METODOLOGI PENELITIAN
dilakukan.
Mulai
Studi Literatur
Pembuatan Mesh A,
Ekperimen pengukuran B dan C
temperatur dan kecepatan
udara
Boundary conditions
Simulasi
1
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Laptop
2017 serta proses meshing sampai dengan simulasi menggunakan ANSYS 2020,
sebagai berikut :
- RAM : 8192 MB
3.2.2. Anemometer
aliran udara pada celah pintu lift dan kecepatan aliran udara di dalam lift.
2
3.2.3. Thermocouple
udara masuk dari celah pintu, di dalam ruangan lift dan aliran udara yang keluar
simulasi.
3
3.2.5. Meteran
juga untuk mengukur jarak dan ketinggian zona serta bidang pengamatan.
3.3.1. Pre-processing
Model Geometri
4
Dari hasil pengukuran ruangan lift kemudian dilakukan pembuatan desain
dibuat berupa ruangan lift dalam keadaan kosong tanpa penumpang dengan
Dimensi dari geometri ruangan lift yang digunakan adalah 2,125 m (p) x 1,5 m (l)
x 2,125 m (t) dengan volume 6,773 m 3. Model geometri yang sudah dibuat
Meshing
bagian atau pecahan yang lebih kecil, singkatnya adalah elemen-elemen kecil
yang membagi domain komputasi. Bentuk mesh ada beberapa macam antara lain
meshing memiliki 2 jenis yaitu unstructured mesh dan structured mesh. Pada
unstructured mesh bentuk dan susunan elemennya acak, bisa terdiri dari beberapa
bentuk. Structured mesh memiliki bentuk san susunan elemen yang rapi dan
seragam.
sudah terdapat pada software ANSYS yaitu meshing (with fluent meshing). Fitur
ini memang digunakan untuk proses meshing pada simulasi CFD, sehingga bisa
diperoleh hasil meshing yang sesuai untuk dilakukan simulasi. Jenis meshing
yang dipilih untuk penelitian ini adalah poly-hexacore, jenis ini menggabungkan
5
antara bentuk polyhedral dengan bentuk hexahedral. Pemilihan jenis poly-
hexacore bertujuan untuk mendapatkan hasil simulasi yang akurat namun dengan
waktu yang lebih singkat, sehingga didapatkan hasil komputasi yang akurat
Pada tahap validasi dibuat tiga macam variasi mesh, yaitu mesh A, mesh B
dan mesh C. Ketiga mesh ini memiliki kerapatan yang berbeda dimana mesh C
memiliki kerapatan yang paling tinggi. Dengan ketiga variasi mesh tersebut
6
Gambar 3.8 Potongan mesh A
7
Gambar 3.10 Potongan mesh B
8
Gambar 3.12 Potongan mesh C
3.3.2. Processing
standard dengan fluid properties berupa udara dengan spesifikasi seperti yang
ditunjukkan pada tabel 3.2. Model radiasi pada simulasi ini dipilih Discrete
Ordinate (DO), model ini dipilih karena memiliki keakuratan yang tinggi. Kondisi
9
kondisi operasi merupakan perkiraan kondisi daerah operasi yang biasanya
berguna untuk memberikan spesifikasi dari kondisi fluida pada fluid domain.
Terdapat beberapa tipe dari boundary condition yang digunakan pada penelitian
Boundary
Model Keterangan
condition
V = 0,8; 1,3 dan 1,8 m/s
Celah pintu Velocity inlet
T = 28,7°C
P = 0 Pa (gauge)
Kipas buang Exhaust fan
T = 27,9°C
Pintu Wall T = 28,5°C
Dinding depan Wall T = 28,5°C
Dinding kanan Wall T = 28,1°C
Dinding kiri Wall T = 28,1°C
Dinding belakang Wall T = 28,7°C
Lantai Wall T = 29,4°C
Atap Wall Heat flux = 0
10
Pada solution methods di bagian pressure velocity coupling dipilih coupled
dengan diskritisasi standar tanpa ada yang diubah. Kreiteria residual pada
untuk parameter yang lain sebesar 10-3 . Kemudian dilakukan running calculation
3.3.3. Post-processinng
dilakukan. Pada tahap ini ditampilkan data hasil dari simulasi, data-data tersebut
pada simulasi ini adalah grafik temperatur dan kecepatan udara. vektor kecepatan
udara, serta kontur temperatur dan kecepatan udara. Data yang ditampilkan
adalah data yang terdapat pada garis merah seperti pada gambar 3.12.
11
Gambar 3.14 Garis pengambilan data hasil simulasi
validasi data. Validasi data dilakukan dengan cara membandingkan dengan data
celah pintu (inlet) dengan variasi 0,8 m/s; 1,3m/s dan 1,8 m/s. Mesh yang
digunakan pada langkah tersebut adalah mesh yang telah dipilih berdasarkan hasil
yang paling akurat. Kemudian dari hasil simulasi variasi kecepatan inlet disajikan
data-data berupa grafik, kontur dan vektor. Langkah selanjutnya adalah analisa
12