Anda di halaman 1dari 75

Kapasitor dan Induktor

Mohammad Ridho Pratama Zougira


12316042
1. Kapasitor
Kapasitor adalah elemen rangkaian yang terdiri
dari dua permukaan konduktor yang dipisahkan
oleh bahan non-konduksi, atau dielektrik.
Kapasitor disederhanakan dan simbol listriknya
ditunjukkan pada Gambar 6.1.

Gambar 1.1 (Kapasitor dan simbol electrical)


Ada banyak jenis kapasitor, dan semuanya
dikategorikan oleh jenis bahan dielektrik yang
digunakan di antara plates conducting.
Meskipun ada isolator yang baik dapat berfungsi
sebagai dielektrik, masing-masing tipe memiliki
karakteristik yang membuatnya lebih sesuai
untuk aplikasi tertentu.
Untuk aplikasi umum di sirkuit elektronik (mis.,
Penggabungan antara tahap amplifikasi), bahan
dielektrik dapat berupa kertas yang diresapi
dengan minyak atau lilin, mylar, polystyrene,
mika, kaca, atau keramik.
Kapasitor dielektrik keramik yang terbuat dari
barium titanat memiliki rasio kapasitansi-terhadap-
volume yang besar karena konstanta dielektriknya
yang tinggi. Kapasitor mika, kaca, dan keramik
dielektrik akan beroperasi dengan memuaskan pada
frekuensi tinggi.

Gambar 1.2 Kapasitor tipical (Courtesy of Mark Nelms and Jo Ahn Loden).
Kapasitor elektrolit aluminium, yang terdiri dari
sepasang pelat aluminium yang dipisahkan oleh
elektrolit pasta boraks yang dibasahi, dapat
memberikan nilai kapasitansi tinggi dalam
volume kecil. Mereka biasanya digunakan untuk
menyaring, melewati, dan menggabungkan, dan
pasokan listrik dan aplikasi pengaktifan motor.
Kapasitor elektrolit Tantalum memiliki kerugian
yang lebih rendah dan karakteristik yang lebih
stabil dibanding kapasitor elektrolitik
aluminium. Gambar 1.2 menunjukkan berbagai
kapasitor diskrit yang khas.
Selain kapasitor ini, yang sengaja kita masukkan
ke dalam jaringan untuk aplikasi tertentu,
kapasitansi nyala hadir setiap saat ada
perbedaan potensial antara dua bahan
konduktor yang dipisahkan oleh dielektrik.
Karena kapasitansi nyasar ini dapat
menyebabkan kopling yang tidak diinginkan di
antara sirkuit, perhatian ekstrim harus dilakukan
dalam tata letak sistem elec- tronic pada papan
sirkuit tercetak.
Kapasitansi diukur dalam coulomb per volt atau
farads. Unit farad (F) dinamai Michael Faraday,
seorang fisikawan Inggris yang terkenal.
Kapasitor dapat diperbaiki atau bervariasi dan
biasanya berkisar dari ribuan mikrofarad (μF)
hingga beberapa picofarads (pF).

Gambar 1.3 Kapasitor double-layer 100-F dan kapasitor elektrolitik 68.000-F. (Courtesy of Mark
Nelms dan Jo Ann Loden).
Untuk menghitung dimensi kapasitor ekivalen
sederhana yang terdiri dari dua pelat sejajar
masing-masing area A, dipisahkan oleh jarak d
seperti ditunjukkan pada Gambar 6.1. Kita belajar
dalam fisika dasar bahwa kapasitansi dua pelat
sejajar daerah A, dipisahkan oleh jarak d, adalah
ɛ𝑜 𝐴
𝐶=
𝑑
C : Kapasitansi (F)
εo : Permitivitas ruang bebas (8.85x10−12 F/m)
d : Jarak antar dua pelat/tebal dielektrik (m)
A : Luas pelat (m2 )
Bila sebuah sumber tegangan dihubungkan ke
kapasitor, maka muatan positif akan ditransfer
ke satu piring dan muatan negatif ke yang lain.
Tuduhan pada kapasitor sebanding dengan
voltase di atasnya sedemikian rupa sehingga
q = Cv
q : muatan (Coulomb)
C : kapasitansi (F)
v : tegangan (Volt)
𝑑𝑞 𝑑(𝐶𝑣)
Recall : 𝑖 = 𝑖 =
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Untuk kapasitansi yang konstan
𝑑𝑣 1
𝑖= 𝐶  𝑑𝑣 = 𝑖 𝑑𝑡
𝑑𝑡 𝐶
Integrasikan dari t awal = -∞ sampai suatu t
tertentu (asumsi v(-∞) = 0).
1 𝑡
𝑣 𝑡 = න 𝑖 𝑥 𝑑𝑥
𝐶 −∞
Dimana v(t) menunjukan perubahan tegangan
terhadap waktu.
Energy yang tersimpang dalam kapasitor dapat
diturunkan dari daya yang dikirimkan ke elemen.
𝑑𝑣 𝑡
𝑝 𝑡 = 𝑣 𝑡 𝑖 𝑡 = 𝐶𝑣 𝑡
𝑑𝑡
Sehingga energi yang tersimpan pada medan listrik
adalah:
𝑡 𝑡
𝑑𝑣 𝑥 𝑑𝑣 𝑥
𝑊𝑐 𝑡 = න 𝐶𝑣 𝑥 𝑑𝑥 = 𝐶 න 𝑣 𝑥 𝑑𝑥
−∞ 𝑑𝑥 −∞ 𝑑𝑥
𝑡
1 2 𝑣(𝑡)
= C න 𝑣 𝑥 𝑑𝑣 𝑥 = 𝐶𝑣 (𝑥)]𝑣(−∞)
−∞ 2
Karena v(-∞) = 0, maka :
1 1 𝑞2 𝑡
𝑊𝑐 𝑡 = 𝐶𝑣 2 𝑡 𝐽oule  𝑊𝑐 𝑡 =
2 2 𝐶
Contoh soal
1. Jika muatan yang terakumulasi dalam dua
konduktor parallel yang akan mengisi
tegangan 12 volt adalah 600 pC, berapakah
kapasitansi parallel dari konduktor tersebut ?
Jawab :
Untuk menghitung kapasitansi dapat
menggunakan persamaan :
Q = CV
Kemudian masukan nilai muatan dan tegangan
pada persamaan diatas.
𝑄 (600)(10−12 )
𝐶= = = 50 𝑝𝐹
𝑉 12
2. Tegangan yang melalui kapasitor 5
𝜇𝐹 membentuk kurva seperti pada gambar
dibawah, tentukan arus gelombang.
Jawab :

Dari kurva tegangan dibawah didapatkan :


24
𝑣 𝑡 = −3 𝑡, 0 ≤ 𝑡 ≤ 6 𝑚𝑠
6 𝑥 10
24
=− 𝑡 + 96, 6≤𝑡≤8
2 𝑥 10−3
= 0, 8 𝑚𝑠 ≤ 𝑡
𝑑𝑣 𝑡
𝑖 𝑡 =𝐶 ,
𝑑𝑡
= 5 𝑥 10−6 4 𝑥 103 , 0 ≤ 𝑡 ≤ 6 𝑚𝑠
= 20 mA
𝑖 𝑡 = 5 𝑥 10−6 −12 𝑥 103 , 6 ≤ 𝑡 ≤ 8 𝑚𝑠
= -60 mA
Dan
𝑖 𝑡 = 0, 8 𝑚𝑠 ≤ 𝑡
Oleh karena itu bentuk gelombang pada arus
seperti ditunjukan pada gambar diatas dan
𝑖 𝑡 = 0 untuk t > 8 ms.
3. Tentukan energi yang tersimpan pada medan
listris dari kapasitor pada soal no 2 saat t = 6
ms.
Jawab :
Untuk menghitung energi yang tersimpan dalam
medan listrik dapat menggunakan persamaan :
1
𝑤 𝑡 = 𝐶𝑣 2 𝑡
2
Sekarang masukan nilai saat t = 6 ms, sehingga :
1
𝑤 6 𝑚𝑠 = 5 𝑥 10−6 24 2 ,
2
= 1440 𝜇𝐽,
4. Arus yang awalnya tidak bermuatan pada
kapasitor 4 𝜇𝐹seperti pada gambar dibawah.
Turunkan persamaan gelombang untuk
tegangan, daya, dan energi kemudian hitung
energi yang tersimpan dalam medan listrik
kapasitor saat t = 2 ms.
Jawab
16 𝑥 10−6 𝑡
𝑖 𝑡 = −3 , 0 ≤ 𝑡 ≤ 2 𝑚𝑠
2 𝑥 10
−6
= −8 𝑥 10 , 2 𝑚𝑠 ≤ 𝑡 ≤ 4 𝑚𝑠
= 0, 4 𝑚𝑠 < 𝑡

Karena v(0) = 0, maka persamaa untuk v(t) pada


interval waktu 0 ≤ 𝑡 ≤ 2 𝑚𝑠 adalah :
1 𝑡
𝑣 𝑡 =
(4)(10−6 )
‫׬‬0 8 10−3 𝑥 𝑑𝑥 = 103 𝑡 2 ,
3 −3 2
𝑣 2 𝑚𝑠 = 10 2 𝑥 10 = 4 𝑚𝑉,
Bentuk kurva dari tegangan, arus,daya, dan
energi.
Pada interval waktu 2 𝑚𝑠 ≤ 𝑡 ≤ 4 𝑚𝑠,
𝑡
1 −6 3
𝑣 𝑡 = 6
න − 8 10 𝑑𝑥 + (4)(10 )
4 10 2(10−3 )
Bentuk gelombang untuk tegangan ditunjukan pada
gambar diatas.
Karena daya adalah p(t) = v(t) i(t), ekspresi pada
daya pada interval waktu 0 ≤ 𝑡 ≤ 2 𝑚𝑠 adalah 𝑝 𝑡 =
8𝑡 3 . Pada interval waktu 2 𝑚𝑠 ≤ 𝑡 ≤ 4 𝑚𝑠, persamaan
untuk daya adalah :
𝑝 𝑡 = − 8 10−6 −2𝑡 + 8 𝑥 10−3
= 16 10−6 𝑡 − 64 10−9
Bentuk kurva daya ditunjukan pada gambar diatas.
Perhatikan bahwa selama selang waktu 0 ≤ 𝑡 ≤
2 𝑚𝑠, kapasitor menyerap energi dan selama
selang waktu 2 𝑚𝑠 ≤ 𝑡 ≤ 4 𝑚𝑠, mengantarkan
energi.
Energi dapat diekspresikan dengan :
𝑡
𝑤 𝑡 = ‫𝑝 𝑡׬‬ 𝑥 + 𝑤 𝑡𝑜 ,
𝑜
Pada selang waktu 0 ≤ 𝑡 ≤ 2 𝑚𝑠,
𝑡
𝑤 𝑡 = ‫׬‬0 8𝑥 3 = 2𝑡 4 ,
𝑤 2 𝑚𝑠 = 32 𝑝𝐽,
Pada selang waktu 2 𝑚𝑠 ≤ 𝑡 ≤ 4 𝑚𝑠,

𝑡
𝑤 𝑡 = ‫׬‬2 𝑥 10−3 16 𝑥 10−6 𝑥 − 64 𝑥 10−9 𝑑𝑥 + 32 𝑥 10−12

= 8 𝑥 10−6 𝑥 2 − 64 𝑥 10−9 𝑥]𝑡2 𝑥 10−3 + 32 x 10−12

= 8 x 10−6 t 2 − 64 x 10−9 t + 128 x 10−12

Dari ekspresi diatas didapat 𝑤 2 𝑚𝑠 = 32 𝑝𝐽 dan


𝑤 4 𝑚𝑠 = 0. Bentuk gelombang energi dapat
dilihat pada gambar diatas.
2. Induktor
Induktor adalah elemen rangkaian yang terdiri
dari kawat konduktor yang biasanya berbentuk
kumparan.

Gambar 2.1 dua induktor dan simbol electrical


Dari sudut pandang historis, perkembangan yang
mengarah pada model matematis yang kita
gunakan untuk mewakili induktor adalah sebagai
berikut. Ini pertama kali menunjukkan bahwa
konduktor pembawa arus akan menghasilkan
medan magnet. Kemudian ditemukan bahwa
medan magnet dan arus yang menghasilkannya
berhubungan secara linier. Akhirnya, ditunjukkan
bahwa medan magnet yang berubah menghasilkan
tegangan yang sebanding dengan laju laju
perubahan arus yang menghasilkan medan magnet;
itu adalah,
𝑑𝑖 𝑡
𝑣 𝑡 =𝐿
𝑑𝑡
Konstanta proporsionalitas L disebut induktansi
dan diukur dalam satuan henry, dinamai
menurut penemu Amerika Joseph Henry, yang
menemukan hubungannya. Seperti yang terlihat
pada persamaan diatas, 1 henry (H) adalah
dimensi sama dengan 1 volt-detik per ampere.
Setelah pengembangan persamaan matematis
untuk kapasitor, kita menemukan bahwa
ungkapan untuk arus dalam induktor adalah

1 𝑡
𝑖 𝑡 = න 𝑣 𝑥 𝑑𝑥
𝐿 −∞

1 𝑡
𝑖 𝑡 = 𝑖 𝑡0 + න 𝑣 𝑥 𝑑𝑥
𝐿 𝑡0
Daya yang dikirim ke induktor dapat digunakan
untuk mengetahui energi yang tersimpan dalam
elemen. Daya ini sama dengan :

𝑝 𝑡 =𝑣 𝑡 𝑖 𝑡
𝑑𝑖 𝑡
= 𝐿 𝑖(𝑡)
𝑑𝑡
Karena itu, energi yang tersimpan dalam medan
magnet adalah :
𝑡 𝑑𝑖 𝑥
𝑤𝐿 𝑡 = ‫׬‬−∞ 𝐿 𝑖 𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑡

1
𝑤𝐿 𝑡 = 𝐿𝑖 2 𝑡 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒
2
Sekarang mari kita pertimbangkan kasus arus dc
yang mengalir melalui sebuah induktor. Dari
𝑑𝑖 𝑡
Persamaan 𝑣 𝑡 = 𝐿 , kita dapat melihat
𝑑𝑡
bahwa tegangan di induktor berbanding lurus
dengan laju waktu perubahan arus yang mengalir
melalui induktor. Arus dc tidak berbeda dengan
waktu, jadi voltase di induktor adalah nol. Kita bisa
mengatakan bahwa sebuah induktor adalah
"hubung singkat dengan dc." Dalam menganalisa
rangkaian yang berisi sumber dc dan induktor, kita
dapat mengganti induktor dengan sirkuit pendek
dan menghitung voltase dan arus di sirkuit dengan
menggunakan banyak alat analisis kita.
Contoh soal :
1. Cari energi yang tersimpan pada rangkaian
dibawah ini.
Jawab :
Soal diatas bisa dikerjakan dengan menerapkan
KCL pada simpul A, sehingga didapatkan :
𝐼𝐿2 = 𝐼𝐿1 + 3
Terapkan KVL pada bagian luar hasil rangkain
6𝐼𝐿1 + 3𝐼𝐿2 + 6𝐼𝐿2 = 9
Penyelesaian persamaan ini menghasilkan 𝐼𝐿1 =
− 1.2 A dan 𝐼𝐿2 = 1.8 A. Tegangan 𝑉𝑐1 dan
𝑉𝑐2 dapat dihitung dari arus :
𝑉𝐶1 = −6𝐼𝐿1 + 9 = 16.2 𝑉
𝑉𝐶2 = 6𝐼𝐿2 = 6 1.8 = 10.8 𝑉
Total energi yang tersimpan dalam rangkaian
adalah jumlah energi yang tersimpan dalam dua
induktor dan dua kapasitor :
1
𝑤𝐿1 = 2 𝑥 10−3 −1.2 2 = 1.44 𝑚𝐽
2
1
𝑤𝐿2 = 4 𝑥 10−3 1.8 2 = 6.48 𝑚𝐽
2
1
𝑤𝐶1 = 20 𝑥 10−6 16.2 2 = 2.62 𝑚𝐽
2
1
𝑤𝐶2 = 50 𝑥 10−6 10.8 2 = 2.92 𝑚𝐽
2
Total energi yang tersimpan adalah 13.46 mJ.
2. Arus pada sebuah induktor 10 mH memiliki
bentuk kurva seperti pada gambar dibawah.
Tentukan bentuk kurva pada tegangan.
Jawab :
Dari kurva arus dibawah di dapatkan tiga
persamaan pada selang waktu tertentu.
20 𝑥 10−3 𝑡
𝑖 𝑡 = −3 , 0 ≤ 𝑡 ≤ 2 𝑚𝑠
2 𝑥 10
20 𝑥 10−3 𝑡
𝑖 𝑡 = − + 40 𝑥 10−3 , 2 ≤ 𝑡 ≤ 4 𝑚𝑠
2 𝑥 10−3
𝑖 𝑡 = 0, 4 𝑚𝑠 < 𝑡
Ditemukan bahwa
−3 20 𝑥 10−3
𝑣 𝑡 = 10 𝑥 10 = 100 𝑚 𝑉, 0 ≤ 𝑡 ≤ 2 𝑚𝑠
2 𝑥 10−3
dan
−3 −20 𝑥 10−3
𝑣 𝑡 = 10 𝑥 10 = −100𝑚𝑉, 2 ≤ 𝑡 ≤ 4 𝑚𝑠
2 𝑥 10−3
Dan v(t) = 0 untuk t>4 ms. Kerana itu, bentuk gelombang
tegangan ditunjukan pada gambar diatas.
3. Arus pada sebuah induktor 2 mH adalah
𝑖 𝑡 = 2 sin 377𝑡 𝐴
Tentukan tegangan yang melewati induktor
dan energi yang tersimpan pada induktor.
Jawab :
Untuk mencari tegangan yang melepwati
induktor gunakan persamaan :
𝑑𝑖 𝑡
𝑣 𝑡 =𝐿
𝑑𝑡
−3 d
= 2 x 10 2 sin 377t
dt
= 1.508 cos 377t V
Untuk mencari energi yang tersimpan dalam
induktor dapat mengunaka persamaan :

1
𝑤𝐿 𝑡 = 𝐿𝑖 2 𝑡
2
1
𝑤𝐿 𝑡 = 2 𝑥 10−3 2 𝑠𝑖𝑛377𝑡 2
2
= 0.004 sin2 377𝑡 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒
4. Tegangan yang melewati sebuah induktor 200
mH :
𝑣 𝑡 = 1 − 3𝑡 𝑒 −3𝑡 𝑚𝑉, 𝑡≥0
𝑣 𝑡 = 0, 𝑡<0
Turunkan bentuk gelombang untuk arus, energi,
dan daya.
Jawab :
Bentuk gelombang untuk tegangan dapat dilihat
pada gambar dibawah.
Untuk arus :
103 𝑡
𝑖 𝑡 =
200
‫׬‬0 1 − 3𝑥 𝑒 −3𝑥 𝑑𝑥
𝑡 −3𝑥 𝑡
= 5{‫׬‬0 𝑒 𝑑𝑥 − 3 ‫׬‬0 𝑥𝑒 3𝑥 𝑑𝑥 }
𝑒 3𝑥 𝑡 𝑒 −3𝑥
= 5{ |0 − 3 − 3𝑥 + 1 ]𝑡0
−3 9
3𝑡
= 5𝑡𝑒 𝑚𝐴 , 𝑡≥0
=0, 𝑡<0
Bentuk kurvanya dapat dilihat pada lampiran
gambar.
Untuk daya :
𝑝 𝑡 = 𝑣 𝑡 𝑖(𝑡)
= 5𝑡 1 − 3𝑡 𝑒 6𝑡 𝜇𝑊 , 𝑡≥0
=0, 𝑡<0
Kurvanya dapat dilihat pada lampiran gambar.
Untuk energi :
1
𝑤 𝑡 = 𝐿𝑖 2 𝑡
2
= 2.5𝑡 2 𝑒 −6𝑡 𝜇𝐽 , 𝑡≥0
=0, 𝑡<0
Untuk kurvanya dapat dilihat pada lampiran gambar
Lampiran gambar kurva

Gambar kurva tegangan, arus, daya, dan energi


3. Kombinas kapasitor dan induktor
Kapasitor seri
Jika sejumlah kapasitor dihubungakn secara seri,
kapasitansi ekivalennya dapat dihitung dengan
mengunakan KVL.
Formula :

𝑣 𝑡 = 𝑣1 𝑡 + 𝑣2 𝑡 + 𝑣3 𝑡 + ⋯ + 𝑣𝑁 (𝑡)
1 𝑡
𝑣 𝑡 = ‫ 𝑡𝑑 𝑡 𝑖 𝑡׬‬+ 𝑣𝑖 (𝑡0 )
𝐶 0

𝑁 𝑡 𝑁
1
𝑣 𝑡 = (෍ ) න 𝑖 𝑡 𝑑𝑡 + ෍ 𝑣𝑖 (𝑡0 )
𝐶1 𝑡0
𝑖=1 𝑖=1
𝑡
1
= න 𝑖 𝑡 𝑑𝑡 + 𝑣(𝑡0 )
𝐶𝑠 𝑡0
𝑁

𝑣 𝑡0 = ෍ 𝑣𝑖 (𝑡0 )
𝑖=1
𝑁
1 1 1 1 1
= ෍ = + + …+
𝐶𝑠 𝐶𝑖 𝐶1 𝐶2 𝐶𝑁
𝑖=1
Contoh soal :
1. Tentukan kapasitansi ekivalen dan tegangan
awal untuk rangkaian dibawah ini.
Jawab :

Persamaan kapasitansi
1 1 1 1
= + +
𝐶𝑠 2 3 6
Dimana semua kapasitansi dalam satuan 𝜇𝐹

Karena itu, 𝐶𝑠 = 1 𝜇𝐹 dan, seperti yang terlihat pada gambar, 𝑣 𝑡0 =


− 3 𝑉. Perhatikan bahwa total energi yang tersimpan dalam rangkain :
𝑤 𝑡0
1
= [2 𝑥 10−6 2 2
+ 3 𝑥 10−6 −4 2
+ 6 𝑥 10−6 −1 2
2
= 31 𝜇𝐽
Namun, energi yang dapat dipulihkan diterminal
adalah

1
𝑤 𝑡0 = 𝐶𝑠 𝑣 2 𝑡
2
1
= 1 𝑥 10−6 −3 2
2
= 4.5 𝜇𝐽
2. Dua kapasitor yang sebelumnya tidak
berkapasitas dihubungkan secara seri
kemudian diisi dengan sumber 12V. Satu
kapasitor adalah 30 F dan yang lainnya tidak
diketahui. Jika tegangan kapasitor 30 F adalah
8 V, cari kapisitansi dari kapasitor yang tidak
diketahui.
Jawab :
Muatan pada kapasitor 30 𝜇𝐹 adalah

𝑄 = 𝐶𝑉 = 30𝜇𝐹 8 𝑉 = 240 𝜇𝐶
Karena arus yang sama mengalir pada masing –
masing kapasitor seri, masing – masing kapasitor
memperoleh muatan yang sama dalam periode
waktu yang sama :
𝑄 240 𝜇𝐶
𝐶= = = 60 𝜇𝐹
𝑉 4𝑉
 Kapasitor paralel
Untuk menentukan kapasitans ekivalen dari
kapasitor N yang dihubungkan secara paralel,
kita dapat menggunakan KCL.
Formula :

𝑖 𝑡 = 𝑖1 𝑡 + 𝑖2 𝑡 + … + 𝑖𝑁 𝑡
𝑑𝑣 𝑡 𝑑𝑣 𝑡 𝑑𝑣 𝑡 𝑑𝑣 𝑡
= 𝐶1 + 𝐶2 + 𝐶3 + …+ 𝐶𝑁
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑁 𝑑𝑣 𝑡
= ( σ𝑖=1 𝐶𝑖 )
𝑑𝑡
𝑑𝑣 𝑡
= 𝐶𝑝
𝑑𝑡
Dimana
𝐶𝑝 = 𝐶1 + 𝐶2 + 𝐶3 + … + 𝐶𝑁
Contoh soal :
1. Tentukan persamaa kapasitani diterminal A -
B pada rangkain dibawah ini.
Jawab :

Gunakan persamaan :

𝐶𝑝 = 𝐶1 + 𝐶2 + 𝐶3 + … + 𝐶𝑁
Sehingga didapatkan,

𝐶𝑝 = 4 + 6 + 2 + 3
= 15𝜇𝐹
 Induktor seri

Jika induktor N dihubungkan secara seri,


induktansi eqivalen dari kombinasi dapat
ditentukan sebagai berikut.
Mengacu pada gambar diatas dan dengan
menggunakan KVL, kita dapat melihat
𝑣 𝑡 = 𝑣1 𝑡 + 𝑣2 𝑡 + 𝑣3 𝑡 + … + 𝑣𝑁 (𝑡)
Dan karena itu,
𝑑𝑖 𝑡 𝑑𝑖 𝑡 𝑑𝑖 𝑡 𝑑𝑖 𝑡
𝑣 𝑡 = 𝐿1 + 𝐿2 + L3 + … + LN
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑁 𝑑𝑖 𝑡
σ
= ( 𝑖=1 𝐿𝑖 )
𝑑𝑡
𝑑𝑖 𝑡
= 𝐿𝑠
𝑑𝑡
Dimana
𝑁

𝐿𝑠 = ෍ 𝐿1 = 𝐿1 + 𝐿2 + … + 𝐿𝑁
𝑖=1
Contoh soal :
1. Carilah induktansi eqivalen dari rangkain
dibawah ini :
Jawab :
Untuk mencari induktansi eqivalen dapat
menggunakan persamaan :
𝑁

𝐿𝑠 = ෍ 𝐿1 = 𝐿1 + 𝐿2 + … + 𝐿𝑁
𝑖=1
Sehingga,
𝐿𝑠 = 1 𝐻 + 2 𝐻 + 4 𝐻
=7𝐻
 Induktor paralel
Perhatikan rangkaian yang ditunjukan pada
gambar dibawah:

Yang berisi induktor paralel N. Dengan


menggunakan KCL, dapat dituliskan:
Contoh soal :
1. Tentukan induktansi eqivalen dan arus awal
untuk rangkain dibawah ini.
Jawab :
Untuk mencari induktansi eqivalen dapat menggunakan
persamaan :
1 1 1 1 1
= + + + …+
𝐿𝑝 𝐿1 𝐿2 𝐿3 𝐿𝑁
Untuk induktansi eqivalen untuk rangkaian diatas yaitu :
1 1 1 1
= + +
𝐿𝑝 12 6 4
Dimana semua induktasi bernilai milihenrys:
𝐿𝑝 = 2 𝑚𝐻
Dan arus awalnya adalah 𝑖 𝑡0 = −1 𝐴
 Kapsitor chip

Kapasitor – kapasitor permukaan dipasang sebagian


besar kapasitor yang digunakan dalam perakitan
elektronika saat ini.
Dapat dilihat sebelumnya bahwa resistor
biasanya diproduksi dalam ukuran standar
dengan peringkat daya tertentu. Kapasitor chip
juga diproduksi dengan cara ini, dan tabel
dibawah memberikan daftar sebagian perangkat
ini.
 Induktor chip

Induktor chip terdiri dari substrat keramik


miniatur dengan kawat yang dililitkan di
sekelilingnya atau lapisan tipis diedapkan dan
berpola membentuk koil.
Tipe – tipe induktor chip :
1. Induktor chip presisi dimana termbaga
diendapkan ke keramik dan berpola
membentuk koil seperti ditunjukan pada
gambar dibawah.
2. Induktor chip feri, yang menggunakan
serangkaian pola koin yang ditumpuk diantara
lapisan ferit untuk membentuk koil multiplayer
seperti gambar dibawah.
3. Kawat dililitkan disekitar substrat keramik
untuk kumparan induktor. Struktur yang telah
selesai ditunjukan pada gambar dibawah.
4.Rangkaian Amplifier Operasional RC
Dua rangkain op – amp RC yang sangat penting
adalah pembeda dan integrator. Rangkaian ini
berasal dari rangkaian untuk op – amp pembalik
dengan mengganti resistor R1 dan R2, masing –
masing, oleh sebuah kapasitor.
Persamaan rangkaian :
𝑑 𝑣0− 𝑣_
𝐶1 𝑣1 − 𝑣2 + = 𝑖_
𝑑𝑡 𝑅2
𝑣_ = 0 dan 𝑖_ = 0. karena itu,
𝑑𝑣1 (𝑡)
𝑣0 𝑡 = −𝑅2 𝐶1
𝑑𝑡
Dengan demikian, output dari rangkaian op-amp sebanding
dengan turunan dari input. Persaam rangkain untuk
konfigurasi op – amp pada gambar b diatas adalah :
𝑣1 − 𝑣_ 𝑑
+ 𝐶2 𝑣0 − 𝑣_ = 𝑖_
𝑅1 𝑑𝑡
Tapi karena 𝑣− = 0 dan 𝑖− = 0, persamaan dikurangi menjadi:
Formula
𝑣1 𝑑𝑣0
= −𝐶2
𝑅1 𝑑𝑡
1 𝑡
𝑣0 𝑡 = − ‫׬‬−∞ 𝑣1 𝑥 𝑑𝑥
𝑅1 𝐶2
1 𝑡
=− ‫𝑣 ׬‬ 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑣0 (0)
𝑅1 𝐶2 0 1
Jika kapasitor awalnya tidak bermuatan, kemudian 𝑣0 0 =
0; karenanya,
𝑡
1
𝑣0 𝑡 = − න 𝑣1 𝑥 𝑑𝑥
𝑅1 𝐶2 0
Dengan demikian, tegangan keluaran dari rangkaian op – amp
sebanding dengan integral dari tegangan masukan.
Contoh soal
1. Bentuk kurva pada gambar 6.26a diterapkan
pada input rangkain pembeda yang
ditunjukan pada gambar 6.25a. Jika R = 1 k
dan C = 2 F, tentukan kurva pada output op –
amp.
Jawab :
Ditemukan bahwa keluaran op – amp adalah
𝑑𝑣1 (𝑡)
𝑣0 𝑡 = −𝑅2 𝐶1
𝑑𝑡
−3 𝑑𝑣1 (𝑡)
=− 2 10
𝑑𝑡
𝑑𝑣1 𝑡
= 2 103 untuk 0 ≤ 𝑡 ≤ 10 𝑚𝑠, dan karena itu,
𝑑𝑡
𝑣0 𝑡 = −4 𝑉, 0 ≤ 𝑡 ≤ 5 𝑚𝑠
𝑑𝑣1 (𝑡)
= − 2 103 untuk 5 ≤ 𝑡 ≤ 10 𝑚𝑠
𝑑𝑡
𝑣0 𝑡 = 4 𝑉, 5 ≤ 𝑡 ≤ 10 𝑚𝑠
2. Jika integrator ditunjukan pada gambar 6.25b
memiliki parameter R1 = 5 k dan C2 = 0,2 F,
tentukan bentuk kurva pada output op – amp
jika bentuk kurva input diberikan seperti
padagambar 6.27a dan kapasitor pada awalnya
tidak bermuatan.

Anda mungkin juga menyukai