Anda di halaman 1dari 35

Tugas Manajemen Konstruksi

SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN KONSTRUKSI

(ANALISI ARUS KAS TERHADAP PENINGKATNA


EFEKTIFITAS PENGELOLA DANA)

Disusun Oleh:

Muhammad Edwin Kin

1834290010

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas karya tulis ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Konstruksi dengan judul “SISTEM MANAJEMEN
KEUANGAN KONSTRUKSI”

Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya hingga tugas ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari bahwa tugas ini masih belum sempurna karena


keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Saya yakin masih banyak
kekurangan dalam tugas ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Saya
berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Jakarta, 12 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................


i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................


ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................


1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Maksud Dan Tujuan ................................................................................. 2

1.3 Ruang Lingkup ......................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 3

2.1 Manajemen Keuangan .............................................................................. 3

2.2 Identifikasi Kebutuhan Keuangan Proyek ................................................ 3

2.3 Tahapan Proyek dan Estimasi Biaya ........................................................ 5

2.4 Cash Flow ................................................................................................. 6

2.3.1 Penerimaan (Cash In) ........................................................................ 8

2.3.2 Pengeluaran (Cash Out) .................................................................. 10

A. Pembayaran Upah ........................................................................... 11

B. Pembayaran Material ...................................................................... 12

C. Pembayaran Subkontraktor ............................................................. 12

D. Pembayaran Overhead Lapangan .................................................... 13

2.3.3 Kas Awal ......................................................................................... 13

2.3.4 Finansial .......................................................................................... 13

2.3.5 Kas Akhir ........................................................................................ 14

ii
2.5 Pengendalian Keuangan Proyek .............................................................
14

2.6 Laporan Keuangan ................................................................................. 16

2.7 Laporan Arus Kas ...................................................................................


17
2.8 Analisis Arus Kas ...................................................................................
18

2.9 Efetifitas Pengelolaan Keuangan ............................................................


19

BAB 3 PEMBAHASAN MASALAH ..............................................


22

3.1 Profil Perusahaan ....................................................................................


22

3.2 Pengumpulan Data ................................................................................. 22

3.3 Pengolahan Data .....................................................................................


25

3.4 Hasil Dan Pembahasan ...........................................................................


27

BAB 4 PENUTUP ................................................................................................ 28

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


30

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah


berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun
sebagai badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu
diimbangi dengan kualitas pelayanannya. Pelayanan tersebut termasuk mutu
produk yang baik, ketepatan waktu penyelesaiannya proyek dan pemanfaatan
biaya yang semaksimal mungkin.

Manajemen pada suatu konstruksi merupakan suatu alat untuk


mengefektifkan dan mengefisienkan kegiatan-kegiatan pada proyek tersebut.
Parameter yang digunakan di sini adalah fungsi waktu dan biaya dari setiap
kegiatan proyek konstruksi. Jadi, untuk mengatur/menata kegiatan-kegiatan
ini seseorang harus lebih dahulu mengerti dan memahami persoalan dari awal
sampai akhir, dengan kata lain kita harus memasuki ke dalam konstruksi
secara utuh. Setiap proyek konstruksi, terdapat sumber daya yang akan
diproses, pada saat proses inilah diperlukan manajemen agar proses ini
berjalan efektif dan efisien, dan diperoleh hasil yang memuaskan. Sumber
daya adalah berbagai daya untuk memungkinkan sebuah hasil yang ingin
dicapai. Sumber daya itu terdiri dari Money (uang), Material (bahan),
Machine (peralatan), Man-power (tenaga manusia), Market (pasar), dan
Methode (metode) serta Information (informasi), Space (ruang) dan Time
(waktu).

Salah satu aspek penting manajemen konstruksi adalah bagaimana


mengelola keuangan konstruksi tersebut. Jika suatu proyek konstruksi tidak
memiliki manajemen keuangan yang baik, maka akan mengalami beberapa
masalah seperti tidak dapat merinci pemasukan serta pengeluaran,
ketidakjelasan rincian material yang dibeli, ketidakjelasan pembayaran upah
kepada pekerja, tidak bisa mengatur jadwal pembayaran pinjaman, tidak
mengetahui berapa profit dan kerugian yang terjadi, dan lainnya.

1
Untuk mencegah hal-hal tersebut di atas, diperlukan sebuah manajemen
keuangan proyek yang baik. Tentu diperlukan skill dan kemampuan
manajemen atau tata kelola keuangan sesuai dengan standar. Dalam
kesempatan ini, saya akan menajabarkan mengenai Sistem Manajemen
Keuangan Proyek Konstruksi.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari pembuatan tugas karya tulis ini adalah sebagai
berikut:
− Untuk memenuhi kewajiban tugas mata kuliah Manajemen Kostruksi.
− Untuk mengetahui apa itu sistim manajemen keuangan konstruksi.
− Untuk mengetahui apa saja kebutuhan keuangan proyek.
− Untuk mengetahui apa saja tahapan proyek serta cost estimate yang
diperlukan.

− Untuk mengetahui bagaimana memperhitungkan anggrang proyek


konstruksi.

− Untuk mengetahui apa itu cash flow atau arus kas.


− Untuk mengetahu bagaimana pengendalian keuangan proyek.
− Untuk mengetahui kemampuan arus kas dalam meningkatkan pengelolaan
dana secara efektif.

1.3 Ruang Lingkup

Yang akan dibahas dalam tugas ini adalah sebagai berikut.


− Manajemen keuangan konstruksi
− Indikator kebutuhan keuangan proyek
− Tahapan proyek
− Perkiraan anggaran proyek
− Cash flow (arus kas)
− Pengendalian keuangan proyek
− Analisis arus kas

2
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Keuangan

Keuangan merupakan sebuah bidang fungsional tertentu yang sering


dijumpai dalam administrasi bisnis. Istilah keuangan dapat didefinisikan juga
sebagai manajemen aliran uang dan kewajiban pembayaran dalam suatu
organisasi, baik organisasi perusahaan, sekolah, rumah sakit, atau lembaga
pemerintahan.

Manajemen keuangan merupakan suatu bidang aplikasi dari administrasi


bisnis. Prinsip yang dikembangkan berhubungan dengan keuangan atau
bidang yang pengaplikasiannya berkaitan dengan masalah pengelolaan uang.
Banyak alat dan teknik yang sudah dikembangkan dalam membantu
memberikan rekomendasi mengenai pengelolaan keuangan. Manajemen
keuangan sendiri memiliki beberapa tujuan. Berikut ini beberapa tujuan dari
manajemen keuangan. (Irham Fahmi, 2015)

a. Memaksimumkan nilai perusahaan atau organisasi


b. Menjaga stabilitas finansial dalam keadaan yang selalu terkendali
c. Memperkecil risiko perusahanan atau organisasi dimasa sekarang dan
yang akan datang

2.2 Identifikasi Kebutuhan Keuangan Proyek

Ada beberapa indikator dalam mengidentifikasi kebutuhan keuangan


proyek. Berikut ini beberapa indikator tersebut. (Departemen Pekerjaan
Umum, 2007)

a. Sumber Pendanaan

3
Sistem pendanaan proyek memiliki sistem kombinasi yaitu
meminjam dari lembaga keuangan, melakukan laba ditahan, cadangan
keuangan, uang hangus, pembayaran dimuka dari pelanggan. Biaya dari
pendanaan ini adalah secara nol dibebankan sebagai bunga bank untuk
proyek konstruksi.

b. Persyaratan Kontrak
Kontrak dan manajemen proyek akan membantu menggambarkan
persyaratan untuk membiayai kebutuhan dalam proyek konstruksi.
Syarat-syarat pembayaran susuai kontrak dari pelanggan digunakan
sebagai masukan dalam memastikan kebutuhan keuangan dari suatu
proyek ini didalam membantu penilaian arus kas, yang akan
mempengaruhi keuangan proyek.
c. Kondisi Ekonomi
Faktor eksternal merupakan bukan bagian dari kendali manager
proyek, tetapi harus sadar akan semua risiko di daerah ini dan pada
waktu tertentu dipastikan bahwa rencana keuangan harus diperbaharui
untuk memenuhi risiko ini. Meliputi faktor politis, peraturan per undang
undangan, sosial dan ekonomi yang mempengaruhi biaya keuangan baik
meningkat atau berkurangnya biaya proyek.
d. Perkiraan Biaya Konstruksi
Lembaga pemberi pinjaman akan menguji perkiraan biaya proyek
secara detail dan hati-hati sebelum meminjamkan atau mengambil
bagian dari proyek.
e. Durasi Proyek
Durasi proyek akan menentukan berapa lama peminat akan
berinvestasi. Dengan mengharapkan bersama-sama menetapkan laba
yang diharapkan.
f. Manfaat Pajak
Proyek jangka panjang akan memberikan manfaat pajak yang harus
diperhitungkan ketika masuk kedalam rencan keuangan.
g. Faktor Risiko

4
Suatu rencana keuangan yang ideal akan mengalokasikan risiko
para pihak, investor, pelanggan, dan pihak ketiga yang berminar.
Sebagian dari risiko tersebut berupa risiko penyelesaian proyek, biaya
melebihi rencana, risiko politik dan perundang-undangan, serta risiko
teknologi.

h. Penasehat Keuangan
Kontraktor yang dilibatkan dalam suatu proyek secara penuh
disarankan untuk menggunakan penasehat keuangan yang ahli serta
berpengalaman dan memiliki pengetahuan pasar modal swasta.

2.3 Tahapan Proyek dan Estimasi Biaya

Waktu yang diperlukan untuk mneyelesaikan suatu proyek beragam


macamnya, bergantung pada besar kecilnya proyek maupun tingkat kesuliatan
proyek tersebut. Proyek memiliki empat tahap atau fase. Empat tahapan
tersebut adalah sebagai berikut. (Departemen Pekerjaan Umum, 2005)

1) Tahapan Evaluation and Planning


2) Tahapan Conceptual Engineering
3) Tahapan Detailed Engineering
4) Tahapan Construction

Dalam tahapan tersebut, terdapat tiga macam cost estimate proyek yang
diperlukan pada saat yang bersangkutan. Tiga macam cost estimate tersebut
adalah:

1) Preliminary Estimate (PE)


Cost estimate ini berada pada tahap planning. Pada tahap ini belum
ada desain proyek, tetapi hanya ada dalam bentuk gagasan. Meskipun
begitu, cost estimate Sudha harus diberikan untuk keperluan keputusan
proyek (studi kelayakan). Pada tahap ini, cost estimate dihitung secara
garis besar atau kasar berdasarkan informasi harga dari proyek sejenis.
2) Semi Detailed Estimate (SE)

5
Cost estimate ini berada pada tahap conceptual engineering. pada
tahap ini juga basic design proyek sudah ada, sehingga cost estimate
proyek ini sudah dapat diperhitungkan cukup detail berdasarkan
perkiraan kuantitas pekerjaan dan informasi harga satuan pekerjaan.
Pada proses perhitungan cost estimate ini, biasnya meliputi beberapa hal,
antara lain:
− Biaya fisik bangunan
− Biaya perencanaan bangunan
− Biaya-biaya lain
3) Definitive Estimate (DE)
Cost estimate ini berada pada tahap detailed engineering, dimana
pada tahap ini sudah tersedia informasi lengkap yang diperlukan dalam
pelaksaan proyek. Cost estimate ini dapat dihitung secara detail pada
tahap ini dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti:
− Metode konstruksi yang spesifik
− Preliminary work yang akan dilakukan
− Kondisi lokasi proyek
− Penggunaan sumber daya
− Waktu pelaksanaan
− Cara pembayaran
Pada cost estimate ini terdapat dua macam, yaitu versi owner dan
versi kontraktor. Dimana versi owner ini menginginkan biaya serendah
mungkin karena sebagai pengeluaran investasi. Sedangkan versi
kontraksor menginginkan harga proyek setinggi mungkin untuk
memperoleh keuntungan.

2.4 Cash Flow

Cash flow diartikan sebagai arus kas, tetapi dalam pengertian sebenarnya
adalah anggaran kas (cash budget). Tetapi anggaran kas lebih dikenal sebagai
cash flow. Cash flow merupakan salah satu perencanaan dalam perencanaan
konstruksi. Cash flow dalam pelaksanaan proyek berperan penting, karena
arus uang masuk dan uang keluar menandakan adanya suatu kegiatan.

6
Dalam dunia bisnis, arus uang masuk dan keluar harus sealau diusahakan
keseimbangannya. Jika salah satu berhenti, maka kegiatannya juga akan
terhenti, kecuali berhenti sementara baik disengaja maupun tidak disengaja
dalam batas-batas kemampuan pihak-pihak yang terlibat. (Ir. Irika Widiasanti,
2013)
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, peranan arus kas dalam proyek
konstruksi sangatlah besar dan penting. Menurut Serhat Melik, pentingnya
arus kas dalam proyek konstruksi antara lain karena beberapa hal berikut ini.

1) Arus kas menggambarkan jumlah uang yang akan dibutuhkan selama


pelaksanaan proyek sebagai fungsi dari waktu dan akan memberi
peringatan sebelum terjadinya masalah. Dengan kata lain, arus kas
menggambarkan riiko keuangan dalam proyek.
2) Biaya dan waktu adalah dua item penting dalam kesuksesan suatu
proyek kontruksi. Untuk itu, analisis arus kas sangat penting untuk
mendapat gambaran itegrasi biaya-waktu dari suatu proyek.
3) Arus kas menyimpulkan dan memberikan gmabaran singkat mengenai
seluruh bentuk keuangan proyek yang akan mudah dipahami oleh
manajer proyek, kontraktor, pemilik atau para penyedia jasa lainnya.

Dalam membuat arus kas, terdapat dua unsur utama yang perlu
diketahui. Dua unsur utama tersebut adalah sebagai berikut.

1) Jadwal penerimaan (penerimaan bersih)


2) Jadwal pengeluaran

Disamping dua unsur utama tersebut, terdapat juga unsur tambahan.


Unsur tambahan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Kas awal
2) Finansisal
3) Kas akhir

Sebelum diatasi dengan cara finansial, hendaknya dapat mengatur


dengan baik, jadwal penerimaan dan jadwal pengeluaran. Pada umumnya
jadwal penerimaan sudah terikat dengan cara-cara pembayaran yang diatur
dalam surat perjanjian (kontrak) dan rencana progres pekerjaan. Untuk

7
mengatur jadwal penerimaan bukanlah hal yang mudah, namun masih dapat
ditempuh dengan mengubah cara pembayaran agar lebih menguntungkan
melalui suatu negosiasi baru. Sedangkan pada jadwal pengeluaran, dengan
mengacu pada program kerja yang ada, sepenuhnya terletak pada kendali
perusahaan. (Dr. Ir. Sutanto Hidayat, 2019)

2.3.1 Penerimaan (Cash In)


Penerimaan atau cash in merupakan salah satu unsur utama dalam
cash flow. Dari rencana penerimaan (cash in) akan dilakukan untuk
menunjnag kegiatan pekerjaan proyek konstruksi. Pada proyek
konstruksi, realisasi penerimaan (cash in) ditentukan oleh cara
pembayran yang sudah ditetapkan dalam kontrak atau surat perjanjian
konstruksi. Terdapat beberapa macam cara pembayaran pada proyek
konstruksi, antar lain:

a. Pembayaran dengan uang muka atau tanpa uang muka


b. Pembayaran bulanan (monthly payment)
c. Pembayaran termin (progress payment)
d. Pembayaran sekali di akhir (turn key payment)

Cara pembayaran yang menguntungkan bagi kontraktor jika ditinjau dari


cash flow adalah sebagai berikut.

− Pembayaran dengan uang muka. Umumnya diperlukan dalam


persyaratan tertentu seperti jaminan kepada bank.
− Pembayaran bulanan. Umumnya diberikan persyaratan prestasi
minimal, misalnya 5%. Setiap pencairan pembayaran dipotong
untuk angsuran pengembalian uang muka dan Sebagian ditahan
sebagai jaminan (retention).

Jadwal penerimaan hendaknya disusun secara tepat dan akurat,


dimana jumlah penerimaan benar dan waktu cairnya tepat. Umumnya
rencana jumlah penerimaan berhubungan dengan besarnya prestasi
pekerjaan pada waktu tertentu, misalnya tiap akhir bulan, oleh sebab itu
harus diperkirakan dengan cermat. Pada pencairan rencana penerimaan
perlu melalui proses yang mamakan waktu, yakni sejak semua

8
persyaratan fisik dan administratif dipenuhi sampai dengan masuknya
uang ke dalam kas/rekening perusahaan. Berikut ini proses pencairan
pembayaran sesuai dengan metode yang dilakukan,

a. Pembayaran dengan uang muka atau tanpa uang muka


− Penyiapan jaminan bank dan persyaratan lainnya yang
dibutuhkan.
− Pembuataa dan penyampaian surat permohonan sesuai
perjanjian.
− Proses penelitian terhadap surat permohonan.
− Proses penyelesaian berita acara pembayaran, tergantung dengan
orang yang terlibat dalam proses pembayaran.
− Proses pembayaran. Untuk proyek yang bersumber dana dari
APBN, proses pembayrannya melalui kas negara (KPN).
b. Pembayaran bulanan (monthly payment)
− Berita acara prestasi pekerjaan ditandatangani oleh petugas yang
berwenang.
− Pembuatan dan penyampaian surat permohonan pembayaran
sesuai perjanjian.
− Proses penelitian terhadap permohonan.
− Proses penyelesaian berita acara tergantung dengan orang yang
terlibat dalam proses.
− Proses pembayaran. Pada proyek yang sumber dananya dari
APBN, proses pembayarannya melalui kas negara (KPN). Bagi
proyek yang sumber dana dari swasta atau dari luar, maka
seyogyanya diketahui prosedur yang berlaku di tempat sumber
dana tersebut.
c. Pembayaran termin (progress payment)
− Berita acara prestasi pekerjaan yang menyatakan pekerjaan telah
mencapai prestasi termin, sesuai dengan surat perjanjian dan

9
ditandatangani atau disahkan oleh petugas-petugas yang
berwenang.
− Proses berikutnya sampai dengan masuknya uang ke kas sama
sesuai pada proses pencairan pembayaran prestasi bulanan.

d. Pembayaran sekali di akhir (turn key payment)


− Berita acara serah terima bangunan. Umumnya dapat
diselesaikan apabila bangunan sudah dapat berfungsi dengan
baik dan pemilik bangunan merasa puas. Jika pemilik
bangunan kurang adil, maka penyelesaian berita acara ini akan
mengalami kendala bagi kontraktor.

− Pembuatan dan penyampaian surat permohonan pembayaran


harga total bangunan sesuai dengan surat perjanjian.

− Proses penelitian terhadap surat permohonan, jika disetujui


maka proses berlanjut.

− Proses pembayaran. Umumnya jenis kontrak ini, memiliki


variasi, misalkan turn key project dengan extended payment.
Yang berarti, pembayaran tidak langsung dilunasi pada saat
serah terima bangunan namun berselang waktu sesuai surat
perjanjian.

Yang harus diperhatikan sekain pengendalian jadwal proyek adalah


pengendalian “waktu untuk proses pencairan tagihan”. Arus uang masuk
yang berasal dari pinjaman (bank atau lembaga keuangan lain), tidak
dimasukkan dalam kelompok penerimaan, tetapi masuk ke dalam
kelompok finansial.

2.3.2 Pengeluaran (Cash Out)


Pedoman dasar dari pengeluaran adalah rencana kegiatan kerja.
Misalkan kegiatan pekerjaan membedar, makan pengeluaran juga akan
membesar, tetapi tergantung juga dari kebijakan pembayarannya (tunai
atau cicil). Pengeluaran uang perusahaan dapat menunjang berbagai
keperluan, antara lain:

a. Biaya langsung

10
− Biaya upah
− Biaya material
− Biaya alat
− Biaya langsung lainnya
b. Biaya tidak langsung
− Biaya administrasi atau overhead kantor cabang atau pusat.
c. Pajak
d. Investasi
e. Deviden
Pada pengeluaran untuk pembiayaan proyek, pola atau sistemnya
bergantung pada kebijakan operasional proyek yang diterapkan.
Kebijakan operasional yang berhubungan dengan pengeluaran antara
lain sebagai berikut.
a. Pembayaran secara tunai (cash)
b. Pembayaran dengan jangka waktu tertentu (kredit)

Dalam menetapkan kebijakan pembayaran, ada dua permasalahan


yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

1) Pembayaran tunai relatif lebih murah, karena didukung dengna


pinjaman bank serta harga beli yang murah. Namun terdapat
kelemahan yaitu harus membayar bunga pinjaman.
2) Pembayaran dengan kredit relatif lebih mahal karena semakin lama
pembayaran, semakin besar pula beban bunganya. Selain itu harga
beli relatif tinggi.

Kedua cara pembayaran tersebut dapat diatur sehingga akan


menimbulkan dampak beban biaya tambahan yang paling rendah.

A. Pembayaran Upah
Pembayaran upah pada umumnya dilakukan secara tunai,
biasanya sekali seminggu. Namun ada beberapa mandor borong yang
memiliki kemampuan keuangan, sehingga dibayar sekali untuk
sebulan. Apabila proyek dilaksanakan dengan sistem upah harian,
maka pembayaran tiap bulan sesuai dengan jumlah tenaga yang ada

11
pada bulan yang tersebut berdasarkan hari orang (HO) atau
Mondays. Pembayaran upah tenaga diproyek umumnya dihitung atas
hasil kerjanya. Apabila hasil kerja besar, maka pembayaran upah
akan membesar, sebaliknya apabila hasil kerja kecil, maka
pembayaran untuk upah juga kecil.

B. Pembayaran Material
Pada pembayaran material dapat dilakukan dengan cara tunai
atau kredit, tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Kebutuhan
material selama proses konstruksi sangat bergantung pada program
kerja yang telah disusun. Semakin tinggi kegiatan proyek maka
membutuhkan material yang lebih banyak dibanding dengan
kegiatan yang rendah. Jadwal pengadaan material dilokasi proyek
sangat dipengaruhi oleh kebijakan jumlah stock. Kebijakan stock
tersebut banyak dipengaruhi oleh beberapa hal berikut: 

− Problem pengadaan material


− Lokasi pengumpulan material
− Urutan pekerjaan

Pada jadwal pengeluaran uang (cash out) material, dipengaruhi


oleh beberapa hal berikut:

− Program kerja (kegiatan proyek)


− Kebijakan stock
− Kebijakan pembiayaan (tunai/kredit)

C. Pembayaran Subkontraktor
Dalam pembayaran untuk subkontraktor, terdapat dua jenis
pembayaran yang dilakukan, antara lain sebagai berikut ini.

− Pembayaran uang muka


− Pembayaran prestasi kerja

Jadwal dan besar kedua jenis pembayaran tersebut diatur pada


surat perjanjian subkontrak yang ada, dimana cara pembayaran
kepada subkontraktor dapat diatur sebagai berikut:

12
− Dengan atau tanpa uang muka
− Pembayaran berdasarkan termin atau bulanan
Selanjutnya, rencana pembayaran untuk subkontraktor direkap
menjadi satu. Pada dasarnya jadwal pembayaran untuk subkontraktor
sama dengan jadwal penerimaan dari owner.

D. Pembayaran Overhead Lapangan


Untuk pembayaran overhead lapangan termasuk pembayaran
rutin dan jumlahnya relatif tetap. Pada pembayaran ini, umumnya
ditetapkan jumlah yang sama tiap bulan dengan cara pembayaran
tunai.

2.3.3 Kas Awal


Kas awal ialah sejumlah uang yang harus disediakan pada awal
kegiatan proyek, selanjutnya harus dikembalikan dari penerimaan
proyek di akhir pekerjaan. Di dalam cash flow, kas awal ialah sejumlah
uang yang harus tersedia pada setiap awal bulan. Sehingga kas akhir
pada bulan n adalah kas awal pada bulan n + 1.

Kas awal diperlukan setiap proyek untuk memulai kegiatannya.


Umumnya, kas awal yang disediakan untuk proyek tidak terlalu besar,
seperti untuk pengeluaran pada bulan pertama. Selanjutnya pad abulan
berikutnya jika terjadi deficit (selisih anggaran), maka harus ditutup
dengan modal pinjaman bank atau lebaga keuangan lain. suatu proyek
juga bekemungkinan tidak dibekali dengan kas awal, sehingga sejak
bulan pertama proyek perlu disediakan modal pinjaman yang harus
diadakan sebelum dimulainya proyek.

2.3.4 Finansial
Finansial ialah keputusan tentang keuangan untuk mengatasi dan
menyesuaikan kondisi kas sesudah kas awal. Jika kondisi kas sesudah
kas kas awal defisit, maka harus diatasi dengan memasukkan dana
pinjaman, apabila kondisi kas sesudah kas awal surplus cukup besar
dapat dipergunakan untuk mengembalikan pinjaman (bila masih ada
pinjaman), dengan tujuan menekan bunga pinjaman. Dengan keputusan

13
finansial yang baik, akan menghasilkan bunga pinjaman yang lebih
kecil.

Kebutuhan finansial dipengaruhi oleh kebijakan keuangan atau


pembiayaan dan kebijakan operasional. Kebijakan operasional dan
kebijakan pembiayaan menghasilkan jadwal penerimaan dan
pengeluaran. Makin besar defisit maka mengakibatkan kebutuhan dana
finansial menjadi lebih besar.

2.3.5 Kas Akhir


Kas akhir adalah kondisi kas pada akhir bulan, yang merupakan
hasil penjumlahan dari kas sesudah kas awal dan total finansial.
Umumnya jumlah kas akhir ditetapkan nilai minimalnya, dan menjadi
pedoman dalam kebijakan finansial.

Sesuai penjelasan diatas, dapat kita simpulkan unsur-unsur utama dari


cash flow adalah sebagai berikut.
− Penerimaan bersih, merupakan uang dari proyek yang masuk kedalam
kas (bernilai positif atau plus).

− Pengeluaran, merupakan uang yang dikeluarkan untuk keperluan


pelaksanaan proyek (bernilai negatif atau minus).

− Selisih penerimaan dan pengeluaran.


− Kas awal, merupakan uang yang disediakan sebelum kegiatan proyek
dimulai.

− Kas sebelum finansial, merupakan kondisi kas sebelum ada kebijakan


finansial.

− Finansial, terdiri dari pinjaman, pengembalian pinjaman dan bunga


pinjaman serta total finansial.

− Kas akhir, merupakan penggabungan kas sebelum finansial dan total


finansial.

− Jumlah pinjaman secara kumulatif, merupakan total pinjaman yang


terjadi pada tiap akhir bulan.

2.5 Pengendalian Keuangan Proyek

14
Pengendalian keuangan diperlukan untuk memastikan bahwa jaminan
dikurangi bila perlu, keperluan dana dari mitra proyek dibuat jika dibutuhkan,
serta semua asuransi dan penarikan atau penyimpanan bank dibuat sesuai
waktu yang tepat. Pengendalian keuangan dan biaya dilaksanakan secara
efektif untuk menjamin semua item sesuai dengan anggaran dan perkiraan
cash flow.

Dalam proses pengendalian keuangan proyek, terdapat beberapa aspek


yang harus diperhatikan. Aspek tersebut adalah sebagai berikut.

a. Sistem Akuntansi Yang Digunakan Perusahaan Atau Proyek


Sistem akuntansi proyek harus mengikuti struktur uraian pekerjaan
(WBS) yang memperlihatkan uraian seluruh total proyek kedalam model
yang dapat dikendalikan. Pengendalian keuangan dilakukan dengan
monitoring realisasi pengeluaran dan pendapatan terhadap anggaran dan
perkiraan arus kas, adanya penyesuaian cara kerja atau masalah yang
terjadi dimana cara ini menunjukkan adanya deviasi.
b. Internal Audit Atau Eksternal Audit Yang Ditetapkan
Audit eksternal/Internal memastikan menggunakan cara akuntansi
yang benar dan praktek keuangan terpelihara. Audit sangat membantu
Manajer Proyek yang tidak dapat menyelesaiakn masalah atau mungkin
tidak terlihat. Eksternal audit sering menjadi persyaratan undang undang
dari pemerintah local.
c. Sistem Analisis Arus Kas
Memperbaharui semua realisasi keuangan dan data biaya secara
teratur memberi suatu sistem informasi keuangan terbaru. Pemanfaatan
informasi jadwal yang telah diperbaharui dapat dibuat analisis perkiraan
dan kecenderungan arus kas sehingga dapat dibuat untuk menentukan
penyesuaian apa yang mungkin diperlukan pada rencana keuangan.
d. Sistem Laporan Keuangan
Laporan berkala keuangan adalah suatu keperluan bagi manajemen
dan untuk pemilik dana siapapun yang mungkin dilibatkan. Ketika
proyek terdiri atas beberapa bentuk kelompok atau pihak, pertemuan
berkala (bulanan atau triwulanan) adalah umum dilakukan selama

15
pemimpin proyek menyampaikan status proyek dan perkiraan masa
depan mencakup status tentang kesehatan yang keuangan nya.

e. Tindakan Koreksi
Berdasarkan kesehatan atau kestabilan keuangan dilihat dari rasio
rentabilitas atau profitabilitas, pada status keuangan (status pada waktu
periode pelaporan), dan suatu analisis dari status keuangan dengan
relevan menetapkan ukuran-ukuran suatu rencana tindakan dapat
disiapkan untuk mengoreksi penyimpangan apapun pada rencana dan
perkiraan awal. Anggaran boleh ditinjau kembali dan disesuaikan
menurut status arus dari proyek, diperlukan persetujuan dari para pihak.

2.6 Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan suatu daftar yang digunakan sebagai alat
untuk menginformasikan kondisisi keuangan pada periode tertentu, yang
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas, laporan perubahan posisi
keuangan serta catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan adalah
laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Baihaqi
(2015) laporan keuangan secara garis besar di gunakan pihak internal dan
eksternalyaitu:

1) Pihak Internal
Pihak internal adalah pihak yang berkaitan langsung dengan
kegiatan operasional perusahaan. Pihak internal diantaranya adalah
manajemen puncak, manajer devis, staf akuntansi, dan karyawan.
2) Pihak Eksternal
Pihak eksternal adalah pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan, tetapi tidak terlibat secara langsung dalam membuat
berbagai keputusan dan kebijakan operasional perusahaan. Pihak
eksternal diantaranya adalah pemilik perusahaan, investor, pemasok,
kreditur, pemerintah, dan masyarakat.

16
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1
(Penyesuaian 2014) laporan keuangan yang lengkap harus meliputi
komponen-komponen berikut ini:

1) Laporan posisi keuangan pada akhir periode


2) Laporan laba rugi komprehensif selama periode
3) Laporan perubahan ekuitas selama periode
4) Laporan arus kas selama periode
5) Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi penjelasan lain
6) Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif
atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

2.7 Laporan Arus Kas


Menurut Harahap (2013), untuk menyajikan Laporan arus kas dapat
digunakan 2 (dua) metode yaitu:

1) Direct Method
Dalam metode ini, pelaporan arus kas dilakukan dengan cara
melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas
dari kegiatan operasi secara lengkap (gross), tanpa melihat laporan laba
rugi dan dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan.
2) Indirect Method
Dalam metode ini penyajiannya dimulai dari laba rugi bersih dan
selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan
dalam pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti
penyusutan, naik turun pos aktiva lancar dan hutang lancar.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun laporan arus kas
dengan metode langsung maupun dengan metode tidak langsung adalah:
1) Menghitung perubahan saldo rekening kas dan setara kas dengan
membandingkan antara saldo awal dan saldo akhir (neraca). Hasil

17
langkah ini menyajikan kenaikan atau penurunan bersih kas dan setara
kas selama periode berjalan.

2) Menghitung perubahan bersih setiap rekening neraca selain rekening kas


dan setara kas beserta kategori perubahannya.
3) Menentukan arus kas yang dipisahkan ke dalam tiga klasifikasi, aktivitas
investasi dan pendanaan bukan kas dan pengaruh perubahan kurs valuta
asing yang menggunakan informasi dari neraca komparatif, laporan laba
rugi periode berjalan dan informasi tambahan.
4) Menyusun laporan arus kas atas dasar hasil langkah-langkah
sebelumnya.

2.8 Analisis Arus Kas


Menurut Darsono dan Ashari (2015) salah satu analisis kinerja keuangan
dengan menggunakan laporan arus kas adalah analisis rasio laporan arus kas
yang menggunakan komponen dalam laporan arus kas dan komponen neraca
serta laporan laba rugi sebagai alat analisis rasio yang terdiri dari tujuh rasio
yaitu:

a. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)


Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam
membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus
kas operasi dengan kewajiban lancar.
b. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas guna membayar komitmen-komitmennya (bunga,
pajak, dan dividen preferen).Rasio ini diperoleh dengan laba sebelum
pajak dan bunga (EBIT) dibagi bunga, penyesuaian pajak, dan dividen
preferen.
c. Rasio Cakupan Kas Terhadap Bunga (CKB)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga atas hutang yang telah ada.Rasio ini diperoleh dengan

18
arus kas dari operasi ditambah pembayaran bunga, dan pembayaran
pajak dibagi pembayaran bunga.

d. Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL)


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang
lancar berdasarkan arus kas operasi bersih.Rasio ini diperoleh dengan
arus kas operasi ditambah dividen kas dibagi dengan hutang lancar.
e. Rasio Pengeluaran Modal (PM)
Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan
pembayaran hutang yang ada.Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari
operasi dibagi dengan pengeluaran modal.
f. Rasio Total Hutang (TH)
Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh
perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk
membayar hutang.Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi
dengan total hutang. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis
dalam jangka waktu berapa lama perusahaan akan mampu membayar
hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas
operasional perusahaan.
g. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas
untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka 2 tahun mendatang. Rasio
ini diperoleh dengan (laba sebelum pajak dan pembayaran bunga minus
pembayaran pajak minus pengeluaran modal) dibagi rata-rata hutang
yang jatuh tempo setiap tahun selama lima tahun).

2.9 Efetifitas Pengelolaan Keuangan


Efektifitas pengelolaan kas adalah kemampuan suatu perusahaan atau
organisasi untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan pada perkiraan dana
dan kemampuan suatu perusahaan/organisasi untuk maksimalkan uang yang
tersedia dalam menjalankan aktifitas operasional. Untuk mengukur tingkat

19
efektivitas dana tersebut, dengan melakukan perbandingan laporan cash dan
low dari tahun ke tahun. Berikut ini prinsip-prinsip dalam pengelolaan kas.

1) Pengawasan Terhadap Pemasukan Kas


Dalam prosedur penerimaan kas ada dua kegiatan pokok yang harus
diperhatikan yaitu:
a) Pengurusan penerimaan phisik dan pengawasan terhadap:
1. Penerimaan kas
2. Penyimpanan dan penyetorannya ke bank
3. Kontrol periodik dan penjagaan keamanan uang yang
disimpan
b) Pengurusan administrasi seperti: (1)
1. Pembuatan bukti-bukti
2. Pencatatan terperici dari transaksi yang terjadi untuk
menunjukan kapan diterima, dari siapa diterima berapa
jumlahnya dan untuk apa penerimaan itu
3. Posting ke buku besar dan buku pembantu.
2) Pengawasan Pengeluaran Kas

Jenis pengeluaran yang cukup banyak dan jumlah yang cukup besar,
oleh karena hal tersebut kas perlu pengawasan terhadap pengeluaran kas
atau pembayaran kas dalam suatu perusahan. Berikut ini metode yang
dapat membantu dalam mengawasi pengeluarna kas, yaitu:

a) Metode imprest, ialah metode yang menentukan jumlah petty cash


yang selalu konstan dan tidak berubah-ubah. Biasanya petty cash
diisi (dari kas besar) dengan cek sejumlah uang tertentu untuk
keperluan pembayaran selama jangka waktu tertentu.Bila jangka
waktu tertentu. Bila jangka waktu telah habis atau jumlah uangnya
sudah menipis, maka petty cash diisi kembali dari kas besar sampai
mencapai jumlah yang ditentukan besarnya.
b) Metode fluktuasi, ialah metode yang tidak menentukan petty cash
dalam jumlah konstan melainkan memberikan kemungkinan untuk
berubah (berfluktuasi) oleh sebab itu pengisian atau dropping uang
dari kas besar ke dalam petty cash tidak dikaitkan dalam jangka

20
waktu tertentu. Pengisian tersebut akan dilakukan sewaktu-waktu
bila persediaan dalam petty cash sudah dirasakan menipis.

Pengukuruan tingkat efektivitas ini untuk mengetahui berhasil tidaknya


pencapaian tujuan dengan mengukur kinerja laporan keuangan. Berikut adalah
tabel untuk mengukur kinerja laporan keuangan terdapat pada tabel berikut.

Tabel Kriteria penilaian efesiensi kinerja keuangan

BAB III PEMBAHASAN PENELITIAN

3.1 Jenis Perusahaan


Penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan arus kas dalam
membantu meningkatkan efektivitas pengelolaan dana pada PT. Bukit
Sejahtera.

Penelitian ini akan dilaksanakan di PT. Bukit Sejahtera yang berlokasi di


jln. Poros Pallangga Raya (Ruko pallangga Mas blok. A no.1) kab. Gowa.
Adapun waktu penelitian yang digunakan kurang lebih selama satu bulan yaitu
17 september 2018 sampai dengan 20 november 2019

3.2 Teknik Analisis Data

21
Analisis rasio laporan arus kas yang digunakan peneliti untuk mengukur
efektivitas kinerja arus kas PT. SinarJaya Abadi yang terdiri dari 8 (delapan)
alat analisis rasio yaitu:

1) Rasio Arus Kas Operasi (AKO)


Jumlah Arus Kas Operasi
AKO =
Kewajiban Lancar
2) Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
EBIT
CAD =
Bunga + Penyesuaian Pajak + Dividen Preferan

3) Rasio Cakupan Kas Terhadap Bunga (CKB)


Arus Kas Operasi + Bunga + Pajak
CKB =
Bunga
4) Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL)
Arus Kas Operasi + Dividen Kas
CKHL =
Hutang Lancar
5) Rasio Pengeluaran Modal (PM)
Arus Kas Operasi
PM =
Pengeluaran Modal

6) Rasio Total Hutang (TH)


Arus Kas Operasi
TH =
Hutang Lancar
7) Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)
Arus Kas Operasional
KAK =
Total Hutang
8) Efektifitas Penglolaan Dana

22
Untuk mengukur tingkat efektivitas dana tersebut, dengan melakukan
perbandingan laporan cash dan low dari tahun ke tahun.

3.3 Pengumpulan Data


Penelitian ini dilakukan dengan mengambil laporan keuangan PT Bukit
Sejahtera per tahun 2016 dan 2017 untuk kemudian dilakukan analisis rasio
arus kas.

1. Laporan Keungan PT Bukit Sejahtera


a. Neraca

b. Laporan Laba Rugi

23
c. Laporan Arus Kas

3.4 Pengolahan Data


Setelah mendapat data laporan keuangan tersebut, kita perhitungkan
analisis arus kas dari rasio-rasio analisis arus kas.

24
1) Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
Jumlah Arus Kas Operasi
AKO =
Kewajiban Lancar

AKO 2016 =
AKO 2016 = 0,239

AKO 2017 =
AKO 2017 = 2,574
2) Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
EBIT
CAD =
Bunga + Penyesuaian Pajak + Dividen Preferan

CAD 2016 =
CAD 2016 = 13,11

CAD 2017 =
CAD 2017 = 3,52
3) Rasio Cakupan Kas Terhadap Bunga (CKB)
Arus Kas Operasi + Bunga + Pajak
CKB =
Bunga

1.
CKB 2016 =

CKB 2016 = 1.679.679.183,65

CKB 2017 =
CKB 2017 = 27.617.174.067,62
4) Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL)
Arus Kas Operasi + Dividen Kas
CKHL =
Hutang Lancar

25
1.
CKHL 2016 =

CKHL 2016 = 0,407

CKHL 2017 =
CKHL 2017 = 2,755
5) Rasio Pengeluaran Modal (PM)
Arus Kas Operasi
PM =
Pengeluaran Modal
1.
PM 2016
=

PM 2016 = 0,655

PM 2017 =
PM 2017 = 17,857
6) Rasio Total Hutang (TH)
Arus Kas Operasi
TH =
Hutang Lancar

TH 2016 =
TH 2016 = 0,239

TH 2017 =
TH 2017 = 2,574
7) Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)
Ebit − Bunga − Pajak − Pengeluaran Modal
KAK =
Rata rata Hutang Lancar selama 2 Tahun

KAK 2016 = KAK 2016 =


0,143

26
KAK 2017 =
KAK 2017 = 0,274

3.5 Hasil Dan Pembahasan


Dari perhitungan data rasio-rasio tersebut, kita dapat membuat tabel
efektivitas penglolaan dana seperti dibawah ini.

27
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pengendalian keuangan dan biaya dilaksanakan secara efektif untuk


menjamin semua item sesuai dengan anggaran dan perkiraan cash flow.
Dalam proses pengendalian keuangan proyek, terdapat beberapa aspek yang
harus diperhatikan. Aspek tersebut adalah sebagai berikut.

a. Sistem akuntansi yang digunakan perusahaan atau proyek


b. Internal audit atau eksternal audit yang ditetapkan
c. Sistem analisis arus kas
d. Sistem laporan keuangan
e. Tindakan koreksi

Analisis arus kas dan pengelolaan dalam membantu meningkatkan


efektivitas penggunaan dana pada PT. Bukit Sejahtera tahun 2016 – 2017
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan analisis pengukuran kinerja laporan keuangan


perusahaan dapat diketahui bahwa rasio arus kas PT. Bukit Sejahtera
selama kurun waktu 2016 sampai dengan tahun 2017 berfluktuasi. Hal
ini dapat dilihat dimana analisis rasio laporan arus kas yang
menggunakan dari tujuh alat analisis rasio.
2. Tingkat likuiditas yang dimililiki PT Bukit Sejahtera bisa dikatakan
dalam keadaaan efektif. Hal ini didukung oleh adanya peningkatan
penjualan yang mengakibatkan bertambahnya kas pada arus kas operasi.
Sehingga perusahaan mampu untuk memenuhi segala kewajiban
lancarnya.

28
3. Tingkat fleksibilitas keuangan PT Bukit Sejahtera jika diukur dari rasio
Arus Kas Bersih Bebas menunjukan keadaan kas bebas yang ada
diperusahaan mencukupi untuk melakukan investasi namun jika ditinjau
dari hasil rasio kecukupan kas arus kas tidak bisa memberikan gambaran,
karena perusahaan ini tidak melakukan pembayaran bunga maupun
pengeluaran modal.

4.2 Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk perbaiakan atau
peningkatan kinerja lebih lanjut dimasa yang akan datang setelah menganalisis
informasi arus kas dalam bentuk rasio adalah sebagai berikut:

1. PT Bukit Sejahtera perlu lebih memberi perhatian dalam penyusunan


laporan arus kas. Karena laporan arus kas akan sangat membantu
perusahaan dalam menyusun strategi untuk menghindari kebangkrutan.
2. Dari perhitungan rasio arus kas operasi, telah menunjukan bahwa
nilainya diatas nilai 1 yang berarti bahwa sejauh ini perusahaan masih
mampu memenuhi kewajiban lancar. Sehingga perusahaan harus terus
berusaha meningkatkan kinerja, agar kelikuiditasan perusahaan ini tetap
bertahan.
3. Dalam upaya meningkatkan efektivitas penggunaan dana perusahaan, PT
Bukit Sejahtera perlu mencari tambahan dana untuk ketersediaan kas.
Bisa berasal hutang jangka panjang ataupun kegiatan pendanaan dan
investasi yang dapat memberikan tambahan saldo kas yang ada pada PT
Bukit Sejahtera.

29
DAFTAR PUSTAKA

Darsono dan Ashari. (2015). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.


Andi.Yogyakarta.

Departemen Pekerjaan Umum. (2005). Manajemen Biaya


Pelaksanaan Konstruksi. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Departemen Pekerjaan Umum. (2007). Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project


Cost Management). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Departemen Pekerjaan Umum. (2007). Sistem Manajemen Keuangan Proyek


(Financing Management Project). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Dr. Ir. Sutanto Hidayat, M. (2019). Manajemen Konstruksi Dalam Perspektif


Administrasi

embangunan dan Pemasaran. Surabaya: Muara Karya.

30
Harahap, S. (2013). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta

Ir. Asiyanto, M. (2002). Construction Project Cost Management. PT. Pratnya


Paramita.

Ir. Irika Widiasanti, M. L. (2013). Manajemen Konstruksi. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya .

Irham Fahmi, S. M. (2015). Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung:


Alfabeta.

Sumarni. 2019. Analisis Arus Kas Terhadap Peningkatan Efektivitas Pengelolaan


Dana (Studi Kasus Pada PT. Bukit Sejahtera). Skripsi. Universitas
Muhammadiyah. Makassar.

31

Anda mungkin juga menyukai