Anda di halaman 1dari 10

Analisis Perbandingan Temperatur Udara pada Outlet Radiator Mobil

dengan susunan pipa tunggal dan ganda Menggunakan CFD

Steven
NIM : 180401127
Departemen Teknik Mesin , Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara , Medan
Indonesia
Abstrak
Tugas ini adalah perbandingan radiator mobil antara temperatur outlet udara dengan susunan
pipa tunggal dan ganda dengan menggunakan perangkat lunak CFD. Analysis dilakukan untuk
aliran steady-state, incompressible, laminar, dan tiga dimensi. Pipa yang digunakan memiliki
panjang sebesar 300 mm, dinding pipa setebal 3 mm ,diameter pipa 30 mm dengan suhu sumber
radiator bersuhu 403 K dialiri udara dengan kecepatan 0,01 m/s dengan temperature udara
sebesar 300 K mengalir secara searah. Analisis dilakukan untuk mengetahui perbandingan
temperature keluar fluida dengan adanya dinding insulasi dengan tanpa adanya dinding insulasi.
Dengan memanfaatkan fitur Calculate pada perangkat lunak CFD, didapati temperatur keluar
rata-rata dengan pipa susunan tunggal 245,276 K sedangkan temperatur keluar rata-rata dengan
pipa susunan ganda sebesar 347,816 K, didapati kecepatan keluar rata-rata udara dengan
radiator susunan pipa tunggal dan ganda sebesar 0.01052436 m/s. Medan temperature,tekanan
dan kecepatan dari pipa juga akan ditampilkan dalam 3 Dimensi.

Kata Kunci: Konveksi Paksa, Aliran Udara, susunan pipa , CFD

I. Pendahuluan
Perpindahan panas pada pipa dan fin radiator yang dialiri fluida dengan arah tegak lurus
terhadap pipa merupakan salah satu kasus yang banyak dijumpai di bidang engineering. Kasus
ini dapat dijumpai pada analysis perpindahan panas konveksi melalui dinding bangunan yang
datar, perpindahan panas pada solar kolektor, perpindahan panas pada sirip kondensor, heat
sink, dll. Oleh karena itu pengetahuan dan penjelasan fenomena perpindahan panas pada plat
datar ini sangat dibutuhkan.
Persamaan menghitung koefisien perpindahan panas pada plat datar ini dapat dijumpai
buku literatur perpindahan, seperti pada [1] dan [2]. Persamaan ini diyakini dapat memberikan
nilai koefisien perpindahan panas yang akurat karena telah divalidasi dengan melakukan
eksperiment. Tetapi karena jangkauan penggunaan persamaan ini cukup luas sering dijumpai
perbedaan untuk kasus-kasus yang spesifik.
Pada tugas ini persamaan-persamaan yang dirumuskan secara analitik yang ada di
buku-buku perpindahan panas [1,2] akan diuji dengan menggunakan perangkat lunak
komersial CFD. Perangkat lunak yang akan digunakan adalah FLUENT. Hasil dari perangkat
lunak ini akan dibandingkan langsung dengan hasil dari referensi tersebut. Tujuan tugas ini
antara lain: (1) memperdalam pengetahuan proses perpindahan panas pada radiator, (2)
memberikan keterampilan menggunakan salah satu perangkat lunak CFD untuk menganalisis
proses proses engineering, (3) memberikan kemampuan dasar yang dapat dikembangkan
melakukan analysis perpindahan panas yang lebih komplex.

II. Perumusan Masalah


Untuk mendapatkan tujuan-tujuan itu pada tugas ini dilakukan analysis pada masalah
yang sangat sederhana. Pipa yang digunakan memiliki panjang sebesar 300 mm, dinding pipa
setebal 3 mm ,diameter pipa 30 mm dengan suhu sumber radiator bersuhu 403 K dialiri udara
dengan kecepatan 0,01 m/s dengan temperature udara sebesar 300 K mengalir secara searah.

Gambar1 Gambar Radiator


Udara yang mengalir melalui pipa dan fin adalah diasumsikan sebagai udara. Asumsi-
asumsi lain yang digunakan adalah steady-state, tiga dimensi, efek difusivitas dan gravitasi
diabaikan. Dengan mengunakan asumsi-asumsi ini, maka persamaan pembentuk aliran
(governing equations) yang akan dianalysis adalah:

a. Persamaan Kontinuitas
∂u ∂v ∂w
+ ∂y + =0 (1)
∂x ∂z

b. Persamaan Momentum
∂(ρu) ∂(ρuu) ∂(ρuv) ∂(ρuw) ∂p ∂ 2 ∂u ∂v ∂w ∂ ∂u ∂v
∂t
+ ∂x + ∂y + ∂y = − ∂x + ∂x [3 𝜇 (2 ∂x − ∂y − ∂z
)] + ∂y [𝜇 (∂y − ∂x)]
∂ ∂w ∂u
+ ∂z [𝜇 ( ∂x − ∂z )] + ρ𝑓𝑥 (2)
∂(ρv) ∂(ρuv) ∂(ρvv) ∂(ρvw) ∂p ∂ 2 ∂v ∂u ∂w ∂ ∂v ∂u
∂t
+ ∂x + ∂y + ∂y = − ∂y + ∂y [3 𝜇 (2 ∂y − ∂x − ∂z
)] + ∂x [𝜇 (∂x − ∂y)]
∂ ∂v ∂w
+ [𝜇 (∂z − ∂y )] + ρ𝑓𝑦 (3)
∂z
∂(ρw) ∂(ρuw) ∂(ρvw) ∂(ρww) ∂p ∂ 2 ∂w ∂u ∂v ∂ ∂w ∂u
∂t
+ ∂x + ∂y + ∂y = − ∂z + ∂z [3 𝜇 (2 ∂z − ∂x − ∂y)] + ∂x [𝜇 ( ∂x − ∂z )]
∂ ∂v ∂w
+ ∂y [𝜇 (∂z − ∂y
)] + ρ𝑓𝑧 (4)

c. Persamaan Energi
∂(ρcT) ∂(ρcV) ∂ ∂T ∂u
+ = (𝑘 ) − 𝑝 𝑖 + ρq̇ + Φ (5)
∂t ∂x𝑖 ∂x𝑖 ∂x𝑖 ∂x𝑖

Dimana I, j, k = 1, 2, 3 pada masing-masing sumbu x, y, z.


Koefisien perpindahan panas konveksi lokal dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:
−k(∂T/ ∂y)|y=0
hx =
(Ts − Tin )
Dengan menggunakan teknik similaritas persamaan temperatur dapat dipecahkan dan
persamaan koefisien konveksi lokal menjadi:

ρUin
hx = 0.332Pr1/3 k√
vx

Dimana Pr adalah bilangan Prandtl dan x adalah jarak dari sisi masuk.
Koefisien perpindahan panas rata-rata di sepanjang plat dapat dihitung dengan
persamaan:
1
h̅ = ∫ hx dx
L
Material pipa yang digunakan terbuat dari Aluminium yang memiliki sifat fisik sebagai berikut:
Densitas = 2719 kg/m3, Kapasitas Panas = 871 J/kg.K, dan konduktivitas termal = 202,4
W/m.K.
III. Tahapan melakukan Simulasi
Didalam melakukan simulasi dengan menggunakan perangkat lunak FLUENT, tahapan
terpenting yang dilakukan adalah membuat domain simulasi, menentukan wilayah contact,
Penamaan bagian-bagian domain, Meshing, dan Setup.
a. Pembuatan Domain simulasi
Domain simulasi yang akan digunakan merupakan pipa yang digunakan memiliki
panjang sebesar 300 mm, dinding pipa setebal 3 mm ,diameter pipa 30 mm dengan suhu sumber
radiator bersuhu 403 K dialiri udara dengan kecepatan 0,01 m/s dengan temperature udara
sebesar 300 K. Spesifikasi domain dapat dilihat pada gambar 1.
b. Penamaan bagian-bagian domain
Penamaan bagian domain berfungsi untuk memudahkan proses setup nantinya, seperti
untuk menentukan domain aliran fluida, domain wall , inlet, dan juga outlet fluida.
c. Meshing
Proses Meshing dilakukan untuk mengubah domain menjadi terdiri dari banyak cell.
Didalam simulasi menggunakan FLUENT, semakin banyak jumlah cell suatu domain, maka
akan semakin tinggi tingkat akurasi dari hasil yang didapat. Didalam simulasi ini, besar cell
yang digunakan memiliki besar 50 mm, dan bentuk utama dari cell yang digunakan merupakan
Segitiga. Menggunakan inflation pada bagian wall.

Gambar 2 Bentuk Cell dan Hasil Meshing


d. Setup
Proses Setup digunakan untuk mendefinisikan sifat-sifat domain yang akan
disimulasikan, model dari simulasi yang akan disimulasikan, dan banyak iterasi yang nantinya
akan dilakukan pada saat simulasi. Sifat domain fluida yang akan didefinisikan biasanya yaitu,
material dari domain, kecepatan fluida masuk pada inlet, tekanan pada outlet, menentukan sifat
domain, boundary condition domain dan lain sebagainya.
- Solver
Solver merupakan asumsi-asumsi yang akan digunakan selama melakukan simulasi.
Solver yang digunakan pada simulasi ini adalah type Pressure-Based karena fluida akan
mengalami perubahan suhu, velocity absolute karena kecepatan diasumsikan tidak terlalu
bergantung kepada waktu, dan time steady.
- Models
Models digunakan untuk menjelaskan apa saja pengaruh yang akan mempengaruhi
hasil simulasi, seperti energi, efek viskus, akustis, dan banyak fase yang ada. Dalam simulasi
ini hal yang mempengaruhi hasil simulasi adalah energi, dan juga efek viskus.
- Pemilihan Material
Pemilihan material dimaksudkan untuk menjelaskan jenis material yang akan
diterapkan pada domain. Pada simulasi ini, jenis domain yang akan digunakan adalah air untuk
fluidanya, dan alumunium untuk solidnya.
- Mendefinisikan sifat domain
Mendefinisikan sifat domain dapat dilakukan melalu menu Cell Zone Conditions pada
FLUENT. Menu ini berfungsi untuk mendefinisikan sifat domain apakah itu solid atau fluida,
dan material dari suatu domain yang sudah ada. Dalam simulasi ini domain air dingin dan panas
memiliki material air, dan domain dinding pipa solid memiliki material tembaga dan domain
dari dinding insulasi adalah Phenolic-foam.
- Menentukan inlet, outlet, kecepatan masuk fluida, dan temperature masuk fluida
Untuk menentukan inlet, outlet, kecepatan masuk fluida, dan temperature masuk
fluida dilakukan melalui menu Boundary Conditions. Pada simulasi ini, temperature aliran
udara yang mengaliri sekitar pipa radiator sebesar 300 K dengan kecepatan aliran masuk
pipa sebesar 0,01 m/s dan juga secara konveksi dengan koefisien konveksinya 25 W/m2-k.

Gambar 3 Aliran Masuk dan Keluar Fluida


- Melakukan Inisialisasi
Pada simulasi ini, metode inisinialisasi yang digunakan adalah standart initialization,
dan proses komputasi dilakukan melalui semua area, dan menu lainnya dibiarkan tetap default.
- Memulai Kalkulasi
Memulai kalkulasi dimaksudkan untuk memulai proses kalkulasi dari simulasi yang
dilakukan yang didalamnya dapat ditentukan banyak iterasi terhadap trial and error yang akan
dilakukan oleh FLUENT. Pada simulasi ini, banyak iterasi yang digunakan adalah sebanyak
400 iterasi.
IV. Hasil dan Diskusi
Dengan menggunakan perangkat lunak CFD ANSYS FLUENT pada simulasi aliran
udara dengan susunan pipa tunggal, ini maka didapatkan temperatur rata-rata udara yang keluar
pada susunan pipa berdiameter 30mm adalah 337,337 K (Gambar 4).

Gambar 4 Temperatur rata-rata udara keluar pada susunan pipa tunggal menurut FLUENT
Selain temperature rata-rata aliran yang keluar dari susunan pipa Tunggal, dengan
menggunakan perangkat lunak CFD ini didapat juga distribusi suhu yang terjadi disekitaran
susunan pipa tunggal dalam gambar 3 Dimensi (Gambar 5).

Gambar 5 Distribusi suhu pada susunan pipa tunggal pada gambar 3 Dimensi

Dengan menggunakan perangkat lunak CFD ANSYS FLUENT pada simulasi aliran
udara dengan susunan pipa tunggal, ini juga didapatkan kecepatan rata-rata udara yang keluar
pada pipa berdiameter 30 mm adalah 0.0111471 m/s. (Gambar 6).

Gambar 6 Kecepatan rata-rata udara keluar pada susunan pipa tunggal menurut FLUENT
FLUENT
Selain kecepatan rata-rata aliran yang keluar dari pipa dengan susunan pipa tunggal
tersebut, dengan menggunakan perangkat lunak CFD ini didapat juga distribusi kecepatan yang
terjadi pada pipa dalam gambar 3 Dimensi (Gambar 7).

Gambar 7 Distribusi tekanan pada pipa sejajar ganda pada gambar 3 Dimensi

Dengan menggunakan perangkat lunak CFD ANSYS FLUENT pada simulasi aliran
udara dengan susunan pipa ganda, ini maka didapatkan temperatur rata-rata udara yang keluar
pada pipa berdiameter 20 mm adalah 345,276 K (Gambar 8).

Gambar 8 Temperatur rata-rata udara keluar pada susunan pipa ganda menurut FLUENT
Selain temperature rata-rata aliran yang keluar dari susunan pipa ganda, dengan
menggunakan perangkat lunak CFD ini didapat juga distribusi suhu yang terjadi disekitaran
susunan pipa ganda dalam gambar 3 Dimensi (Gambar 9).
Gambar 9 Distribusi suhu pada pipa sejajar ganda pada gambar 3 Dimensi

Dengan menggunakan perangkat lunak CFD ANSYS FLUENT pada simulasi aliran
udara dengan susunan pipa ganda, ini juga didapatkan kecepatan rata-rata udara yang keluar
pada pipa berdiameter 20 mm adalah 0.0105517m/s. (Gambar 10).

Gambar 10 Kecepatan rata-rata udara keluar pada susunan pipa ganda menurut FLUENT
FLUENT
Selain tekanan rata-rata aliran yang keluar dari pipa dengan dinding insulasi tersebut,
dengan menggunakan perangkat lunak CFD ini didapat juga distribusi tekanan yang terjadi
pada pipa dalam gambar 3 Dimensi (Gambar 11).
Gambar 11 Distribusi tekanan pada pipa sejajar ganda pada gambar 3 Dimensi

V. Kesimpulan
Pada tugas ini telah dilakukan perbandingan antara temperatur outlet susunan pipa
sejajar tunggal dengan temperatur outlet susunan pipa sejajar ganda dengan menggunakan
perangkat lunak CFD. Analysis dilakukan untuk aliran steady-state, incompressible, laminar,
dan tiga dimensi. Hasil yang didapatkan dengan CFD menunjukkan temperatur rata-rata udara
yang keluar pada susunan pipa sejajar tunggal adalah 337,337 K, sedangkan temperatur rata-
rata air yang keluar pada susunan pipa sejajar ganda adalah 345,276 K . Dari analisis tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa perpindahan panas lebih cepat dengan susunan pipa ganda
dengan kecepatan rata-rata pada keluaran udara adalah lebih cepat sedikit yaitu 0.0105517m/s

Daftar Pustaka
[1] Cengel, A. Yunus. 2015. “Heat and Mass Transfer: Fundamentals & Aplications, Fifth
Edition”. New York: McGraw-Hill Education.
[2] Versteeg, H.K., Malalasekera W. 2007. “An Introduction to Computational Fluid
Dynamics The Finite Volume Method, Second Edition”. Edinburgh: Pearson Education
Limited.

Anda mungkin juga menyukai