Anda di halaman 1dari 78

1

SPESIFIKASI TEKNIS

A. RUANG LINGKUP PROYEK


Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Trotoar Jl.Dr. Sutomo
Lanjutan.
Lokasi Pekerjaan : Kecamatan,Kabupaten Gresik
Volume Pekerjaan : Panjang 350 m
Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran 2016

B. LINGKUP PEKERJAAN :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Persiapan dan Sewa Direksi Kit
2. Uitzet dengan Waterpass/Theodolit
3. Pasang rambu pengaman dipasang setiap jarak 200 m
4. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank (UITZET) dipasang 4 titik
setiap 100 meter
5. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat berat
6. Penebangan Pohon dan Pembuangan
7. Penanaman Pohon Pelindung Pule ∅ 30-40 cm
8. Penanaman dan penyiraman

II. PEKERJAAN TANAH


1. Test Hole
2. Penggalian Tanah Manual
3. Penggalian Tanah dengan Alat Berat
4. Urugan Sirtu (Padat)
5. Lapis Pondasi Agregat Kelas A, CBR ≥ 90%
6. Bongkaran Jalan Aspal
7. Pembuangan tanah bekas galian

III. PEKERJAAN SALURAN


1. Bongkaran Paving
2. Pembuatan KISDAM tinggi 2 m tebal 0,6 m
3. Dewatering
4. Pekerjaan Rigid Pavement cutting
5. Pekerjaan Utilitas

RKS-KONSTRUKSI
2

6. Pekerjaan Beton B-0 (1 Pc : 3Ps : 6Kr) K-100


7. U-Ditch + Cover 1000x1000x1200x100 Gandar 10 ton (Fabrikasi)
8. U-Ditch + Cover 800x800x1200x100 Gandar 20 ton (Fabrikasi)
9. Box Pelaluan Air + Pemasangan
10. Box Tangkapan Air + Pemasangan
11. Pengadaan & Pas.Curbing Type A Panjang 0.5 m K-400 (50.30.15)
12. Pembuatan Lubang & Pemasangan Lubang Drainase Pipa PVC 4"
13. Pekerjaan Lapisan Plastik Polythene Tb.125 mikron
14. Pekerjaan Beton Sloof Mainhole 10x10 (K-250) Pembesian (313 kg)
15. Pekerjaan Pelat Beton K- 350 dengan Wiremesh M6 -150
16. Pekerjaan Beton Cor Setempat K-350 Pembesian (140kg) Untuk Belokan
dan Bak Kontrol
17. Grill Mainhole Cover & Frame (Fabrikasi)
18. Grill Box Tangkapan Air (Cover & Frame) Fabrikan
19. Pot Pohon + Pemasangan
20. Pengadaan & Pemasangan Lantai Granit diglasur 20 x 40 cm (warna
gelap) Untuk Fasilitas Tuna Netra
21. Pengadaan & Pemasangan Lantai Granit Tile Kasar 40 x 40 cm (Warna
Gelap &Terang)
22. Pengadaan Granit Tile Kasar 40 x 40 cm depan Persil, Belokan dan
Pengurangan
23. Plesteran Untuk Pengisi (List Granit Tile) L = 10 cm
24. Lapis Perekat/Tack Coat
25. Lapis Resap Ikat/Prime Coat
26. Laston Lapis Aus (AC-WC) t=5cm
27. Laston Lapis Antara (AC-BC) t=6cm

IV. PEKERJAAN GORONG-GORONG


1. Pembuatan KISDAM tinggi 2 m tebal 0,6 m
2. Dewatering
3. Bongkaran Jalan Aspal
4. Pekerjaan Beton B-0 (1 Pc : 3Ps : 6Kr) K-100
5. Top sayap + Bottom 1500x1500x1200x175 Gandar 20 ton (Fabrikasi )
6. Pengecoran Setempat Untuk Gorong-gorong Sisa Box Cuvert
7. Pemasangan Trucuk Bambu φ 10 s/d 12 - P.3 m
8. Pekerjaan Plat Injak Beton K-350 Besi Beton (polos/ulir)

RKS-KONSTRUKSI
3

9. Pekerjaan Plat Beton K-350 Wiremesh M6-150


10. Urugan pasir (Padat)
11. Lapis Perekat/Tack Coat
12. Lapis Resap Ikat/Prime Coat
13. Laston Lapis Aus (AC-WC) t=4cm
14. Laston Lapis Antara (AC-BC) t=6cm

IV. PEKERJAAN LAIN-LAIN


1. Pengecatan Curbing dan Grill
2. Quality Control
3. Pembersihan Akhir

1.1. Rencana Kerja


Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat
Perjanjianturun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau action plan
tertulis lengkap dengan gambar-gambar pendukung metode kerja, sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen tender, menjelaskan
secara terperinci urusan pekerjaan dan cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk
hal-hal khusus bila diperlukan, persiapan-persiapannya, peralatan, pekerjaan sementara
yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup dari pekerjaannya dan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas dan pihak-pihak atau instansi yang
terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.

1.2. Tempat Kerja


Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah pengawasan
proyek, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka Kontraktor
harus menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan tambahan.

1.3. Tanggung Jawab Kontraktor


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi lama
yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana
dan Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian
Kontraktor tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan makahal tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor . Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang
dilaksanakan telah mendapat persetujuan Direksi Lapangan tidak berarti membebaskan
Kontraktor atas tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.

RKS-KONSTRUKSI
4

1.4. Tenaga Kerja


Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/terlatih
dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan ketentuan / petunjuk Direksi Lapangan.
Kebersihan ,Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)

a. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja


senatiasa berada dalam keadaan rapi dan bersih.
b. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas keamanan diarea kerja, termasuk
apabila diperlukan tenaga, peralatan atau tanda-tanda khusus.
Penyedia Jasa wajib membuat atau memiliki Kebijakan K3 yang ditandatangani oleh
manajemen puncak dari perusahaan tersebut. Kebijakan K3 harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
1. Sesuai dengan sifat dan kategori risiko K3;
2. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
3. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang undangan
dan persyaratan lain yang terkait;
4. Sebagai kerangka untuk menyusun dan mengkaji sasaran K3;
5. Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara;
6. Dikomunikasikan kepada semua personil;
7. Dapat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan;
8. Dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa kebijakan K3 masih
relevan dan sesuai.
Yang di butuhkan dalam alokasi biaya umum K3 antara Lain :

No Uraian Pekerjaan Satuan Volume

I. SOSIALISASI DAN PROMOSI K3


1. Spanduk (banner) Lb 4,00

II. ALAT PELINDUNG KERJA


1 Pembatas Area (Restricted Area) LS 1,00

III. ALAT PELINDUNG DIRI


1 Topi Pelindung (Safety Helmet) Bh 10,00
2 Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker) bh 15,00
3 Rompi Keselamatan (Safety Vest) Bh 15,00
4 Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) Psg 5,00

IV. ASURANSI DAN PERIJINAN


1 BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja Ls 1,00

V. FASILITAS SARANA KESEHATAN


1 Peralatan P3K Ls 1,00

RKS-KONSTRUKSI
5

VI. RAMBU - RAMBU


1 Rambu Petunjuk Bh 4,00
2 Rambu Peringatan Bh 8,00
3 Tongkat Pengatur Lalulintas (Warning Lights Stick) Bh 2,00
4 Kerucut LaluLintas (Traffic Cone) Bh 10,00
5 Lampu Putar (Rotary Lamp) Bh 2,00

1.5. Satuan Ukuran


Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di
dalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang
dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

1.6. Perintah Untuk Pelaksanaan


Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk mewakili Kontraktor
. Orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau
Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.

1.7. Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga Satuan


Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti
yang disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk
tambahan ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam
pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga,
keuntungan, biaya-biaya penggantian sewa / pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau
kerusakan atas milik seseorang, kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk
kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata pembiayaan khusus pengaliran air
darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan, penempatan bahan-
bahan sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan
tenaga ahli untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya
diperlukan guna menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.

1.8. Laporan
1.8.1 Laporan Perkembangan Bulanan.

RKS-KONSTRUKSI
6

Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya


tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi, lima (5)
salinan laporan bulanan yang berisi sebagai berikut :
Perkembangan fisik dari pekerjaan hingga bulan yang mendahului dan perkiraan
perkembangan untuk bulan ini, Tingkat perkembangan berdasarkan pada jadwal
pekerjaan pembangunan. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pemberi Pekerjaan
kepada Kontraktor untuk bulan ini. Sebuah tabulasi mengenai catatan Bangunan
Kontruksi yang barangbarang pokoknya dan peralatannya terdiri dari Bangunan
Konsruksi yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan sepanjang bulan
sebelumnya. Sebuah tabulasi pegawai menunjukan staf supervisi dan jumlah dari
beberapa kelas buruh yang dipekerjakan oleh Kontraktor dalam bulan sebelumnya.
Kwantitas mengenai barang pokok dari bahan-bahan dan alat yang disuplai dan
dipergunakan dalam bulan sebelumnya dengan inventarisasi bahan-bahan demikian
itu. Bahan-bahan lainnya yang mungkin diperlukan berdasarkan kontrak atau secara
spesifik oleh Direksi.

1.8.2 Laporan Harian


Kontaktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing-masing seksi
pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh
Direksi. Laporan tersebut akan berisi namun tidak terbatas pada, pekerjaan yang
diperkerjakan di pekerjaan, bahan-bahan di lokasi pekerjaan, bahan-bahan yang
sedang dalam pesanan, kecelakaan dan informasi lainnya yang relevan dengan
perkembangan pekerjaan.

1.8.3 Buku Tamu


Pihak Kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di Direksi Keet (Kantor di Lokasi
Proyek). Tamu adalah orang-orang yang bukan karyawan Kontraktor.

1.8.4 Pelaksanaan Audit Oleh Proyek


Selain tersebut diatas, Pemilik Proyek berhak melaksanakan audit bila perlu
sehubungan dengan: Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak seperti
dalam syarat syarat umum kontrak, dan Biaya-biaya lain yang mungkin diminta oleh
Kontraktor yang tidak terdapat dalam Kontrak. Pihak Kontraktor wajib membuat
pembukuan yang tepat mengenai hal-hal diatas, setelah mendapatkan persetujuan
dari konsultan perencana dan konsultan pengawas.

RKS-KONSTRUKSI
7

1.8.5 Request for inspection / Ijin Tahapan


Untuk setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor diwajibkan
membuat ijin tahapan pekerjaan yang diajukan kepada direksi dan atas persetujuan
direksi maka pekerjaan baru boleh dilaksanakan.

1.9. Gambar-gambar dan Ukuran


a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
 Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
 Gambar perubahan yang disetujui Direksi
 Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
b. Gambar-gambar proyek berukuran A3 disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2
(dua) set dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor
akan tambahan dari gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.
c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set di kantor lapangan untuk dipergunakan
setiap saat apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan
harus disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah
yang ditetapkan oleh Direksi.

1.10. Wilayah Kerja


a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja
Kontraktor kecuali ada pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan satu hari.

RKS-KONSTRUKSI
8

c. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas kontraktor harus


berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang
ada.

1.11. Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan


a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan
bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.
b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku
adalah edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam
peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat
persetujuan dari Direksi sebelum dipergunakan.
c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila
diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari
agen, distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang
bersangkutan.
d. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah
pembelian (faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk
pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.
e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus
menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan
diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari
bahan tersebut.
f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya,
maka Direksi berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan
Kontraktor untuk menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai
dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.
g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses
lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan
tersebut.

RKS-KONSTRUKSI
9

h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-


bahan berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan
bahan kimia sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan
lingkungan sekitarnya dapat dijamin.
i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman
atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
j. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang
diajukan oleh Kontraktor, baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau
dilokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli mempunyai
wewenang untuk mewakili Direksi dalam menguji dan menilai bahan-bahan yang
diajukan Kontraktor.

1.12. Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Kering


a. Apabila pada keadaan tertentu Direksi memandang perlu untuk melaksanakan
pekerjaan pada kondisi tanah yang kering, maka Kontraktor diharuskan membuat
bangunan atau tanggul sementara dan menyediakan pompa air berkapasitas cukup
beserta alat Bantu dan pelengkapnya untuk menjamin agar dasar galian, dasar
pondasi dan permukaan tanah lainnya tetap kering selama pekerjaan berlangsung.
Semua sarana untuk mengeringkan dasar galian, dasar pondasi dan bidang
permukaan lainnya adalah beban Kontraktor .
b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air dapat
menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam hal ini
pelaksanaan pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan Direksi dapat
menginstruksikan untuk menambah pompa-pompa agar dasar galian tetap dalam
keadaan kering.
c. Kelalaian Kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara lainnya
yang dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah tanggung
jawab Kontraktor sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan ditanggung
Kontraktor .
d. Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan Kontruksi
pondasi yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko Kontraktor .Hujan lebat
yang mengakibatkan genangan pada galian tidak dianggap Force Majeure, dan
perbaikan atas kerusakan yang terjadi adalah beban Kontraktor
e. Direksi dapat menginstruksikan Kontraktor untuk membuat saluran atau sudetan
sementara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan

RKS-KONSTRUKSI
10

dalam keadaan kering. Apabila pekerjaan telah dianggap selesai, maka Kontraktor
harus menimbun kembali saluran dan sudetan sementara seperti keadaan semula.
f. Untuk pembuatan pasangan talud ( plengsengan ) pada saluran-saluran yang sudah
ada, Kontraktor diharuskan membuat tanggul ( kisdam ) sepanjang talud dengan
ukuran dan Kontruksi yang disetujui oleh Direksi. Tanggul / kisdam harus dibuat
cukup kuat, tidak mudah rusak akibat kikisan air. Sebelum pelaksanaan pembuatan
tanggul dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar detail talud beserta spesifikasi
bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
g. Persetujuan Direksi seperti tersebut pada gambar tidak mengurangi tanggung jawab
Kontraktor, jika sewaktu-waktu talud mengalami kerusakan. Perbaikan talud serta
akibat lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor .
h. Perlu koordinasi antar Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan guna
mengendalikan aliran air di saluran.

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Persiapan dan Sewa Direksi Kit
1.1.1 DIREKSI KEET
A. Kontraktor diwajibkan membuat papan nama kegiatan proyek yang dilaksanakan dan
dipasang dilokasi yang bisa dengan mudah terbaca umum, ukuran papan nama 1.20
m x 1.80 m, dengan tulisan sesuai petunjuk Direksi pekerjaan.
Sarana administrasi yang berupa dokumen kontrak termasuk kelengkapannya,
dokumen addendum jika diperlukan, dokumen amandemen jika diperlukan dan
lampiran lainnya, sejak mulai proses pelelangan pekerjaan sampai selesainya
pelaksanaan pekerjaan, termasuk penggandaan dokumen kontrak beserta
kelengkapan pendukung lainnya sebanyak 6 (enam) copy atau sesuai petunjuk
direksi, sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.
Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja dari Pemilik Pekerjaan sampai selesainya
pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat :
- Laporan harian prestasi pelaksanaan pekerjaan ;
- Laporan mingguan prestasi pelaksanaan pekerjaan ;
- Laporan bulanan prestasi pelaksanaan pekerjaan ;
- Laporan dan perhitungan hasil test laboratorium ;
Isi laporan-laporan tersebut meliputi :
- Tenaga kerja yang bekerja ;
- Peralatan yang dipakai ;
- Data cuaca dilokasi proyek ;

RKS-KONSTRUKSI
11

- Teknis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu ke waktu dan lain-lain.


Semua laporan tersebut harus mendapat pengesahan dari pengawas pekerjaan dan
Direksi pekerjaan untuk laporan harian, laporan mingguan, bulanan, laporan hasil
test, dan perhitungan laboratorium.
Guna mengevaluasi kemajuan prestasi pelaksanaan pekerjaan lapangan pada awal
sebelum dimulainya pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat schedule waktu
pelaksanaan pekerjaan secara detail yang meliputi :
- Waktu kegiatan masing-masing jenis pekerjaan
- Volume masing-masing jenis pekerjaan
- Bobot masing-masing jenis pekerjaan
- Target rencana pelaksanaan tiap minggu (% bobot)
- Target rencana komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot)
- Kolom prestasi pelaksanaan tiap minggu (% bobot)
- Kolom prestasi komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot)
- Keterangan lainnya yang diperlukan.
Rencana kerja tersebut harus disetujui Pengawas dan Direksi dan diserahkan
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dari saat penunjukan pemenang.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada
analisa harga satuan pekerjaan.
B. Bangunan sementara
Sebelum pemborong memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan menyediakan
dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara yang berukuran minimal
3.00 x 9.00 m2, banguan sementara ini harus dilengkapi dengan toilet / wc dan
kamar mandi yang khusus dimanfaatkan oleh Direksi / Pengawas selain dilengkapi
dengan bak air, closet, maka harus pula dilengkapi dengan septictank & sumur
peresap.
C. Kelengkapan Direksi Keet.
Sebagai kelengkapan direksi keet guna penyelesaian Administarsi dilapangan, maka
sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai Pemborong harus terlebih dahulu
melengkapi peralatan – peralatan antara lain:
- (satu) buah meja rapat (sederhana) ukuran1,20 x 4,80 m2
- (dua belas) buah kursi duduk ruang rapat
- (satu)white board (1,20 x 2,40) dan peralatannya
- (satu) rak / almari buku (sederhana)
- (satu) set kelengkapan PPPK (P3K)

RKS-KONSTRUKSI
12

selesai pelaksanaan proyek ini (serah terima ke II) semua peralatan/ kelengkapan
tersebut pada ayat ini menjadi milik Kontraktor, dengan demikian pembiayaannya
dianggap sebagai sewa.

1.1.2 KANTOR DAN GUDANG KONTRAKTOR


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat Kantor Kontraktor,
barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan(Boukkeet), yang
sebelumnya telah mendapat persetujuan dari pihak Direksi/Pengawas berkenaan
dengan semua konstruksi atau penempatannya.semua Boukeet perlengkapan
Pemborong dan sebagainya, pada waktu pekerjaan berakhir (serah termia kedua)
harus di bongkar.

1.1.3 SARAN KERJA


a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua pekerjaan
yang dilakukan diluar lapangan sebelum pemindahan peralatan yang dimiliki
serta jadwal kerja
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja dilapangan
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material dilapangan harus aman dari
segala kerusakan hilang dan hal-hal yang mengganggu pekerjaan lain yang
sedang berjalan.

1.1.4 PENGATURAN JAM KERJA DAN PENGERAHAN TENAGA KERJA


a. Pemborong harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan
tenaga kerja, pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya di
konsultasikan terlebih dahulu dengan pengawas lapangan. Khususnya dalam
pengerahan tenaga kerja dan pengaturan jam kerja pelaksanaannya harus
sesuai dengan peraturan perburuhan yang berlaku.
b. Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan akomodasi dan fasilitas
– fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya (air minum,toilet yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya seperti penyediaan
perlengkapan PPPK yang cukup serta pencegahan penyakit menular.
c. Pemborong harus membatasi daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan dan
harus mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar
wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan Pemborong harus
melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan.

RKS-KONSTRUKSI
13

1.1.5 PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN/ SARANA YANG ADA.


a. Segala kerusakan yang timbul pada bangunan/ konstruksi /jaringan utilitas
sekitarnya menjadi tanggung jawab Pemborong untuk memperbaikinya, bila
kerusakan tersebut jelas akibat pelaksanaan pekerjaan.
b. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus selalu menjaga kondisi jalan
sekitarnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerusakan -kerusakan
yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Kontraktor wajib mengamankan sekaligus melaporkan /menyerahkan kepada
pihak yang berwenang bila nantinya menemukan benda-benda bersejarah.

1.1.6 PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA


a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat semua pompa
ditapak proyek atau disuplai dari luar. Air bersih, bebas debu, bebas dari lumpur,
minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak penyediaan air harus
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan perencana.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau penggunaan diesel
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan pengawas Daya listrik juga disediakan untuk suplai
Kantor Direksi Lapangan.
c. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas adalah beban kontarktor

1.2. Uitzet Dengan Theodolit/ WaterPass


Jaringan dan Permukiman
1. Jaringan dan permukiman diambil berdasarkan referensi titik tetap (patok beton) yang
dipasang oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Gresik yang terdekat.
2. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di
atas.
3. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum
dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.

RKS-KONSTRUKSI
14

Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya untuk
melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan khususnya
lokasi rencana konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor bersama-
sama dengan Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil permukaan dan
sounding areal kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua
pekerjaan didasarkan.
2. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
3. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila akan
mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
4. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang
diperlukan Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
5. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
6. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap
bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama
berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
7. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut
ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap
mengadakan pengukuran ulang.
8. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan
sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.
9. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan
hasil pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu kemudian.
10. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur ukang lagi dan
dikoreksi oleh pihak Direksi.
11. Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
12. Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross Section per titik.
Tiap Titik adalah sejarak 25 meter.
13. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak patok
patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

RKS-KONSTRUKSI
15

14. Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk
menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal Kontraktor
tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan standar yang
ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain untuk
mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya kepada
Kontraktor.
15. Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan daya
dukung tanah) , kontraktor diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah dengan
menunjuk pihak / lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan tanah yang
bersertifikasi.

1.3. Pasang Rambu Pengaman


1. Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang, dan menempatkan
rambu- rambu lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi penting termasuk
rintangan-rintangan di sekitar lokasi proyek. Penempatannya harus dengan
persetujuan polisi lalu lintas atau instansi lain yang berwenang. Bentuk dan ukuran
huruf serta susunan kalimat pada rambu dan rintangan harus jelas, mudah
dimengerti oleh setiap pengendara kendaraan dan pada setiap cuaca gelap dan
malam hari harus diberi penerangan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh
Direksi, Kontraktor diharuskan menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-
rintangan sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama pelaksanaan
dipergunakan untuk pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi proyek.

2. Lalu Lintas Proyek


Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor diharuskan mematuhi dan
mentaati ketentuan dan peraturan lalu lintas pada lokasi, sejauh pekerjaannya
mempengaruhi kelancaran lalu lintas. Dalam hal ini Kontraktor diharuskan
mendapatkan pengarahan dan pedoman dari instansi setempat yang berwenang.
Penggunaan jalan dan jembatan umum harus diatur sedemikian rupa agar
gangguan lalu lintas dan kerusakan yang timbul sebagai akibatnya dijaga sekecil
mungkin. Perbaikan kerusakan terhadap jalan, jembatan, dan gorong - gorong yang
diakibatkan oleh lalu lintas proyek dibebankan pada Kontraktor dan harus disetujui
Direksi.

3. Pengalihan Arus Lalu Lintas dan Pembuatan Jalan Darurat

RKS-KONSTRUKSI
16

Kontraktor diharuskan membuat rencana khusus untuk setiap sub proyek


sehubungan dengan pengaturan arus lalu lintas dalam menunjang kelangsungan
pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan yang menuntut dialihkannya arus lalu lintas untuk
sementara waktu harus mendapat persetujuan Direksi.
Kontraktor diharuskan membuat jalan dan jembatan darurat apabila arus lalu
lintas tidak dapat dialihkan ke jalan umum lainnya yang ada.
Konstruksi dari jalan dan jembatan darurat harus setaraf dengan kelas jalan
yang akan ditutup untuk keperluan proyek dan harus selesai sebelum arus lalu lintas
dialihkan.
Pemeliharaan jalan darurat adalah tanggung jawab Kontraktor sampai
pengaturan arus lalu lintas dikembalikan seperti semula.

4. Pengaturan Pengangkutan Alat-alat Berat dan Bahan Konstruksi


Pengangkutan alat-alat berat ke dan dari lokasi proyek harus diatur
sedemikian rupa agar beban total dari kendaraan yang mengangkut alat-alat berat
tersebut tidak melampaui kapasitas jalan/ jembatan yang dilalui. Untuk itu alat-alat
berat yang dimaksud harus diuraikan menjadi beberapa bagian untuk kemudian
diangkut beberapa kali. Ketentuan yang sama juga berlaku untuk pengangkutan
bahan-bahan konstruksi.
Apabila Direksi memandang perlu, maka Kontraktor diharuskan meminta
pengawalan dari instansi yang berwenang.

1.4. Pengukuran dan Pasang Bouwplank


Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran di lapangan sebelum mulai
pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan
selesai semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing.
Pedoman utamapelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan, adalah patok beton
yang merupakan titik tetap utama ("Bench Mark") yang akan ditentukan oleh Direksi
pekerjaan.
Kontraktor diwajibkan memasang tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang
akan dijadikan sebagai titik bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari
lokasi rencana bangunan, dan tidak beleh terusik atau rusak atau berubah posisinya
secara langsung maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan.
Patok beton yang merupakan titik bantu utama, posisi elevasi, koordinat
maupun absisnya, harus diikat secara sempurna dengan patok beton titik utama.

RKS-KONSTRUKSI
17

Patok beton sebagai titik bantu utama, harus mempunyai ukuran : lebar 10 cm,
panjang 10 cm dan tinggi 100 cm serta harus tertanam sedalam 50 cm.
Semua data, gambar sketsa pengukuran, dan perhitungan hasil pengukuran
sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan harus disahkan oleh Direksi pekerjaan,
selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk penggambaran rencana gambar
pelaksanaan ("Construction Drawing").
Selama masa pelaksanaan semua data dan perhitungan hasil pengukuran
harus disahkan oleh Direksi pekerjaan, dari waktu ke waktu selama masa
pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil
pelaksanaan pekerjaan.
Setelah semua pekerjaan selesai, Kontraktor diwajibkan melakukan
pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan perhitungan
hasil pengukuran harus disahkan oleh Direksi pekerjaan dan dipergunakan sebagai
dasar acuan guna mempersiapkan gambar purna bangun (As Built Drawing).
Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Direksi
pekerjaan sewaktu-waktu berwenang dan berhak memberikan instruksi kepada
Kontraktor, dan Kontraktor harus bersedia untuk melaksanakan pengukuran tertentu
yang sifatnya sebagai check berkala atau stick proff, misalnya kedalaman pondasi,
batas pembebasan tanah dan lain sebagainya.
Pada saat penyerahan gambar purna bangun, Kontraktor harus menyerahkan
data dan perhitungan hasil pengukuran yang sudah disahkan oleh Direksi pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Kontraktor serta sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada
analisa harga satuan pekerjaan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan
pematokan dan pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Direksi.
Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat selebar pondasi
saluran.
Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak
bergerak serta harus dijaga agar tidak rusak / hilang selama pelaksanaan pekerjaan.
Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar
pelaksanaan pekerjaan baik dalam penentuan lebar saluran, tinggi saluran maupun
tebal pasangan/konstruksi lainnya.

1.5. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat berat

RKS-KONSTRUKSI
18

Mobilisasi dan Demobilisasi berkaitan dengan proses pengadaan material pre-cast,


dan alat berat. Mobilisasi dan Demobilisasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor. Alat berat yang sudah tidak diperlukan harus segera dikembalikan agar
tidak mengganggu aktivitas proyek yang lainnya, ataupun aktivitas warga sekitar
proyek.
1.6. Pemotongan Pohon dan Pembuangan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan alat -alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan.

1.7. Penanaman Pohon Pelindung Pule ∅ 30-40 cm


Pengaturan perletakan (posisi) tanaman Pohon Pule∅ 30-40 cm yang akan
ditanam harussesuai diameter atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Pembuatan/penggalian lubang tanam harus lebih besar dari perakaran
tanaman.
Setelah selesai penanaman, semua lubang tanam (titik tanam) harus diurug
kembali dengan media tanam (tanah subur +pupuk kandang). dan di sekitar lubang
(titik tanam) dibuatkan piringan untuk menampung siraman air.
Pemasangan Penopang/Penguat Tanaman (Steger) Semua jenis tanaman
yang memerlukan penopang/penguat tanaman memerlukan perlakuan khusus
sesuai dengan petunjuk. Semua jenis penopang/penguat tanaman yang
dipergunakan adalah jenis bambu dan kayu yang diberi wama sejenis/dicat abu-abu.
Kecuali karena sesuatu hal yang dipertimbangkan oleh Direksi Pekerjaan, maka
bahan/jenis bambu atau kayu dapat diganti. Ketentuan untuk penopang/penguat
tanaman disesuaikan menurut jenis tanamannya.

1.8. Penanaman dan penyiraman


a. Pengaturan perletakan (posisi) tanaman Pohon Pule yang akan ditanam
harus sesuai Gambar Rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Pembuatan/penggalian lubang tanam harus lebih besar dari perakaran
tanaman.
Setelah selesai penanaman, semua lubang tanam (titik tanam) harus diurug
kembali dengan media tanam (tanah subur +pupuk kandang). dan di sekitar
lubang (titik tanam) dibuatkan piringan untuk menampung siraman air.
Pemasangan Penopang/Penguat Tanaman (Steger) Semua jenis tanaman
yang memerlukan penopang/penguat tanaman memerlukan perlakuan
khusus sesuai dengan petunjuk. Semua jenis penopang/penguat tanaman

RKS-KONSTRUKSI
19

yang dipergunakan adalah jenis bambu dan kayu yang diberi wama
sejenis/dicat abu-abu. Kecuali karena sesuatu hal yang dipertimbangkan oleh
Direksi Pekerjaan, maka bahan/jenis bambu atau kayu dapat diganti.
Ketentuan untuk penopang/penguat tanaman disesuaikan menurut jenis
tanamannya.
b. Setelah pekerjaan penanaman selesai, tanaman harus disiram
sampai perakarannya benar-benar basah, untuk selanjutnya
penyiraman dilakukan setiap hari secara rutin.
Untuk membantu pekerjaan penyiraman, bila areal proyek
memungkinkan dapat dibuat kran/sprinkler atau sumber air lainnya.

2. PEKERJAAN TANAH
Lingkup Pekerjaan
Scope pekerjaan tanah meliputi :
- Galian tanah untuk pondasi bangunan
- Pengerukan alur sungai, short cut
- Pembuangan material galian tanah yang tidak terpakai.
Pada pelaksanaan pekerjaan tanah, Kontraktor bisa menggunakan tenaga orang
atau dengan mempergunakan peralatan besar seperti Bulldozer, Back Hoe, Dump Truck
dan lain-lain.
Untuk pekerjaan tanah berupa galian, pembuangan dan timbunan tanah yang
mempunyai volume cukup besar, Kontraktor sebelum mengajukan penawaran harga,
harus sudah mengetahui dan mengantisipasi kondisi lapangan, jenis material tanah yang
akan dikerjakan, kondisi jalan kerja untuk transportasi, lokasi borrow area dan spoil
bank, sehingga bisa memperkirakan jumlah susunan dan kombinasi alat yang akan
dipakai.
Jumlah susunan dan kombinasi alat yang akan dipergunakan oleh Kontraktor, akan
sangat berpengaruh pada metode kerja, kelancaran pelaksanaan pekerjaan maupun
harga satuan pekerjaan yang akan ditawarkan oleh Kontraktor.
Pelaksanaan Pekerjaan
Lingkup pekerjaan galian tanah meliputi, pekerjaan galian pondasi bangunan,
galian tanah sungai, galian "short cut", galian saluran drainase samping dan lain
sebagainya.
Jika bahan material tanah hasil galian tersebut diatas atau pengarahan Direksi
pekerjaan tidak akan dipergunakan, maka bahan material tanah hasil galian harus

RKS-KONSTRUKSI
20

diangkut dan dibuang ke lokasi pembuangan atau "Spoil bank" yang disetujui Direksi
Pekerjaan.
Pada lokasi "Spoil bank" bahan material tanah hasil galian yang dibuang harus
diratakan lapis demi lapis secara rapi, tidak boleh ditimbun menjadi satu gundukan tanah
dan tidak boleh mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan disekitarnya.
Lokasi areal tempat pembuangan bahan material tanah hasil galian, harus
dipersiapkan dan menjadi beban serta tanggung jawab Kontraktor, dan untuk
penentuan lokasinya harus mendapatkan persetujuan dari Direksi pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah harus sesuai dan mengikuti garis batas
galian yang tergambar dalam gambar pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui oleh
Pemilik Pekerjaan.
Apabila Kontraktor melaksanakan pekerjaan galian tanah tidak mengikuti garis
batas galian seperti yang tertera dalam gambar pelaksanaan pekerjaan yang telah
disetujui oleh Pemilik Pekerjaan, maka Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap pelaksanaan yang telah dilakukannya, dan kelebihan volume galian tanah
tersebut tidak akan dibayar oleh Pemilik Pekerjaan.

2.1. Test Hole


1. Kontraktor harus melakukan Test Hole minimal sejumlah 4 titik.
2. Test hole dimaksudkan untuk mengetahui utilitas yang tertanam didalam tanah
yang dapat menganggu aktivitas proyek.
2.2. Penggalian Tanah Manual
2.2.1. Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila
ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang
memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pasangan saluran, untuk
pembuangan material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan
secara umum garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau
yang diperintahkan oleh Direksi.
2.2.2. Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh
Kontraktor sebagai berikut :
1. Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut

RKS-KONSTRUKSI
21

2. Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali
dengan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan oleh
Direksi.

2.2.3. Pelaporan dan Pencatatan


1. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi, sebelum memulai pekerjaan, gambar
perincian potongan melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal
daripada tanah sebelum operasi pembabatan dan penggarukan dilakukan untuk
setiap seksi pekerjaan galian.
2. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar perincian dari seluruh struktur
sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan untuk digunakan seperti skor,
turap, cofferdam, dan tembok penahan dan harus memperoleh persetujuan direksi
sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan untuk dilindungi oleh
struktur yang diusulkan tersebut.
3. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi selesai,
kontraktor harus memberitahu direksi. Bahan landasan atau material lain tidak boleh
dipasang sebelum kedalaman galian disetujui oleh direksi.

2.2.4. Prosedur Penggalian


1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan
seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu
bata, batu beton dan lain-lain. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal
mungkin gangguan terhadap material di bawah dan di luar batas galian.
2. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan
seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan,
panggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan
cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada
gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.

2.2.5. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian


1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan
pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian.
2. Selama masa pekerjaan galian, kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng
yang stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan, kontraktor

RKS-KONSTRUKSI
22

harus menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika tidak dilakukan
dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala,
kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang
tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan
galian cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia di tempat kerja galian.
4. Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah
pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada badan
jalan atau bahu harus ditambah dengan bamboo pada malam hari dengan drum dicat
putih atau lampu kuning sesuai dengan ketentuan Direksi.

2.2.6. Pembuangan Material Galian


1. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan
apabila tidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat diletakan
didaerah sekitar saluran.
2. Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.
3. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada pada
tempat tersebut sampai 1 ( satu hari )
4. Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas
penempatan sementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapi dan bersih.
5. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah Dump
Truk dengan kapasitas muat 6 m3 atau bila kondisi jalan / area yang tidak
memungkinkan bisa menggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas
lapangan
6. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan
pengangkutan material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3
volume dari material yang telah diangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan.

2.3. Pekerjaan Galian Tanah dengan Alat Berat


2.3.1. Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila
ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang
memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pasangan slauran, untuk
pembuangan material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan

RKS-KONSTRUKSI
23

secara umum garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau
yang diperintahkan oleh Direksi.

2.3.2. Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan


Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh
Kontraktor sebagai berikut :
1. Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut
2. Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali
dengan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan oleh
Direksi.

2.3.3. Pelaporan dan Pencatatan


1. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi, sebelum memulai pekerjaan, gambar
perincian potongan melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal
daripada tanah sebelum operasi pembabatan dan penggarukan dilakukan untuk
setiap seksi pekerjaan galian.
2. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar perincian dari seluruh struktur
sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan untuk digunakan seperti skor,
turap, cofferdam, dan tembok penahan dan harus memperoleh persetujuan direksi
sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan untuk dilindungi oleh
struktur yang diusulkan tersebut.
3. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi selesai,
kontraktor harus memberitahu direksi. Bahan landasan atau material lain tidak boleh
dipasang sebelum kedalaman galian disetujui oleh direksi.

2.3.4. Prosedur Penggalian


1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan
seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu
bata, batu beton dan lain-lain. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal
mungkin gangguan terhadap material di bawah dan di luar batas galian.
2. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan
seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan,
panggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan
cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada
gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.

RKS-KONSTRUKSI
24

2.3.5. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian


1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan
pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian.
2. Selama masa pekerjaan galian, kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng
yang stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan, kontraktor
harus menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika tidak dilakukan
dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala,
kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang
tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan
galian cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia di tempat kerja galian.
4. Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah
pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada badan
jalan atau bahu harus ditambah dengan bamboo pada malam hari dengan drum dicat
putih atau lampu kuning sesuai dengan ketentuan Direksi.

2.3.6. Pembuangan Material Galian


1. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan
apabila tidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat diletakan
didaerah sekitar saluran.
2. Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.
3. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada pada
tempat tersebut sampai 1 ( satu hari )
4. Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas
penempatan sementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapi dan bersih.
5. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah Dump
Truk dengan kapasitas muat 6 m3 atau bila kondisi jalan / area yang tidak
memungkinkan bisa menggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas
lapangan
6. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan
pengangkutan material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3
volume dari material yang telah diangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan.

2.4. Urugan Sirtu


Bahan Urugan Dari Luar Lokasi Proyek

RKS-KONSTRUKSI
25

Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Memiliki koifisien permeabilitas dari 10 -7 cm/ detik
2. Mengandung minimal 20 % partikel lanau dan lempung dan bebas tanah
organis , kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan
mengandung kurang dari 10 % partikel gravel.
3. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 % bahan yang mempunyai PI
lebih dari 10 % akan sulit dipadatkan.
4. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
5. Bahan Urugan yang Tidak Memenuhi Syarat
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi
proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat

2.5. Lapis Pondasi Agregat Kelas A, CBR ≥ 90%


Tabel 7.2.3Persyaratan gradasi lapisan pondasi agregat

Persyaratan lapis pondasi agregat harus bebas dari bahan organik dan
gumpalan lempung ataubahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan harus
memenuhi persyaratansesuai pada tabel
Tabel 7.2.4Persyaratan lapisan pondasi agregat

2.6. Pembongkaran Jalan Aspal

RKS-KONSTRUKSI
26

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran aspal seperti
tertera pada gambar rencana dan juga pembersihan lokasi pembongkaran dari sisa
material lama.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak
merusak bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak
membahayakan manusia, baik orang lain, personel yang terlibat dalam
pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
2. Semua Material bekas bongkaran diangkut keluar proyek.

2.7. Pembuangan Tanah bekas galian Keluar Proyek


1. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan
apabila tidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat
diletakan didaerah sekitar saluran.
2. Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.
3. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada
pada tempat tersebut sampai 1 ( satu hari )
4. Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas
penempatan sementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih.
5. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalh Dump
Truk dengan kapasitas muat 6 m3 atau bila kondisi jalan / area yang tidak
memungkinkan bisa menggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas
lapangan
6. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan
pengangkutan material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3
volume dari material yang telah diangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan.

3. PEKERJAAN SALURAN
3.1. PekerjaanBongkaran Paving
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk membongkar pasangan paving yang akan
digunakan untuk pekerjaan saluran. Pembongkaran paving dilakukan sedemikian rupa
hingga paving tidak rusak dan dapat dipasang kembali ditempat lain.Semua Material
bekas bongkaran diangkut keluar proyeksesuai petunjuk Direksi.

3.2. Pembuatan KISDAM tinggi 2m tebal 0,6 m

RKS-KONSTRUKSI
27

Untuk pembuatan pasangan talud ( plengsengan ) pada saluran-saluran yang


sudah ada, Kontraktor diharuskan membuat tanggul ( kisdam ) sepanjang talud dengan
ukuran dan Kontruksi yang disetujui oleh Direksi. Tanggul / kisdam harus dibuat cukup
kuat, tidak mudah rusak akibat kikisan air. Sebelum pelaksanaan pembuatan tanggul
dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar detail talud beserta spesifikasi bahan
yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

3.3. Dewatering
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan
kedang-kasang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan
ini, Kontraktor diwajibkan menmgeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang
akan dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena
bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada
prinsipnya selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai
sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan
ataupun rembesan air.

3.4. Pek. Rigid Pavement Cutting


Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan ini bertujuan untuk pemotongan
perkerasan rigid dan merapikan perkerasan rigid.

3.5. Pekerjaan Utilitas


 Pengaturan Pemindahan Jaringan Pipa dan Kabel untuk dialihkan ke Box Utilitas
yaitu U-DITCH & COVER K-350 (800.800.1200.100), dan pemindahan tiang sesuai
petunjk dieksi.
1. Istilah pipa, tiang dan kabel adalah pipa distribusi air bersih PDAM, pipa gas,
kabel listrik, kabel telpon, kabel TELKOM,tiang listrik,Tiangtelpon, dan lainnya
yang pemasangan jaringannya tertanam dan terletak di bawah permukaan
tanah.
2. Semua pipa dan kabel yang termasuk dalam kategori pipa PDAM, pipa gas,
kabel listrik, kabel telpon, kabel TELKOM diatas dan yang sudah tidak
berfungsi lagi serta jalurnya melintasi dan menghalangi aliran air dalam saluran
harus disingkirkan atau dipotong sesuai petunjuk Direksi.

RKS-KONSTRUKSI
28

3. Biaya penggantian dan perbaikan atas kerusakan terhadap pipa dan kabel
yang masih berfungsi sebagai akibat dari kelalaian Kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaannya adalah menjadi beban Kontraktor sepenuhnya.
4. Apabila dalam rangka pekerjaan penggalian saluran baru atau penggalian
memperdalam dasar saluran lama ditemui lintasan pipa dan kabel yang masih
berfungsi, maka Direksi dan Kontraktor menghubungi instansi yang mengelola
jaringan tersebut untuk menentukan biaya pemindahan jalur pipa atau kabel
yang dimaksud untuk dialihkan ke Box Utilitas yaitu U-DITCH & COVER K-350
(800.800.1200.100)
5. Direksi berhak menunjuk seorang ahli yang akan memberi pengarahan dan
mengawasi semua pekerjaan instalasi dalam rangka pemindahan dan
pengalihan jalur atau lintasan pipa dan kabel dan tiang.

Pondasi Lampu PJU & Tiang PJU Siap Menyala


Pondasi Strous
1. Pekerjaan pondasi ini ukurannya sesuaikan dengan gambar dan dilakukan
dengan spesi 1pc : 2ps : 3kr pengadukan menggunakan molen dan pengecoran
disertai alat penggetar agar menghasilkan cetakan beton yang baik. Pondasi
sistem flenders menggunakan besi/angker (Sesuai Gambar). Bidang pondasi
yang terlihat di permukaan tanah diplester halus dan rapi.
2. Pekerjaan Strous
3. Strous terbuat dari beton cor 1pc : 1,5 ps : 2,5 kr, strous  30 cm, kedalaman 6 m
dari permukaan. Tulangan pokok  10 mm sebanyak 8 buah, diperpanjang 6 m
dan dibengkok pada ujungnya, begel spiral menggunakan besi  10 mm ( Sesuai
Gambar )
Tiang PJU
1. Tiang PJU adalah Tiang Otagonal 9M Cabang 2 Hot Dipped Galvanized Dg
Flenders (Dekoratif) sesuai dengan gambar kontrak.
Lampu PJU
Lampu PJU ada 2 jenis sesuai dengan gambar kontrak, yaitu:
1. Lampu Armature Road Lighting Iberia Metal Halide 150 Watt
2. Lampu Armature Road Lighting corol HPS 250 Watt

3.6. Pekerjaan Beton B-0 (1Pc : 6Kr : 3Ps) K -100


Aspek spesifikasi bahan sama dengan pasal pembuatan Beton (seperti tercantum
pada Pekerjaan Beton)
RKS-KONSTRUKSI
29

3.7. Pengadaan dan Pemasangan U-DITCH & COVER K-350 1000.1000.1200.100)


U-DITCH &COVER yang dimaksud adalah U-DITCH & COVER Precast yang berasal
dari pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 10 ton/m2
1. U-DITCH & COVERmenggunakan mutu beton K-350 dengan mutu baja BJTD-40
2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-DITCH & COVER Precast tersebut
dari salah satu pabrikan sebagai berikut: PT.LISA CONCRETE
INDONESIA, PT.CALVARY ABADI, PT.BETON CITRA ABADI, PT.SCG
PIPE AND PRECAST INDONESIA, PT.VARIA USAHA BETON
3. Mutu, Dimensi serta Detail U-DITCH & COVER Precast yang dipesan harus sesuai
dengan gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U-
DITCH & COVER Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan
dari Pabrik ( dengan melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang
dikeluarkan oleh Pabrik, kepada Direksi dan Pengawas.
7. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Beton B0 K-
100.Biaya transportasi U-DITCH & COVER Precast yang sudah dipesan,
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.

A. SOP Pemesanan Precast


1. Penyedia jasa dalam penawaran harus sudah melampirkan perhitungan
kekuatan semua type yang ada. Dalam perhitungan itu sudah diperhitungkan
beban gandar kendaraan 10 T, beban sediri dan beban lainya sesuai dengan
peraturan pembebanan Indonesia sehingga diperoleh desain pembesian sesui
beban maksimal yang ada.
2. Sebelum material precast diproduksi oleh pabrikan yang ditunjuk oleh pemenang
lelang, penyedia jasa (pemenang lelang) harus mengajukan request untuk
mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa setelah melalui pemeriksaan dari
Tim Pemeriksa/Penerima Pekerjaan.
3. Sebelum material dipasang harus diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari
pengguna jasa.
RKS-KONSTRUKSI
30

4. Barang yang akan digunakan / disampaikan harus dapat diuji laboratorium atau
dengan Uji beban dengan sistem acak dan berkala.
5. Fabrikasi precast juga harus dapat memenuhi target kebutuhan sesuai dengan
jadwal pemasangannya. Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas
keterlambatan produksi precast.

B. Persyaratan Kerja
1. Persiapan Tempat Kerja
2. Penggalian dan persiapan parit serta pondasi untuk drainase beton box culvert
harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pasal 5.1 dari Spesifikasi ini.
3. Kondisi Tempat Kerja
4. Ketentuan yang diberikan dalam pasal 5.1. dari Spesifikasi ini, tentang
pengeringan air dan pemeliharaan sanitasi di lapangan harus diberlakukan.
5. Utilitas Bawah Tanah
6. Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 5.1. dari Spesifikasi ini
harus berlaku, juga pada pekerjaan yang dilaksanakan dalam Seksi ini.
7. Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian
8. Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam pasal 5.1. dari Spesifikasi
Perhitungan Volume Dan Pembayaran
9. Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara
10. Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam pasal 2.B. dari Spesifikasi ini
harus diberlakukan.
11. Pengendalian Lalu Lintas
12. Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Pemeliharaan Lalu Lintas.

C. Pelaksanaan Pemasangan
 MetodePekerjaan
a. Pekerjaan box culvert tidak boleh dimulai sampai persetujuan tertulis dari
Direksi / Pengawas dan lingkup pekerjaan yang telah diterbitkan.
b. Penyedia jasaharus mengusulkan metode kerja selambat-
lambatnya14hari sebelumpelaksanaanpemasanganboxculvertdilaksanakan
untuk pelaksanaanpemasanganboxculvert,dandiserahkankepada Direksi/
Pengawas untuk mendapat persetujuan pekerjaan.
c. Pekerjaanpersiapantanahdasar ataupekerjaanpelapisanulang,baikpada
jalurlalulintas maupunpadabahujalan,tidakbolehdimulaisebelum box
culvert,U-gutterdanstrukturminorlainnyayang terletakdi bawah elevasi

RKS-KONSTRUKSI
31

tanah dasarselesai dikerjakan.


d. Pada saat pelaksanaan, Penyedia jasa harus memperhitungkan serta
mem-perkirakan adanya lalu lintas jalan raya yang tidak boleh
terganggu dengan adanya pekerjaan pemasangan box culvert.
e. Peralatan -peralatanyang digunakan harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu ruangbebas jalan raya.
f. Segalaperijinanyangmenyangkutmasalahpelaksanaan(sepertiperijinan
dariDLLAJR,Kepolisian,dsb)menjadi tanggung jawab danatasbeban
biayaPenyedia jasa.
g. Apabila dalam pelaksanaan pemasangan antar Box Culvert dan U-gutter tidak
presisi atau ada nat yang terlalu lebar seperti yang disyaratkan akibat cetakan
yang tidak presisi, maka Penyedia jasa wajib menutup lubang nat tersebut
dengan spesi campuran 1 Pc : 2 Pc pada bagian Box Culvert dan U-Gutter
yang tidak presisi tersebut. Biaya perbaikan ini sepenuhnya menjadi tangung
jawab Penyedia Jasa.
h. Apabila metode kerja pelaksanaan yang diusulkan menyebabkan terjadinya
perubahan desain struktural, maka perubahan desain tersebut menjadi
tanggung jawab dan atas beban biaya Penyedia jasa.Perubahandesain
tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dari Direksi / Pengawas
maupun Perencana.
i. Pelaksana Pemasangan, Pemasangan harus dilaksanakan oleh operator
dan staf pengawas yang berpengalaman dengan sistem yang dipakai.
j. Perlindungan Terhadap U-Gutter. Pada setiap waktu sejak pemasangan
hingga saat struktur diatas U-Gutter dikerjakan, U-Gutter harus dilindungi
sedemikian untuk menjaga posisi, vertikal maupun horisontal.
k. Program Pemasangan, Kontaraktor wajib menginformasikan Direksi setiap
hari rencana pemasangan untuk hari berikutnya dan memberitahukan
rencana untuk kerja lembur.
l. Kerusakan Akibat Pemasangan, kontraktor wajib memperbaiki segala
kerusakan yang terjadi akibat pemasangan dengan biaya dari Kontraktor :
 Pembuatan, pengiriman, penanganan U-Gutter yang tidak memenuhi
persyaratan kualitas.
 Pemasangan tidak tepat
 Bergesernya posisi Box Cluvert dan U-Gutter dari posisi rencana.
 Pekerjaan perbaikan seperti yang telah ditetapkan oleh Direksi dan
dilaksanakan oleh Kontraktor atas beban Kontraktor yaitu :
RKS-KONSTRUKSI
32

a) Penarikan kembali Box Cluvert dan U-Gutter yang rusak atau tidak
sesuai dan mengganti dengan Box Cluvert dan U-Gutter yang baru.
b) Pemasangan Box Cluvert dan U-Gutter kedua disisi Box Cluvert dan
U-Gutter yang tidak memenuhi syarat.

 Pelaksanaan Box CulvertPracetak


a. BoxCulvert pracetakharus dibuat sesuai dengangaris dan dimensiyang
diberikan dalamGambaratau sebagaimanayang diperintahkan olehDireksi /
Pengawas.
b. Seluruhpekerjaanbetonbertulang ataubetonpracetakharusmemenuhi
ketentuanyangdisyaratkan dalam spesifikasi beton

3.8. Pengadaan dan Pemasangan U-DITCH & COVER K-350 (800.800.1200.100)


U-DITCH & COVER yang dimaksud adalah U-DITCH & COVER Precast yang berasal
dari pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 20 ton/m2
1. U-DITCH & COVERmenggunakan mutu beton K-350 dengan mutu baja BJTD-40
8. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-DITCH & COVER Precast tersebut
dari salah satu pabrikan sebagai berikut: PT.LISA CONCRETE
INDONESIA, PT.CALVARY ABADI, PT.BETON CITRA ABADI, PT.SCG
PIPE AND PRECAST INDONESIA, PT.VARIA USAHA BETON
2. Mutu, Dimensi serta Detail U-DITCH & COVER Precast yang dipesan harus sesuai
dengan gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
3. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
4. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
5. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U-
DITCH & COVER Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan
dari Pabrik ( dengan melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang
dikeluarkan oleh Pabrik, kepada Direksi dan Pengawas.
6. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Beton B0 K-
100.Biaya transportasi U-DITCH & COVER Precast yang sudah dipesan,
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.

RKS-KONSTRUKSI
33

A. SOP Pemesanan Precast


1. Penyedia jasa dalam penawaran harus sudah melampirkan perhitungan
kekuatan semua type yang ada. Dalam perhitungan itu sudah diperhitungkan
beban gandar kendaraan 20 T, beban sendiri dan beban lainya sesuai dengan
peraturan pembebanan Indonesia sehingga diperoleh desain pembesian sesui
beban maksimal yang ada.
2. Sebelum material precast diproduksi oleh pabrikan yang ditunjuk oleh pemenang
lelang, penyedia jasa (pemenang lelang) harus mengajukan request untuk
mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa setelah melalui pemeriksaan dari
Tim Pemeriksa / Penerima Pekerjaan.
3. Sebelum material dipasang harus diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari
pengguna jasa.
4. Barang yang akan digunakan / disampaikan harus dapat diuji laboratorium atau
dengan Uji beban dengan sistem acak dan berkala.
5. Fabrikasi precast juga harus dapat memenuhi target kebutuhan sesuai dengan
jadwal pemasangannya. Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas
keterlambatan produksi precast.

B. Persyaratan Kerja
1. Persiapan Tempat Kerja
2. Penggalian dan persiapan parit serta pondasi untuk drainase beton box culvert
harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pasal 5.1 dari Spesifikasi ini.
3. Kondisi Tempat Kerja
4. Ketentuan yang diberikan dalam pasal 5.1. dari Spesifikasi ini, tentang
pengeringan air dan pemeliharaan sanitasi di lapangan harus diberlakukan.
5. Utilitas Bawah Tanah
6. Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 5.1. dari Spesifikasi ini
harus berlaku, juga pada pekerjaan yang dilaksanakan dalam Seksi ini.
7. Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian
8. Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam pasal 5.1. dari Spesifikasi
Perhitungan Volume Dan Pembayaran
9. Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara
10. Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam pasal 2.B. dari Spesifikasi ini
harus diberlakukan.
RKS-KONSTRUKSI
34

11. Pengendalian Lalu Lintas


12. Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Pemeliharaan Lalu Lintas.

C. Pelaksanaan Pemasangan
 MetodePekerjaan
a. Pekerjaan box culvert tidak boleh dimulai sampai persetujuan tertulis dari
Direksi / Pengawas dan lingkup pekerjaan yang telah diterbitkan.
b. Penyedia jasaharus mengusulkan metode kerja selambat-
lambatnya14hari sebelumpelaksanaanpemasanganboxculvertdilaksanakan
untuk pelaksanaanpemasanganboxculvert,dandiserahkankepada Direksi/
Pengawas untuk mendapat persetujuan pekerjaan.
c. Pekerjaanpersiapantanahdasar ataupekerjaanpelapisanulang,baikpada
jalurlalulintas maupunpadabahujalan,tidakbolehdimulaisebelum box
culvert,U-gutterdanstrukturminorlainnyayang terletakdi bawah elevasi
tanah dasarselesai dikerjakan.
d. Pada saat pelaksanaan, Penyedia jasa harus memperhitungkan serta
mem-perkirakan adanya lalu lintas jalan raya yang tidak boleh
terganggu dengan adanya pekerjaan pemasangan box culvert.
e. Peralatan -peralatanyang digunakan harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu ruangbebas jalan raya.
f. Segalaperijinanyangmenyangkutmasalahpelaksanaan(sepertiperijinan
dariDLLAJR,Kepolisian,dsb)menjadi tanggung jawab danatasbeban
biayaPenyedia jasa.
g. Apabila dalam pelaksanaan pemasangan antar Box Culvert dan U-gutter tidak
presisi atau ada nat yang terlalu lebar seperti yang disyaratkan akibat cetakan
yang tidak presisi, maka Penyedia jasa wajib menutup lubang nat tersebut
dengan spesi campuran 1 Pc : 2 Pc pada bagian Box Culvert dan U-Gutter
yang tidak presisi tersebut. Biaya perbaikan ini sepenuhnya menjadi tangung
jawab Penyedia Jasa.
h. Apabila metode kerja pelaksanaan yang diusulkan menyebabkan terjadinya
perubahan desain struktural, maka perubahan desain tersebut menjadi
tanggung jawab dan atas beban biaya Penyedia jasa.Perubahandesain
tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dari Direksi / Pengawas
maupun Perencana.
i. Pelaksana Pemasangan, Pemasangan harus dilaksanakan oleh operator
dan staf pengawas yang berpengalaman dengan sistem yang dipakai.
j. Perlindungan Terhadap U-Gutter. Pada setiap waktu sejak pemasangan

RKS-KONSTRUKSI
35

hingga saat struktur diatas U-Gutter dikerjakan, U-Gutter harus dilindungi


sedemikian untuk menjaga posisi, vertikal maupun horisontal.
k. Program Pemasangan, Kontaraktor wajib menginformasikan Direksi setiap
hari rencana pemasangan untuk hari berikutnya dan memberitahukan
rencana untuk kerja lembur.
l. Kerusakan Akibat Pemasangan, kontraktor wajib memperbaiki segala
kerusakan yang terjadi akibat pemasangan dengan biaya dari Kontraktor :
 Pembuatan, pengiriman, penanganan U-Gutter yang tidak memenuhi
persyaratan kualitas.
 Pemasangan tidak tepat
 Bergesernya posisi Box Cluvert dan U-Gutter dari posisi rencana.
 Pekerjaan perbaikan seperti yang telah ditetapkan oleh Direksi dan
dilaksanakan oleh Kontraktor atas beban Kontraktor yaitu :
a) Penarikan kembali Box Cluvert dan U-Gutter yang rusak atau tidak
sesuai dan mengganti dengan Box Cluvert dan U-Gutter yang baru.
b) Pemasangan Box Cluvert dan U-Gutter kedua disisi Box Cluvert dan
U-Gutter yang tidak memenuhi syarat.

 Pelaksanaan Box CulvertPracetak


a. BoxCulvert pracetakharus dibuat sesuai dengangaris dan dimensiyang
diberikan dalamGambaratau sebagaimanayang diperintahkan olehDireksi /
Pengawas.
b. Seluruhpekerjaanbetonbertulang ataubetonpracetakharusmemenuhi
ketentuanyangdisyaratkan dalam spesifikasi beton

3.9. Box Pelaluan Air + Pemasangan


BoxPelaluan airyang dimaksud adalahPelaluan airPrecast yang berasal dari
pabrikasi

3.10. Box Tangkapan Air + Pemasangan


Box Tangkapan airyang dimaksud adalahTangkapan airPrecast yang berasal dari
pabrikasi
3.11. Pas. Curbing Type A Panjang 0.5 m K-400 (50.30.15)
Pas. Curbing Type A Panjang 0.4 myang dimaksud adalahKerbPrecast yang berasal
dari fabrikasi dengan finishing cat warna hitam dan putih.

RKS-KONSTRUKSI
36

3.12. Pembuatan Lubang & Pemasangan Lubang Drainase Pipa PVC 4"
Pembuatan lubang pada U-Ditch harus dilakukan dengan rapi, jangan sampai
merusak struktur U-Ditch.

3.13. Pek. Pemasangan Plastik Polythene T : 125 Mikron


Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap
setebal 125 mikron. Air tidak boleh tergenang di atas membran, dan membran
harus kedap air sepenuhnya waktu beton dicor.

3.14. Pek. Beton Sloof Mainhole 10x10 (K-250) pembesian (313 kg)
Aspek spesifikasi bahan sama dengan pasal pembuatan Beton (seperti tercantum
pada Pekerjaan Beton)

3.15. Pekerjaan Pemasangan Wiremesh M6 -150


Konstruksi lapis atas terdiri dari suatu campuran beton bertulang.
Campuran beton yang disyaratkan, ialah :
 Kuat tekan min. 350 kg/cm²
 Slump 8-12 cm Tebal beton 10 cm
 Baja tulangan untuk beton Pembesian tulangan beton
menggunakanWiremesh M6-150

3.16. Pek. Beton Cor Setempat K-350


Aspek spesifikasi bahan sama dengan pasal pembuatan Beton (seperti
tercantum pada Pekerjaan Beton)

3.17. Pekerjaan Pemasangan Grill Manhole Saluran ( Besi Cor )


Pekerjaan ini mencakup mulai pengadaan pengangkutan sampai pemasangan
sesuai gambar kontrak.
 Bahan
Besi Cor ( Cast Iron )
Besi Cor yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhi hal-hal sebagai
berikut :
a. Bahan terbuat dari Besi Cor “ tuang kelabu “ ( Cast Iron ) FC. 25.
b. Standar SNI dan ISO
c. Finishing cat warna hitam

3.18. Pekerjaan Pemasangan Grill Box Tangkapan Air

RKS-KONSTRUKSI
37

Pekerjaan ini mencakup mulai pengadaan pengangkutan sampai pemasangan


sesuai gambar kontrak.
 Bahan
Besi Cor ( Cast Iron )
Besi Cor yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhi hal-hal sebagai
berikut :
a. Bahan terbuat dari Besi Cor “ tuang kelabu “ ( Cast Iron ) FC. 25.
b. Standar SNI dan ISO
c. Mampu menahan beban 25 ton,.untuk Grill Tangkapan Air.
d. Finishing cat warna hitam

3.19. Pot pohon + pemasangan


Pekerjaan ini mencakup mulai pengadaan pengangkutan sampai pemasangan
sesuai gambar kontrak.
 Bahan
Besi Cor ( Cast Iron )
Besi Cor yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhi hal-hal sebagai
berikut :
a. Bahan terbuat dari Besi Cor “ tuang kelabu “ ( Cast Iron ) FC. 25.
b. Standar SNI dan ISO
c. Finishing cat warna hitam

3.20. Pengadaan& Pemasangan Lantai Granit diglasur20 x 40 cm (warna gelap) untuk


Fasilitas Tuna Netra
UMUM
Ada dua macam jenis pekerjaan Lantai Granit, yang perlu mendapatkan perhatian
khusus, ialah :
a. Konstruksi lapis bawah
b. Konstruksi lapis atas / permukaan

a. PEKERJAAN KONSTRUKSI LAPIS BAWAH


Persyaratan konstruksi lapis bawah sesuai dengan10.1.2 pada pekerjaan Granit
Tile
Persyaratan pekerjaan konstruksi beton dan baja tulangan untuk
beton,mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Bab.7.(Buku Vol. III) Spesifikasi
Teknik.

RKS-KONSTRUKSI
38

b. PEKERJAAN LANTAI GRANIT


Pekerjaan lantai Granit, bisa dilaksanakan diatas lapisan konstruksi
beton bertulang yang sudah memenuhi syarat pengeringan, dan
selanjutnya pemasangan bekisting bisa dilaksanakan sesuai dengan
pola yang direncanakan.
Pada saat pemasangan lantai Granit sebagai lapis atas, maka lapis permukaan
beton (lapis bawah) harus dalam kondisi kering dan bersih. Didalam
pelaksanaan pekerjaan lantai Granit, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikanantara lain :

BAHAN
1) Semen
 Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland
yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali
diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat
menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
 Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen
portland yang dapat digunakan di dalam proyek.

2) A i r
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana
timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air
seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air
yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air
tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar
dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama.

3) Granit ( batu alam )


Granit yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah merupakan batu alamyang sudah

RKS-KONSTRUKSI
39

dihaluskan dan dibuatkan alur sesuai gambar rencana dan haruslah memenuhi hal-hal
sebagai berikut :
a. Toleransi Ukuran : Max 0.5 mm
b. Tebal material :16.0 - 17.0 mm.
c. Kekuatan/Bending Strenght : Min 450 kg/cm²
d. Permukaan : Dibuat berglazur sesuai gambar rencana.
e.Daya Tahan Terhadap Permukaan : Homogen dari atas sampai bawah .

Pengeringan
Lapis permukaan/lapis atas Granit setelah selesai pelaksanaan
pekerjaan harus dijaga diberi batasan sedemikian rupa, sehingga tidak
bisa dilalui/diinjak. Cacat / kerusakan pada lapis permukaan akan
memerlukan metode perbaikan secara khusus sehingga hasil perbaikan
yang didapat, tidak menimbulkan perbedaan bentuk ataupun perbedaan warna.
Pengeringan, jangka waktu pengeringan memerlukan periode waktu
min 14 hari untuk bisa dilalui / dibuka.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Cara Pengukuran
Lantai Granit akan diukur dengan jumlah luas pekerjaan Granit yang digunakan dan
diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
a) Bilamana pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan
semula telah memenuhi ketentuan.
b) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan
tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk
mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
3) Dasar Pembayaran
a) Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Lantai Granit
sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak
untuk Mata Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran
yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
b) Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh

RKS-KONSTRUKSI
40

penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain.

3.21. Pengadaan& Pemasangan Lantai Granit Tile Kasar 40 x 40 cm (warna


gelap&Terang)
UMUM
Ada dua macam jenis pekerjaan trotoar lapis permukaan berwarna, yang perlu
mendapatkan perhatian khusus, ialah :
a. Konstruksi lapis bawah
b. Konstruksi lapis atas / permukaan

A. PEKERJAAN KONSTRUKSI LAPIS BAWAH


Konstruksi lapis bawah terdiri dari suatu campuran beton bertulang.
Campuran beton yang disyaratkan, ialah :
 Kuat tekan min. 225 kg/cm²
 Slump 8-12 cm
 Tebal penghamparan lapis campuran beton, min = 7.0 cm

a. Baja tulangan untuk beton


Pembesian tulangan beton menggunakan Wiremesh ø 0.60 cm dengan jarak
penulangan 15 x 15 cm
b. Delatasi lapis beton bertulang
Delatasi lapisan beton bertulang, dibuat pada arah melintang selebar 1,00
cm dengan jarak panjang setiap 10,00 m diupayakan letak delatasi, pada
garis batasan motif warna lapis Granit Tile, hal ini dimaksud agar
garis delatasi tidak merusak bentuk/motif lapis Granit Tile ini secara
utuh.
Persyaratan pekerjaan konstruksi beton dan baja tulangan untuk
beton, mengikuti ketentuan struktur beton.

B. PEKERJAAN LANTAI GRANIT TILE


Pekerjaan lantai Granit tile, bisa dilaksanakan diatas lapisan konstruksi
beton bertulang yang sudah memenuhi syarat pengeringan, dan
selanjutnya pemasangan bekisting bisa dilaksanakan sesuai

RKS-KONSTRUKSI
41

dengan pola yang direncanakan. Pada saat pemasangan Granit Tile sebagai
lapis atas, maka lapis permukaan Beton ( lapis bawah ) harus dalam kondisi
kering dan bersih. Didalam pelaksanaan pekerjaan lapis permukaan berwarna,
Granit tile, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

BAHAN
1) Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen
portland yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan
(aditif) yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak
boleh digunakan.
b) Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen
portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
2) A i r
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana
timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air
seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air
yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air
tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar
dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama.

RKS-KONSTRUKSI
42

3) Granit Tile
Granit Tile yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhihal-hal sebagai
berikut :
a. Daya tahan terhadap abrasi :-
b. Toleransi Ukuran :0.4 %
c. Modulus Rupture :Min 41 N/mm2
d. Penyerapan Air :< 0.4 %
e. Suhu Pembakaran :-
f. Toleransi Ketebalan :4 %
g. Daya Tahan Terhadap Permukaan :-
i. Permukaan :Tidak Berglazur
g. Daya Tahan Terhadap Permukaan :Homogen dari atas sampai bawah -
(bukan printing)
h. Ukuran Granit tile : 40x40 cm

Pengeringan
1. Lapis permukaan/lapis atas Granit Tile setelah selesai
pelaksanaan pekerjaan harus dijaga diberi batasan sedemikian
rupa, sehingga tidak bisa dilalui/diinjak. Cacat / kerusakan pada lapis
permukaan akan memerlukan metode perbaikan secara khusus
sehingga hasil perbaikan yang didapat, tidak menimbulkan perbedaan bentuk
ataupun perbedaan warna. Pengeringan, jangka waktu pengeringan
memerlukan periode waktu min 14 hari untuk bisa dilalui / dibuka.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Cara Pengukuran
a) Granit Tile akan diukur dengan jumlah luas pekerjaan Granit Tile yang digunakan
dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
a) Bilamana pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula
telah memenuhi ketentuan.
b) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar
semen juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau
bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu

RKS-KONSTRUKSI
43

yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

3)Dasar Pembayaran
a)Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Granit Tile sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di
bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
b)Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain.

3.22. PengadaanGranit Tile Kasar 40 x 40 cm depan persil, belokan dan pengurangan


UMUM
Ada dua macam jenis pekerjaan trotoar lapis permukaan berwarna, yang perlu
mendapatkan perhatian khusus, ialah :
a. Konstruksi lapis bawah
b. Konstruksi lapis atas / permukaan

C. PEKERJAAN KONSTRUKSI LAPIS BAWAH


Konstruksi lapis bawah terdiri dari suatu campuran beton bertulang.
Campuran beton yang disyaratkan, ialah :
 Kuat tekan min. 225 kg/cm²
 Slump 8-12 cm
 Tebal penghamparan lapis campuran beton, min = 7.0 cm

c. Baja tulangan untuk beton


Pembesian tulangan beton menggunakan Wiremesh ø 0.60 cm dengan jarak
penulangan 15 x 15 cm
d. Delatasi lapis beton bertulang
Delatasi lapisan beton bertulang, dibuat pada arah melintang selebar 1,00
cm dengan jarak panjang setiap 10,00 m diupayakan letak delatasi, pada
garis batasan motif warna lapis Granit Tile, hal ini dimaksud agar
garis delatasi tidak merusak bentuk/motif lapis Granit Tile ini secara
utuh.
Persyaratan pekerjaan konstruksi beton dan baja tulangan untuk
beton, mengikuti ketentuan struktur beton.

RKS-KONSTRUKSI
44

D. PEKERJAAN LANTAI GRANIT TILE


Pekerjaan lantai Granit tile, bisa dilaksanakan diatas lapisan konstruksi
beton bertulang yang sudah memenuhi syarat pengeringan, dan
selanjutnya pemasangan bekisting bisa dilaksanakan sesuai
dengan pola yang direncanakan. Pada saat pemasangan Granit Tile sebagai
lapis atas, maka lapis permukaan Beton ( lapis bawah ) harus dalam kondisi
kering dan bersih. Didalam pelaksanaan pekerjaan lapis permukaan berwarna,
Granit tile, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

BAHAN
1) Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen
portland yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan
(aditif) yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak
boleh digunakan.
b) Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen
portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
2) A i r
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana
timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air
seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air
yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air
tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar
dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama.

3) Granit Tile
Granit Tile yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhihal-hal sebagai
berikut :
a. Daya tahan terhadap abrasi :-

RKS-KONSTRUKSI
45

b. Toleransi Ukuran :0.4 %


c. Modulus Rupture :Min 41 N/mm2
d. Penyerapan Air :< 0.4 %
e. Suhu Pembakaran :-
f. Toleransi Ketebalan :4 %
g. Daya Tahan Terhadap Permukaan :-
i. Permukaan :Tidak Berglazur
g. Daya Tahan Terhadap Permukaan :Homogen dari atas sampai bawah -
(bukan printing)
h. Ukuran Granit tile : 40x40 cm

Pengeringan
1. Lapis permukaan/lapis atas Granit Tile setelah selesai
pelaksanaan pekerjaan harus dijaga diberi batasan sedemikian
rupa, sehingga tidak bisa dilalui/diinjak. Cacat / kerusakan pada lapis
permukaan akan memerlukan metode perbaikan secara khusus
sehingga hasil perbaikan yang didapat, tidak menimbulkan perbedaan bentuk
ataupun perbedaan warna. Pengeringan, jangka waktu pengeringan
memerlukan periode waktu min 14 hari untuk bisa dilalui / dibuka.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Cara Pengukuran
a) Granit Tile akan diukur dengan jumlah luas pekerjaan Granit Tile yang digunakan
dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
a) Bilamana pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula
telah memenuhi ketentuan.
b) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar
semen juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau
bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu
yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
3)Dasar Pembayaran
a)Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Granit Tile sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata

RKS-KONSTRUKSI
46

Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di


bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
b)Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain.

3.23. Plesteran Untuk Pengisi (List Granit Tile) L = 10 cm


1. Lingkup pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan penyelesaian disini adalah seluruh
pekerjaan plesteran termasuk benangan baik untuk plesteran dinding
pasangan bata maupun pasangan batu kali atau sebagaimana yang
ditunjuk dengan notasi seperti yang tercantum pada gambar rencana.
2. Bahan
a. Sebagai bahan semen, pasir dan air untuk plesteran ini sama dengan
kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton ataupun
pekerjaan pasangan.
b. Campuran untuk plesteran harus dipilih yang benar–benar bersih dan
bebas dari segala macam kotoran. Pasir untuk plesteran harus bersih
dan diayak dengan ayakan ukuran # 1.2 – 2.00 mm.
3. Pelaksanaan
a. Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada seluruh permukaan pasangan
batu kali pada sisi dalam saluran secara menyeluruh atau pasangan
lain yang ditunjuk pada gambar rencana untuk dilaksanakan plesteran.
b. Pekerjaan plesteran dilaksanakan setelah pekerjaan atau selesai
dilaksanakan, sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan seluruh
permukaan yang akan diplester harus dibersihkan atau dikorek terlebih
dahulu dan harus dibasahi dengan air sehingga betul–betul dapat
merekat dengan kuat.
c. Plesteran yang dimaksud disini menggunakan campuran 1 PC : 3 Ps
untuk semua pekerjaan plesteran.
d. Semua pekerjaan plesteran harus betul – betul halus dan tidak boleh
retak – retak, hal ini dilaksanakan dengan acian Portland Cement ( PC
).
e. Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah
dengan ketebalan antara 1.5 – 2.0 cm.

RKS-KONSTRUKSI
47

3.24. Lapis perekat/Talk Coat


Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, percobaan lapangan harus
dilaksanakan untuk menetapkan tingkat pemakaian yang memadai untuk
berbagai kondisi permukaan.Batas tingkat pemakaian harus didalam batas
– batas berikut dan tingkat pemakaian harus seperti yang ditetapkan dalam
Daftar Penawaran dan ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana
ditentukan oleh Direksi Teknik atas dasar hasil percobaan lapangan.Lapis
Aspal Pelekat (Aspal Keras atau Emulsi)Tingkat pemakaian harus sesuai
dengan batas – batas yang diberikan dalam Tabel 7.2.1 disesuaikan dengan
jenis bahan pengikat dan kondisi permukaan

Tabel 7.2.1 : Tingkat Pemakaian Lapis Aspal Perekat


Permukaan Baru / Permukaan
Jenis Aspal Kaya Porous / Lama
Liter /M 2 Liter / M 2
Aspal Keras
(Cut Back) 0,15 0,20 – 0,50
(25 : 100)

Aspal Emulsi 0,25 0,25 – 0,60

Aspal Emulsi
(diencerkan 1 0,50 0,50 – 1,20
: 1)

3.25. Lapis resap ikat /prime coat


A. Umum
1. Uraian
Untuk lapis aspal resap pengikatan, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan
dan pemakaian suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah
yang terpilih di atas satu lapis pondasi jalan atau permukaan
perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan, untuk menutup
permukaan tersebut yang akan menyediakan adhesi (pelekatan) untuk
pemasangan satu lapis permukaan beraspal seperti penetrasi
Macadam, Lapis Tipis Aspal Beton panas (Lataston) atau lapisan
permukaan beraspal lainnya.

RKS-KONSTRUKSI
48

Untuk lapis aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan
pemakaian satu lapisan sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih
diatas satu permukaan yang sudah beraspal sebelumnya dalam
persiapan untuk pemasangan satu lapis permukaan aspal baru.

2. Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik paling lambat 14
hari sebelum dimulainya pekerjaan. Rincian sumber pengadaan bahan
bitumen yang diusulkan untuk digunakan, beserta dengan satu sertifikat
pabrik pembuat dan data pengujian yang menunjukan bahwa bahan
bitumen tersebut memenuhi persyaratan kualitas dari Spesifikasi ini.
Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus juga
menyediakan contoh bahan bitumen 5 liter yang diusulkan untuk
digunakan.

3. Pembatasan Cuaca
Lapis aspal resap pengikat harus hanya digunakan diatas permukaan
yang kering atau sedikit lembab. Lapis aspal pengikat akan digunakaan
hanya pada permukaan yang benar-benar kering. Tidak ada lapis aspal
pengikat atau lapis aspal resap pengikat yang akan digunakan selama
ada angin kuat atu hujan deras. Atu jika hujan mungkin turun.

4. Syarat-Syarat Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas


a. Tidak boleh ada bahan aspal yang terbuang ke dalam saluran tepi,
parit atau jalan air
b. Permukaan- permukaan struktur, pohon-pohon atau hak milik di
sekitar permukaan jalan yang sedang dilapisi harus dilindungi dari
kerusakan akibat pekerjaan penyemprotan aspal.
c. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dilapangan dimana
aspal sedang dipanaskan, alat pengendalian dan pencegahan
kebakaran yang memadai, dan juga peralatan dan saran untuk
pertolongan pertama.
d. Kecuali diperoleh satu pengalihan (alternatif) lalu lintas,
pekerjaanharus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan satu jalur lalu lintas, dengan diadakan pengaturan
pengendalian lalu lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari

RKS-KONSTRUKSI
49

Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadaap


semua konsekwensi (akibat) lalu lintas yang terlalu dini diizinkan
melewati lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang
baru dipasang dan harus melindungi permukaan tersebut
sebagaimana.
e. Perbaikanpekerjaanyang tidak memuaskan
a) Pelapisan akhir harus menutupi sepenuhnya luas yang dlapisi
dan memiliki penampilan yang seragam tanpa ada daerah-
daerah yang tidak/ kurang aspal atau alur daerah kelebihan
terkumpul.
b) Perbaikan-perbaikan lapis aspal perekat dan lapis aspal resap
perekat yang tidak memuaskan harus seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik dan dapat mencakup
pemberian pelapisan tambahan, atau pembuangan pelapisan
aspal yang berlebihan dan menggunakan bahan –bahan
penyerap aspal.

B. Bahan-bahan
1. Bahan Untuk Lapis Aspal Resap Pengikat
a. Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat akan dipilih dari dua
jenis aspal semen gradasi kental (sebagaimana ditetapkan dalam
AASHTO M226 – Tabel 2), diencerkan dengan kerosin (minyak
tanah) dalam perbandingan 80 bagian minyaktanah terhadap 100
bagian aspal semen, atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik atas dasar hasil suatu percobaan yang dilaksanakan dan
atau susunan (tekstur) permukaan jalan. Pemilihan lapis aspal resap
pelekat.
 Gradasi kekentalan AC – 10 (sama dengan Pen 80/ 100)
 Gradasi kekentalan AC – 20 (sama dengan Pen 60/ 70 )
Catatan : Produksi tersebut ekivalen dengan aspal MC 30 (aspal cair
sedang)
b. Agregat penutup untuk lapis aspal resap pengikat harus batu pecah
alami disaring, selanjutnya bebas dari partikel-partikel lunak dan
setiap lempung, lanau atau zat-zat organik. Persyaratan gradasi
untuk agregat penutup adalah:
 Tidak kurang dari 95 % lolos saringan standart 9,5 mm

RKS-KONSTRUKSI
50

 Tidak lebih dari 2 % lolos saringan standart 2,36 mm


Catatan : Agregat penutup akan digunakan sebagai bahan Penyerap
aspal.

2. Bahan-Bahan untuk Lapis Aspal Pengikat


a. Bahan bitumen untuk lapis aspal pengikat harus dipilih dari jenis
aspal berikut, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
 Aspal semen gradasi kental (AASHTO M226)jenis AC – 10
atau AC – 20, aspal harus diencerkan dengan 25 sampai 30
bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal semen.
 Aspal emulsi Cationic mengendap lambat, dengan kandungan
aspal antara 40 % - 60 %, sesuai dengan AASHTO M208. Bila
diperlukan dan sesuai permintaan Direksi Teknik, Aspal
Emulsi harus dilunakkan, diencerkan dengan air bersih
dengan perbandingan yang sama.

3.26. Lapis AC-WC. 4cm (Manual)


1. Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal pada
permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk penghamparan pelaburan
aspal atau lapisan campuran aspal.
2. Lapis AC - WC digunakan sebagai lapis kedua pada rekondisi jalan dalam
pekerjaan ini (juga sebagai lapisan tas, yang bersentuhan langsung dengan
beban yang melintas).
3. Pekerjaan Lapisan AC - WCtidak bisa dilaksanakan waktu angin kencang, hujan
atau akan turun hujan. Kecuali mendapat persetujuan lain dari Direksi.
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapi
dan tampak merata, tanpa lokasi yang tidak tertutup atau beralur atau berlebihan
aspalnya

3.27. Lapis AC-BC. 6cm (Manual)


1. Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal pada
permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk penghamparan pelaburan
aspal atau lapisan campuran aspal.
2. Lapis AC - BC digunakan sebagai lapis pertama pada rekondisi jalan dalam
pekerjaan ini ( setelah penghamparan tack coat ),

RKS-KONSTRUKSI
51

3. Pekerjaan Lapisan AC - BCtidak bisa dilaksanakan waktu angin kencang, hujan


atau akan turun hujan. Kecuali mendapat persetujuan lain dari Direksi.
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapi dan
tampak merata, tanpa lokasi yang tidak tertutup atau beralur atau berlebihan
aspalnya.

4. PEKERJAAN GORONG-GORONG
4.1. Pembuatan KISDAM tinggi 2m tebal 0,6 m
Untuk pembuatan pasangan talud ( plengsengan ) pada saluran-saluran yang
sudah ada, Kontraktor diharuskan membuat tanggul ( kisdam ) sepanjang talud
dengan ukuran dan Kontruksi yang disetujui oleh Direksi. Tanggul / kisdam harus
dibuat cukup kuat, tidak mudah rusak akibat kikisan air. Sebelum pelaksanaan
pembuatan tanggul dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar detail talud beserta
spesifikasi bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

4.2. Dewatering
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan
kedang-kasang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada
keadaan ini, Kontraktor diwajibkan menmgeringkan atau membebaskan areal
pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan air atau
pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh
air tersebut. Pada prinsipnya selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang
akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari
genangan ataupun rembesan air.

4.3. Bongkaran Jalan Aspal


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran aspal seperti
tertera pada gambar rencana dan juga pembersihan lokasi pembongkaran dari sisa
material lama.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak
merusak bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak
membahayakan manusia, baik orang lain, personel yang terlibat dalam
pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b. Semua Material bekas bongkaran diangkut keluar proyek.

RKS-KONSTRUKSI
52

4.4. Pekerjaan beton B – 0(1Pc : 3Ps : 6Kr)K-100


Aspek spesifikasi bahan sama dengan pasal pembuatan Beton (seperti tercantum
pada Pekerjaan Beton)

4.5. Top sayap + Bottom 1500x1500x1200x175 Gandar 20 ton (Fabrikasi)

TOP-BOTTOMyang dimaksud adalah TOP-BOTTOMPrecast yang berasal dari


pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 20 ton/m2

1. TOP-BOTTOMmenggunakan mutu beton K-350 dengan mutu baja BJTD-40


2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan TOP-BOTTOM Precast tersebut
dari salah satu pabrikan sebagai berikut: PT.LISA CONCRETE
INDONESIA, PT.CALVARY ABADI, PT.BETON CITRA ABADI, PT.SCG
PIPE AND PRECAST INDONESIA, PT.VARIA USAHA BETON
3. Mutu, Dimensi serta Detail TOP-BOTTOM Precast yang dipesan harus sesuai
dengan gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan TOP-
BOTTOM Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari
Pabrik ( dengan melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan
oleh Pabrik, kepada Direksi dan Pengawas.
7. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor
harus memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Beton B0
K-100.Biaya transportasi TOP-BOTTOM Precast yang sudah dipesan,
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.

4.6. Pengecoran Setempat Untuk Gorong-gorong Sisa Box Cuvert


1. Pek. Cor Beton Setempat Untuk Gorong-gorong K-350 disesuaikan dengan
gambar rencana.
2. Aspek spesifikasi bahan sama dengan pasal pembuatan Beton (seperti tercantum
pada Pekerjaan Struktur Beton)
3. Baja tulangan untuk beton Pembesian tulangan beton

4.7. Pemasangan Trucuk Bambu φ 10 s/d 12 - P.3 m


1. Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan pemasasangan Box-Culvert Top-
Bottom dan Pemasangan Batu Kali dilaksanakan. Pekerjaan ini dimaksudkan
untuk meningkatkan daya dukung tanah yang ada pada dasar Box-Culvert Top-
Bottom dan Pas Batu Kali tersebut sehingga diharapkan daya dukungnya menjadi
lebih besar dari keadaan sebelumnya.
2. Material yang digunakan adalah Bambu Bongkotan dengan diameter 10 cm
.Panjang masing – masing bambu 1,5 meter
3. Terucuk Bambu dipasang arah pada masing – masing sisi 1 buah terucuk ,
terucuk bambu dipasang sejarak sesuai gambar perencanaan arah melintang.

RKS-KONSTRUKSI
53

dan arah memanjang dengan jarak Sesuai gambar . Untuk Pemancangannya


adalah sebagai berikut :
a. Alat pemancang dipakai Drop Hammer kapasitas 100 kg yang dilengkapi dengan
konstruksi kaki tiga dari pipa besi dan katrol dengan ketinggian jatuh 2 meter.
b. Trucuk bambu dipancangkan dalam keadaan baik, tidak cacat yang dapat
mengurangi kekokohan pekerjaan.
c. Apabila pamancangan tidak bisa terbenam seluruhnya (belum sesuai dengan
gambar rencana) maka drop hammer diganti dengan yang lebih berat sehingga
kedalaman tiang trucuk dapat dipancangkan sesuai dengan gambar rencana.
d. Apabila dari hasil pemancangan tersebut di atas menurut Direksi hasilnya
meragukan misalnya tiang trucuk miring, pecah dan sebagainya maka Kontraktor
harus mencabut tiang trucuk tersebut dan diharuskan melakukan pemancangan
ulang.
Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut di atas adalah menjadi
tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

4.8. Pekerjaan Plat Injak Beton K-350 Besi Beton (polos/ulir)


Pekerjaan Plat Beton Injak K-350 (20 cm) sesuai gambar rencana.
Aspek spesifikasi bahan sama dengan pasal pembuatan Beton (seperti tercantum
pada Pekerjaan Beton)

4.9. Pekerjaan Plat Beton K-350 Wiremesh M6 -150


PekerjaanPlat Beton K-350 Wiremesh M6 -150 sesuai gambar rencana.
Konstruksi lapis atas terdiri dari suatu campuran beton bertulang.
Campuran beton yang disyaratkan, ialah :
 Beton Struktur K-350dengan tebal 10 cm
 Baja tulangan untuk beton Pembesian tulangan beton menggunakan
Wiremesh M6-150

4.10. Urugan Pasir


Bahan Urugan Dari Luar Lokasi Proyek
Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Memiliki koifisien permeabilitas dari 10 -7 cm/ detik
2. Mengandung minimal 20 % partikel lanau dan lempung dan bebas tanah
organis , kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung
kurang dari 10 % partikel gravel.
3. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 % bahan yang mempunyai PI
lebih dari 10 % akan sulit dipadatkan.
4. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.

RKS-KONSTRUKSI
54

5. Bahan Urugan yang Tidak Memenuhi Syarat


Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi
proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat

4.11. Lapis Aspal Resap Pengikat Dan Lapis Aspal Pengikat (Prime Coat And Tack Coat)
C. Umum
1. Uraian
Untuk lapis aspal resap pengikatan, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan
dan pemakaian suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah
yang terpilih di atas satu lapis pondasi jalan atau permukaan
perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan, untuk menutup
permukaan tersebut yang akan menyediakan adhesi (pelekatan) untuk
pemasangan satu lapis permukaan beraspal seperti penetrasi
Macadam, Lapis Tipis Aspal Beton panas (Lataston) atau lapisan
permukaan beraspal lainnya.
Untuk lapis aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan
pemakaian satu lapisan sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih
diatas satu permukaan yang sudah beraspal sebelumnya dalam
persiapan untuk pemasangan satu lapis permukaan aspal baru.

2. Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik paling lambat 14
hari sebelum dimulainya pekerjaan. Rincian sumber pengadaan bahan
bitumen yang diusulkan untuk digunakan, beserta dengan satu sertifikat
pabrik pembuat dan data pengujian yang menunjukan bahwa bahan
bitumen tersebut memenuhi persyaratan kualitas dari Spesifikasi ini.
Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus juga
menyediakan contoh bahan bitumen 5 liter yang diusulkan untuk
digunakan.

3. Pembatasan Cuaca
Lapis aspal resap pengikat harus hanya digunakan diatas permukaan
yang kering atau sedikit lembab. Lapis aspal pengikat akan digunakaan
hanya pada permukaan yang benar-benar kering. Tidak ada lapis aspal
pengikat atau lapis aspal resap pengikat yang akan digunakan selama
ada angin kuat atu hujan deras. Atu jika hujan mungkin turun.

RKS-KONSTRUKSI
55

4. Syarat-Syarat Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas


a. Tidak boleh ada bahan aspal yang terbuang ke dalam saluran tepi,
parit atau jalan air
b. Permukaan- permukaan struktur, pohon-pohon atau hak milik di
sekitar permukaan jalan yang sedang dilapisi harus dilindungi dari
kerusakan akibat pekerjaan penyemprotan aspal.
c. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dilapangan dimana
aspal sedang dipanaskan, alat pengendalian dan pencegahan
kebakaran yang memadai, dan juga peralatan dan saran untuk
pertolongan pertama.
d. Kecuali diperoleh satu pengalihan (alternatif) lalu lintas,
pekerjaanharus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan satu jalur lalu lintas, dengan diadakan pengaturan
pengendalian lalu lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari
Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadaap
semua konsekwensi (akibat) lalu lintas yang terlalu dini diizinkan
melewati lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang
baru dipasang dan harus melindungi permukaan tersebut
sebagaimana.
e. Perbaikanpekerjaanyang tidak memuaskan
- Pelapisan akhir harus menutupi sepenuhnya luas yang dlapisi
dan memiliki penampilan yang seragam tanpa ada daerah-
daerah yang tidak/ kurang aspal atau alur daerah kelebihan
terkumpul.
- Perbaikan-perbaikan lapis aspal perekat dan lapis aspal resap
perekat yang tidak memuaskan harus seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik dan dapat mencakup
pemberian pelapisan tambahan, atau pembuangan pelapisan
aspal yang berlebihan dan menggunakan bahan –bahan
penyerap aspal.

D. Bahan-bahan
1. Bahan Untuk Lapis Aspal Resap Pengikat
a. Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat akan dipilih dari
dua jenis aspal semen gradasi kental (sebagaimana ditetapkan

RKS-KONSTRUKSI
56

dalam AASHTO M226 – Tabel 2), diencerkan dengan kerosin


(minyak tanah) dalam perbandingan 80 bagian minyaktanah
terhadap 100 bagian aspal semen, atau seperti diperintahkan lain
oleh Direksi Teknik atas dasar hasil suatu percobaan yang
dilaksanakan dan atau susunan (tekstur) permukaan jalan.
Pemilihan lapis aspal resap pelekat.
 Gradasi kekentalan AC – 10 (sama dengan Pen 80/ 100)
 Gradasi kekentalan AC – 20 (sama dengan Pen 60/ 70 )
Catatan : Produksi tersebut ekivalen dengan aspal MC 30 (aspal cair
sedang)
b. Agregat penutup untuk lapis aspal resap pengikat harus batu pecah
alami disaring, selanjutnya bebas dari partikel-partikel lunak dan
setiap lempung, lanau atau zat-zat organik. Persyaratan gradasi
untuk agregat penutup adalah:
 Tidak kurang dari 95 % lolos saringan standart 9,5 mm
 Tidak lebih dari 2 % lolos saringan standart 2,36 mm
Catatan : Agregat penutup akan digunakan sebagai bahan Penyerap
aspal.

2. Bahan-Bahan untuk Lapis Aspal Pengikat


a. Bahan bitumen untuk lapis aspal pengikat harus dipilih dari jenis
aspal berikut, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
 Aspal semen gradasi kental (AASHTO M226)jenis AC – 10
atau AC – 20, aspal harus diencerkan dengan 25 sampai 30
bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal semen.
 Aspal emulsi Cationic mengendap lambat, dengan kandungan
aspal antara 40 % - 60 %, sesuai dengan AASHTO M208. Bila
diperlukan dan sesuai permintaan Direksi Teknik, Aspal
Emulsi harus dilunakkan, diencerkan dengan air bersih
dengan perbandingan yang sama.

E. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Peralatan Pelaksanaan
a. Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan instruksi -
instruksi yang diberikan Direksi Teknik dan yang sesuai dengan

RKS-KONSTRUKSI
57

Daftar Unit Instalasi dan Peralatan yang disetujui untuk Kontrak


tertentu. Secara umum akan dipilih jenis peralatan berikut ini.
i. Distributor aspal bertekanan beserta penyemprot
ii. Peralatan untuk memanaskan aspal
iii. Mesin gilas ban pneumatik
iv. Sapu sikat untuk penyapuan manual
b. Distributor aspal harus memenuhi standart rencana international
yang disetujui dengan roda pneumatic dan dilengkapi dengan
sebuah batang penyemprot. Alat harus dapat menyemprotkan bahan
aspal pada tingkat yang terkendali dan seragam dan pada suhu yang
ditentukan. Peralatan yang termasuk tachometer, ukuran tekanan,
batang kalibrasi tangki.

2. Tingkat Penggunaan lapis Aspal Pengikat dan Lapis Aspal Resap


Pengikat
a. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, percobaan lapangan
harus dilaksanakan untuk menetapkan tingkat pemakaian yang
memadai untuk berbagai kondisi permukaan.Batas tingkat
pemakaian harus didalam batas – batas berikut dan tingkat
pemakaian harus seperti yang ditetapkan dalam Daftar Penawaran
dan ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana ditentukan oleh
Direksi Teknik atas dasar hasil percobaan lapangan.Lapis Aspal
Pelekat (Aspal Keras atau Emulsi)Tingkat pemakaian harus sesuai
dengan batas – batas yang diberikan dalam Tabel 7.2.1
disesuaikan dengan jenis bahan pengikat dan kondisi permukaan

Tabel 7.2.1 : Tingkat Pemakaian Lapis Aspal Perekat


Permukaan Baru / Permukaan
Jenis Aspal Kaya Porous / Lama
Liter /M 2 Liter / M 2
Aspal Keras
(Cut Back) 0,15 0,20 – 0,50
(25 : 100)

Aspal Emulsi 0,25 0,25 – 0,60

RKS-KONSTRUKSI
58

Aspal Emulsi
(diencerkan 1 0,50 0,50 – 1,20
: 1)
b. Suhu penyemprotan harus berada dalam batas-batas yang
diberikan untuk berbagai mutu aspal cair (Cut Back) dan aspal
emulsi.Harus diberkan perhatian yang tinggi bila memanaskan
aspal cut back dan peraturan Bina Marga untuk tindakan
keamanan harus dipatuhi dengan singkat.
Tabel 7.2.2 Suhu Penyemprotan
Jenis Bahan Pengikat Batas Perbedaan Suhu
Semprot
Cut back – 25 bagian 110 – 10 o C
kerosin
Cut back – 50 bagian 70 – 10 o C
kerosin
Cut back – 75 bagian 45 – 10 o C
kerosin
Cut back – 100 bagian 30 – 10 o C
kerosin
Aspal Emulsi 20 – 70 o C
Catatan : Tindakan pencegah untuk keamanan penuh
harus dilakukan jika memanaskan aspal cut
back, yang sesuai dengan Dokumen Bina Marga
Rd.0.3.6.(Vol. 1), Lampiran E (Langkah-langkah
Pengamanan dalam Penanganan,
Pengangkutan dan Penyimpanan Aspal)

c. Penyiapan Permukaan yang harus dilapisi AspalSetiap kerusakan


yang ada dalam perkerasan jalan, termasuk lubang -lubang dan
pinggiran yang runtuh, harus dibuat baik dan diperbaiki atau
dikembalikan ke keadaan semula sampai disetujui Direksi Teknik.
Catat-catat karena pemadatan yang kurang cukup dan penurunan
setempat lapis pondasi atas harus dibetulkan dengan penggilasan
dan pembentukan ulang.

RKS-KONSTRUKSI
59

d. Semua kotoran-kotoran lepas dan bahan-bahan lain harus


disingkirkan dari permukaan yang ada dengan penggaruan,
penyapuan.

3. Pemakaian lapis Aspal Resap Pengikat atau Lapis Aspal Pengikat


a. Panjang permukaan yang harus disemprot untuk setiap lewatan
distributor harus diukur dan ditandai diatas tanah, dan volume
lapis aspal pengikat/lapis aspal resap pengikat yang diperlukan
untuk tingkat penyemprotan yang ditentukan, menentukan bagi
pengecekan kemudian.
b. Jumlah bahan pengikat yang digunakan dalam masing -masing
penyemprotan harus ditentukan dengan pengukuran tangki
menggunakan batang celup sebelum dan sesudah masing -masing
pemakaian. Tingkat pemakaian rat-rat harus berada didalam batas
1 : 5 % tingkat penyemprotan yang direncanakan.
c. Pada umumnya lapis aspal resap pengikat dan lapis aspal
pengikat akan dilaksanakan dalam operasi penyemprotan tunggal.
Akan tetapi, dimana kering melambat menjadi masalah, volume
pelapisan yang disetujui dapat digunakan dalam dua operasi
penyemprotan, lapis pertama dibiarkan mengering sebelum
pemberian lapis kedua.
d. Bilamana mengadakan penyemprotan untuk separuh lebar jalan,
harus dilakukan penyemprotan lapis tumpang tindih selebar 10 cm
– 20 cm sepanjang pinggir yang berdampingan.
e. Penyemprotan harus dihentikan segera, jika terjadi suatu
kemacetan dalam alat penyemprot. Dan tidak boleh dimulai lagi
sampai kesalahan tersebut telah diperbaiki.
f. Setiap luas yang mengumpulkan bahan pengikat aspal yang
berlebih, harus selalu disebar keseluruh permukaan yang sudah
diaspal dengan menggunakan penyeka atau sapu.
g. Untuk menyemprot pada pelapisan kecil dan daerah terisolasi.
Lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap peng ikat dapat
disemprotkan dengan semprotan tangan dan penyapuan tangan
dibawah pengendalian dan sesuai dengan instruksi Direksi Teknik.

RKS-KONSTRUKSI
60

4. Perlindungan Permukaan yang baru dilapis Aspal Resap Pengikat


a. Untuk permukaan yang telah dilapisi dengan lapis aspal resa p
pengikat sampai aspal tersebut telah masuk kedalam dan
mengering dan dalam pendapat Direksi Teknik tidak akan
terkelupas dibawah lalu lintas. Jika harus mengijinkan lalu lintas
sebelum waktunya. (tetapi tanpa alasan apapun tidak lebih awal
dari 4 jam setelah pemberian lapis aspal pengikat), bahan peresap
aspal harus digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Tekni, dan lalu lintas diizinkan menggunakan jalur yang sudah
dilapisi. Bahan peresap aspal harus ditaburkan dari truck dalam
satu cara bahwa tidak boleh ada roda yang menginjak bahan aspal
basah yang tidak ditutup. Jika menggunakan bahan penyerap
aspal pada jalur yang dilapisi yang menyambung dengan jalur
yang belum dilapisi. Satu garis selebar paling sedikit 20 cm
sepanjang pinggir yang menyambung harus dibiarkan tidak
tertutup.
b. Kontraktor akan memelihara permukaan yang telah dilapisi untuk
waktu minimum dua hari sebelum menutupinya dengan Lapis
Permukaan atau Lapis Ulang, terkecuali satu masa yang lebih
cepat disetujui oleh Direksi Tenik.Setiap luas yang berisikan
bahan pelapisan aspal resap pengikat lebihan harus dibetulkan
dengan penambahan bahan peresap lebihan ataupun aspal aspal
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c. Sebelun pemberian lapis ulang permukaan, setiap cacat
permukaan harus ditambal dan semua bahan peresap lebihan atau
kotoran lainnya harus disingkirkan dengan penyapuan.

5. Perlindungan Lapis Aspal Pengikat


Lapis aspal pengikat harus digunakan kepada permukaan jalan
untuk memberikan satu pengikatan bagi lapis ulang permukaan aspal
baru, dan disemprotkan sebelum Lapis Ulang, hanya seluas yang
diperlukan untuk menyediakan panjang pekerjaan yang mencukupi dan
kondisi kelekatan yang cocok untuk Lapis Ulang permukaan tersebut.
Setelah penggunaan lapis aspal pengikat, Kontraktor harus
melindungi lapisan tersebut dari kerusakan dan jangka waktu yang
cukup akan dicadangkan untuk penguapan pelarut (dalam kasus aspal

RKS-KONSTRUKSI
61

cut back) atau pemisah (separasi) yang lengkap dari aspal dan air (jika
digunakan emulsi) sebelum pemasangan Lapis Permukaan aspal.

F. Pengendalian Mutu
1. Pengujian Lapangan Unit Penyemprotan
Bilamana diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor
harus menyediakan distributor, dengan alat dan unit semprotan beserta
operator, dapat digunakan untuk pengujian lapangan, dan harus
menyediakan setiap bantuan lain yang diperlukan.
Setiap distributor atau unit semprotan yang tidak dapat beroperasi
dalam cara yang memuaskan, atau tidak memenuhi persyaratan
spesifikasi akan ditolak.

2. Tingkat Pemakaian dan Suhu Aspal


a. Untuk memeriksa tingkat pemakaian bahan aspal yang sebenarnya,
lembaran kertas bangunan 50 cm x 50 cm. Yang sebelumnya sudah
di timbang, harus diletakkan diatas permukaan yang harus dilapisi.
Dan ditimbang kembali setelah pemakaian lapis aspal resap
pengikat. Perbedaan dalam berat dibagi dengan luas lembaran
tersebut akan menjadi tingkat penyemprotan yang sebenarnya
dilaksanakan.
(Catatan : Perbedaan dalam berat dikalikan empat akan
memberikan tingkat penyemprotan dalam kg/m2 ).
b. Catatan terinci Pelapisan Permukaan setiap hari termasuk tingkat
pemakaian dan volime pemakaian harus dibuat oleh kontraktor dan
diserahkan kepada Direksi Teknik.
c. Suhu bahan pengikat aspal yang dipanaskanuntuk penyemprotan
harus sesuai dengan persyaratan pada Tabel 7.2.2 dan akan
diperiksa setiap hari untuk setiap pemakaian.

G. Cara Pengukuran Pekerjaan


1. Volume bahan aspal yang diperuntukan sebagai lapis aspal resap
pengikat atau lapis aspal pengikat yang diukur untuk pembayaran akan
merupakan jumlah liter yang digunakan terhadap permukaan jalan yang

RKS-KONSTRUKSI
62

sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan kebutuhan serta


persetujuan Direksi Teknik. Volume bahan aspal yang digunakan akan
ditentukan setelah setiap lewatan semprotan
2. Setiap agregat penutup yang digunakan bersama dengan pembersihan
terakhir akan diperhitungkan sebagai kelengkapan kepada pekerjaan
yang diperlukan untuk memperoleh lapis aspal resap pengikat atau lapis
aspal pengikat yang memuaskan serta tidak akan diukur atau dibayar
secara terpisah.
3. Pekerjaan menyiapkan dan memelihara lapis pondasi atas, diatas mana
lapis aspal resap pengikat harus dipasang tidak boleh diu kur untuk
pembayaran dan akan dimasukkan dalam pekerjaan yang diperlukan
untuk penyelesaian lapis pondasi atas yang sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi Teknik.
4. Pekerjaan yang diperlukan untuk menyiapkan permukaan yang harus
dilapis aspal pengikat, termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran
yang hancur dan penurunan setempat tidak boleh diukur dan tidak boleh
dibayar dibawah Bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar yang sesuai
dengan item pembayaran yang relevan di bawah Bab9.2 Spesifikasi ini.
5. Bila perbaikan lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat
yang tidak memuaskan dilaksanakan sesuai dengan Sub Bab 7.2.1 (5),
tidak ada tambahan pembayaran yang akan dibuat untuk pekerjaan
ekstra atau pengujian yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

4.12. Persyaratan gradasi lapis pondasi A, CBR >90%


Tabel 7.2.3Persyaratan gradasi lapisan pondasi agregat

Persyaratan lapis pondasi agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan
lempung ataubahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan harus memenuhi
persyaratansesuai pada tabel

RKS-KONSTRUKSI
63

Tabel 7.2.4Persyaratan lapisan pondasi agregat

UMUM
Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sebelum
pekerjaan dimulai harus laik pakai dan selama pelaksanaan harus dirawat agar
supaya selalu dalam keadaan yang memuaskan. Peralatan processing harus
direncanakan, dipasang, dioperasikan dan Dengan kapasitas sedemikian sehingga
dapat mencampur agregat, air secara merata sehingga menghasilkan campuran
yang homogen, seragam yang diperlukan untuk pemadatan. Bilamana instalasi
pencampur digunakan maka instalasi pencampur tersebut harus dikalibrasi terlebih
dahulu untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran
dengan proporsi yang benar. Lapis pondasi agregat harus dipadatka n dengan alat
pemadat seperti, alat pemadat roda besi dengan penggetar, alat pemadat roda besi,
alat pemadat roda karet. Alat pemadat roda besi dengan penggetar hanya boleh
digunakan

Pada awal pemadatan


AlatPemadat
Alat pemadat roda besi dengan penggetar, pemadat roda besi tanpa penggetar atau
pemadat roda karet, harus digunakan untuk pemadatan pondasi agregat yang
sudah dalam keadaan kadar air optimum untuk pemadatan. Alat pemadat roda besi
dengan penggetar hanya boleh digunakan pada awal pemadatan

RKS-KONSTRUKSI
64

4.13. Lapis AC-WC. 4cm (Manual)


1. Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal pada
permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk penghamparan pelaburan
aspal atau lapisan campuran aspal.
2. Lapis AC - WC digunakan sebagai lapis kedua pada rekondisi jalan dalam
pekerjaan ini (juga sebagai lapisan tas, yang bersentuhan langsung dengan
beban yang melintas).
3. Pekerjaan Lapisan AC - WCtidak bisa dilaksanakan waktu angin kencang, hujan
atau akan turun hujan. Kecuali mendapat persetujuan lain dari Direksi.
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapi dan
tampak merata, tanpa lokasi yang tidak tertutup atau beralur atau berlebihan aspalnya

4.14. Lapis AC-BC. 6cm (Manual)


1. Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal pada
permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk penghamparan pelaburan
aspal atau lapisan campuran aspal.
2. Lapis AC - BC digunakan sebagai lapis pertama pada rekondisi jalan dalam
pekerjaan ini ( setelah penghamparan tack coat ),
3. Pekerjaan Lapisan AC - BCtidak bisa dilaksanakan waktu angin kencang, hujan
atau akan turun hujan. Kecuali mendapat persetujuan lain dari Direksi.
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapi dan
tampak merata, tanpa lokasi yang tidak tertutup atau beralur atau berlebihan aspalnya.

5. PEKERJAAN STRUKTUR BETON


5.1. PerhitunganVolume Dan Pembayaran
Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan
yang telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan, dan diperhitungkan dalam satuan (unit)

m3.
Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Kontraktor sudah harus
meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan,
"Overhead" dan keuntungan Kontraktor.
5.2. Pekerjaan Tulangan
5.2.1. Umum.
Seluruh pekerjaan tulangan yang dilaksanakan menurut spesifikasi ini dan seluruh
maksud yang bertalian yang mungkin ditentukan oleh Direksi. Harus terdiri dari
RKS-KONSTRUKSI
65

bahan-bahan yang diperinci disini. Syarat-syarat dan ketentuan yang dinyatakan


disini akan berlaku untuk semua pekerjaan tulangan, kecuali ada ketentuan lain dari
Direksi untuk pekerjaan tertentu.

5.2.2. Material ( Baja Tulangan )


Besi yang dipakai adalah besi Tulangan dengan diameter sesuai dengan yang
sisyaratkan, ada pada gambar perncanaan. Untuk mendapatkan jaminan akan
kualitas besi yang diminta, Kontraktor diwajibkan untuk memperlihatkan data katalog
tentang sertifikasi besi tulangan yang didapatkan dari supplier.

5.2.3. Pembengkokan dan Pelaksanaan


1. Semua tulangan di bentuk sesuai dengan bentuk dan ukuran seperti tercantum
dalam gambar dan mengikuti syarat - syarat dalam P.B.I dan diletakkan sesuai
dengan gambar dengan memperhatikan selimut beton yang tetap.
2. Tulangan yang mempunyai cacat atau pembengkokan yang tidak sesuai dengan
gambar tidak boleh digunakan. Bila terdapat radius tertentu untuk bengkokan
atau hook harus dibuat sekeliling paku yang mempunyai diameter empat (4) kali
dari tulangan yang akan dibengkok.
3. Kawat baja digunakan untuk mengikat tulangan hendaknya mempunyai
diameter tidak lebih kecil dari 1, 6 mm dengan ikatan dari kawat harus
dimasukkan dalam penampung beton Beugel-beugel harus diikat pada tulangan
utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar. Tulangan tidak boleh
disokong diatas tulangan baja yang keluar dari permukaan beton, diatas
sokongan kayu atau tidak juga diatas agregat kasar
4. Precast mortar spacing block hendaknya digunakan untuk penahan jarak yang
tepat terhadap tulangan dan minimum mempunyai kekuatan beton yang akan
dicor.
5. Bentuknya harus dibuat sepraktis mungkin dalam penggunaannya. Precast
mortar spacing block ini hendaknya dibuat dengan kawat baja dicor bersama-
sama, maksudnya untuk mengikatnya pada tulangan.
6. Sebelum digunakan harus direndam dahulu dalam air. Sebelum pengecoran,
semua penulangan harus betul-betul bersih dari semua kotoran-kotoran.
7. Penulangan yang ditempatkan pada suatu penampang dari pekerjaan harus
disetujui oleh Direksi, sebelum beton dicor pada penampang tersebut.
8. Harap diperhatikan sebelum pengecoran dimulai harus diberikan waktu yang
cukup untuk pemeriksaan.

RKS-KONSTRUKSI
66

5.3. PekerjaanBekesting
5.3.1. Umum
Pekerjaan ini adalah pembuatan begesting-begesting untuk cetakan konstruksi
beton. Dan dikerjakan menurut spesifikasi ini dan seluruh maksud yang bertalian
yang mungkin ditentukan oleh Direksi.

5.3.2. Bahan-bahan
Kayu Papan / Multipleks
Kayu papan atau multipleks yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dan
spesifikasi yang telah ditentukan atau menurut petunjuk Direksi.

5.3.3. Pelaksanaan.
1. Begesting-begesting tidak boleh bocor dan cukup untuk mencegah perpindahan
tempat atau kelongsoran dari penyangga. Permukaan Bekesting harus halus
dan rata, tidak boleh melendut. Sambungan-sambungan pada begesting harus
diusahakan lurus dan rata dalam arah horisontal dan vertikal.
2. Bout-bout dan tierod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalan beton harus
diatur sedemikian sehingga bila begesting dibongkar kembali, maka semua besi
tulangan harus berada 4 cm dari permukaan beton.
3. Semua begesting harus dibersihkan sebelum dipergunakan kembali. Pekerjaan
harus sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kemungkinan adanya beton
yang keropos dan lain-lain kerusakan beton.
4. Semua sisipan, deretan paku-paku, celah angker, dan lain-lain harus dibuat
didalam beton.
5. Segara sebelum beton dicor pada beberapa bagian dari begesting, bagian
dalam dari bagian itu harus dibersihkan dari semua material lain, termasuk air.
6. Tiap-tiap bagian dari begesting, bagian-bagian yang strukturil harus diperiksa
oleh Direksi segera sebelum beton dicor pada bagian itu.
7. Pelapisan (coating) ; Sebelum pemasangan besi beton bertulang, begesting
yang dipergunakan untuk beton yang tidak perlu diplester lagi (exposed
concrete) harus dilapisi dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas pada
beton.
8. Begesting untuk beton biasa (yang perlu diplester lagi permukaannya) harus
dibasahi air dengan seksama sabagai pengganti minyak segera sebelum dicor.

RKS-KONSTRUKSI
67

9. Pembongkaran Begesting ; Bangunan tidak boleh mengalami perubahan


bentuk, kerusakan atau pembebanan yang melebihi beban rencana dengan
adanya pembongkaran begesting pada beton.
10. Pertanggungan jawab atas keselamatan pada waktu pembongkaran tiap bagian
begesting atau penyangga berada dipihak pemborong. Waktu minimum untuk
pembongkaran begesting ; Waktu minimum dari saat selesainya pengecoran
beton sampai dengan pembongkaran begesting dari bagian – bagian struktur
harus ditentukan dari percobaan kubus benda uji yang memberikan kuat desak
minimum seperti tercantum pada daftar atau sebagai berikut :

WAKTU MINIMUM
BAGIAN STRUKTUR PEMBONGKARAN
BEGESTING ( HARI )

 Sisi balok dan dinding 3


 Penyangga pelat lantai 21
 Penyangga balok 21

5.4. Pekerjaan Beton


5.4.1. Umum
1. Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan instalasi
pengolahan lumpur tinja yang akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan untuk
semua maksud yang berhubungan dan sebagaimana diminta oleh Direksi harus
diperinci dari bahan-bahan yang diperinci disini dan harus dicampur dengan
perbandingan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disebut di sini.
2. Setiap syarat dan ketentuan yang tidak termaktub di sini harus sesuai dengan
Standar Indonesia untuk beton N.I.2 P.B.I. 1971.
5.4.2. Bahan
1. Semua portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam semen portland.
2. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan tentang besi beton.
3. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortel dan
spesi injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan
syarat-syarat yang sudah diterangkan

RKS-KONSTRUKSI
68

4. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan di


depan.

5.4.3. Kelas dan Mutu Beton


Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia N.I2-P.B.I.
1971, menurut tabel di bawah ini.

Tabel Standar Mutu Dan Kelas Beton Mutu dan Kelas Beton
Kategori Pengawasan terhadap
σ bk σ’ bm Dari
Kls Mutu
Kg/cm 2 Kg/cm 2 Bangunan Kualitas Kekuatan
(tujuan) Agregat Tekanan
Pemeriksaan
Non Tidak ada
I Bo - - dengan
Strukturil Pengujian
mata
Pemeriksaan
Tidak ada
II Bl - - Strukturil dengan
Pengujian
teliti
Pengujian Pengujian akan
mendetail diadakan
K125 125 200 Strukturil
dengan analisa
meyakinkan
Pengujian Pengujian akan
mendetail diadakan
K175 175 250 Strukturil
dengan analisa
meyakinkan
Pengujian Pengujian akan
mendetail diadakan
K225 225 300 Strukturil
dengan analisa
meyakinkan
Pengujian Pengujian akan
mendetail diadakan
III K225 225 300 Strukturil
dengan analisa
meyakinkan
Pengujian Pengujian akan
K275 275 350 Strukturil mendetail diadakan
dengan analisa

RKS-KONSTRUKSI
69

meyakinkan
Pengujian Pengujian akan
mendetail diadakan
IV K300 300 350 Strukturil
dengan analisa
meyakinkan
Pengujian Pengujian akan
mendetail diadakan
K350 350 400 Strukturil
dengan analisa
meyakinkan
Dilakukan pengujian kekuatan tekan beton yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji
kubus pada umur 28 hari.

5.5. Pencampuran dan Pengecoran Beton.


Komposisi/Campuran Beton
1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil/batu pecah, air seperti
yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang
serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat/baik.
2. Untuk beton mutu “Bo” campuran yang biasa untuk pekerjaan non struktural
dipakai perbandingan dari semen portland, terhadap pasir dan agregat kasar tidak
boleh kurang dari 1 : 6. Banyaknya semen untuk tiap m3 sedikitnya harus 225 kg.
3. Untuk beton mutu K 350, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan
kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1 : 2 : 3 atau
banyaknya semen untuk tiap m3 beton minimum harus sampai 325 kg.
4. Untuk mutu beton lainnya yang lebih tinggi harus dipakai “campuran yang
direncanakan” (designed mix). Campuran yang direncanakan diketemukan dari
percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik yang
disyaratkan. Banyaknya semen untuk tiap m3 beton paling tidak harus 325 kg.
5. Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II - derajat K.125 dan untuk kelas II-
derajat K.175 - beton harus berada dalam batas yang telah ditentukan di atas dan
Kontraktor harus memperoleh derajat yang patut apabila perlu akan dites oleh
Direksi, dengan mengkombinir ukuran agregat yang proporsionil, agar supaya
diperoleh derajat yang sepatutnya.
6. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton
yang dihasilkan.

RKS-KONSTRUKSI
70

7. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas
dasar beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan,
awet dan kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlalu
banyak.
8. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak
boleh melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60
(dari beratnya) untuk kelas lainlainnya. Pengujian dari beton akan dilakukan oleh
Direksi dan perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk
tujuan atau penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan,
kekedapan, awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas penambahan
konpensasi disebabkan perubahan yang demikian.

5.6. Perlengkapan Mengaduk


Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing
bahan pembentukan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara
pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan Direksi.

5.6.1. Mengaduk
1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu “Batch Mixer” atau “Portable Continuous Mixer” selama
sedikitnya 1 ½ menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang
penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk
berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3, Direksi berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang
merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari
adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi
atau konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu dan selama pekerjaan
mencampur. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak
diperkenankan.
2. Pencampuran dengan tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi tertentu
sebuah Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut pandangan Direksi.
Untuk mempermudah pencampuran ini Kontraktor akan membuat beton masif

RKS-KONSTRUKSI
71

dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, diliputi
dengan parapet setinggi 10 cm.
3. Penutup saluran dari beton harus dicor pada tempat lain yang berdekatan dengan
lokasi, tidak boleh dicor langsung pada saluran.

5.6.2. Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32° Celcius dan tidak
kurang dari 4,5° C. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27° C dan 32°
C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila
beton melebihi 32° C, sebagai yang ditetapkan oleh Direksi, Kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya mendinginkan agregat dengan
mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan
suhu beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32° C.

5.6.3. Cetakan Beton


1. Cetakan haruslah sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas
dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar
yang diusulkan oleh Kontraktor dan yang sudah disetujui oleh Direksi.
2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang
dikehendaki harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari lembaran
Plywood, papan yang diserut/ diketam rata dan halus, dalam keadaan baik
sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna
seperti terperinci disini.
3. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki dimanapun juga baik
saluran drinase ataupun tutup beton. Cetakan untuk permukaan yang demikian
dapat dibuat dari kayu dan harus didalam segala hal benar-benar berbentuk dan
berukuran yang dikehendaki dan harus berkekuatan dan berkakuan yang tetap
pada tempat dan bentuknya selama pembebanan dan berlangsungnya pekerjaan
vibrasi pemadatan beton. Semua percetakan kayu harus diketam rata/digosok
dengan kertas pasir untuk menghilangkan tanda-tanda bekas dari cetakan sejauh
hal ini dapat dikerjakan. Usaha yang sesuai dan efektif harus dikerahkan dalam
pekerjaan cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam
arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan
sisi-sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang
telah diselesaikan.

RKS-KONSTRUKSI
72

4. Semua cetakan yang dibangun harus teguh. Alat-alat dan usaha-usaha yang
sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan
dari beton yang selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, permukaan dari
cetakan-cetakan harus diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan
yang mencegah secara efektif lekatnya beton, semua material untuk melepaskan
lekatan harus dipakai hanya setelah disetujui oleh Direksi. Penggunaan minyak
cetakan harus berhati-hati untuk kontak dengan besi beton yang mengakibatkan
kurangnya daya lekat.
5. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan kuat kedudukannya sehingga tidak
ada perubahan atau gerakan lain selama penuangan beton. Penyangga cetakan
(perancah) harus bersandar pada pondasi yang baik sehingga tidak akan ada
kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
6. Pada pekerjaan saluran longsor harus dalam daerah yang kering maka harus
dibatasi dengan cofferdam diudik dan di hilir, serta disediakan pompa untuk
memompa air rembesan dari cofferdam. Air yang setiap hari mengalir harus
dialihkan lewat talang diatas aluran yang akan dibangun.

5.6.4. Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
penyokongan dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
(cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau
bahan lepas.
3. Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton baru
akan dicor, permukaan mana telah begitu mengeras sehingga beton baru tidak
akan berpadu dengan sempurna, ditentukan disini, sebagai “Construction Joints”
(hubungan konstruksi/pelaksana). Permukaan-permukaan Construction Joints
harus bersih dan lembab ketika ditutup dengan beton baru atau adukan.
Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang
mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya. Permukaan-
permukaan Construction Joints harus dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui
dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan tekanan udara
segera sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan pencucian harus
dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua

RKS-KONSTRUKSI
73

genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan Construction Joints


sebelum beton baru dicor.
4. Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan
dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan
bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
5. Beton dicor hanya pada waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta
pengawas Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja. Setelah permukaan
disiapkan baik-baik, permukaan Construction Joints dimana beton baru akan
dicorkan harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari adukan semen (air hasta
semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortar harus mempunyai perbandingan
semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan
lain, demikian juga konsistensinya.
6. Beton harus dicor pada adukan yang baru (fresh). Dalam pengecoran beton pada
Construction Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus harus dijalankan
untuk menjamin agar beton yang baru menjadi rapat betul dengan permukaan
joints (sambungan) dengan Pembobokan dan peralatan dengan memakai alat-alat
yang cocok.
7. Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan.
8. Beton yang sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat tidak
mungkin dijamin harus dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan terbuang
semacam itu. Transportasi dari pengadukan sampai pengecoran beton jangan
terlalu jauh sehingga memungkinkan pemisahan bahan dan pengerasan beton.
9. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan/joints, semua penuangan
beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak
lebih dari 50 cm. Direksi mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisanlapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi-
spesifikasi ini.
10. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian
sehingga spesi/ mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan air semen atau
spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi
yang hanyut dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
dilanjutkan. Suatu pengecoran tersebut tidak boleh terputus sebelum bagian
tersebut selesai.
11. Ember-ember/bocket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat
pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana

RKS-KONSTRUKSI
74

mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3


sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat/ diletakkan dengan alat-
alat lainnya dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
12. Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan
lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi.
13. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang
mungkin, sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat
pada semua permukaanpermukaan dari cetakan dan material yang dilekatkan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar (vibrator)
harus dapat menenmbus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak dibawah. Semua beton harus dipadatkan dengan alat
penggetar type immersion beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000
putaran per menit ketika dbenamkan dalam beton.

5.7. Pembukaan Cetakan dan Pemeliharaan.


Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
1. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda
tidak diijinkan untuk dibenahi. Beton yang baru dibuka cetakannya diperlihatkan
kepada Direksi untuk dinilai kualitas pengecorannya, beton yang hasilnya banyak
keropos sampai tulangan terlihat, maka harus mendapatkan penanganan tersendiri
atas petunjuk Direksi.
2. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan dibuka untuk
dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya; tujuh
hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran, 14 hari untuk dek-dek
jembatan atau gorong-gorong jalan.

5.8. Perawatan
1. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Direksi
berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada
bagian-bagian pekerjaan.
2. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera setelah beton
cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan
yang dibasahi air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan
selalu basah.

RKS-KONSTRUKSI
75

3. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud


spesifikasispesifikasi air untuk campuran beton.

5.9. Perlindungan (Protection)


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi
terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah
pengecoran. Perlindungan semacam itu dibuat efektif dan secepatnya dilaksanakan
sesudah pengecoran beton atau sesudah pembukaan cetakancetakan.

5.10. Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan


1. Penyempurnaan permukaan-permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang
yang ahli dan disaksikan oleh Direksi. Permukaan-permukaan beton akan diuji/
ditest oleh Direksi dimana perlu untuk menentukan apakah ketidakteraturan
permukaan berada dalam batas-batas yang ditentukan disini. Ketidakteraturan
digolongkan sebagai sekonyong-konyong (abrupt) atau lambat laun (gradual).
2. Offset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang salah
yang membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada cetakan atau
kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidakteraturan yang sekonyong-
sekonyong (abrupt) dan akan diuji dengan menggunakan pengukuran langsung.
Semua ketidakteraturan lainnya dapat dianggap sebagai ketidakteraturan yang
gradual dan akan diperiksa dengan teliti oleh Direksi, kalau perlu dengan
menggunakan peralatan pengetesan beton. Sebelum menerima pekerjaannya,
Kontraktor harus membersihkan semua permukaan yang terbuka dari kerak-kerak
dan kotoran yang lainnya.

5.11. PerbaikanPermukaan Beton


1. Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut gambar
atau diluar garis atau permukaan tidak rata atau keropos, ternyata ada
permukaan yang rusak atau keluar dari garis, hal itu dianggap sebagai tidak
sesuai dengan spesifikasi ini. Ketidaksesuaiannya akan mendapat penilaian
tersendiri yang akan diberikan oleh Direksi dan kalau Direksi memerintahkan
untuk dibongkar maka beton harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
bebannya sendiri kecuali bila Direksi memberikan ijinnya untuk menambal tempat
yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal-pasal berikut.

RKS-KONSTRUKSI
76

2. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri


dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena keropos,
lubang-lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambungan-sambungan
cetakan, dan bergeraknya cetakan. Ketidakrataan dan bengkok harus dibuang
dengan pemahat atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu
gerinda. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum
dicor dan seterusnya disempurnakan.
3. Jika menurut pendapat Direksi Hal-hal yang tidak sempurna pada bagian
bangunan-bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan
penambalan saja tidak akan menghasilkan sebuah dinding yang tidak
memuaskan kelihatannya, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding
(dengan spesi plester), sesuai dengan instruksi dari Direksi.
4. Cacat lubang-lubang tempat cukilan dari sarang kerikil atau keropos kecil yang
akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/ mortel tambalan yang kering yang
disusun dari satu bagian semen Portland dengan dua bagian pasir beton
bersama dengan bahan pengisi yang tidak susut, yang disetujui oleh Direksi,
dalam jumlah yang diperinci oleh pabrik dan dengan air yang cukup sehingga
sesudah bahanbahan spesi dicampur akan melekat satu sama lain dan apabila
diremas-remas menjadi bola dan ditekan dengan tangan tidak akan
mengeluarkan air. Spesi penambal harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang
tipis dan selalu dipadatkan dengan alat yang cocok.

6. PEKERJAAN LAIN – LAIN


Yang dimaksud pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan yang belum tercantum dalam RKS
ini, tetapi masih berhubungan dengan pekerjaan di lapangan yang harus diselesaikan :
misalnya pembersihan lokasi / pengembalian sesuatu yang rusak akibat pekerjaan di
lapangan Dan Pembongkaran Saluran Lama. Untuk pembentukan dasar saluran dengan
meratakan sesuai kemiringan dasar saluran rencana pada permukaan tanah galian
saluran

6.1 Pekerjaan Pembersihan Lapangan Selama Proyek Berlangsung.


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area kerja selama
proyek berlangsung termasuk material yang harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan
sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai
semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material
yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali. Semua biaya yang

RKS-KONSTRUKSI
77

timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor,
serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan
pekerjaan

6.2 Pembuatan Pagar Pengaman Proyek


1. Pagar pengaman proyek terbuat dari seng gelombang setinggi 2 meter yang
dipasang pada kayu meranti, pagar pengaman bersifat permanen. Pagar pengaman
dipasang pada area proyek yang dilakukan, sehingga tidak dimungkinkan oleh pihak
luar untuk memberi pengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
2. Pagar pengaman harus sedikit mungkin tidak sampai memberi pengaruh terhadap
lalu lintas yang ada.

6.3 Penahan Utilitas


Penahan utilitas dilakukan oleh pekerja yang diawasi oleh mandor, untuk menahan
utilitas sementara dalam proses pengerjaan proyek.

6.4 Quality Control


Quality control merupakan test laboratorium terhadap kualitas material. Material yang
dilakukan quality control adalah:
1. Grill Manhole (Cover & Frame) Fabrikan
2. Grill Tangkapan Air (Cover & Frame) Fabrikan
3. Test tekan kubus beton
4. Test tarik baja

6.5 Sewa Sheet Pile


Sheet pile yang dimaksud adalah steel sheetpile, yang berfungsi sebagai penahan
dinding pada galian pekerjaan.

6.6 Photo Dokumentasi


Foto-foto yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan,
peralatan atau hal-hal yang menarik perhatian lainnya sehubungan dengan pekerjaan
atau lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni :
 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan……………..….....……… …..( 0 % )
 Selama berlangsungnya pekerjaan………………………….….…....... (25-75 %)
 Setelah selesai pekerjaan atau setelah selesai periode Pemeliharaan...(100 %)

RKS-KONSTRUKSI
78

Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang dan samping
), serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian. Ukuran dari foto-foto
tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan enam lembar hasil cetakan masing-
masing foto (dialbumkan), dengan membubuhkan nomor seri, tanggal pengambilan dan
keterangan ringkasnya harus disampaikan kepada Direksi. Semua klise/negatif filmnya
harus dinomori, ditempatkan dalam arsip dan disimpan di lokasi dan menjadi Pemberi
Proyek. Biaya foto-foto tersebut seperti ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan
harus dianggap termasuk dalam over head yang disajikan dalam Daftar Pengajuan
Biaya.

6.7 PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA


Masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya antara
lain:
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.
3. Pembersihan
4. Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila kontraktor telah melaksanakan
kewajiban pada masa pemeliharaan
5. Selama masa pemeliharaan, kontraktor pelaksana diwajibkan membuat laporan
berkala yang berisi kondisi bangunan / saluran (yang selesai dibangun ) serta
laporan pekerjaan perbaikan bila ada bangunan yang rusak. Laporan tersebut
dibuat dengan persetujuan / diketahui pihak pengawas lapangan / direksi dan
konsultan pengawas.

PENUTUP

Peraturan ini harus dipelajari seksama oleh Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya
akan merupakan bagian yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Hal -hal
yang belum diatur d
alam RKS ini, akan dijelaskan pada pelaksanaan penjelasan pekerjaan dan semua
tambahan atas Penjelasan dalam dokumen pengadaan, akan dibuat dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan.

RKS-KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai