Anda di halaman 1dari 5

DIDING DATAR KOMPOSIT

Diding komposit terdiri atas beberapa lapisan dinding yang memiliki konduktivitas terml
berbed beda. Contoh yang paling dekat adalah dinding bngnan atau gedung yang terdiri
lapisan pasangan bata yang ditutupkan dengan lapisan mortar pada kedua sisinya
sehingga menghasilkan dinding dengan tiga lapisan.

Perhatikan sebuah dinding komposit yang terdiri dari tiga lapisn A,B, dan C dengn
ketebalan berturut turut ∆XA, ∆XB, dan ∆XC serta memiliki konduktivitas termal KA,KB,
dan KC. luas penampang tegak lurus arah aliran panas untuk ketiga lapisan dinding
tersebut adalah sama, yaitu A. suhu pada permukaan terluar adalah T1 dan T4, sedangkan
pada batasantara A-B adalah T2 dan B-C adalah T3 (keduanya tak diketahui). Selain profil
suhu, pada gambar 3-1 juga ditnjukan jaringan tahanan termal konduksi untuk ketiga
lapisan.

Dalam keadaan stedi laju aliran panas adalah konstan dan sama di semua lapisan. Jadi, Q
A = Q B = Q C = Q, dengan demikian berdasarkan pers (2-15) kita dapat menyusun:
𝑄𝐴 ∆𝑋𝐴
T2-T1 = - (3-1a)
𝐾𝐴 𝐴

𝑄𝐵 ∆𝑋𝐵
T3-T2 = - (3-1b)
𝐾𝐴 𝐴

𝑄𝐶 ∆𝑋𝐶
T4-T3 = - (3-1c)
𝐾𝐶 𝐴

Dengan menjumlahkan ketiga persamaan tersebut dan menyusunnya kembali serta


mengingatkan QA =QB =QC =Q, akan Dihasilkan persamaan laju perpindahan panas:
𝑇 4 −𝑇1
Q = − ∆𝑋𝐴 ∆𝑋 ∆𝑋 (3-2)
+ 𝐵+ 𝐶
𝑘𝐴 𝐴 𝑘𝐵 𝐴 𝑘𝐶 𝐴

atau
∆𝑇𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ
Q = −𝑅 (3-3)
𝑡ℎ𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ

Dengan ∆Tmenyeluruh = Tn+1 – T1 dan


𝑛
1 ∆𝑋𝑖 ∆𝑋𝐴 ∆𝑋𝐵 ∆𝑋𝐶
Rth menyeluruh = A ∑ =𝑘 +𝑘 +𝑘 (3-4)
𝑖=1 𝑘𝑖 𝐴𝐴 𝐵𝐴 𝐶𝐴

Dari pers. (3-4), terlihat bahwa persoalan laju perpindahan panas adalah analog dengan
aliran arus listrik sebagaimana sudah dibahas dalam bab pendahuluan (seksi 1-4). Dengan
menggunakan analogi listrik ini, kita dapat menganalisis berbai susunan dinding
komposit kompleks yang melibatkan susunan seri maupun parallel secara bersama sama
(gambar 3-2). Dalam hal ini perbedaan konduktivitas termal antar berbagai bahan pada
susunan paralelnya tidak terlalu besar. Jika konduktivitas termal B,C, dan D berbeda
cukup nesar, bias tejadi aliran panas dua dimensi, sehingga memerlukan cara lain untuk
menyelesaikannya.

Contoh 3-1: jika kedua permukaan dinding pada contoh 2-1 dilapisi dengan mortar
masing masing 3 cm (k mortar adalah 0,48 W/m.ͦC), berapakah laju aliran panas per
satuan luas? Tentukan suhu pada perbatasan mortar dengan diding bata (luar dan dalam).

Jawab: dari pers. (3-20), laju aliran panas per satuan luas adalah:

𝑄 (−(𝑇4 − 𝑇1 )
=
𝐴 (∆𝑥𝑚 ) + (∆𝑥𝑏 ) + (∆𝑥𝑚 )
𝑘𝑚 𝑘𝑏 𝑘𝑚
𝑄 −(22−36)°𝐶
= = 52,27 W/m2
𝐴 0,03𝑚 0,1𝑚 0,03𝑚
( 𝑊 )+( 𝑊 )+( 𝑊 )
0,48 °𝐶 0,7 °𝐶 0,48 °𝐶
𝑚 𝑚 𝑚

Untuk menghitung suhu antara bata dan mortar, kita harus ingat bahwa laju aliran panas
adalah sama yaitu Q1= Q2 = Q3 = Q. dari pers. (3-1a,b,c) kita peroleh:
𝑄𝐴 ∆𝑥𝐴 𝑊 0,03𝑚
T2 – T1 = − ↔ 𝑇2 − 36°𝐶 = − (52,26 𝑚2 ) (0,48 𝑊/𝑚°𝐶)
𝑘𝐴 𝐴

↔ T2 = 32,73 ͦC

Dengan cara yang sama:

𝑄𝐴 ∆𝑥𝐴 𝑊 0,03𝑚
T4 – T3 = − ↔ 22°𝐶 − 𝑇3 = − (52,26 𝑚2 ) ( 𝑊 )
𝑘𝐴 𝐴 0,48 °𝐶
𝑚

↔T3 = 25,26°C

DINDING DENGAN BATAS KONVEKSI

Dalam persoalan sehari hari, problem perpindahan panas tidak hanya melibatkan
konduksi, tetapi juga mode perpindahan panas konveksi dan radiasi. Perpindahan panas
dari dalam rumah melalui dinding atau jendela ke udara luar melibatkan konveksi dari
udara ke dinding, konduksi di dalam dinding, dan konveksi dari dinding ke udara luar.
Pada bagian ini kita akan mendiskusikan bagaimana analisis jaringan termal sangat
bermanfaat untuk menyelesaikan kasus konduksi dengan batas konveksi.

Perhatikan aliran panas tunak satu dimensi melalui dinding datar setebal L dan
konduktivitas panas k yang mengalami konveksi pada kedua sisinya dengan fluida
bersuhu T∞1 dan T∞2 dan koefisien perpindahan panas konveksi berturut turut h1 dan h2
(gambar 3-7). Perhatikan bahwa distribusi suhu dalam dinding adalah linea dan asimtotis
mendekat T∞1 dan T∞2 kalau kita bergerak menjauhi dinding.

Pada keadaan tunak, maka laju aliran panas konveksi ke dinding sama dengan laju aliran
panas konveksi dari dinding:
𝑇1 −𝑇2
Q = ℎ1 𝐴 (𝑇∞1 − 𝑇1 ) = 𝑘𝐴 = ℎ2 𝐴 (𝑇1 − 𝑇2 ) (3-5)
𝐿

Yang dapat dirangkai kembali dalam bentuk:


𝑇∞1 −𝑇1 𝑇1 −𝑇2 𝑇2 −𝑇∞2
Q= = =
1/ℎ1 𝐴 𝐿/𝑘𝐴 1/ℎ2 𝐴

𝑇 −𝑇1 𝑇 −𝑇2 𝑇2 −𝑇∞2


Q = 𝑅∞1 = 𝑅1 = (3-6)
𝑘𝑜𝑛𝑣 1 𝑘𝑜𝑛𝑑 𝑅𝑘𝑜𝑛𝑣 2

Dengan menjumlahkan pembilang dan penyebutnya, diperoleh:


∆𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Q=𝑅 (3-7)
𝑡ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Dengan

Ttotal = T1  T2 (3-8)

Dan
1 𝐿 1
Rth total = Rkonv 1 +Rkond + Rkonv 2 +ℎ + 𝑘𝐴 + ℎ (3-9)
1𝐴 2𝐴

*hukum matematika sederhana yang sangat bermanfaat:


𝑎 𝑎2 𝑎𝑛 𝑎1 +𝑎2 +⋯+𝑎𝑛
Jika 𝑏1 = =⋯= = 𝑐, maka, =𝐶
1 𝑏2 𝑏𝑛 𝑏1 +𝑏2 +⋯+𝑏𝑛

1 2 3 1+2+3
Misalnya, 2 = 4 = 6 = 0,5, maka, (2+4+6) = 0,5
Untuk dinding komposit (L1 dan L2 dengan jonduktivitas termal k1 dan k2) dengan batas
konveksi, maka tahanan termal adalah seperti ditunjukkan pada gambar 3-8. Besarnya
tahanan termal total adalah dengan menjumlahkan semua tahanan termallnya. Dalam
keadaan tunak maka besarnya akiran panas konveksi ke dinding sama dengan aliran
panas konduksi di dalam dinding sama dengan aliran panas konveksi dari dinding sama
dengan Q.

Contoh 3-2: sebuah dinding setebal 0,3m memiliki konduktivitas termal k=0,9 W/(m.C).
tinggi dan lebar dinding adalah 3m dan 5m, berturut turut. Tentukan laju kehilangan
panas mekakui dinding pada suatu hari di mana suhu permukaan dinding masing masing
adalah 16C dan 2C.

Jawab: perpindahan kalor berlangsung stedi satu-dimensi.


𝑇1 −𝑇2 𝑊 (16−2)𝐶
Q = 𝑘𝐴 = (0,9 𝑚𝐶 ) (35𝑚2 ) = 630 𝑊
𝐿 0,3𝑚

CONTOH 3-3: sebuah jendila kaca berukuran tinggi 0,8 m dan lebar 1,5 m tebalnya 8
mm dengan konduktivitas termal termal k = 0,78 W/ (mC). pada suatu hari suhu udara
ruang adalah 20C dan suhu udara luar -10C. tentukan laju kehilangan kalor melalui
jendela dan suhu permukaan dalam jendela jika koefisien perpindahan kalor konveksi
pada permukaan dalam dan luar berturut turut h1=10W/ (m2C) dan h2=40 W/(m2C)

SOLUSI

Luas permukaan jendela adalah As=0,8  1,5 m2 =1,2 m2. Mekanisme perpindahan kalor
berlangsung secara konveksi daari udara ruang ke permukaan dinding dalam, konduksi
melalui dinding kaca, dan konveksi dari permukaan dinding luar ke udara luar. Nilai
tahanan termal dihitung dengan:
1 1
Ri =𝑅𝑘𝑜𝑛𝑣1 = ℎ = (10𝑊/𝑚2 𝐶)(1,2𝑚2 ) = 0,08333C/W
1𝐴

𝐿 0,008𝑚
Rkaca = 𝑘𝐴 = (0,78𝑊/𝑚2 C)(1,2𝑚2 ) = 0,00855C/W

1 1
RO = 𝑅𝑘𝑜𝑛𝑣2 = ℎ = (40𝑊/𝑚2 𝐶)(1,2𝑚2 ) = 𝑜, 02083C/W
2𝐴

Rth total = 𝑅𝑖 + 𝑅𝑘𝑎𝑐𝑎 + 𝑅𝑜 = (0,08333 + 0,00855 + 0,02083)C/W = 0,1127C/W


𝑇∞1 −𝑇∞2 20−(−10)C
Q= = 0,1127C/W = 𝟐𝟔𝟔𝐖
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

suhu permukaan dinding dalam dihitung dengan:


𝑇∞1 −𝑇1
Q= ↔ 𝑇1 = 𝑇∞1 − 𝑄𝑅𝑘𝑜𝑛𝑣1 = 20C − 266W(0,08333C/W = −2,2C
𝑅𝑘𝑜𝑛𝑣1
Suhu yang sedemikian rendah sangat tidak diinginkan karena dapat menyebabkan
terbentuknya kabut atau bahkan pembekuan di kaca jika kelembaban udara (RH) dari
udara ruangan tinggi.

Daftar Rujukan

Buchori, L. (tanpa tahun), Perpindahan Panas(Heat Transfer),(Online),


(tekim.undip.ac.id/images/download/PERPINDAHAN_PANAS.pdf), diakses
25 agustus 2019.

Kanthi, A. 2012. Konduksi mantap satu-dimensi, (Online),


(http://www.scribd.com/doc/99541335/Bab-II-Edit-Baru), diakses 22 agustus
2019.

Kurniawan, A. 2011. Contoh soal konduksi,


(http://akurblog76.blogspot.com/2011/09/contoh-soal-konduksi.html), diakses
25 agustus 2019.

Simanullang, H.P. 2009. Pengaruh Ketebalan Keseimbangan Suhu Kabel, (Online),


(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19803), diakses 25 agustus 2019.

Sumarauw, H.R. 2011. Latihan soal konduksi pada dinding datar, (Online),
(http://hendriksumarauw.blogspot.com/2011_04_01_archive.html), diakses 22
agustus 2019.

http://www.extron.com/company/article.aspx?id=thermalmgt1_ts, diakses 25 agustus


2019.

http://alexrh2010.files.wordpress.com/2011/04/thermalconductivity_thumb.jpg?w=370&
h=260, diakses25 agustus 2019.

Anda mungkin juga menyukai