Anda di halaman 1dari 71

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS PENDIDIKAN
Jl. A.Yani No. 239 Bandung Telp./Fax 022 - 7106568 Bandung

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI

PAKET PENGADAAN PEMBANGUNAN SDN 090 CIBIRU


PPK Dani Nurrahman, S.AP., M.AP.
ID RUP 43115998

Secara umum, PEMBANGUNAN SDN 090 CIBIRU


berfungsi untuk mewujudkan prasarana sekolah yang
SPESIFIKASI FUNGSI UMUM memadai dan memberikan keamanan dan kenyamanan
dalam proses belajar mengajar.

A. Uraian Spesifikasi Teknis

1. Spesifikasi Bahan Bangunan/Material Konstruksi :


a. Jenis dan Mutu Bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan–bahan
produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan
dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara
tanggal 23 Desember 1980 dan Keppres No. 16 tahun 1994 dan Keppres No. 18
tahun 2001;
b. Bahan–bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang
ditunjuk, bila bahan–bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis,
sesuai dengan peraturan yang ada, dianjurkan untuk dipergunakan dengan
mendapatkan ijin dari Direksi (secara tertulis).

2. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:

Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini
adalah :

No Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah


1 Scaffolding A-1219 ( 1.93 M) 5 (lima) Set
2 Dump Truk 5-7 m3 1 (satu) Unit
Rotating Level Laser Terkalibrasi ISO
3 17025: 2017 500m 1 (satu) Unit
4 Gerinda 12.000 Rpm 2 (dua) Unit
5 Hand bor 2000 Rpm 2 (dua) Unit
6 Tile Cutter 120 cm 1 (satu) Unit
7 Mesin Bor Tanah 300mm 1 (satu) Unit
8 Concrete Pump Longboom Min 32m 1 (satu) Unit

3 . Spesifikasi Proses/Kegiatan:

a. Ruang lingkup pekerjaan ini sudah memperhitungkan Laporan Keselamatan Kerja


Konstruksi (K3),
b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu- rambu
peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang
berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis
keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya;
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih dulu
dari penanggung-jawab proses;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja
dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.

4. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Nama Pekerjaan


Nama Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pembangunan SDN 090 CIBIRU BANDUNG
1.2 Lokasi Pekerjaan
Lokasi : Jl. A.H. Nasution Km. 14,5 Cibiru, Bandung.
1.3 Lingkup Pekerjaan
Adapun lingkup dan item/jenis pekerjaan yang dilaksanakan meliputi sebagai berikut :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
A.1 Pek. Papan nama proyek (Bukan Spanduk/Banner)
A.2 Stegerwerk
A.3 Biaya SMK3 (Alat Pelindung Kerja, Alat Pelindung Diri, Rambu-Rambu)

a. Penyiapan RKK
b. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan
c. Alat Pelindung Kerja
- tali keselamatan (body harness)
- Jaring Pengaman
- Garis Pengaman / Safty line
c. Alat Pelindung Diri
- Helm
- Sarung Tangan
- Rompi
- Sepatu
d. Asuransi dan Perizinan
- Perijinan
- Asuransi
e. Petugas K3
f. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kesehatan
- Peralatan P3K
g. Rambu - Rambu
- Rambu Petunjuk
- Rambu peringatan
- Rambu Informasi
h. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi
i. Kegiatan dan Peralatan terkait dengan pengendalian resiko keselamatan
konstruksi

j. Biaya Umum
B. PEKERJAAN LANTAI 1
B.1PEKERJAAN TANAH
B.1.1 Pek. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
B.1.2 Pek. Galian Tanah Pilecap
B.1.3 Pek. Galian Tanah Pondasi Strauss
B.1.4 Pek. Urugan Tanah Kembali (Peninggian Lantai t = 50 cm)
B.1.5 Pek. Urugan Tanah Peninggian Lantai t = 35 cm (Mendatangkan
Tanah)
B.1.6 Pek. Urugan Pasir bawah Pondasi t = 5 cm

B.2 PEKERJAAN STRUKTUR DAN BETON


B.2.1 Pek. Pondasi Strausspile dia. 30 cm, L = 2.80 m, beton K. 250

B.2.2 Pek. Pilecap P-1 140 x 130 x 50 cm, beton K. 250


B.2.3 Pek. Pilecap P-2 130 x 90 x 50 cm, beton K. 250
B.2.4 Pek. Lantai Kerja t = 5 cm, beton K. 100
B.2.5 Pek. Sloof S-1 35/50, beton K. 250
B.2.6 Pek. Kolom K-1 35/50, beton K. 250
B.2.7 Pek. Kolom K-2 15/30, beton K. 250
B.2.8 Pek. Kolom KP 15/15, beton K. 250
B.2.9 Pek. Balok lintel BL1 15/15, beton K.175
B.2.10 Pek. Balok lintel BL2 10/15, beton K.175
B.2.11 Pek. Balok lintel BL3 15/25, beton K.175
B.2.12 Pek. Balok B-1 35/50, beton K. 250
B.2.13 Pek. Balok B-2 25/40, beton K. 250
B.2.14 Pek. Balok B-3 Lisplank beton 20/20, beton K.175
B.2.15 Pek. Plat Lantai t= 12 cm, beton K. 250
B.2.16 Pek. Listplank Beton 15/35, beton K. 250
B.2.17 Pek. Kanopi Beton t= 10 cm, beton K. 250
B.2.18 Pek. Meja Beton Wastafel t=10 cm, beton K.250

B.3 PEKERJAAN DINDING


B.3.1 Pek. Dinding bata 1 : 5
B.3.2 Pek. Plesteran dinding 1 : 5
B.3.3 Pek. Acian dinding dan beton ekspose
B.3.4 Pek. Finishing opening kusen
B.3.5 Pek. Treatmen Dinding Andesit
B.3.6 Pek. List Ban Profil 3 cm
B.3.7 Pek. List Ban Profil 10 cm
B.3.8 Pek. List Ban Profil 13 cm
B.3.9 Pek. Glass Block 20 x 20

B.4 PEKERJAAN KUSEN DAN ALAT PENGGANTUNG


B.4.1 Pek. Pintu Type P1 Kayu Kelas II + Finishing Lengkap Aksesoris
Terpasang
B.4.1 Pek. Pintu Aluminium Strip Type P2, Lengkap Aksesoris Terpasang

B.4.2 Pek. Jendela Allumunium Type J1 Lengkap Aksesoris Terpasang

B.4.4 Pek. Folding Gate


B.5 PEKERJAAN LANTAI
B.5.1 Pek. Urugan Pasir Bawah Lantai t = 10 cm
B.5.2 Pek. Keramik Lantai 40 x 40, putih polos
B.5.3 Pek. Plint Lantai Keramik 10/40 cm
B.5.4 Pek. Keramik Lantai 30 x 30, motif/corak, unpolish
B.5.5 Pek. Keramik dinding 30 x 60

B.6 PEKERJAAN PLAFOND


B.6.1 Pek. Rangka Plafond Hollow 4/4, 2/4
B.6.2 Pek. Penutup Plafond PVC
B.6.4 Pek. List Plafond PVC

B.7 PEKERJAAN PENGECATAN


B.7.1 Pek. Pengecatan Dinding dan beton ekspose 2 Lapis Pengecatan,
sek. Vinilex
B.7.2 Pek. Coating Treatment dinding andesit

B.8 PEKERJAAN LISTRIK


B.8.1 Pek. Instalasi titik lampu
B.8.2 Pek. Instalasi saklar dan stop kontak stop kontak
B.8.3 Pek. Lampu LED TL 28 Watt, Phillips
B.8.5 Pek. Armature saklar ganda, Panasonic B.8.6
Pek. Armature saklar tunggal, Panasonic B.8.7 Pek.
Armature stop kontak tunggal, Panasonic B.8.7 Pek.
Armature stop kontak ganda, Panasonic B.8.8 Pek.
Panel distribusi
B.8.9 Pek. Pemasangan Daya Listrik Baru

B.9 PEKERJAAN SANITASI


B.9.1 Pek. Kloset Jongkok Teraso
B.9.2 Pek. Kran Air 3/4"
B.9.3 Pek. Floor Drain Stainless San Ei
B.9.4 Pek. Wastafel Toto
B.9.5 Pek. Kran Wastafel
B.9.6 Pek. Instalasi Air Bersih Pipa PVC AW dia. 3/4"
B.9.7 Pek. Instalasi Air Bekas Pipa PVC AW dia. 3"
B.9.8 Pek. Instalasi Air Kotor Pipa PVC AW dia. 4"

B.10 PEKERJAAN SEPTICTANK


B.10.1 Pek. Galian Tanah
B.10.2 Pek. Urugan Pasir t= 5 cm
B.10.3 Pek. Lantai Kerja t= 5 cm
B.10.4 Pek. Lantai Beton t = 10 cm
B.10.5 Pek. Balok 15/20, beton K. 175
B.10.6 Pek. Penutup Septictank Beton t= 10 cm
B.10.7 Pek. Pasangan Bata B.10.8 Pek.
Plesteran
B.10.9 Pek. Acian
B.10.10 Pek. Instalasi Inlet/outlet Septictank Pipa PVC AW dia. 4"
B.11 PEKERJAAN RESAPAN
B.11.1 Pek. Galian Tanah
B.11.2 Pek. Pipa PVC AW dia. 4"
B.11.3 Pek. Pasang Lapisan Ijuk t = 20 cm
B.11.4 Pek. Urugan Pasir = 20 cm
B.11.5 Pek. Batu Koral 20 cm

B.12 PEKERJAAN TANGGA


B.12.1 Pek. Trap Tangga 16/30, beeton K. 250
B.12.2 Pek. Plat Lantai Tangga (bordes) t= 15 cm, beton K. 250
B.12.3 Pek. Kolom 15/15, beton K.175
B.12.4 Pek. Balok lintel 15/15, beton K.175 B.12.5
Pek. Bordes Tangga 25/40, beton k. 250 B.12.6
Pek. Railling Tangga 1/2 bata camp. 1:5 B.12.7
Pek. Plesteran Railing camp. 1:5 B.12.8 Pek. Acian
Railing dan beton ekspose B.12.9 Pek. Pengecatan
Railing dan beton ekspose
B.12.10 Pek. Keramik Tangga 40 x 40 cm

C. PEKERJAAN LANTAI 2
C.1PEKERJAAN STRUKTUR DAN BETON C.1.1
Pek. Kolom K-1 35/50, beton K. 250 C.1.2 Pek.
Kolom K-2 15/30, beton K. 250 C.1.3 Pek.
Kolom KP 15/15, beton K. 250 C.1.4 Pek. Balok
lintel BL1 15/15, beton K.175 C.1.5 Pek. Balok
lintel BL2 10/15, beton K.175 C.1.6 Pek. Balok
lintel BL3 15/25, beton K.175 C.1.7 Pek. Balok
B-1 35/50, beton K. 250 C.1.8 Pek. Balok B-2
25/40, beton K. 250
C.1.9 Pek. Balok B-3 Lisplank beton 20/20, beton K.175
C.1.10 Pek. Plat Lantai t= 12 cm, beton K. 250
C.1.11 Pek. Listplank Beton 15/35, beton K. 250 C.1.12
Pek. Kanopi Beton t= 10 cm, beton K. 250 C.1.13 Pek.
Meja Beton Wastafel t=10 cm, beton K.250

C.2PEKERJAAN DINDING C.2.1 Pek.


Dinding bata 1 : 5 C.2.2 Pek.
Plesteran dinding 1 : 5
C.2.3 Pek. Acian dinding dan beton ekspose
C.2.4 Pek. Finishing opening kusen
C.2.6 Pek. List Ban Profil 3 cm C.2.7
Pek. List Ban Profil 10 cm C.2.8 Pek.
List Ban Profil 13 cm C.2.9 Pek. List
Profil Beton t = 30 cm C.2.10 Pek.
Glass Block 20 x 20

C.3PEKERJAAN KUSEN DAN ALAT PENGGANTUNG


C.3.1 Pek. Pintu Type P1 Kayu Kelas II + Finishing Lengkap Aksesoris
Terpasang
C.3.2 Pek. Pintu Aluminium Strip Type P2, Lengkap Aksesoris Terpasang
C.3.3 Pek. Jendela Allumunium Type J1 Lengkap Aksesoris Terpasang

C.3.4 Pek. Folding Gate

C.4 PEKERJAAN LANTAI


C.4.1 Pek. Urugan Pasir Bawah Lantai t = 5 cm
C.4.2 Pek. Keramik Lantai 40 x 40, putih polos
C.4.3 Pek. Plint Lantai Keramik 10/40 cm
C.4.4 Pek. Keramik Lantai 30 x 30, motif/corak, unpolish
C.4.5 Pek. Keramik dinding 30 x 60

C.5 PEKERJAAN PLAFOND


C.5.1 Pek. Rangka Plafond Hollow 4/4, 2/4
C.5.2 Pek. Penutup Plafond PVC
C.5.3 Pek. List Plafond PVC

C.6 PEKERJAAN PENGECATAN


C.6.1 Pek. Pengecatan Dinding dan beton ekspose 2 Lapis Pengecatan,
sek. Vinilex
C.7 PEKERJAAN LISTRIK
C.7.1 Pek. Instalasi titik lampu
C.7.2 Pek. Instalasi saklar dan stop kontak stop kontak
C.7.3 Pek. Lampu LED TL 28 Watt, Phillips
C.7.5 Pek. Armature saklar ganda, Panasonic C.7.6
Pek. Armature saklar tunggal, Panasonic C.7.7 Pek.
Armature stop kontak tunggal, Panasonic C.7.7 Pek.
Armature stop kontak ganda, Panasonic C.7.8 Pek.
Panel distribusi
C.7.9 Pek. Penyambungan dari panel eksisting

C.8 PEKERJAAN SANITASI


C.8.1 Pek. Kloset Jongkok Teraso
C.8.2 Pek. Kran Air 3/4"
C.8.3 Pek. Floor Drain Stainless San Ei
C.8.4 Pek. Wastafel Toto
C.8.5 Pek. Kran Wastafel
C.8.6 Pek. Instalasi Air Bersih Pipa PVC AW dia. 3/4"
C.8.7 Pek. Instalasi Air Bekas Pipa PVC AW dia. 3"
C.8.8 Pek. Instalasi Air Kotor Pipa PVC AW dia. 4"

C.9 PEKERJAAN TANGGA


C.9.1 Pek. Trap Tangga 16/30, beeton K. 250
C.9.2 Pek. Plat Lantai Tangga (bordes) t= 15 cm, beton K. 250
C.9.3 Pek. Kolom 15/15, beton K.175
C.9.4 Pek. Balok lintel 15/15, beton K.175 C.9.5
Pek. Bordes Tangga 25/40, beton k. 250 C.9.6 Pek.
Railling Tangga 1/2 bata camp. 1:5 C.9.7 Pek.
Plesteran Railing camp. 1:5 C.9.8 Pek. Acian
Railing dan beton ekspose C.9.9 Pek. Pengecatan
Railing dan beton ekspose C.9.10 Pek. Keramik
Tangga 40 x 40 cm
D. PEKERJAAN LANTAI 3
D.1PEKERJAAN STRUKTUR DAN BETON D.1.1
Pek. Kolom K-1 35/50, beton K. 250 D.1.2 Pek.
Kolom K-2 15/30, beton K. 250 D.1.3 Pek.
Kolom KP 15/15, beton K. 250 D.1.4 Pek. Balok
lintel BL1 15/15, beton K.175 D.1.5 Pek. Balok
lintel BL2 10/15, beton K.175 D.1.6 Pek. Balok
lintel BL3 15/25, beton K.175 D.1.7 Pek. Balok
B-1 35/50, beton K. 250 D.1.8 Pek. Balok B-2
25/40, beton K. 250
D.1.9 Pek. Balok Ampig BA-1 15/30, beton K. 250
D.1.10 Pek. Balok Ampig BA-2 15/55, beton K. 250
D.1.11 Pek. Dak Beton t = 10 cm, beton K. 250
D.1.12 Pek. Plat Beton 15/45 cm, beton K. 250
D.1.13 Pek. Listplank Beton 15/75 cm, beton K. 250
D.1.14 Pek. Kanopi Beton t= 10 cm, beton K. 250
D.1.15 Pek. Lisplank Beton t = 10 cm
D.1.16 Pek. Meja Beton Wastafel t=10 cm, beton K.250

D.2PEKERJAAN DINDING D.2.1 Pek.


Dinding bata 1 : 5 D.2.2 Pek.
Plesteran dinding 1 : 5
D.2.3 Pek. Acian dinding dan beton ekspose
D.2.4 Pek. Finishing opening kusen
D.2.6 Pek. List Ban Profil 3 cm D.2.7
Pek. List Ban Profil 5 cm D.2.8 Pek.
List Ban Profil 10 cm D.2.9 Pek. List
Ban Profil 13 cm D.1.15 Pek. List
Profil Beton t = 10 cm C.2.9 Pek. List
Profil Beton t = 30 cm D.1.16 Pek. List
Profil Beton t = 75 cm D.2.12 Pek.
Glass Block 20 x 20

D.3 PEKERJAAN KUSEN DAN ALAT PENGGANTUNG


D.3.1 Pek. Pintu Type P1 Kayu Kelas II + Finishing Lengkap Aksesoris
Terpasang
D.3.2 Pek. Pintu Aluminium Strip Type P2, Lengkap Aksesoris Terpasang

D.3.3 Pek. Jendela Allumunium Type J1 Lengkap Aksesoris Terpasang

D.3.4 Pek. Folding Gate

D.4 PEKERJAAN LANTAI


D.4.1 Pek. Urugan Pasir Bawah Lantai t = 5 cm
D.4.2 Pek. Keramik Lantai 40 x 40, putih polos
D.4.3 Pek. Plint Lantai Keramik 10/40 cm
D.4.4 Pek. Keramik Lantai 30 x 30, motif/corak, unpolish
D.4.5 Pek. Keramik dinding 30 x 60

D.5 PEKERJAAN PLAFOND


D.5.1 Pek. Rangka Plafond Hollow 4/4, 2/4
D.5.2 Pek. Penutup Plafond PVC
D.5.3 Pek. List Plafond PVC

D.6 PEKERJAAN PENGECATAN


D.6.1 Pek. Pengecatan Dinding dan beton ekspose 2 Lapis Pengecatan,
sek. Vinilex
D.6.2 Pek. Pengecatan Listplank 2 Lapis Pengecatan, SEIV
D.6.3 Pek. Waterproofing Dak Beton

D.7 PEKERJAAN LISTRIK


D.7.1 Pek. Instalasi titik lampu
D.7.2 Pek. Instalasi saklar dan stop kontak stop kontak
D.7.3 Pek. Lampu LED TL 28 Watt, Phillips
D.7.5 Pek. Armature saklar ganda, Panasonic D.7.6
Pek. Armature saklar tunggal, Panasonic D.7.7 Pek.
Armature stop kontak tunggal, Panasonic D.7.7 Pek.
Armature stop kontak ganda, Panasonic D.7.8 Pek.
Panel distribusi
D.7.9 Pek. Penyambungan dari panel eksisting

D.8 PEKERJAAN SANITASI


D.8.1 Pek. Kloset Jongkok Teraso
D.8.2 Pek. Kran Air 3/4"
D.8.3 Pek. Floor Drain Stainless San Ei
D.8.4 Pek. Wastafel Toto
D.8.5 Pek. Kran Wastafel
D.8.6 Pek. Instalasi Air Bersih Pipa PVC AW dia. 3/4" (Dari Sumber
Eksisting)
D.8.7 Pek. Instalasi Air Bekas Pipa PVC AW dia. 3"
D.8.8 Pek. Instalasi Air Kotor Pipa PVC AW dia. 4"
D.8.9 Pompa Dorong SHIMIZU Type Ps 116, 150 watt
D.8.10 Radar Otomatis Torn D.8.11 Torn Kap. 1000 L

D.9 PEKERJAAN ATAP


D.9.1 Pek. Kuda-Kuda, Rangka Atap Baja Ringan Profil "C"
D.9.2 Pek. Penutup Atap Genteng Metal Berpasir
D.9.3 Pek. Bubungan Genteng Metal Berpasir
D.9.4 Pek. Woodplank
D.9.5 Pek. Talang Datar Seng baja BJLS
D.9.6 Pek. Cucuran Air Hujan Pipa PVC AW dia. 3"

E. PEKERJAAN LAIN - LAIN


E.1Pek. Perapihan dan buangan brangkal sisa-sisa pekerjaan
E.2Pek. Penangkal Petir Elektrostatis Radius 150 M
- Head Terminal Radius 150 Meter
- Conecting Sleeve
- Kabel BC.50
- Tembaga Batang
- Grounding (pembumian)
- Tiang Penyangga Galvanis
- pipa 1/2
- Accessories

Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong termasuk pula pengadaan tenaga
kerja, bahan-bahan, alat-alat dan segala keperluan yang berhubungan dengan pekerjaan
pembangunan yang dilaksanakan.

1.4 Acuan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam RENCANA KERJA
DAN SYARAT-SYARAT dan Bill Of Quantity pekerjaan ini ;
b. Gambar-gambar desain dan atau gambar kerja yang dilampirkan pada RENCANA
KERJA DAN SYARAT-SYARAT pekerjaan ini ;
c. Keterangan-keterangan dan gambar-gambar yang diberikan oleh Konsultan
Perencana kepada calon kontraktor pelaksana pada waktu Rapat Penjelasan
Pekerjaan/Rapat Aanwijzing Pekerjaan /Risalah Aanwijzing.

Pasal 2
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Gedung ini, kecuali bila ditentukan lain
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini berlaku dan mengikat dengan ketentuan-
ketentuan seperti dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
- Perpres No. 16 Tahun 2018 serta perubahannya dan lampiran-lampirannya.
- Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia.
- Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 03-2847-2002.
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 PKKI.
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBI 1984.
- Peraturan Muatan Indonesia PMI.
- Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI-3 PUBI 1970.
- SK SNI No. T-15-1991-03.
- Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir Indonesia PUIPP.
- Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8.
- Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan NI-10.
- Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan masalah bangunan.

2. Untuk melaksanakan pekerjaan ini, berlaku dan mengikat pula :


a. Gambar Desain dan atau gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan
disahkan oleh Pemberi Tugas termasuk pula Gambar-gambar Detail Pelaksanaan (Shop
Drawings) yang diajukan oleh Kontraktor pelaksana dan sudah diperiksa, disahkan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Bill Of Quantity (BoQ).
c. Gambar Desain/Kerja dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
d. Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran tentang Penetapan Kontraktor Pelaksana.
e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
f. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Tentative Time Schedule) yang diajukan oleh Kontraktor
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas lapangan dan Pemberi Tugas.

Pasal 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar desain dan atau gambar kerja, Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS); termasuk ketentuan tambahan dan perubahannya yang dicantumkan
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
2. Ukuran dan Dimensi :
a. Pada dasanya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar - gambar desain dan
atau Gambar Kerja meliputi :
As- As Luar -
Luar Dalam -
Dalam Luar -
Dalam

b. Khusus ukuran dan dimensi dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang
tertulis adalah ukuran jadi terpasang atau dalam keadaan selesai/finished.

3. Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu Gambar Kerja tidak sesuai/cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin
pekerjaan, maka Gambar Kerja yang mempunyai skala yang lebih detail dan besar yang
berlaku / mengikat.

b. Bila ada dan terdapat perbedaan-perbedaan itu, ketidakjelasan, maupun kesimpangsiuran


menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan
kesalahan, maka Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas
lapangan, dan selanjutnya mengadakan koordinasi dan pertemuan dengan Konsultan
Perencana, untuk mendapatkan keputusan dari Konsultan Perencana, terhadap pedoman
Gambar kerja mana yang akan dijadikan pegangan dalam pelaksanaan pekerjaan fisik
konstruksi dilapangan.

c. ketentuan diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk mengajukan perpanjang
waktu pelaksanaan pekerjaan maupun mengajukan claim biaya pekerjaan tambah.

4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).


a. Gambar Detail pelaksanaan atau Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib dibuat
oleh Kontraktor berdasarkan dokumen Gambar Kerja yang telah disesuaikan dengan
keadaan, kondisi dan kebutuhan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing untuk Gambar Detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam dokumen atau berkas Gambar Kerja atau gambar desain,
maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas dan atau Konsultan Perencana.
c. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh (request for materials) dan Mock Up, jadi dari
semua bahan-bahan/material bangunan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau
spesifikasi dan persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup
secara lengkap dalam Dokumen Gambar Kerja maupun belum tercantum dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
d. Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.

5. Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawings)


Kontraktor wajib membuat gambar-gambar yang sesuai dengan hasil pelaksanaan (As Built
Drawings) dan harus diselesaikan sebelum Serah Terima ke 1, dan dokumen As Built
Drawings tersebut harus terlebih dahulu telah disetujui oleh konsultan Pengawas dan
diketahui oleh konsultan Perencana sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas.
6. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
dalam dokumen berkas Gambar Kerja, tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas. Segala
akibat yang terjadi bila melakukan penggantian/perubahan tersebut adalah tanggung jawab
Kontraktor, baik dari segi biaya maupun waktu pelaksanaan.

Pasal 4
JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana


kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan Time Schedule, S-
Curve, jadwal pengadaan bahan/material bangunan, peralatan dan Tenaga Kerja serta
mengkoordinasikan hasilnya kepada Konsultan Pengawas Lapangan, sehingga pelaksanaan
pekerjaan terkendali dan tidak menggangu kelancaran proyek secara keseluruhan dan
kelancaran kegiatan disekitar lokasi pekerjaan.
2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas Lapangan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat
Perintah Kerja (SPK) diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 4 (empat) rangkap tersebut, dan
masing-masing diberikan kepada Konsultan Pengawas Lapangan, 1 (satu) eks, 1 (satu)
salinan Rencana Kerja harus ditempel pada Direksi Keet dan atau bangsal Kontraktor
Pelaksana di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja,
2 (dua) salinan untuk Pemberi Tugas (PPK, PPTK).

Pasal 5
LAPORAN HARIAN

1. Kontraktor Pelaksana Lapangan setiap hari wajib membuat laporan harian mengenai
segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan (sesuai
Kontrak), baik teknis, cuaca maupun administratif yang terkait.
2. Dalam pembuatan laporan harian tersebut pihak pemborong harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut dan sesuai dengan data keadaan sebenarnya.
3. Laporan Harian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan pengawas untuk diperiksa
dan disetujui Pengawas Lapangan sebagai bahan monitoring dan evaluasi pekerjaan dan
diserahkan kepada Pemberi Tugas.

Pasal 6
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN

1. Dilapangan/dilokasi pekerjaan, pihak kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor


atau biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan
dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari pihak manajemen Kontraktor.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa pihak manajemen Kontraktor lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu dan menyampaikan secara tertulis kepada Tim Pengelola
Teknis/Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, Struktur organisasi tim lapangan, nama
dan jabatan Pelaksana serta tim pendukung pelaksanan pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan.
4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis/Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas, Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pelaksanaan
pekerjaan di lapangan, maka akan diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk
melakukan penggantian Pelaksana.
5. Dalam waktu 7(tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan tersebut,
Kontraktor harus sudah menunjuk Pelaksana pengganti/baru atau pihak manajemen
Kontraktor sendiri (Penanggung jawab/ Direktur Perusahaan) yang akan memimpin
langsung pelaksanaan pekerjaan di lapangan/lokasi.

Pasal 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR

1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja resmi apabila terjadi hal-hal yang
mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan
nomor telepon di lokasi kepada Tim pengelola Teknis/Pemberi Tugas setempat dan
Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Kontraktor, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.

Pasal 8
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN

1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik Proyek,


Pengawas Lapangan dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Pengawas Lapangan/
Konsultan Perencana, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung
jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan menyediakan
alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang
akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut Syarat-syarat Pertolongan


Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan,
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja dilapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan layak dikonsumsi serta memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua Petugas dan Pekerja yang ada dibawah kekuasaan
Kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua Petugas dan pekerja di lapangan/lokasi.
4. Tidak diperkenankan membuat penginapan didalam lapangan/lokasi pekerjaan untuk
Pekerja, kecuali untuk Penjaga Keamanan Proyek.
5. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan
oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 10
ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum
pekerjaan fisik dimulai, dan alat-alat tersebut dalam keadaan kondisi dan berfungsi dengan
baik, sudah di lakukan kalibrasi (alat ukur/survey) dan siap pakai, antara lain :
a. Pengaduk beton (Concrete Mixer) dalam kondisi yang baik.
b. Theodolit dan Waterpass yang telah di ijinkan oleh Pengawas Lapangan.
c. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk sistem pengeringan, jika diperlukan.
e. Pemadatan beton (Concrete vibrator) .
f. Scaffolding dan stegger
g. Mesin Pemadat/kompaksi (compactor, stamper).
h. Alat-alat besar sesuai dengan besaran (magnitude) scope pekerjaan tanah apabila diperlukan.
i. Dan alat bantu lainnya disesuaikan dengan lingkup dan item pekerjaannya.

Pasal 11
SITUASI

11.1 Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan (Aanwijzing), untuk itu para calon Pemborong wajib
meneliti situasi medan dan lokasi pekerjaan ini, terutama kondisi tanah bangunan, sifat
dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang berpengaruh terhadap harga penawaran.
11.2 Kelalaian dan kekurang telitian dalam melakukan perhitungan penawaran tersebut, hal
ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim dikemudian hari.
11.3 Dalam rapat penjelasan (Aanwijzing) akan ditunjukan alamat dan lokasi pekerjaan
pembangunan gedung ini akan dilaksanakan.

Pasal 12
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK

Pekerjaan Persiapan Tapak meliputi :


12.1 Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu-lintas orang, kendaraan, peralatan dan
bahan bangunan.
Peletakan jalan masuk sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
lalu lintas di area lingkungan kerja dan sekitarnya.
12.2 Pembuatan saluran pembuangan air hujan dan air kotor sementara untuk menjaga
agar areal pekerjaan selalu dalam keadaan kering dan bersih.
12.3 Pengadaan air untuk keperluan konsumsi pekerja, petugas lapangan dan pekerjaan
konstruksi, kualitas air harus baik dan memenuhi persyaratan kerekatan sesuai
spesifikasi dan standar yang berlaku dalam SNI.
12.4 Pengadaan listrik kerja dan instalasi, jaringan listrik sementara harus memenuhi
persyaratan yang berlaku dan sesuai dengan standar SNI sub bagian instalasi listrik.

Pasal 13
PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pek. Papan nama proyek
b. Biaya SMK3 (Alat Pelindung Kerja, Alat Pelindung Diri, Rambu-Rambu)

2. Pekerjaan Pagar Konstruksi/Pengaman.


a. Kontraktor harus membuat pagar konstruksi/pengaman pada batas sekeliling tapak
pekerjaan untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan, serta untuk pengaman terhadap
barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas maupun Pihak Ketiga.
b. Pagar konstruksi/pengaman dibuat dari bahan kayu atau bahan lain.

3. Pekerjaan Bangsal Kerja / Direksi keet.


a.Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan gudang material/bahan diatas tapak
pekerjaan.

Bangsal Kerja terdiri dari :


- Bangsal Konsultan Pengawas
- Bangsal Kontraktor
- Los - los kerja untuk Pekerja.
b. Bangsal/Direkskeet dengan spesifikasi :
- Lantai plesteran 1 Potland Cement : 5 Pasir
- Rangka bangunan : kayu kelas II
- Dinding : panel tripleks/multipleks tebal 4 mm, dengan rangka kayu kelas II
- Atap : Asbes semen gelombang, seng gelombang, dengan rangka kayu kelas II
- Jendela : kayu kelas II, dengan jumlah secukupnya
- Pintu : kayu kelas II, jumlah secukupnya dan dapat dikunci dengan baik.
- Dilengkapi dengan sebuah Kamar Mandi/WC dan tempat cuci tangan dengan
persediaan air yang cukup
c. Perlengkapan Bangsal Konsultan Pengawas :
- Meja tulis + kursi
- Papan tulis ukuran 90 x 180 cm (White Board)
- Alat-alat tulis (spidol,tipp ex) dan mesin tik
- Papan untuk menempelkan gambar
- Meja besar / meja rapat ukuran 100 x 200 cm
- Kursi untuk perlengkapan meja besar kapasitas minimal 8 Orang
- Peti untuk contoh bahan.
- 1 (satu) buah almari yang dapat dikunci
- 6(enam) buah Helm Proyek Untuk Direksi
- 6 (enam) buah Sepatu Boot untuk Direksi
d. Kontraktor harus pula membuat Bangsal Los kerja (workshop) untuk para pekerja dan
gudang penyimpan bahan/material yang dapat dikunci.
e. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya gudang penyimpanan bahan/material harus
sedemikian rupa sehinggga :
- Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan/material dari luar tapak.
- Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan
Lokasi tempat Bangsal kerja dan gudang penyimpanan bahan/material akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas.

4. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja


a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya.
Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh untuk
sarana kerja dengan kapasitas minimal 3,5 m3, dibuat dari pasangan bata merah
setengah bata dengan spesi 1 PC : 3 Pasir dan diplester, atau dari drum-drum.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara
PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan pemasangan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaaan sementara atas
persetujuan Konsultan Pengawas.

5. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (Fire Extinguiser) lengkap dengan isinya sehingga siap digunakan, minimal 1 buah
kapsitas 5 kg.

6. Pekerjaan Drainase Tapak Sementara


a. Dipersyaratkan tidak boleh ada genangan air didalam tapak selama pekerjaan berlangsung.
Untuk itu Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kontur tanah yang ada di tapak.
b. Disarankan sebaiknya saluran drainase tapak sementara sesuai dengan rencana tapak
dalam gambar kerja dokumen dan petunjuk Konsultan Pengawas.

7. Pekerjaan Jalan Masuk dan Jalan Konstruksi/Sementara


a. Jalan masuk dan jalan konstruksi/sementara harus diadakan oleh Kontraktor menurut
petunjuk dan tercantum dalam dokumen Gambar Kerja atau petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas.
b. Disarankan sebaiknya posisi, letak dan jalur masuk dan jalan konstruksi/sementara sesuai
dengan rencara jalan aspal, jalan grass block/paving block dan atau sebagaimana
tercantum dalam dokumen Gambar Kerja.
c. Sewa jalan masuk, apabila mengingat lahan atau lokasi pekerjaan pembangunan tersebut
yang berkontur cukup besar/tidak datar, maka perlu ada jalan masuk lain/alternatif untuk
memudahkan mobilisasi barang/material bahan bangunan, jalur akses/tempat tersebut
akan ditunjukkan langsung oleh Konsultan Pengawas Lapangan.

8. Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan Pengamanan sebelum Pelaksanaan


a. Pembongkaran dan Pembersihan.
Kontraktor harus membongkar/membersihkan/memindahkan keluar dari tapak segala
sesuatu yang tidak akan dipakai selama pembangunan yang mungkin akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan baik diatas maupun tertanam dalam tanah tapak, sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Hasil pembongkaran, pembersihan harus dikeluarkan dari dalam tapak, sesuai dengan
peraturan setempat
c. Pengamanan
1). Kontraktor harus melindungi dan mengamankan dari segala kerusakan selama
pelaksanaan pekerjaan terhadap segala sesuatu yang dinyatakan oleh Konsultan
Pengawas tidak boleh dibongkar, baik berupa bangunan, bagian dari bangunan,
jaringan listrik, gas, saluran air minum, drainase, maupun pepohonan yang telah ada.
Khusus untuk pepohonan yang dipertahankan, harus dilindungi selama pelaksanaan
pembangunan agar tidak mati.
2). Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan,
Kontraktor wajib memperbaiki/menggantikan hingga keadaan semula.
Dalam hal ini, biaya adalah tanggungjawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai
"claim" biaya pekerjaan tambah.
3). Apabila segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan mengganggu pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor harus memindahkannya atas persetujuan Konsultan
Pengawas Lapangan.

d. Khusus untuk bangunan yang direnovasi, pembongkaran harus dilakukan secara


hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada bagian lain atau material
bongkaran itu sendiri.

9. Pekerjaan Pemasangan Patok Ukur dan Papan Bangunan (Bouwplank)


a. Patok Ukur
1). Patok ukur dibuat dari beton bertulang secukupnya, berpenampang 10 x 10 cm,
tertancap kuat/tertanam ke dalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul
diatas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil +0,00, sesuai dengan gambar
kerja. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2). Pada dasarnya patok ukur ini dibutuhkan sesuai dengan patokan ketinggian atau peil
permukaan yang ada dan tercantum dalam gambar kerja.
3). Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor pada tiap bagian pekerjaan atau
bangunan adalah minimal 2(dua) buah dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas, sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau
terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
4). Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan
dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari
Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
5). Khusus untuk bangunan yang akan di renovasi, penandaan ukuran peil bangunan atau
posisi bangunan dapat di berikan pada bidang yang tidak akan terbongkar seperti
kolom baja eksisting.

b. Papan Bangunan (Bouwplank)


1). Papan bangunan (Bouwplank) dibuat dari Kayu Borneo dengan ukuran tebal 2 cm dan
lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
Papan bangunan dipasang pada patok Kayu Borneo 5/7 cm yang jaraknya satu sama
lain adalah 150 cm, tertancap kuat di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan
atau diubah.
2). Papan bangunan dipasang minimal sejarak 200 cm dari as pondasi terluar.
3). Tinggi sisi atas bangunan harus sama satu dengan yang lain dan atau rata
"waterpass", kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
4). Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Kontraktor harus menjaga dan
memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan
lagi.
5). Selama penandaan masih bisa dilakukan pada bangunan eksisting, dan tidak akan
dibongkar, maka tidak perlu memakai papan bowplank.

10. Administrasi dan lain lain


1. Ijin Bangunan (IMB)
Ijin bangunan secara administrasi akan diurus oleh Pemberi Tugas, dalam
pelaksanaannya Ijin Bangunan akan diurus oleh Kontraktor.
Biaya Ijin Bangunan sudah termasuk dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab
Kontraktor
02. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun
dalam lingkungan halaman tapak pekerjaan atau pada pagar halaman pekerjaan.
03. Papan Nama Proyek.
Kontraktor diwajibkan memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
04. Administrasi Lapangan dikerjakan tiap harinya
5. Setiap Kemajuan Pekerjaan harus didokumentasikan dari mulai kondisi eksisting, 0
%, 25 %. 50 %, 75 %, 90 % sampai pekerjaan selesai 100%.

Pasal 14
PEKERJAAN PENGUKURAN

14.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi persiapan
lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan atau
yang ditentukan Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis dan termasuk penyediaan
tim ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang
memenuhi ketentuan.
14.2. PROSEDUR UMUM.

14.2.1. Data Standar Pengukuran.


Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok yang
telah disetujui Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pengelola teknis
yang akan menjadi patokan pengukuran dalam pelaksanaan pekerjaan.

14.2.2. Persyaratan Pengukuran.


Pemborong harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk
mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Konsultan
Pengawas dan Pengelola Teknis.
Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan dengan
Poligon Tertutup.

14.2.3. Patok/Bench Mark.


Pemborong harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun patok-
patok yang dibuatnya.
Pemindahan patok, termasuk patok-patok yang dibuat pihak lain harus dihindarkan.
Mengikat pemindahan pada patok tidak diijinkan. Setiap kerusakan pada patok
harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
Pemborong setiap waktu bertanggung-jawab memperbaiki dan mengganti patok
yang rusak. Biaya perbaikan patok menjadi tanggung jawab Pemborong
sepenuhnya.
Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok di tanah harus dilindungi
dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan tanah.
Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran 5 cm x 5 cm panjang 30 cm,
ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 2 cm di atas permukaan tanah
dengan paku di tengahnya sebagai tanda.

14.2.4. Tim Pengukur dan Peralatan.


Pemborong harus menyediakan tim ukur yang ahli yang disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis, dan mereka bertanggung jawab
memberikan informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran kepada
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis. Pemborong harus menggunakan
sejumlah peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan disetujui Konsultan
Pengawas dan Pengelola Teknis.

14.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

14.3.1. Perhitungan dan Catatan Pengukuran.


Catatan lengkap dan gambar hasil pengukuran harus mencakup semua pengukuran
lapangan, rapih dan teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama
proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap katagori berikut :
• Pemeriksaan melintang.
• Ketinggian patok.
• Lokasi pengukuran.
• Konstruksi pengukuran.
• Potongan melintang.
Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan, dan lainnya harus dihitung sebelum
pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang
menunjukkan jarak dan azimut ke setiap titik acuan. Profil dan bidikan elevasi
topografi harus dilakukan dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di tempat yang
aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.

14.3.2. Pemeriksaan Ketepatan.


Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelan harus diperiksa
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis pada waktu-waktu tertentu selama
pelaksanaan proyek. Pemborong harus membantu Konsultan Pengawas dan
Pengelola Teknis selama pemeriksaan pengukuran lapangan.
Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Pemborong, harus diperbaiki dan
diulang tanpa tambahan biaya.
Pemborong harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tetap
terlihat jelas selama pemeriksaan.
Setiap pemeriksaan yang dilakukan Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis
tidak membebaskan Pemborong dari seluruh tanggung jawabnya membuat
pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi, kemiringan, dimensi dan posisi
setiap struktur atau fasilitas.

PASAL 15

PERSIAPAN TANAH DASAR

15.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengerjaan persiapan permukaan tanah untuk lapis
pondasi bawah seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan sesuai dengan Pasal 7 dan
Pasal 8.

15.2. STANDAR/RUJUKAN.
15.2.1.Spesifikasi Teknis dan Gambar kerja sebagai dasar rujukan pelaksanaan pekerjaan.

15.3. PROSEDUR UMUM.


15.3.1. Perlindungan terhadap pekerjaan yang telah selesai.
15.3.2. Permukaan tanah yang telah disiapkan harus dilindungi terhadap pengeringan
dan retak.
Setiap kerusakan yang ditimbulkan karena keteledoran Pemborong, harus
diperbaiki atas biaya Pemborong sepenuhnya.

15.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN.


15.4.1. Umum.
Daerah yang akan disiapkan permukaannya harus dibersihkan dari bahan-bahan
yang tidak diinginkan.
Permukaan tanah harus dibuat sesuai dengan elevasi dan kemiringan serta
dipadatkan sampai 90% - 95% kepadatan kering maksimal, sehingga lapisan
pondasi jalan ketika dipadatkan, akan memberikan formasi yang sama pada
semua elevasi.
Semua bahan sampai kedalaman 15 cm di bawah tanah permukaan pada galian
dan sampai kedalaman 30 cm pada timbunan harus benar-benar dipadatkan
sampai minimal 90% - 95% persyaratan kepadatan kering menggunakan
pemeriksaan CBR.

15.4.2. Permukaan Tanah pada Galian Tanah.


Bila permukaan tanah berada di daerah galian, maka permukaan tanah harus
dibentuk sesuai bentuk melintang dan memanjang, seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
Tanah harus dipadatkan dengan alat yang disetujui. Sebelum pemadatan, kadar
air bahan timbunan harus diatur sedemikian rupa sampai mendekati Kadar Air
Optimum (Wo), sehingga diperoleh tingkat kepadatan yang disyaratkan.

Bila keadaan tanah tidak memungkinkan untuk mencapai nilai minimal CBR, tanah
yang tidak sesuai tersebut harus dikeluarkan dari lokasi dan diganti dengan yang
sesuai, atau dengan cara stabilisasi tanah seperti yang disyaratkan.
Pembuangan tanah yang tidak sesuai tersebut akan digolongkan sebagai galian
umum. Pada elevasi permukaan tanah, Pemborong harus mengisi lubang-
lubang yang disebabkan oleh pembongkaran akar-akar, bonggol tanaman dan
batu-batu besar, dengan bahan pengisi yang sesuai.

15.4.3. Permukaan Tanah pada Timbunan.


Bila permukaan tanah berada pada daerah timbunan, persyaratan-persyaratan
berikut harus dipenuhi :
• Sebelum pelaksanaan penimbunan, daerah yang akan ditimbun harus
dipadatkan dan dilindas sesuai ketentuan dan atau petunjuk Konsultan
Pengawas dan Pengelola Teknis.
• Bahan timbunan yang telah disetujui harus disebarkan secara merata sampai
ketebalan lepas maksimum 20 cm setiap lapisnya dengan menggunakan alat
perata jalan/grader dan digilas untuk mencapai kepadatan maksimum.
Rata-rata kecepatan penggilas jalan adalah 5 km/jam dan kecepatan ini harus
tetap terjaga sampai pekerjaan selesai.
Selama pemadatan dengan mesin gilas, kadar air bahan timbunan harus
tetap terjaga. Jumlah lintasan harus minimal 6 (enam) kali sampai maksimal 8
(delapan) kali dengan mesin gilas yang digunakan berat 8 ton, atau sesuai
ketentuan Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
• Pelaksanaan pemadatan harus dilanjutkan dengan prosedur yang sama
dengan di atas sampai pekerjaan urugan selesai dan disetujui Konsultan
Pengawas dan Pengelola Teknis.

15.4.4. Permukaan Subgrade pada Batu.


Bila permukaan berada di atas potongan batu, batu tersebut harus dipotong
sehingga membentuk profil yang sesuai dengan yang diinginkan.
Pemborong harus menyingkirkan semua bahan lepas dan membentuk
permukaan dengan menambah bahan pengisi, dipadatkan dan dibentuk sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja.
Tidak boleh ada batu yang menonjol pada permukaan tanah.

15.4.5. Perlindungan Pekerjaan.


Setiap bagian permukaan yang telah selesai dan disetujui Konsultan Pengawas
dan Pengelola Teknis harus dilindungi dari kekeringan/retak dan air.
Setiap kerusakan yang diakibatkan karena kelalaian Pemborong, harus
diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis tanpa
biaya tambahan.

PASAL 16
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

16.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :


1. Pek. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
2. Pek. Galian Tanah Pilecap
3. Pek. Galian Tanah Pondasi Strauss
4. Pek. Urugan Tanah Kembali (Peninggian Lantai t = 50 cm)
5. Pek. Urugan Tanah Peninggian Lantai t = 35 cm (Mendatangkan Tanah)
6. Pek. Urugan Pasir bawah Pondasi t = 5 cm

16.2 Pekerjaan Galian


a. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang
dianggap cukup menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk mendapatkan
daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ ditumbuk.
b. Untuk Galian Tanah Pondasi harus mencapai Lapisan tanah keras dari muka tanah
asli dan secara detail dapat dilihat pada gambar kerja.
c. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan
dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
d. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke
tempat yang direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui Direksi.

16.3. Pekerjaan Urugan / Timbunan dan Pemadatan


a. Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang
bekas/sampah dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan konsultan pengawas
lapangan dan jika diizinkan dapat digunakan tanah bekas galian.
b. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu
kayu/papan bouwplank dan lobang pondasi.
c. Urugan tanah peninggian lantai, harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
Ukuran yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran tanah urugan dalam
keadaan padat.
Untuk urugan tanah peninggian lantai dengan tinggi ukuran lebih dari 20 cm, maka
pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dimana tebal setiap lapisan adalah 20 cm
(maksimal).
Pemadatan tanah peninggian lantai, harus menggunakan Stamper dan dilaksanakan
sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding.
d. Pemadatan subgrade fill khusus termasuk pasir kerikil dan batu harus seluruhnya
dipadatkan hingga mencapai 90% kepadatan maximum. Ini meliputi semua daerah
(bangunan dan bukan bangunan) untuk jalan pengerasan aspal, grass block, paving block
dan di bawah bangunan-bangunan di dalam batas areal yang harus dilaksanakan.
e. Urugan pada lereng harus dilakukan dengan membuat trap bertangga pada lereng
tersebut untuk memberikan kaitan yang kokoh terhadap tanah urugan.
f. Urugan pasir dilaksanakan pada bagian-bagian seperti ditunjukkan pada gambar kerja
dan atau shop drawing.
Lapisan pasir urug, harus dipadatkan dengan cara di timbris setelah terlebih dahulu
disiram air secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat.

16.4 Pembentukan Muka Tanah (Finish Grading)


Muka tanah dimana bangunan akan berdiri di atasnya harus dibentuk dengan rata dan
baik, sesuai dengan garis ketinggian atau kedalaman menurut gambar rencana.
16.5 Harga satuan yang tercantum penawaran harus sudah mencangkup semua biaya;
pekerja-pekerja, pembersihan, penimbunan/pemadatan dan pembuangan hasil galian.

Pasal 17
PEKERJAAN PONDASI
17.1. Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan pondasi seperti tercantum dalam Gambar Kerja yaitu :
- Pek. Pondasi Strausspile dia. 30 cm, L = 2.80 m, beton K. 250
- Pek. Pilecap P-1 140 x 130 x 50 cm, beton K. 250
- Pek. Pilecap P-2 130 x 90 x 50 cm, beton K. 250

17.2. Persyaratan Teknis


1. Persyaratan bahan
a. Pondasi sumuran cycloop beton harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Beton cyclope menggunakan campuran 1 PC : 3 Ps : 5 Kr berbanding 40 % batu kali
• Beton normal menggunakn adukan beton K-250 yang campurannya merupakan hasil
dari Job Mix Design dan dikerjakan setelah beton cyclop mengeras.
• Bahan Potland Cement, Pasir, Kerikil/batu split, Air dan bahan lainnya harus memenuhi
persyaratan bahan yang sesuai dengan pasal pekerjaan beton sebagaiman tercantum
dalam buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
b. Batu Kali
Batu kali yang dipakai harus batu pecah dari jenis yang keras, mempunyai minimal tiga
sudut runcing dan tidak porous.

2. Persyaratan Teknis dan Pelaksanaan


a. Pelaksanaan Pondasi Strausspile

-Pekerjaan galian tanah/pengeboran lubang untuk pondasi strausspile pada dasarnya


wajib dilaksanakan hingga mencapai lapisan tanah keras.

- Ukuran kedalaman yang tercantum pada gambar kerja adalah ukuran yang
ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan tanah dengan alat sondir.
- Apabila didalam pelaksanaan ternyata kedalaman tanah keras berada pada taraf
kurang dari ukuran yang tercantum dalam gambar kerja, maka galian dapat dihentikan
pada taraf itu dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
- Demikian pula sebaliknya, apabila didalam pelaksanaan ternyata pada taraf yang
tercantum dalam gambar kerja belum dijumpai lapisan tanah keras, maka galian
HARUS TERUS DILAKSANAKAN sampai dijumpai lapisan tanah keras yang
disetujui oleh Pengawas lapangan.
- Apabila pada kedalaman tertentu telah dijumpai lapisan tanah keras, maka untuk
mendapatkan kepastian bahwa lapisan itu bukan merupakan lensa, harus dilakukan
TEST PIT dengan cara membuat lubang galian berukuran 20 x 20 cm dengan dalam
60 cm atau dengan pengecekan pipa besi.
- Sebaliknya, apabila kondisi lapisan tanah pada lubang tersebut ternyata berubah
menjadi lunak kembali, maka galian harus terus dilaksanakan sampai dijumpai
lapisan tanah keras yang memenuhi persyaratan.
- Yang perlu diperhatikan, bahwa galian harus dilaksanakan secara TEGAK LURUS.

2) Pengamanan galian
- Untuk menjaga agar bidang sisi galian tanah tidak runtuh dan menjaga keamanan
para pekerja, diperlukan suatu konstruksi pengaman galian.
- Jenis konstruksi pengaman galian ditentukan oleh jenis lapisan tanah pada galian
tersebut. Untuk tanah sedang-keras mungkin tidak diperlukan konstruksi pengaman
galian, untuk jenis tanah lunak-sedang diperlukan konstruksi pengaman galian
sederhana (misal dari gedeg bambu/anyaman bambu). Untuk jenis tanah lunak-lunak
diperlukan konstruksi pengaman galian yang kuat (misal buis beton).
- Apabila galian telah melampaui muka air tanah, maka selama penggalian berlang-
sung pompa air harus selalu dijalankan untuk membuang air dari dalam galian.

3) Pengecoran Strausspile
- Pengecoran beton strausspile dapat dilakukan apabila telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan apabila kedalaman galian telah mencapai tanah keras yang
disyaratkan.
- Sebelum pengecoran dilaksanakan lubang galian harus bersih dari lumpur, tanah dan
sampah serta kondisi lubang dalam kondisi kering (pompa harus siap tersedia).
- Pengecoran dimulai dengan memasukkan aduk beton 1 P : 3 ps : 5 kr setebal
+ 25 cm, kemudian disusul dengan pemasukan adukan + batu kali yang dilakukan
secara merata dengan perbandingan 60 % adukan beton dan 40 % batu kali.
Demikian seterusnya hingga kira-kira 20 cm sebelum akhir pengecoran, pemasukkan
batu kali harus dihentikan dan selanjutnya sisa pengecoran difinish dengan aduk
beton (sebelum pengecoran beton pondasi normal).

4) Pengecoran Beton Normal


- Pengecoran beton normal dilakukan setelah adukan beton cyclope mengeras ( + 2-3
hari) dan rangka pembesian poor / sloof telah disetujui Konsultan pengawas.
- Rangka tulangan harus ditempatkan sedemikain rupa sehingga posisinya tetap tegak
lurus, baik pada waktu pengecoran dilakukan maupun pada saat digetarkan.
Ketentuan beton :
• Mutu beton K.250
• Tulangan serta yang dipakai dapat dilihat pada gambar Kerja
• Menggunakan pasir dan lantai kerja sebagai dasar perletakan pondasi
• Pasir untuk bahan adukan adalah pasir beton.

b. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Plat beton Setempat


1) Persyaratan pekerjaan galian pondasi harus memenuhi persyaratan galian pondasi
seperti terurai dalam pasal pekerjaan tanah dalam buku RKS ini.
2) Persyaratan pelaksanaan pekerajaan pembesian dan pengecoran beton harus
memenuhi persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton yang tercantum dalam pasal
pekerjaan beton dalam Buku RKS ini.
Pondasi Plat beton Setempat/Poer harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Pondasi ini dipakai untuk Pondasi Utama dimana ukuran masing-masing pondasi
bervariasi disetiap titik kolom termasuk pondasi tangga. Pondasi plat beton diletakkan
pada kedalaman sekitar 1,5 m dari muka tanah asli yang ditunjukkan dalam Gambar
Rencana.
Dalam menentukan kedalaman dasar pondasi di lapangan, Kontraktor harus meminta
persetujuan pihak Pengawas.
Ketentuan pondasi plat beton :
• Mutu beton K.250
• Tulangan serta yang dipakai dapat dilihat pada gambar Kerja
• Menggunakan pasir dan lantai kerja sebagai dasar perletakan pondasi
• Pasir untuk bahan adukan adalah pasir beton.

Persyaratan Bahan
a Semen
Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merek KELAS SATU sekualitas
Merek “Tiga Roda” dari mutu yang baik dan disetujui oleh Direksi . Semen yang telah
mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk
menghindari terjadinya hal tersebut diatas. Pemborong harus memperhatikan syarat-
syarat penyimpanan semen yang baik.
b. Pasir Beton
Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari bahan
organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum
didalam PBI 1971.
c. Koral/Spilt/Kerikil Beton
Koral/kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di
dalam PBI 1971 (ukuran 2/3 dan 1/2).
d. Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton. Apabila diperlukan,
Direksi dapat meminta kepada pemborong untuk memeriksakan air yang akan
digunakan ke Laboratorium Pemeriksaan yang resmi dan sah atas biaya pemborong.
e. Baja Tulangan
Mutu baja tulangan yang digunakan untuk besi tulangan <dia. 8mm adalah U-24,
yaitu tulangan dengan tegangan leleh karakteristik sebesar 2400 kg/cm2,
sedangkan untuk baja tulangan dengan diameter >10mm adalah U-40, yaitu
tulangan dengan tegangan leleh karakteristik sebesar 4.000 Kg/Cm 2 .
Baja Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan
diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh
seng. Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel, Master Steel dan atau yang setara.

c. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Batu Kali


1) Persyaratan pekerjaan galian pondasi harus memenuhi persyaratan galian pondasi
seperti terurai dalam pasal pekerjaan tanah dalam buku RKS ini.
Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi, dimensi
seperti tercantum dalam gambar kerja dengan penampang lereng galian kanan dan kiri
dimiringkan 10 derajat keluar pondasi.
2) Galian tanah pondasi harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
3) Untuk menjaga lereng lubang galian agar tidak longsor, maka apabila dianggap perlu
oleh Konsultan Pengawas Lapangan, Kontraktor harus memasang alat bantu cetakan
(casing) sementara. Biaya untuk pekerjaan ini sudah termasuk dalam penawaran dan
tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
4) Dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal antara 5 -10 cm dan atau sesuai
dengan Gambar Kerja, pasir urug tersebut kemudian disiram dengan air sampai jenuh,
diratakan dan dipadatkan / ditimbris sesuai dengan yang disyaratkan.
5) Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi terlebih dahulu harus dibuat profil-profil
bentuk pondasi dari bambu atau kayu/papan pada setiap ujung dan tengah atau sesuai
ukuran sebagaimana tercantum dalam Gambar Kerja dan disetujui oleh konsultan
pengawas lapangan.

6) Konstruksi pasangan pondasi batu kali


- Lantai kerja pondasi adalah pasangan batu kosong (aanstamping) yang disusun
berdiri tegak, teratur dan bersilangan, diurug pasir hingga merata dan mengisi
lubang dicelah-celah batu, kemudian disiram air dan ditimbris.
- Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1 PC :

5 Ps , terkecuali disyarakat pasangan kedap air / trassram dalam Gambar Kerja


harus dipasang dengan adukan 1 PC : 3 Ps.
- Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada dari
bagian pondasi yang berongga atau tidak padat, khusus pada bagian tengahnya.
Pemasangan batu kali/belah disusun bersilang dan bagian nat/lubang kecil diisi
batu pecahan/kricak.
- Setiap jarak 75 cm atau seperti Gambar Kerja harus ditanam stek tulangan beton
diameter 10 mm sedalam + 30 - 40 cm untuk pengait sloof dan pasangan dinding
bata, ukuran panjang stek tulangan adalah 100 cm atau sesuai gambar.
- Dalam proses pengeringan, pondasi harus selalu dibasahi atau disiram air. Selama
pondasi belum mencapai bentuk profilnya, lubang galian tidak boleh diurug.
- Pada setiap perletakan kolom beton, kolom praktis pada pondasi harus pula ditanam
stek tulangan kolom sedalam minimal 40.D (40 kali Diameter besi tulangan), dengan
diameter dan jumlah tulangan yang sama dengan tulangan pokok

Pasal 18
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG

18.1 Lingkup Pekerjaan meliputi :


a. Pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :
Pondasi Strausspile, Poer/pile cap, Pondasi Plat, Sloof, Kolom Struktur, Plat Lantai,
Tangga Beton, Balok Struktur, Ring Balok, Canopy, Kolom Praktis, balok Lintel, plat
meja beton, Kolom Stump dan lain-lain sesuai dengan Gambar Kerja.
b. Pekerjaan Beton tidak bertulang terdiri dari :
Lantai kerja, Rabat dan segala sesuatu yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini
sesuai Gambar Desain/Kerja.

18.2 Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada
: a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03 – 2847 - 2002
b. Peraturan Beton terutama mengenai :
1. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (SNI 03 – 2847 - 2002)
2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (SNI 03 – 2847 - 2002).
3. Syarat-syarat pekerjaan tulangan (SNI 03 – 2847 - 2002).

18.3 Persyaratan Beton :


Penjelasan Mutu Beton
a. Untuk beton bertulang yang bersifat struktur mutu beton yang digunakan K-250 dimana
beton harus mempunyai kekuatan tekan dan kareakteristik sebesar 250 kg/cm2
(minimal). Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang disyaratkan, maka Pemborong
harus membuat JOB MIX DESIGN di Laboratorium Beton instansi resmi milik
Pemerintah dan atau di Lab. Fakultas Teknik Universitas Negeri/swasta yang
terakreditasi “A” atau yang ditunjuk oleh Direksi Teknis Pekerjaan, untuk mendapatkan
komposisi campuran dari bahan-bahan yang digunakan
Termasuk Mutu Beton K-250 dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan dan
kareakteristik sebesar 200 kg/cm2 (minimal)
b. Untuk beton bertulang yang bersifat praktis, seperti kolom praktis, balok lintel dll,
campuran beton yang digunakan adalah K-175 atau campuran 1PC : 2 PS : 3 KR.
c. Untuk beton tidak bertulang, adukan dibuat dengan campuran : 1PC : 3PS : 5KR,
seperti untuk lantai kerja dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.

18.4 Persyaratan Bahan


a. Semen Portland / PC
Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen Portland
Indonesia 1972 (NI-8) atau British Standard No. 12 tahun 1965 Semen harus sampai di
tempat kerja dalam kondisi yang baik serta dalam kantong asli dari Pabrik. Merek PC
dianjurkan produksi dalam negeri seperti, Tiga Roda, atau yang setaraf dipersyaratkan
satu merek PC yang disetujui Konsultan Pengawas untuk seluruh pekerjaan. Semen harus
disimpan dalam gudangyang kedap air, cukup ventilasi di atas lantai setingi 30 cm dari
atas tanah. Penyimpanan harus berurutan dan terpisah menurut menurut pengiriman.
Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.

b. Pasir
1). Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak di perkenankan memakai
pasir laut.
2). Pasir harus halus bersih dan bebas dari tanah liat, mika dan substansi lain yanjg
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5 %.
3). Kontraktor harus menyerahkan contoh pada Konsultan Pengawas sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh seberat 15 kg dari pasir alam
yang diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum diperlukan.
4). Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran
dan bahan-bahan lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirkan. Bahan harus
diayak dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk mengahasilkan

c. Agregat Kasar (Kerikil atau Batu Pecah)


Agregat kasar dapat yang dipakai berupa agregat alami dari quarry atau buatan
(crusher stones) yang memenuhi persyaratan PBI 1971 (NI-2) pasaln 3.3, pasal 3.4,
dan pasal 3.5. Agregate kasar tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak
beton dan ketahanan baja tulangan terhadap karat. Untuk itu Kontraktor harus
mengajukan contoh material agregat kasar yang memenuhi syarat dari berbagai
sumber terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari konsultan pengawas lapangan.

d. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton spesi/mortar dan speci injeksi harus dari
air yang bersih (air yang dapat diminum) dan atau tidak mengandung zat-zat yang
dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan
dan menurut PBI 1971 (NI-2) pasal 3.6.

e. Baja tulangan
1). Baja tulangan yang dipakai adalah yang bermutu baja U-32 (Ulir) untuk baja
diameter lebih besar dan sama dengan 16 mm serta mutu baja U-24 untuk baja
diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm, sesuai dengan ketentuan PBI 1971.
JIS SR 24 British Standard No. 785. 1938 atau ASTM Designation A15.
2). Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan Gambar Kerja/desain,
penggantian dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan, Konsultan Pengawas. Segala biaya yang diakibatkan oleh penggantian
baja tulangan yang berbeda terhadap Gambar Kerja tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan tidak boleh mengajukan claim.
3). Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab disesuaikan
diameter serta asal pembelian.
4). Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak
serta sejauh mungkin terhadap karat.

f. Bahan campuran (additives)


1). Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixtures additives) dihindari kecuali
yang disebut secara tegas dalam Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) serta harus ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas, Direksi Pekerjaan.
2). Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial setting) tidak boleh
dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air dalam tanah hidrostatik pressure tidak
boleh bahan kedap air yang mengandung bahan stearate. bahan campuran tambahan
beton harus sesua dengan iklim tropis AS 1978 & ASTM C 494 Type B & D sekaligus
sebagai pengurang air adukan dan penunda pengerasan awal.
3). Semua admixture yang akan digunakan ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan benda
uji/contoh-contoh jobmix design yang dibuat dan telah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
4). Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu pengecoran beton dipakai
bahan perekat CALBOND sebelum dicor dengan beton baru serta permukaannya
harus dikasarkan. Jumlah pemakaian untuk 1 M2 adalah 0,3 liter CALBOND dicampur
dengan larutan semen/PC dan sekitar 25 %, dilaksanakan dengan cara ditaburkan.

g. Bekisting
1). Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo tebal minimal 2 cm
dengan rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat dari kayu borneo 5/7, 5/10
secukupnya, sehingga mampu mendapatkan kekakuan dan kekuatan mendukung
beton sampai selesai proses ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai papan borneo
tebal 3/20.
2). Steger cetakan/bekisting dipakai kayu borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm atau
pipa besi (scaffolding). Tidak diperkenankan mempergunakan bambu.
3). Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan lebih kaku,
permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang yang rata dan halus.

18.5 Persyaratan teknis


a. Komposisi campuran beton
1). Beton dibentuk dari semen portland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang
ditentukan; semuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan diolah
sebaik-baiknya sehingga sampai didapat kekentalan yang tepat.

2). Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut, harus memenuhi syarat mutu
beton menurut PBI 1971, disertai sertifikat hasil pengujian laboratorium pengujian
beton dilaksanakan 4 (empat) kali tahapan.
3). Ukuran maksimum dari agragat kasar dalam beton tidak boleh melampaui ukuran
yand ditetapkan dalam persyaratan bahan beton dan harus memperhitungkan celah
lubang anatar tulang agar tidak terjadi rongga-rongga beton.

4). Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan demikian juga pemeriksaan terhadap agrqgat dan beton yang
dihasilkan. Pebandingan campuran dan faktor air semen yan tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kekedapan, keawetan, dan
kekuatan yang dikehendaki. Faktor air semen dari beton tidak terhitung air yang
dihisap oleh agregat dan tidak boleh melebihi 0,55 (dari beratnya). Pengujian beton
akan dilakukan oleh Kontraktor dan perbandingan-perbandingan campuran harus
diubah jika perlu untuk tujuan-tujuan seperti di atas dan Kontraktor tidak berhak claim
atas perubahan-perubahan yang demikian.

b. Pengujian dari Konsistensi Beton dan benda-benda uji Beton


1). Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan Konsistensi yangn baik dan untuk penyesuaian variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk (concrete mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang tidak
diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sengat
perlu. Nilai slump test dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang dari 8
cm dan tidak melampaui 12 cm untuk segala beton yang dipergunakan.

2). Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan melalui pengujian biasa dengan silinder
berukuran 15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 x 15 cm atau kubus 20 x 20 x 20 cm dibuat
dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 1971. Pengujian slump test disesuaikan dengan NI-2
PBI 1971 dan Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif, frekuensi akan ditetapkan
oleh Konsultan Pengawas (Pengawas Lapangan).

c. Benda uji
Selama pengecoran beton harus dilakukan pengambilan sampel benda uji (silinder atau
kubus) sebagai berikut :
- Minimum 1 benda uji setiap pengecoran volume kurang dari 5 M3 untuk setiap hari
- Minimum 20 benda uji pada akhir pelaksanaan
- Setiap pengecoran 5 M3 dibuat 1 benda uji
- Yang terbesar menentukan

d. Persyaratan pelaksanaan

- Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan pada
Gambar Kerja. bahan yang akan dipakai untuk rencana cetakan harus mendapat
persetujuan dari Konsultan pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai.
- Panel cetakan atau bekesting hanya boleh dipergunakan sebanyak 2 (dua)
kali bolak-balik, atau setiap permukaan hanya 1 (satu) kali.
- Semua cetakan atau bekesting harus kokoh
Konstruksi untuk cetakan/begesting harus diperkuat dengan kaso kayu secukupnya
sehingga menghasilkan dimensi dan bentuk beton yang lurus rata dan rapih.
Dipersyaratkan untuk beton tampak (Exposed) adalah semi exposed artinya setelah
cetakan dibongkar memberikan bentuk dan bidang permukaan beton yang rata dan
hanya memerlukan sedikit penghalusan.
- Sebelum beton dicor permukaan panel cetakan atau bekesting harus diberi dan
dioleh dengan minyak secara merata untuk cegah lekatnya beton pada panel
cetakan atau bekesting.
- Celah - celah antara papan bekesting atau panel cetakan harus rapat sehingga
pada waktu pengecoran tidak ada air semen potland adukan atau mortar beton
yang keluar.

2). Baja Tulangan


a). Baja tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak/olie, gemuk dan lapisan lain yang merusak atau mengurangi daya lekat
antara tulangan baja dengan mortar beton. Bentuk baja tulangan sesuai dengan
bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar kerja.
b). Baja tulangan harus dipasang dengan teliti sesuai dengan Gambar Kerja.
Agar tulangan tetap tepat di tempatya maka tulangan harus diikat kuat dengan
dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak/beton
decking atau kursi- kursi besi/cakar ayam, perenggang, spacer atau logam
gantung (metal hanger) sesuai dengan kebutuhan. Dalam segala hal untuk baja
tulangan yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat sehingga tidak
akan ada batang yang turun.
c). Penempatan besi beton di dalam cetakan dan atau bekesting tidak boleh
menyinggung dinding atau dasar cetakan serta harus mempunyai jarak
tetap atau disebut selimut beton, untuk setiap bagian - bagian konstruksi
tertentu seperti: kolom dan balok jarak besi tulangan dengan cetakan/bekesting
minimal 2,5 cm dan untuk plat beton minimal selimut beton adalah1,5 cm.
d). Penyambungan Jika diperlukan untuk menyambung tulangan Overlap pada
sambungan untuk tulangan - tulangan dinding tegak (vertikal), balok (horizontal)
dan kolom harus memenuhi syarat, peraturan dan ketentuan dalam PBI 1971,
yaitu minimal 40 D (empat puluh) diameter tulangan sesuai gambar rencana/kerja.

3). Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan perawatan beton (curing)


harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan di dalam PBI 1971 pasal 6.1. sampai
dengan pasal 6.6.

4). Mengaduk
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam “Mesin Pengaduk
Beton” yaitu Bath Mixer, Portabel Continues Mixer atau Concrete Mixer, dalam hal ini
harus dijaga dan dikontrol untuk mencapai adukan plastis merata dann tidak boleh ada
bagian air yang tidak terikat oleh bahan beton. Truk Pengaduk (Truck Mixer) diatur
sedemikian rupa, sehingga beton dari adukan ke adukan mempunyai konsistensi dan
mutu yang sama. Pengaduk yang sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang
tidak memuaskan harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir (Batching Mixing
Plant) harus diatur, sehingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari
station operator. Tiap mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk
mengatur waktu dan jumlah adukan.

5). Suhu
Suhu beton pada saat/waktu pengecoran dan dituang kemedia/bidang coran tidak
boleh lebih dari 32 derajat dan bila suhu dari beton yang tuang/hamparkan berada
antara 27 sampai 32 derajat celciuis, maka mortar beton tersebut harus diaduk kembali
di tempat pekerjaan Batching Plant Mixer tersebut dan baru kemudian diperbolehkan
untuk dilakukan dan dilanjutkan pengecoran kembali.
6). Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan mortar beton harus
sedemikian rupa sehingga mortar beton dengan komposisi dan kekentalan yang sesuai
dengan job mix design dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan
(segregasi) mortar beton dan kehilangan nilai slump test sesuai yang disyaratkan
dalam formula jobmix design.

7). Pengecoran
- Beton tidak boleh di cor sebelum semua pekerjaan cetakan bekisting selesai dengan
rapih dan kokoh, Ukuran dan letak baja tulangan serta jarak selimut beton harus
sesuai dengan Gambar Kerja (shop drawing). Untuk pelaksanaan pemasangan
instalasi - instalasi dan sparing yang harus ditanam, besi penggantung plafond
sesuai pola kerangka langit -langit, besi penggantung, cable tray dan stek-stek
penyokong dan pengikatan serta lain-lain telah harus selesai dikerjakan sebelum
pengecoran dimulai dan telah dilakukan pengecheckan dan disetujui oleh Pengawas
Lapangan.

- Sebelum pengecoran beton semua permukaan pada tempat pengecoran


beton (cetakan/bekesting) harus sudah bersih dari, sampah/bekas bahan bangunan,

sisa2 sampah kawat ikat/bindraat, tidak ada air yang tergenang, reruntuhan dan
barang lepas. Permukaan papan bekisting yang merupakan papan/kayu dari bahan -
bahan yang menyerap air, maka pada tempat-tempat yang akan di cor bekesting
tersebut harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban air dari beton yang
baru di cor tidak akan diserap.

- Pada pengecoran beton baru ke permukaan beton lama yang telah di cor, maka
terlebih dahulu permukaan beton lama tersebut harus dibersihkan, dilembabkan
dengan air dan dikasarkan permukaan sambungan. Pada sambungan pengecoran
ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.

- Perlu diperhatikan letak jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang akan
masih berlanjut terhadap sistem struktur/penulangan yang ada, harus mengikuti
syarat-syarat yang ditetapkan dalam PBI-1971..
- Melakukan koordinasi dengan pekerjaan elektrikal, sanitasi dan mekanikal, harus

dilakukan sebelum pengecoran dimulai. Terutama yang menyangkut pipa-pipa


sparing yang menembus/tertanam dalam beton untuk keperluan setiap item
pekerjaan plumbing, sanitasi, mekanikal, dan elektrikal .

- Pekerjaan pengecoran beton, baru boleh dilaksanakan setelah mendapat


persetujuan dan disaksikan, dihadiri oleh Konsultan Pengawas serta Kontraktor ada
di tempat kerja dan persiapan telah betul-betul laksanakan sesuai dengan peraturan
yang syaratkan.

- Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutannya
ke posisi terakhir harus sependek mungkin, sehingga tidak terjadi pemisahan
(segragasi) antar kerikil dan spesi/mortal pada waktu pengecoran.

- Pengecoran beton untuk bagian yang vertikal seperti kolom, harus menggunakan
tremie dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2 (dua) m. Pengecoran beton untuk
bagian horizontal seperti : plat, balok, parapet harus dicor lapis demi lapis
horizontal menyeluruh dengan ketebalan perlapis < 50 cm. Konsultan Pengawas
mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal
lapisan > 50 cm dan tidak dapat memenuhi spesifikasi teknis.

- Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sehingga
sedemikian rupa sehinggga speci/mortal terpisah dari agregat kasar. Suatu
pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum
bagian itu selesai.

- Setiap lapisan beton harus dipadatkan sepadat mungkin sehingga ia bebas dari
kantong - kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan
dan material yang diletakan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton kepala alat
penggetar (Concrete Vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan beton
pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak
boleh menyebabkan terjadi pisahan bahan mortar beton dengan airnya.

- Untuk pengecoran kolom, plat lantai ataupun balok, agar dalam pelaksanaannnya
lebih efektif diwajibkan menggunakan tremie atau mesin pompa beton yang
disediakan oleh Pengusaha “beton ready mix”.

8. Waktu dan Cara-cara Pembukaaan Cetakan

Waktu dan cara-cara pembukaan dan pemindahan cetakan, harus dilakukan dengan
hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton baru dapat diijinkan
dibebani setelah berumur 28 (dua puluh delapan) hari, kecuali beton yang
menggunakan bahan additives. Permukaan beton harus diperiksa dengan teliti,
permukaan yang tidak rata, berongga dan tidak rata/rapi harus segera diperbaiki
sampai disetujui oleh Pengawas Lapangan.

9. Perawatan beton (Curing)

Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan dibawah ini. Beton
yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 (empat belas) hari
secara terus menerus sesudah beton cukup keras, untuk mencegah kerusakan dengan
cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa berlubang.
Pengawas Lapangan berhak menentukan cara/sistem perawatan yang harus
dilaksanakan pada tiap bagian pekerjaan beton.

10. Perlindungan (Protection)


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
dapat diterima oleh Pengawas Lapangan. Permukaan beton yang terbuka harus
dilindungi dari sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 (tiga) hari sesudah
pengecoran. Perlindungan seperti itu harus dibuat efektif secepatnya setelah
pengecoran dilaksanakan.

11. Perbaikan permukaan beton


- Jika hasil pembukaan cetakan terdapat beton yang tidak tercetak dengan baik
menurut gambar atau diluar garis permukaan atau ternyata ada
permukaan yang rusak, hal itu dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi dan harus
dibuang/dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong. Apabila kerusakan tersebut
dapat diperbaiki atas izin Pengawas Lapangan dengan cara ditambal
pada tempat yang rusak, maka teknik penambalan harus dilaksanakan sebagai
berikut.

- Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri


dari ; sarang kerikil, kerusakan - kerusakan karena cetakan, lubang -
lubang baut, ketidakrataan dan bengkok kecil, maka dilaksanakan dengan
pemahatan kemudian digosok dengan gurinda. Lubang-lubang pahatan harus
diberi pinggiran tajam dan dicor sedemikian rupa sehingga pengisian akan terkunci
rapat ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24
(dua puluh emapat) jam sebelum dicor.
12. Pipa sparing listrik
Pipa sparing untuk listrik digunakan dengan pipa PVC sekwalitas AW dengan alur
sesuai gambar kerja yang dilengkapi dengan doos dan kawat penarik kabel didalam
sparing pipa. Untuk posisi pipa sparing ini, kontraktor harus memperhatikan dan
meneliti gambar kerja elektrikal.

13. Beton tumbuk


Semua beton tumbuk untuk rabat atau lantai harus mempunyai kemiringan agar air
tidak menggenang pada permukaan tanpa ada cekungan.

14. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)


- Semua gambar detail pelaksanaan (shop drawing) harus memenuhi persyaratan
seperti yang terurai dalam RKS ini.
- Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail prinsif harus di buat
Shop Drawing untuk dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.

15. Pipa-pipa instalasi


- Semua pipa-pipa (air hujan, elektrikal, gas dan lain-lain) serta bagian-bagian yang
tertanam didalam atau bersinggungan dengan beton harus dibuat dari bahan yang
tidak merusak beton.
- Pipa-pipa yang ditanam didalam plat, balok beton dan kolom tidak boleh mempunyai
diameter lebih dari 1/3 tebal plat atau balok tempat pipa tersebut tertanam, dan jarak
dari pusat ke pusat pipa tidak boleh lebih kecil dari 3 kali diameter pipa.
- Semua pipa serta serta bagian - bagian yang menembus lantai, balok dan kolom
harus mempunyai ukuran dan letak yang tidak mengurangi kekuatan konstruksi
(harus dipilih tempat momen = 0) atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

Pasal 19
PEKERJAAN DINDING, PLESTERAN

1.Yang termasuk lingkup pekerjaan ini, meliputi ;


1. Pek. Dinding bata 1 : 5
2. Pek. Plesteran dinding 1 : 5
3. Pek. Acian dinding dan beton ekspose
4. Pek. Finishing opening kusen
5. Pek. Treatmen Dinding Andesit
6. Pek. List Ban Profil 3 cm
7. Pek. List Ban Profil 5 cm
8. Pek. List Ban Profil 10 cm
9. Pek. List Ban Profil 13 cm
10. Pek. List Profil Beton t = 10 cm
11. Pek. List Profil Beton t = 30 cm
12. Pek. List Profil Beton t = 75 cm
13. Pek. Glass Block 20 x 20

2. Persyaratan Bahan
a.Batu bata (bata merah)
Batu bata (bata merah) harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang
sisinya harus datar, ukuran seragam, pembakaran seragam dan merata, bebas dari cacat,
retak cat, atau adukan pada waktu akan dipasang. Dipakai batu bata (bata merah) mutu
yang baik, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/meterial ke Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pemakaian.
b.Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan untuk pekerjaan beton
yang terurai dipasal lain dalam buku RKS ini.

c. Keramik
keramik yang digunakan warna hitam sekualitas ROMAN. Sudut- sudutnya harus siku.
Kontraktor harus memberikan contoh bahannya untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
d. Batu alam
Batu alam yang digunakan yaitu batu andesit uk 30/30 cm. Kontraktor harus memberikan
contoh bahannya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Aduk Perekat/Aduk Pasangan
1). Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam- macam perbandingan
campuran seperti dibawah ini :
Macam Perbandingan Penggunaan

M2 1 Pc : 5 Ps 1. Aduk semua pasangan batu bata tidak kedap air.

2. Plesteran pasangan batu bata tidak kedap air.

3. Plesteran Pas. bata + Plesteran kamprot halus


(texture)

2). Semen jenis adukan dan plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering. Dipersyaratkan
agar jarak waktu pencampuran adukan dengan plesteran dengan pemasangannya tidak
melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air (macam M1 dan M2)

3). Pemakaian aduk perekat/aduk pasangan


- Adukan pasangan M2 dan plesteran M2 untuk semua dinding daerah basah/toilet,
dengan ketinggian 1,6 m dari muka lantai, dan +30 cm dari peil+0,00 lantai terbawah
serta semua pasangan yang masuk kedalam tanah atau sesuai Gambar Kerja.
- Semua ketentuan pemakaian aduk perekat sesuai ketentuan ayat 3.a.01 diatas.
- Plesteran kamprot halus adalah pekerjaan finishing untuk mendapatkan texture
permukaan dinding luar, dan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran dasar cukup
kering, tebal plesteran kamprot halus + 5 mm.
- Plesteran beraven adalah plesteran kasar yang masuk ke dalam tanah dengan
campuran 1:3 (M2), harus pula dilaksanakan pada pasangan yang masuk kedalam
tanah.
b. Persyaratan Pekerjaan Pasangan Dinding
1). Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil
sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja.

2). Sebelum pemasangan batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh.Pada saat diletakkan tidak boleh ada genangan air diatas permukaan batu bata
tersebut.

3). Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak (lot) dan pola
ikatan harus terjaga dengan baik. Pertemuaan sudut antara dua dinding harus rapi dan
siku, kecuali apabila pertemuan tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.

4). Untuk setiap pertemuan dinding pasangan batu bata 1/2 batu setiap luas 12 m2, harus
dipasang kolom praktis/kolom penguat beton dengan dimensi, ukuran dan penulangan
sesuai gambar Kerja.
5). Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, ring balk
beton,maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja, harus dipasang
angker diameter 10 mm tiap jarak 70 cm. Bagian yang mencuat keluar sejauh 20 cm,
dan bagian yang tertanam minimal sedalam 20 cm.

6).Pemeliharaan ; Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib untuk


memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
7) Dalam proses pengeringan harus selalu dibasahi dengan air minimal selama 7 hari.
c. Pekerjaan Plesteran
1). Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
2). Pasir yang digunakan untuk plesteran adalah pasir pasang yang harus diayak
terlebuh dahulu.
3). Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemukian rupa
sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran ini adalah pekerjaan
Finishing. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai
lapisan dasar minimal berumur 8 hari.
4). Sebelum pelaksanaan plesteran semua pemipaan maupun spar ing-sparing SA dan
EL telah terpasang pada jalur dan tempatnya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
5). Sebelum pelaksanaan plesteran terlebih dahulu dibuat kepala plesteran (klabangan)
dengan tebal sama dengan ketebalan plesteran yang direncanakan, kecuali untuk
plesteran berapen.

6). Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga, tidak berlubang, tidak mengandung
kerikil atau benda-benda lain yang membuat cacat.
Apabila pekerjaan tidak memenuhi yang dipersyaratkan maka Kontraktor harus
membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7). Pekerjaan plesteran pada Permukaan pasangan batu bata sebelum diplester
permukaan pasangan batu bata harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya sudah
dikeruk sedalam 1 cm
8). Pekerjaan Plesteran halus pada Permukaan Beton Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini
permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian di
ketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas pengikat bekistingatau formtie harus
tertutup aduk plesteran.
9). Pekerjaan plesteran halus/aci halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata
dan beton yang akan di-finish dengan cat.
10) Semua permukaan yang akan menerima bahan/material finishing misalnya bahan/
material ubin keramik dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi alur- alur
garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material
finishing tersebut, pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan/neterial finishing tersebut
adalah Cat.
11) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja dan atau sesuai dengan peil-peil yang diminta dalam
Gambar Kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1 cm dan Maksimal 2,8 cm. Jika
ketebalan melebihi 3 cm maka harus menggunakan kawat ayam yang
diikatkan/dipakukan ke permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan
untuk memperkuat daya lekat plesteran.
12) Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar
harus diberi nat dengan ukuran lebar 0,7cm dalam 0,5 cm.
13) Pemeliharaan
a). Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar
tidak berlangsung dengan tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas
Matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air
secara cepat. Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut : Selama 7(tujuh) hari
setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-
kurangnya 2(dua) kali sehari sampai jenuh.
b). Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2(dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan
cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut diatas.

d. Pekerjan Batu Alam Pelapis Dinding


1). Pelapis dinding yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk
dan warna masing-masing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah-pecah,
sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis dari Konsultan
Pengawas.
2). Aduk yang dipakai adalah campuran 1PC:2PS tebal 10-15 mm untuk daerah kedap air,
dan 1PC:3PS daerah kering.

3). Seluruh rongga pada bagian belakang keramik/batu alam harus berisi dengan adukan
pada waktu pemasangan
4). Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau atau
petunjuk Pengawas Lapangan.
5). Pada prinsipnya pemotongan / batu alam harus dihindarkan, kecuali ditentukan dengan
pola Gambar Kerja, jika perlu diadakan pemotongan hatus dikerjakan dengan hati- hati,
rapi, lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang potong harus
diperhalus dengan gerinda atau kikir.
6). Persiapan sebelum pemasangan
Semua pemipaan maupun sparing-sparing SA&EL telah telahterpasang pada jalur dan
tempatnya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7). Setelah bidang keramik/granite/andesit terpasang permukaannya harus dibersihkan
dengan lap/kain basah sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang keramik/batu
alam ini harus dijaga tetap basah untuk menghindarkan pengeringan terlalu cepat
dengan pembasahan minimal 3(tiga) hari pertama setelah keramik terpasang.

8). Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan lurus,
maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai dengan yang
disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat diajukan
sebagai biaya pekerjaan tambah.
9) Pelapis dinding yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau gesekan.
Pasal 20
PEKERJAAN LANTAI

22.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pek. Urugan Pasir Bawah Lantai t = 5 cm
2. Pek. Keramik Lantai 40 x 40, putih polos
3. Pek. Plint Lantai Keramik 10/40 cm
4. Pek. Keramik Lantai 30 x 30, motif/corak, unpolish
5. Pek. Keramik dinding 30 x 60

Untuk lantai bangunan menggunakan Keramik 40 x 40 cm putih polos, Pek. Keramik


Lantai 30 x 30 Motif, corak Dalam Negri, Plint Lantai Keramik 10/40 cm. Keramik yang
digunakan sekualitas Roman dan atau Mulia.

21.2 Adukan
Adukan untuk pemasangan lantai keramik adalah :
- 1 PC : 3 PS untuk pemasangan lantai daerah basah (KM/WC).
- 1 PC : 5 PS untuk pemasangan seluruh lantai selain ketentuan di atas.
- Lantai beton dengan kualitas K.250 dengan tulangan besi wire mesh M8

21.3 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Urugan pasir bawah lantai dan dipadatkan dengan tebal = 5 cm
b. Seluruh rongga pada bagian belakang granite / keramik harus berisi dengan adukan
pada waktu pemasangan.
c. Bila ada pemotongan tidak boleh kurang dari setengah ukuran granite/keramik kecuai
ditentukan sesuai yang tertera pada gambar kerja.
d. Pada sisi yang berbatasan dengan saluran di buat pasangan pembatas terbuat dari
pasangan bata daerah dengan adukan 1 PC : 5 PS, diplester pada bagian yang
terlihat, kemudian diaci.
e. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/waterpass, siar yang tidak lurus/berombak, retak dan
cacat lainnya, harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
f. Pola pemasangan dan awal pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
dimintakan kepada konsultan perencana, dengan mengikuti pola corak masing-masing
granite/keramik yang dipakai awal pemasangan dan pemotongan harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan
g. Bila ditemui kerusakan, permukaan lantai bergelombang, Kontraktor harus
membongkar dan memperbaikinya hingga sesuai dengan yang disyaratkan.
h. Keramik dan granite yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga
bentuk dan warna masing-masing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah-
pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis dari
Konsultan Pengawas.
i. Aduk yang dipakai adalah campuran 1PC:2PS tebal 10-15 mm untuk daerah kedap air,
dan 1PC:3PS daerah kering.
j. Seluruh rongga pada bagian belakang keramik / granite harus berisi dengan adukan
pada waktu pemasangan
k. Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
atau petunjuk Pengawas Lapangan.
l. Pada prinsipnya pemotongan keramik harus dihindarkan, kecuali ditentukan dengan
pola Gambar, jika perlu diadakan pemotongan hatus dikerjakan dengan hati- hati, rapi,
lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang potong harus
diperhaluss dengan gerinda atau kikir.
m. Persiapan sebelum pemasangan
Semua pemipaan maupun sparing-sparing SA&EL telah telahterpasang pada jalur dan
tempatnya sesuai dengan Gambar dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
n. Setelah bidang keramik atau granite terpasang permukaannya harus dibersihkan
dengan lap/kain basah sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang keramik /
granite ini harus dijaga tetap basah untuk menghindarkan pengeringan terlalu cepat
dengan pembasahan minimal 3(tiga) hari pertama setelah keramik terpasang.
o. Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan
lurus, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai dengan
yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat
diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
p. Keramik / Granite yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau
gesekan.
q. Pekerjaan Lantai Beton bertulang dan beton Tumbuk/Rabat
1). Diatas lapisan dasar harus dihamparkan lapisan pasir dengan tebal minimum 7-10
cm atau sesuai Gambar Kerja, lapisan pasir ini harus padat tidak berongga.
Sebelum pemasangan lapisan akhir semua pekerjaan pipa, saluran, gorong-gorong
harus sudah ditempat sesuai dengan Gambar Kerja dan telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
2). Mutu beton untuk rabat adalah 1 PC : 3 Ps : 5 Kr (K-125). Pelaksanaan pekerjaan
ini harus memenuhi persyaratan seperti terurai dalam pasal pekerjaan beton dalam
buku RKS ini. Tebal beton minimal adalah 7 cm sesuai dengan Gambar Kerja.
3). Dipersyaratkan air tidak boleh menggenang di atas permukaan lantai, maka lantai
harus mempunyai kemiringan secukupnya ke arah selokan sehingga air dapat
mengalir.
4). Pada setiap jarak 100 cm atau seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja harus
dibuat alur dilatasi. Lebar alur adalah 0,5 cm dan dalam 1 cm. Alur harus lurus dan
rata sesuai kemiringan.
5). Bila ditemui kerusakan, permukaan lantai bergelombang, Kontraktor harus
membongkar dan memperbaikinya hingga sesuai dengan yang disyaratkan.
6). Untuk Lantai beton bertulang menggunakan beton dengan kualitas K250

r. Pekerjaan Lantai Dasar Beton Bertulang


Persyaratan dan Penjelasan teknis untuk Pekerjaan ini telah diuraikan pada pasal beton

Pasal 21
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi :
- Pek. Rangka Plafond Hollow 4/4, 2/4
- Pek. Penutup Plafond PVC
- Pek. List Plafond PVC
2. Persyaratan Pelaksanaan
a) Diminta perhatian Pelaksana dalam meneliti gambar-gambar detail rencana langit-langit,
dimana list harus dipasang, sesuai dengan syarat-syarat konstruksi, penyelesaian pada
sudut-sudut atau bidang pertemuan antara langit-langit dengan dinding, kosen, kolom,
listplank, atap dan sebagainya.
b) Kesalahan memasang sehingga merusak keindahan yang diinginkan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Pemborong. Apabila pekerjaan itu mesti diulangi harus atas perintah
Direksi.
c) Permukaan bahan plafond harus dibersihkan dari pinggiran yang kurang rata dan kurang
tajam, harus diserut atau diampelas, kemudian dipasang dengan penuh ketelitian /
keahlian menurut garis-garis seperti dicantumkan dalam gambar rencana. Penyelesaian
harus memberikan tampak rapi, rata dengan alur yang lurus dan sama besarnya.
d) Langit-langit gypsum dan acuustic, dipasang memakai list gypsum 5 cm yang dipasang
dengan rapi
e) Langit-langit PVC, dipasang memakai list profil Kayu 4 cm yang harus diserut dengan rapi,
dipasang dengan rapi dan kemudian dicat dengan cat tembok warna langit-langit supaya
kelihatan rapi.
f) Semua resiko pembongkaran atas perintah Direksi, akibat ketidak mampuan dan ketidak
telitian Pelaksana dalam menjalankan tugasnya adalah tanggung jawab Pemborong.
g) Penyelesaian pengecatan dan warna akan ditentukan kemudian.
h) Ketinggian langit-langit dan penempatannya, harus mengikuti gambar kerja, dan sebelum
permukaan bawah rangka langit-langit rata (water pass) dan lurus, maka pemasangan
penutup langit-langit tidak boleh dipasang terlebih dahulu, dan baru boleh dipasang
setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas dan monitoring proyek (direksi).
i) Hasil pekerjaan yang tidak rata / bergelombang / retak-retak, harus dibongkar dan
diperbaiki kembali atas biaya pemborong.

Pasal 22
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA

Pekerjaan ini meliputi :


1. Pek. Pintu Type P1 Kayu Kelas II + Finishing Lengkap Aksesoris Terpasang

2. Pek. Pintu Aluminium Strip Type P2, Lengkap Aksesoris Terpasang


3. Pek. Jendela Allumunium Type J1 Lengkap Aksesoris Terpasang
4. Pek. Folding Gate

23.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun
pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan bahan,
tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen, pintu dan
jendela.

23.2. BAHAN
Bahan yang dipakai untuk kosen dan daun jendela secara umum adalah menggunakan
alumunium 4 inch, produk dalam negeri sekualitas Dacon Sedangkan Pintu
Menggunakan Kayu Kelas II lengkap accesoriesnya .

a. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca
dengan menggunakan karet sealer atau sealant yang berkualitas baik
b. Seluruh kelengkapan perapat/penutup celah/penahan benturan harus terpasang
sesuai rekomendasi produsen alumunium
c. Kayu yang digunakan dalam Keadaan baik Rapih dan Halus dengan Kualitas yang
baik.

Bahan untuk kusen Aluminium dan teknis pemasangan harus sesuai persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
Rangka Aluminium dari Type yang di tunjukkan dalam gambar-gambar adalah
merupakan ide dasar Perencana, yang selanjutnya harus dilengkapi dengan gambar
kerja oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk oleh pabrik penghasil dari jenis yang akan
dipergunakan.

23.3. PELAKSANAAN
a. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan jendela
Aluminium harus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan yang dipergunakan
dengan memperoleh persetujuan pengawas lapangan.
b. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa kelapangan/
halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap
pemasangan kusen, pintu dan jendela.
c. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
d. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus
dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan.
e. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
f. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur
serta persyaratan teknis yang benar.
g. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealent”.
h. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.
i. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap
dilindungi dengan “Lacquer Film”.
j. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen;
alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh
Lacquer Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.
k. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan kondisi
lapangan serta membuat gambar Shop Drawing.

l. Tipe Pintu/Jendela dan dinding partisi yang terpasang harus sesuai Daftar tipe
yang tertera dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk Profil,
Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sbb :

GAMBAR URAIAN
* Denah Lokasi, jenis bukaan, Engsel-Engsel
* Daftar Jenis Pintu/ Merk, kualitas, bentuk, ukuran, jendela material finish,
tipe, anti corrosive treatment, glass hardware dan lain-
lain.

* Shop Drawing Detail Tipe/jenis ukuran,lokasi dan kedudukan pintu dan


jendela,

m. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan seperti
yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja, ketidak
cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian dan ketidak telitian
Kontraktor dalam Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish yang tidak
memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui Pengawas Lapangan
Perbaikan, Perubahan dan Penggantian harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor
dan tidak dapat di claim sebagai pekerjaan tambah, maupun penambahan waktu.

n. Perubahan bahan/material karena alasan tertentu harus diajukan kepada Konsultan


Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.Semua perubahan yang
disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi
kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai Pekerjaan Kurang.

o. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.

23.4 Pengukuran Hasil Kerja.


Pengukuran hasil kerja dapat dilakukan dengan unit untuk pekerjaan kusen pintu, jendela,
daun pintu, daun jendela, yang telah selesai dikerjakan dengan dimensi, kedudukan,
bentuk, yang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini, serta dapat diterima
oleh Pengawas, hasil ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan.
Kontraktor wajib menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Kontrak,
biarpun terjadi kesalahan dalam menghitung volume, dan hal ini Kontraktor tidak
dibenarkan mengajukan Claim.

23.5 Kusen , Pintu dan Jendela kayu

Kayu
Kayu yang dipakai harus yang sudah dikeringkan, melalui proses pengawetan dan
pengeringan baik secara alami maupun mesin hingga mencapai kelembaban antara 10%-
12% (WMC), dan bebas dari cacat. Demikian pula plywood yang akan digunakan harus
berkualitas baik (tidak cacat). Yang dimaksud dengan plywood adalah kayu lapis bukan
woodblock, kontraktor harus dapat menunjukkan contoh kepada pengawas maupun
pemberi tugas sebelum melaksanakan tugas.

A n g k e r.
Angker yang digunakan baik untuk neut dan untuk angker tembok agar digunakan baja
tulangan dengan diameter 12 mm dan panjang bersih 20 cm, dan untuk ujungnya agar
dibengkokan dengan panjang kurang lebih 7,5 cm.

Adapun jumlah, dan kedudukan dari angker pada setiap kusen agar disesuaikan
dilapangan menurut petunjuk dari Pengawas.

Kontraktor harus membuat Shop Drawing sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan


tersebut yang menyatakan kedudukan, elevasi, dimensi, Kayu yang dipakai, detail
sambungan dan lainnya untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas berdasarkan
Gambar Rencana.

a. Pembuatan.
Kontraktor harus melaksanakan/mengerjakan semua pekerjaan-pekerjaan seperti
- Mengetam/menyerut.
- Memahat.
- Membuat lidah-lidah (pen dan lobang).
- Membuat lobang-lobang pasak.
- Memotong dan menghaluskan bahan
- Membuat sponing dan pekerjaan lainnya seperti Gambar Rencana.
Seluruh permukaan kayu yang terlihat harus diketam/diserut sehingga rata, halus dan lurus.

Penyambungan bagian kayu yang kelihatan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan pertemuan antara kayu yang rata, halus dan siku.
Bagian-bagian kayu yang menempel pada dinding/tembok agar terlebih dahulu diberi cat
meni setelah selesai distel/dikerjakan.

b. Kusen-kusen.
Kusen kayu
Kusen-kusen yang kokoh harus dibuat dari rangka-rangka dengan menggunakan pasak
dan lobang sedemikian rupa sehingga diperoleh rangka yang mulus dan kaku. Kusen-
kusen tersebut harus diberi angker-angker sekurang-kurangnya (n) buah untuk setiap
kusennya sesuai petunjuk Pengawas.
Semua permukaan vertikal yang berhubungan dengan dinding atau kolom harus diberi
alur-alur adukan.

c. Pintu-Pintu.
Pintu-pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail-detail yang ditentukan dalam
Gambar Rencana.

d. Penyempurnaan.
Pintu-pintu, jendela-jendela dan kusen-kusen harus betul-betul persegi dan datar.
Permukaan-permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-bekas mesin dan siap
untuk di cat atau penyelesaian lainnya.

Detail sambungan yang digunakan dalam pekerjaan dinding rangka ini dikerjakan sesuai
dengan ketentuan, sehingga didapat pertemuan-pertemuan antara rangka vertical dan
horizontal yang saling tegak lurus, rata, rapih sehingga setelah dipasang panel hasilnya
akan kelihatan rapih dan rata.
Setelah rangka terpasang semua, Penyedia Jasa Konstruksi/pengawas agar mengecek
kembali sehubungan dengan kebenaran dari cara-cara sambungan, ketegaklurusan,
kerataan dan kekokohan dari rangka tersebut. Yang selanjutnya untuk mendapat izin
pemasangan panel tersebut

Pasal 23
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan pemasangan semua bahan perlengkapan pintu dan
jendela seperti : Kunci, Engsel, Sloot dan hardware lainnya yang dipergunakan di dalam
pekerjaan ini :
- Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela.
- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka alumunium
- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka kayu
- Dan lain-lain seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja

2. Persyaratan Bahan.
a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Buku Spesifikasi ini.

b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.

d. Bahan
1. Mortise + Cylinder sekualitas Dekson
2. Engsel Pintu sekualitas Dekson
3. Pull Handle sekualitas Dekson
4. Flash Bolt sekualitas Dekson
5. Lever Handle sekualitas Dekson
6. Engsel casement sekualitas Dekson
7. Casement Handle sekualitas Dekson
8. Dan lain-lain sesuai gambar kerja

3. Persyaratan Teknis
Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum
dan sesudah pemasangan. untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

4. Persyaratan Pelaksanaan
• Pasangan alat penggantung harus rapih benar, sehingga pintu / jendela dapat ditutup /
dibuka dengan mudah. Pintu harus dalam posisi tegak / tidak miring.
• Pemborong wajib mengajukan contoh-contoh alat penggantung dan pengunci untuk
mendapat persetujuan Direksi.
• Sebelum menyerahkan pekerjaan, semua hardware diberi minyak hingga dapat bekerja
dengan baik, lancar serta memuaskan.
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja pemasangan/ penyetelan, bahan-
bahan, perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat - alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
1.2 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu seperti yang ditunjuk /disyaratkan dalam detail gambar.
1.3 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 1050 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Perencana dan Pengawas.
1.4 Pekerjaan Engsel
Untuk pintu -pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu, dipasang
sekurang - kurangnya tiga buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul
maksimal 20 kg..
1.5 Pekerjaan Door Closer:
Untuk daun pintu panil dan daun pintu double teakwood yang menggunakan door
closer, warna akan ditentukan oleh Perencana. Door Closer harus terpasang dengan
baik dan merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun pintu, dan disetel
sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat ke kosen pintu.
1.6 Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang di tengah - tengah antara kedua engsel tersebut.
Pintu/ Jendela dipasang sedemikian rupa sehingga pada akhirnya daun pintu/
jendela mempunyai celah yang sama/ merata dengan kusen sisi atas, samping,
bawah jendela adalah minimal 2 mm maksimal 3 mm dan untuk bawah pintu
pempunyai celah minimal 4 mm dan maksimal 6 mm.
1.7 Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.
1.8 Pemasangan lockease, handle serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Perencana dan Pengawas Apabila
hal tersebut tidak tercapai, kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
1.9 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
1.10 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya

Pasal 24
PEKERJAAN KACA

25.1. KETERANGAN
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan
jendela, jendela bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada
Pengawas paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.

25.2. BAHAN
a. Kaca Bening
Kaca polos (clear float glass) yang dipakai adalah buatan dalam negeri dengan
ketebalan 5 mm . Bahan kaca harus utuh dan jernih, tidak boleh bergelombang,
berbintik-bintik atau cacat lainnya.
Kaca sekualitas ASAHI

25.3. PERSYARATAN TEKNIS


a. Syarat Mutu
1). Dimensi
Toleransi Tebal kaca lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal 0,3 mm. Toleransi
Lebar dan panjang Kaca adalah 1,5 mm sampai 2 mm.
2). Kaca lembaran harus mempunyai sudut siku, tepi potongan rata dan lurus, bebas dari
cacat dan noda.

25.4 PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Pemotongan harus rapih dan lurus dan harus menggunakan alat Pemotong Kaca khusus.
Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus digurinda
dan dihaluskan.

b. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi tanda
agar mudah diketahui

c. Pekerjaan Kaca
1). Kaca harus dipotong menurut ukuran kaca dengan kelonggaran cukup, sehingga pada
waktu kaca mengembang tidak pecah.
2). Sepanjang alur kaca "sponing" dan list kayu harus dibersihkan, diplamur dan dicat
sebelum kaca dipasang.
3). Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu, harus diberi "Sealant" tipe
"Silicone Glass Sealant". Tidak diperkenankan "Sealant" mengenai kaca terpasang
lebih dari 0,5 cm dari batas garis sambungan dengan kaca.
4) Sebagian kaca terpasang menggunakan stiker

Sanblast d. Pekerjaan Cermin


1). Cermin dalam pekerjaan harus dipasang pada rangka kayu dibuat khusus seuai
ukuran, walaupun rangka kayu tersebut tidak disajikan dalam gambar kerja.
2). Pemasangan cermin diatas rangka kayu dengan memakai seke- rup. Jarak
pemasangan sekrup maksimal 60 cm, kepala sekrup yang timbul di permukaan kaca
ditutup oleh penutup yang di verchroom.

e. Kwalitas Pekerjaan.
1). Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list, maupun sekrup.
2). Kaca dan cermin harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari
Sponing.
3). Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila
masih terlihat adalah gelombang, maka kaca dan cermin tersebut harus dibongkar dan
diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat di
"claim" sebagai pekerjaan tambah.

f. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan harus diberi
tanda agar mudah diketahui.

Pasal 25
PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
a. Pek. Pengecatan Dinding dan beton ekspose 2 Lapis Pengecatan, sek. Vinilex

b. Pek. Coating Treatment dinding andesit

a. Pekerjaan Pengecatan dinding/permukaan pasangan batu bata, beton dan plafond.


Semua dinding/permukaan pasangan batu beton & plafond yang tampak/"exposed"
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

b. Pekerjaan Pengecatan Kayu


Semua kayu yang terpasang baik yang termasuk pekerjaan kayu halus maupun kayu
kasar seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
1). Semua bagian/permukaan yang tampak/"esposed" di cat sampai dengan cat "finish"
yang diperinci lebih lanjut sebagai berikut :
* Cat "finish" warna untuk permukaan yang tidak ditonjolkan serat kayunya.
* Cat "finish" jenis "clear" untuk permukaan yang ditonjolkan serat kayunya sesuai
dengan ketentuan di Gambar Kerja.
2). Semua permukaan yang tidak ditampakkan /"Unexposed" dicat hanya sampai
dengan cat dasar.
3). Khusus untuk konstruksi dan rangka atap yang tidak ditampakkan dilakukan
dengan residu ketentuan ini tidak berlaku.

e. Pekerjaan Pengecatan Pipa PVC


Semua pipa talang dari bahan/material PVC yang dalam Gambar Kerja ditampakkan.

2. Persyaratan Umum
a. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam Standard dan normalisasi di
Indonesia dan atau sesuai dengan Spesifikasi pabrik pembuat.
b. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima (5) tahun terhitung
dari waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna
yang berubah dan kerusakan cat lainnya.

3. Persyaratan Bahan
a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk Cat :
- Pengecatan Dinding dalam menggunakan cat sek. Vinilex
- Pengecatan Dinding luar menggunakan cat sek. Vinilex
- Pengecatan Kolom dan Balok ekspose 2 Lapis Pengecatan, sek. Vinilex
- Pek. Coating Treatment dinding andesit

b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik.


Tiba di Tapak/Site konstruksi harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak
cacat,serta diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas lapangan.

4. Persyaratan Teknis
a. Peralatan seperti: Kuas, Roller, Sikat kawat,Kape, dan sebagainya; harus tersedia dari
kualitas baik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
b. Semua cat dasar harusdisapukandengankuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat
dasar untuk komponen bahan metal,harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.

5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang
kurang menutupi atau lepas, sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas. Biaya
untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di "claim" sebagai pekerjaan tambah.

b. Pekerjaan Pengecatan Dinding, Plafond dan beton


1). Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu,
lemak, kotoran atau noda lain, bekas cat yang terkelupas dan dalam kondisi kering.

2). Untuk meratakan permukaan dinding atau beton digunakan plamur tembok sampai
rata, kemudian dihaluskan dengan hampelas dan dibersihkan dari debu. Dan Khusus
untuk pengecatan dinding bagian luar untuk meratakannya tanpa menggunakan
plamur , cukup dengan menghaluskan dengan amplas saja.
3). Pengecatan dilakukan berulang-ulang sampai 3 (tiga) lapisan. Pengecatan lapisan
pertama dan lapisan berikutnya harus diberi jarak waktu selama 24 jam agar cat
cukup kering dan meresap pada bidang pengecatan.
4). Untuk pengecatan langit-langit karena sulit dijangkau dengan kuas dapat
menggunakan roller.
5). Hasil pengecatan yang belang dan tidak rata harus diperbaiki dan diulang kembali.

c. Pekerjaan Pengecatan Kayu


1). Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh kayu harus sudah diberi lapisan anti rayap.

2). Pekerjaan persiapan sebelum pengecatan


- Kayu harus dalam keadaan kering,
- Gosok dengan batu kambang, kemudian digosok dengan hampelas No. 0
- Beri wood filler untuk menutupi pori-pori dan celah kayu. Setelah 1/2 jam gosok dengan
hampelas halus. Wood filler / dempul kayu harus dilakukan secara merata sehingga
menutupi pori-pori kayu sehingga permukaan kayu hasil hampelas benar-benar halus.

3). Pelaksanaan pengecatan.


- Setelah bidang permukaan kayu halus dan rata (lapisan pertama), maka penge-
catan dapat dilaksanakan dengan kuas dengan ketebalan lapisan 30 mikron atau
daya sebar 15 - 17 m2 per liter.
- Pengecatan lapisan terakhir / finish dapat dilakukan setelah lapisan kedua kering
betul yaitu + 24 Jam.
- Hasil pengecatan harus selalu dijaga dan dilindungi dari kotoran dan goresan
benda tajam agar tetap bersih dan rapih.

PASAL 26
PEKERJAAN SANITASI DAN SEPTICTANK

1. Lingkup Pekerjaan
• Pek. Kloset Jongkok Teraso
• Pek. Kran Air 3/4"
• Pek. Floor Drain Stainless San Ei
• Pek. Wastafel Toto
• Pek. Kran Wastafel
• Pek. Instalasi Air Bersih Pipa PVC AW dia. 3/4"
• Pek. Instalasi Air Bekas Pipa PVC AW dia. 3"
• Pek. Instalasi Air Kotor Pipa PVC AW dia. 4"

2. Persyaratan Umum
a. Semua pekerjaan ini harus mematuhi dan memenuhi peraturan dan normalisasi di Indonesia
diantaranya :
1) Pedoman Plumbing Indonesia
2) Standard Industri Indonesia
3) Ketentuan pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung
tahun 1985
4) Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minum
5) Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan dan :
6) BS = British Standard : untuk bahan-bahan
7) JIS = untuk bahan-bahan, NFPA = untuk pencegahan kebakaran
8) Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan.

b. Penyediaan Bahan-bahan dan alat


1). Semua ketentuan bahan yang harus disediakan oleh Kontraktor harus sesuai dengan
Standard dan normalisasi yang tercantum dalam butir 2.a.diatas.
2). Untuk pekerjaaninstalasi pipa, fixtures dan peralatan lain yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan ini Kontraktor wajib menyerahkan :
- Brosur/leaflet dari pabrik pembuat yang memuat spesifikasi teknis secara
lengkap.
- Instruksi pemasangan dari pabrik pembuat
- Gambar-gambar detail pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat
Kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan bagi pemakaian.
3). Unit-unit peralatan dan material yang diserahkan oleh Kontraktor harus asli dan buatan
negara asal pabrik pembuatnya dan dilengkapi dengan tanda uji dari Badan yang diakui
sah oleh Pemerintah/Badan Internasional.
4). Kontraktor & pabrik pembuat harus memberikan kepada Pengawas Lapangan mengenai
:
- Jaminan bahwa semua bahan, peralatan yang disediakan telah bebas dari segala
kerusakan baik akibat kesalahan pabrik, akibat kerusakan bahan ataupun
kerusakan akibat pengiriman
- Garansi pemakaian.
- Jaminan pengadaan suku-cadang (Spare-parts).
5). Pengujian harus disaksikan oleh Tenaga Ahli yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.

a. Bahan/material, peralatan, yang tidak disertai data lengkap (Brochures factory drawing
specificationdiatas), tidak diijin kan untuk dipasang dan harus diganti dengan yang
memenuhi persyaratan di buku RKS ini.

b. Segala kerusakan pada disiplin pekerjaan lain seperti AR, SR, EL, yang diakibatkan oleh
pekerjaan ini harus dikembalikan seperti keadaan semula atas biaya Kontraktor. Dalam hal
ini Kontraktor tidak dapat mengajukan tuntutan biaya pekerjaan tambah.

3. Penggunaan
Bahan a. Pipa-pipa
1) Pipa PVC
Semua pipa PVC, pipa penyambung/"Joint"/ "Fitting adalah PVC kelas AW (Heavy Duty)
dengan memenuhi standard bahan sebagai berikut :
2) Harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982, pasal 64; dan
memenuhi ketentuan dalam : SII-0344-82 (untuk pipa) dan SII-1448-85 (utk fitting)
Diameter dalam terhadap Tebal dinding tidak boleh kurang dari ukuran-ukuran sebagai
berikut : 50 & 75 mm = 5 mm, 100 &125 mm = 7 mm, 150 mm =7,5 mm 200 mm = 8
mm, 250 mm = 8,5 mm dan 300 mm = 9 mm.
3) Pipa dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama. Produk WAVIN atau setaraf,
ukuran sesuai Gambar Kerja. Pipa PVC dipakai untuk pipa air kotor dan pipa resapan,
dan vent.

b. Katup dan "Strainer"


1) Katup penutup harus jenis "Gate-Valve" dipasang pada setiap titik air sebelum masuk
kebangunan atau sesuai gbr.
2) Semua Katup dan Strainer D 4“ atau lebih harus jenis CAST IRON VALVE/STRAINER
seri 150 WOG dengan sambungan flange.
3) Semua Katup dan Strainer yang lebih kecil dari D 4“ harus dari jenis BRONZE
VALVE/STRAINER seri 150 WOG dengan sambungan ulir.
4) Semua katup adalah jenis NON - RAISING STEM.
5) “Check-Valve harus dari jenis “SWING Y pattened body”
6) Katup harus dari jenis yang memiliki tahanan aliran sekecil mungkin padas saat
keadaan terbuka penuh.
7) Semua katup dan strainer harus dari satu merk (buatan pabrik yang sama). Kkatup
harus dari kwalitas yang terbaik sekualitas merek “KITAZAWA”.
8) “Preasure-Gauge” harus dari tipe W 4,50 dengan skala pembacaan per kg/cm2/psi

c. Alat-alat saniter
1). Wastafel lkp cermin sekualitas TOTO
2). Dan lain lain sesuai gambar kerja
d. Kontraktor harus menyerahkan semua contoh bahan/material yang akan dipakai
kepada Pengawas Lapangan/Konsultan Perencana untuk disetujui secara tertulis bagi
pemakaian & pelaksanaan.

4. Persyaratan Teknis.
a. Gambar-gambar dan Ukuran
1). Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk mencantuWaspangan semua detail
instalasi seperti "Fitting" pemipaan, alat ukur dan lain-lain. Walaupun demikian, semua
bagian/detail tersebut harus tetap disediakan dan dipasang sesuai dengan praktek
pelaksanaan terbaik dan peraturan yang berlaku, demi kesempurnaan kerja sistem.
2). Ukuran-ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah dicantuWaspangan dalam
Gambar Kerja. Ukuran-ukuran tersebut merupakan efektif yaitu : ukuran dalam
pelaksanaan maupun pembelian barang-barang.
3). Kontraktor harus membuat Gambar Detail Pelaksanaan ("Shop Drawing") sementara
pekerjaan lainnya (AR, SR, EL) sedang dilaksanakan yang mencakup : Dan lain-lain yang
dianggap perlu. "Shop Drawing" ini harus diserahkan ke Pengawas Lapangan untuk
disetujui secara tertulis bagi pelaksanaan.

b. Kontraktor harus melakukan pengujian setelah Sistem terpasang dan sebelum penyerahan.
c. Di dalam seluruh pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong harus selalu berkoordinasi dengan
disiplin kerja lain (AR, SR, EL) di bawah petunjuk Pengawas Lapangan

5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sejauh mungkin harus digunakan satu laras pipa untuk menghindari
sambungan, terkecuali jika panjang yang dibutuhkan kurang dari satu laras.
b. Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan memakai "fitting" pembantu

yaitu misalnya : "elbow, bend" sesuai kebutuhan. Demikian pula dengan


percabangan harus memakai Tee atau Tee Cross sesuai kebutuhan.
Membengkokan pipa tidak diperkenankan.
c. Sambungan pipa pada umumnya digunakan sambungan ulir Screwed.
Penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi dengan "Red Lead
Cement" dan memakai pintalan atau serat khusus.
d. Sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar dari yang diijinkan
(maximum deflection") oleh pabrik pembuat pipa bersangkutan.
e. Semua ujung pipa yang terakhir atau yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup
dop/plung.
f. Untuk katup penutup yang mempunyai diameter 2 1/2" atau lebih kecil
dipergunakan sambungan ulir.
g. Apabila ada segmen pemipaan yang menghalangi atau terhalang oleh jalur
instalasi lain; maka pemindahan, perbaikan atau pembongkaran harus
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
h. Pemotongan pipa apabila benar-benar diperlukan dapat dilakukan oleh
Kontraktor setelah disetujui Konsultan Pengawas.
i. Pekerjaan Pemipaan Dalam Bangunan

1). Pemasangan pipa harus lurus, untuk pipa tegak harus benar- benar vertikal.
2). Semua pemipaan dalam bangunan dipasang secara "inbouw", dengan cara
pemasangan :
a) Pada dinding batu bata. Permukaan dinding batu bata diketrek hingga kedalaman
secukupnya sedemikian rupa agar pipa tertanam oleh lapisan plesteran. Pipa harus
diikat oleh "U" klem yang disekrupkan ke klos kayu yang ditanaWaspangan ke dinding
dengan aduk pengisi/ "grouting'. Pemasangan klem setiap jarak 50 cm.
b) Pada dinding/kolom/balok beton lantai dasar :
a. Sebelum pengecoran beton harus dipasang pipa "Sparing" sepanjang kebutuhan. Pipa
"Sparing" tidak boleh menonjol dari permu-kaan beton. Diameter pipa "Sparing" sama
dengan diameter pipa yang akan disambungkan.
b. Sebelum dan sesudah pemasangan pipa-pipa dan "Accessories"-nya, terutama bagian
dalamnya, harus dijaga bersih dan harus diperiksa lagi terhadap kerusakan/retak-retak.

j. Pekerjaan Pemipaan Luar Bangunan


1) Disekeliling pipa yang ditanam di dalam tanah harus diberi pasir urug sedemikian rupa
sehingga terdapat pasir setebal minimum 10 cm di bawah, di samping dan di atas pipa.
2) Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai kedudukan
pipa agar betul-betul lurus serta pada peil yang benar, bebas dari benda keras yang
memungkinkan rusaknya pipa di kemudian hari.
3) Pada waktu pemasangan pipa, pasir galian harus dalam keadaan kering dan tidak boleh
ada air sama sekali dan ini dalam pipa harus diperiksa kembali kebersihannya.
4) Pipa-pipa yang ditanam harus ditumpu dengan angker blok pada jarak maksimum 250
cm.
5) Bila pipa harus menyilang ("Crossing") dengan jalan kendaraan, maka pipa tersebut harus
berada di bawah jalan minimal 60 cm serta tidak boleh menyilang saluran drainase.

k. Pekerjaan Sistem Pembuangan Air Kotor/Bekas dan Vent.


1) Pekerjaan ini meliputi :
- Pemipaan air kotor mulai dari sanitary fixtures sampai ke septic tank di luar gedung
termasuk penyambungan pipa ke sanitary fixtures
- Pembuatan bak kontrol untuk membelokkan aliran kotor/bekas dari gedung ke
2) septic tank.
3) Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan jenis pipanya dan merupakan
cetakan pabrik.
4) Sambungan untuk pipa PVC menggunakan "solvent cement"/rubbering sesuai denga
spesifikasi pabrik.
5) Setiap sambungan arah dibuat dengan Wye (Y) 45 derajat. Tee Sanitair atau Wye
Kombination dan bend yang dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) kecuali
apabila dinyatakan lain dalam Gambar Pelaksanaan.
6) Pipa vent service harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm dari muka banjir alat
sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar satu prosen (1 %)
7) Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang- kurangnya 15 cm diatas atap
dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain
8) Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air
kotor.
9) Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus mengadakan koordinasi dengan
pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan betonan
lantai maupun dinding
10) Pengujian dari seluruh sistem pemipaan air kotor/bekas ini dilakukan setelah selesai
pemasangan dengan cara dan petunjuk Konsultan pengawas. Biaya untuk hal ini adalah
tanggungan Kontraktor.

6. SYARAT-SYARAT TEKNIS
A. PEKERJAAN PLUMBING/SANITASI
1). UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum teknis pekerjaan Mekanikal /
Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

2). LINGKUP PEKERJAAN


Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing
(pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan
sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesiflkasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan.
Ketentuan-ketentuan yang balk tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-
syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pokerjaan yang harus dilaksanakan pada provek ini ada!ah :
a. Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknis Khusus atau
gambar dokumen.
b. Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :
• Instalasi Air Bersih
• Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar bangunan,
lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi
tekniknya.
• Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta
peralatan-peralatannya.
• Pembersihan pipa (plushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa
yang disediakan oleh Kontraktor.
• Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk
seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan
balk dan aman
• Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersih site.
• Instalasi Air Kotor / Air Buangan
• Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor / air buangan Iengkap dengan peralatan dan
berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain
sebagainya.
• Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan menuju
saluran drainnase dan septictank.
• Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan filternya.
• Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
• Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.
• Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan.

4). INSTALASI AIR BERSIH


a). Pipa
Pipa dengan 0 1" s/d 3", balk pipa utarna maupun pipa cabang, termasuk yang menuju
fixtures menggunakan pipa HDPE merk Wavin
b). Fitting.
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
c). Valves.
Valve dengan 0 lebih kecil dari 3" diperkenankan menggunakan sambungan ulir
(screwed).
Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat untuk
fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat. Semua valve harus mempunyai diameter
yang sama besar dengan pipanya.
Semua valve dari merek KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran harus
dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat. Kelas valve yang digunakan
adalah pn 150 (150 psi).
Bak Kontrol untuk Water Meter dan Valve. Bak kontrol untuk pipa penyambung dari
jaringan utama sistem distribusi air bersih, terbuat dari beton tulangan besi yang
lengkap dengan tutup beton yang dapat dengan mudah dibuka / diangkat serta dikunci.
d). Pemasangan Pipa.
d.1. Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai. Kontraktor harus
membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai pada
kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, dikiem dan diuji harus ditutup kembali sehingga
tidak keliharan dari luar.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak
terlihat bekas-bekas dari bobokan.
d.2. Pipa Mendatar.
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan
penyangga (support) atau penggantung (hangger). Jarak antara pipa dengan dinding
penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.
d.3. Penyambung Pipa.
a. Sambungan Ulir.
- Penyambung an uiir antara pipa derigan fitting dilakukan untuk pipa dengan diameter
sampai 40 mm (11/2").
- Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk
pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 uiir. Semua sambungan ulir harus
nenggunakan perapatan henep dan zinkwite dengan campuran minyak.
- Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung pipa
bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer. Semua pipa
harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
b. Sambungan Lem.
- Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan
jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
- Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat
press khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
c. Sleeves.
- Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan balk setiap kali pipa tersebut
menembus beton.
- Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang longgar di luar
pipa maupun isolasi.
- Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.
- Untuk yang diinginkan kedap air harus di lengkapi dengan sayap / flens / water stop.
- Untuk pipa-pipa harus menembus kontruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap
air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa dan sleeve
harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.

d.7. Pekerjaan Lain-Lain


Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah
pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah dari hasil dan lain-
lain yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.
5). INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN
a). Material
a.1. Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa dengan ukuran 1'/2"-4" balk pipa utama maupun pipa cabang mengunakan PVC
class AW.
Pipa PVC ex WAVIN
a.2. Pipa di luar Bangunan
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan pipa
PVC class AW.
Pipa PVC ex Wavin
a.3. Accessories.
a. Fitting dari pipa PCV harus dari hahan yang sarna (PVC) yang dibuat dengan cara
injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber class.
d. yang mempunyai benfuk badan cembung yang berflungsi sebagai sediment bowl.
b). Cara Pemasangan Pipa.
b.1. Pipa di Dalam Bangunan (trmasuk pipa vent).
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1-2 %. Perletakan pipa harus diusahakan
berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok maupun pada ruang
yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus menggunakan
fitting dengan sudut 45° (misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.
b. Pipa di Dalam Tanah.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal / tinggi
timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat
setebal 10 cm.
Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug
dengan tanah sampai padat. Kontruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.
c. Penanaman Pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan pipa
harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada
bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya
seperti pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan memiringan 1-2% dari titik mula di dalam
gedung sampai ke saluran drainage.
b.2. Pipa Saldran Luapan Septic Tank.
Pipa dipasang dan ditanam di hawah permukaan tanah / jalan kemiringan 1-2% dari titik
permulaan septic tank ke drainage kota.
Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang dari
90cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm,
pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.

a. Pipa PVC dengan dia 3" ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai dasar harus
disambung dengan rubber ring joint
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu
sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari pipa yang
akan saline mclekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan disambung
harus bebas dari benda-bcnda / kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air di
dalam pipa.
c). Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut
450 dengan pipa utamanya.

1. PASAL 27
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Lingkup Pekerjaan :
- Pek. Instalasi titik lampu
- Pek. Instalasi saklar dan stop kontak stop kontak
- Pek. Lampu LED TL 28 Watt, Phillips
- Pek. Armature saklar ganda, Panasonic
- Pek. Armature saklar tunggal, Panasonic
- Pek. Armature stop kontak tunggal, Panasonic
- Pek. Armature stop kontak ganda, Panasonic
- Pek. Panel distribusi
- Pek. Pemasangan Daya Listrik Baru

29.1 Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal


29.1.1 Umum
Syarat-syarat instalasi Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas / menambahkan
hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administrasi. Dalam hal ini Buku
Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis
Elektrikal.

Instalasi Penerangan dan Stop Kontak menggunakan kabel NYM 3 x 2.5 mm2 +
conduit dia. 20 mm
Kabel sekualitas supreme, Jembo, Voksel
Conduit sekualitas EGA
Lampu sekualitas Philip
Saklar, Stop Kontak sekualitas MK/Legrand/Panasonic/Clipsal
MCB Sekualitas MG/ABB/LS

29.1.2. Persyaratan Pelaksanaan


1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari Jawatan Keselamatan
Kerja.
2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan
yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petuniuk dari Konsultan Pengawas.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi
Elektrikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat
berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan
operasionil. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan Pengawas.
6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggungjawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal
tersebut diatas.
7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung
jawab kontraktor.
8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan
kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Elektrikal ini harus sesuai
dengan standar-standar sebagai berikut :
8.1.Persyaratan Umum Instalasi Listrik th. 2000
8.2.Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
8.3.Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 tahun 1975.
8.4.Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja &
Transmigrasi No. 59/DP/1980.
Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini selain dari
persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

9. Pekerjaan dianggap selesai apabila


9.1.Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan
Pengawas.
9.2Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi, sehingga
Pemilik dapat membenarkannya.
9.3Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil baik, sesuai
dengan spesifikasi teknis.

10. Pengawasan Instalasi


10.1 Shop Drawing.
Sebelum nelaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus rnembuat gambar
kerja / shop drawing. Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah
dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan
disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat
dimulai bila gambar kerja telah di.periksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas
10.2 Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan ManPengawas atau pihak yang ditunjuk
untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang.
10.3 Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul
tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan net-work planning yang
terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan
persetujuannya.
10.4 Kontraktor harus mendapakan
a. Laporan Kegiatan pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
10.5 Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak
Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak yang ditunjuk yang
menerangkan bahwa setiap pekerjaan sistem Elektrikal telah selesai
dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan
pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh kontraktor.
10.6 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim
Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana, ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk. Untuk ini harus
dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merk peralatan yang diuji
dan dari Kontraktor yang bersangkutan peralatan unutk pengujian harus
berkualitas baik dan sudah tertera.

Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung


jawab Kontraktor.

11. Bahan
11.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Elektrikal juga brosur asli, kabel, pipa konduit, detektor,
sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan mengisi daftar skedul
dari peralatan tersebut. Pada bosur-brosur peralatan / bahan yang
ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.
11.2 Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari
yang disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasirlya, maka nilai
evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan Kontraktor
tetap harus mengantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
11.3 Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan
gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus
diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah
disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.
11.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-
bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
11.5 Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama, bekas
dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya
dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan
spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
11.6 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site
sebelum contoh atau brosur disejujui oleh Konsultan Pengawas. Semua
bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam
spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disejutui, maka bahan /
peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam waktu 3 x 24 jam
sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh Konsultan Pengawas.

29.1.3. Lingkup Pekerjaan


Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal sesuai gambar dokumen,
spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan
atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab
atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal harus
berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta
adendum lainnya.
Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis / disebutkan
kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas
spesifikasinya.

29.2 Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Listrik


1.0 UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun diluar bangunan
gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Elektrikal adalah bagian
dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

2.0 PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK


Sumber daya listrik bagi-gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN dengan
daya terpasang sebesar 164 kVA.'
Daya dari PLN tersebut disalurkan ke transformer dengan kapasitas 200 KVA sampai
dengan panel ukur (kwh meter). Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel utama
(LVMDP), sub-distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fase - empat
kawat 220/380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).
Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu) unit diesel-generator berkapasitas
200 kVA antara sumber daya PLN dengan diesel-genset yang bekerja secara manual.

3.0 LINGKUP PEKERJAAN


Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai
suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-
gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /


pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya
oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima
dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum
dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam
pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang
ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan,
walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.

Pekerjaan inl meliputi :


3.1.1 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan daya
(stop kontak), lengkap dengan armatur, power receptacle outlet, panel-
penel daya / penerangan dan alat-alat bantu yang diperlukan.
3.1.2 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, balk
pentanahan sistim listrik maupun badan (body) peralatan listrik.

3.2. Pekerjaan di dalam Gedung


3.2.1 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya /
penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kebel /
konduktor pentanahan netral / badan panel.
3.2.2 Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYY, untuk penghubung
antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan
(mesin AC, pompa-pompa dll).
3.2.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop
kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
armatur penerangan, balk penerangan normal maupun darurat.
3.2.4 Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray Iengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan
3.2.5 Pengadaan dan pemasangan instalasi underfloor duct lengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan.

3.3. Pekerjaan di luar Gedung


3.3.1 Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi daya.
3.3.2 Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar / taman, termasuk
lampu sorot bangunan.

4.0 GAMBAR-GAMBAR

Gambar gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di
dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi
tertentu.Iainnya. pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi
referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya
kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksian atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

5.0 KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI


5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak),
saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / penel daya, kebel, alai-alai bantu
dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian
yang memuaskan dari sistern instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan
penerangan.

5.1.1. Kotak-kotak(doos) Outlet.


a. Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PULL, AVE atau
standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat
persegi atau segi delapan.
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang
dengan balk dan benar.

b. Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di tempat yang
diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan ukuran
condulit, sesuai dengan persyarata, tetapi kurang dad ukuran yang ditunjuk
atau dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari tipe
yang diberi gasket tahan cuaca :
• tempat-tempat yang kena matahari,
• tempat-tempat yang kena hujan,
• tempat-tempat yang kena minyak,
• tempat-tempat yang kena udara lembab,
• tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi,
blok beton, mamer, frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk
persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

5.1.2. Saklar dan Stop Kontak.


a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disya atkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar
dinding dan receptaI les outlet harus (alvani stee dan tidak boleh berukuran lebih
dari 10,1 cm x 10,1 cm un uk peralatan tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk
dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.

b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating minimum 10A / 250
V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali
ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus
dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-
saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya
diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata
terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm atau 30 cm dari
permukaan lantai yang sudah selesai sesuai petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi. Saklar dan stop kontak ex MK, Clipsal atau setara.

c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan harus
disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.

d. Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

e. Untuk stop kontak PLN dan UPS warna dibedakan, dimana stop kontak PLN
warna biasa dan stop kontak UPS warna orange.

5.1.3. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel
tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-
barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.

a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V)


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL,
IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk pengganguan sebagai kabel instalasi dan
peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau
dianjurkan oleh pebrik pembuatnya.

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2 kecuali
untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 30
meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5
mm2.

Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel instalasi
di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kebel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam konduit atau
dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan pengikat
kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di


dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.

Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40 %. Kabel


merek SUPREME, Kabelindo, Kabelmetal & Tranka.

b. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.


Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan
daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel
daya ke sakiar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan
di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak
harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC high-impact heavy gauge.

Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali
tercatat lain.

c. Splice/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan-
sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak cabang
atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara
elaktris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau
soldered. Dalam membuat pencabangan atau sambungan, koncktor harus
dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan balk sedemikian rupa,
sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang
yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
d. Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada garnbar atau disyaratkan, kabel kontrol
motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis
standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating teganyan
sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm
untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang
mernuaskan dari peralatan yang di kontrol, dengan pertimbangan-
pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya. Kabel merek
SUPREME, Kabelindo, Kabel Metal dan Tranka.

e. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet, PVC,
vernished carnbric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case, composition dan
lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan
kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang
disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.

f. Pemasangan Kabel
g.1. Pemasangan di Permukaan
g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan
Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high -
impact heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-
langit dengan klem pendukung yang sesuai. Pendukung-
pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat.

Semua kabel harus dipasang lurus / sejajal2-dengan rapi dan


teratur. Pembelokan kabel harus dilaklikan dcnqan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali ø kabel)
Konduit ex MK, CLIPSAL atau setara

g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel


Kabel-kabel daya diletakkan diatas cable trey, di klem pada cable
trey dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel). Pemasangan
cable trey harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan
digantunq atau disangga secara kokoh dengan penggantung /
penyangga besi yang di klem ke plat beton.

Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus


menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti trey, klem,
besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk
kabel yang dipasang horisontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut hares sudah dipernitungkan pada
biaya pemasangan kabel tersebut.

g.1.3. Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motor Pompa. Jenis
Kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam
konduit metal tahan karat (galvanized / white metal conduit)
yang diletakkan diatas pelat lantai.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor
dengan faktor pengisian 40 %. Dari pipa konduit yang dipasang
horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal motor flexible
metal konduit yang juga tahan karat.
Ukuran konduit fleksible ini harus sesuai dengan ukuran pipa
konduit dan disambung dengan cara sedemikian rupa, sehingga
benar-benar kedap air. Demikian juga penyambungan pipe
fleksibel terhadap box terminal motor.

Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh


konduit fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk disetujui.

g.2. Pemasangan di Permukaan


Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam
dinding harus diletakkan didalam konduit PVC hign impact heavy gauge
dengan ukuran minimum 3/a". Penarikan kabel menuju titik saklar atau
stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.

g.3. Pemasangan Menembus Dinding


Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.

g. Penggunaan Warna Kabel


Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan netral
dan non harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh 2000, yaitu :

h.1. Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa


hitam : Fasa
biru : Netral
kuning/hijau : Pentanahan

h.2. Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa


merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)

h. Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada diatas daya dan
panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung
Iain-lainnya .
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
i. Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga
dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-
langit.

5.1.4. Kabinet Panel Daya


Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan Ketebalan rninimum 1,7 mm untuk
panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm untuk jenis floor
standing, kecuali yang sering kena basah / hujan, harus dibuat dari jenis besi tuang
yang tahan kelembaban atau konstruksi khusus. Kabinet untuk panel daya
/ kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan
untuk panel daya yang besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk frame /
rangka panel harus ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan
menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet dengan kawat-kawat through
feeder harus diatur dengan balk, rapi dan benar.
a. Finishing
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus
dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat
akhir (finishing paint). Penentuan warna dan merek cat sebelumnya harus
dimintakan persetujuan ke Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium
plating ataa-crengan zinc chromate dan di cat dengan cat akhir sistem bakar
(oven)
b. Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis kunci untuk
setiap kabinet hares dari tipe "common key", sehingga kunci untuk setiap
kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus disediakan dua
anak kunci.
c. Tinggi Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam
panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung pada tipe / macam
panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu / penggantung, Kontraktor
harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera pada gambar.
d. Label
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch
group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label
sesuai dengan fungsinya untuk mengindahkan/mengidentifikasikan
penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.

Pekerjaan Penangkal Petir


1.1. Umum
3.1.1. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini air terminal,
penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan lainnya seperti yang
ditunjukan dalam gambar rencana.

3.1.2. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.

3.1.3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan
dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
3.1.4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan
ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN


3.2.1. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
penangkal petir jenis non radioaktif, termasuk air terminal (batang penerima), down
conductor pentanahan/grounding dan bak kontrolnya serta peralatan lain yang berkaitan
dengannya sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang
tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

3.2.2. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.

3.2.3. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada


spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimasukkan kedalam pekerjaan ini.

3.2.4. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah
pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan peraturan/standar
yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis
khusus atau gambar dokumen.

1.3. AIR TERMINAL


3.3.1. Air terminal haruslah jenis non radioaktif, self powered dan tidak mempunyai
bagian-bagian yang bergerak, dipasang oleh pelaksana yang direkomendasi oleh pabrik
pembuatnya.

3.3.2. Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respon dinamis terhadap terjadinya
down leader dari petir dengan membangkitkan elektron-elektron bebas dan
menyebabkan fotonisasi antar bagian yang ditanahkan dan bagian yang terisolasi. Arus
petir minimum yang bisa mengaktifkan air terminal adalah 1500 A pada impulse 8/20
mikrodetik dan harus mampu menyalurkan seluruh level arus petir yang mungkin terjadi.

3.3.3. Radius perlindungan dalam bentuk collective volume dengan radius perlindungan
minimal 70 meter.

3.3.4. Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam frekuensi radio
(high frequency RFI), kecuali pada saat terjadinya leader dan pada saat terjadinya
sambaran balik (main return strike).

3.3.5. Bentuk dari air terminal harus sedemikian rupa, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya pelepasan ion korona pada ujung runcingnya pada kondisi
medan statis guruh.

3.3.6. Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
3.3.7. Secara keseluruhan air terminal harus terisolasikan dari bangunan yang
dilindunginya pada seluruh kondisi.
3.3.8. Dilengkapi dengan FRP Support Mast dan Counter Stright.

1.4. BATANG PENINGGI


Sistem penangkal petir dipasang setinggi 5 (satu) meter dari atap bangunan, atau sesuai
dengan rekomendasi pabrik pembuatnya, dan harus di sesuaikan dengan gambar arsitek.

1.5. SALURAN / PENGHANTAR


3.5.1. Saluran/penghantar haruslah memenuhi test standard IEC 60 – 1 : 1989 dari kabel high
voltage. Saluran penghantar ini mampu mencegah terjadinya side flashing dan electrification
building. Penghantar dari batang peninggi/tiang ke bak kontrol pentanahan seperti gambar
rencana.
3.5.2. Seluruh saluran penghantar, harus diusahakan tidak ada sambungan baik yang
horizontal maupun yang vertical/jalur menara, dengan kata lain kabel tersebut harus menerus
dan utuh tanpa sambungan.

1.6. SAMBUNGAN PADA BAK KONTROL


Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang baik antar penghantar yang
disambung dan tidak mudah lepas. Sambungan harus diusahakan agar dapat dibuka untuk
keperluan pemeriksaan atau pengetesan tahanan tanah (ground resistance).

1.7. PENAMBAT/KLEM
Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi dan ditambatkan
pada rangka/dinding bangunan.

1.8. PENTANAHAN
Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus terbuat dari tembaga seperti
gambar rencana, ditanamkan kedalam tanah secara vertikal sedalam minimal 12 (dua belas)
meter dan harus mencapai air tanah.

1.9. BAK KONTROL


Pada setiap ground road harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak kontrol). Sambungan dari
Down Conductor ke elektroda Pentanahan harus dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan
tahanan tanah. Bak kontrol banyaknya sesuai gambar rencana. Sambungan/klem
penyambungan harus dari bahan tembaga.

1.10. PEMASANGAN AIR TERMINAL/PENANGKAL PETIR


Pemasangan air terminal (head) dipasang sesuai gambar rencana.

1.11. SURAT IJIN


3.11.1. Kontraktor harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam
pemasangan penangkal petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek
yang sudah pernah dikerjakan.

3.11.2. Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan


perijinan instalasi sistem penangkal petir oleh instalasi Depnaker wilayah setempat
hingga memperoleh sertifikasi/rekomendasi.

1.12. PENGUJIAN/PENGETESAN
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
Pengetesan yang harus dilakukan :
- Grounding Resistant test :
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode standard.
- Continuity test :
Kontraktor harus memberikan laporan hasil testing tersebut.
1.13. Referensi Produk
3.13.1. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor baru
dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Pemberi Tugas.

3.13.2. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk

Jenis Non Radio aktif Radius LPI Guardian, System 3000,


1 Air Terminal
perlindungan min 70 meter HELITA, EF, Viking-6

Dilengkapi dengan FRP Support


(Batang Penerima)
Mast dan Counter Stright

Kabelindo,KabelMetal,
2 Conductor HV Cable N2XSY
Tranka, Supreme, Voksel

3 Pipa Galvanized - Medium Class Bakrie, Spindo

Pasal 28
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

20.1. LINGKUP PEKERJAAN


A. Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan ini.
B. mencakup seluruh pekerjaan penutup atap metal sheet, pemasangan
Pekerjaan ini lembar pelindung (flashing), lembar penutup bubungan
(capping), dan/atau seperti tercantum dalam gambar pelaksanaan.
C. Pekerjaan yang berhubungan :
• Pekerjaan Sealant
• Pekerjaan pemasangan Insulasi

20.2. MATERIAL / BAHAN - BAHAN


A. Bahan : - Bahan Rangka Atap Baja Ringan (Profil C dan Capsule
dengan konektor Mur dan Baud)
Garansi : 15 th garansi material (bersertifikat)
Tenaga Pasang : Memiliki sertifikat pemasangan bahan tersebut diatas

Batas kemiringan atap adalah 30o (derajat) kondisi tanpa


sambungan dengan radius lengkung atap sesuai gambar.
B. Aksesoris dan Fastener
• Sekrup galvanized dengan ring logam dan karet.
• Sekrup Baja harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh fabrikan.
Perlengkapan Lainnya
• Flashing (talang, dll)
• Capping
• Pelengkapan lain sesuai standard pabrik
• Insulasi
Warna : Sesuai Standard pabrik.

20.3. PROSEDUR UMUM


A. Contoh Bahan.
Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan
ini harus diserahkan lebih dahulu kepada Konsultan pengawas, Project
Manager atau Pemberi Tugas untuk diperiksa dan disetujui, sebelum
pengadaan bahan – bahan ke lokasi proyek.

B. Gambar Detail Pelaksanaan.


Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus membuat dan
menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, Project Manager atau Pemberi
Tugas, Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup ukuran – ukuran, cara
pemasangan dan detail lain yang diperlukan, untuk diperiksa dan disetujui.

C. Pengiriman dan Penyimpanan.


1. Bahan - bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh,
baru dan tidak rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.
2. Genteng metal harus disimpan didalam gudang yang beratap, tidak
diperkenankan bersentuhan dengan tanah dan/atau lantai dan dalam
keadaan selalu kering. Apabila terpaksa disimpan pada tempat terbuka,
maka Lysaght Flex-Lok harus ditutupi dengan terpal atau plastik guna
mencegah masuknya air hujan atau embun kedalam celah – celah
tumpukan lembaran yang dapat membuat cacat permukaan Lysaght
Flex-Lok akibat kondensasi

20.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN


A. Umum.
1. Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua rangka baja, seperti
kuda – kuda, gording dan talang harus sudah terpasang dengan baik .
2. Penutup atap metal sebelum dibawa ke lapangan, harus terlebih dulu
disesuaikan bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam
gambar kerja.
3. Jarak antar gording penutup atap metal harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat atap corrugated metal yang
digunakan.
B. Pemasangan.
1. Pasang HALTER clip pada gording pertama bagian bawah dekat talang
dan pasang HALTER clip berikutnya sesuai gambar kerja.
2. Ukur panjang overhang
3. Pasang sheet pertama dari Onduline dan posisikan fixing dg atap agar
tepat
4. Kunci dengan cara hand seaming pd pertemuan fixing.
5. Lakukan langkah kerja yang sama untuk pemasangan sheet berikutnya.
6. Setelah sheet berikutnya terpasang, kunci dengan elektrikal seaming
sepanjang sambungan
7. Pekerjaan pemasangan penutup tepi / talang – talang (bila ditunjukkan
dalam Gambar Kerja) harus dipasang dengan baik, dimulai dari bagian
tepi bawah menuju ke atas sesuai kemiringan atap yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
8. Pekerjaan pemasangan Nok / Bubungan
-

PASAL 29
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN & PEMBERSIHAN
SETELAH PEMBANGUNAN

1. Pembersihan Tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup
Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku RKS ini dari semua
barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah
pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
2. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/ material,
barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

Pasal 30
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Kontraktor, bila diperlukan akan
dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
2. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna, dan harus diperbaiki, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang
tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
3. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala
cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan benar-
benar telah sempurna.

Pasal 31
PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini,
dan diperlukan untuk melengkapi spesifikasi material dan penting akan ditentukan kemudian
pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat dalam Berita Acara Rapat
Penjelasan.

5. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi

Jabatan yang dibutuhkan pada pekerjaan ini adalah :


1. Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung;
- 1 (satu) orang Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung yang memiliki sertifikat
kompetensi kerja Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung TS052 Kelas 1/
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung Jenjang 4 / Jenjang 5;
- Pengalaman Pekerjaan minimal 2 Tahun;
- Job Desk:
a. Mempelajari dan memahami gambar kerja dan spesifikasi teknis yang antara
lain adalah memahami menterjemahkan gambar. Memahami dan
menterjemahkan spesifikasi teknis. Serta memahami dan menterjemahkan
tahapan kerja , metode kerja dan instruksi kerja;
b. Menghitung kuantitas pekerjaan, kebutuhan peralatan dan jumlah material
yang diperlukan untuk proyek yang antara lain adalah menghitung kuantitas
pekerjaan lapangan berdasarkan gambar kerja dan spesifikasi teknis.
Menghitung kebutuhan bahan berdasarkan kuantitas pekerjaan lapangan.
Menghitung kebutuhan peralatan berdasarkan kuantitas dan metode kerja.
Serta menghitung kebutuhan tenaga kerja berdasarkan kuantitas dan
metode kerja;
c. Membuat program kerja harian dan mingguan yang antara lain adalah
menyusun jadwal (schedule) penggunaan bahan. Menyusun jadwal
pemakaian peralatan. Menyusun jadwal tenaga kerja.
d. Mengadakan bimbingan teknis pada mitra kerja yang antara lain adalah
menyiapkan materi bimbingan teknis sesuai dengan lingkup pekerjaan.
Melaksanakan bimbingan teknis sesuai dengan lingkungan pekerjaan.
Melakukan pemantauan hasil bimbingan teknis dari mitra kerja;
e. Melaksanakan persiapan pekerjaan gedung yang antara lain adalah
memberi petunjuk kepada petugas laboratorium mengenai bahan yang akan
diuji. Memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan
telah memenuhi persyaratan mutu pekerjaan. Menentukan mobilisasi dan
demobilisasi sumber daya;
f. Melaksanakan dan mengawasi pekerjaan gedung berdasarkan spesifikasi
teknis, metode kerja, instruksi kerja dan gambar kerja. Yang antara lain
adalah menguasai metode kerja pelaksanaan dan gambar kerja (shop
drawing). Melakukan pengajuan permohonan ijin pekerjaan konstruksi
gedung kepada pengguna jasa (owner) dan atau konsultan pengawas
berdasarkan spesifikasi teknis, metode kerja, instruksi kerja dan gambar
kerja. Melaksanakan pekerjaan konstruksi gedung berdasarkan spesifikasi
teknis, metode kerja, instruksi kerja dan gambar kerja, serta menagwasi
pekerjaan konstruksi gedung;
g. Membuat laporan harian dan mingguan pelaksanaan pekerjaan yang antara
lain adalah membuat laporan harian dan mingguan penggunaan bahan, alat
dan tenaga kerja. Membuat laporan kemajuan pekerjaan (progress)
pelaksanaan pekerjaan dan kondisi lingkungan serta menyiapkan data hasil
pekerjaan untuk pembuatan gambar terpasang (as Bulit Drawing) dan
dokumentasi proyek.
2. Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;
- 1 (satu) orang Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi yang
memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja K3 Konstruksi Jenjang 3;
- Tidak dipersyaratkan pengalaman pekerjaan;
- Job Desk:
a. Merencanakan dan menyusun program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Konstruksi;
b. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;
c. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi;
d. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 konstruksi;
e. Membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bidang PU
sebagai bagian dari Dokumen Serah Terima Kegiatan pada akhir kegiatan;
f. Melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan
setempat tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan
penyakit akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan bulanan;

B. Keterangan Gambar (Terlampir)


Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

C. Pengguna Jasa mengacu pada hasil dokumen pekerjaan jasa Konsultansi


Konstruksi perancangan dan/atau berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi dalam
menetapkan uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan penetapan tingkat Risiko
Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi.
Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap RKK dan penerapan SMKK,
Pengguna Jasa dapat dibantu oleh Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas
Keselamatan Konstruksi.
IDENTIFIKASI ORANG
No RESIKO PEKERJAAN
BAHAYA
K A TR = (K x A )
A. PEKERJAAN PERSIAPAN TERLUKA 1 1 1
BIAYA SMK3 (ALAT PELINDUNG DIRI,
B. KERJA, RAMBU-RAMBU, PERIJINAN DSB) TERJATUH 2 1 2
C. PEKERJAAN STRUKTUR TERLUKA 1 1 1
TERTIMPA
C.1 PEKERJAAN STRUKTUR BETON MATERIAL/BETON 2 1 2
C.2 PEKERJAAN STRUKTUR ATAP TERJATUH 1 1 1
D. PEKERJAAN ARSITEKTUR TERTIMPA 1 1 1
D.1 PEKERJAAN DINDING TERLUKA 1 1 1
D.2 PEKERJAAN PLAFOND TERLUKA 1 1 1
D.3 PEKERJAAN LANTAI TERLUKA 1 1 1
D.4 PEKERJAAN KUSEN DAN AKSESORIS TERLUKA 1 1 1
E. PEKERJAAN PENGECATAN TERJATUH 1 1 1
TERSENGAT
F. PEKERJAAN ELEKTRIKAL LISTRIK 2 1 1
G. PEKERJAAN SANITASI TERLUKA 1 1 1
H. PEKERJAAN LAIN-LAIN TERAJATUH 1 1 1

INFORMASI LAINNYA Jangka Waktu Pengerjaan 105 (Seratus


Lima) hari kalender sejak terbit
SPMK

Bandung, Juli 2023

Dibuat oleh
Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Pendidikan Kota Bandung Dinas Pendidikan Kota Bandung

Drs. Bambang Ariyanto, M.Pd Dani Nurrahman, S.AP., M.AP


NIP. 196710271995121001 NIP. 196801261988121002

Anda mungkin juga menyukai