DASAR TEORI
1.1 Perpindahan Kalor Konduksi Tunak Satu Dimensi
Dinding Datar
Untuk dinding datar dengan konduktivitas termal konstan, ketebalan
x , dan
temperatur T1 dan T2 pada kedua sisinya, integrasi Hukum Fourier untuk konduksi ke
arah x menghasilkan:
q x=
kA
(T 2T 1)
x
(1)
dituliskan:
T
T
( 22T 21 )
2
( 2T 1)
k 0 A
q x=
(2)
Jika terdapat lebih dari satu material pada dinding dan membentuk dinding
berlapis, maka laju perpindahan kalor adalah:
k A
k A
k A
q x = A ( T 2T 1 )= B ( T 3 T 2 ) = C (T 4T 3 )
xA
xB
xC
Penyelesaian Persamaan (3) secara simultan menghasilkan:
T 1T 4
qx=
x A /k A A + x B /k B A + x C /k C A
(3)
(4)
Analogi Hukum Fourier dengan Hukum Ohm tentang Arus Listrik. Jika
perbedaan temperatur,
T total
Rth
dituliskan sebagai:
q=
T total
Rth
(5)
[ ]
dT
dx
(6)
Luas penampangnya
A=2 rL
(7)
q=k 2 r L
dT
dr
(8)
Pada silinder terdapat jari-jari dalam (ri) dan jari-jari luar (ro), panjang L dan
mengalami perbedaan suhu Ti-To. Unutk sistem seperti pada gambar yang memiliki L
> D (diameter) maka aliran kaor berlangsung menurut arah radial (r) saja. Oleh
karena itu, memiliki boundary condition
T =Ti , r = ri
T = To , r = ro
(9)
Atau
ln ( D o /D i)
(TiT o)
q=2 k L
(10)
Luas penampang
A=4 r
(11)
dT
dr
(12)
Pada bola terdapat jari-jari dalam (ri) dan jari-jari luar (ro), dan dialiri panas
sebesar q. Suhu permukaan dalan Ti dan luar To.
-
T =Ti , r = ri
T = To , r = ro
(TiT o)
1 1
ri ro
(13)
di mana hambatan termal memiliki unit oC/W atau oF.h/Btu. Setelah integrasi
Hukum Fourier dilakukan, nilai
Rth
laju kalor sistem tertentu yang tersusun dari berbagai material secara seri, paralel,
atau campuran.
1.2 Konduksi pada Sirip
Kalor konduksi pada suatu benda terkadang harus dibuang ke lingkungan
sekitar melalui proses konveksi. Laju perpindahan panas konveksi menurut hukum
Newton :
q=h . A .(T T w )
(14)
d T 2 q
+ =0
d x2 k
(15)
q 2
x +C 1 x +C 2
2k
(16)
C1dianggap 0 karena suhu di +x dan x sama (Tw). Sementara C2dapat ditulis To.
Persamaan distribusi suhu dapat ditulis :
2
2
T T o
x
q L
=
dengan T o=
+T w
T w T o L
2k
()
(17)
heat-transfer) analisis perpindahan kalor keadaan tak tunak jelas mempunyai arti
praktis yang nyata mengingat banyaknya proses-proses pemanasan dan pendinginan.
Untuk menganalisis masalah masalah perpindahan kalor transien. Kita dapat
mulai dari penyelesaian persamaan umum konduksi kalor dengan metode
pemisahan variable, seperti halnya pengolahan analitis yang kita kerjakan untuk
masalah keadaan tunak dua dimensi
1.5 Sistem Dimensi Rangkap Kondisi Tak Tunak
Sistem ini, berlaku pada kondisi dimana suatu bidang memiliki panjang yang
tidak terlalu jauh panjangnya, apabila dibandingkan dengan lebar dan tingginya,
begitu juga suatu silinder yang memiliki panjang yang tidak terlalu jauh bedanya
apabila dibandingkan dengan diameternya, oleh karena itu dibutuhkan suatu variable
ruang yang baru untuk menghitung distribusi suhu pada jarak yang berhingga
tersebut, yang mana persamaan differensial yang mengaturnya adalah persamaan :
2 T 2 T 1 T
+
=
2 x 2 y (18)
Pada sistem dimensi rangkap juga dapat dibuktikan bahwa distribusi suhu
tak-berdimensi dapat dinyatakan sebagai produk perkalian dari penyelesaian dua soal
plat yang masing-masing tebalnya 2L1 dan 2L2 , yang mana dapat diketahui bahwa L 1
dan L2 memiliki panjang yang tidak terlalu berbeda jauh, sehingga tidak ada yang
dapat diabaikan :
T T
T T
=
T iT
T iT
)(
) (
+
2L 1
T T
T iT
2 L2
(19)
( )
i gabungan
( ) ( ) ( ) (20)
i 1
i 2
i 3
Gambar 5. Sistem Multidimensi. (a) plat semi tak-hingga ; (b) batangan siku-empat tak
berhingga; (c) batanagan siku empat semi-takberhingga; (d) paralelpidum segiempat; (e) silinder semi-takberhingga; (f) silinder pendek
(Sumber : Holman, Heat Transfer 10th edition, hlm 167)
hs
k
(21)
Fo=
T
k
=
2
S
c S2
(22)
T
>0,2
S2
(23)
(24)
Dengan kondisi batas T ( x ,0 )=T i dan T ( 0, ) =T 0 untuk >0
(25)
x
2
=
2
x
2
(26)
x
2
e d
(27)
Untuk menentukan aliran kalor pada setiap posisi x ditentukan dengan cara:
q x =kA
T
x
(28)
/4
T T o x /4
x
= i
e
x 2
(29)
kA ( T iT o )
(30)
(31)
10
x=0
qo
A
maka T (x, 0) = Ti
untuk >0
2 q o /
q x
x 2
x
exp
o
1erf
kA
4
kA
2 /
( ) ( )(
(32)
11
waktu. Pada gambar 14 ( lampiran ), dalam benda padat persamaan diferensial yang
mengatur aliran kalor ialah :
(33)
derivatif waktu dari persamaan diatas adalah :
(34)
Persamaan diatas menunjukkan tambahan waktu. Dengan menggabungkan
hubungan-di atas, maka didapatkan persamaan :
(35)
Jika suhu pada setiap waktu di berbagai node diketahui, suhu sesudah
tambahan waktu, dapat dihitung dengan persamaan diatas. Cara tersebut dapat
diulangi untuk mendapatkan distribusi suhu sesudah sejumlah tambahan waktu yang
diinginkan. Jika tambahan koordinat ruang dibuat sedemikian rupa sehingga x = y,
maka persamaan yang dihasilkan untuk
adalah :
(3
6)
Jika tambahan waktu dan tambahan jarak dipilih sedemikian rupa sehingga
berikut :
(37)
12
dapat dalam melakukan penyelesaian numerik. Kalau kita pilih nilai 4 untuk sistem
dua-dimensi atau nilai 2 untuk sistem satu-dimensi, maka perhitungan kita menjadi
sangat mudah. kita harus membatasi nilai M, sehingga :
(38)
BAB II
JAWABAN SOAL PEMICU
A. Contoh Kasus : Desain dinding rumah
Beberapa fenomena kehidupan sehari-hari yang terkait dengan perpindahan kalor
secara konduksi telah dipaparkan di atas. Dapatkah anda menggambarkan dan
menjelaskan mekanisme perpindahan kalor yang terjadi pada dinding rumah, serta
persamaan-persamaan konduksi yang terlibat dalam penjelasan mekanisme tersebut ?
Jawab :
Laju kalor yang datang melalui udara menuju ruangan rumah dihalangi oleh
material dinding. Panas berlebih sebagian besar akan tertampung oleh material
dinding, sedangkan sisanya akan diteruskan ke dalam ruangan.Jadi, meskipun sinar
matahari di luar rumah sangat terik, dalam rumah tidak akan terasa terlalu panas.
13
Bahan yang biasa digunakan sebagai material dinding rumah adalah tanah liat,
beton. Dinding yang terbuat dari tanah liat bersifat kapasitif dimana proses kerjanya
dengan time delay atau time lag. Berguna pada daerah-daerah tertentu. Contoh;
rumah-rumah yang terdapat di daerah gurun afrika, dinding rumah mayoritas terbuat
dari clay (lumpur) yang sangat tebal. Pada saat temperatur meningkat panas pada
tengah hari tidak mempengaruhi suhu dalam rumah, namun ketika malam hari saat
tempreatur menurun, panas yang diserap oleh dinding pada waktu siang hari
diteruskan kedalam ruangan, sehingga ruangan terasa hangat. Sehingga dinding
rumah memiliki fungsi sebagai insulasi untuk menjaga suhu di dalam rumah tetap
nyaman, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Insulasi adalah material yang berfungsi sebagai pemisah atau pelindung untuk
menetralisir area yang diinsulasi dari gangguan luar (panas dan bising) sehingga
menjadikannya nyaman untuk ditinggali. Mekanisme dari perpindahan panas yang
berkontribusi pada peristiwa ini adalah perpindahan panas secara konduksi, konveksi
dan radiasi. Konveksi yang hanya terjadi pada media fluida, terjadi pada permukaan
dinding dengan udara. Proses konduksi terjadi didalam dinding yang merupakan
suatu proses perpindahan kalor secara spontan tanpa disertai perpindahan partikel
media karena adanya perbedaan suhu, yaitu dari suhu yang tinggi ke suhu yang
rendah. Hal ini disebabkan oleh partikel-partikel pada bagian yang lebih panas akan
bergetar lebih cepat karena suhunva naik. Partikel yang energi kinetiknva lebih besar
akan memberikan energinya kepada partikel disebelahnya melalui tumbukan.
Sedangkan proses radiasi selalu terjadi karena tidak membutuhkan media apapun,
walaupun dalam nilai yang kecil.
Mekanisme perpindahan panas yang terjadi :
1.
2.
3.
14
Persamaan yang terjadi pada mekanisme perpindahan kalor pada dinding rumah yaitu
Perpindahan Kalor Konduksi :
Apabila pada suatu benda terdapat gradien suhu, maka akan terjadi
perpindahan energi dari bagian bersuhu tinggi ke bagian bersuhu rendah. Dapat
dikatakan bahwa energi berpindah secara konduksi; laju perpindahan kalor itu
berbanding dengan gradien suhu normal.
q
T
A
x
T
A
T x
dalam
skala
suhu.
Persamaan
ini
disebut
Hukum
Fourier
panas, insulasi juga digunakan untuk meredam suara-suara yang tidak diinginkan,
misalnya suara hujan pada atap rumah atau suara dari ruangan lain.
B. Perhitungan
1. Konduktivitas termal suatu bahan brubah-rubah menurut persamaan k = a + bt + ct3
dengan a,b,c : konstanta. Jabarkan rumus untuk menghitung kehilangan panas per
satuan panjang dari suatu silinder berongga yang dibuat dari bahan tersebut. Jari-jari
luar dan dalam silinder masing-masing adalah ro dan ri. Ujung dan pangkal silinder
disekat sempurna
Jawab:
Dari persamaan awal Hukum Fourier yang merupakan hukum dasar dari
perpindahan kalor secara konduksi menyatakan
q=k A
[ ]
dT
dx
dT
dr
T =Ti , r = ri
T = To , r = ro
Sehingga
ln( r o /r i)
(TiT o) .
q=2 k L
didapatkan
16
ln (r o /r i)
(TiT o)
q=2 ( a+bt +c t 3 )L
2. Suatu bola berdiameter 6 inci dipanaskan dari dalam. Permukaan bola itu ditutup
dengan penyekat yang tebalnya 2 inci dan mempunyai km = 0,04 BTU/j ft oF. Suhu
permukaan dalam dan luar penyekat berturut turut adalah 600oF dan 180oF. Hitung
kehilangan panas yang terjadi?
Dik. :
di : 6 inci = 0,5 ft
ri : 0,25 ft
Dit. : q?
Jawab:
ro ialah jumlah dari r
Hukum Fourier pada bola dengan aliran kalor dari arah dalam ialah
q=4 k
(TiT o)
1 1
ri ro
Sehingga
17
q=217,602
BTU (600180) F
1
1
j ft o F
0,25 ft 0,33 ft
BTU
hr
3. Hitunglah panas yang melalui dinding suatu dapur per-ft 2 yang tebalnya 9 inci. Suhu
permukaan dalam dapur 1800oF , sedangkan suhu udara luar 70 oF. Daya hantar
panas secara konduksi dapur adalah 0.667 BTU/j.ft2oF, koefisien perpindahan panas
secara konveksi dan radiasi dianggap 2BTU/j.ft2oF.
Bila kemudian dinding itu diberi penyekat yang tebalnya 0.3 inci (k = 0,046
BTU/j.ft2oF). Hitunglah panas yang melalui dinding bila suhu permukaan luar
penyekat adalah 70oF juga.(Btu/ft2).
Jika harga penyekat Rp2250,- per ft2 , hitunglah waktu yang diperlukan untuk
membayar harga bahan penyekat itu jika diketahui harga panas Rp675,- per satu juta
BTU dan dapur bekerja selama 24 jam seharu selama 175 hari dalam setahun.
Diketahui :
T = 70 o F
T0 = 1800oF
Ditanya :
a. Panas yang melalui dinding
b. Panas yang melalui dinding bila ada penyekat
c. Hitunglah waktu yang diperlukan untuk membayar harga penyekat
Jawab :
Adapun gambar dari sistem ditunjukkan oleh gambar 7
18
19
Dimana
kp
x p
kd
adalah tebal
dari penyekat.
q
180070
=
A 1 0,025 0,75
+
+
2 0,046 0,667
q
=798,001 BTU / jam . ft 2
A
Jadi, panas yang hilang melalui dinding bila suhu permukaan luar
penyekat juga 70oF adalah 798,001 BTU / jam . ft
Tanpa Penyekat
q=1064.98
BTU
24 Jam 175 hari
2
x
x
=4472916 BTU /Ft tahun
2
1
hari
1
tahun
Ft jam
Dengan Penyekat
q=798.044
BTU
24 Jam 175 hari
x
x
=3351784,8 BTU /Ft 2 tahun
2
1
hari
1tahun
Ft jam
Tanpa Penyekat
20
Rp675,
Dengan Penyekat
Rp675,
=Rp 2262,45/tahun
6
2
1 x 10 BTU / Ft
BTU
3351784,8 2
x
Ft tahun
Dengan, mengalikan dengan nilai harga yang ada dalam soal, maka waktu
yang dibutuhkan untuk membayar bahan penyekat
t=
Harga penyekat
Rp 2250
=
=2,967 tahun
Selisih harga panas pertahun ( Rp 3019,2Rp 2262,45)
4. Oksigen cair yang hendak dikapalkan disimpan dalam sebuah tangki berbentuk bola
berdiameter luar Do = 5 ft. Permukaan luar tangki diisolasi dengan bahan A setebal 1
ft dan luarnya diisolasi dengan bahan isolasi B setebal 0,5 ft. Suhu permukaan tangki
-290 o F sedangkan suhu permukaan luar isolasi 50 oF. Diketahui nilai kA = 0,022 dan
kB = 0,04 BTU/j.ft.oF. Hitunglah perpindahan panas yang terjadi dari udara ketangki
oksigen cair.?
Jawab :
Diketahui:
Do = 5 ft
riB = 3,5 ft
DA = 1 ft
roB = 4ft
DB = 0,5 ft
riA = 2,5 ft
roA = 3,5 ft
Ti = 50 oF
To = -290 o F
kA = 0,022BTU/j.ft.oF
kB = 0,04 BTU/j.ft.oF
q=
4 k (T iT o)
1 1
ri ro
21
q=
q=
q=
4 (T iT o)
1 1
( )/k
r1 ro
4 (T iT o)
1
1
1
1
(
)/kB+(
)/kA
r1 B ro B
r1 A ro A
)/ 0,022 BTU / j. f t .o F
3,5 ft 4 ft
2,5 ft 3,5 ft
q=701,84 W
5. Enam pound daging sapi berbentuk silinder(sosis) dipanggang dalam suatu oven yang
suhunya dipertahankan tetap 300F.Suhu awal daging = 50 F.Diameter daging =
panjang daging (Dsilinder = Psilinder).Daging sapi akan dimasak bila suhu di
pusatnya mencapai 150F.Hitunglah waktu yang diperlukan untuk memasak daging
sapi tersebut?
Jawab :
Diketahui :
m daging
Toven (T)
To
Tpusat (T)
D=L
= 6 pound = 2,72155 kg
= 300F = 422,04 C
= 50 F = 283,15 C
= 150 F = 338,71C
0 T T
=
i T
0 338,71 C422,04 C
=
i 283,15 C422,04 C
0
=0,6
i
data yang didapatkan untuk daging seperti berikut
Cp = 3,35 KJ/Kg.K
K= 0,5 W/m
22
h = 180 W/m2. K
= 880 Kg/m3
m
=
v
m 2,72155 kg
3
v= =
=3,0926705 x 10
880 Kg/m3
Mencari nilai r
3
V= 3,0926705 x 10
v = r 2 t= r 3
r=
r=
3,0926705 x 103 m3
=0,099 m
k
=
hr 0
0.5
W
.K
m
W
. K . 0.099 m
m2
180
=0,028
1
m
Dengan menggunakan grafik pada gambar 4-9 buku holman, maka dapat di cari
bilangan fouriernya.
=0.219
r 20
mencari nilai
difusivitas thermal
23
k
Cp
0.5
=
880
W
.K
m
Kg
. 3,35 KJ / Kg. K
m3
=1.696 10
Mencari
=0,219
r 20
1.696 104
=0.219
(0,099)2
=33,64 s
V
)
A
k
h(
Bi=
24
4
R3
3
h(
)
4 R2
Bi=
k
Bi=
hR
3k
W
x 0,025 m
2o
m C
Bi=
W
3 (371,5 o )
m C
28
hA
h
R
= (
)
c V c 4
3
R
3
3h
=
c R
3(28
8 8954
W
)
m2 o C
kg
(383,1 J /Kg o C (0,025 m))
m3
=9,795 x 104 S1
hA
(
)
T T w
=e cV
T oT w
9030
9,795 x 10
=e
25030
6
=e9,795 x10
22
S1.
S1 .
9,795 x 104 S1 .
= -1,299
=1326 s
25
7. Setumpuk bata bangunan tinggi 1 m, panjang 3 m, tebal 0,5 m dikeluarkan dari tanur
dimana batu tersebut telah dipanaskan hingga mencapai suhu seragam 300oC .
Tumpukan itu didinginkan di udara dengan suhu 35oC dengan koefisien konveksi
udara 15 W/m2.oC . Permukaan bagian bawah tumpukan diisolasi dengan pasir .
a) Berapa kalor yang dilepas hingga bata mencapai suhu kamar?
b) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk melepaskan separuh dari jumlah kalor
tersebut
c) Berapakah suhu di pusat geometri tumpukan pada saat itu
Jawab :
Pada kasus ini melibatkan benda padat semi tak berhingga. Digunakan
penyelesaian dengan kondisi batas konveksi, karena tumpukan bata dianalogkan
dengan plat yang ketebalannya kecil sekali dibandingkan dengan dimensi
lainnya.Dalam soal ini, disebutkan bahwa bata bertumpuk ke atas, atau dengan kata
lain, panjang dan lebar dari tumpukan bata tidak bisa ditentukan (tak behingga).
Sehingga dalam soal ini, sistem yang ditinjau adalah satu dimensi, yaitu lebar (0,5 m).
Sedangkan asumsi lainnya adalah,
Plat disusun bertumpuk, seperti tembok, sehingga panjang dan tingginya tak
berhingga, hanya ditinjau dari ketebalannya saja, yang memiliki L = 0,25 m
Dari bata bangunan,
diketahui : = 1600 kg/m3; c = 0,84 kJ/kg.oC ; = 5.2.10-7 m2/s
2L
= 0.5 m L = 0.25 m
26
= 0.69 W/m.oC
= 15 W/m2.oC
Tlingkungan = 35oC
Ti = T awal yang seragam = 300oC
To = T pusat geometri = ?
i = Ti Th = 300 35 = 265oC
a. Menentukan besarnya kalor yang dilepas hingga bata mencapai suhu kamar (suhu
lingkungan), Qo = ?
Q o c V i
=
=c (2 L)i
A
A
1600
kg
kJ
x 0,84 o x 0,5 m x 265 oC
3
m
kg C
178080
kJ
m2
Jawaban dalam per satuan luas, dengan asumsi bahwa volume batu bata
adalah semi tak hingga sehingga tidak bisa menentukan berapa kJ kalor yang
pastinya dilepas.
b. Waktu yang diperlukan untuk melepas separuh dari kalor di atas, = ?
Untuk mencari nilai pada kondisi ini, karena nilai Biot yang didapat pada
kondisi ini > 0.1 , sehingga tidak memenuhi untuk menggunakan sistem kapasitas
kalor tergabung, sehingga harus menggunakan sistem dimensi rangkap, karena
sistem ini juga merupakan sistem rangkap tiga dimensi.
Untuk mencari waktu mencapai nilai 0,5 dari kalor yang dibutuhkan,
didapatkan bahwa nilai (Q/Qo)total adalah 0,5 , sehingga dapat dicari nilai dari
grafik
27
hL 15 W/m 2 .o C. 0.25m
5.43
k
0.69 W/m oC
Pada
Q 1
=
Qo 2
Gambar 8 Rugi Kalor tak berdimensi Q/Qodari bidang datar tak berhingga, tebal 2L, dengan
waktu
(Sumber : Holman, Heat Transfer 10th edition, hlm 159)
h 2 15 2 5.3 10 7
12,64
k2
0.69 2
51288,58 s
Sehingga diperoleh,
14,24 jam
28
Dari data di soal, maka kita dapat menentukan angka Fourier sebagai
berikut
5,2 x 107 x 51288,58
Fo = 2 =
=0,46
2
L
0,25
Selain itu, kita juga bisa mencari nilai
k
0,69
=
=0,184
hL 15 x 0,25
Dari kedua data diata, maka dapat ditentukan suhu di pusat geometri pada
waktu itu dengan angka Fourier (grafik 4-7 di buku Holman) adalah
29
T o=170,1 C
8. Sebuah lempeng besar terbuat dari tembaga berada pada suhu awal 300 oC. Suhu
permukaan tiba-tiba diturunkan hingga 35oC. Berapa suhu pada kedalaman 7,5 cm 4
menit setelah suhu permukaan diturunkan.
Diketahui :
Ti = 300oC
T0 = 35oC
x = 7,5 cm = 0,075 m
= 4 menit = 240 detik
Ditanya :
Jawab :
x
2 =
T (7,5 ; 240) ?
0,075
2 (11,23 x 105)( 240)
= 0,23
Mencari nilai erf (0,23) menggunakan interpolasi
0,230,22
x0,24430
0,240,22 = 0,265700,24430
= erf 2
T ( x , ) 35
30035
= 0,255
T (x ,)
= 102,575oC
30
KESIMPULAN
1. Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas dari suatu tempat ke
tempat lain tanpa mengalami perpindahan zat
2. Konduksi termal tunak adalah konduksi yang tidak mengalami perubahan seiring
waktu contohnya adalah sistem yang tidak mengalami akumulasi panas. Proses
transien merupakan fenomena yang terjadi pada proses konduksi tak tunak.
3. Beda antara proses konduksi tunak dan proses konduksi tak tunak ialah pada
konduksi panas tunak, suhu suatu benda/objek pada tiap titik tidak berubah
terhadap waktu. Pada masalah konduksi tak tunak, perubahan suhu terhadap
waktu diperhitungkan. Perbedaan paling utama adalah distribusi suhu pada
konduksi tunak tidak bergantung pada waktu dan posisi, sedangkan pada konduksi
tak tunak suhu bervariasi pada tiap waktu dan posisi.
4. Dalam menyelesaikan analisis konduksi tunak dua dimensi dapat dilakukan
dengan analisis matematik, analisis grafik dan analisi numerik.
5. Dalam menyelesaikan analisis konduksi tak-tunak dua dimensi dapat melakukan
metode analisis sistem kapasitas kalor tergabung, metode analisis aliran kalor
transien, metode grafik menggunakan angka Fourier dan Biot, maupun metode
numerik transien.
6. Perpindahan kalor merupakan salah satu jenis fenomena perpindahan di mana
kalor dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya apabila terdapat
gradien suhu.
31
DAFTAR PUSTAKA
Holman, J.P., 1984, Perpindahan Kalor (HEAT TRANSFER), Erlangga, Jakarta
Jewett, Serway. 2003.Fisika Untuk Sains dan Teknik .Salemba Teknika:Jakarta
Kern, DQ, Process Heat Transfer, Mc.Graw-Hill, New York, 1965
Kreith,Frank,1997,Prinsip-prinsip Perpindahan Panas,Ed,3,Jakarta ; PT,Gelora Aksara
Pratama
32