PENDAHULUAN
𝑞 = −𝑘. 𝐴 6𝑇
6𝑥 ..................................................................................... (1.1)
Dengan :
q = laju perpindahan kalor (W)
6𝑇
6𝑥 = gradien suhu ke arah perpindahan kalor (oC/m)
K = konstanta positif, yang disebut dengan konduktuvitas panas atau
kehantaran termal dari benda tersebut (W/𝑚. °𝐶)
Dengan :
q = laju perpindahan kalor (W)
h = koefisien perpindahan kalor konveksi (W/𝑚2. °𝐶)
A = luas permukaan (m2)
𝑇∞ = suhu fluida (oC)
Tw = suhu palt atau suhu dinding (oC)
Rumus (1.3) tersebut hanya berlaku pada benda hitam (Blackbody), bahwa
benda hitam akan memancarkan energi dengan laju yang sebanding dengan
pangkat empat suhu absolut benda itu dan berbanding langsung dengan luas
permukaan. Pada rumus tersebut, σ adalah konstanta Stefan-Boltzmann, yang
nilainya sebesar 5,669 x 10-8 W/ . Adapun A merupakan luas permukaan (m 2),
𝑚2 4
.
dan T adalah suhu absolut (oK). Sedangkan pertukaran radiasi netto antara 2
permukaan hitam sebanding dengan perbandingan suhu absolut pangkat empat,
seperti pada persamaan dibawah ini :
𝑞𝑝𝑎𝑛𝑐𝑎r𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜
𝖺 𝜎. (𝑇 4 − 𝑇 4)......................................................................(1.4)
𝐴 1 2
Contoh soal :
Jawab ...
Diketahui konduktivitas termal tembaga adalah 370 W/𝑚. °𝐶 .
Hukum Fourier (Persamaan 1.1).
𝑞 = 2.109.000 2
𝐴 = 2, 1 𝑀W/ 𝑚
𝐴 𝑚2
Jawab ...
Hukum newton tentang pendinginan :
𝑞 = ℎ. 𝐴. (𝑇w − 𝑇∞)
𝑞 = 2.659,2 W
𝑞 = 2, 659 𝐾W
3 cm, dan kehilangan kalor dari permukaan plat karena radiasi adalah 350 W,
hitunglah suhu sisi plat bagian dalam !
Jawab ...
3 cm
Kalor yang dihantarkan melalui plat mesti sama dengan kehilangan kalor karena
konveksi dan radiasi.
𝑞𝑘𝑜𝑛𝑑 = 𝑞𝑘𝑜𝑛𝑣 + 𝑞𝑟𝑎𝑑
∂𝑇
−𝑘. 𝐴 = 2.659,2 W + 350 W
∂𝑥
∂𝑇
−𝑘. 𝐴 = 3.009,2 W
∂𝑥
Dalam hal ini
∂x = 3 cm = 0,03 m
A = (0,6 x 0,8) m2
K = 73 W/𝑚. °𝐶
3.009,2 W × ∂𝑥
∂𝑇 = −𝑘. 𝐴
3.009,2 W × 0,03 𝑚
∂𝑇 = W
−73 / × (0,6 × 0,8)𝑚2
𝑚. °𝐶
∂𝑇 = −2,58 °𝐶
Sehingga,
𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑝𝑙𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑔. 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 = 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑡 − ∂𝑇
𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑝𝑙𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑔. 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 = 300°𝐶 − (−2,58) °𝐶
Jawab ...
𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑝𝑙𝑎𝑡 𝐴 = (700 + 273)°𝐾 = 973 °𝐾
𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑝𝑙𝑎𝑡 𝐵 = (450 + 273)°𝐾 = 723 °𝐾
Dengan menggunakan Persamaan (1.4)
𝑞𝑝𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 4 4
= 𝜎. (𝑇 − 𝑇 )
1 2
𝐴 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜
𝑞𝑝𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟𝑎𝑛
= 5,669 × 10−8 W/ . (9734 − 7234)𝐾4
𝐴 𝑚2 . 𝐾4
𝑞𝑝𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜
= 3,53207 × 104 W/
𝐴 𝑚2
𝑞𝑝𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜
= 35, 32 𝐾W/
𝐴 𝑚2
Dengan :
q = laju perpindahan kalor (W)
K = konstanta positif, yang disebut dengan konduktuvitas panas atau
kehantaran termal dari benda tersebut (W/𝑚. °𝐶)
𝑞
𝑘.A ......................................................................................... (2.3)
∆𝑥
T1 T2
R
Gambar 2.1. Analogi Aliran Listrik
∆𝑥
𝑅= 𝑘.𝐴 .............................................................................................. (2.4)
Jika dalam sistem tersebut terdapat lebih dari 1 macam bahan (misalnya
dinding berlapis rangkap) seperti pada Gambar 2.2, maka analogi aliran listriknya
seperti pada Gambar 2.3.
𝑅
𝐴
∆𝑥A
= 𝐾A.𝐴 ........................................................................................... (2.5)
𝑅𝐵
∆𝑥𝐵
= 𝐾𝐵.𝐴 .......................................................................................... (2.6)
𝑅𝐶
∆𝑥C
= 𝐾C.𝐴 .......................................................................................... (2.7)
Sehingga :
(𝑇1−𝑇4)
𝑞 ∆𝑥A
+
∆𝑥𝐵
+
∆𝑥C ........................................................................ (2.3)
𝐾A.A 𝐾𝐵.A 𝐾C.A
Contoh :
Suatu dinding datar dari baja dipakai untuk menyekat ruang panas. Suhu baja pada
sisi yang berhubungan dengan ruang panas adalah 400 o. Sedangkan tebal baja
adalah 0,06 m. Pada sisi luar, dinding baja tersebut masih dilapisi dengan isolasi
asbes setebal 0,03 m. Suhu dindung asbes sebelah luar adalah 90 oC. Luas
perpindahan panas adalah 25 m2. Konduktivitas termal baja dan asbes berturut-
turut adalah 19 W/𝑚. °𝐶 dan 0,2 W/𝑚. °𝐶. Hitung laju aliran panas (KW) !
T1 = 400 oC T2 T3 = 90 oC
A B
0,06 m 0,03 m
(𝑇1 − 𝑇3)
𝑞 = ∆𝑥𝐴 ∆𝑥𝐵
𝐾𝐴. +𝐾𝐵. 𝐴
𝐴
(400 − 90)°𝐶
𝑞= 0,06 𝑚 0,03 𝑚
W + W
19 /𝑚. °𝐶 × 0,2 /𝑚. °𝐶 × 25𝑚2
25𝑚2
310
𝑞 = (1,263 × 10−4) + (6 × 10−3) W
𝑞 = 50.601,374 W
𝑞 = 50, 6 𝐾W
Silinder panjang, dengan jari-jari dalam (ri) dan jari-jari luar (ro), serta
panjang (L) seperti pada Gambar (3.1) mengalami perbedaan suhu (Ti – To).
𝐴𝑟 = 2. 𝜋. 𝑟. 𝐿 ..................................................................................... (3.1)
∂𝑇
𝑞𝑟 = −𝑘. 𝑟
𝐴 ∂𝑟
𝑞𝑟
= −2. 𝑘. 𝜋. 𝑟. 𝐿 6𝑇 ........................................................................... (3.2)
6𝑟
Kondisi batas :
T = Ti pada r = ri
T = To pada r = ro
Gambar 3.2. Analogi Bentuk Aliran Listrik Kondisi Tunak pada Silinder
𝑇i−𝑇𝑜
𝑞=− r ..................................................................... (3.4)
𝐿𝑛( 𝑜/r )
i
2.𝜋.𝑘.𝐿
Pada sistem silinder 3 lapis seperti pada Gambar 3.3, maka analogi listriknya adalah
sebagai berikut :
𝑟 𝑟 𝑟
𝐿𝑛( 2/𝑟 ) 𝐿𝑛( 3/𝑟 𝐿𝑛( 4/𝑟 )
𝑅𝐴 = ) 𝑅 �= 3
2.𝜋.𝑘A.𝐿
1 2 2.𝜋.𝑘C.𝐿
𝑅 �= 2.𝜋.𝑘𝐵.𝐿
1 4 𝑇 −𝑇
𝑞 = 𝑅A+𝑅 𝐵+𝑅C
............................................................................... (3.5)
�
Contoh 1 :
Silinder baja karbon dengan konduktifitas termal 43 W/ mempunyai jari-jari
𝑚. °𝐶
dalam 2 cm, jari-jari luar 4 cm, dan panjang 10 m. Suhu dinding dalam adalah 400
o
C, sedangkan suhu dinding luar adalah 100 oC. Hitunglah laju kalor yang mengalir
pada silinder tersebut !
Jawab ...
R2
𝑇i−𝑇𝑜
𝑞= r
𝐿𝑛( 𝑜/r )
i
2.𝜋.𝑘.𝐿
(400−100)°𝐶
𝑞 𝐿𝑛(4 𝑐𝑚/2 𝑐𝑚)
2×3,14×43W⁄𝑚.°𝐶×100 𝑐𝑚
300 °𝐶
𝑞 = 2,56553×10 − W
𝑞 = 1169348,9 W
𝑞 = 1, 169 𝑀W
Contoh 2 :
Sebuah tabung berdinding tebal terbuat dari baja tahan karat dengan konduktivitar
termal 19 W/
𝑚. dengan jari-jari dalam 3 cm dan jari-jari luar 5 cm. Tabung
°𝐶
tersebut dibalut dengan isolasi asbes setebal 2 cm (k =0,2 W/𝑚. °𝐶). Jika suhu
dinding dalam pipa tersebut 500 oC dan suhu dinding luar isolasi 100 oC, hitung laju
kalor yang mengalir tiap 1 m panjang tabung ! (W/m)
Jawab ...
𝑇 −𝑇
1 2𝑟
𝑞𝑟 = 𝑟
𝐿𝑛( 2/𝑟 ) 𝐿𝑛( 3/𝑟 )
1 2
+
2.𝜋.𝑘𝑏𝑎j𝑎 .𝐿 2.𝜋.𝑘𝑎𝑠𝑏𝑒𝑠 .𝐿
𝑞r 400
𝐿 = 0,272035 W/𝑚
𝑞r
= 1470,3986 W/
𝐿 �
𝑞r
= 1470, 4 W/
𝐿 �
Suatu dinding berbentuk bola, dengan jari-jari dinding dalam adalah r i dan
sedangkan jari-jari dinding luar adalah ro dengan koefisien perpindahan kalor
konduksi adalah k, maka tahanan termal Rth yang terjadi adalah senbagai berikut :
1 1
−
ri r𝑜 .................................................................................... (4.1)
𝑅𝑡ℎ = 4.𝜋.𝑘
Dengan suhu dinding dalam adalah Ti dan suhu dinding luar adalah To, maka
besarnya laju aliran kalor adalah :
𝑇i−𝑇𝑜
𝑞= 𝑅𝑡ℎ ......................................................................................... (4.2)
Contoh :
Tangki berberntuk bola yang terbuat dari baja memiliki konduktivitas termal (k) 19
W/
𝑚. dengan jari-jari dalam (ri) 30 cm dan jari-jari luar (ro) 32 cm. Tangki
°𝐶
tersebut berisi zat cair panas sehingga suhu dinding tangki bagian dalam
(Ti)menjadi 80 oC dan suhu tangki bagian luar (To) 30oC. Hitunglah laju aliran kalor !
Jawab ...
1 1
−
ri r𝑜
𝑅 =
𝑡ℎ 4.𝜋.𝑘
1 1
−
30 𝑐𝑚 32 𝑐𝑚
𝑅�= 4 ×3,14 ×19 W⁄𝑚.°𝐶
𝑞 = 57.302,65 W = 57, 3 𝑘W
Dengan analogi tahanan listrik, maka persamaan (5.1) dapat dituliskan sebagai
berikut :
(𝑇W−𝑇∞)
𝑞= ....................................................................................... (5.1)
1
ℎ .A
Dengan :
q = laju aliran panas (W)
h = koefisien perpindahan panas konveksi (W/𝑚2. °𝐶)
Contoh :
Suatu plat vertikal dengan suhu permukaan plat 90 oC berada pada lingkungan
udara bersuhu 27 oC. Luas permukaan plat adalah 3 m 2.koefisien perpindahan kalor
konveksi adalah 4,5 W/𝑚2. °𝐶 . Hitung laju perpindahan kalor !
Jawab ...
(𝑇𝖶 − 𝑇∞)
𝑞= 1
ℎ.𝐴
𝑅𝑡ℎ
= ℎ1
1 ∆K 1 ........................................................... (6.1)
. 𝐴+𝐾. + ℎ2 . 𝐴
𝐴
𝑇A−𝑇𝐵
𝑞= 𝑅𝑡ℎ ...................................................................................... (6.2)
Contoh :
Jawab ...
Analogi listriknya :
𝑅1
1
= ℎi . 𝐴i = ℎi . 2
1 ............................................................. (6.3)
. 𝜋 . 𝑟i . 𝐿
𝑅3
= ℎ𝑜
1
= ℎ𝑜 . 2
1 ......................................................... (6.5)
. . 𝜋 . 𝑟𝑜 . 𝐿
𝐴𝑜
Dengan :
q = laju perpindahan kalor (W)
hi = koefisien perpindahan kalor dari fluida A ke dinding silinder
ho = koefisien perpindahan kalor dari dinding silinder ke fluida B
k = koefisien perpindahan kalor konduksi pada silinder
ri = jari-jari dinding silinder bagian dalam
Ro = jari-jari dinding silinder bagian luar
L = panjang silinder
Untuk perpindahan kalor dari fluida A ke fluida B mempunyai laju sebagai berikut :
𝑇A − 𝑇𝐵
𝑞 = 𝑅𝑡ℎ−𝑔𝑎𝑏 ................................................................................. (6.6)
Contoh :
Suatu silinder bolong (berlubang) mempunyai jari-jari dalam 0,04 m dan jari-jari
luar 0,06 m. Pada silinder tersebut dilewatkan fluida panas dengan suhu 100 oC,
sedangkan pada anulus (ruang diantara pipa yang bersumbu sama) dialiri dengan
fluida bersuhu 38 oC. Panjang silinder adalah 4 m. koefisien perpindahan panas
konveksi dari fluida ke dinding panas adalah 2600 W/𝑚2. °𝐶 . Koefisien perpindahan
1
𝑅1 =
ℎ . 2 . 𝜋 . 𝑟 . 𝐿
i
1
𝑅1 = W
2600 / × 2 × 3,14 × 0,04 𝑚 × 4 𝑚
𝑚2.
𝑅1 = 3,82583 × 10−4 ℃/W
𝑟
ln ( 𝑜/𝑟 )
𝑅2 = i
2 .𝜋 . 𝑘 . 𝐿
ln (6 𝑚/4 𝑚)
𝑅2 = W
2 × 3,14 × 35
/ 𝑚 ×4𝑚
𝑅2 = 4,60941 × 10 ℃ /W −4
𝑅3 1
=
ℎ . 2 . 𝜋 . 𝑟 . 𝐿
𝑜
𝑅3 1
= W
6 / × 2 × 3,14 × 0,06 𝑚 × 4 𝑚
𝑚2.
𝑅3 = 0,1105242 ℃/W
𝑅𝑡ℎ−g𝑎𝑏 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
𝑇𝐴 − 𝑇𝐵
𝑞 = 𝑅𝑡ℎ−g𝑎𝑏
(100 − 38) ℃
𝑞=
0,1113677 ℃/W
𝑞 = 556, 7 W𝑎𝑡𝑡
Hubungan antara suhu pada pusat silinder (To) terhadap suhu pada
dinding silinder (Tw), jari-jari silinder (R), kalor yang dibangkitkan pada silinder tiap
satuan volume (𝑞̇), dan konduktivitas termal bahan silinder (k), ditampilkan pada
persamaan berikut :
𝑞̇ . 𝑅2
𝑇= +𝑇 ............................................................................. (7.1)
𝑜 4 𝑘 w
Baca : i , k , d , L ,
ρ , T∞ , h
𝑞̇ . 𝑅 2
Suhu pusat kawat (To) …. 4 𝑘 + 𝑇w
Selesai
Contoh :
pusat kawat !
Jawab ...
Step 1 …
Step 2 …
𝐴 = 𝜋 . 𝑟2 = 3,14 × (0,2 𝑐𝑚)2 = 0,12566 𝑐𝑚2
Step 3 …
𝐿
𝑅=𝜌
𝐴
150 𝑐𝑚
𝑅 = 70 × 10−6 Ω. 𝑐𝑚 ×
0,12566 𝑐𝑚2
𝑅 = 0,0836 Ω
Step 4 …
𝐴𝑝𝑒𝑟𝑚 = 𝜋 . 𝑑 . 𝐿
𝐴𝑝𝑒𝑟𝑚 = 3,14 × 4 𝑚𝑚 × 1,5 𝑚
𝐴𝑝𝑒𝑟𝑚 = 3,14 × 0,004 𝑚 × 1,5 𝑚
𝐴𝑝𝑒𝑟𝑚 = 0,0188495 𝑚2
Step 5 …
𝑃 = i2 . 𝑅
𝑃 = (150 𝐴)2 . 0,0836 Ω
𝑃 = 1881 W
Step 7 …
𝑉 =𝐴.𝐿
𝑉 = 0,12566 𝑐𝑚2 × 150 𝑐𝑚
𝑉 = 18,849 𝑐𝑚3
𝑉 = 18,849 𝑐𝑚3 × 𝑚3
106𝑐𝑚3
𝑉 = 18,849 × 10−6 𝑚3
Step 8 …
𝑞
𝑞̇ =
𝑉
1881 W
𝑞̇ = 18,849 × 10−6 𝑚3
W
𝑞̇ = 99,793
𝑚3
Step 9 …
99,793 W/𝑚3 × (0,002 𝑚)2
𝑇𝑜 =
W
+ 135 ℃
Dua batangan padat yang dihubungkan satu sama lain, sisi batang diisolasi,
sehingga aliran kalor hanya berlangsung dalam arah aksial (sejajar poros), seperti
pada Gambar 8.1.
𝑇1−𝑇2
𝑞= ∆𝑥A 1 ∆𝑥 ............................................................................ (8.1)
+ + 𝐵
𝑘A . A ℎ𝑐 . A 𝑘𝐵 . A
∆𝑇 𝑅𝑐
= × ∆𝑇 ................................................................................. (8.2)
𝑐 ∑ 𝑅𝑡ℎ
Dengan :
1
R = tahanan kontak =
c ℎ𝑐 . 𝐴
Contoh :
Dua buah batangan baja tahan karat memiliki diameter 4 cm, panjang 15 cm,
2
dengan konduktan kontak (1/ ) sebesar 5,28 × 10−4 𝑚 . . Jika kedua
℃/ ℎ
W
permukaan ditekan satu sma lain dengan tekanan 50 atm, dan gabungan dua
batang itu diberi beda suhu 100 oC, hitunglah aliran kalor aksial dan beda suhu di
antara kedua permukaan kontak tersebut !
Jawab ...
Tahanan kontak …
1
𝑅 =
𝑐
ℎ𝑐 . 𝐴
1
𝑅𝑐 = 2
1 4
[ ] × [𝜋 ( × 10−2 𝑚) ]
2
5,28 × 10−4 𝑚 . 2
℃/
W
2
5,28 × 10−4 𝑚 . ℃/W
𝑅𝑐 =
3,14 × 4 × 10−4 𝑚2
Aliran kalor …
𝑇1 − 𝑇2
𝑞 = ∑ 𝑅𝑡ℎ
100 ℃
𝑞=
15,966 ℃/W
𝑞 = 6,64 W
Jadi, suhu pada tahanan kontak …
𝑅𝑐
∆𝑇 = × ∆𝑇
𝑐 ∑ 𝑡ℎ
0,42 ℃/W
∆𝑇𝑐 = × 100 ℃
15,966 ℃/ W
∆𝑇𝑐 = 2, 79 ℃
𝑞 = 𝑘. 𝑠. ∆𝑇𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ......................................................................................... (9.1)
Dengan :
q = kalor (W)
2.𝜋.𝐿
Contoh :
Sebuah pipa horizontal berdiameter 15 cm dan panjang 5 m dibenamkan di dalam
tanah pada kedalaman 20 cm. Suhu dinding pipa 80 oC, dan suhu permukaan tanah
25 oC. andaikan konduktivitas termal tanah 0,8 W/𝑚 . ℃ , hitunglah kalor yang
Jawab ...
Faktor bentuk S …
2.𝜋. 𝐿
𝑠=
cosh−1 (𝐷/𝑟)
2 × 3,14 × 5 𝑚
𝑠=
cosh−1 (20 𝑐𝑚/7,5 𝑐𝑚)
31,4 𝑚
𝑠 = cosh−1 (2,666)
31,4 𝑚
𝑠 = ln (2,666666 ± √2,6666662 − 1 )
31,4 𝑚
𝑠 = ln 5,138 732
31,4 𝑚
𝑠 = 1,636806
𝑠 = 19,19 𝑚
Aliran Kalor …
𝑞 = 𝑘. 𝑠. ∆𝑇𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ
𝑞 = 0,8 W/𝑚 . ℃ × 19,19 𝑚 × (80 − 25) ℃
𝑞 = 844, 36 W𝑎𝑡𝑡
Pada dinding 3 dimensi, seperti pada tanur, digunakan factor bentuk yang
berbeda-beda untuk menghitung aliran kalor dari bagian-bagian sudut dan tepi
(rusuk). Jika semua dimensi dalam lebih besar dari 1/5 tebal dinding, maka
digunakan persamaan (10.1), (10.2), dan (10.3).
𝑆𝑑i𝑛𝑑i𝑛
g =
𝐴 ..................................................................................... (10.1)
𝐿
Dengan :
A = luas dinding (m2)
L = tebal dinding (m)
D = panjang rusuk (m)
Contoh :
Sebuah tanur kecil berbentuk kubus, dengan ukuran dalam 50 x 50 x 50 cm terbuat
dari bata tahan api (𝑘 = 1,04 W/𝑚 . ℃) yang tebalnya 10 cm. bagian dalam tanur
berada pada suhu 600 oC, sedangkan bagian luar tanur pada 55 oC. hitunglah kalor
yang mengalir melalui dinding tanur !
Jawab ...
𝑆𝑑i𝑛𝑑i𝑛 𝐴
g =
𝐿
𝑆𝑟𝑢𝑠𝑢𝑘 = 0,54. 𝐷
𝑆𝑟𝑢𝑠𝑢𝑘 = 0,54 × 0,5 𝑚
𝑆𝑟𝑢𝑠𝑢𝑘 = 0,27 𝑚
𝑆𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 = 0,15. 𝐿
𝑆𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 = 0,15 × 0,1 𝑚
𝑆𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 = 0,015 𝑚
Seluruhnya ada 6 dinding, 12 rusuk, dan 8 sudut. Sehingga factor bentuk totalnya
adalah sebagai berikut :
𝑆𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 6. 𝑆𝑑i𝑛𝑑i𝑛g + 12. 𝑆𝑟𝑢𝑠𝑢𝑘 + 8. 𝑆𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡
Aliran Kalor …
𝑞 = 𝑘. 𝑠. ∆𝑇
𝑞 = 1,04 W/𝑚 . ℃ × 18,36 𝑚(600 − 66)℃
𝑞 = 10.406,448 W
𝑞 = 10, 406 𝑘W
𝑇−𝑇∞ ℎ.𝐴/
𝜌.𝑐.𝑉].𝑐............................................................................................................................. (11.1)
= 𝑒−[
𝑇𝑜−𝑇∞
Dengan :
To = suhu awal (oC), yaitu suhu pada saat 𝑟 = 0
𝑇∞ = suhu fluida lingkungan (oC)
T = suhu yang dimaksud pada waktu 𝑟 (oC)
𝑟 = waktu (s)
W
h = koefisien pindah panas konveksi permukaan ( /𝑚2. °𝐶)
k = koefisien pindah panas konduksi pada objek (W/𝑚 . ℃)
c = panas jenis objek
A = luas permukaan objek (m2)
V = Volume objek (m3)
ρ = densitas objek (kg/m3)
Dengan :
ℎ(𝑉/𝐴)
𝐵i = 𝑘 .......................................................................................... (11.3)
Contoh :
panas konduksi 35 W/𝑚 . ℃ , berdiameter 5 cm. Pada mulanya berada pada suhu
merata 450 oC, tiba-tiba ditempatkan pada suhu lingkungan terkendali 100 oC.
W
Koefisien perpindahan kalor konveksi yang terjadi sebesar 10 /𝑚2 . °𝐶
. Hitung
berapa waktu yang diperlukan sampai bola itu mencapai suhu 150 oC !
Jawab ...
Volume bola
4
𝑉 = 𝜋 . 𝑟3
3
4
𝑉 = × 3,14 × (0,025 𝑚)3
3
𝑉 = 6,54498 × 10−5 𝑚3
Angka biot
ℎ (𝑉/𝐴)
𝐵i =
𝑘 −5 3
10 / )
W
/𝑚2. °𝐶 × (6,54498 × 10 7,85398 × 10−3 𝑚2
𝐵i =
35 W/𝑚 . ℃
𝐵i = 2,38095 × 10−3
Karena nilai Bi < 0,1, maka berlaku rumus (11.1) “sistem tergumpal”.
50
−[ℎ.𝐴/𝜌.𝑐.𝑉].𝑐
350 = 𝑒
−[ℎ.𝐴/𝜌.𝑐.𝑉].𝑐
0,1428571 = 𝑒
− [ℎ. 𝐴/𝜌. 𝑐. 𝑉] . 𝑟 =
1,9459101
[
W
(10 /𝑚2 . °𝐶) × (7,85398 × 10−3 𝑚2)
𝑘𝐽 −5 3 ] . 𝑟 = 1,9459101
𝑘𝑔/
(7800 ) × (0,46 /𝑘𝑔 . ℃) × (6,54498 × 10 𝑚 )
𝑚3
1 j𝑎𝑚
𝑟 = 5,8182682 × 103 𝑑𝑒𝑡i𝑘 ×
3600 𝑑𝑒𝑡i𝑘
𝑟 = 1,6161856 j𝑎𝑚
𝑟 = 1, 6 j𝑎𝑚
Jika suatu benda padat semi-tak-berhingga yang berada pada suatu suhu
awal Ti, kemudia suhu permukaannya dirubah secara mendadak menjadi To, maka
aliran kalor pada setiap posisi x pada benda padat itu merupakan fungsi waktu,
yang ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 12.1.
𝑇 = + (𝑇 − 𝑇 ) . 𝑒𝑟ƒ 𝑥
.................................................. (12.1)
𝑇(
𝑥,𝑐) 𝑜 i 𝑜 2√𝛼 . 𝑐
Dengan :
𝑇(𝑥,𝑐) = suhu pada posisi x dalam 𝑟
α = difusifitas termal
𝑥
𝑒𝑟ƒ 2√𝛼 .
= nilai galat (Lampiran 3)
𝑐
Suatu blok besar baja dengan koefisien konduktifitas termal 45 W/𝑚 . ℃ , dan
2
difusivitas termal 1,4 × 10−5 𝑚 /𝑠 , pada mulanya berada pada suhu seragam 35
o
C. permukaannya diberi fluks kalor dengn tiba-tiba sehingga menaikkan suhu
permukaan menjadi 250 oC. Hitunglah suhu pada kedalaman 2,5 cm setelah 0,5
menit !
Jawab ...
𝑥
= 0,61
2√𝛼 . 𝑟
Lihat lampiran 3 :
erf 0,60 = 0,60386
……………………….. erf 0,61 = 0,61164
erf 0,62 = 0,61941
maka,
𝑇(𝑥,𝑐) = 𝑇𝑜 + (𝑇i − 𝑇𝑜) . erf 0,61
𝑇(𝑥,𝑐) = 250℃ + (35℃ − 250℃)(0,61164)
𝑇(𝑥,𝑐) = 118, 5 ℃
𝑇−𝑇1
ℎ2𝛼𝑐 ℎ√𝛼𝑐
𝑇∞−𝑇 = 1 − erf 𝑥 − [exp (ℎ𝑥 + )] × [1 − erf (𝑥 + )]...........................(13.1)
1
𝑘 𝑘2 𝑘
Dengan :
X =𝑥
/
2√𝛼𝑟
Ti = suhu awal benda padat
𝑇∞ = nilai galat (Lampiran 3)
Contoh :
Sebuah lempeng besar terbuat dari alumunium, berada pada suhu seragam 200 oC,
tiba-tiba diberi lingkungan permukaan konveksi pada suhu 70 oC, dengan koefisien
Jawab ...
Oleh karena itukita coba beberapa nilai 𝑟 dan kita dapatkan perbandingan
suhu dari grafik Lampiran 4, sehingga terdapat kesesuaian dengan hasil hitungan
diatas (yaitu 0,615). Iterasinya didaftarkan dibawah ini :
Jasjfi, E..1991. Perpindahan Kalor. (Alih Bahasa dari : Heat Transfer, By Holman, J.
P., Sixth Edition , 1986. Mc.Grew-Hill, Ltd.), penerbit Erlangga , Jakarta,
618p.
Bukan Logam
Kuarsa (sejajar sumbu) 41,6 24
Magnesit 4,15 2,4
Marmar 2,08 – 2,94 1,2 – 1,7
Batu pasir 1,830 1,060
Kaca, jendela 0,780 0,450
Kayu mapel atau ek 0,170 0,096
Serbuk gergaji 0,059 0,034
Wol kaca 0,038 0,022
Zat Cair
Air raksa 8,210 4,740
Air 0,556 0,327
Amonia 0,540 0,312
Minyak lumas, SAE 50 0,147 0,085
Freon R12, CCl2F2 0,073 0,042
Gas
Hidrogen 0,1750 0,1010
Helium 0,1410 0,0810
Udara 0,0240 0,0139
Uap air (jenuh) 0,0206 0,0119
Karbon dioksisa 0,0146 0,0084
Konveksi paksa
Aliran udara 2 m/s di atas plat
bujur sangkar 0,2 m 12 2,1
Aliran udara 35 m/s di atas plat
bujur sangkar 0,75 m 75 13,2
Udara 2 atm mengalir di dalam
tabung diameter 2,5 cm, 65 11,4
kecepatan 10 m/s
Air 0,5 kg/s mengalir di dalam
tabung 2,5 cm 3500 616
Aliran udara melintas silinder
diameter 5 cm, kecepatan 50 m/s
180 32
Air Mendidih
Dalam kolam atau bejana 2.500 – 35.000 440 – 6.200
Mengalir di dalam pipa 5.000 – 100.000 880 – 17.600
Santosa lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada bulan Juli tahun 1964. Santosa lulus
SD di SD Manang Kec. Grogol, Kab. Sukoharjo pada tahun 1976, lulus SMP di SMPN II
Surakarta tahun 1980, lulus SMA di SMAN III Surakarta tahun 1983. Santosa lulus kuliah
Strata 1 (sarjana) dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
pada bulan Mei 1988. Santosa tercatat sebagai dosen di Fakultas Pertanian Universitas
Andalas, di Padang, Sumatera Barat, terhitung mulai tanggal 01-03-1989. Santosa mendapat
pendidikan S2 : Mekanisasi Pertanian (Lulus tahun 1993 : Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta). Santosa mendapat pendidikan S3 : Ilmu Keteknikan Pertanian (Lulus tahun
2002 : Institut Pertanian Bogor, Bogor). Sejak 01-12-2008, ia menjadi Guru Besar dalam
bidang ilmu / mata kuliah Mekanisasi Pertanian.
Santosa telah menulis buku sebagai berikut : (a) Santosa. 1993. “Aplikasi Program
BASIC untuk Analisis Data Penelitian dalam Penyajian Model Matematika”, ISBN : 979-533-
137-X, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, (b) Santosa. 2005. “Aplikasi Visual Basic 6.0 dan
Visual Studio.Net 2003 dalam Bidang Teknik dan Pertanian”, ISBN : 979-731-755-2,
Penerbit Andi, Edisi I Cetakan I, Yogyakarta, (c) Santosa. 2010. Evaluasi Finansial untuk
Manager, dengan Software Komputer. ISBN : 978-979-493-282-7. IPB Press. Bogor , (d)
Santosa dan Isril Berd. 2010. Simulasi dengan Komputer. ISBN : 978-979-18379-3-4.
Andalas University Press. Padang, dan (e) Santosa. 2012. Buku Ajar Metodologi Penelitian.
ISBN : 978-979-493-414-2. IPB Press. Bogor.
Omil Charmyn Chatib, merupakan putra ranah minang yang lahir di Padang,
tanggal 27 Mei 1982. Omil menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) di Program Studi
Teknik Pertanian Fakultas Pertanian,Universitas Andalas pada tahun 2005. Pada tahun
2008 Omil menyelesaikan pendidikan Srata 2 (S2) di Program Studi Ilmu Keteknikan
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Pada bulan Desember 2010 hingga sekarang Omil tercatat sebagai Dosen
pada Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas.