BAB IV
ACUAN PERANCANGAN
Kota ekologis adalah satu pendekatan pembangunan kota yang didasarkan atas prinsip-
prinsip ekologis. Pendekatan ini dipilih sebagai jawaban atas semakin memburuknya
a. Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan louvers dan sun shading
kondisi lingkungan kota karena pendekatan pembangunan yang lebih berorientasi pada
kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pembangunan kota. Kota Ekologis
juga mempunyai pandangan jauh ke depan, bahwa Pembangunan kota harus
mempertimbangkan keberlanjutan atau masa depan kota.
bertujuan untuk mencapai kota hijau. Program kota hijau merupakan program yang
serap panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di
menyatakan perlunya kualitas hidup yang lebih baik serta kehidupan yang harmonis
Seluas 1200m2 bidang miring pada bagian atas gedung federal edith green-wendell
usaha kecil dan kerjasama sebagai tanggung jawab sosial, memugar tempat tinggal liar,
wyatt merupakan panel surya 180kW yang mampu menyediakan sekitar 5%dari
kebutuhan energi bangunan. Panel surya disini merupakan modul photovoltaicyang
PERECANAAN KOTA & PERMUKIMAN
KECAMATAN KAMBU
KELURAHAN LALOLARA RW 01 & RW 02
Dalam mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik sendiri, panel sury
menutupi seluruh sisi barat, selatan dan timur. Tidak cukup mengolah secondary
amemiliki tiga proses konversi. Pertama ketika froton dari sinar matahari mengenai
sel-sel photovoltaic, sebagian akan diserap dan energinya akan ditransfer kepada
semi konduktor. Lalu elektron-elektron yang terkena froton tersebut akan terlepas
dari atom kemudian mengalir menciptakan arus listrik. Dan yang terakhir,
penghubung logam pada bagian atas dan bawah sel surya akan menyalurkan keluar
arus listrik searah untuk digunakan sesuai kebutuhan.
b.
d.
intensitas cahaya ruang. Misalnya pada siang hari ketika sensor cahayamenangkap
besar dalam pengoperasiannya. Namun pada gedung ini, elevator yang digunakan
malam hari dan sensor photocell menangkap cahaya minim, sistem membuatlampu
energi ketika bergerak turun.Sebenarnya inovasi ini bukan benar-benar hal baru,
hanya pengaplikasian salah satu komponen elevator yang di akali. Pada sistem
mengeluarkan daya yang sama pada siangdan malam hari. Hal ini meningkatkan
motor lift dapat menyeraptenaga ketika pergerakan lift dalam keadaan yang
sinar matahari. Sesuai teori dasar desain hematenergi, yaitu pemanfaatan optimal
ditimbulkan oleh gesekan mesin ketika elevator bergerak turun dan mengubahnya
energi alami.
e. Air conversing
Konservasi udara sendiri dimaksudkan guna mengurangi pencemaran udarayang
semakin parah dan untuk mencapai target penggunaan energi yang lebih
Suhu suatu ruang tinggi dengan angka yang cukup signifikan atas dampak dari
rendah,agar masih bisa dinikmati pada masa depan. Tim arsitek merasa harus
panas matahari diluar. Hal tersebut membuat tinggi pula energi yang dikeluarkan
mengubahmotor
pada sistem penghawaan buatan. Tim arsitek SERA, yang merenovasi kantor
federal ini merencanakan sistem shading dengan vegetasi hidup pada dinding luar
bangunan. Hal tersebut dimaksudkan agar tercipta iklim mikro yang lebih sejuk
radian ini menggunakan100% udara luar yang tentu lebih efisien juga sehat bagi
didalam ruangan.
pengguna bangunan
dari
gedung
federal
edith
green-wendell
wyatt
untuk
f. Water harvesting
Penggunaan air yang berhasil mengalami penurunan hingga 60% terealisasimelalui
penggunaan perlengkapan aliran rendah dan penggunaan kembali air hujan.Dengan
sistem penampungan air pada panel surya, penangkapan air hujan gedung
PERECANAAN KOTA & PERMUKIMAN
KECAMATAN KAMBU
KELURAHAN LALOLARA RW 01 & RW 02
a. mekanisme aturan yang bertujuan membatasi tingkat polusi yang dihasilkan oleh
ruang bawah tanah pada lokasi bekas lapangan tembak. Air hujan tersebut
kendaraan,
b. mekanisme financial, melalui pajak-pajak energi, meliputi pajak pemakaian bahan
Pada tata guna tanah, beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam perancangan kota
ekologi adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
Pada komponen bangunan, rancangan bangunan harus dipikirkan secara menyeluruh. Dari
sudut pandang ini kita dapat mengkaji bagaimana tapak, bentuk, material dan struktur
bangunan dapat dipakai untuk mengurangi konsumsi energi, tetapi tetap nyaman dipakai.
Menurut Vale dan Vale (1992) beberapa upaya yang harus dilakukan untuk mencapai
Mengenai permasalahan ekonomi dan lingkungan menjadi hal yang perlu diperhatikan,
a.
b.
c.
d.
e.
f.
konservasi energi,
kesesuaian dengan iklim,
mengurangi pemakaian sumberdaya baru,
memperhatikan tapak,
memperhatikan pemakai,
dirancang secara menyeluruh.
dimana dengan hal tersebut menjadi semakin lebih sulit menggambarkan kota yang
memiliki arti yang luas pada kota-kota yang terpencil atau daerah-daerah pedalaman yang
kurang meng-kota. Hal ini jauh berbeda dari pemikiran baru tentang kota, dimana
karakteristik kota sebagai sistem yang terbuka, yaitu sistem-sistem kota menyatu dengan
sistem-sistem lingkungan dan ekonomi. Hal ini merupakan pemikiran yang telah lama
diterima oleh para ahli geografi dan lainnya (Perloff, 1969).
Fungsi kota ekologi menurut prinsip-prinsip tertentu, dimana jika dipahami oleh kita, dapat
mempengaruhi kota dalam petunjuk yang postif. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
a. Skala kecil dan sangat memenuhi syarat,
b. Akses menurut kedekatan,
PERECANAAN KOTA & PERMUKIMAN
KECAMATAN KAMBU
KELURAHAN LALOLARA RW 01 & RW 02
c.
d.
e.
f.
g.
sumber daya yang seminimal mungkin serta memberikan dampak yang sekecil mungkin.
Kota harus mampu mendaur-ulang sumber-sumber daya tersebut. Dalam konteks ini, kota
ekologis memiliki prinsip yang berbeda dengan kota modern. Perbedaan tersebut terletak
pada penggunaan sumber-sumber daya dan dampak yang ditimbulkannya. Pergeseran
paradigma ini merupakan konsekuensi logis untuk mencapai tujuan sebagai kota ekologis.
Namun hal yang tersulit untuk membentuknya adalah proses dalam menangani sumber
daya tersebut, karena diperlukan upaya mendaur-ulang sumber daya tersebut. Berikut
bagan yang menggambarkan pemanfaatan sumber daya dan dampak yang ditimbulkannya.
4.4. PEMBANGUNAN KOTA EKOLOGIS
Konsep kota masa depan dengan optimis menyatakan bahwa kota berupaya untuk menjaga
kondisi lingkungan dengan tidak menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan, kota harus
diandalkan makanan, perumahan dan tempat kerja yang sehat, pelayanan pemerintah
menjadi bagian dari solusi terhadap kondisi tersebut. Persyaratan pertama yang harus
ramah lingkungan dalam mengolah dan mendaur ulang hasil metabolisme manusia,
limbah dan air kotor.Metabolisme industri yang ekologis dimana pelestarian sumber
daya dan pelindungan lingkungan termasuk pada transisi industri, menekankan pada
penggunaan kembali pada bahan yang digunakan, produksi yang berkelanjutan, energi
yang diperbaharui, transportasi yang efisien, dan kebutuhan hubungan antar manusia
3. Lanskap yang ekologis dimana meliputi kesatuan yang mengatur struktur-struktur
terbangun, ruang terbuka seperti taman dan plaza, penghubung seperti jalan dan
jembatan, komponen-komponen alami seperti sungai, bukit, memaksimalkan
aksesibilitas kota untuk seluruh warga kota disaat pelestarian energi dan sumber daya
serta usaha-usaha untuk mengurangi masalah kecelakaan kendaraan, polusi udara,
menurunnya kualitas air, efek panas dan pemanasan global sedang terjadi.
4. Kesadaran ekologis meliputi diantaranya membantu orang untuk mengerti bahwa
tempat mereka bagian dari alam, identitas budaya, sikap tanggung jawab terhadap
memberikan pengertian yang luas. Pemahaman yang sinonim dengan konsep kota
yang berkelanjutan, melahirkan istilah kota ekologis serta istilah lain yang dikenal
dengan kota hijau dan kota organik. Selanjutnya menurut Hill (1992) bahwa kota
pemenuhan diri secara terus menerus sampai mencapai tingkatan yang tertinggi,
perkembangan kota. Usulan Mumford melibatkan konsep baru tentang kota taman,
pembangunan kota yang desentralistik, dan lokasi yang terletak di kawasan lembah
sungai (Hill, 1992). Lebih detail mengenai konsep kota ekologis, Ian
Melibatkan alam dalam membangun kota, seperti yang diusulkan Ebenezer Howard
sebelum mengajukan pembangunan suatu kota. Hal yang berbeda dengan Howard,
memandang bahwa kota dengan skala yang besar tidak akan memberikan tempat
Mumford dan Alexander adalah bahwa McHarg memiliki perhatian yang kecil pada
yang cocok untuk tinggal, dimana ia mengindikasikan kota yang besar sebagai
interaksi manusia, perkembangan distrik, hirarki wilayah dan prinsip umum tentang
bentuk rencana yang tidak ideal, lingkungan yang tidak sehat sehingga kota
bentuk kota, dimana lingkungan alami dirubah berdasarkan produk rencana yang
tersebut akan mati. Kota taman yang dimaksudkan Howard, memiliki batasan-
lahan seluas kurang lebih 405 ha (4.050.000 m) dan lahan tersebut dilingkupi oleh
pembangunan kawasan yang tidak terbangun. Secara khusus, hal ini menekankan
pada kebutuhan terhadap rencana pengembangan kota dan kota-kota baru yang
pada pengetahuan tentang alam dan sumber daya suatu wilayah. Misalnya secara
khusus ia memandang kawasan lembah sungai sebagai unit alami untuk menguji
berbagai aktivitas yang berbeda terkait dengan kota. Dan juga Geddes sudah
menerangkan konsep kota alami untuk menuju kota yang berwawasan lingkungan
terdesak oleh teknologi dan mode transportasi. Ramalan tersebut ada benarnya,
seperti halnya yang terjadi saat ini. Lebih lanjut menurutnya bahwa dengan adanya
ekologis dimana hal tersebut digambarkan dengan beberapa visi yang mendukung
perembetan kota tersebut maka menyebabkan penggunaan sumber daya dan enegi
menjadi tidak teratur dan menjauhkan diri manusia dari alam. Dengan demikian hal
ini akan sangat penting untuk membawa kembali alam ke dalam kota. Berbeda
dengan Howard yang kurang menerima kota dengan skala besar karena dianggap
tidak ideal, maka Alexander (1967, 1969) berpendapat bahwa kota besar bisa
ditentukan melalui pusat-pusat kota yang saling berhubungan dan mendukung kota
4.6.2. VISI
Visi tentang kota ekologis yang dimaksud adalah menciptakan kota yang selaras,
serasi dengan alam dan lingkungannya. Dimana pandangan-pandangan yang
berkembang sesuai dengan visi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Perencanaan perumahan yang diadaptasikan dengan alam
mempertimbangkan faktor-faktor biologis
2. Keseimbangan ruang-ruang kota dan desa tanpa saling bertentangan
3. Perencanaan area bangunan dan perumahan yang selaras dengan iklim
PERECANAAN KOTA & PERMUKIMAN
KECAMATAN KAMBU
KELURAHAN LALOLARA RW 01 & RW 02
dan
masyarakat, difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan kota. Untuk
sistem kehidupan
Pertanian yang tersebar mengikuti kontur alami dari lahan
Pola jalan-jalan yang menyesuaikan dengan kondisi lahan
Perlindungan suatu lahan untuk memelihara evolusi alami
Sungai penyangga yang menjaga kemampuan alami untuk recovery dan self-
dapat mewujudkannya, diperlukan usaha dari setiap individu anggota masyarakat dan
regulation
9. Perlindungan permukaan lahan melalui rencana transportasi yang cocok
10. Desain yang menyatu dengan sejarah dan karakteristik lokal
11. Variasi desain yang fleksibel menyatu dengan pengalaman penghuni
12. Komunitas yang koopratif dan hubungan yang baik
13. Desain yang memelihara lansekap alami
14. Zoning dan gaya bangunan yang beradaptasi dengan iklim
15. Preservasi pusat kota
16. Desain ruang untuk pedestrian/jalan yang tidak menutup secara total dari
pendekatan Green City yang dapat diterapkan dalam manajemen pengembangan kota.
1. Pertama adalah Smart Green City Planning. Pendekatan ini terdiri atas 5 konsep utama
5.
6.
7.
8.
permukaan lahan
17. Ruang-ruang mix-used untuk tempat tinggal, bekerja dan kegiatan lainnya
18. Menciptakan ruang kehidupan untuk manusia, binatang dan tumbuhan
19. Kota sebagai ekosistem dari elemen-elemen yang menyatu
20. Kota merupakan gambaran kehidupan
yaitu :
a. Konsep kawasan berkeseimbangan ekologis yang bisa dilakukan dengan upaya
penyeimbangan air, CO2, dan energy
b. Pendekatan kedua adalah konsep desa ekologis yang terdiri atas penentuan letak
kawasan, arsitektur, dan transportasi dengan contoh penerapan antara lain:
kesesuaian dengan topografi, koridor angin, sirkulasi air untuk mengontrol klimat
mikro, efisiensi bahan bakar, serta transportasi umum.
c. Ketiga, konsep kawasan perumahan berkoridor angin (wind corridor housing
complex), dengan strategi pengurangan dampak pemanasan. Caranya, dengan
pembangunan ruang terbuka hijau, pengontrolan sirkulasi udara, serta menciptakan
Bahkan
sempat
muncul
isu
tentang
pemindahan
ibukota
akibat
ketidaklayakannya. Belum lagi kota-kota besar lain yang mulai berkembang seperti
Surabaya, Bandung, dll. Berdasarkan keadaan itu, dalam melakukan perencanaan kota
dibutuhkan pendekatan konsep perencanaan yang berkelanjutan. Ada beberapa konsep
pengembangan kota yang berkelanjutan, salah satunya adalah konsep Green City yang
selaras dengan alam.
Green City dikenal sebagai kota ekologis. Kota yang secara ekologis juga dapat dikatakan
kota yang sehat. Artinya adanya keseimbangan antara pembangunan dan perkembangan
kota dengan kelestarian lingkungan. Kota sehat juga merupakan suatu kondisi dari suatu
kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan
kota hijau
d. Keempat, konsep kawasan pensirkulasian air (water circulating complex). Strategi
yang dilakukan adalah daur ulang air hujan untuk menjadi air baku.
e. Kelima, konsep taman tadah hujan (rain garden).
2. Pendekatan kedua adalah Konsep CPULS (Continous Productive Urban LandscapeS.
Konsep penghijauan kota ini merupakan pengembangan landscape yang menerus
dalam hubungan urban dan rural serta merupakan landscape productive.
3. Pendekatan terakhir adalah Integrated Tropical City. Konsep ini cocok untuk kota yang
memiliki iklim tropis seperti Indonesia. Konsep intinya adalah memiliki perhatian
khusus pada aspek iklim, seperti perlindungan terhadap cuaca, penghutanan kota
dengan memperbanyak vegetasi untuk mengurangi Urban Heat Island. Bukan hal yang
tidak mungkin apabila Indonesia menerapkannya seperti kota-kota berkonsep khusus
lainnya (Abu Dhabi dengan Urban Utopia nya atau Tianjin dengan Eco-city nya),
mengingat Indonesia yang beriklim tropis.
Kelebihan dari konsep Green City adalah dapat memenuhi kebutuhan keberadaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) di suatu kawasan, sehingga dapat mengurangi bahkan memecahkan
masalah lingkungan, bencana alam, polusi udara rendah, bebas banjir, rendah kebisingan
dan permasalahan lingkugan lainnya.