11
Perhatikan gambar berikut.
Urutan besarnya nilai konstanta laju (k) untuk tiga temperatur reaksi (T1, T2, T3) yang tepat adalah ….
A. k(T1) < k(T3) < k(T2)
B. k(T1) < k(T2) < k(T3)
C. k(T2) < k(T3) < k(T1)
D. k(T2) < k(T1) < k(T3)
E. k(T3) < k(T2) < k(T1)
Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 11
Untuk reaksi kimia pada suhu yang berbeda, nilai konstanta laju (k) biasanya akan berbeda. Secara
umum, kita dapat menentukan urutan besarnya nilai konstanta laju (k) untuk tiga temperatur reaksi jika
T1 < T2 < T3 dengan menggunakan Persamaan Arrhenius:
k = A . e (-Ea/RT)
Keterangan: k adalah konstanta laju reaksi, A adalah faktor frekuensi, Ea adalah energi aktivasi, R adalah
konstanta gas (8,314 J/(mol.K)), dan T adalah suhu absolut dalam kelvin.
Dari persamaan ini, kita dapat melihat bahwa nilai konstanta laju reaksi (k) akan berbanding terbalik
dengan nilai energi aktivasi (Ea). Semakin tinggi suhu, semakin banyak molekul yang memiliki energi
kinetik yang cukup untuk mengatasi energi aktivasi dan berpartisipasi dalam reaksi. Oleh karena itu, nilai
konstanta laju reaksi (k) akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu.
Dengan demikian, urutan besarnya nilai konstanta laju (k) untuk tiga temperatur reaksi jika T1 < T2 < T3
adalah: k(T1) < k(T2) < k(T3). Artinya, nilai k akan semakin besar seiring dengan peningkatan suhu
reaksi.
Jawaban yang tepat B.
A. 113,9 nm
B. 121,6 nm
C. 128,8 nm
D. 164,1 nm
E. 273,5 nm
Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 12
Data yang Diberikan:
Keadaan akhir untuk semua transisi adalah n = 3
Panjang gelombang B = 142,5 nm
Karena perbedaan energi orbital berkurang dengan peningkatan panjang gelombang dan semua transisi
terjadi pada n = 3, garis pada panjang gelombang tertinggi sesuai dengan transisi dari n = 4 ke n = 3.
Oleh karena itu, garis B dalam spektrum sesuai dengan transisi dari n = 5 ke n = 3 (perbedaan energi
terendah kedua).
Persamaan Rydberg untuk panjang gelombang dalam sistem satu elektron adalah:
1/λ = R.Z2(1/nf2−1/1/ni2)
(R = konstanta Rydberg = 1,097×107m−1)
Oleh karena itu, dengan menggunakan panjang gelombang garis B, nilai z untuk ion satu elektron dapat
dihitung sebagai:
1/(142,5×10−9 m) = (1,097×107 m−1) Z2(1/32−1/52)
1/(142,5×10−9 m) = (Z2 × (7,801 × 105 m−1)
Z2 = 1/((142,5 × 10−9 m) × (7,801 × 105 m−1))
Z2 = 8,996
Nomor atom ion satu elektron adalah:
Z = √8.996
Z = 2.999 ≈ 3
Oleh karena itu, nilai Z untuk ion satu elektron adalah 3 , dan ion tersebut adalah litium.
Karena A adalah baris ketiga, ini akan sesuai dengan transisi dari n = 6 ke n = 3.
Oleh karena itu, panjang gelombang transisi dalam lithium-ion dapat dihitung sebagai berikut:
1/λ = (1,097×107m−1) × 32 × (1/32−1/62)
1/λ = (1,097×107m−1) × 9 × 0,0833
1/λ = 8,228×106m−1
λ = 1/(8,228 × 106m−1)λ = 1,21536 × 10−7m
λ = 121,53 nm
Jadi panjang gelombang yang sesuai dengan garis A adalah 121,53 nm
Jawaban yang tepat B.
Reaksi ii) merupakan reaksi ozonolisis alkena yang diikuti oleh penataan ulang. Karenanya secara
keseluruhan dalam ozonolisis, ozon bereaksi dengan alkena (hasil reaksi pertama) membentuk ozonoida
primer.
Reaksi iii) Ozonida primer ditata ulang menjadi ozonida sekunder, yang membentuk senyawa karbonil
dengan Zn dalam asam asetat.
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V
Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 27
Jawaban yang tepat B
B. Dari tabel hasil hitung laju sesaat tampak bahwa laju reaksi sesaat berubah-ubah, tidak konstan.
Karena konsentrasi reaktan A terus berkurang seiring berjalannya waktu, dan konsentrasi produk B dan C
meningkat, maka laju reaksi tidak konstan selama waktu reaksi.
Pernyataan B tidak tepat.
C. Perbandingan laju reaksi 10 menit pertama dan 10 menit keempat:
Dari tabel:
10 menit pertama laju reaksi = 0,041 mol.L–1.menit–1,
10 menit keempat = 0,09 mol.L–1.menit–1,
hal ini dapat dimaknai bahwa laju reaksi 10 menit pertama hampir 4 kali lebih cepat dari 10 menit
keempat.
Pernyataan C tidak tepat.
D. Pernyataan laju reaksi = – ½ Δ[A]/Δt = + ½ Δ[B]/Δt = +Δ[C]/Δt
Laju pembentuk C selama 40 menit reaksi = ½ laju penguraian A selama 40 menit reaksi = ½ 0,022
mol.L–1.menit–1 = 0,011 mol.L–1.menit–1
Pernyataan D tepat.
E. Pernyataan yang menyatakan bahwa laju reaksi mencapai maksimum saat [A] = [B] tidak benar karena
laju reaksi bergantung pada konsentrasi reaktan, dan laju reaksi akan terus melambat seiring
berkurangnya konsentrasi reaktan.
Pernyataan E tidak tepat.
Jawaban yang tepat D.
Ka HF = ([H+][F– ]) / [HF ]
10–3,18 = (10–1 . (2S – x)) / x
10–3,18 . x = 10–1 . (2S – x)
10–2,18 . x = 2S – x
0,0066 x = 2S – x
1,0066 x = 2S
x = 2S/1,0066
Dari data Ksp SrF2 dan x = 2S/1,0066 dapat dihitung kelarutan SrF2 dalam HNO3.
Ksp SrF2 = [Sr2+ ][F–]2
2,5 × 10–9 = S (2S – x)2
2,5 × 10–9 = S (2S – [2S/1,0066])2
2,5 × 10–9 = S (2S[1 – 1/1,0066[)2
2,5 × 10–9 = S (2S[1,0066/1,0066 – 1/1,0066])2
2,5 × 10–9 = S (2S[0,0066/1,0066])2
2,5 × 10–9 = S (0,0131 S)2
2,5 × 10–9 = 0,000172 S3
S3 = (2,5 × 10–9)/ 0,000172
S3 = 1,45 × 10–5
S = (1,45 × 10–5)1/3
S = 2,44 × 10–2 M
Jadi kelarutan SrF2 dalam HNO3 0,1 M = 2,44 × 10–2 M dan kelarutan SrF2 dalam air murni = 8,55 × 10–
4
M
Oleh karena itu rasio kelarutannya = 2,44 × 10–2 M : 8,55 × 10–4 M = 28,5
Jawaban yang tepat A.
A. II dan III
B. II
C. I
D. III
E. I dan II
Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 37
Reaksi pertama merupakan reaksi substitusi nukleofilik yang hanya menghasilkan pentana-2-aminium
karena perbandingan jumlah 2-bromopentana dengan NH3 adalah 1 : 1.
Reaksi akan menghasilkan 2-aminopentana murni bila perbandingan jumlah 2-bromopentana dengan
NH3 adalah 1 : 2.
Mekanisme reaksi yang dilakukan oleh enzim tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Substrat diikat pada situs aktif enzim melalui interaksi nonkovalen.
Ser dari triade katalitik menyerang substrat, membentuk intermediate akiral yang stabil.
His dari triade katalitik menarik proton dari Ser, memperkuat kemampuan Ser sebagai nukleofil.
Asp dari triade katalitik menarik proton dari molekul air, membentuk ion hidroksida (OH –).
Ion hidroksida menyerang intermediate akiral, membentuk produk yang diinginkan.
Produk dilepaskan dari situs aktif enzim.
Jadi, jenis reaksi yang dikatalisis oleh enzim dengan triade katalitik ini adalah reaksi hidrolisis dan
enzimnya dikategorikan enzim hidrolase.
Jawaban yang tepat C.
Pada reaksi ini ∆H bernilai + dan ∆S bernilai – maka hasil hitung ∆G akan bernilai + sehingga pada
suhu/temperatur berapapun reaksinya bersifat tidak spontan.
Jawaban yang tepat C.