Anda di halaman 1dari 12

PEMODELAN PIPA MENGGUNAKAN MEETODE

COMPUTIONAL FLUID DYNAMICS

OLEH:
MAHENDRA (D081201021)
EGA RAHMAH FAHYUNIAR (D081201023)

DEPARTEMEN TEKNIK KELAUTAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah saya panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT. atas rahmat dan
hidyahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fuad Mahfud Assidiq,
ST., MT yang telah membagikan waktu, kesempatan, dan ilmunya kepada kami sehingga kami
dapat mengerjakan tugas ini.

Kami sangat menyadari masih sangat banyak kekurangan dari penyusunan laporan ini.
Kami dengan rendah hati memohon maaf dan menerima kritik dan saran dari pembaca agar
laporan ini dapat kami perbaiki .

Semoga laporan ini dapat memberikan ilmu dan manfaat bagi pembaca. Terima Kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fluida adalah suatu yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari, fluida begitu
mempengaruhi kegiatan kita baik terutama dalam bentuk cairan atau liquid. Aliran fluida pada
pipa dapat mengalami perubahan tekanan tergantung pada ukuran dimensi pipa yang
digunakan.

Saat ini sudah terdapat metode berbasis system computer yang mampu melakukan
suatu Analisa terhadap fenomena yang terjafi terhadap aliran fluida. Computational Fluid
Dynamic (CFD) merupakan metode yang digunakan unutk melakukan Analisa hal tersebut.

Computational Fluid Dynamic (Firman, 2008). CFD merupakan suatu sistem analisa
yang menyertakan aliran fluida, perpindahan panas dan yang berhubungan seperti reaksi kimia
dengan simulasi berdasarkan komputer (Versteeg, 1995). CFD pada perhitungannya
menggunakan metode perhitungan dengan sebuah kontrol dimensi, luas dan volume dengan
memanfaatkan bantuan komputasi komputer untuk melakukan perhitungan pada tiap - tiap
elemen pembaginya, atas prinsip-prinsip dasar mekanika fluida (Ahmad, 2007). Adapun
software CFD yang sering digunakan salah satu diantaranya yaitu; Fluent. Software CFD
Fluent adalah salah satu jenis program CFD yang menggunakan metode volume hingga. Fluent
menyediakan fleksibilitas mesh yang lengkap, sehingga dapat menyelesaikan kasus aliran
fluida dengan mesh yang tidak terstruktur sekalipun dengan cara yang relatif mudah. Jenis
mesh yang didukung oleh Fluent adalah tipe 2D triangular-quadrilateral, 3D tetrahedral-
hexahedralpyramid-wedge, dan mesh campuran (Firman, 2008).

Dalam kegiatan ini dilakukan Analisa terhadap besaran tekanan yang terjadi pada pipa
yang bergantung pada besaran dimensi pipa yang digunakan. Sehingga mendapatkan hasil pipa
dengan ukuran berapa yang mendapatkan tekanan yang paling besar.
BAB II

PEMBAHASAN

Deskripsi Model

Pada percobaan kali ini kami membuat 3 ukuran diameter pipa yang berbeda-beda
yang pertama berdiameter 0,1 meter kedua berdiameter 0,5 meter dan yang ketiga
berdiameter 1,0 meter.

Gambar 1.1 Pipa Diameter 0,1 m

Gambar 1.2 Pipa Diameter 0,5 m

Gambar 1.3 Pipa Diameter 1,0 m


Langkah kedua yang dilakukan ialah menetukan dimensi pipa sama seperti diameter, dimensi
yang digunakan pada percobaan ini ada 3 dengan masing-masing ukuran yang berbeda.

Gambar 2.1 Pipa Diameter 0,1 m

Gambar 2.2 Pipa Diameter 0,5 m

Gambar 2.3 Pipa Diameter 1,0 m


Proses Penghitungan CFD

Secara umum proses penghitungan CFD terdiri atas 3 bagian utama:

1. Preposessor

2. Processor

3. Post processor

Prepocessor adalah tahap dimana data diinput mulai dari pendefinisian domain serta
pendefinisian kondisi batas atau boundary condition. Ditahap ini juga sebuah benda atau
ruangan yang akan dianalisa dibagi-bagi dengan jumlah grid tertentu atau sering juga disebut
dengan meshing. Tahap selanjutnya adalah processor, pada tahap ini dilakukan proses
penghitungan data-data input dengan persamaan yang terlibat secara iteratif. Artinya
penghitungan dilakukan hingga hasil menuju error terkecil atau hingga mencapai nilai yang
konvergen. Penghitungan dilakukan secara menyeluruh terhadap volume kontrol dengan
proses integrasi persamaan diskrit. Tahap akhir merupakan tahap postprocessor dimana hasil
perhitungan diinterpretasikan ke dalam gambar, grafik bahkan animasi dengan pola warna
tertentu.

Langkah-Langkah Simulasi

1. Membuat Model Pipa


Hal yang pertama kali dilakukan ialah membuat model pipa. Dalam hal ini
model yang dibentuk adalah model zig-zag seperti huruf z dengan membandingkan
3 model ukuran yang berbeda beda pada setiap pipa. Gambar model pipa bisa dilihat
pada Gambar 1.2 hingga Gambar 2.3
2. Membuat MeshingMeshing adalah prosesdimana geometri secara keseluruhan
dibagi-bagi dalam elemen-elemen kecil. Elemen-elemen kecil ini nantinya berperan
sebagai control surface atau volume dalam proses perhitungan yang kemudian tiap-
tiap elemen in akan menjadi inputan untuk elemen disebelahnya. Hal ini akan terjadi
berulang-ulang hingga domain terpenuh. Dalam meshing elemen-elemen yang akan
dipilih disesuaikan dengan kebutuhan dan bentuk geometri.

Gambar 3.1 Hasil Meshing Pipa Diameter 0,1 m

Gambar 3.2 Hasil Meshing Pipa Diameter 0,5 m

Gambar 3.3 Hasil Meshing Pipa Diameter 1,0 m


3. Membuat Boundary Condition (Kondisi Batasan)
Boundary condition merupakan definisi dari zona-zona yang telah terdefinisi
sebelumnya. model yang digunakan adalah model aliran air sederhana maka
boundary condition yang mungkin dan sesuai untuk mendefinisikan keadaan
aktualnya adalah velocyti inlet untuk tempat masuknya air. Selain itu penentuan
kondisi fisik dari model yaitu penentuannmodel penyelesaian, fluida yang dipakai.
4. Menentukan Parameter Perhitungan Numerik
Mendefinisikan model yang akan disimulasikan maka tahap selanjutnya adalah
menentukan parameter perhitungan numerik yang akan digunakan seperti control
solusi, melakukan initialize awal, monitor residual, dan kemudian melakukan
proses iterasi simulasi, proses iterasi akan berhenti setelah terjadi konvergensi. Pada
saat proses iterasi maka akan tampil garik residual seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.1 Grafik Residual Pipa Diameter 0,1 m

Gambar 4.2 Grafik Residual Pipa Diameter 0,5 m

Gambar 4.3 Grafik Residual Pipa Diameter 1,0 m


5. Hasil Simulasi
Setelah mencapai konvergensi dari solusi, maka tahap selanjutnya adalah tahap
untuk melihat hasil simulasi yang telah dilakukan. Dalam melihat hasil simulasi
dari fluent dapat dilakukan dengan berbagai cara, dilihat secara keseluruhan
maupun target tertentu saja dengan menetukan bidang, garis atau titik pengamatan.
Karena target utama adalah untuk melihat bagaimana pengaruh perubahan diameter
terhadap pressure drop mulai dari inlet sampai outlet, maka akan dilihat vektor
kecepatan baik itu keseluruhan maupun bidang yang dibuat sebelumnya,dan kontur
serta melihat garis aliran (path lines) untuk menentukan apakah aliran yang terjadi
sudah efektif atau belum.

Hasil dan Pembahasan


Dalam suatu aliran didalam pipa pada kenyataan terjadi penurunan tekanan yang
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut panjang pipa, diameter pipa, kecepatan,
kekasaran permukaan dinding pipa sebelah dalam, dansifat-sifat fluida kerapatan dan
viskositas. Perbandingan tekanan air pada pipa bundar dengan cara empiris dan dengan
simulasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana selisih atau perbedaan
pressure drop dengan cara empiris dan dengan cara simulasi pada CFD. Berikut ini Contur
hasil dari simulasi pada ketiga pipa di atas.
Gambar 5.1 Contur Pipa Diameter 0,1 m

Gambar 5.2 Contur Pipa Diameter 0,5 m

Gambar 5.3 Contur Pipa Diameter 1,0 m


Dari gambar tersebut dapat diliat dari nilai inlet dan outlet dari tiap pipa berbeda.
Hal tersebut di sebabkan oleh ukuran diameter pipa yang berbeda serta ukuran Panjang pipa
yang berbeda-beda
KESIMPULAN
Setelah dilakukan Analisa aliran fluida didalam pipa spiral dengan menggunakan metode
CFD maka dapat diambil:
1. Hasil simulasi yang dilakukan pada pipa. Dimana pada pipa spiral dengan diameter
0,1 m menghasilkan kenaikan tekanan yang lebih tinggi pada inlet dibandingkan
dengan pipa yang berdiameter 0,5m dan 1,0 m
2. Penurunan tekanan aliran yang terjadi pada setiap sudut sisi
DAFTAR PUSTAKA

Flywheel : Jurnal Teknik mesin untirta. (n.d.). Retrieved November 25, 2022, from
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl

Reuben M. Olson & Steven J.Wright, Dasar - DasarMekanika Fluida Teknik, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. 1993.

Streeter, Victor L. Wylie, E Benjamin. Priyono, Arko. (1988). Mekanika Fluida (edisi
delapan) jilid 1, Jakarta. Erlangga

Anda mungkin juga menyukai