( SPEKTEK )
PASAL 1 :
LINGKUP PEKERJAAN
V. PEKERJAAN BEGESTING
1. Poer pondasi 50x80x150
2. Sloof uk. 18x20 Cm
3. Kolom 15x20 Cm
4. Balok Gantung 15x20 Cm
1
1.2 Umum
Persyaratan teknis adalah dalam rangka sebagai pedoman pelaksanaan sesuai standart atau ketentuan –
ketentuan teknis yang berlaku.
a. Penjelasan yang dalam syarat-syarat tehnis harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang ada dalam
rencana anggaran biaya ( RAB).
b. Peraturan – peraturan yang berlaku.
c. Semua perubahan / ralat baik pengurangan maupun tambahan terhadap syarat-syarat ini.
d. Penjelasan dari hasil rapat atau petunjuk – petunjuk dari pengawas / direksi pekerjaan.
e. Penyusunan jadwal pelaksanaan di susun secara detail sesuai dengan uraian diatas ( pasal 1)
PASAL 2 :
JENIS DAN MUTU BAHAN
2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi Dalam Negeri, sesuai
dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban
Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 serta Perpres No. 54 Tahun 2010.
2.2. Bahan-bahan bangunan dan tenaga kerja setempat sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan
bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis sesuai dengan peraturan yang ada, dianjurkan untuk
dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Pimpinan Kegiatan.
2.3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa macam jenis (merk),
diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
2.4. Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan-bahan bangunan tersebut mempunyai
beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dengan 1 (satu) merk untuk dipergunakan.
2.5. Bila Penyedia Barang/Jasa telah melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan
tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan, maka bahan-bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/jasa.
2.6. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pimpinan Kegiatan, harus segera disediakan tanpa kelambatan atas
biaya Penyedia Barang/Jasa dan harus sesuai dengan standart. Contoh tersebut diambil dengan cara begitu
rupa hingga dapat dianggap bahwa bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan dapat mewakili
pekerjaan nanti, contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan, bila ternyata bahan yang dipakai sesuai
dengan contoh baik kualitas maupun sifat-sifatnya dapat dipakai sebagai dasar untuk penolakan.
2.7. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka ini hanya
dimaksudkan utnuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-barang yang memuaskan pimpinan kegiatan.
2
d. Apabila dalam melaksanakan pembongkaran dan bahan bongkaran tersebut digunakan kembali maka
bahan tersebut harus layak pakai secara teknis dan mendapat persetujuan dari Pemimpin Kegiatan atau
Konsultan Pengawas.
e. Apabila dalam melaksanakan pembongkaran maka bahan bongkaran tidak boleh dibawa keluar dari lokasi
pekerjaan walaupun untuk dibuat pada pabrikasi oleh kontraktor pelaksana pekerjan kecuali mendapat
persetujuan dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas
f. Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran yang dilaksanakan sesuai yang ditunjuk gambar rencana atau
Dokumen Lelang serta mendapat petunjuk dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
2 PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Pekerjaan galian/strauss yang dikerjakan dan pekerjaan galian lainnya tidak boleh dimulai sebelum papan
dasar pelaksanaan ( Bouwplank ) serta tanda tinggi dasar ± 0.00 yang dibuat dari patok permanen dan
sumbu sumbu tiang disetujui oleh Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
b. Tinggi dasar ± 0.00 bangunan disesuaikan dengan gambar kerja atau sesuai petunjuk Pemimpin Kegiatan
atau Konsultan Pengawas.
c. Pembuatan dan pemasangan Bouwplank dibuat dari kayu meranti atau kayu tahun ( ukuran 2/20 dan
5/7 dalam cm ) pemasangan harus kuat dan kokoh permukaan atasnya rata atau diserut dan bersifat datar (
Water Pass ).
d. Pekerjaan bouwplank tidak boleh dibongkar atau dilepas sebelum pekerjaan pasangan trassram selesai
dilaksanakan.
e. Segala pekerjaan pengukuran persiapan atau Uitzeet tersebut menjadi tanggungan Kontraktor dan harus
mendapat persetujuan dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
f.
3 PENGURUGAN BAHAN SERTA PENGURUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN
a. Urugan pasir/tanah dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan urugan setiap lapisan adalah
maksimum 20 cm dan harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang cukup sempurna dengan
menggunakan alat pemadat atau stamper dan disetujui Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
b. Tebal masing masing urugan jenis pasir dan tanah urug dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
c. Urugan dibawah pasir atau tanah asli serta menggunakan tanah urug bekas galian dengan kualitas baik
dan disetujui Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas, dan bebas dari bahan bekas bongkaran atau
galian serta batu batuan yang dapat merugikan kekuatan konstruksi.
d. Tanah bekas galian yang tidak dipakai harus dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh Pemimpin
Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
e. Untuk pekerjaan pengurugan menggunakan tanah urug/pasir urug dengan kualitas bagus sesuai dengan
gambar dan BQ.
4 PLESTERAN BETON
a. Permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu dengan menggunakan betel agar plesteran
dapat melekat dengan tebal plesteran beton minimal rata-rata 1.5 cm, sedangkan untuk plesteran ini
digunakan perbandingan campuran plesteran trassram 1 Pc : 3 Ps.
b. Sebelum pelaksanan plesteran dilaksanakan jalur-jalur instalasi air atau listrik yang masuk dalam beton atau
dinding tembok terlebih dahulu harus dipasang dan untuk pasangan tembok atas plafond harus diplester
kasar dengan perekat yang sama yaitu plesteran trassram 1Pc : 3 Ps.
3
2 BAHAN UNTUK ADUKAN BETON
a. Semen
1. Jenis semen Pc yang dipakai harus memenuhi ketentuan ketentuan dan syarat syarat yang telah
ditentukan dalam NI.8-1969 dan sebagai pedoman dapat memakai semen merk Pc type I produksi
Pabrik Semen Gresik dan sesuai standart SNI.
2. Dalam melaksanakan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk atau merk yang sama
produsennya.
3. Semen yang didatangkan ketempat pekerjaan harus baik dan baru serta dalam kantong kantong semen
yang masih utuh tanpa sobekan sobekan.
4. Penyimpanan semen dalam dalam gudang harus dilakukan diatas lantai panggung minimal 20 cm
diatas tanah.
5. Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas
sebelumnya.
6. Semen yang dimulai mengeras harus segera dikeluarkan dari lapangan atau lokasi pekerjaan.
b. Kerikil / Koral
1. Ukuran maksimum dari batu pecah atau split adalah 2 - 3 cm mempunyai bidang pecah minimum 3
muka dan split harus bersih, keras dan bebas dari kotoran kotoran lain yang dapat mengurangi mutu
beton dengan memenuhi persyaratan PBI 71.
2. Susunan ukuran koral atau pembagi butir harus termasuk susunan batu agregat campuran di daerah
baik menurut PBI 71.
c. Air
1. Yang dimaksud air kerja adalah air untuk pencampuran untuk dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan
2. Air untuk adukan sebelumnya harus dimintakan persetujuan dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan
Pengawas, untuk adukan bahan campuran pasangan dan beton dimana air yang dipergunakan harus
bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu.
3. Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan
Pengawas dan bila air yang digunakan meragukan, maka kontraktor harus mengadakan penelitian
laboratorium dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.
d. Besi Beton
1. Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan diameter yang disesuaikan dengan kebutuhan
pekerjaan yang tertera dengan jelas di gambar rencana.
2. Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut gambar rencana detail
dengan menggunakan alat potong dan mal atau patrun sesuai dengan diameter masing masing.
3 PELAKSANAAN BETON
a. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran,
kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapatkan
persetujuan Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas. Kontraktor harus sudah mempersiapkan segala
sesuatu untuk pengamanan pelindung dan lain lain yang dapat menjamin keseterusannya atau kontinuitas
pengecoran.
b. Pengaduk Beton / Concrete Mixer ( Molen )
Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata kontraktor harus memakai mesin pengaduk
atau molen sehingga merata atau homogen dan waktu pengadukan minimum 2 menit untuk setiap kali
mencampur. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan bila telah mendapat persetujuan tertulis dari
Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
Untuk itu selambat lambatnya 2 ( dua ) hari sebelum tanggal pengecoran yang direncanakan kontraktor
harus mengajukan permohonan ijin untuk pengecoran kepada Pemimpin Kegiatan atau Konsultan
Pengawas.
c. Segera setelah beton dituangkan kedalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator
atau alat lainnya dan harus mendapat persetujuan Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
d. Pembongkaran bekisting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut PBI 71 dipenuhi dan
pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras dengan
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
4
e. Rongga rongga beton bertulang sejauh mungkin dihindari dan peralatan permukaan beton harus dilakukan
penutupan rongga sesuai petunjuk Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
f. Apalagi konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas permukaan tanah, maka sebelumnya harus
dibuat lantai kerja yang rata. Jika ditentukan lain maka lantai kerja harus dibuat dari beton dengan beton
mutu f’c = 7,4 MPa slump (3-6)cm, w/c = 0,87 tebal lantai kerja harus diambil minimal 5 cm.
g. Setelah proses pengecoran selesai maka selang 3 ( tiga ) jam harus diadakan curring /penyiraman maupun
penggenangan dan ini harus disesuaikan dengan jenis konstruksinya curring ini menggunakan air dengan
tujuan untuk menghindari proses pengikatan/pengerasan beton secara ekstrim.Proses curring ini harus
dilaksanakan sampai dengan beton benar benar sempurna dalam pengerasanya.
4 PEKERJAAN BEKISTING
a. Untuk mendapatkan beton penampang, ukuran dari beton seperti yang diminta dalam gambar konstruksi
bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
b. Konstruksi dari bekisting harus kedap adukan dan tidak melengkung menerima beban beban dari adukan
basah, tulangan dan lain lain tidak berubah bentuk akibat pemadatan adukan dengan mesin penggetar atau
vibrator.
c. Konstruksi dari bekisting seperti sokongan sokongan perancah dan lain-lain yang memerlukan perhitungan
harus diajukan kepada Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan disetujui untuk
dilaksanakan.
d. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang sesuai
dengan gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
e. Tiang cetakan harus dipasang dibawah dan disamping papan kayu yang kokoh dan harus mudah distel,
sedangkan bambu boleh digunakan sebagai tiang cetakan disamping kekuatan dan kekakuan dari cetakan
juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik terutama terhadap berat beton sendiri serta bahan bahan
lainnya yang timbul selama pengecoran seperti akibat mesin penggetar atau vibrator dan berat para
pekerja.
f. Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari limbah, minyak dan
kotoran kotoran lainnya dan harus mendapat persetujuan dari Pemimpin Kegiatan atau Konsultan
Pengawas.
5
c. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti serta diselesaikan dengan rapi dan dalam
pelaksanaannya tidak hanya dari gambar kerja untuk memasang pada tempatnya tetapi dimungkinkan
untuk mengambil ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan terutama bagian yang terhalang oleh benda
lain.
SYARAT PELAKSANAAN
a. Untuk pekerjaan konstruksi baja harus mengikuti gambar rencana atau petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan rangka atap baja ini harus sempurna, baik, dan kokoh sehingga didapatkan bidang atap yang
rata, rapi, dan rapat.
c. Bila gambar rencana tidak tertera, maka Kontraktor harus mengerjakan sesuai petunjuk Pemimpin Kegiatan
atau Konsultan Pengawas.
d. Penutup bidang atap atau Genteng tidak boleh dipasang, bila keseluruhan komponen rangka atap belum
dilakukan pengecatan dengan meni sehingga sempurna dan mendapat persetujuan Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
PEKERJAAN PENGECATAN
KETERANGAN UMUM
a. Pekerjaan ini meliputi pengecatan dari bagian cat dinding, cat plafond, cat kayu, pelaburan dengan politur,
seperti yang ditunjuk dalam gambar maupun bagian lain yang memerlukan perlindungan
b. Dan pekerjaan lainnya sesuai dengan ditunjuk dalam gambar rencana, dengan warna akan ditentukan
kemudian oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
c. Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan maupun meni karena belum rata, berubah warna atau sebab
kecacatan lainnya sampai saat serah terima pekerjaan yang kedua kalinya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
d. Warna akan ditentukan kemudian.
6
CAT DINDING TEMBOK
a. Bahan cat yang dipakai untuk finishing dinding interior ( sesuai gambar da BQ ) dan bahan plamir yang
digunakan dengan merk yang sama dengan merk cat yang dipakai dengan komposisi 1 plamir + 1 cat dasar
+ 2 finishing.
b. Bahan cat yang dipakai untuk finishing dinding bagian luar / eksterior ( sesuai gambar dan BQ ) dipakai
weatersield dan bahan cat dasar yang digunakan dengan merk yang sama dengan merk cat yang dipakai
dengan komposisi 1 plamir + 1 cat dasar + 2 finishing.
c. Bahan cat harus produk asli dan bukan merupakan bahan oplosan dari campuran beberapa warna.
d. Sebelum dicat permukaan dinding harus betul rata dan dibersihkan sehingga permukaan menjadi rata dan
licin.
e. Pengecatan dilakukan dengan roller atau kuas sampai didapatkan hasil yang merata warnanya dan semua
pengecatan harus diulang minimal 12 jam setelah pengecatan seluruhnya selesai dilaksanakan.
PASAL 3
URAIAN PEKERJAAN
3.1. Penyediaan.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
sempurna dan efesien dengan urutan yang teratur, termasuk alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti Alat
Berat, andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan
oleh rekanan dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak bcrguna lagi,
supaya dibersihkan dari lokasi.
Kuantitas dan Kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap seperti apa yang
tertera dalam gambar-gambar kontrak atau diutarakan dalam uraian dan syarat-syarat, kecuali yang disebut
diatas apa yang tertera dalam uraian Rencana Kerja dan Syarat-syarat dalam kontrak itu bagaimanapun itu
tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi pengetrapan atau interprestasi dari apa yang tercantum
dalam syarat-syarat itu.
PASAL. 4
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
7
4.3. As Built Drawing.
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas perintah
Pengawas Lapangan/ Konsultan Pengawas, maka Penyedia barang/Jasa harus membuatkan gambar-gambar
yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan (as built drawing) yang jelas dengan memperhatikan
perbedaan antara gambar-gambar kontrak. dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus
diserahkan kepada Pimpinan kegiatan dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Penyedia
barang/Jasa.
PASAL. 5
PERATURAN TEKNISI PEMBANGUNAN YANG DIPERGUNAKAN
8
PASAL 6
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
PASAL 7
JADWAL PENYEDIA B/J DILAPANGAN
7.1. Pada Saat Penyedia Barang/jasa akan memulai pelaksanaan dilapangan atau setelah Penyedia barang/Jasa
menerima SPMK dari Pimpinan Kegiatan, maka harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa
pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan
pekerjaan, walau yang direncanakan yang disesuaikan dengan jangka yang ditetapkan dalam kontrak dan
harus disahkan Pimpinan Kegiatan.
7.2. Bar Chart tersebut harus selalu berada dilokasi tempat pekerjaan untuk diikuti dengan perkembangan hasil
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna merah. Bila terdapat / terlihat
adanya hambatan maka semua pihak harus segera mengadakan Iangkah-langlcah untuk penanggulangan
hambatan yang akan terjadi.
PASAL. 8
KUASA PENYEDIA BARANG/JASA DILAPANGAN
8.1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan
a. Penyedia Barang/Jasa harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan kecakapan dan
perhatian sepenuhnya.
b. Penyedia barang/Jasa semata-mata bertanggungjawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik
urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang berada didalam kontrak.
a. Sebagai pimpinan pelaksanaan kegiatan sehari-hari pada pelaksana pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa
harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksana ahli, cakap sesuai dengan bidang keahliannya. Yang
diberikan kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada ditempat pekerjaan.
b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari dan mendalami semua
isi gambar, spektek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan baik konstruksi
maupun kwalitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan apabila ada ijin
tertulis Dari Pimpinan Kegiatan (PPK) berdasarkan hasil rapat Pengawas Lapangan dan Konsultan
Pengawas , menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia barang/Jasa untuk
melaksanakan gambar dan spektek. Pengawas Lapangan /konsultan Pengawas berhak menolak
penunjukan pelaksana (Uitvorder) dari Penyedia Barang/Jasa berdasarkan pendidikan, pengalaman,
tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini Penyedia Barang/Jasa harus segera menempatkan pengganti
lain dengan persetujuan Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.
9
PASAL 9
TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI )
9.1. Adapun kebangsaan Penyedia Barang/Jasa, sub Penyedia, leveransir atau penengah (Arbitrase) dan
dimanapun mereka bertempat tinggal / menetap (domisili) atau bagian pekerjaan berada undang-undang
Republik Indonesia adalah undang-undang yang melindungi Kontrak ini.
9.2. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempelancar jalannya pelaksanaa pekerjaan Penyedia
Barang/Jasaberkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas beserta nomor telepon rumah dan atau
nomor telepon sekitar kepada Pimpinan Kegiatan dan Direksi.
PASAL 10
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
PASAL 11
JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH
11.2. Kecelakaan.
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan, Peyedia Barang/Jasa harus segera
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi
tanggung jawab Penyedia barang/Jasa dan harus segera melaporkan kepada Pengawas Lapangan dan
Pimpinan kegiatan.
10
Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama (PPPK) yang selalu
tersedia didalam setiap saat dan berada ditempat Bowkeet.
PASAL . 12
ALAT-ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN
12.1. Selama Pelaksanaan pekerjaan, Penyedia barang/Jasa harus menyediakan/menyiapkan alat-alat, baik untuk
saran peralatan pekerjaanya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan antuk memenuhi kwalitas hasil
pekerjaan antara lain : pompa air, beton molen dan sebagainya.
12.2. Penentuan titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun datar (waterpas) dan tegak lurusnya
bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur waterpas/theodolit instrumen (keiker).
PASAL . 13
SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
13.1. Penyedia Barang/Jasa harus selalu memegang teguh disiplin, kerja keras dan perintah yang baik antar
pekerjaanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau mempunyai keahlian dalam tugas yang
diserahkan kepadanya.
13.2. Penyedia barang/Jasa menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut
kontrak dalam keadaan baru, dan bahwa semua pekerjaan akan berkwalitas baik bebas dari cacat.
13.3. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar ini dapat dianggap defektif.
13.4. Dalam pengajuan penawaran, Penyedia barang/Jasa harus mempertimbangkan biaya-biaya pengujian/
pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan.
13.5. Diluar jumlah tersebut Penyedia Barang/Jasa tetap bertanggung ,jawab atas biaya-biaya pengiriman yang
tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.
PASAL . 14
PEKERJAAN TIDAK BAIK
14.1. Pimpinan kegiatan berhak mengeluarkan instruksi agar Penyedia barang/jasa membongkar pekerjaan apa
saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau
barang-barang yang sudah dilaksanakan.
14.2. Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Penyedia Barang/Jasa untuk disempurnakan sesuai
kontrak.
14.3. Pimpinan Kegiatan berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, bahan-bahan
atau barang-barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak. Pimpinan Kegiatan boleh (tetapi dengan
secara adil atau tidak menyusahkan) mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari
pekerjaan.
PASAL . 15
PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)
15.1 Penyedia Barang/Jasa berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan pasal (2)
ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disyahkan oleh bagian-bagian menurut persyaratan-
persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
15.2 Pekerjaan tambah hanya dapat dikerjakan di luar kontrak dan atas perintah atau persetujuan secara tertulis
dari Pimpinan Kegiatan berdasarkan rapat Pengawas / konsultan Pengawas bahwa pekerjaan betul-betul
sangat diperlukan,Selanjutnya perhitungan penambahan pekerjaan dilakukan atas dasar harga sama dengan
yang tertuang dalam kontrak dan penambahan pekerjaan tidak boleh melebihi 10 % dari Kontrak.
15.3 Pekerjaan tambah dan kurang sesuaii dokumen pengadaan adalah Gabungan Kontrak lumpsum dan Harga
Satuan sehingga kekurangan pekerjaan/kelebihan pekerjaan di dalam kontrak maupun lapangan menjadi
tanggung jawab Penyedia barang/jasa,
PASAL . 16
CARA-CARA DAN SYARAT PELAKSANAAN
11
16.2. Permohonan untuk Pembayaran.
Setelah Pimpinan Kegiatan menerima suatu permohonan untuk pembayaran maka suatu "Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan" untuk setiap tahap pembayaran yang tersebut diatas dibuat Pengawas Lapangan
(Panitia Penerima Hasil Pekerjaan)/Konsultan Pengawas dan diketahui oleh Pimpinan Kegiatan, apabila
kemajuan fisik pekerjaan telah memenuhi persyaratan sesuai dengan kontrak.
a. Ijin bangunan, biaya dan pengurusannya menjadi beban Penyedia Barang/Jasa dan di kalkulasikan
dalam biaya pekerjaan persiapan dalam penawaran.
b. Penyedia barang/jasa tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas lapangan
pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa ijin Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.
c. Penyedia Barang/Jasaharus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan
pekerjaan.
d. Penyedia Barang/jasa harus memasang papan nama proyek dilokasi pekerjaan dengan ukuran 1,5 x 2,,00
M' berwarna dasar putih dengan tulisan hitam, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu terhitung sejak tanggal
dikeluarkan SPMK.
PASAL . 17
PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA
17.2. Kewajiban Pengawas lapangan ( Panitia Penerima Hasil Pekerjaan) /Konsultan Pengawas.
Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak dan Menanggapi / melaporkan
kepada Pembuat Komitmen tentang hasil pekerjaan tersebut diatas berdasarkan :
a. Kontrak
b. Surat penyerahan pekerjaan dari Penuyedia barang/Jasa
c. Surat tanggapan dari pengawas lapangan / Direksi, setelah. dapat menerima penyerahan pekerjaan
tersebut.
.
PASAL . 18
MASA PEMELIHARAAN
18.1. Masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan
yang pertama, hingga 180 hari pemeliharaan/penyempurnaan bangunan sepenuhnya masih menjadi
tanggung jawab Penyedia Barang/ Jasa.
18.2. Apabila Penyedia Barang/Jasa telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai kontrak, maka penyerahan
pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang
pertama.
PASAL 19
PE NUTUP
19.1. Meskipun dalam rencana kerja dan syarat ( spektek) ini pada uraian pekerjaan tidak disebutkan kata-kata
dipasang tetapi pekerjaan perlu dilaksanakan Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan dan sebagai
dimuat dalam spektek ini dan bukan sebagai pekerjaan lebih.
19.2. Berita Acara Penjelasan pekerjaan ( Aanwijzing ) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Dokumen
Pengadaan ini.
12