KONSEP BANGUNAN
& LINGKUNGAN
Penyusunan
y Rencana Tata Bangunan
g dan Lingkungan (RTBL)
Kota Banjarsari Kabupaten Ciamis GAMBARAN UMUM & ARAHAN
DELINEASI KAWASAN
5.1 V M
Dalam upaya untuk membangun Koridor RTBL Banjarsari
menjadi kawasan binaan yang memenuhi kriteria suatu ka-
wasan dengan citra positif, maka diperlukan visi dan misi pembangunan kawasan berupa gambaran
5.1.3 SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN
Prinsip perancangan Kabupaten/kawasan yang mendasar adalah adanya keterpaduan antar ber-
bagai elemen perancangan. Beberapa elemen perancangan Kabupaten tersebut merupakan suatu
spesifik karakter lingkungan di masa mendatang yang akan dituju sebagai hasil akhir penataan perangkat fisik yang berfungsi sebagai alat dalam mewujudkan suatu lingkungan binaan yang sesuai
suatu kawasan perencanaan. Visi dan misi ini disesuaikan dengan seluruh kebijakan dan konsep dengan visi-misi kawasan, beberapa skenario yang harus dilakukan adalah :
tata ruang yang berlaku di daerah tersebut.
1. Penentuan Pusat Orientasi Pengembangan Kawasan
Adapun kriteria penetapan isi dari visi pembangunan : Pusat Orientasi pengembangan kawasan yang dapat mendukung fungsi dan peran Kawasan per-
1. Visi pembangunan spesifik mengacu pada konteks setempat. encanaan sebagai pertumbuhan wilayah tengah kabupaten Ciamis.
2. Memiliki spirit dalam pembentukan karakter dan identitas tempat.
3. Memperkuat/memperjelas struktur ruang lingkungan atau kawasan dalam skala makro. 2. Pembentukan aksesibilitas dan sistem keterkaitan kawasan
4. Pertimbangan berbagai sumber daya dukung lingkungan. Skenario pembentukan aksesibilitas dan sistem keterkaitan kawasan terkait dengan penyediaan
5. Perhatian terhadap kepentingan masyarakat pengguna/lokal. jaringan jalan dan sistem transportasi yang memadai. Aksesibilitas harus dapat mengaitkan antar
sub-sub kawasan sebagai perwujudan dari Koridor RTBL Banjarsari secara utuh.
5.1.1 VISI
Visi yang ingin dicapai dalam upaya penataan Koridor RTBL Banjarsari ini adalah : 3. Penciptaan kenyamanan dan citra kawasan
Skenario ini diterapkan melalui penyediaan pedestrian yang peneduh alami maupun buatan guna
“Mewujudkan Koridor Perekonomian Banjarsari Sebagi Etalase Kabupaten Ciamis melindungi pejalan kaki dari gangguan cuaca, serta penyediaan shelter pada titik pertemuan
yang Ramah dan Berwawasan Lingkungan” antara jalur pedestrian dengan jalan.
membuat off street parking untuk menunjang kebutuhan pengguna kendaraan yang singgah di 8. Menata dan merencanakan street furniture yang konteks dengan fungsi koridor kawasan serta arsitektur
kawasan tersebut. yang dibentuknya (rambu, Reklame, Tempat sampah, tempat duduk, Lampu jalan/lampu taman, dsb).
Berdasarkan tiga kategori/kelompok bangunan yang ada di Koridor RTBL Banjarsari, maka dilakukan Pemba-
wasan perencanaan, maka terdapat beberapa poin penting sebagai bahan masukan rencana pengembangan
kawasan tersebut.
&L
Konsep struktur Tata Bangunan dan Lingkungan Koridor RTBL Banjarsari adalah menjadikan Pusat kawasan
PerKabupatenan Banjarsari sebagai counter magnet/Point Of Interest Kawasan bagi wilayah perKabupat-
enan Banjarsari, Dalam rangka mendukung pertumbuhan wilayah tengah kabupaten Ciamis, serta dapat
memberikan citra positif terhadap wilayah yang lebih luas sebagai koridor transit.
Adapun konsep struktur kawasan secara mikro adalah menciptakan ketegasan fungsi kegiatan pada masing
masing bagian kawasan, melalui penzonaan bagian kawasan berdasarkan fungsi yang akan diarahkan, den-
gan memperhatikan karakteristik calon pengunjung/pengguna.
celakaan yang terjadi pada pejalan kaki di jalur pedestrian adalah aki-
bat pencampuran fungsi jalur pedestrian dengan aktivitas yang lain.
Comfort (Kenyamanan) Kenyamanan merupakan segala sesuatu
yang memperlihatkan dirinya sesuai dan harmonis dengan peng-
gunaan suatu ruang. Jalur pedestrian memiliki peran penting dalam
pembentukan arsitektur Kabupaten. Kondisi jalur pedestrian yang
mengutamakan kenyamanan, tentunya juga mempertimbangkan as-
pek manusiawi.
KONSEP SISTEM PARKIR KOMUNAL beberapa faktor tersebut selanjutnya akan menjadi bahan pertimban-
Untuk menfasilitasi kebutuhan parkir pengunjung kawasan, maka diperlukan sarana parkir khusus yang mampu menam- gan di dalam perencanaan jalur pedestrian.
pung parkir kendaraan dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini dilakukan untuk mengalihkan on street parking yang se-
Adapun standar fisik perencanaan kapasitas jalur pedestrian diambil
lama ini berlangsung pada ruas jalan kawasan.
berdasarkan pertimbangan terhadap calon pengguna jalur pedestrian
tersebut, dimana calon pengguna jalur pedestrian terdiri dari calon
KONSEP PERGERAKAN PEJALAN KAKI pejala kaki dengan kondisi fisik sehat serta calon pengguna difabel.
Untuk memfasilitasi pergerakan pejalan kaki, maka perlu dibuatkan jalur-jalur pedestrian yang menerus tidak terputus
Dari ke dua calon pengguna tersebut memiliki karakteristik yang ber-
serta bisa digunakan oleh berbagai kelompok pejalan kaki termasuk para difabel. Konsep Pembentukkan Jalur Pedestrian
beda yang pada akhirnya berpegaruh kapasitas ruang yang harus di
harus memperhatikan kaidah-kaidah yang diberlakukan untuk suatu jalur pedestrian. Jalur pedestrian harus memiliki rasa
sediakan.
aman dan nyaman terhadap pejalan kaki, keamanan disini dapat berupa batasan-batasan dengan jalan yang berupa pen-
inggian trotoar, menggunakan pagar pohon, dan menggunakan street furniture. Selain merasa aman, mereka juga harus
Berikut ini adalah pendekatan standar ruang minimal yang harus
merasa nyaman dimana jalur pedestrian harus bersifat rekreatif karena hal tersebut sangat menunjang kenyaman pejalan
diperhatikan dalam merencanakan kapasitas jalur pedestrian.
kaki saat menggunakan jalur pedestrian sebagai jalur mereka.
Dasar perencanaan jalur pedestrian adalah dengan menggunanakan
nusia dewasa. ukuran/dimensi tubuh yang digunakan adalah lebar bahu orang dewasa, dimana rata-rata memiliki dimensi A. Koefisien Dasar Bangunan
0.6 m. Berdasarkan uraian tersebut, maka secara umum yang ingin dicapai dalam penentuan intensitas bangunan di sini meliputi
:
Sedangkangkan untuk konsep pengembangan jenis jalur pedestrian
• Blok-blok massa bangunan diupayakan masih memungkinkan adanya ruang-ruang terbuka guna memperbesar sirku-
yang akan di terapkan di Koridor RTBL Banjarsari ini, ditentukan ber-
dasarkan kebutuhan serta dengan memperhatikian tipikal jenis pe- lasi udara dan resapan air.
destrian yang dikembangkan sekarang. Pada bagian ini, konsep per- • Bangunan harus mempertimbangkan fungsi peruntukan lahan yang ditempati serta kemiringan lahan
encanaan jalur pedestrian di Koridor RTBL Banjarsari akan diarahkan • Jarak antar bangunan diupayakan memiliki area yang cukup untuk sirkulasi, area vegetasi, kegiatan sosial, serta keg-
pada beberapa jenis jalur pedestrian yang dianggap cocok dan sesuai iatan yang berhubungan dengan ekonomi.
untuk di kembangkan di kawasan tersebut. • Memiliki ketinggian yang disesuaikan dengan jarak dan sudut pandang manusia dari jalan, serta selaras dengan pera-
turan KLB masing-masing kawasan.
Adapun beberapa jenis pedestrian yang aka diterapkan antara lain :
• Bangunan tidak diperkenankan berdiri di area konservasi atau area-area yang memang dirancang sebagai hutan Ka-
1. Trotar (Side Walk)
• diarahkan sejajar dengan jalan; bupaten atau kawasan resapan air.
• diarahkan dipasang di sisi dalam saluran drainase, atau di atas
saluran drainase yang telah di tutup. B. Ketinggian Bangunan
• Pada lokasi pemberhentian kendaraan umum (halte) pedestrian Untuk Ketinggian Bangunan, konsep yang akan diterapkan adalah melalui penentuan langsung terhadap jumlah lantai
ditempatkan di sisi bagian belakang halte agar tidak bercampur den- di dalam kawasan tersebut. Ketinggian lantai bangunan dikelompokan ke dalam dua kelompok bangunan, yakni : a).
gan orang yang naik turun kendaraan.
kelompok bangunan hunian; jumlah lantai bangunan ditentukan maksimum 2 (dua) lantai, dimana atap bangunan
tidak dihitung sebagai lantai. b). Kelompok Bangunan Komersial/Jasa; Penentuan jumlah lantai maksimum
2. Green Path Way
• Merupakan fasilitas pejalan kaki di dalam ruang terbuka hijau. pada Blok ini adalah melalui beberapa pendekatan, antara lain : 1) melalui pendekatan ketinggian bangunan
• Diarahkan sebagai pembatas fisik antara pejalan kaki dengan taman (di dalam kawasan RTH). eksisting, dimana bangunan eksisting tertinggi yang telah memiliki ijin bangunan 2) melalui pendekatan bangunan den-
• Selain sebagai sarana sirkulasi pejalan kaki, juga bisa berfungsi sebagai sarana olahraga dan rekreasi. gan tingkat kepentingan tertentu (Rencana Mesjid Agung). 3) melaui Pendekatan terdahap delta jalan;
5.6 K
BANGUNAN
INTENSITAS
5.7 K ONSEP
Konsep pengembangan intensitas bangunan pada Koridor RTBL Banjarsari didasarkan pada klasifiksi intensitas sedang, R UANG T ERBUKA
dan tinggi. Untuk bangunan dengan tingkat intensitas “Sedang”, diarahkan pada hampir di sebagian besar kawasan. 4.8.1 POLA DAN BENTUK RUANG TERBUKA
Sedangkan untuk pengembangan bangunan dengan intensitas “Tinggi” diarahkan pada daerah sisi timur Koridor RTBL 1. Diversifikasi jenis dan fungsi dari ruang terbuka umum dan ruang terbuka hijau dengan memanfaatkan potensi-potensi
Banjarsari atau pada daerah disepanjang Ruas Jl. Padjadjaran.
5.9 K O N S E P S I S T E M
J ARINGAN U TILI -
TAS
5.9.1 SISTEM JARINGAN AIR BERSIH
Perencanaan sistem jaringan air bersih pada ka-
wasan perencanaan:
1. Berdasarkan proyeksi kebutuhan penduduk di
Kabupaten Renat dan dikaitkan dengan proyek-
si kebutuhan Koridor RTBL Banjarsari.
2. Memperhatikan berbagai hal yang terkait den-
gan sistem jaringan distribusi air bersih yaitu
sumber air, fasilitas pengolahan, pompa distri-
busi, pipa transmisi, dan pipa distribusi
3. Mengaitkan dengan faktor-faktor lain yang da-