tingginya berapa meter, lebarnya, jauhnya, lebar jalan, dan lain-lain tidak dengan

ukuran eksak.

MUHAMMAD ARPIN 33
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3.2 Tinjauan Proyek Rumah tinggal

3.2.1 Pengertian Rumah

Secara umum, dapat diartikan sebagai tempat untuk berlindung atau

bernaung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya (Hujan, Matahari, dll ) Serta

merupakan tempat beristirahat setelah bertugas untuk memenuhi kebutuhan

sehari- hari. Namun, pengertian rumah juga dapat ditinjau lebih jauh secara fisik

dan psikologis.

1. Secara Fisik

Dari segi fisik rumah berarti suatu bangunan tempat kembali dari

berpergian, bekerja, tempat tidur dan beristirahat memulihkan kondisi fisik

dan mental yang letih dari melaksanakan tugas sehari-hari.

2. SecaraPsikologis

Ditinjau dari segi psikologis rumah berarti suatu tempat untuk tinggal

dan untuk melakukan hal-hal tersebut di atas, yang tentram, damai,

menyenangkan bagi penghuninya. rumah dalam pengertian psikologis ini

lebih mengutamakan situasi dan suasana daripada kondisi dan keadaan fisik

rumah itu sendiri.

Rumah bagi sebagian dari kita masih menganggap sebagai suatu

kebutuhan papan namun semakin kompleksnya masyarakat dan

MUHAMMAD ARPIN 34
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

berkembangnya peradaban manusia. Kini rumah tinggal bukan hanya sebatas

itu saja numun juga merupakan indikator bagi setiap individu yang

menunjukan penegasan status sosial dari sebuah kemapanan. Sebelum kita

memutuskan untuk membeli atau membangun sebuah tempat tinggal maka

kita perlu memahami lebih dalam lagi apa definisi dan fungsinya, terlepas

dari apa tujuannya apakah akan digunakan sebagai tempat tinggal atau

investasi.

3.2.2 Pengertian Rumah Mediterania

Gaya arsitektur utuh dengan unsur-unsur pembentuk yang

berdesain tertentu. Ketika kita mendengar gaya mediterania, maka akan

teringat tentang bangunan dengan gaya berciri khas lengkung, dan

berpilar.

Gaya ini hangat karena kebanyakan warna yang digunakan adalah warna

pastel, terakota, serta kuning. Selain itu, warna-warna yang juga menjadi

khas desain mediterania adalah putih,coklat,krem ,dan abu-abu.

Desain fasade Rumah Tinggal imi menggunakan gaya mediterania

dengan mengaplikasikan paduan warna terakota, putih, merah ke oren”an

dan  abu”. Kombinasi warna-warna tersebut akan memunculkan kesan

senada dan nyaman. Rumah pun tampil dengan nuansa yang enak

MUHAMMAD ARPIN 35
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

dipandang. Anda bisa memilih warna abu” sebagai warna inti yang

mendominasi fasade rumah mediterania tersebut.

MUHAMMAD ARPIN 36
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Aplikasikan paduan warna abu pada seluruh sisi dinding fasade

untuk menciptakan kesan lembut dan memberi sentuhan ketenangan bagi

siapa saja yang melihat rumah. Abu akan tampak dinamis saat dipadu

dengan warna putih  jendela, pintu, lis profil dan  pada kusen-kusen,.

Sedangkan, untuk warna terakota sebaiknya Anda terapkan pada bagian

atap. Supaya memberikan kesan mediterania terasa kental.

3.2.3 Elemen-Elemen Pembentuk Gaya Arsitektur Mediterania

 Atap

Bangunan yang berarsitektur Mediterania menggunalan atap

miring.

Bentuk atap yang biasa digunakan adalah type atap pelana,

meskipun disana-sini ditemukan bentuk atap perisai. Dan

kebanyakan bangunan mediterania menggunakan tritisan yang

dalam (deep eaves). Genteng yang menutup bagian atas listplank

masih menyisakan listplank dibagian bawahnya.

 Jendela

Jendela-jendela biasanya berukuran relatif kecil dan berbentuk

persegi panjang. Tak Jarang bagian atas berbentuk lengkungan.

Jendela biasanya dilengkapi dengan kayu atau besi tempa.

MUHAMMAD ARPIN 37
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Dinding

Bahan dinding yang menjadi ciri khas Mediterania adalah tanah

liat yang dibakar, yang tiap kali disegarkan kembali dengan

dicampur cat kapur. Di Amerika dinding batubata yang dibakar

adalah bahan bangunan pilihan dan penggunaan batu alam lebih

banyak dipakai (Mexico, Texas California).

Penggunaan bahan-bahan alam diselesaikan tanpa finishing. Jika

dinding tersebut diselesaika plesteran dibuat tidak rata sehingga

menimbulkan karakter tekstur kasar. Tekstur dinding yang berat

hadir dengan adanya konstruksi dinding tebal.

Awalnya bangunan bergaya arsitektur Mediterania,

memiliki citra sederhana dan polos . Ada yang menyebut gaya

arsitektur asal Spanyol ini berwajah bleak and blare, kemudian

terpengaruh warna-warna cerah Karibia. Kesan hangat bahkan

panas akhirnya dihadirkan pula pada dinding bangunan dengan

gaya arsitektur Mediterania ini. Permainan warna menghadirkan

perbedaan pada rumah kalangan atas (yang cenderung memilih

warna-warna pastel) dan kalangan bawah (yang lebih berani

memadukan komposisi warna).

MUHAMMAD ARPIN 38
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

 Pintu Masuk Utama

pintu masuk utama (doorway) memiliki bentukan terutama karena

pengaruh-pengaruh Bizantium, Spanish Gotthic dan bentuk pintu

masuk yang paling sering digunakan adalah bentuk Spanish

Renaissance. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa pintu

masuk utama berbentuk persegi empat biasa dengan angin-angin

berbentuk semi-sirkular atau persegi empat. Pertemuan natar

dinding dengan kusen, atau bagian akhir dari dinding yang bertemu

dengan kusen, merupakan penebalan dari dinding sekeliling

batasara dinding dengan kusen. Bentuk penebalan ini seperti

sebuah bingkai pada lukisan. Bingkai atau frame pada lubang pintu

ini tidak hanya pada pintu masuk utama saja, tetapi berlaku untuk

semua pintu dan bahkan jendela.

 Balkon

Balkon tipe continous biasanya ditemukan pada bagian patios atau

courts, balkon ini biasanya digunakan untuk koridor terbuka yang

menghubungkan dua sayap bangunan.

ewakili dan ruangan pun akan tetap memberi rasa nyaman.

MUHAMMAD ARPIN 39
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3.2.4 Pengertian Rumah Tinggal Sederhana/ Tak Bertingkat

Rumah tinggal sederhana adalah tempat tinggal berlantai satu

untuk berlindung dan bernaung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya

yang secara fisik tidak mengandung unsur-unsur kemewahan, namun

tidak juga mengenyampingkan keindahan atau estetika.

Fungsi Rumah Tinggal

 Untuk melindungi manusia dari pengaruh sekitar ( Alam )

 Sebagai tempat beristirahat/ tidur setelah beraktifitas

 Sebagai wadah untuk aktifitas-aktifitas harian manusia. seperti: mandi,

makan, masak, dll.

MUHAMMAD ARPIN 40
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Syarat Rumah Tinggal

1. Aksebilitas

 Kebutuhan transportasi terpenuhi dengan mudah dan murah.

 Jarak tempat ke fasilitas umum mudah dan cepat

 Jalan menuju lokasi kualitasnya cukup baik, aman, dan nyaman

hendaknya lancar.

2. Lingkungan

 Kesehatan lingkungan terpenuhi. misalnya : Jauh dari polusi

( Pabrik maupun kendaraan umum )

 Penataan lingkungan cukup asri dan alami

 Cukup ruang terbuka. misalnya : taman atau komunitas

 prasarana dan sarana memadai. misalnya : jalan lingkungan,

tempat-tempat ibadah, olahraga, taman, sekolah dll.

3. Secara fisik rumah itu sendiri harus

 Sesuai dengan organisasi keluarga

 Sehat

 Nyaman

 Aman

MUHAMMAD ARPIN 41
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB IV

PEKERJAAN PERANCANGAN DAN PERENCANAAN RUMAH

TINGGAL

4.1 Tahap Pekerjaan Keseluruhan

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada perancangan Rumah Tinggal,

melalui progress yang telah dibuat oleh perencana proyek. Tahapan-tahapan

tersebut meliputi tahapan-tahapan survey dan pendataan, tahapan pra desain,

konsultasi desain, tahapan perancangan, tahapan pembuatan gambar kerja, serta

tahapan perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) dan pembuatan RKS.

Kemudian dilakukan tahap percetakan dan persiapan dokumen.

Berikut adalah penjelasan dari tahapan-tahapan tersebut :

4.1.1 Tahapan Survey dan Pendataan

Tahapan pertama yang dilakukan pihak konsultan CV. Jatayu Estetika

adalah melakukan survey dan pendataan untuk mengetahui eksisting yang ada,

sehingga bangunan Rumah Tinggal ini dapat dimaksimalkan dalam

perencanaannya. Keadaan tapak yang nantinya menjadi lokasi pembangunan

Rumah Tinggal ini merupakan area hutan belantara yang masih belum ada

pembangunan di area tersebut.

MUHAMMAD ARPIN 42
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pendataan ini meliputi pendataan eksisting, serta kondisi keseluruhan

lokasi proyek ini dijadikan pertimbangan bobot pekerjaan. Pendataan diawali

dengan tahap pengukuran site yang benbentuk persegi panjang, dengan panjang

28 m dan lebar 25 m. kemudian penentuan arah mata angin, yaitu penentuan arah

utara dan selatan bangunan dengnan menggunakan kompas, hal ini berfungsi untu

mengetahui orientasi matahari. Kemudian mengukur jarak antara bangunan satu

persatu, dan mengukur lebar jalan yang nantinya menjadi akses masuk, lebar

sungai kecil pada arah depan 3 m. Setelah itu dilanjutkan dengan tahap pembuatan

analisis tapak, seperti mendengan ringkat kebisingan dari 4 sisi tapak serta

membuat sketsa dari arah mana arah kebisingan dengan menggunakan kertas A4

dan pensil 2B. serta keadaan tanah yang berkontur dilokasi proyek dan daya

dukung tanah yang dapat menguntungkan system konstruksinya. Pengukuran

dimulai dengan persiapan bahan-bahan yang akan digunakan pada saat pendataan

seperti meteran, kertas A4, pensil 2B, dan kompas. Setelah proses survey dan

pendataan dilakukan di lokasi site, tahap selanjutnya pihak konsultan CV. Jatayu

Estetika menghasilkan informasi-informasi yang dapat digunakan pada saat proses

berikutnya.

MUHAMMAD ARPIN 43
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.1.2Tahapan Pra Desain

Setelah melakukan survey serta pendataan, tahapan selanjutnya adalah

tahapan pra desain, didalam proses pra desain dilakukan pemrograman.

Pemrograman merupakan proses perumusan masalah, dimana arsitek leader

membuat rumasan-rumusan permasalahan untuk bangunan yang akan

direncanakan dan dirancang.

MUHAMMAD ARPIN 44
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Dalam tahap proses pemrograman ini pihak konsultan CV. Jatayu Estetika

mengidentifikasi dan merumuskan permsalahan-permasalahan yang ada pada

pihak owner melalui sesi wawancara. Setelah mendapat permasalahan yang ada

dari pihak owner, kemudian tim perancangan merumuskan permasalahan-

permasalahan tersebut.

Perumusan-perumusan masalah yang telah di standarkan oleh konsultan

adalah :

a) Mempermudah akses pengguna

b) Peletakan bangunan terhadapa site yang ada

c) Merespon keadaan lingkungan dan keadaan alam sekitar, seperti arah mata

angin

4.1.3 Tahapan Konsultasi Desain

Tahap konsultasi desain adalah proses dimana usulan-usulan awal dari tim

perancangan akan diasistensikan kepada klien, dan pada tahap ini tim perancangan

mengusulkan programan ruang yang telah dibuat tetapi program dan peletakan

ruang ini telah digambarkan berupa denah, agar klien dapat memahami usulan-

usulan tersebut. Kemudian tim juga membuat gambaran tampak bangunan beserta

3D bangunan, hal ini berfungsi agar klien nantinya dapat memberikan masukan

yang bertujuan mencapai kesepakatan bersama mengenai rancangan awal

bangunan Rumah Tinggal.

Didalam proses konsultasi ini arsitek dan tim mendapatkan masukan

berupa penambahan ruang serta penambahan taman pada lahan samping dan

MUHAMMAD ARPIN 45
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

belakang pada lantai 1, sedangkan pada tampak bangunan klien meminta arsitek

menambahkan unsur-unsur kebudayaan Kalimantan barat, berupa ornamen-

ornamen yang mencakup ornamen Dayak.

DENAH

Gambar 4.1. : Usulan denah awal lantai 1

MUHAMMAD ARPIN 46
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

TAMPAK DEPAN

Gsmbar 4.2 : Usulan tampak depan

TAMPAK SAMPING KANAN

Gambar 4.3 : Usulan tampak samping kanan

MUHAMMAD ARPIN 47
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

TAMPAK BELAKANG

Gambar 4.4 : Usulan tampak belakang

TAMPAK SAMPING KIRI

Gambar 4.5 : Usulan tampak samping kiri

MUHAMMAD ARPIN 48
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.1.4 Tahapan Perancangan

Tahapan ini adalah tahapan pengajuan usulan yang dapat mengatasi

permasalahan owner, dan ditahap ini juga dilakukannya penerapan konsep-konsep

arsitek terhadap bangunan yaitu Rumah Tinggal. Pengajuan usulan-usulan ini

ditanggapi dari proses konsultasi yang dilakukan sebelumnya dan merupakan

suatu respon terhadap hasil dari masalah-masalah yang telah dirumuskan oleh

arsitek leader.

Pada perencanaan ini arsitek leader memulai dengan mengumpulkan

semua masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, sepertipenambahan

ruang serta penambahan taman pada lahan samping dan belakang pada lantai 1,

dan pada tampak dilakukan penambahan ornamen, kemudian arsitek leader

memilih masalah yang merupakan isu dasar dari keinginan klien pada

perancangan bangunan Rumah Tinggal ini.

Kemudian arsitek leader menuangkan usulan-usulan yang telah

dirumuskan ke dalam gambar berupa denah dan tampak.

MUHAMMAD ARPIN 49
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.1.5 Tahapan Presentasi Desain

Tahap presentasi desain adalah proses dimana arsitek dan tim memaparkan

hasil rancangan yang telah disempurnakan sebelumnya melalui tahap konsultasi

desain.

4.1.6 Tahapan Pembuatan Gambar Kerja

Setelah semua tahapn diselesaikan, kemudian dilanjutkan dengan tahapn

gambar kerja. Pada tahapn ini, pembuatan gambar kerja dibuat drafter dengan

berkonsultasi dan dibimbing serta diarahkan langsung oleh ahli struktur serta

arsitek leader. Gambar kerja yang dibuat berupa masterplan yang

menggambarkan Rumah Tinggal secara umum karena masih dalam tahap usulan

proyek.

4.1.7 Tahapan Pembuatan RAB dan RKS

Pada tahapan ini dilakukan setelah gambar kerja selesai dengan

keseluruhan kemudian dilakukan perhitungan anggaran biaya dari proyek desain

Rumah tinggal ini. Pada tahapan ini perhitungan mengacu kepada gambar kerja

dengan suatu aspek-aspek finansial bangunan secara matang yang dimulai dari

upah pekerja, volume pekerjaan, fee kontraktor, pajak, bahkan biaya-biaya tak

terduga lainnya.

MUHAMMAD ARPIN 50
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.1.8 Tahapan Pencetakan Dokumen

Tahap pencetakan dokumen adalah salah satu tahap yang direncanakan

CV. Jatayu Estetika untuk kelancaran proses perencanaan dengan waktu yang

telah direncanakan. Tahap pencetakan dokumen ini adalah tahap akhir dari proses

perencanaan dimana semua kelengkapan dokumen perencana di cetak seperti

gambar, RAB dan dokumen-dokumen lain yang diperlukan.

4.2 Pekerjaan Yang di Lakukan Pada Saat PKL

Pada saat penyusun melakukan Praktek Kerja Lapangan II, setelah

melakukan pembagian pekerjaan, penyusun dipercaya mengerjakan tahap pra

desain dan perancangan. Didalam proses pengerjaan tahap pra desain ini penulis

dibimbing langsung oleh arsitek yang ditunjuk oleh CV. Jatayu Estetika yaitu

Zuriadi Wira Negara

4.2.1 Pengambaran Site dan Pendataan

Setelah dilakukannya pengambilan data, arsitek meminta penulis untuk

membuat gambar site dengan menggunakan autocad. Proses pengambaran site ini

bertujuan untuk mempermudah menentukan posisi bangunan dan melihat keadaan

lingkungan disekitar site.

MUHAMMAD ARPIN 51
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

SITE EXSISTING

Gambar 4.6 : Pengambaran site existing

4.2.2 Pra Desain

Didalam proses pra desain ini arsitek melakukan tahap pemrograman

terhadap yang akan dirancang, yaitu bangunan Rumah Tinggal. Pemrograman

adalah suatu proses menuju kepada penyataan arsitektur dan kebutuhan-kebutuhan

yang harus dipenuhi dalam mengusulkan pemecahan masalah. Didalam tahap ini

ada beberapa hal yang dilakukan yaitu menganalisa permasalahan klien dengan

metode wawancara, ruang yang nantinya akan digunakan didalam pembuatan

MUHAMMAD ARPIN 52
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

denah, menganalisa permasalahan tapak yang nantinya menjadi lokasi

pembangunan Rumah Tinggal.

Dengan metode wawancara ini arsitek mendapatkan bentuk yang

diinginkan klien yaitu mediterania, kemudian kebutuhan ruang yang ada didalam

bangunan. Berikut adalah kebutuhan-kebutuhan ruang yang dibutuhkan oleh klien

yaitu :

a. Kamar tidur utama

b. Ruang keluarga

c. Ruang tamu

d. Kamar tidur anak 1

e. Kamar tidur anak 2

f. Kamar tidur tamu

g. Toilet / Kamar mandi 4

h. Dapur

i. Ruang laundry

j. Garasi

Setelah mendapatkan kebutuhan ruang yang diperlukan klien, arsitek

mencari besaran yang akan diterapkan nantinya, mencari besaran ruang ini

berfungsi agar ruang yang dirancang dapat memenuhi kebutuhan pengguna

nantinya. Setelah mendapatkan besaran ruang yang akan digunakan

kemudian arsitek meminta penulis untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya

yaitu menganalisa hubungan ruang, penzonaan, Analisa tapak, dan konsep

MUHAMMAD ARPIN 53
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

bangunan, kemudian dilanjutkan dengan pengambaran site plan, denah,

tampak dan 3d bangunan.

4.2.2.1 Analisa Hubungan Ruang

Hubungan antar ruang merupakan proses menentukan ada tidaknya

hubungan antar satu ruang dengan ruang lainnya. Hubungan antar ruang pada

Rumah Tinggal ini merupakan standar dari kebutuhan ruang.

Pola hubungan antar ruang terjadi pada hubungan kegiatan yang diwadahi

oleh ruang tersebut, hubungan ini memiliki kegiatan yang berbeda tergantung dari

frekuensi kegiatan dan keterkaitan fungsi. Sehingga hubungan ruang yang dapat

dikategorikan dalam hubungan dekat, hubungan sedang dan hubungan jauh.

Menurut jenis pola hubungan ruang, pola hubungan ruang pada Rumah Tinggal

ini dapat digambarkan sebagai berikut :

MUHAMMAD ARPIN 54
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BERHUBUNGAN LANGSUNG

TIDAK BERHUBUNGAN LANGSUNG

TIDAK ADA HUBUNGAN

MATRIKS

Tabel 4.7 : Matriks hubungan ruang

MUHAMMAD ARPIN 55
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Setelah dilakukan identifikasi hubungan ruang, kemudian dilakukan

pembagian zoning atau zona berdasarkan hubungan dan fungsi ruang. Pada

perancangan bangunan Rumah Tinggal ini sebagai tempat hunian.

4.2.2.2 Penzoningan

Penzoningan adalah sebuah proses pengelompokan ruang berdasarkan

fungsi dan hubungan ruang, pada perancangan bangunan Rumah tinggal ini

penzoningan ruang yaitu 1 lantai, dilantai 1 ini berfungsi sebagai area publik, semi

privat, privat, dan servis.

SERVIS

SEMI PRIVAT
PRIVAT

PRIVAT

PUBLIK

Gambar 4.8 : Zoning makro

MUHAMMAD ARPIN 56
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Penzoningan ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan seperti arah

orientasi matahari, arah angin, dan sirkulasi pada bangunan. Tidak hanya secara

horizontal, pertimbangan zoning ini juga dipikirkan secara vertical agar perletakan

utilitas dan didapatkannya keteraturan didalam perletakan ruang nantinya. Setelah

dilakukan penzoningan secara makro atau umum, kemudian penzoningan

dilakukan secara mikro, dengan lebih mendetailkan perletakan fungsi ruang pada

area yang telah ditentukan, pembagian ruang pada penzoningan mikro ini

berdasarkan pada zoning makro sebelumnya dan pola hubungan antar ruang.

Berikut adalah zoning mikro bangunan Rumah Tinggal :

R.LOUNDRY TERAS

WC/KM
DAPUR
R.KELUARGA
K.UTAMA

K.ANAK 1

HALL

K.ANAK 2

R.TAMU GARASI

K.TAMU

TERAS

CARPORT

Gambar 4.9 : Zoning mikro

MUHAMMAD ARPIN 57
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.2.2.3 Analisa Tapak

Analisa tapak pada proses perancangan sangat diperlukan untuk

memastikan perancangan Rumah Tinggal dapat memaksimalkan kondisi

tapak, menyiasati kelemahan tapak dan melakukan proses perancangan

sesuai dengan kondisi yang sebebnarnya. Rumah tinggal berlokasi di

kawasan kedun durian.

Analisi tapak membahas mengenai kondisi tapak yang sebenarnya

dan tanggapan desain berdasarkan kondisi tersebut. Aspek yang dibahas

pada analisis tapak meliputi analisis lingkungan, analisis orientasi

matahari, analisis angina, analisis vegetasi, dan analisis pencapaian

Masing-masing akan dibahas mengenai kondisi sebenarnya dan

tanggapan terhadap kondisi tersebut. Analisis tapak disajikan dalam tabel

yang terbagi yaitu data, Analisa dan respon guna mempermudah proses

analisis. Analisis tapak pada tapak Rumah Tinggal sebagai berikut.

MUHAMMAD ARPIN 58
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

SOREEE PAGI

MATAHARI

MATAHARI TERBIT DARI ARAH


SAMPING KANAN SITE KE
SAMPING KIRI SITE, JADI AREA
PANAS YANG DIAKIBATKAN
MATAHARI SORE BERADA DI
SAMPING KIRI SITE
Gambar 4.10 : Analisa tapak (Matahari)

MATAHARI PAGI DAPAT DIMANFAATKAN SEBAGAI PENGHANGAT RUANG


DAN PADA ARAH MATAHARI SORE, SEDAPAT MUNGKIN HINDARI
KONTRAMINASI LANGSUNG DENGAN MATAHARI SORE

SIRKULASI

JALUR SIRKULASI BERADA


PADA BAGIAN DEPAN, DENGAN
LEBAR JALAN 4 M

Gambar 4.11 : Analisa tapak (Sirkulasi)

SIRKULASI PADA BAGIAN DEPAN SITE ADALAH AKSES UTAMA YANG


MERUPAKAN AKSES MENERUS KE JALAN RAYA YANG ADA DI SAMPING KIRI
SITE

MUHAMMAD ARPIN 59
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

KEBISINGAN

KEBISINGAN TINGGI BERADA DI


DEPAN SITE, DIKARENAKAN BANYAK
NYA KENDARAAN YANG LALU
LALANG.
KEBISINGAN SEDANG BERADA DI
SAMPING KIRI SITE DIKARENAKAN DI
SAMPING KIRI SITE ADALAH
PEMUKIMAN WARGA.
KEBISINGAN RENDAH BERADA DI
Gambar 4.12 : Analisa tapak (Kebisingan)
SAMPING KANAN DAN BELAKANG
SITE DIKARENAKAN DIBAGIAN
TERSEBUT ADALAH KEBUN DURIAN
KARENA TINGKAT KEBISINGAN BERADA DI BAGIAN DEPAN SITE , MAKA
BANGUNAN DAPAT DIRANCANG DENGAN MENJAUHKAN BANGUNAN DARI
SUMBER KEBISINGAN DAN MEMBERIKAN BUFFER KEPADA AREA YANG
MENGGANGGU.

VEGETASI

PADA DAERAH SITE SANGAT BANYAK


SEKALI VEGETASI DAN BERBAGAI
MACAM JENIS NYA. MAKA DARI ITU
ADA BEBERAPA VEGETASI YANG
DIPERTAHANKAN.

Gambar 4.13 : Analisa tapak (Vegetasi)

DENGAN KEADAAN SITE YANG DIPENUHI VEGETASI SEBAIKNYA VEGETASI


TERSEBUT DITATA DENGAN RAPI AGAR MENJADI SUATU VIEW YANG
BAGUS. SELAIN ITU VEGETASI TERSEBUT BERFUNGSI SEBAGAI
PENGHALANG SINAR MATAHARI SECARA LANGSUNG

MUHAMMAD ARPIN 60
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.2.2.4 Konsep Rumah Tinggal

Konsep rumah tinggal tersebut mengambil bentuk yang sederhana

yaitu persegi atau kotak.

MASSA BANGUNAN BERBENTUK PERSEGI ATAU KOTAK. BENTUK INI

DARI BENTUK YANG DIINGINKAN KLIEN KEMUDIAN DITAMBAHKAN

DENAH DIBAGI MENJADI 4 ZONA


YAITU :
PUBLIK
- CARPORT
- GARASI
- R.TAMU
- HALL
PRIVAT
- K.TIDUR TAMU
- WC/KM TAMU
- K.TIDUR ANAK 1
- K.TIDUR ANAK 2
- K.TIDUR UTAMA
- WC/KM
SEMI PRIVAT
Gambar 4.14 : Konsep Perancangan (Bentukan Massa &Zoning Makro)
- R.KELUARGA
SERVIS
- DAPUR
- R.LOUNDRY

MUHAMMAD ARPIN 61
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.15 : Konsep Perancangan (Unsur Kedaerahan)

Adanya penerapan unsur kedaerahan didalam bangunan seperti penambahan

ukiran Dayak pada kolom bagian depan dan pagar. Konsep ini diterapkan karena

sang klien sendiri adalah orang Dayak.

Gambar 4.16 : Konsep Perancangan (Bukaan Pintu)

Pada bagian samping terdapatlah pintu yang berupa partisi dan bukaan yang

dimaksudkan agar pencahayaan dan udara alami dapat masuk secara lancar

MUHAMMAD ARPIN 62
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.17 : Konsep Perancangan (Jendela)

Dengan dibuatnya jendela berukuran besar dimaksudkan pencahayaan yang

didapat cukup banyak dan adanya bukaan berupa ventilasi agar angin dapat masuk

dengan baik.

Gambar 4.18 : Konsep Perancangan (Partisi)

Untuk menanggapi masalah panas pada garasi maka dibuat lah partisi yang terbuat

dari bahan kayu yang dimaksudkan dapat mengeluarkan bau zat-zat kimia dari

garasi.

MUHAMMAD ARPIN 63
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4.19 : Konsep Perancangan (atap)

Konsep bangunan mengacu pada konsep mediterenia dengan bentuk atap

berbentuk limas

4.2.3 Perancangan

Setelah dilakukan pembuatan konsep, kemudian dilanjutkan dengan tahap

denah, tampak dan 3D bangunan tahap ini termasuk ke dalam tahap perancangan.

Berikut adalah tahap-tahap pembuatan denah, tampak daN 3D :

4.2.3.1 Denah

Dalam menerjemahkan konsep denah, penulis dibimbing langsung oleh

arsitek leader. Dalam proses pembuatan denah awal yaitu dengan sketsa

denah kemudian pengambaran tersebut penulis menggunakan media

komputerisasi atau media digital. Program atau soft ware yang digunakan

ialah AutoCad. Proses pengerjaan gambar tersebut memakan waktu empat

hari bekerja dengan berbagai alternative hingga disetujui arsitek leader dan

MUHAMMAD ARPIN 64
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

kemudian di asistensikan ke owner. Sebelum memasuki ke denah si arsitek

memberikan berupa draft denah terlebih dahulu.

Gambar 4.20 : Sketsa Denah

4.2.3.2 Tampak

MUHAMMAD ARPIN 65
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Berdasarkan denah yang telah dibuat, kemudian penulis membuat tampak

dan diasistensikan ke arsitek leader. Pembimbing akan memnberikan

masukan-masukan tentang kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam

penggambaran. Proses pengerjaan gambar tersebut cukup memakan

waktu. Penyusunan gambar tampak sesuai dengan konsep yang telah

dibuat oleh arsitek leader setelah gambar ini selesai dibuat pembimbing

akan memberikan masukan-masukan tentang kekurangan-kekurangan

yang terjadi dalam penggambaran. Proses pengerjaan gambar tersebut

memakan waktu 1 hari bekerja.

MUHAMMAD ARPIN 66
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DENAH

Gambar 4.21 : Usulan denah perubahan

TAMPAK DEPAN

Gambar 4.22 : Usulan tampak depan perubahan

MUHAMMAD ARPIN 67
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

TAMPAK SAMPING KANAN

Gambar 4.23 : Usulan tampak samping kanan perubahan

TAMPAK BELAKANG

Gambar 4.24 : Usulan tampak belakang perubahan

MUHAMMAD ARPIN 68
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

TAMPAK SAMPING KIRI

Gambar 4.25 : Usulan tampak samping kiri perubahan

MUHAMMAD ARPIN 69
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.2.3.2 Pembuatan 3D

Dalam mengerjakan gambar 3 Dimensi, penyusun menyesuaikan dengan

konsep tampak. Dalam pembuatan ini penyusun menggunakan alat bantu

computer serta dibantu oleh program atau soft ware Sketchup dalam

pembuatan produknya. Lama pekerjaan dalam pembuatan produk ini

hingga finis ialah tiga 3 hari bekerja, dimana untuk tahapan pembuatan 3

Dimensinya dan untuk pemberian material atau maaping serta tahapan

rendering atau tahapan menjadikan gambar realistic untuk tahapn terakhir

sebelum finis, penulis juga terkadang melanjutkan pekerjaan kantor untuk

dibawa kerumah. Berikut gambar 3 Dimensi rumah tinggal :

PERSPEKTIF

Gambar 4.26 : perspektif perubahan

MUHAMMAD ARPIN 70
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB V

ANALISA HASIL PEKERJAAN

Dari hasil amatan yang penyusun amati selama pelaksanaan

Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan pada proyek Perencanaan Rumah

Tinggal di Jl. Serengkah Kiri Kabupaten Ketapang. Tentunya ada tahapan

yang menjadi perbandingan.

5.1 Analisa Proses Rancangan (Designing)

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan yang telah di amati

selama di lapangan, disini penulis banyak mendapatkan pengalaman dari

sebuah proyek pembangunan Rumah Tinggal terutama pada pekerjaan

yang diamati yaitu pekerjaan perencanaan sampai dengan tahap Pra-

Desain. Semua amatan ini dilakukan dengan cara bergabung langsung

dalam tem tersebut dan bertanya kepada pihak-pihak yang terkait dengan

proyek pembangunan proyek rumah tersebut.

Pada bab ini penyusun akan menjelaskan tentang kesamaan dan

perbedaan yang terjadi dilapangan dengan teori yang telah dipelajari di

bangku perkuliahan, sehingga dari analisa yang di bahas akan

menghasilkan suatu kesimpulan. Adapun yang akan di analisa pada

amatan proyek perencanaan pembangunan Rumah Tinggal dengan tahap

pra desain antara lain meliputi sebagai berikut.

MUHAMMAD ARPIN 71
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

5.1.1 Survey Lapangan

Pelaksanaan survei lapangan dilakukan dengan cara mengamati

secara langsung pada lokasi proyek Rumah Tinggal di Jalan Serengkah

Kiri Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Pada saat survei lapangan

penulis tidak melakukan survei dikarenakan tidak bisa mengikuti dalam

proses tersebut akan tetapi pada pihak CV. Jatayu Estetika yang

melakukan survei lapangan. Hasil Pengamatan berupa foto-foto lapangan

dan data-data yang ada dilapangan.

Berdasarkan praktek yang telah dijelaskan diatas, jika

dibandingkan dengan teori tidak ditemukan perbedaan yang begitu spesifik

pada pelaksanaan ini karena pada pelaksanaan survei lapangan tidak

terlalu banyak memakai teori karena pelaksanaan ini merupakan pekerjaan

praktek secara langsung ke lapangan tanpa harus ada teori yang mendasar

pada pekerjaan pelaksanaan survei lapangan tersebut.

5.1.2 Analisis Tapak

Pada perencanaan rumah tinggal ini tidak dijelaskan proses analisis

tapak secara khusus, dilapangan pada saat proses perancangan tidak

melakukan sistem pekerjaan analisis tapak. Sehingga kekurang dalam

pengumpulan data. Didalam teori sudah diterangakan proses-proses dalam

menganalisis tapak, sehingga setiap melakukan perancangan harus

menggunakan tahapan analisis tapak terlebih dahulu, karena untuk

mempermudah dalam tahapan proses pekerjaan.

MUHAMMAD ARPIN 72
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Jadi, berdasarkan dari praktek kerja lapangan yang telah dilakukan

dilapangan, tidak sesuai dengan apa yang telah diterangkan didalam teori.

Karena pada dasarnya sebelum melakukan proses perancangan maka harus

ada tahapan pekerjaan analisis tapak. Akan tetapi oleh pihak CV. Jatayu

estetika tidak melakukan proses tersebut. Melainkan si arsitek

menggunakan proses black box yaitu dengan cara mendapat denah secara

langsung yg tidak melakukan analisis tapak.

5.1.3 Analisa Tahapan Program Ruang

Pada tahapan program ruang terdiri beberapa tahapan-tahapan

dalam penyusunan program ruang diantaranya, menetapkan besaran

ruang, menetapkan pola hubungan ruang, dan membuat zoning.

Pada tahapan program ruang, selaku CV. Jatayu estetika. Pihak

perencana ada melakukan tahapan program ruang yang telah dipelajari

didalam teori tersebut. Jadi dalam tahapan program ruang ini, pihak

konsultan ada melakukan proses-proses yang sudah diterangkan didalam

teori tersebut.

MUHAMMAD ARPIN 73
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

5.1.4 Analisa Transformasi Bentuk

Dalam tahapan proses pembuatan transformasi bentuk ada 2 tahap

kajian mengenai proses transformasi bentuk yaitu terdiri dari, 5 jenis teori

terhadap bentuk arsitektur dan 5 jenis konsep arsitektur. Pada 5 jenis teori

terhadap bentuk arsitektur terbagi lagi 5 kajian dalam arsitektur yaitu:

arsitektur merupakan wujud fungsi, arsitektur merupakan wujud imajinasi

kreatif, arsitektur merupakan wujud spirit jaman, arsitektur merupakan

wujud sosial ekonomi, arsitektur merupakan bentuk yang abadi. Dan pada

proses 5 jenis kosep arsitekru terbagi lagi menjadi 5 konsep yaitu: analogi,

metaphora, hakikat, programatik dan cita-cita.

Pada tahapan analisa transformasi bentuk, berdasarkan dari praktek

kerja lapangan yang dijelaskan didalam teori, terdapat perbedaan dalam

pengkajian dalam transformasi bentuk yang ada dilapangan. Karena dalam

pekerjaaan dilapangan kepada CV. Jatayu Estetika hanya ada satu proses

transformasi bentuk yang dipakai dalam proses perancangan, yaitu pada

proses pengkajian arsitektur merupakan spirit jaman pada perkembangan

konsep modern yaitu konsep mediterenia dalam pengkajian 5 teori

terhadap bentuk arsitektur. Dan dilapangan tidak melakukan proses

pengkajian 5 konsep arsitktur.

MUHAMMAD ARPIN 74
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Akhir kata laporan Praktek Kerja Lapangan II ini penyusun untuk

memenuhi salah satu persyaratan kurikulum program studi Arsitektur Jurusan

Teknik Arsitektur dan perencanaan Politeknik Negeri Pontianak.

Setelah melakukan pengamatan dalam Pekerjaan Perencanaan dan

Perancangan Pradesain Rumah Tinggal di Jl. Serengkah Kiri Kabupaten

Ketapang ini, penyusun menyimpulkan bahwa tahapan-tahapan yang

dilakukan dalam sebuah perencanaan yang dilakukan oleh pihak

konsultanCV. Jatayu estetika meliputi Tahap Penunjukkan Proyek,

Tahapan Survey dan Pendataan Lapangan, Perencanaan, dan Perancangan,

serta Gambar Kerja dan 3D.

Penyusun dapat membandingkan antara teori dan praktek yang

ada di lapangan. Ternyata pada proses yang dilakukan di lapangan belum

tentu sesuai dengan teori yang ada. Kemudian penulis mendapatkan

pengalaman ikut dalam proses perencanaan suatu proyek yang dilakukan

oleh pihak konsultanCV. Jatayu Estetika tersebut.

MUHAMMAD ARPIN 75
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diterangkan di atas, maka

penyusun dapat memberikan saran-saran yang harus dilakukan demi pekerjaan

perencanaa dan perancangan yang lebih baik untuk kedepaannya, antara lain

yaitu:

1. Untuk pekerjaan perencanaan sampai dengan tahapan pra-desain

sebaiknya dilaksanakan dengan mempertimbangkan tahap-tahap yang

ada dalam teori yaitu tahapan pemrograman hingga desaining dengan

lengkap secara berurutan, hal ini dilakukan agar setiap desain harus

memiliki pemrograming agar merancang suatu bangunan akan

menjadi lebih baik lagi dan akurat jika dibandingkan dengan

melewatkan tahapan pembuatan pemrograming hingga desaining ini

selesai.

2. Pekerjaan perencanaan dan perancangan atau pra-desain hendaklah

dilaksanakan berdasarkan teori-teori yang telah dipelajari, karena

konsep dan prinsip dari proses perancangan atau pra-desain

berdasarkan teori-teori dari para ahli sangatlah erat kaitanya sebagai

pedoman untuk menuju suatu tujuan dari pemecahan suatu masalah.

MUHAMMAD ARPIN 76
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3. Untuk kepada pihak kampus, sebaiknya pihak kampus terutama

kepada panitia Praktek Kerja Lapangan II dapat mempersiapkan

secara matang persiapan Pratek Kerja Lapangan agar mahasiswa

dapat mempersiapkan dari awal, pelaksaan praktek kerja lapangan ini

sebaiknya jangan dilakukan pada awal tahun, karena banyak

perusahaan-perusahaan yang baru memulai proyek terutama bagi

yang mengerjakan proyek pemerintah,memperpanjang waktu Praktek

Kerja Lapangan sehingga mahasiswa mendapatkan pengetahuan lebih

dalam.

4. Pada pihak konsultan, secara keseluruhan progress kerja, proses-

proses serta cara yang dilakukan Konsultan CV. JATAYU

ESTETIKA ini sudah cukup baik, dan perlu adanya tingkatan untuk

menjadi lebih baik lagi.

MUHAMMAD ARPIN 77
3201507030
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DAFTAR PUSTAKA

Snyder. James. C. dan Anthony J. Catanase, Pengantar Arsitektur , Jakarta :

Erlangga, 1984.

Materi kuliah Perancangan Arsitektur , Tahapan Perancangan dan Pemrograman

Arsitektur.

Pena, Wiliiam. M. dan Steven A. Parshal. Fourth Edition, Problem Seeking. An

Architectural Programming Primer. New York : John Viley an sons , 2001.

http://www.sarana-bangunan.com/2014/10/mengenal-rumah-bergaya-

mediterania.html.

MUHAMMAD ARPIN 78
3201507030

Anda mungkin juga menyukai