Dari semua pernyataan semua benar kecuali pada alternatif A, energi yang tersimpan
dalam materi itu bukan energi kimia melainkan energi potensial. Apalagi energi
kinetik, energi yang terjadi ketika materi mengalami pergerakan dengan kecepatan
tertentu.
2. Densitas udara di dalam suatu ruang pada temperatur tertentu dan tekanan normal
adalah 1,2 g/L. Hitunglah massa (kg) udara ini di ruang sebesar panjang 5 m, lebar 4
m, dan tinggi 3 m.
A. 80 kg
B. 76 kg
C. 72 kg
D. 68 kg
E. 64 kg
Soal ini adalah menyangkut konversi satuan; 1 m3 = 1000 dm3 = 1000 L. Setelah
dihitung volume ruang, untuk menghitung massa udara dalam ruang adalah
mengalikannya volume dengan densitas.
Volume ruang = (5 x 4 x 3) ~ 60 m3 ~ 60.000 L
Massa udara = 1,2 g/L x 60.000 L ~ 72.000 g ~ 72 kg
Jadi jawaban yang tepat adalah alternatif C
4. Manakah formula molekul yang merupakan representasi dari senyawa biner yang
terbentuk dari natrium dan tellurium?
A. Na2Te
B. NaTe
C. Na3Te
D. Na3Te2
E. NaTe2
Formula atau rumus molekul dari senyawa yang terbentuk dari natrium (Na golongan
IA ~ elektron valensinya 1, yang akan stabil ketika melepaskan 1 elektron) dan
tellurium (Te golongan VI A ~ elektron valensinya 6, yang akan stabil jika menerima
2 elektron). Dengan demikian maka alternatif jawaban A Na2Te yang tepat.
5. Dari reaksi berikut ini, tentukan persamaan reaksi yang menunjukkan hasil
pembakaran metana (CH4) dengan udara berlebih.
A. CH4(g) + O2(g) → C(s) + H2O(g)
B. CH4(g) + O2(g) → C(s) + H2(g)
C. CH4(g) + 2O2(g) → CO2(s) + 2H2O(g)
D. CH4(g) + O2(g) → 2CO(s) + 4H2(g)
E. Semua reaksi mungkin terjadi
Jika metana dibakar dengan udara berlebih (kaya akan oksigen) maka akan terjadi
pembakaran sempurna (menghasilkan CO2 dam H2O), ini sesuai dengan alternatif
jawaban C.
6. Suatu sampel besi oksida (suatu senyawa yang mengandung hanya besi dan oksigen)
dianalisis dan ditemukan mengandung 69,9% besi. Rumus empiris senyawa ini adalah
A. FeO
B. Fe3O2
C. Fe3O4
D. Fe2O3
E. Fe4O3
Hidrogen dapat dihasilkan dari reaksi antara kalsium hidrida padat dengan air atau antara
logam kalium dengan air atau logam natrium dengan air.
Gas Hidrogen juga dapat dibuat dari reaksi logam dengan larutan basa
2. Reaksi yang menghasilkan gas hidrogen terbanyak adalah reaksi A, dapat dilihat dari
perbandingan besarnya koefisien H2 pada setiap reaksi.
3. Jika masing-masing rekasi menggunakan hanya 1 g zat, maka terlebih dahulu harus
dihitung masing-masing mol zat yang bereaksi dan diperbandingkan koefisiennya.
CaH2 = 1/42 mol; K = 1/39 mol; Na 1/23 mol.
Pada reaksi A, akan menghasilkan gas H2 sebanyak 2/42 mol ~ 1/21 mol
Pada reaksi B, akan menghasilkan gas H2 sebanyak ½ x 1/39 mol ~ 1/78 mol
Pada reaksi C, akan menghasilkan gas H2 sebanyak ½ x 1/23 mol ~ 1/46 mol
Jadi yang paling banyak menghasilkan adalah reaksi A.
4. Logam yang bereaksi dengan basa menghasilkan has hidrogen adalah logam-logam
yang bersifat amfoter.
5. 2Al + 2NaOH + 6H2O → 2Na[Al(OH)4] + 3H2 (g)
6. Karena logamnya adalah Al maka 1 g Al = 1/27 mol Al, dengan perbandingan
koefisien maka has H2 yang dihasilkan sebanyak 3/2 x 1/27 = 1/18 mol ~ 1/18 mol x
22,4 L/mol = 1,25 L
2. Rumus molekul sederhana dari suatu senyawa yang mempunyai persen komposisi: 32,4%
Na, 0,7% H, 21,8% P dan 45,1% O adalah
A. Na2HPO3
B. NaH2PO3
C. Na2HPO4
D. NaH2PO4
E. Na3PO4.5H2O
Pembahasan:
Dimisalkan tersedia 100 g senyawa maka
mol Na : mol H : mol P : mol O = (32,4 g : 23 g/mol) : (0,7 g : 1 g/mol) : (21,8 g : 31 g/mol ):
(45,1 g : 16 g/mol)
mol Na : mol H : mol P : mol O = 1,41 mol : 0,70 mol : 0,71 mol ): 2,82 mol
= 2,0 : 1,0 : 1,0 : 4,0
Jadi rumus molekul senyawa sederhana dari senyawa tersebut adalah Na2HPO4
Jawaban yang sesuai C
Pembahasan
Energi kisi adalah energi yang diperlukan untuk mengubah 1 mol senyawa ion bentuk padat
menjadi senyawa ion bentuk gas. Hukum Coulomb dapat digunakan untuk memprediksi
(membandingkan) energi kisi suatu senyawa ion. E = k (Q1.Q2):d2 Q adalah muatan ion; d
adalah jarak antar ion. Energi kisi itu berbanding lurus dengan hasil kali muatan ion–ion dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua ion itu. Tetapi muatan akan memiliki
pengaruh yang relatif lebih besar dibanding jarak antar ion.
Dari pembandingan pasangan senyawa yang benar adalah KCl < MgCl2
Jawaban C.
Pembahasan
Teori orbital molekul ini menjelaskan ikatan kimia melalui diagram orbital molekul yang
melibatkan semua elektron dari atom–atom dalam senyawa dan tidak hanya elektron dikulit
terluar. Dari teori orbital molekul ini maka akan dengan jelas menerangkan kemagnetan suatu
zat.
Jawaban D.
5. Diketahui suatu reaksi: Fe2O3 + CO ⇌ Fe3O4 + CO2 (belum setara). Sebanyak 480 g Fe2O3
direaksikan dengan gas CO berlebih, tentukan volume gas CO2 yang dihasilkan pada saat 28
g gas nitrogen memiliki volume 10 L
A. 2,5 L
B. 5,0 L
C. 10 L
D. 15 L
E. 20 L
Pembahasan:
Reaksi setara: 3Fe2O3 + CO ⇌ 2Fe3O4 + CO2
480 g Fe2O3 = 480 g : 160 g/mol = 3 mol
Berdasarkan perbandingan koefisien maka jumlah mol CO2 = 1/3 × 3 mol = 1 mol.
Keadaan reaksi terjadi pada kondisi yang sama dengan 28 g N2 yang setara 1 mol N2 = 10 L,
keadaan itu dijadikan pembanding bahwa 1 mol N2 = 10 L artinya 1 mol CO2 = 10 L juga.
Jawaban C.
6. Suatu cuplikan diketahui mengandung 80% Fe. Ketika cuplikan ini dipanaskan dengan gas
klor berlebih, dihasilkan garam besi (II) klorida sebanyak 6,35 g. Massa cuplikan yang
digunakan dalam reaksi tersebut yaitu
A. 2,24 g
B. 2,80 g
C. 3,50 g
D. 3,75 g
E. 3,90 g
Pembahasan:
Fe + Cl2 → FeCl2
6,35 g FeCl2 = 6,35 g : 126,75 g/mol = 0,05 mol
Dengan perbandingan koefisien reaksi setara maka jumlah mol Fe = jumlah mol FeCl2 = 0,05
mol
0,05 mol Fe = 0,05 mol × 55,85 g/mol = 2,7925 g
2,7925 g = 80% cuplikan jadi massa cuplikan = 2,7925 g : 80% = 3,490625 ≈ 3,50 g
Jawaban C.
7. Pupuk ZA memiliki kandungan utama senyawa ammonium sulfat. Jika dalam 66 g pupuk
ZA terdapat 13,5 g Nitrogen, kemurnian pupuk tersebut yaitu
A. 90,6%
B. 92,8%
C. 94,0%
D. 96,4%
E. 98,2%
Pembahasan:
66 g Amonium sulfat (NH4)2SO4 terdapat 13,5 g nitrogen
1 mol (NH4)2SO4 terdapat 2 mol N
13,5 g N = 13,5 g : 14,01 g/mol = 0,964 mol
Jadi jumlah mol (NH4)2SO4 = ½ × 0,964 mol = 0,482 mol
0,482 mol (NH4)2SO4 = 0,482 mol × 132 g/mol = 63,624 g
Jadi kemurnian (NH4)2SO4 = (63,624 : 66) × 100% = 96,4%
Jawaban D.
8. Bila gas CO dan H2O masing-masing sebanyak 0,06 mol dicampur dengan 0,1 mol CO2
dan 0,1 mol H2 dalam wadah 1 L, maka konsentrasi CO dan CO2 pada keadaan
kesetimbangan adalah
A. 0,067 M dan 0,093 M
B. 0,067 M dan 0,107 M
C. 0,053 M dan 0,107 M
D. 0,053 M dan 0,093 M
E. 0,060 M dan 0,100 M
Pembahasan:
Nilai x dari persamaan kuadrat dari adalah dengan menggunakan alat hitung maka diperoleh
x yang mungkin sebesar 0,053 mol, jadi jumlah mol CO = 0,053 mol dan jumlah mol CO2 =
0,16 – x = 0,16 – 0,053 = 0,107 mol
[CO] = 0,053 mol : 1 L = 0,053 M
[CO2 ] = 0,107 mol : 1 L = 0,107 M
Jawaban yang sesuai adalah C
Pembahasan:
Hubungan Kp dengan Kc dinyatakan dengan persamaan Kp = Kc (RT)∆n .
Nilai Kp = Kc jika dalam persamaan reaksi setara jumlah koefisien gas ruas kiri sama dengan
koefisien gas ruas kanan dengan kata lain ∆n = 0.
Jawaban D benar jumlah koefisien gas ruas kiri = jumlah koefisien gas ruas kanan = 2.
Asam oksalat (H2C2O4) dalam air memiliki persamaan reaksi kesetimbangan sebagai berikut:
H2C2O4](aq) + 2H2O](l) ⇌ 2H3O+(aq) + C2O42- (aq)
Diketahui Ka1 asam oksalat sebesar 5,36×10-2 dan Ka2 adalah 5,30×10-5
maka harga tetapan kesetimbangan untuk reaksi reaksi tersebut adalah
A. 5,36×10-2
B. 5,30×10-5
C. 2,80×10-6
D. 1,06×10-7
E. 3,86×10-13
Pembahasan:
Ka = Ka1 × Ka2 = 5,36×10-2 × 5,30×10-5 = 28,408 × 10-7 = 2,8404 × 10-6 ~ 2,80×10-6
Jawaban yang tepat adalah C.
12. Campuran benzena dan toluena membentuk larutan ideal. Tekanan uap jenuh toluena
pada 20°C adalah 22 torr. Jika mol benzena sama dengan mol toluena dalam campuran pada
20°C, maka tekanan uap toluena adalah
A. 44 torr
B. 33 torr
C. 22 torr
D. 11 torr
E. 5,5 torr
Pembahasan:
Jika dalam campuran tersebut jumlah mol benzena dan toluena sama maka tekanan uap
toluena sama dengan tekanan uap benzena.
P–benzena = mol benzena : (mol benzena + mol toluena) × P–total.
P–toluena = mol toluean : (mol benzena + mol toluena) × P–total
Jawaban yang tepat adalah C.
Pembahasan:
HCN Ka 6,2×10-10 basa konjugasinya adalah CN-
H2PO4- Ka 6,2×10-8 basa konjugasinya adalah HPO4-
HClO Ka 3,5×10-8 basa konjugasinya adalah ClO-
HClO2 Ka 1,2×10-2 basa konjugasinya adalah ClO2-
Ka semakin kecil maka sifat asamnya semakin kecil. Jika asam semakin lemah maka
kekuatan basa konjugasinya semakin besar.
Jadi urutan kekuatan basa konjugasi: ClO2- < ClO- < HPO4- < CN-
Jawaban yang tepat adalah A .
14. Reaksi H2O2 + 2H+ + 2I- → I2 + 2H2O memiliki hukum laju reaksi r = k [H2O2][I-],
mekanisme reaksi yang disarankan sebagai berikut:
H2O2 + I- → HOI + OH- lambat
OH- + H+ → H2O cepat
HOI + H+ + I- → I2 + H2O cepat
Senyawa yang termasuk zat antara (intermediet) pada reaksi di atas adalah
A. H+ dan I-
B. H+ dan HOI
C. HOI dan OH-
D. H+
E. H2O dan OH-
Pembahasan:
Ciri zat antara (intermediet) adalah zat tidak hadir pada saat akhir reaksi tetapi ada dalam
tahapan reaksi yang terjadi. Dalam soal ini zat intermedietnya adalah HOI dan OH–
Jawaban yang tepat adalah C .
Pembahasan:
Nilai kemiringannya sama dengan - Ea/R
Jawaban yang tepat adalah D.
16. Reaksi isomerisasi siklopropana menjadi propena mengikuti kinetika reaksi orde ke-1.
Pada 760 K, sebanyak 15% sampel senyawa siklopropana akan berisomerisasi menjadi
propena dalam waktu 6,8 menit. Nilai waktu paruh (t1/2) reaksi isomerisasi tersebut pada 760
K sebesar
A. 2,5 menit
B. 23 menit
C. 29 menit
D. 120 menit
E. 230 menit
Pembahasan:
17. Pada suhu 700 K, isomerisasi siklopropana → propena memiliki nilai tetapan
laju 6,2 × 10-4 menit-1. Kinetika reaksi isomerisasi masih mengikuti kinetika reaksi orde 1.
Waktu yang diperlukan agar 10% sampel siklopropana berisomerisasi menjadi propena
adalah
A. 14 menit
B. 170 menit
C. 1120 menit
D. 3710 menit
E. 16100 menit
Pembahasan:
Kinetika reaksi orde satu:
Misal [siklopropana]0 = 100%; [siklopropana]t = 100% – 10% = 90%
→ ln [siklopropana]t = ln [siklopropana]0 – k.t
→ k.t = ln [siklopropana]0 – ln [siklopropana]t
→ t = (ln [siklopropana]0 – ln [siklopropana]t) : k
→ t = (ln 1 – ln 0,9 / 6,2 × 10-4
→ t = (0 – (–0,105) / 6,2 × 10-4
→ t = 0,105 / 6,2 × 10-4
→ t = 169,35 menit ≈ 170 menit
Jawaban yang tepat adalah B.
18. Massa aluminium (kalor jenis aluminium = 0,902 J/g.°C) dalam gram yang dapat
dipanaskan dari 24,5°C hingga 44,0°C dengan jumlah kalor yang sama untuk menaikkan
suhu 125 g H2O (kalor jenis air = 4,184 J/g.°C) pada interval suhu yang sama adalah
A. 2200 g
B. 1050 g
C. 580 g
D. 130 g
E. 27 g
Pembahasan:
Kalor air → Q = m × c × ∆T → Q = 125 g × 4,182 J/g.oC × (44–24,5) → Q = 10193,625
Kalor Al = kalor air
Kalor Al → 10193,625 = m × 0,902 J/ g.oC × (44–24,5)
→ m = 10193,625 : 17,589
→ m = 579,55 g ≈ 580 g
Jawaban yang tepat adalah C .
19. Perubahan entalpi pembentukan standar (∆Hf) gas H2O sebesar - 242 kJ/mol. Nilai
perubahan entalpi (∆H) untuk pembakaran 11,2 L gas H2 membentuk gas H2O pada STP
adalah
A. - 726 kJ
B. - 484 kJ
C. - 242 kJ
D. - 121 kJ
E. - 60,5 kJ
Pembahasan:
H2(g) + ½ O2(g) → H2O(g) ∆Hf = –242 kJ/mol
Pada keadaan standar 11,2 L gas H2 ini setara dengan ½ mol (didapat dari 11,2/22,4) gas H2
∆H untuk pembakaran ½ mol gas H2 = ½ dari ∆Hf gas H2O = ½ (–242 kJ) = –121 kJ
Jawaban yang tepat adalah D.
20. Jumlah ikatan sigma (s) sp3 yang terdapat pada senyawa etana adalah
A. 7
B. 6
C. 5
D. 3
E. 1
Pembahasan:
Jawaban A.
21. Isopentil adalah nama trivial yang tepat bagi gugus alkil (alternatif jawaban tidak jelas)
Pembahasan:
(CH3)2-CH-CH2-CH2– atau
Pembahasan:
Pembahasan:
Ni2+ + 2e– → Ni E0 = -0,23 V
2Ag → 2Ag+ + 2e– E0 = –0,80 V
Ni2+ + 2Ag → 2Ag+ + Ni E0 = –1,03 V
Karena nilai E0 negatif maka reaksi tidak berlangsung secara spontan.
Jawaban yang tepat adalah B.
24. Logam yang dapat digunakan untuk memproteksi besi secara katodik adalah
A. Timah (Sn)
B. Seng (Zn)
C. Nikel (Ni)
D. Tembaga (Cu)
E. Perak (Ag)
Pembahasan:
Jika ingin memproteksi besi secara katodik (besi sebagai katoda) maka yang tepat adalah
logam–logam reaktif (lebih mudah teroksidasi) yang berada di sebelah kiri logam Fe pada
deret Volta.
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
Jawaban yang tepat adalah B.
25. Larutan besi klorida bereaksi dengan permanganat dalam suasana basa dengan persamaan
reaksi sebagai berikut:
FeCl2(aq) + KMnO4(aq) + HCl → FeCl3(aq) + KCl(aq) + MnCl2(aq) + H2O
Pada saat reaksi tersebut setara maka koefisien reaksi dari molekul H2O
adalah
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Pembahasan:
FeCl2(aq) + HCl → FeCl3(aq)
KMnO4(aq) + HCl → KCl(aq) + MnCl2(aq) + H2O
Karena reaksi berlangsung dalam suasana asam maka ion 3OH– ini harus dinetralkan dengan
menambahkan 3 ion H+ pada kedua ruas
2d. Tentukan spesi yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor. (2)
Sebagai oksidator (mengalami reduksi) MnO4–
Sebagai reduktor (mengalami oksidasi) Fe2+
2e. Hitung jumlah mol besi dalam sampel logam tersebut. (3)
Reaksi yang terjadi:
Fe + 2HCl → FeCl2 + H2
5Fe2+ + MnO4- + 8H+ → 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O
Jumlah mol KMnO4 yang digunakan = 0,1 M × 13,889 mL = 1,3889 mmol
Dari perbandingan koefisien jumlah mol Fe2+ = 5/1 × 1,3889 mmol = 6,9445 mmol
Jadi jumlah mol besi dalam sampel juga 6,9445 mmol
3b. Tentukan dan jelaskan golongan dan periode unsur X dalam tabel periodik unsur. (3)
Melihat berbagai senyawa yang terbentuk bilangan oksidasi X antara lain:
+2 dalam XCl2, +4 dalam XCl4, +6 dalam XCl6 dan XO3, –2 dalam Na2X. Jadi unsur X
adalah unsur yang berada pada golongan VI–A dan periode 3.
3c. Gambarkan struktur Lewis untuk XCl2, XCl4, XCl6, dan XO3. (8)
X=S
3d. Berdasarkan gambar struktur yang Anda buat (soal c), tentukan dan jelaskan molekul
yang bersifat polar. (4)
Yang merupakan molekul polar adalah SCl4 karena pada S memiliki pasangan elektron bebas
sehingga bentuk molekulnya tidak akan simetris, sedangkan pada molekul lain tidak memiliki
pasangan elektron bebas.
3e. Tuliskan orbital hibrida atom X dalam molekul XCl4 dan XCl6. (2)
X=S
3f. Unsur X dapat membentuk senyawa MgX. Ikatan ion yang manakah yang lebih kuat
Na2X ataukah MgX. Jelaskan. (3)
Kekuatan ikatan ion suatu molekul dapat ditinjau berdasarkan hukum coulomb, semakin
besar jumlah muatan ion semakin besar gaya coulomb sebagai indikator kekuatan ikatannya.
Semakin kecil ukuran jari–jari ion semakin besar gaya Coulombnya.
Na memiliki 1 muatan + sedang Mg memiliki 2 muatan +
Ukuran jari–jari ion Na+ relatif lebih besar dari jari–jari ion Mg2+
Jadi ikatan yang lebih kuat adalah MgX.
4a. Hitung [H+] dan persen ionisasi asam nitrit dalam larutan. (5)
HNO2 adalah asam lemah.
pH = 1,83 maka [H+] = 10–1,83 = 0,015 M
[H+] = [HNO2]. α
α = [H+] : [HNO2]. → α = 0,015 M : 0,495 M = 0,0303 = 3,03%
4b. Tuliskan persamaan kesetimbangan reaksi dan hitung nilai Ka untuk asam nitrit. (5)
Persamaan kesetimbangan reaksi: HNO2 ⇌ H+ + NO2–
Ka = [H+]2 : [HNO2] → Ka = (0,015)2 × 0,495 = 0,000111375 = 1,11375 × 10–4
4c. Hitung pH larutan yang terbentuk dari penambahan 1,0 g NaNO2 ke dalam 750 mL
larutan HNO2 0,0125 M. (4)
1 g NaNO2 = 1 g : 69 g/mol = 0,015 mol
Jumlah NaNO2 = jumlah mol NO2– = 0,015 mol
Jumlah mol HNO2 = 0,0125 M × 0,75 L = 0,009375 mol
Campuran HNO2 dan NaNO2 merupakan larutan penyangga.
[H+] = Ka × (jumlah mol HNO2 : jumlah mol sisa asam)
[H+] = 1,11375.10–4 × (0,009375 : 0,015)
[H+] = 0,000069609375 = 6,96 . 10–5
pH = –log (6,96 . 10–5) = 4,16
4d. Hitung pH larutan yang terbentuk dari penambahan 1,0 g NaNO2 ke dalam 750 mL air,
H2O. (4)
Penambahan 1 g NaNO2 ke dalam air akan menghasilkan garam terhidrolisis.
1 g NaNO2 = 1 g : 69 g/mol = 0,015 mol
[NaNO2] = 0,015 mol : 0,75 L = 0,02 M
[OH–] = √(Kw/Ka × [NaNO2]
[OH–] = √(10–14/(1,11375 × 10–4) ×0,02)
[OH–] = √(1,8 × 10–12 )
[OH–] = 1,34 × 10–6
pOH = 5,87 → pH = 8,13
1. Semua senyawa A, B, C, D dan E tersebut bila dilarutkan dalam air bersifat elektrolit,
walaupun tidak semua merupakan elektrolit Senyawa C dan D adalah senyawa ionik
tetapi senyawa B adalah kovalen
2. Nitrogen dengan tingkat oksidasi tertinggi terdapat pada senyawa A dan C, sedangkan
nitrogen dengan tingkat oksidasi terendah terdapat pada senyawa C, D dan Muatan
formal dua atom nitrogen pada senyawa C adalah +1 tetapi muatan formal atom
nitrogen pada senyawa B = 0
3. Pada temperatur ruang, senyawa A dan E ada dalam larutan, dan kedua larutan
tersebut dapat mengeluarkan gas-gas, Konsentrasi larutan A paling pekat 16 M
sedangkan larutan E paling pekat 15
4. Senyawa D mengandung nitrogen 43,7% massa dan oksigen 50% Dalam kondisi STP,
senyawa D merupakan kristal padat dan bila dipanaskan akan terdekomposisi
membentuk gas.
5. Senyawa C mengandung satu atom O lebih banyak dari Larutan C bersifat asam
lemah, larutan A adalah asam kuat. Larutan B dan E bersifat basa.
6. Titrasi 0,726 g senyawa B membutuhkan HCI 1 M sebanyak 21,98 ml untuk
Pembahasan soal
Senyawa A adalah asam kuat dan atom nitrogennya punya tingkat oksidasi tertinggi. Tingkat
oksidasi tertinggi N adalah +5, dan ini terdapat pada HNO3 (ini asam kuat) jadi senyawa A
adalah HNO3 .
Jumlah mol HCl = 1 M x 21,98 mL = 21,98 mmol. Ini setara dengan mol senyawa B. Untuk
memastikan perlu diketahui massa molar senyawa B = 0,726 g : 21,98 mmol = 33,03 g/mol
Massa molar 33 g/ mol ini sesuai dengan massa molar NH2OH = 14 + 2 + 16 + 1 = 33 g/mol
Senyawa C adalah senyawa yang memiliki 2 atom N (dengan tingkat oksidasi tertinggi (+5)
dan terendah (-3)) bersifat asam lemah, senyawa ionik, muatan formal kedua atom N-nya
adalah +1. N dengan tingkat oksidasi tertinggi ada pada NO3– dan tingkat oksidasi terendah
ada pada NH3 atau NH4+
Senyawa E bersifat basa, dengan tingkat oksidasi N terendah (biasanya pada ion amonium
dengan tingkat oksidasi N = -3), mudah menguap pada suhu kamar. Karena ada kata kunci
bersifat basa maka dapat disimpulkan senyawa E adalah NH4OH.