Anda di halaman 1dari 12

SPESIFIKASI TEKNIS

( SPEKTEK )

PEMBUATAN TEMPAT PARKIR

PASAL 1 :
LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilakukan dalam rencana kerja dan syarat-syarat meliputi :


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Uetset, Pembersihan Lokasi
II. PEKERJAAN TANAH
1. Bor Tanah pondasi strous pile dia 30 Cm – 200 Cm
2. Galian Tanah Podasi Poor 50x80x150
3. Galian Tanah Bawah Sloof
4. Urugan Pasir bawah Sloof
5. Urugan Pasir bawah poor

III. PEKERJAAN BETON


1. Strous Pile dia 30 Cm – 200 Cm
2. Poer pondasi 50x80x150
3. Sloof uk. 18x20 Cm
4. Kolom 15x20 Cm
5. Balok Gantung 15x20 Cm

IV. PEKERJAAN PEMBESIAN


1. Strous Pile dia 30 Cm – 200 Cm
2. Poer pondasi 50x80x150
3. Sloof uk. 18x20 Cm
4. Kolom 15x20 Cm
5. Balok Gantung 15x20 Cm

V. PEKERJAAN BEGESTING
1. Poer pondasi 50x80x150
2. Sloof uk. 18x20 Cm
3. Kolom 15x20 Cm
4. Balok Gantung 15x20 Cm

VI. PEKERJAAN RANGKA ATAP


1. Pasang kuda kuda besi
2. Pasang Gording Besi
3. Pasang Regel Besi
4. Pasang Listplank prfil lip chanel 100x50x20x2,3 mm
5. Pasang Track stang
6. Ikatan Angin
7. Pasang Zinkalume

VII. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Acian Kolom
2. Pengecatan Kolom

1
1.2 Umum
Persyaratan teknis adalah dalam rangka sebagai pedoman pelaksanaan sesuai standart atau ketentuan –
ketentuan teknis yang berlaku.
a. Penjelasan yang dalam syarat-syarat tehnis harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang ada dalam
rencana anggaran biaya ( RAB).
b. Peraturan – peraturan yang berlaku.
c. Semua perubahan / ralat baik pengurangan maupun tambahan terhadap syarat-syarat ini.
d. Penjelasan dari hasil rapat atau petunjuk – petunjuk dari pengawas / direksi pekerjaan.
e. Penyusunan jadwal pelaksanaan di susun secara detail sesuai dengan uraian diatas ( pasal 1)

PASAL 2 :
JENIS DAN MUTU BAHAN

2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi Dalam Negeri, sesuai
dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban
Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 serta Perpres No. 54 Tahun 2010.
2.2. Bahan-bahan bangunan dan tenaga kerja setempat sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan
bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis sesuai dengan peraturan yang ada, dianjurkan untuk
dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Pimpinan Kegiatan.
2.3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa macam jenis (merk),
diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
2.4. Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan-bahan bangunan tersebut mempunyai
beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dengan 1 (satu) merk untuk dipergunakan.
2.5. Bila Penyedia Barang/Jasa telah melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan
tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan, maka bahan-bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/jasa.
2.6. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pimpinan Kegiatan, harus segera disediakan tanpa kelambatan atas
biaya Penyedia Barang/Jasa dan harus sesuai dengan standart. Contoh tersebut diambil dengan cara begitu
rupa hingga dapat dianggap bahwa bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan dapat mewakili
pekerjaan nanti, contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan, bila ternyata bahan yang dipakai sesuai
dengan contoh baik kualitas maupun sifat-sifatnya dapat dipakai sebagai dasar untuk penolakan.
2.7. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka ini hanya
dimaksudkan utnuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-barang yang memuaskan pimpinan kegiatan.

2.8 METODOLOGI PENYELESAIAN PEKERJAAN


PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyiapkan bahan bahan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat yang sudah ditentukan atau dikoordinasikan
oleh Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas dan penempatan barang barang itu harus rapi sehingga
tidak menggangu lingkungan sekitarnya dan aktifitas kerja pegawai atau penghuni yang ada disekitarnya.
b. Direksi Keet ( Bouwkeet / Barak )
Kontraktor harus menyediakan Kantor untuk Direksi Lapangan, suatu Ruang Kantor sementara beserta
peralatannya, serta harus membersihkan dan menjaga keamanan beserta peralatannya.
c. Kontraktor harus membersihkan dan menjaga keamanan pada lokasi pekerjan serta peralatanya, dengan
catata harus membuat Direksi Keet dengan biaya dari kontraktor sendiri tanpa dimasukkan dalam
penawaran.
d. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini jika Kontraktor memanfaatkan atau memakai fasilitas yang
seperti listrik, PDAM maupun fasilitas lainnya yang ada dilingkungan proyek harus ada ijin dari pihak yang
berwenang tentang peraturan atau aturan aturan yang harus dipenuhi.

PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN


a. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus menyiapkan segala peralatan dan tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk pelaksanan pekerjaan dan Kontraktor harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan
Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan pembersihan.
b. Dalam pelaksanaan pembongkaran atau pembersihan, Kontraktor harus bertanggung jawab serta menjaga
kebersihan lingkungan dan keamanan barang yang akan dibongkar atau dipindahkan dan bangunan yang
ada yang tidak ikut dikerjakan dengan lingkungan yang ada.
c. Apabila dalam melaksanakan pembongkaran terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pembongkaran, Kontraktor wajib membetulkan dan merapikan kembali, serta biaya yang ditimbulkan akibat
perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.

2
d. Apabila dalam melaksanakan pembongkaran dan bahan bongkaran tersebut digunakan kembali maka
bahan tersebut harus layak pakai secara teknis dan mendapat persetujuan dari Pemimpin Kegiatan atau
Konsultan Pengawas.
e. Apabila dalam melaksanakan pembongkaran maka bahan bongkaran tidak boleh dibawa keluar dari lokasi
pekerjaan walaupun untuk dibuat pada pabrikasi oleh kontraktor pelaksana pekerjan kecuali mendapat
persetujuan dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas
f. Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran yang dilaksanakan sesuai yang ditunjuk gambar rencana atau
Dokumen Lelang serta mendapat petunjuk dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.

PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN


1 KETENTUAN UMUM
a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan tanah baik pada galian tanah /straous dan urugan yang diminta oleh
bagian bagian pekerjaan dari proyek, sebagaimana ditentukan dalam gambar rencana dan Dokumen Lelang
serta Dokumen Kontrak.
b. Sebelum pekerjaan tanah dimulai kontraktor berkewajiban untuk meneliti semua dokumen kontrak yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut, memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau tempat
pekerjaan dan kondisi kondisi yang ada, melakukan pengukuran dan pertimbangan seluruh lingkup
pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian kelengkapan proyek. Dan pada saat pengukuran ini harus
dilakukan dengan teliti bersama sama dengan Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.

2 PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Pekerjaan galian/strauss yang dikerjakan dan pekerjaan galian lainnya tidak boleh dimulai sebelum papan
dasar pelaksanaan ( Bouwplank ) serta tanda tinggi dasar ± 0.00 yang dibuat dari patok permanen dan
sumbu sumbu tiang disetujui oleh Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
b. Tinggi dasar ± 0.00 bangunan disesuaikan dengan gambar kerja atau sesuai petunjuk Pemimpin Kegiatan
atau Konsultan Pengawas.
c. Pembuatan dan pemasangan Bouwplank dibuat dari kayu meranti atau kayu tahun ( ukuran 2/20 dan
5/7 dalam cm ) pemasangan harus kuat dan kokoh permukaan atasnya rata atau diserut dan bersifat datar (
Water Pass ).
d. Pekerjaan bouwplank tidak boleh dibongkar atau dilepas sebelum pekerjaan pasangan trassram selesai
dilaksanakan.
e. Segala pekerjaan pengukuran persiapan atau Uitzeet tersebut menjadi tanggungan Kontraktor dan harus
mendapat persetujuan dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
f.
3 PENGURUGAN BAHAN SERTA PENGURUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN
a. Urugan pasir/tanah dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan urugan setiap lapisan adalah
maksimum 20 cm dan harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang cukup sempurna dengan
menggunakan alat pemadat atau stamper dan disetujui Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
b. Tebal masing masing urugan jenis pasir dan tanah urug dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
c. Urugan dibawah pasir atau tanah asli serta menggunakan tanah urug bekas galian dengan kualitas baik
dan disetujui Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas, dan bebas dari bahan bekas bongkaran atau
galian serta batu batuan yang dapat merugikan kekuatan konstruksi.
d. Tanah bekas galian yang tidak dipakai harus dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh Pemimpin
Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
e. Untuk pekerjaan pengurugan menggunakan tanah urug/pasir urug dengan kualitas bagus sesuai dengan
gambar dan BQ.

4 PLESTERAN BETON
a. Permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu dengan menggunakan betel agar plesteran
dapat melekat dengan tebal plesteran beton minimal rata-rata 1.5 cm, sedangkan untuk plesteran ini
digunakan perbandingan campuran plesteran trassram 1 Pc : 3 Ps.
b. Sebelum pelaksanan plesteran dilaksanakan jalur-jalur instalasi air atau listrik yang masuk dalam beton atau
dinding tembok terlebih dahulu harus dipasang dan untuk pasangan tembok atas plafond harus diplester
kasar dengan perekat yang sama yaitu plesteran trassram 1Pc : 3 Ps.

PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG


1 KETENTUAN UMUM
a. Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton yang diminta menurut dokumen kontrak, sesuai gambar
rencana menggunakan rabat beton kecuali ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini
dipakai PBI 71.
b. Mutu beton yang disyaratkan untuk konstruksi yang bersifat struktural adalah beton mutu f’c = 14,5 MPa,
slump (120 ± 20) mm.

3
2 BAHAN UNTUK ADUKAN BETON
a. Semen
1. Jenis semen Pc yang dipakai harus memenuhi ketentuan ketentuan dan syarat syarat yang telah
ditentukan dalam NI.8-1969 dan sebagai pedoman dapat memakai semen merk Pc type I produksi
Pabrik Semen Gresik dan sesuai standart SNI.
2. Dalam melaksanakan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk atau merk yang sama
produsennya.
3. Semen yang didatangkan ketempat pekerjaan harus baik dan baru serta dalam kantong kantong semen
yang masih utuh tanpa sobekan sobekan.
4. Penyimpanan semen dalam dalam gudang harus dilakukan diatas lantai panggung minimal 20 cm
diatas tanah.
5. Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas
sebelumnya.
6. Semen yang dimulai mengeras harus segera dikeluarkan dari lapangan atau lokasi pekerjaan.
b. Kerikil / Koral
1. Ukuran maksimum dari batu pecah atau split adalah 2 - 3 cm mempunyai bidang pecah minimum 3
muka dan split harus bersih, keras dan bebas dari kotoran kotoran lain yang dapat mengurangi mutu
beton dengan memenuhi persyaratan PBI 71.
2. Susunan ukuran koral atau pembagi butir harus termasuk susunan batu agregat campuran di daerah
baik menurut PBI 71.
c. Air
1. Yang dimaksud air kerja adalah air untuk pencampuran untuk dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan
2. Air untuk adukan sebelumnya harus dimintakan persetujuan dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan
Pengawas, untuk adukan bahan campuran pasangan dan beton dimana air yang dipergunakan harus
bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu.
3. Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan
Pengawas dan bila air yang digunakan meragukan, maka kontraktor harus mengadakan penelitian
laboratorium dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.
d. Besi Beton
1. Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan diameter yang disesuaikan dengan kebutuhan
pekerjaan yang tertera dengan jelas di gambar rencana.
2. Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut gambar rencana detail
dengan menggunakan alat potong dan mal atau patrun sesuai dengan diameter masing masing.

e. Kayu Untuk Cetakan Beton


1. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PKKI 70 atau dipakai kayu cetakan, meranti
atau kayu tahun.
2. Papan Begisting dari kayu cetakan, meranti atau kayu tahun. merah atau kayu tahun dengan tebal
minimum 2 cm.
3. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7 cm.

3 PELAKSANAAN BETON
a. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran,
kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapatkan
persetujuan Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas. Kontraktor harus sudah mempersiapkan segala
sesuatu untuk pengamanan pelindung dan lain lain yang dapat menjamin keseterusannya atau kontinuitas
pengecoran.
b. Pengaduk Beton / Concrete Mixer ( Molen )
Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata kontraktor harus memakai mesin pengaduk
atau molen sehingga merata atau homogen dan waktu pengadukan minimum 2 menit untuk setiap kali
mencampur. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan bila telah mendapat persetujuan tertulis dari
Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
Untuk itu selambat lambatnya 2 ( dua ) hari sebelum tanggal pengecoran yang direncanakan kontraktor
harus mengajukan permohonan ijin untuk pengecoran kepada Pemimpin Kegiatan atau Konsultan
Pengawas.
c. Segera setelah beton dituangkan kedalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator
atau alat lainnya dan harus mendapat persetujuan Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
d. Pembongkaran bekisting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut PBI 71 dipenuhi dan
pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras dengan
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
4
e. Rongga rongga beton bertulang sejauh mungkin dihindari dan peralatan permukaan beton harus dilakukan
penutupan rongga sesuai petunjuk Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
f. Apalagi konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas permukaan tanah, maka sebelumnya harus
dibuat lantai kerja yang rata. Jika ditentukan lain maka lantai kerja harus dibuat dari beton dengan beton
mutu f’c = 7,4 MPa slump (3-6)cm, w/c = 0,87 tebal lantai kerja harus diambil minimal 5 cm.
g. Setelah proses pengecoran selesai maka selang 3 ( tiga ) jam harus diadakan curring /penyiraman maupun
penggenangan dan ini harus disesuaikan dengan jenis konstruksinya curring ini menggunakan air dengan
tujuan untuk menghindari proses pengikatan/pengerasan beton secara ekstrim.Proses curring ini harus
dilaksanakan sampai dengan beton benar benar sempurna dalam pengerasanya.

4 PEKERJAAN BEKISTING
a. Untuk mendapatkan beton penampang, ukuran dari beton seperti yang diminta dalam gambar konstruksi
bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
b. Konstruksi dari bekisting harus kedap adukan dan tidak melengkung menerima beban beban dari adukan
basah, tulangan dan lain lain tidak berubah bentuk akibat pemadatan adukan dengan mesin penggetar atau
vibrator.
c. Konstruksi dari bekisting seperti sokongan sokongan perancah dan lain-lain yang memerlukan perhitungan
harus diajukan kepada Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan disetujui untuk
dilaksanakan.
d. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang sesuai
dengan gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
e. Tiang cetakan harus dipasang dibawah dan disamping papan kayu yang kokoh dan harus mudah distel,
sedangkan bambu boleh digunakan sebagai tiang cetakan disamping kekuatan dan kekakuan dari cetakan
juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik terutama terhadap berat beton sendiri serta bahan bahan
lainnya yang timbul selama pengecoran seperti akibat mesin penggetar atau vibrator dan berat para
pekerja.
f. Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari limbah, minyak dan
kotoran kotoran lainnya dan harus mendapat persetujuan dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan
Pengawas.

5 PEKERJAAN BAJA TULANGAN


a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan, pembengkokan sambungan
penghentian dan lain-lain, untuk semua pekerjaan tulangan harus dipersiapkan oleh Kontraktor kepada
Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan.
b. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan syarat syarat
yang harus diikuti oleh PBI 71 NI-2 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang biasa
dan struktur tembok bertulang untuk gedung tahun 1983.
c. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jenis konstruksinya jumlah dan jarak telah ditentukan dalam
gambar.
d. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus dijaga jarak antara
tulangan dengan tulangan, jarak antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan tebal selimut beton
atau beton decking yang cukup adalah 2-3 cm, untuk itu Kontraktor harus mempergunakan penyekat atau
specer, bila dipakai beton maka mutu beton harus sesuai dengan beton yang bersangkutan atau dengan
menggunakan korset dari tulangan dia 10 mm yang diikat pada tulangan pokok,Semua tulangan harus diikat
dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran.
e. Sebelum melakukan pengecoran semua tulangan harus diperiksa terlebih dahulu oleh Pemimpin Kegiatan
atau Konsultan Pengawas untuk memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk
mendapatkan perbaikan bilamana diperlukan dan ini harus vdituangkan dalam Berita Acara ( BA )
f. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti bilamana dianggap Pemimpin Kegiatan atau
Konsultan Pengawas akan melemahkan konstruksi.
g. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh Pemimpin Kegiatan atau
Konsultan Pengawas.

PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP


KETENTUAN UMUM
a. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan atap dan pelengkapnya.
b. Disamping meliputi hal tersebut pada butir a diatas juga meliputi pengadaan dari semua bahan, tenaga,
peralatan, perlengkapan, serta pemasangan dari semua pekerjaan kayu/bahan lain yang bersifat
struktural, pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan keterangan yang
tertera dalam gambar rencana atau detail, lengkap dengan penyangganya, alat untuk memasang dan
menyambungnya, semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat.

5
c. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti serta diselesaikan dengan rapi dan dalam
pelaksanaannya tidak hanya dari gambar kerja untuk memasang pada tempatnya tetapi dimungkinkan
untuk mengambil ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan terutama bagian yang terhalang oleh benda
lain.

PEKERJAAN RANGKA ATAP


KETERANGAN UMUM
a. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan atap dan pelengkapnya.
b. Disamping meliputi hal tersebut pada butir a diatas juga meliputi pengadaan dari semua bahan, tenaga,
peralatan, perlengkapan, serta pemasangan dari semua pekerjaan yang bersifat struktural, pekerjaan
tersebut diatas harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan keterangan yang tertera dalam gambar
rencana atau detail, lengkap dengan penyangganya, alat untuk memasang dan menyambungnya, semua
bagian harus mempunyai ukuran yang tepat.
c. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti serta diselesaikan dengan rapi dan dalam
pelaksanaannya tidak hanya dari gambar kerja untuk memasang pada tempatnya tetapi dimungkinkan untuk
mengambil ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan terutama bagian yang terhalang oleh benda lain.

RANGKA ATAP BAHAN BAJA


a. Semua bahan rangka atap dari bahan besi atau baja bengan ukuran,jenis bahan dan material sesuai yang
tercantum dalam dokumen ( BQ )
b. Bahan rangka atap gedung utama untuk kuda kuda menggunakan besi Galvanis, lisplank digunakan bahan
lip Chanel atau seperti yang ditentukan dalan rencana anggaran biaya (RAB) ,berkualitas baik dengan
ukuran sesuai gambar rencana.
c. Disamping meliputi hal tersebut diatas juga meliputi pengadaan semua bahan , tenaga,peralatan,
perlengkapan,serta pemasangan dari semua pekerjaan baja yang bersifat structural,pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan keterangan yang ada dalam gambar rencana/ detail, lengkap
dengan perlengkapanya alat untuk memasang dan menyambungnya,semua bagian harus mempunyai
ukuran yang tepat sehingga dalam pemasanganya sempurna.
d. Untuk perlengkapan dan kesempurnaan pekerjaan atap seperti baut, pelat besi, pasak, paku harus
disediakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan disesuaikan dengan jenis konstruksi/gambar rencana.
e. Semua detail dan hubunga harus dibuat dengan teliti dan diselesaikan dengan rapi dan sempurna
f. Pekerjaan yang sudah selesai harus benar-benar sempurna bebas dari puntiran puntiran, bengkokan
bengkokan serta sambungan sambungan yang mengganggu.

SYARAT PELAKSANAAN
a. Untuk pekerjaan konstruksi baja harus mengikuti gambar rencana atau petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan rangka atap baja ini harus sempurna, baik, dan kokoh sehingga didapatkan bidang atap yang
rata, rapi, dan rapat.
c. Bila gambar rencana tidak tertera, maka Kontraktor harus mengerjakan sesuai petunjuk Pemimpin Kegiatan
atau Konsultan Pengawas.
d. Penutup bidang atap atau Genteng tidak boleh dipasang, bila keseluruhan komponen rangka atap belum
dilakukan pengecatan dengan meni sehingga sempurna dan mendapat persetujuan Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP


KETERANGAN UMUM
Bahan penutup atap gedung menggunakan seperti yang ditunjukan dalam gambar, Sebelum dipasang
maka kontraktor harus menunjukan contoh bahan lebih dahulu kepada Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan atau Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan. Pada pelaksananya akan diawasi
dengan ketat oleh pengawas lapangan.

PEKERJAAN PENGECATAN
KETERANGAN UMUM
a. Pekerjaan ini meliputi pengecatan dari bagian cat dinding, cat plafond, cat kayu, pelaburan dengan politur,
seperti yang ditunjuk dalam gambar maupun bagian lain yang memerlukan perlindungan
b. Dan pekerjaan lainnya sesuai dengan ditunjuk dalam gambar rencana, dengan warna akan ditentukan
kemudian oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
c. Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan maupun meni karena belum rata, berubah warna atau sebab
kecacatan lainnya sampai saat serah terima pekerjaan yang kedua kalinya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
d. Warna akan ditentukan kemudian.

6
CAT DINDING TEMBOK
a. Bahan cat yang dipakai untuk finishing dinding interior ( sesuai gambar da BQ ) dan bahan plamir yang
digunakan dengan merk yang sama dengan merk cat yang dipakai dengan komposisi 1 plamir + 1 cat dasar
+ 2 finishing.
b. Bahan cat yang dipakai untuk finishing dinding bagian luar / eksterior ( sesuai gambar dan BQ ) dipakai
weatersield dan bahan cat dasar yang digunakan dengan merk yang sama dengan merk cat yang dipakai
dengan komposisi 1 plamir + 1 cat dasar + 2 finishing.
c. Bahan cat harus produk asli dan bukan merupakan bahan oplosan dari campuran beberapa warna.
d. Sebelum dicat permukaan dinding harus betul rata dan dibersihkan sehingga permukaan menjadi rata dan
licin.
e. Pengecatan dilakukan dengan roller atau kuas sampai didapatkan hasil yang merata warnanya dan semua
pengecatan harus diulang minimal 12 jam setelah pengecatan seluruhnya selesai dilaksanakan.

PASAL 3
URAIAN PEKERJAAN
3.1. Penyediaan.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
sempurna dan efesien dengan urutan yang teratur, termasuk alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti Alat
Berat, andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan
oleh rekanan dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak bcrguna lagi,
supaya dibersihkan dari lokasi.

3.2. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan.

Kuantitas dan Kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap seperti apa yang
tertera dalam gambar-gambar kontrak atau diutarakan dalam uraian dan syarat-syarat, kecuali yang disebut
diatas apa yang tertera dalam uraian Rencana Kerja dan Syarat-syarat dalam kontrak itu bagaimanapun itu
tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi pengetrapan atau interprestasi dari apa yang tercantum
dalam syarat-syarat itu.

3.3. Kekeliruan dalam Kualitas Pekerjaan.


Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari gambar dan dari uraian
dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap
suatu perubahan yang dikehendaki oleh pimpinan kegiatan.

3.4. Pernyataan Kuantitas Pekerjaan.


Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan yang mungkin sewaktu-waktu diberikan kepada Penyedia
Barang/Jasa, tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini, dan harga-harga yang dimuat dalam daftar harga
tetap digunakan, meskipun ada ketidak sesuaian antara harga-harga itu dengan apa yang tercantum dalam
perkiraan manapun

3.5. Harga Kontak.


Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara bagaimanapun selain menuruti ketetapan-ketetapan
yang tepat dari syarat-syarat ini, segala kekeliruan baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga
kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua pihak yang bersangkutan.

PASAL. 4
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

4.1. Gambar-gambar Rencana Pekerjaan.


a. Terdiri dari gambar Spektek, gambar detail kontrak, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan
oleh Konsultan Perencana telah disampaikan kepada Penyedia Barang/jasa beserta dokumen yang lain.
b. Penyedia barang/Jasa tidak boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari
Pimpinan Kegiatan , apabila terdapat perubahan gambar dapat juga berpedoman pada Berita Acara
Penjelasan pekerjaan .
c. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan Penyedia barang/Jasa ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

4.2. Gambar-gambar tambahaan ( Shop Drawing ).


Bila Pengawas Lapangan/ Konsultan Pengawas menganggap perlu, maka Penyedia barang/jasa membuat
tambahan gambar detail (gambar penjelasan) yang disahkan oleh Pengawas & Pimpinan Kegiatan, gambar-
gambar tersebut menjadi milik Pimpinan Kegiatan.

7
4.3. As Built Drawing.
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas perintah
Pengawas Lapangan/ Konsultan Pengawas, maka Penyedia barang/Jasa harus membuatkan gambar-gambar
yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan (as built drawing) yang jelas dengan memperhatikan
perbedaan antara gambar-gambar kontrak. dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus
diserahkan kepada Pimpinan kegiatan dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Penyedia
barang/Jasa.

4.4. Gambar-gambar ditempat pekerjaan.


Penyedia Barang/Jasa harus menyimpan di tempat pekerjaan, Gambar dan Rcncana Anggaran Biaya kontrak
lengkap termasuk Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), berita Acara Aanwijzing, Time Schedule, dalaln
keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakait dalam masa pelaksanaan
pekerjaan, agar tersedia jika Pengawas sewaktu-waktu memerlukan.

4.5. Contoh Barang/Bahan yang Ditawarkan.


Dalam masa peleksanaan pekerjaan pembangunan, barang/bahan yang akan dilaksanakan harus sesuai
dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
Barang/bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga satuan bahan

PASAL. 5
PERATURAN TEKNISI PEMBANGUNAN YANG DIPERGUNAKAN

5.1. Berlaku dan mengikat di dalam rencana kerja dan syarat-syarat.


5.2. Pedoman pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor : 54 Tahun 2010.
5.3. Algemene Vorwaarden (AV-41) yang disyahkan dengan Keputusan Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 Nomor : 9
dan tambahan Lembaran Negara Nomor : 1457, apabila tidak ada penyimpangan-penyimpangan seperti yang
tertera dalam spektek.
5.4. Peraturan-peraturan lainnya yang berlaku dan mengikat sebagai berikut :
a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung ( SNI 03 - 2847 – 2002 ).
b. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung ( SNI 03-1729-2001 )
c. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG-1983).
d. Baja Tulangan Beton (SNI 07-2052-2002).
e. Standart Nasional Indonesia (SNI 7393): 2008) Tentang Tata cara Perhitungan harga Satuan Pekerjaan
Besi dan Alumunium untuk bangunan Gedung dan Perumahan.
f. Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan ( SNI 7394-2008 ).
g. Cara Uji Slump Beton ( SNI 1972:2008 )
h. Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pondasi Untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan ( SNI 2836:2008 )
i. Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Plesteran untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan ( SNI 2837:2008 )
j. Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk Bangunan Gedung Dan Perumahan (SNI
2835:2008).
k. Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Dinding Untuk Bangunan Gedung Dan Perumahan (SNI
6897:2008).
l. PUBB (Peraturan Umum Pemeriksaan bahan-bahan Bangunan) N.I. 3/55.
m. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987.
n. Peraturan Muatan Indonesia (PMI.70) N.I.. 18/1970.
o. PKKI (Peraturan konstruksi kayu Indonesia) NI.5 tahun 1961.
p. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
q. Algemene Voorscheriften Voor Drinkwater Instalaties 1961.
r. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang Pengarahan tenaga Kerja) antara lain tentang larangan
mengerjakan anak-anak dibawah umur.
s. Surat keputusan bersama Menteri Tenaga kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : Kep.174 MEM/86,
tanggal 4 Maret 1986 104/KPCS/1986.

8
PASAL 6
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

6.1. Bangunan Sementara (BOUW KEET)


a. Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara (bouwkeet)
berjendela cukup terang dan berventilasi baik untuk digunakan sebagai gudang penyimpanan dan
perlindungan bahan-bahan bangunan juga dapat digunakan untuk tempat berlindung pekerja dan koordinasi
dengan pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas, serta dapat dikunci dengan aman dan tcrlindung
terhadap hujan dan panas.
b. Semua bouwkeet dan perlengkapannya, pada waktu selesainya pekerjaan rnaka penyedia barang/Jasa
harus segera membongkar, atau bila ada perintah disingkirkan dari tapak juga segala pekerjaan yang
terganggu harus diperbaiki, Penyedia Barang/Jasa, bangunan sementara tersebut harus dengan
persetujuan Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.

6.2. Jalan Masuk Ketempat Pekerjaan


a. Jalan masuk ketempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan oleh Penyedia Barang/Jasa,
bilamana diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan kegiatan.
b. Apabila ,jalan masuk sudah ada (milik pihak lain) maka apabila pekerjaan kegiatan telah selesai, segala
kerusakan yang diakibatkan oleh kegintan pekerjaan tersebut harus dibetulkan/diperbaiki kembali seoperti
seemula dengan biaya yang dibenbankan sepenuhnya kepada Pemborong.

PASAL 7
JADWAL PENYEDIA B/J DILAPANGAN
7.1. Pada Saat Penyedia Barang/jasa akan memulai pelaksanaan dilapangan atau setelah Penyedia barang/Jasa
menerima SPMK dari Pimpinan Kegiatan, maka harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa
pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan
pekerjaan, walau yang direncanakan yang disesuaikan dengan jangka yang ditetapkan dalam kontrak dan
harus disahkan Pimpinan Kegiatan.

7.2. Bar Chart tersebut harus selalu berada dilokasi tempat pekerjaan untuk diikuti dengan perkembangan hasil
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna merah. Bila terdapat / terlihat
adanya hambatan maka semua pihak harus segera mengadakan Iangkah-langlcah untuk penanggulangan
hambatan yang akan terjadi.

PASAL. 8
KUASA PENYEDIA BARANG/JASA DILAPANGAN
8.1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan
a. Penyedia Barang/Jasa harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan kecakapan dan
perhatian sepenuhnya.
b. Penyedia barang/Jasa semata-mata bertanggungjawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik
urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang berada didalam kontrak.

8.2. Pegawai Penyedia Barang/JasaYang Melaksanakan :

a. Sebagai pimpinan pelaksanaan kegiatan sehari-hari pada pelaksana pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa
harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksana ahli, cakap sesuai dengan bidang keahliannya. Yang
diberikan kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada ditempat pekerjaan.

b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari dan mendalami semua
isi gambar, spektek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan baik konstruksi
maupun kwalitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.

c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan apabila ada ijin
tertulis Dari Pimpinan Kegiatan (PPK) berdasarkan hasil rapat Pengawas Lapangan dan Konsultan
Pengawas , menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia barang/Jasa untuk
melaksanakan gambar dan spektek. Pengawas Lapangan /konsultan Pengawas berhak menolak
penunjukan pelaksana (Uitvorder) dari Penyedia Barang/Jasa berdasarkan pendidikan, pengalaman,
tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini Penyedia Barang/Jasa harus segera menempatkan pengganti
lain dengan persetujuan Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.

9
PASAL 9
TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI )

9.1. Adapun kebangsaan Penyedia Barang/Jasa, sub Penyedia, leveransir atau penengah (Arbitrase) dan
dimanapun mereka bertempat tinggal / menetap (domisili) atau bagian pekerjaan berada undang-undang
Republik Indonesia adalah undang-undang yang melindungi Kontrak ini.
9.2. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempelancar jalannya pelaksanaa pekerjaan Penyedia
Barang/Jasaberkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas beserta nomor telepon rumah dan atau
nomor telepon sekitar kepada Pimpinan Kegiatan dan Direksi.

PASAL 10
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

10.1. Keamanan dan Kesejahteraan.


Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia barang/Jasa diwajibkan mengadakan segala hal yang diperlukan
untuk keamanan para pekeja dan tamu, seperti pertolongan pertama (PPPK), sanitasi, air minum dan
fasilitas-fasilitas kesejahteraan.
Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan tata tertib, ordonansi Pemerintah Republik Indonesi atau
Pemerintah Daerah Tingkat I Surabya.

10.2. Terhadap Wilayah Orang Lain.


Penyedia barang/Jasa diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar lokasi dan harus mencegah para
pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

10.3. Terhadap Milik Umum.


a. Penyedia Barang/Jasa harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakaian jalan, bersih dari
baban-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara lalu lintas baik dari kendaraan umum maupun
pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
b. Penyedia Barang/Jasa juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum (fasilitas) sepeti saluran air, listrik dan sebagainya disebabkan oleh kegiatan
Pemborong, maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab
Pemborong.

10.4. Terhadap Bangunan Yang Ada.


a. Selama masa pelaksanaan kontrak, Penyedia Barang/Jasabertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di
tapak, kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena kegiatan.
b. Penyedia Barang/Jasadalam arti kata yang luas. Itu semua kegiatan perbaikan Penyedia
Barang/Jasatersebut diperbaiki hingga dapat diterima Direksi / Pimpinan kegiatan.

10.5. Keamanan Terhadap Pekerjaan.


a. Penyedia Barang/Jasa harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dan perlengkapan instalasi di tapak,
hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh pimpinan kegiatan/direksi.
b. Penyedia Barang/Jasa harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala hal kemungkinan
kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang
dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan melindungi
memakai tutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa yang dikehendaki atau instruksikan.

PASAL 11
JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH

11.1. Air Minum dan Air untuk pekerjaan


a. Penyedia Barang/Jasa harus senantiasa menyedialkan air minum yang cukup bersih ditempat pekerjaan
untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau menyambung pipa air
yang telah ada dengan meteran air tersendiri ( guna memperhitungkan pembayaran ) atau air sumur yang
bersih, jernih dan tawar, bila hal ini meragukan maka harus diperiksa dilaboratorium.

11.2. Kecelakaan.
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan, Peyedia Barang/Jasa harus segera
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi
tanggung jawab Penyedia barang/Jasa dan harus segera melaporkan kepada Pengawas Lapangan dan
Pimpinan kegiatan.

10
Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama (PPPK) yang selalu
tersedia didalam setiap saat dan berada ditempat Bowkeet.

PASAL . 12
ALAT-ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN

12.1. Selama Pelaksanaan pekerjaan, Penyedia barang/Jasa harus menyediakan/menyiapkan alat-alat, baik untuk
saran peralatan pekerjaanya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan antuk memenuhi kwalitas hasil
pekerjaan antara lain : pompa air, beton molen dan sebagainya.
12.2. Penentuan titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun datar (waterpas) dan tegak lurusnya
bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur waterpas/theodolit instrumen (keiker).

PASAL . 13
SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

13.1. Penyedia Barang/Jasa harus selalu memegang teguh disiplin, kerja keras dan perintah yang baik antar
pekerjaanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau mempunyai keahlian dalam tugas yang
diserahkan kepadanya.
13.2. Penyedia barang/Jasa menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut
kontrak dalam keadaan baru, dan bahwa semua pekerjaan akan berkwalitas baik bebas dari cacat.
13.3. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar ini dapat dianggap defektif.
13.4. Dalam pengajuan penawaran, Penyedia barang/Jasa harus mempertimbangkan biaya-biaya pengujian/
pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan.
13.5. Diluar jumlah tersebut Penyedia Barang/Jasa tetap bertanggung ,jawab atas biaya-biaya pengiriman yang
tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

PASAL . 14
PEKERJAAN TIDAK BAIK

14.1. Pimpinan kegiatan berhak mengeluarkan instruksi agar Penyedia barang/jasa membongkar pekerjaan apa
saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau
barang-barang yang sudah dilaksanakan.
14.2. Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Penyedia Barang/Jasa untuk disempurnakan sesuai
kontrak.
14.3. Pimpinan Kegiatan berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, bahan-bahan
atau barang-barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak. Pimpinan Kegiatan boleh (tetapi dengan
secara adil atau tidak menyusahkan) mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari
pekerjaan.

PASAL . 15
PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)

15.1 Penyedia Barang/Jasa berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan pasal (2)
ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disyahkan oleh bagian-bagian menurut persyaratan-
persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
15.2 Pekerjaan tambah hanya dapat dikerjakan di luar kontrak dan atas perintah atau persetujuan secara tertulis
dari Pimpinan Kegiatan berdasarkan rapat Pengawas / konsultan Pengawas bahwa pekerjaan betul-betul
sangat diperlukan,Selanjutnya perhitungan penambahan pekerjaan dilakukan atas dasar harga sama dengan
yang tertuang dalam kontrak dan penambahan pekerjaan tidak boleh melebihi 10 % dari Kontrak.
15.3 Pekerjaan tambah dan kurang sesuaii dokumen pengadaan adalah Gabungan Kontrak lumpsum dan Harga
Satuan sehingga kekurangan pekerjaan/kelebihan pekerjaan di dalam kontrak maupun lapangan menjadi
tanggung jawab Penyedia barang/jasa,

PASAL . 16
CARA-CARA DAN SYARAT PELAKSANAAN

16.1. Harga Satuan dan Harga Penawaran.


Dalam formulir surat penawaran, penawar harus melengkapi daftar harga satuan. Tiap harga satuan
harus meliputi segala perongkosan (overhead) keuntungan dan segala biaya, namun yang dikenakan untuk
pekerjaan semacam itu.
Harga penawar yang dicatumkan disebut dalam formulir surat penawar hanya dicatumkan dalam rupiah.
Jumlanya harus dibulatkan dalam ribuan rupiah kebawah.

11
16.2. Permohonan untuk Pembayaran.
Setelah Pimpinan Kegiatan menerima suatu permohonan untuk pembayaran maka suatu "Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan" untuk setiap tahap pembayaran yang tersebut diatas dibuat Pengawas Lapangan
(Panitia Penerima Hasil Pekerjaan)/Konsultan Pengawas dan diketahui oleh Pimpinan Kegiatan, apabila
kemajuan fisik pekerjaan telah memenuhi persyaratan sesuai dengan kontrak.

16.3. Ijin Bangunan dan Iklan.

a. Ijin bangunan, biaya dan pengurusannya menjadi beban Penyedia Barang/Jasa dan di kalkulasikan
dalam biaya pekerjaan persiapan dalam penawaran.
b. Penyedia barang/jasa tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas lapangan
pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa ijin Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.
c. Penyedia Barang/Jasaharus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan
pekerjaan.
d. Penyedia Barang/jasa harus memasang papan nama proyek dilokasi pekerjaan dengan ukuran 1,5 x 2,,00
M' berwarna dasar putih dengan tulisan hitam, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu terhitung sejak tanggal
dikeluarkan SPMK.

PASAL . 17
PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA

17.1. Penyerahan Pekerjaan Pertama


Apabila dalam waktu pelaksanaan sesuai jangka waktu tertuang didalam kontrak sudah berakhir atau akibat
perpanjangan waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, Penyedia Barang/Jasa harus segera
menyerahkan hasil pekerjaanya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Pembuat Komitmen secara
tertulis dan Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.

17.2. Kewajiban Pengawas lapangan ( Panitia Penerima Hasil Pekerjaan) /Konsultan Pengawas.
Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak dan Menanggapi / melaporkan
kepada Pembuat Komitmen tentang hasil pekerjaan tersebut diatas berdasarkan :
a. Kontrak
b. Surat penyerahan pekerjaan dari Penuyedia barang/Jasa
c. Surat tanggapan dari pengawas lapangan / Direksi, setelah. dapat menerima penyerahan pekerjaan
tersebut.
.
PASAL . 18
MASA PEMELIHARAAN

18.1. Masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan
yang pertama, hingga 180 hari pemeliharaan/penyempurnaan bangunan sepenuhnya masih menjadi
tanggung jawab Penyedia Barang/ Jasa.

18.2. Apabila Penyedia Barang/Jasa telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai kontrak, maka penyerahan
pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang
pertama.

PASAL 19
PE NUTUP

19.1. Meskipun dalam rencana kerja dan syarat ( spektek) ini pada uraian pekerjaan tidak disebutkan kata-kata
dipasang tetapi pekerjaan perlu dilaksanakan Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan dan sebagai
dimuat dalam spektek ini dan bukan sebagai pekerjaan lebih.

19.2. Berita Acara Penjelasan pekerjaan ( Aanwijzing ) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Dokumen
Pengadaan ini.

12

Anda mungkin juga menyukai