Anda di halaman 1dari 32

SOAL DAN PEMBAHASAN

TRY OUT OLIMPIADE SAINS NASIONAL


GLOBAL YOUTH ACTION

SMA/MA/SMK/SEDERAJAT
TINGKAT NASIONAL
1. Perak (nomor atomnya 47) suatu target atraktif untuk sintesis nanokristal, mempunyai
dua isotop alami: perak-107 dan perak-109. Kelimpahan relatif dari dua isotop ini
adalah 51,84% atom atau perak-107 dan 48,16% atom untuk perak-109. Jumlah proton,
neutron dan elektron untuk kation 109 Ag 2+ yaitu:
Proton Neutron Elektron
A. 47 62 45
B. 47 61 46
C. 47 60 45
D. 47 62 47
E. 47 61 45

Pembahasan:
Jumlah proton dari atom Ag = nomor atom Ag = 47 proton.
Jumlah neutron dari atom Ag = nomor massa-nomor atom = 109 - 47 = 62 neutron.
Konfigurasi elektron dari atom Ag yang mempunyai nomor atom = 47 ialah sebagai
berikut.
1s² 2s² 2p6 3s² 3p6 3d10 4s² 4p6 4d10 5s¹

Konfigurasi elektron ion Ag2+ (atom Ag yang melepaskan 2 elektron atau satu pasang
elektron) sehingga jumlah elektronnya = 47 - 2 = 45 elektron ialah sebagai berikut.
1s² 2s² 2p6 3s² 3p6 3d10 4s² 4p6 4d7 5s²

Jadi, jumlah proton, neutron dan elektron untuk kation 109 Ag 2+ bertu rut-turut yaitu
47 proton, 62 neutron, dan 45 elektron.

2. Dalam atom tunggal (yang tidak bergabung dengan sesama unsur-unsur) berikut ini,
manakah unsur-unsur yang tidak mempunyai 1 elektron p tunggal?
Unsur: Nomor atom (proton):
A. Nitrogen 7
B. Fluor 9
C. Natrium 11
D. Aluminium 13
E. Fosfor 15

Pembahasan:
Konfigurasi dari masing-masing un sur ialah sebagai berikut:

1. 7N : 1s² 2s² 2p³

2. 9F: 1s² 2s² 2p5

3. 11Na : 1s² 2s² 2p6 3s¹

4. 13Al : 1s² 2s² 2p6 3s² 3p¹


5. 15P: 1s² 2s² 2p6 3s² 3p³

Jadi, Unsur yang tidak mempunyai 1 elektron p tunggal adalah unsur flour (F).

3. Manakah gaya antar-molekul yang paling kuat di dalam molekul CH2Cl2?


A. Gaya dispersi London
B. Gaya Dipole-dipole
C. Ikatan Hidrogen
D. Gaya Van der Waals
E. Bukan salah satu di atas

Pembahasan:
Gaya tarik antar molekul memengaruhi sifat fisis suatu zat, semakin kuat gaya tarik
antarmolekul maka semakin banyak energi yang dibutuhkan dan semakin tinggi pula
titik didih dan titik lelehnya. Gaya antarmolekul dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu gaya dipole-dipole (sesama senyawa kovalen polar saling berinteraksi),
gaya London (terjadi pada senyawa kovalen nonpolar), gaya dipole-dipole terinduksi,
gaya ion-dipole, dan gaya ion-dipole sesaat.
Jadi, gaya antar-molekul yang paling kuat di dalam molekul CH₂Cl₂ ialah gaya dipole-
dipole.

4. Nilai perubahan entalpi untuk proses yang digambarkan oleh persamaan ini:
Na(s) Na+ (g) + e-
Adalah sama dengan ...
A. Energi ionisasi pertama dari natrium
B. Perubahan entalpi penguapan natrium
C. Jumlah energi ionisasi dan afinitas elektron dari natrium
D. Jumlah perubahan entalpi atomisasi dan energi ionisasi pertama dari natrium
E. Jumlah perubahan entalpi atomisasi dan afinitas elektron dari natrium

Pembahasan:
Energi ionisasi (EI) adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud
gas untuk melepaskan satu elektron sehingga memben tuk ion bermuatan +1 (kation).
Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi
yang lebih besar (disebut energi ionisasi kedua), dst. Apabila EI bertambah maka gaya
tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Akibatnya elektron terluar akan
semakin mudah untuk dilepaskan. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin
besar karena jari-jari atom semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron
terluar semakin besar/kuat.
Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan.
Contoh : 11 Na+ energi ionisasi → Na+ + e
Jadi, nilai perubahan entalpi untuk proses yang digambarkan oleh per samaan berikut.
Na(s) → Na+ (g) + e- adalah sama dengan jumlah perubahan entalpi atomisasi dan
energi ionisasi pertama dari natrium.
5. Pasangan berikut ini, manakah molekul yang mempunyai bentuk geometri sama?
A. AlCl3 dan BCl3
B. AlCl3 dan PCl3
C. BF3 dan NH3
D. BeCl3 dan H3O
E. CO3 dan SO3

Pembahasan:
Berikut ini bentuk geomtri molekul dan beberapa contoh senyawanya.

Jadi, pasangan molekul yang mempunyai bentuk geometri sama adalah CO3 dan SO3.

6. Spesies Ar, K+, dan Ca2+ adalah isoelektronik (mempunyai jumlah elektron sama).
Bagaimana urutan kenaikan jari-jarinya dari yang terkecil hingga terbesar?
A. Ar ; Ca2+ ; K+
B. Ar ; K+ ; Ca2+
C. Ca2+ ; Ar ; K+
D. Ca2+ ; K+ ; Ar
E. K+ ; Ar ; Ca2+
Pembahasan:
Bertambanhya jumlah proton dan elektron menyebabkan gaya tarik inti dengan elektron
pada kulit terluar semakin kuat, sehingga jari-jari atom semakin kecil. Dalam satu
golongan dari atas ke bawah jari-jari semakin bertambah besar, sedangkan dalam satu
periode dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin kecil. Spesies Ar, K+, dan Ca²+ adalah
isoelektronik (mempunyai jumlah elektron sama), namun jumlah proton (nomor atom)
dari masing-masing atom berbeda, yaitu
jumlah proton dari spesies Ar = 18, K = 19, dan Ca = 20. Sehingga jari-jari yang paling
rendah ialah atom yang memiliki jumlah proton paling besar c(banyak).
Jadi, urutan kenaikan jari jarinya dari yang terkecil hingga terbesar ialah Ca²+; K+; dan
Ar.
7. Perhatikan senyawa Q hingga T berikut ini:
CH2CH2CH2OH CH2CH2COOH
Q R
CH3CH3CH3CH3OH CH3CH2CH2CH3
S T
Berikut ini, manakah urutan titik didih yang benar (tinggi ke rendah) dan senyawa
tersebut?
A. Q > R > S > T
B. R > S > Q > T
C. R > T > S > Q
D. R > Q > S > T
E. S > T > Q > R

Pembahasan:
Senyawa hidrokarbon memiliki gaya van der Waals. Senyawa-senyawa yang
mempunyai ikatan van der Waals akan memiliki titik didih yang sangat rendah, akan
tetapi dengan bertambah Mr maka ikatan akan semakin kuat dan titik didih semakin
tingggi. Selain itu, titik didih dapat dipenga ruhi oleh beda keelektronegatifan. Mr
senyawa Q (CH₂CH₂CH₂OH) = 61
gram/mol, senyawa R (CH₂CH₂COOH) = 77 gram/mol, senyawa S
(CH3CH3CH3CH3OH) = 81 gram/mol, senyawa T (CH3,CH2,CH2,CH3) 58 gram/mol.
Beda kelektronegatifan unsur O = 3,5; C = 2,5; dan H = 2,1. Sehingga dapat terlihat
bahwa senyawa yang memiliki titik didih paling besar adalah senyawa yang memiliki
Mr dan beda keelektronegatifan yang paling besar,
yaitu secara berturut-turut dari yang paling kuat ialah senyawa-senyawa R
(CH₂CH₂COOH), S (CH3CH3CH3CH3OH), senyawa Q (CH₂CH₂CH₂OH), dan
senyawa T (CH3CH₂CH₂CH3).
Jadi, urutan titik didih yang benar (tinggi ke rendah) dan senyawa sebut ialah R > S >
Q > T.

8. Gangguan atau kerusakan syaraf terjadi dari keracunan merkuri disebabkan oleh karena
merkuri dapat membentuk senyawa kompleks 1:1 dengan gugus liopil, yang merupakan
enzim yang penting dalam metabolisme glukosa. Dalam tubuh manusia, konsentrasi
rata-rata gugus liopil dalam cairan tubuh adalah 1,0 x 10-8 mol/kg cairan tubuh. Bila
rata-rata tubuh manusia mengandung 5,0 kg cairan tubuh, berapakah massa merkuri
bila semua liopil dalam tubuh manusia membentuk kompleks merkuri? (Massa atom
relatif Hg = 200)
A. 2,5 x 10-9g
B. 4,0 x 10-8g
C. 1,0 x 10-7g
D. 1,0 x 10-5g
E. 1,0 x 10-4g

Pembahasan:
Penentuan mol liopil dalam cairan tubuh sebagai berikut.
Mol Liopil = 1,0 x 10-8 mol/kg x 5,0 kg
Mol Liopil = 5 x 10-8 mol
Penentuan mol Hg yang dapat membentuk kompleks dengan liopil sebagai berikut.
koefisien Hg
Mol Hg = keofisien Liofil x mol liofil

Mol Hg = 1/1 x 5 × 10-8 mol

Mol Hg = 5 x 10-8 mol

Massa Hg = massa Hg x Ar

Massa Hg = 5 x 10-8 mol x 200 g/mol = 1 × 10-5 gram

Jadi, massa merkuri bila semua liopil dalam tubuh manusia membentuk kompleks
merkuri adalah sebesar 1 x 10 gram-5.

9. Bila arus besar dialirkan melalui akua Cu(II)SO4 yang diasamkan, yang serentak
dibebaskan, di katoda x mol Cu dan y L hydrogen (diukur pada STP). Berapa mol
elektron dialirkan ke larutan?
A. x + y/22,4
B. x + y/11,2
C. x + y/5,6
D. 2x + y/11,2
E. 2x + y/22,4

Pembahasan:
Penentuan mol H₂ dan Cu adalah sebagai berikut.
𝑦𝐿 𝑦
Mol H₂ = 22,4 𝐿/𝑚𝑜𝑙 = 22,4 mol
Mol Cu = x mol
Persamaan reaksi sebagai berikut.
2H+ + 2e- H₂
Cu²+ + 2e- Cu

Penentuan jumlah mol total dari elektron sebagai berikut.


Mol elektron = 2 x mol Cu + 2 x mol H₂
𝑦
= 2x + 2 ( 22,4 )
𝑦
= 2x + ( 11,2 )

Jadi, besarnya mol elektron dialirkan ke larutan adalah 2x + ().

10. Analisis unsur suatu asam menunjukkan bahwa persen massa unsur penyusun molekul
asam tersebut adalah 5,89% H, 70,6% C, dan 23,5% O. Bila berat molekul asam
tersebut adalah 136 g/mol, bagaimana formula molekulnya?
A. C6H16O3
B. C7H4O3
C. C8H8O2
D. C9H12O
E. C9H16O

Pembahasan:
Penentuan perbandingan mol setiap unsur H : C : O adalah sebagai berikut.
= % massa H /Ar H : % massa C/Ar C : % massa O /Ar O
= 5,89/1 : 70,6/12 : 23,5/16
= 5,89 : 5,88 : 1,47 (bagilah dengan angka terkecil)
= 5,89/1,47 : 5,88/1,47 : 1,47/1,47
= 4:4:1
Rumus empiris senyawa tersebut adalah C4H4O
Penentuan berat molekul senyawa adalah (C4H4O) x n 136
136 = (12×4 + 1×4 + 16x1) x n
136 = (48+4+16) x n
136 = 68 x n
136
n= =2
68
Jadi, rumus molekulnya ialah 2 x (C4H4O) = C8H8O₂.

11. Larutan pekat asam klorida, HCl, adalah larutan 36% w/w HCl dalam air. Larutan ini
memiliki rapat massa 1,18 g/cm3. Konsentrasi larutan tersebut adalah ...
A. 1,2 M
B. 12 M
C. 24 M
D. 30 M
E. 7 M

Pembahasan:
Penentuan konversi konsentrasi suatu larutan sebagai berikut.
Anggaplah terdapat 100 mL (0,1 L) larutan maka massa HCl
= 36% x 100 x 1,18 g/mL
= 42,48 gram
Massa molar HCl = 35,5 + 1 = 36,5 g/mol
42,48 g = 42,48 g :36,5 g/mol = 1,16 mol
Jadi, dalam larutan tersebut konsentrasinya = 1,16 mol: 0,1 L = 11,6 M ~ 12 M

12. Molalitas senyawa para-dikloroben-zena (C6H4Cl2) dalam suatu larutan yang dibuat
dengan cara melarutkan 2,65 g C6H4Cl2 dalam 50 mL benzena (kerapatan = 0,879
g/mL) adalah ...
A. 0,018 m
B. 0,041 m
C. 0,180 m
D. 0,410 m
E. 1,810 m
Pembahasan:
Penentuan molalitas senyawa paradiklorobenzena (C6H4Cl₂) sebagai berikut.
Molalitas jumlah mol zat terlarut tiap 1 kg pelarut
Molalitas = mol (C6H4Cl₂) : 1 kg
2,65 g C6H4Cl₂ (zat terlarut) = 2,65 g : 147 g/mol = 0,018 mol
Penentuan massa benzena sebagai berikut.
Massa benzena (pelarut) = Volume x Kerapatan
= 50 mL x 0,879 g/mL
= 43,95 gram = 0,04395 kg
𝑚𝑜𝑙
Besar molalitasnya = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
= 0,018 mol : 0,04395 kg
= 0,409556 ~ 0,41 molal.

13. Suatu gas senyawa organik, X, dibakar dengan oksigen berlebih. Sebanyak 0,112dm3
sampel X diukur pada s.t.p., menghasilkan 0,88 g kardon dioksida. Berapa banyak atom
karbon yang terdapat dalam satu molekul senyawa X ini?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 8

Pembahasan:
Penentuan persamaan rekasi adalah sebagi berikut.
X(g) + O₂(g) → CO₂(g)
Penentuan jumlah mol gas senyawa organik X adalah sebagi berikut.
Pada keadaan STP 1 mol gas = 22,4 L → sampel gas X sebanyak 0,112 L = 0,112
L/22,4 L/mol = 0,005 mol
0,88 g CO₂ = 0,88 g : 44 g/mol = 0,02 mol
Perbandingan mol gas X dengan CO₂ adalah sebagai berikut.
mol gas X : mol gas CO₂ = 0,005: 0,02 = 1 : 4
X(g) + O₂(g) → 4CO₂ (g) maka dapat disimpulkan bahwa jumlah atom C pada senyawa
gas tersebut sebanyak 4 atom karbon.

14. Suatu contoh merkuri (II) oksida ditempatkan dalam 5,00 L wadah yang hampa udara.
Wadah tersebut kemudian dipanaskan dan semua merkuri oksida terurai menjadi logam
merkuri dan gas oksigen. Sesudah wadah didinginkan hingga 25°C, tekanan gas di
dalamnya adalah 1,73 atm. Berapa massa merkuri (II) oksida yang ditempatkan dalam
wadah tersebut?
A. 913 g
B. 76,6 g
C. 1,51 g
D. 45,6 g
E. 153 g
Pembahasan:
Penentuan jumlah mol O₂ (n) yang dihasilkan reaksi pemanasan merkuri (II) oksida
dapat dihitung dengan persamaan hukum gas ideal berikut.
P.V = n.R.T
(𝑃.𝑉) (1,73 𝑥 5)
n = (𝑅.𝑇) = (0,0821 𝑥 (25+273)
= 0,354 mol O₂
Persamaan reaksi yang terjadi pada pemanasan merkuri (II) oksida seba
gai berikut.
2 HgO → 2 Hg + O₂
Berdasar persamaan di atas dapat diketahui bahwa perbandingan koefisien sama dengan
perbandingan mol.
mol HgO = 2 x mol O₂
mol HgO = 2 x mol O₂
mol HgO = 2 x 0,354 mol = 0,708 mol
Massa HgO = 0,708 mol x 216,6 g/mol = 153,3528 ~ 153 g.

15. Ion-ion berikut ini dapat bertindak sebagai asam Bronsted atau basa Bronsted, kecuali...
A. CO32-
B. HPO42-
C. HSO3-
D. H2O
E. HS-

Pembahasan:
lon dapat bertindak sebagai asam Bronsted apabila masih memiliki ion H + pada ion-
nya, jika tidak memilikinya maka ia tidak akan dapat bertindak sebagai asam Bronsted.
Ion akan dapat bertindak sebagai Bronsted jika masih memungkinkan menerima ion
H+. Di antara ion-ion ini: HPO42-; HSO3-; H2O; HS- dapat bertindak sebagai asam atau
basa Bronsted, namun berbeda dengan ion CO32-, ion tidak dapat bertindak sebagai
asam maupun basa Bronsted.

16. Berikut ini adalah larutan garam 1 molar:


i. Zn(NO3)2
ii. KBr
iii. Na2HPO4
iv. KNO2
Dari pernyataan berikut ini manakah yang benar?
A. Semua larutan garam tersebut bersifat netral
B. Larutan i, iii, dan iv bersifat basa, sedangkan larutan ii bersifat netral
C. Larutan i bersifat asam; larutan ii bersifat netral, larutan iii dan iv bersifat basa
D. Larutan i dan ii bersifat netral, sedangkan larutan iii dan iv bersifat basa
E. Larutan i, ii bersifat netral, sedangkan larutan iii, iv dan v bersifat asam
Pembahasan:
(I) Zn(NO3)2, adalah garam ini bera sal dari basa lemah (Zn(OH)₂) dan asam kuat
(HNO3), sehingga larutannya akan bersifat asam.
(II) KBr adalah garam ini berasal dari basa kuat (KOH) dan asam kuat (HBr),
sehingga larutannya akan bersifat netral.
(III) Na₂HPO4, adalah garam ini berasal dari basa kuat (NaOH) dan asam lemah
(H3PO4), sehingga larutannya akan bersifat basa.
(IV) KNO₂ adalah garam yang berasal dari basa kuat (KOH) dan asam lemah
(HNO₂), sehingga larutannya akan bersifat basa.
Jadi, dari data di atas dapat diketahui bahwa larutan Zn(NO3)2 bersifat asam; larutan
KBr bersifat netral, larutan Na2HPO4 dan KNO2 bersifat basa.

17. Kesadahan dalam air kran dapat ditentukan dengan titrasi sampel terhadap pereaksi
yang membentuk ion kompleks dengan ion logam yang larut. Indikator untuk metoda
titrasi ini memerlukan penjagaan pH larutan sekitar 10. Berikut ini, manakah larutan
akua yang dapat digunakan untuk melakukan ini?
A. Ammonia dan ammonium klorida
B. Ammonium klorida dan asam hidroklorida
C. Natrium etanoat dan asam etanoat
D. Natrium hidroksida dan natrium etanoat
E. Hanya natrium saja

Pembahasan:
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks atau membentuk hasil berupa senyawa kompleks. Reaksi kompleks
yang terbentuk dianggap sebagai reaksi asam basa Lewis dengan ligan yang bertindak
sebagai basa, yaitu menyumbangkansepasang elektronnya kepada kation (asamnya).
Kestabilan dari senyawa komplek yang terbentuk tergantung dari sifat kation dan
pH dari larutan, sehingga titrasi harus dilakukan pada pH tertentu.
Jadi, Laruta akua yang dapat digunakan untuk melakukan metoda titrasi sampe
terhadap pereaksi yang membentuk ion kompleks dengan ion logam yang larut
memerlukan penjagaan pH larutan sekitar 10 adalah ammonia dan ammonium klorida.

18. Bila fenol merah digunakan sebagai indikator dalam titrasi larutan HCl dengan larutan
NaOH, indikator cenderung berubah warna dari kuning menjadi merah pada titik akhir
titrasi. Perubahan warna ini terjadi dengan tiba-tiba karena ...
A. Fenol merah adalah suatu asam kuat yang mampu disosiasi cepat
B. Larutan yang sedang dititrasi cenderung mengalami perbuhan pH yang besar
mendekati titik akhir titrasi
C. Fenol merah cenderung bereaksi irreversibel dalam larutan basa
D. Fenol merah adalah asam lemah yang berwarna merah dan basa konyugasinya
berwarna kuning
E. Fenol merah terlibat dalam langkah penentu laju reaksi antara H3O+ dan OH-
Pembahasan:
Perubahan warna indikator fenol merah yang terjadi pada titrasi larutan HCI dengan
larutan NaOH secara tiba-tiba dan cepat dikarenakan pada saat itu terjadi perubahan pH
yang besar ketika mendekati titik akhir titrasi. Pada saat itu pula indikator yang
berwarna merah berubah menjadi kuning ketika terbentuk basa konjugasinya.
Jadi, perubahan warna pada titrasi di atas terjadi dengan tiba-tiba karena larutan yang
sedang dititrasi cenderung mengalami perubahan pH yang besar mendekati titik akhir
titrasi.

19. Tubuh manusia mempunyai temperatur normal 37°C. Bila nilai tetapan kesetimbangan
H2O (Kw) pada 37°C adalah 2,7 x 10-14 maka pada temperatur tersebut konsentrasi [H+]
dan [OH-] dalam larutan netral masing-masing adalah ...
A. 1,0 x 10-7 M, 1,0 x 10-7 M
B. 1,6 x 10-7 M, 1,6 x 10-7 M
C. 1,3 x 10-7 M, 1,8 x 10-7 M
D. 1,2 x 10-7 M, 1,6 x 10-7 M
E. 1,1 x 10-7 M, 2,4 x 10-7 M

Pembahasan:
Kw = [H+] x [OH-]
Karena dalam peruraiannya jumlah H+ dengan OH sama dimisalkan x maka:
Kw = x2  x = √𝐾𝑤  x √ (2,7 x10-14)
= 1,6431 x 10-7 ~ 1,6 x 10-7
Jadi, konsentrasi [H+] dan [OH-] dalam larutan netral maisng-masing adalah sama, yaiut
1,6 x 10-7M dan 1,6 x 10-7.

20. 10g parafin, C20H42, suatu zat terlarut yang tak mudah menguap, dilarutkan dalam 50g
benzena, C6H6. Pada suhu 53°C, tekanan uap murni benzena adalah 300 torr. Tekanan
uap larutan pada suhu tersebut adalah ...
A. 298 torr
B. 292 torr
C. 284 torr
D. 275 torr
E. 267 torr

Pembahasan:
Pada penurunan tekanan uap larutan, jika terdapat zat terlarut maka tekanan uapnya
akan mengalami penurunan berdasarkan fraksi mol-nya. Harga mol parafin dan
benzena sebagai berikut.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol 10 g parafin (C20H42) = 𝑀𝑟 = 10/282 = 0,035 mol
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol 50 g benzena (C6H6) = = 50/78= 0,641 mol
𝑀𝑟
Mol total = mol parafin + mol benzena = 0,035 + 0,641 = 0,676 mol
Fraksi mol Parafin = 0,035/0,676 = 0,052;
dan fraksi mol benzena (pelarut) = 1-0,052 = 0,948
Penurunan tekanan uap larutan = Fraksi mol parafin x tekanan murni benzena
= 0,052 x 300 torr = 15,6 torr
Tekanan uap larutan = Tekanan murni pelarut (benzena) - Penurunan tekanan uap
larutan
= 300 - 15,6
= 284,3 ~ 284 torr
Jadi, besarnya tekanan uap larutan adalah 284 torr.

21. Berikut ini adalah reaksi kesetimbangan:


4A(s) + 2B (g) ⇌ 2C (g)
∆Hreaksi = - 60kJ
Sesudah mencapai kesetimbangan, berikut ini keadaan yang mana akan menggeser
kesetimbangan ke arah kiri (membentuk reaktan lebih banyak) adalah ...
A. Menurunkan Temperatur
B. Menambah konsentrasi B
C. Menaikkan Tekanan
D. Menambah konsentrasi A
E. Menaikkan Temperatur

Pembahasan:
Reaksi 4A (s) + 2B(g) = 2C(g)

∆Hreaksi = - 60kJ adalah reaksi eksoterm. Untuk menghasilkan kesetimbangan reaksi


yang bergeser ke reaktan maka dapat dilakukan dengan menaikkan temperatur atau
suhu. Koefisien zat antara reaktan dan produk berwujud gas sama sehingga tekanan
tidak memengaruhi arah pergeseran kesetimbangan. Adapun proses penambahan
konsentrasi A akan menggeser kesetimbangan ke arah kanan (ke arah produk), sehingga
senyawa C banyak dihasilkan.

Jadi, keadaan yang akan menggeser kesetimbangan ke arah kiri (membentuk reaktan
lebih banyak) adalah nan dengan menambahkan konsentrasi A.

22. Berikut ini manakah yang nilai Kp = Kc?


A. 3Fe(s) + 4H2O(g) ▯ Fe3O4(s) + 4H2(g)
B. C(s) + H2O(g) ▯ CO(g) + H2(g)
C. 2SO2(g) + O2(g) ▯ 2SO3(g)
D. H2(g) + I2(s) ▯ 2HI(g)
E. Semua reaksi di atas nilai Kp=Kc

Pembahasan:
Adapun hubungan antara Kc dan Kp, yaitu dapat dilihat pada persamaan berikut.
Kp = Kc (RT)𝐴̈n
Apabila pada kesetimbangan heterogen n = n gas
Maka nilai n = (jumlah koefisien produk - jumlah koefisien reaktan) harus sama
dengan nol (0) atau jumlah koefisien produk = jumlah koefisien reaktan.
Jadi, persamaan reaksi yang mempunyai nilai Kp = Kc ialah reaksi yang memiliki
jumlah koefisien produk = jumlah koefisien reaktan dalam fase gas sebagai berikut.
3Fe(s) + 4H₂O(g) = Fe3O4 (s) + 4H₂(g)

23. Untuk reaksi: PCl5 (g) ⇌ PCl3 (g) + Cl₂ (g) nilai Kc pada 261 °C adalah 0,0454. Bila
dalam suatu wadah diisi dengan setiap gas dalam reaksi sehingga: [PCl5] = 0,25 M,
[PCl3] = 0,20 M, dan [Cl₂] = 2,25 M, ke mana arah reaksi yang terjadi dan mengapa?
A. Ke arah produk karena Q = 0,56
B. Ke arah reaktan karena Q = 1,8
C. Ke arah produk karena Q = 2,8
D. Ke arah reaktan karena Q = 0,0454
E. Berada dalam kesetimbangan

Pembahasan:
Besarnya nilai Kc pada reaksi: PCI5 (g) ⇌ PCI3 (g) + Cl₂ (g) dapat ditentukan dengan
persamaan berikut.
Qc = [PCl3] [Cl2]
[PCl5]
[0,20][2,25]
Qc = [0,25]
Qc = 1,8
Jadi, arah reaksi yang terjadi ialah ke arah reaktan karena Q = 1,8.

24. Pada suhu 700 K terjadi reaksi kesetimbangan:


CO2(g) + H2(g) ⇌ 2 CO(g) + H2O(l) dengan nilai Kc = 0,11. Nilai Kp untuk reaksi tersebut
adalah:
A. 0,99
B. 9,99
C. 0,11
D. 11,0
E. 110

Pembahasan:
Diketahui persamaa reaksi kesetimbangan:
CO2(g) + H2(g) → 2 CO(g) + H2O(l)
Adapum hubungan antara Kc dan Kp, yaitu sebagai berikut.
Kp = Kc(RT)n
Kesetimbangan heterogen n = n gas
(jumlah koefisien produk – jumlah koefisien reaktan)
(2) – (1+1) = 2 - 2 = 0
Kp = Kc (RT)n
Kp = 0,11 (0,082 700
Kp = 0,11 (1)
Kp = 0,11
Jadi, besarnya nilai Kp untuk reaksi tersebut adalah 0,11.

25. Dalam sistem tertutup dari persamaan reaksi kesetimbangan berikut.


ZnCO3(s) → ZnO(s) + CO2(g)
Pernyataan berikut manakah yang benar?
A. Kc = [CO2][ZnO]/[ZnCO3]
B. Sistem tidak akan mencapai kesetimbangan
C. Tekanan parsial CO2 diperbesar menyebabkan ZnCO3(s) lebih banyak
D. Penambahan volume wadah akan menyebabkan bertambahnya ZnCO3(s)
E. Penambahan ZnO(s) menyebabkan bertambahnya ZnCO3(s)
Pembahasan:
Dalam sistem tertutup dari persamaan reaksi kesetimbangan berikut.
ZnCO3(s) ZnO(s) + CO₂(g)
Pernyataan yang sesuai dengan reaksi tersebut ialah Kc = [CO₂]. Jika tekanan diperbesar
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisien yang lebih kecil.
Dan apabila tekanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang
jumlah koefisien yang lebih besar.
Jadi, pernyataan yang sesuai dengan reaksi tersebut adalah apabila tekanan parsial CO₂
diperbesar menyebabkan ZnCO3(s) lebih banyak.

26. Bila diketahui pKa CH3OH = 16.5 dan pKa CH3CO2H = 5, ke manakah arah
kecenderungan dari reaksi kesetimbangan berikut ini?
CH3OH(aq) + KO2CCH3(aq) ⇌ KOCH3(aq) + CH3CO2H(aq)
A. Ke arah kiri kesetimbangan
B. Ke arah kanan kesetimbangan
C. Tergantung entalpi reaksinya
D. Bila tekanan dinaikkan
E. Tidak ada kecenderungan reaksi

Pembahasan:
Apabila diketahui pKa CH3OH = 16.5 dan pKa CH3CO₂H = 5 pada reaksi berikut.
CH3OH(aq)+ KO2CCH3 (aq) ⇌ KOCH3 (aq) + CH3CO2H(aq)
Maka, reaksi kesetimbangan tersebut cenderung bergeser ke arah kiri.
Jadi, arah kecenderungan dari reaksi kesetimbangan tersebut ialah ke arah kiri
kesetimbangan.

27. Uap hidrogen dan iodine berada dalam kesetimbangan dengan hidrogen iodida di dalam
‘gas syringe’ pada temperatur konstan: H2 + I2 ⇌ 2HI, yang manakah berikut ini akan
bertambah besar bila tekanan dinaikkan pada temperatur konstan? (asumsikan
campuran ini bersifat ideal)
A. Energi aktivasi
B. Perubahan entapi
C. Nilai Kp
D. Tekanan parsial dari HI
E. Konstanta laju untuk reaksi ke kanan

Pembahasan:
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan, yaitu;
Faktor-
Keterangan
Faktor
Jika konsentrasi diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser dari arah zat tersebut.
Konsentrasi
Jika konsentrasi diperkecil maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah zat tersebut.
Jika volume diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih
Perubahan besar.
Volume Jika volume diperkecil maka kesetimbangan akan
bergeser
ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih kecil.
Jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser
ke arah zat yang jumlah koefisien yang lebih kecil.
Tekanan
Jika tekanan diperkecil maka kesetimbangan akan
bergeser
ke arah zat yang jumlah koefisien yang lebih besar.
Jika temperatur dinaikkan maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaksi endoterm.
Temperatur
Jika temperatur diturunkan maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaksi eksoterm.
Katalis tidak mempengaruhi pergeseran
Katalis
kesetimbangan, tetapi hanya mempercepat laju reaksi.

Apabila tekanan diperbesar atau dinaikkan maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
zat yang jumlah koefisien yang lebih kecil. Sebaliknya, apabila tekanan diperkecil maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisien yang lebih besar.
Jadi, senyawa yang bertambah besar bila tekanan dinaikkan pada temperatur konstan
adalah tekanan parsial dari HI.

28. Sejumlah lelehan garam klorida, masing-masing MgCl2, AlCl3, CaCl2, dan FeCl3
dielektrolisis dengan kuat arus sebesar 3,00 A. Jumlah endapan (deposit) logam yang
manakah akan memerlukan waktu elektrolisis paling lama?
A. 50g Mg
B. 75g Al
C. 100g Ca
D. 125g Fe
E. Tidak terbentuk endapan logam
Pembahasan:
Elektrolis suatu lelehan garam pada pada elektroda akan menghasilkan deposit logam
(dari ion logamnya) yang biasanya akan menempel di elektroda dan gas klor (dari ion
klorida).
Untuk menghitung lama waktu bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
W = (e. i. t)/96500 → t = (W x 96500) : (e.i)
W = massa deposit logam (gram);
e = massa ekivalen (gram);
i = arus listrik (A);
t = waktu (detik).

Mg2+ → Mg + 2e-
Ar Mg = 24 → massa ekivalen Mg = 24/2 = 12
Al3+→ Al + 3e-
Ar Al = 27 → massa ekivalen Al = 27/3 = 9
Ca²+ Ca + 2e-
Ar Ca = 40 massa ekivalen Ca = 40/2 = 20
Fe³+ → Fe + 3e-
Ar Fe = 56 → massa ekivalen Fe = 56/3 = 18,67
Fe²+ Fe + 2e-
Ar Fe = 56 massa ekivalen Fe = 56/2 = 28

Perhitungan waktu elektrolisis sebagai berikut.


t Mg = (50 g x 96500 C) : (12 g 3,00 A) = 134.027,78 detik
t Al = (75 g x 96500 C) : (9 g 3,00 A) = 268.055,56 detik
t Ca = (100 g x 96500 C) : (20 g 3,00A) = 168.833,33 detik
t Fe = (125 g x 96500 C) : (18,67 g 3,00 A) = 215.363,33 detik
t Fe = (125 g × 96500 C) : (28 g 3,00 A) = 143.601,19 detik

Jadi, jenis logam yang memerlukan waktu paling lama adalah logam Al 75 g, yaitu
selama 268.055,56 detik.

29. Bila arus besar dialirkan melalui akua Cu(II)SO4 yang diasamkan, yang serentak
dibebaskan, di katoda x mol Cu dan y L hydrogen (diukur pada STP). Berapa mol
elektron dialirkan ke larutan?
A. x + y/22,4
B. x + y/11,2
C. x + y/5,6
D. 2x + y/11,2
E. 2x + y/22,4
Pembahasan:
𝑦𝐿 𝑦
Mol H₂ = 22,4 𝐿/𝑚𝑜𝑙 = 22,4 mol
Mol Cu = x mol
Reaksi :
2H+ + 2e- H₂
Cu²+ + 2e- Cu
Mol elektron = 2 x mol Cu + 2 x mol H2
𝑦
= 2x + 2 (22,4)
𝑦
= 2x + (11,2)

30. Dari persamaan berikut ini, manakah yang merupakan reaksi oksidasi-reduksi?
A. 2HCl(aq) + Mg(s) → MgCl2(aq) + H2(g)
B. Na2O(s) + H2O(I) → 2NaOH(aq)
C. CO2(g) + H2O(I) → H2CO3(aq)
D. CaO(s) + SO3(g) → CaSO4(s)
E. NH3(g) + HCl(g) → NH4Cl(s)

Pembahasan:
Reaksi oksidasi reduksi dapat ditandai dengan ada tidaknya perubahan bilangan
oksidasi. Pada reaksi HCl + Mg → MgCl₂ + H₂
Bilangan oksidasi atom unsur H pada HCl = +1, pada H₂ = 0; dan
Bilangan oksidasi atom unsur Mg pada Mg = 0, pada MgCl₂ = +2

HCI + Mg → MgCl₂ + H₂

+1 0

0 Oksidasi +2

Jasi, reaksi HCl + Mg → MgCl2 = H2 adalah reaksi redoks.

31. Elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda platina menggunakan arus 1A selama 965
detik. Berat Cu yang mengendap pada katoda adalah ...
A. 3,175 g
B. 0,03175 g
C. 0,0635 g
D. 0,3175 g
E. 31,75 g

Pembahasan:
Elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda platina akan menghasilkan reaksi reduksi
pada katoda: Cu²+ +2e- Cu
Massa endapan Cu pada katoda
= (e x I x t)/96.500
= (63,5/2 × 1 × 965)/96.500
0,3175 gram
Jadi, berat Cu yang mengendap pada katoda adalah 0,3175 gram.

32. Bila diketahui:


Cd2+ + 2e- Cd Eº red = -0.40 V;
Zn2+ + 2e- Zn Eº red = -0.76 V;
2+ -
Ni + 2e Ni Eº red = -0.25 V;
2+ -
Cu + 2e Cu Eº red = +0.34 V;
Berdasarkan data tersebut, manakah dari spesi berikut ini yang merupakan oksidator
terbaik?
A. Cd
B. Zn2+
C. Ni
D. Cu
E. Cu2+
Pembahasan:
Deret volta yang sering dipakai adalah sebagai berikut.
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe
Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt
Au
Pada Deret Volta, unsur-unsur logam yang memiliki potensial electrode lebih negatif
ditempatkan di bagian kiri, sedangkan unsur yang memiliki potensial elektrode yang
lebih positif ditempatkan di bagian kanan.
Pada deret Volta, semakin ke kiri kedudukan suatu logam tersebut, maka
(I) Logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron)
(II) Logam merupakan reduktor yang semakin kuat (semakin mudah mengalami
oksidasi)

Pada deret Volta, semakin ke kanan kedudukan suatu logam tersebut, maka
(I) Logam semakin kurang reaktif (semakin sulit melepas elektron)
(II) Logam merupakan oksidator yang semakin kuat (semakin mudah mengalami
reduksi)
Jadi, spesi yang merupakan oksidator terbaik adalah logam yang terletak paling kanan
dalam deret volta atau logam yang memiliki potensial elektrode paling positif (besar),
yaitu Cu²+.

33. Dalam reaksi berikut ini.


XeF2 + BrO3- + H2O → Xe + 2 HF + BrO4-
Manakah pernyataan yang benar?
A. Xenon dioksidasi, oksigen direduksi
B. Xenon direduksi, bromin dioksidasi
C. Fluorine direduksi, bromin dioksidasi
D. Xenon direduksi, fluorine dioksidasi
E. Bromin direduksi, xenon dioksidasi

Pembahasan:
(I) Unsur yang mengalami reaksi oksidasi (bertindak sebagai reduktor) ialah bromin
(Br). Perubahan bilangan oksidasi bromin (Br) yaitu berubah dari +5 menjadi +7.
(II) Unsur yang mengalami reaksi reduksi (bertindak sebagai oksidator) ialah xenon
(Xe). Perubahan bilangan oksidasi xenon (Xe) yaitu berubah dari +2 menjadi 0.
Jadi, pernyataan yang benar mengenai reaksi tersebut adalah xenon direduksi, bromin
dioksidasi.

34. Diberikan data termodinamik berikut ini pada 25° C:

2 HCl(g) + F₂ (g) → 2 HF(l) + Cl₂(g)


H° = -988 kJ/mol
H₂(g) + F₂ (g) → 2 HF(1)
H° = -1200 kJ/mol
2 H₂(g) + O₂(g) → 2 H₂O(l)
H° = -572 kJ/mol

Hitunglah H° dari reaksi berikut ini:


4HCl(g) + O₂(g) → 2 H₂O(l) + 2 Cl₂(g)
A. -148 kJ/mol
B. 996 kJ/mol
C. 1184 kJ/mol
D. -3748 kJ/mol
E. -2760 kJ/mol

Pembahasan:
Penentuan besarnya H° dari reaksi:
4 HCl(g) + O₂(g) 2 H₂O(l) + 2 Cl₂(g) adalah sebagai berikut.
4 HCl(g) + 2F₂ (g) → 4 HF(l) + 2Cl2(g)
H° = -1976 kJ/mol (dikali 2)
4 HF (1) → 2H2 (g) + 2F₂ (g)
H° = + 2400 kJ/mol (dikali 2)
2 H₂(g) + O₂(g) → 2 H₂O(l)
H° = -572 kJ/mol

4 HCl(g) + O₂(g) → 2 H₂O(l) + 2Cl₂(g)


H° = -148 kJ/mol
35. Kalor yang dibebaskan dalam reaksi netralisasi berikut adalah -114 kJ. 2NaOH(aq) +
H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(l)
Dengan menggunakan informasi tersebut, berapa nilai yang cocok untuk kalor yang
dibebaskan dalam netralisasi berikut?
Ba(OH)2(aq) + 2HCl(aq) → BaCl2(aq) + 2H2O(l)
A. -57 kJ
B. -76 kJ
C. -114 kJ
D. -171 kJ
E. -226 kJ

Pembahasan:
Besarnya kalor yang dibebaskan dalam netralisasi reaksi berikut.
Ba(OH)₂(aq) + 2HCl(aq) → BaCl₂(aq) + 2H₂O(1) ialah sama dengan besarnya kalor
yang dibebaskan dalam reaksi netra lisasi berikut.
2NaOH(aq) + H₂SO4(aq) → Na₂SO₂(aq) + 2H₂O(1) yaitu sebesar -114 kJ

36. Dengan menggunakan data berikut ini:


N2(g) + 3O2(g) + H2(g) → 2HNO3(aq)
H = ±414,8 kJ
N2O5(g) + H2O(g) → 2HNO3(aq)
H = 218 kJ
2H2O(g) → 2H2(g) + O2(g)
H = 483,6 kJ

Tentukan H untuk reaksi: 2N2O5(g)


N2(g) + 5O2(g)
A. 149,6 kJ
B. 90,8 kJ
C. -876,4 kJ
D. 782,8 kJ
E. 1750 kJ

Pembahasan:
4HNO3(aq) → 2N2(g) + 4O2(g) + 2H2(g)
H = 2 x 414,8 kJ
2N2O5(g) + 2H2O(g) → 4HNO3(aq)
H = 2 x 218,4 kJ
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g)
H = -483, kJ
2N2O5(g) → 2N2(g) + 5O2(g)
H = 782,8 kJ
37. Berikut ini diberikan Tabel energi ikatan.
Energi
Ikatan
(kJ/mol)
C-O 358
C=O 799
C-O
1072
(ikatan triple)
H-H 436
C-H 413
O-H 463
Tentukanlah perubahan entalpi (∆H) dari reaksi: CO(g) + 2H2 (g) → CH3OH(g)
A. -830 kJ
B. -557 kJ
C. -552 kJ
D. -389 kJ
E. -116 kJ

Pembahasan:
Penentuan besarnya perubahan entalpi (H) dari reaksi:
CO(g) + 2H₂(g) → CH3OH(g) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
H = ∑pemutus ikatan - ∑pembentuk ikatan
H = ∑energi ikatan kiri - ∑energi ikatan kanan
H= [(C-O (ikatan triple)) + 2 (H - H)] - [3 (C-H) + (C-O) + (O-H)]
H = [(1072) +2 (436)] - [3 (413) + (358) + (463)]
ΔΗ = [1072 +872] - [1.239 + 358 + 463]
ΔΗ = [1.944] – [2.060]
ΔΗ = - 116 kJ

38. Perhatikan proses reaksi berikut ini:


2A → ½ B + C
H = 5 kJ/mol
3/2 B + 4C → 2A + C + 3D
H = -15 kJ/mol
E + 4A → C
H = 10 kJ/mol
Hitunglah H untuk reaksi: C → E + 3D
A. 0 kJ/mol
B. 10 kJ/mol
C. -10 kJ/mol
D. -20 kJ/mol
E. 20 kJ/mol

Pembahasan:
Penentuan H untuk reaksi : C → E + 3D dapat dihitung melalui perhitungan sebagai
berikut.
6 A → 3/2 B + 3C
H = 15 kJ/mol (dikali 3)
3/2 B + 4C → 2A + C + 3D
H = -15 kJ/mol
C → E + 4A
H = -10 kJ/mol (dibalik)

C → E + 3D
H = - 10 kJ/mol
Jadi, besarnya AH untuk reaksi : C → E + 3D adalah H = - 10 kJ/mol.

39. Berikut ini diberikan Tabel energi ikatan.


Jenis
C-C C-H O=O C=O O-H
ikatan
Energi
ikatan 347 413 498 799 467
(kJ/mol)

Entalpi pembakaran 1 mol gas propana (C3H8), sesuai dengan reaksi berikut:
C3H8 (g) + 5 O₂(g) → 3 CO₂ (g) + 4H₂O(g) adalah:
A. 355 kJ
B. 2570 kJ
C. -1695 kJ
D. -2042 kJ
E. -1387 kJ

Pembahasan:
Penentuan besarnya entalpi pembakaran 1 mol gas propana (C3H8) dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut.
H = ∑pemutus ikatan - ∑pembentuk ikatan
H = ∑energi ikatan kiri - ∑energi ikatan kanan
H = [2(C - C) + 8 (C - H) + 5 (O = O)] - [3 x 2(C = O) + 4 x 2 (O-H)]
ΔΗ = [2(347) + 8 (413) + 5 (498)] - [6(799) + 8(467)]
ΔΗ = [694 + 3.304 + 2.490] - [4.794 + 3.736]
ΔΗ = [6488] – [8530]
ΔΗ = - 2042 kJ
40. Perhatikan reaksi dalam larutan akua berikut ini:
I-(aq) + OCl-(aq) → IO-(aq) + Cl-(aq)
Dan berikut ini adalah data konsentrasi awal dan laju awal untuk reaksi ini:
Laju
Percobaan [I-], M [OCl-], M Awal,
Ms-1
3,05 x 10-
1 0,1000 0,0500 4

6,10 x 10-
2 0,2000 0,0500 4

1,83 x 10-
3 0,3000 0,0100 4

3,66 x 10-
4 0,3000 0,0200 4

Manakah pernyataan hukum laju untuk reaksi tersebut?


A. Laju = r = k [I-]
B. Laju = r = k [OCl-]
C. Laju = r = k [I-]2
D. Laju = r = k [I-] [OCl-]
E. Laju = r = k [I-]2[OCl-]

Pembahasan:
Penentuan orde reaksi
Orde reaksi l- (Percobaan 1 dan 2):
𝑉2 𝑘[𝑙 − ]2 𝑥[𝑂𝐶𝑙 − ]2 𝑦
=
𝑉1 𝑘[𝑙 − ]1 𝑥[𝑂𝐶𝑙 − ]1 𝑦
6,10.10−4 𝑘[0,2000]𝑥 [0,0500]𝑦
=
3,05.10−4 𝑘[0,1000]𝑥 [0,0500]𝑦
x
2 = (2)
=
x 1

Orde reaksi OCl- (Percobaan 3 dan 4):


𝑉4 𝑘[𝑙 − ]4 𝑥[𝑂𝐶𝑙 − ]4 𝑦
=
𝑉3 𝑘[𝑙 − ]3 𝑥[𝑂𝐶𝑙 − ]3 𝑦
3,66.10−4 𝑘[0,3000]𝑥 [0,0200]𝑦
=
1,83.10−4 𝑘[0,3000]𝑥 [0,0100]𝑦
2 = (2)y
=
y 1

Sehingga, orde reaksi l- adalah (1)


Jadi, pernyataan hokum laju untuk reaksi tersebut adalah laju = r = k [I-] [OCl-]

41. Perhatikan reaksi berikut ini: 4NH3 + 7O₂  4NO₂ + 6H₂O


Pada saat tertentu, laju awal hilangnya gas oksigen adalah. Pada saat yang sama, berapa
nilai laju awal munculnya air?
A. 1.2
B. 1.1
C. 0.86
D. 0.58
E. Tidak dapat ditentukan dari data yang tak lengkap

Pembahasan:
Laju reaksi ialah berkurangnya jumlah konsentrasi reaktan dan bertambahnya jumlah
konsentrasi produk dalam satyuan waktu.
Pada saat laju hilangnya gas oksigen adalah X, maka laju terbentuknya gas O₂ adalah
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐻2 𝑂
Laju reaksi awal munculnya H₂O = x laju awal gas O2
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑂2
6
Laju reaksi awal munculnya H₂O = 7 × x
Laju reaksi awal munculnya H₂O = 0,8571 = 0,86.
Jadi, nilai laju awal munculnya air pada saat laju awal hilangnya gas oksigen adalah
0,86.

42. Salah satu langkah produksi pembuatan asam nitrat adalah oksidasi ammonia, seperti
ditunjukkan di bawah ini.
4NH3 (g) + 50₂ (g) → 4NO(g) + 6H₂O(g)
Bila uap air muncul dengan laju 0,025 mol.min-¹, pada saat yang sama berapa laju
hilangnya ammonia?
A. 0,0040 mol.min-¹
B. 0,017 mol.min-¹
C. C. 0,038 mol.min-¹
D. D. 0,100 mol.min-¹
E. E. 0,150 mol.min-¹

Pembahasan:
Laju reaksi ialah berkurangnya jumlah konsentrasi reaktan dan bertambahnya jumlah
konsentrasi produk dalam satuan waktu. Persamaan laju dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut.
Reaksi: R → P
Persamaan laju dapat ditulis sebagai berikut.
− [𝐴] +  [𝑃]
v= atau v =
𝑡 𝑡

Uap air muncul denga laju 0,025 mol.min-1 artinya sama seperti persamaan

+  [𝑃]
v= = 0,025 mol.min-1
𝑡
Dengan koefisien H2O = 6, maka mol H2O 0,025 mol
Mol NH3 (ammonia)
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑁𝐻
= x mol H O
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑂
4
= 6 x 0,025 mol
= 0,016667 mol
= 0.017 mol
Sehingga, laju reaksi pelepasan ammonia dapat dihitung dengan persamaan berikut.
−  [𝑅]
v= = 0,017 mol.min-1
𝑡
Jadi, pada saat yang sama (pada saat uap air muncul dengan laju 0,025 mol.min-1 maka
laju hilangnya ammonia ialah sebesar 0,017 mol.min-1

43. Untuk reaksi: A(g) + B(g) → Produk; laju awal reaksinya adalah 0,056 mol.L-¹s-¹.
Kemudian reaksi tersebut didiamkan beberapa lama, dan setelah 10 menit diukur
kembali lajunya. Ternyata laju reaksinya juga 0.056 mol.L-¹s-¹. Berapa orde reaksi
tersebut?
A. Order Nol
B. Order kesatu
C. Order kedua
D. Order negatif
E. Tak dapat ditentukan

Pembahasan:
Laju reaksi ialah berkurangnya jumlah konsentrasi reaktan dan bertambahnya jumlah
konsentrasi produk dalam satuan waktu. Persamaan laju dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut.
Reaksi : A(g) + B(g) → Produk
Persamaan laju dapat ditulis sebagai berikut.
−  [𝐴] −  [𝐵] +  [𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘]
v= atau v = atau v =
𝑡 𝑡 𝑡
Laju reaksi awal (pertama) = v1 = 0,056 mol.L-1s-1 dengan t = 0
Laju reaksi kedua = v2 = 0.056 mol.L-1s-1 dengan t = 10
Besarnya laju reaksi bergantung pada besarnya konsentrasi reaktan dan nilai orde reaksi
dari masing-masing reaktan. Untuk mengetahui orde reaksi dan reaksi di atas dapat
dihitung dengan mebandingkan laju reaksi awala dengan laju reaksi yang kedua.
𝑣1 𝑘[𝐴]𝑚 [𝐵]𝑛
= 𝑘[𝐴]𝑚[𝐵]𝑛
𝑣2
𝑣1 [𝐴]𝑚 [𝐵]𝑛
= 𝑛
𝑣2 [𝐴]𝑚[𝐵]
Pada waktu yang berbeda, laju reaksi awal dengan laju reaksi kedua adalah sama atau
tetap (tidak berubah), yaitu 0.056 mol.L-¹s-¹ maka dapat diketahui bahwa besarnya orde
reaksi laju tersebut ialah nol (0).
44. Berapa konstanta laju untuk reaksi orde pertama A  B, diberikan data berikut ini.
Wakt
u [A]
(s)
0 1,76
6 0,88
12 0,44
18 0,22

A. 0,23
B. 1,0
C. 0,17
D. 0,12
E. Tidak dapat ditentukan

Pembahasan:
Laju reaksi dari masing-masing bagian akan dihitung menggunakan rumus berikut.
R = ([C]/t) x (1 menit/60 detik)
Laju
Waktu
[A] reaksi k
(s)
(M/detik)
0 1,76 0 0
6 0,88 0,146667 0,166667
12 0,44 0,073333 0,166666
18 0,22 0,036667 0,166668

Penentuan nilai konstanta laju untuk reaksi di atas, dapat dihitung melalui perhitungan
berikut ini. Misal dengan menggunakn data kedua;
v = k [A]
0,146667 = k [0,88]
0,0733
= = 0,166667 = 0,17
0,88

45. Tabel berikut menunjukkan hasil eksperimen yang diperoleh dari reaksi berikut.
2 XO + O2 2XO2
Tekanan
parsial
XO 100 100 50 50
(satuan
bebas)
Tekanan
parsial O2
100 25 100 ?
(satuan
bebas)
Laju
1,0 0,25 0,50 0,125
relatif

Berapakah nilai yang hilang dari tekanan parsial O2 dalam tabel ini?
A. 12,5
B. 25
C. 40
D. 50
E. 75

Pembahasan:
Untuk mengetahui besarnya konsentrasi, dapat dihitung melalui persamaan berikut.
PV = nRT jika R dan T konstan maka P = n/V konsentrasi
Laju
No [XO] [O2]
relatif
1 100 100 1,0
2 100 25 0,25
3 50 100 0,50
4 50 ? 0,125

Besarnya orde reaksi terhadap XO dapat dihitung menggunakan data percobaan 1 dan
3, yaitu:
(100/50)x = 1,0/0,50
x
2 =2
X =1
Besarnya orde reaksi terhadap O2 dapat dihitung menggunakan data percobaan 1 dan 2,
yaitu:
(100/50)y = 1,0/0,50
y
2 =2
X =1
Persamaan laju reaksi ialah v = k [XO] [O2]
Penentuan nilai konstanta laju reaksi (k) dapat dihitung dengan menggunakan salah satu
data, yaitu data pertama.
v = k [XO] [O2]
k = v : ([XO] [O2])
k = 1,0 : (100) (100)
k = 10-4
Penentuan nilai yang menjadi pertanyaan (?) dapat ditentukan dengan menggunakan
data ke empat, yaitu:
v = k [XO] [O2]
[O2] = v : (k.[XO])
[O2] = 0,0125 : (10-4 x 50)
[O2] = 0,0125 : (5 x 10-3)
[O2] = 0,0125 : 0,005
[O2] = 25

46. Senyawa dengan rumus molekul C3H6O mempunyai pasangan isomer ...
A. Asetaldehid dan aseton
B. Aseton dan propanon
C. Propanon dan propanal
D. Propanan dan propanol
E. Propanol dan metoksi etana

Pembahasan:
Senyawa C3H6O mempunyai rumus umum, yaitu CnH2nO. Sehingga pasangan siomer
dari senyawa tersebut merupakan senyawa alkanal dan alkanon, yaitu senyawa
propanon dan propanal.

Turunan
Gugus Fungsi Nama IUPAC Rumus Umum
Hidrokarbon
CnH2n+2O
Alkohol -OH Alkanol Isomer: isomer
fungsi
Eter -O- Alkoksi alkana
CnH2nO
Aldehid Alkanal Isomer: isomer
fungsi

Keton Alkanon

CnH2nO
Asam karboksilat Asam alkanoat Isomer: isomer
fungsi
Ester Alkil alkanoat
Jadi, senyawa dengan rumus molekul C3H6O mempunyai pasangan isomer adalah
senyawa propanon dan propanal.

47. Identifikasi alkena sering dilakukan dengan pereaksi ...


A. Br2/CCl4
B. HBr
C. Cl2/CCl4
D. HCl
E. H2SO4

Pembahasan:
Alkena bereaksi cepat dengan Br2 dalam larutan CCl4, terjadi perubahn warna larutan
dari larutan berwarna merah menjadi tidak berwarna (decolorization of bromine).
Jadi, identifikasi alkena sering dilakukan dengan perekasi Br2 dan CCl4.

48. Senyawa yang bukan merupakan isomer dari siklopentana adalah ...
A. Pentena-2
B. 2 – metil - 2 – butena
C. 4 – metil - 2 – butena
D. 2 – metil butana
E. 1 – etil – siklopropana

Pembahasan:
Siklopentana adalah senyawa hidrolarbon alisiklik yang sangat mudah terbakar dengan
rumus kimia C5H10. Senyawa ini berbentuk cincin terdiri dari 5 atom karbon. Bentuk
fisik senyawa ini adalah cairan tak berwarna dengan bau seperti bensin. Isomer dari
siklopentana ialah 2-metil butana, karena memiliki rumus umum CnH2n+2 sedang siklo
pentana adalah C2H2n.
Jadi, senyawa yang bukan merupakan isomer dari siklopentana adalah 2 – metil butana.

49. Tentukan senyawa yang bukan merupakan derivat asam karboksilat ...
A. asam butanoat
B. asetamida
C. asetil klorida
D. Asetat anhidrid
E. Ester

Pembahasan:
Derivat asam karboksilat (turunan asam karboksilat) merupakan senya wa yang dapat
menghasilkan suatu asam karboksilat bila senyawa tersebut bereaksi dengan air.
Senyawa turunan (derivate) asam karboksilat dapat pula diartikan suatu senyawa yang
dapat disintesis menggunakan bahan awal asam karboksilat. Beberapa senyawa
derivate asam karboksilat
antara lain, yaitu:
(I) Halida asam: senyawa turunan asam karboksilat dengan rumus molekul R(C=O)X .
Contohnya asetil klorida (CH3COCI).
(II) Anhidrida asam: senyawa turunan asam karboksilat yang mempunyai gugus asil
(RC=O terikat pada oksigen sebagai pengganti hydrogen. Contohnya anhidrida asetat.
(III) Ester: senyawa turunan asam karboksilat yang hydrogen pada gugus karboksil
diganti menjadi gugus alkil. Contonya isoamil asetat pada pisang.
(IV) Amida: senyawa turunan asam karboksilat dengan gugus amino (-NH₂) terikat
pada gugus karboksil sebagai pengganti atom hidrogen. Contohnya etanamida.
(V) Nitril: senyawa yang mempunyai ikatan rangkap tiga C dengan N. Contohnya
pentananitril.
Jadi, senyawa yang bukan merupakan derivat asam karboksilat adalah asam butanoat
karena senyawa ini merupakan senyawa asam karboksilat bukan derivate asam
karboksilat.

50. Tentukan senyawa yang merupakan isomer aseton ...


A. propil alkohol
B. asetaldehid
C. propanon
D. Propion aldehid
E. Metil etil eter

Pembahasan:
Isomer aseton adalah aldehid. Aseton adalah propanon, CH3COCH3. Isomer gugus
fungsi: propion aldehid (propanal), CH3CH₂CHO. Keduanya memiliki rumus molekul
sama, C3H6O.
Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on,
dimetilformaldehida, dan -ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak
berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut
dalam berbagai perbanding an dengan air, etanol, dietil eter,dll. Aseton juga merupakan
pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan
senyawa-senyawa kimia lainnya.
Jadi, senyawa yang merupakan isomer aseton adalah propil alkohol.

51. Pereaksi mana yang akan bereaksi dengan benzaldehida menghasilkan senyawa
semikarbazol benzaldehida?
A. NH2 – NH2
B. H2N – NH – CO(NH2)
C. C6H5NH – NH2
D. NH2OH
E. C6H5NH2
Pembahasan:
Aldehid atau keton jika direaksikan dengan semikarabazid (H₂N-NH CO(NH₂)) melalui
reaksi kondensasi akan menghasilkan semikarbazol (semicarbazon) sambil melepaskan
molekul air. Benzaldehid adalah salah satu aldehid. Sehingga, pereaksi yang dapat
digunakan untuk menghasilkan senyawa semikarbazol-benzaldehid adalah pereaksi
semikarbazida (H₂N-NH-CO(NH₂)) sebagaimana reaksi simpel berikut.
Jadi, pereaksi yang akan bereaksi dengan benzaldehida menghasilkan senyawa
semikarbazol benzaldehida adalah pereaksi semikarbazida atau H2N-NH-CO(NH2).

ESAI
1. Reaksi adisi antara HCI dengan senyawa 3-metil-1-butena akan menghasilkan dua
senyawa alkil klorida, sebutkan dua senyawa tersebut. Bagaimana mekanisme
reaksinya?

Pembahasan:
Reaksi adisi antara HCl dengaqn senyawa 3-metil-1 butana akan menghasilkan dua
senyawa alkil halida (alkil klorida), yaitu
(I) 3-kloro 2-metil butana
(II) 2-kloro 2-metil butana
Mekanisme reaksi antara HCl dengan senyawa 3-metil-1-butena adalah sebagai berikut.

2. Senyawa dengan rumus molekul CH dan C,H,N dapat dijenuhkan dengan reaksi
hidrogenasi. (I) Tentukan berapa jumlah ikatan rangkap dan cincin dari kedua senyawa
tersebut. (II) Gambarkan empat struktur yang mungkin dari C₂H₂.

Pembahasan:
(I) Jumlah ikatan rangkap dan cincin dari kedua senyawa (C4H6 dan C5H5N) adalah
sebagai berikut.
• Jumlah ikatan rangkap dan cincin dari senyawa C4H6 ialah hidrogen jenuh C4
sebanyak 10, maka indek kekurangan hidrogennya adalah 4. Akhirnya molekul
C4H6 dapat mempunyai dua ikatan rangkap dua atau dua cincin, atau satu ikatan
rangkap dua dengan satu cincin.
• Jumlah ikatan rangkap dan cincin dari senyawa C5H5N ialah dengan
menentukan ikatan rangkap/cincin dari C5H5N yang dianggap sama dengan
C5H4N sehingga jumlah indek kekurang hidrogennya menjadi 8, berarti
mempunyai 4 ikatan rangkap dua, atau 3 ikatan rangkap dua dengan sebuah
cincin (1 cincin), atau 2 ikatan rangkap dua, satu ikatan rangkap 3 atau beberapa
kemungkinan sehingga jumlah indek kekurangan hidrongennya 8.
(II) Empat struktur senyawa C4H6 sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai