Anda di halaman 1dari 6

STUDI TENTANG PENGUKURAN PARAMETER TRAFO

DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN EMT


(ELECTRICAL MEASUREMENT & DATA TRANSMIT)

Rolly Elmondo Sinaga, Panusur S.M.L. Tobing


Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: sinaga.rolly@yahoo.com

Abstrak
Pemeriksaan fisik gardu dan pengukuran parameter trafo distribusi dilakukan secara berkala sebagai salah
satu langkah pemantauan gardu (monitoring) maupun keperluan lainnya. Hasil ukur parameter trafo dapat di analisis,
sehingga trafo dan komponen lain pada suatu Gardu Trafo Tiang (GTT) dapat terhindar dari kerusakan. Namun
kenyataan di lapangan, ditemukan kesalahan pengukuran karena dilakukan secara konvensional, sehingga anilisis hasil
ukurpun menjadi kurang tepat. Tulisan ini membahas tentang usaha mengurangi kesalahan pengukuran parameter
trafo dengan menggunakan alat ukur dan aplikasi web bernama Electrical Measurement and Data Transmit (EMT),
serta menganalisis data hasil ukurnya. Dari analisis data diperoleh, tingkat kesalahan alat ukur EMT tertinggi adalah
6,15%. Dengan menghitung efisiensi maksimum sebesar 98,9%, ditunjukkanlah bahwa pembebanan yang lebih besar
akan mengurangi efisiensi trafo, akan tetapi pembebanan yang terlalu kecil juga menyebabkan efisiensi trafo yang
rendah. Ketidakseimbangan beban MK328 saat pengukuran LWBP adalah 27,33% melebihi ketentuan sebesar 25%.
Pembebanan yang lebih seimbang dapat menurunkan rugi-rugi akibat adanya arus yang mengalir pada penghantar
netral. Nilai THD arus MK328 melebihi ketentuan IEEE 519-1992 tentang standar harmonisa arus. Kapasitas trafo
MK328 dan JH184 adalah sebesar 160 kVA, namun akibat THD, terjadi penurunan kemampuan pada trafo (derating).
Penurunan paling signifikan terjadi pada MK328 menjadi 136,89 kVA, sementara pada JH184 daya trafo hanya turun
menjadi 152,16 kVA.

Kata Kunci: EMT, Pengukuran Parameter Trafo

1. Pendahuluan
2. Pengukuran Parameter Trafo Pada
Pengukuran parameter trafo pada sebuah Gardu Trafo Tiang
GTT merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan
oleh PLN, sebagai salah satu langkah Data hasil pengukuran parameter trafo
pemantauan gardu (monitoring) maupun digunakan sebagai dasar untuk melakukan
keperluan lainnya. Pengukuran gardu trafo tiang tindakan pemeliharaan preventif, berdasarkan
dengan metode konvensional biasanya dilakukan regulasi PLN yang tertuang dalam Keputusan
dengan pengukuran manual, yaitu mengukur Direksi No.074.K.DIR/2008 tentang Pedoman
kemudian mencatat hasil pengukuran untuk Manajemen Aset dan Surat Edaran Direksi No.
kemudian di masukkan data hasil ukurnya (data 040.E/152/DIR/1999, tentang program
entry) menggunakan aplikasi SIGD (Sistem manajemen transformator distribusi yang jelas
Informasi Gardu Distribusi). dan pengendalian yang konsisten oleh pengelola
Metode lain dalam pengukuran gardu trafo aset sistem distribusi.
tiang adalah Electrical Measurement and Data Efisiensi transformator adalah
Transmit (EMT) yang dapat diakses disetiap perbandingan antara daya output dengan daya
komputer yang memiliki fasilitas internet. Sistem input. Secara matematis dapat dituliskan :
ini dapat meminimalisir kemungkinan kesalahan 𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂=𝑃 × 100%................................. (1)
pengukuran beban dan meningkatkan keakuratan 𝑜𝑢𝑡 +Σ𝑟𝑢𝑔𝑖
data hasil ukur.
Efisiensi maksimum dari sebuah trafo Pada trafo distribusi, yang dimaksud
didapatkan ketika rugi inti sama dengan rugi pembebanan keadaan tidak seimbang adalah
tembaga. keadaan di mana salah satu atau kedua syarat
keadaan seimbang tidak terpenuhi. Jika arus (I)
𝑃𝑐𝑢 = 𝐼 2 . 𝑅…............................……............. (2)
adalah besaran arus fasa dalam penyaluran daya
dan rugi inti adalah: sebesar (P) pada keadaan seimbang, maka pada
penyaluran daya yang sama tetapi dengan
𝑃𝑖 = 𝑃ℎ𝑦𝑠𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑠 + 𝑃𝑒𝑑𝑑𝑦 …..............…......... (3)
keadaan tak seimbang besarnya arus-arus fasa
dengan memperhatikan sisi primer, dimana: dapat dinyatakan dengan koefisien a, b dan c
𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 = 𝑉1 𝐼1 𝑐𝑜𝑠𝜑1 .............………............. (4) sebagai berikut :
maka : 𝐼𝑅 = 𝑎. 𝐼; 𝐼𝑆 = 𝑏. 𝐼; 𝐼𝑇 = 𝑐. 𝐼
𝐼.𝑅 𝑃𝑖
𝜂 = 1 − 𝑉 𝑐𝑜𝑠𝜑 − 𝑉 𝑐𝑜𝑠𝜑 …................…...... (5) Bila faktor daya di ketiga fasa dianggap
1 1 1 1
sama walaupun besarnya arus berbeda, maka
dengan men-diferensialkan kedua bagian, besarnya daya yang disalurkan dapat dinyatakan
didapatkan: dalam persamaan sebagai berikut:
𝑑𝜂 𝑅 𝑃𝑖
=0− + …........................ (6)
𝑑𝐼 𝑉1 𝑐𝑜𝑠𝜑1 𝑉1 𝑐𝑜𝑠𝜑1 𝑃 = (𝑎 + 𝑏 + 𝑐). 𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠𝜑…….................(10)
Dengan demikian, untuk efisiensi Dari syarat koefisien a,b, dan c, dapat
maksimum berlaku persamaan (6), atau dengan diperoleh rata-rata ketidakseimbangan beban
kata lain 𝑃𝑐𝑢 = 𝑃𝑖 . Untuk mencari daya dengan dalam persen (%) adalah[2]:
efisiensi maksimum dari sebuah trafo, dapat |𝑎−1|+|𝑏−1|+|𝑐−1|
ditentukan dengan menggunakan rumus: 𝑢𝑛𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = 3
× 100%.... (11)

𝑃𝑖 Standar yang digunakan sebagai batasan


= 𝑘𝑉𝐴𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑 × √𝑃 ……….................... (7) harmonisa adalah Institute of Electrical and
𝑐𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑
Electronics Engineers (IEEE). Tindakan korektif
Efisiensi untuk setiap persentase akan diambil untuk mengurangi distorsi ke
pembebanan dari sebuah trafo akan berubah- tingkat yang diizinkan. Standar IEEE 519-1992
ubah, dikarenakan rugi tembaga juga berubah. menetapkan batas distorsi arus harmonisa pada
Dari persamaan (1), didapatkan efisiensi sebuah jaringan distribusi, yang besarnya tergantung
trafo dengan pembebanan yang berbeda-beda. pada beban pelanggan. Standar harmonisa
Dengan menggunakan nilai x sebagai tegangan pada IEEE 519-1992 diperlihatkan pada
perbandingan antara pembebanan dalam kVA Tabel 1:
dengan daya trafo terpasang. Tabel 1. Standar Harmonisa Tegangan[3].
𝑘𝑉𝐴𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙
𝑥= 𝑘𝑉𝐴𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑
…………….............................. (8)

dengan demikian, maka:


𝑥×𝑘𝑉𝐴𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑 ×𝑐𝑜𝑠𝜑
𝜂 = 𝑥×𝑘𝑉𝐴 × 100%……...... (9)
𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑 ×𝑐𝑜𝑠𝜑+Σ𝑟𝑢𝑔𝑖

Karakteristik efisiensi sebuah trafo Standar harmonisa arus pada IEEE 519-1992
terhadap pembebanan dapat diperlihatkan pada diperlihatkan pada Tabel 2:
Gambar 1:
Tabel 2. Standar Harmonisa Arus[3].

Gambar 1. Karakteristik Efisiensi terhadap


pembebanan[1].
Untuk standar pembatasan harmonisa arus, Peralatan EMT-PORTABLE ditempatkan
ditentukan oleh rasio dari 𝐼𝑆𝐶 /𝐼𝐿. 𝐼𝑆𝐶 adalah arus sedemikian rupa pada sebuah tas ransel yang
hubung singkat dan 𝐼𝐿 adalah arus beban nominal dapat dibawa dengan mudah. Tas dan seluruh
fundamental. Kedua nilai tersebut dapat perlengkapannya dapat dilihat pada gambar (3).
ditentukan dengan menggunakan persamaan:
𝑆
𝐼𝐿 = ....................................................... (12)
√3𝑉
𝑆
𝐼𝑆𝐶 = %𝑍 ................................................. (13)
√3𝑉

Dengan demikian rasio hubung singkat dapat


ditentukan dengan[3]:
𝐼𝑆𝐶
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝑆𝐶 = 𝐼𝐿
.............................................. (14)

Harmonisa pada sistem distribusi


menimbulkan panas, sehingga akan terjadi Gambar 3. EMT-PORTABLE[5].
penurunan kapasitas daya terpasang (derating)
Pada tas emt-portable terdapat peralatan
pada transformator tersebut. Digunakanlah
atau perangkat yang sudah terintegrasi dan
metode perhitungan nilai THDF (Transformator
tambahan peralatan lainnya[5].
Harmonic Derating Factor). Nilai kVA baru
trafo dapat ditentukan dengan menggunakan 3. Metodologi Penelitian
rumus sebagai berikut:
Metodologi penelitian yang diterapkan pada
𝑆𝑏𝑎𝑟𝑢 = 𝑇𝐻𝐷𝐹 × 𝑆𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙 ....................... (15) studi tentang penggunaan EMT ini adalah sebagai
berikut:
maka faktor penurunan kapasitas trafo:
1. Melakukan penelitian terhadap peralatan
1,414(𝐼𝑟𝑚𝑠 ) EMT-PORTABLE dan mendapatkan prinsip
𝑇𝐻𝐷𝐹 = 𝐼𝑝𝑒𝑎𝑘
× 100%....................... (16)
kerjanya;
Dalam keadaan ideal (gelombang 2. Melakukan perhitungan terhadap hasil ukur
sinusoidal murni), nilai THDF = 1, sehingga tidak EMT, baik kesalahan alat itu sendiri (error),
terjadi penurunan kapasitas pada pembebanan trafo, efisiensi trafo,
transformator[4]. ketidakseimbangan trafo, standar harmonisa
trafo, dan derating trafo (THDF);
Pengukuran trafo pada EMT 3. Diagram tahapan penelitian pada tulisan ini
memanfaatkan teknologi SMS Gateway untuk dapat dilihat pada Gambar 4:
mengirimkan data hasil ukur gardu ke server, MULAI

kemudian data-data tersebut disimpan kedalam


data base server yang dapat diakses serta Perencanaan:
Mengumpulkan literatur pengukuran
Mengumpulkan literatur gardu trafo

diunduh data hasil ukur gardunya via internet[5]. Menentukan tempat penelitian

Secara sederhana, topologi pengukuran trafo Tentukan gardu yang diukur

menggunakan EMT diperlihatkan pada Gambar INPUT EMT:


Tegangan (V)
2: Arus (I)
Suhu (t)
kVA Trafo (S)

Kirim Data Ukur

TIDAK
TERKIRIM

YA

OUTPUT:
Hasil ukur pada web

Perhitungan dan Analisis


hasil ukur gardu

SELESAI

Gambar 4. Diagram Tahapan Penelitian.


4. Hasil dan Analisis
Pengukuran Parameter Trafo Distribusi
Gambar 2. Topologi EMT[5]. menggunakan Alat Ukur EMT membutuhkan
besaran-besaran masukan (input), diantaranya Data hasil ukur trafo MK328 saat
arus, tegangan, suhu dan besar kapasitas trafo pengukuran WBP diperlihatkan pada tabel 4:
yang diukur. Untuk besaran listrik (arus dan
Tabel 4. Data Ukur WBP MK328[6].
tegangan) sinyal masukan akan diolah untuk
kemudian dikirimkan ke server, sehingga hasil
ukur pada sisi tegangan rendah dapat ditampilkan
pada web aplikasi. Alur proses pengukuran
parameter trafo pada sebuah gardu trafo tiang
menjadi data text yang dapat ditampilkan di web
secara sederhana dapat diperlihatkan pada skema
sistem EMT pada Gambar 5.

Gambar 5. Sistem EMT


Rangkaian pengukuran tegangan pada PM
800 menggunakan voltage reducer dan rangkaian
pengukuran arus berupa resistor shunt yang Data hasil ukur trafo JH184 saat
sudah terintegrasi, sehingga keluarannya (output) pengukuran LWBP diperlihatkan pada tabel 5:
berupa sinyal tegangan yang kecil.
Data hasil ukur trafo MK328 saat Tabel 5. Data Ukur LWBP JH184[6].
pengukuran LWBP diperlihatkan pada tabel 3:
Tabel 3. Data Ukur LWBP MK328[6].

Data hasil ukur trafo JH184 saat


pengukuran WBP diperlihatkan pada tabel 6:
Tabel 6. Data Ukur WBP JH184[6]. Karakteristik efisiensi terhadap perubahan beban
ditunjukkan pada Gambar 6:

Gambar 6. Karakteristik Efisiensi terhadap


Pembebanan.
Berdasarkan Prosedur Test Pengukuran
unjuk kerja Transformator distribusi yang
dilakukan oleh PLN, standar ketidakseimbangan
beban yang diizinkan adalah maksimum sebesar
Persentase pembebanan pada sebuah trafo 25%. Ketidakseimbangan beban pada Gardu
dapat ditentukan menggunakan rumus: MK328 dan JH184 diperlihatkan pada Tabel 9:
1 Tabel 9. Ketidakseimbangan Pembebanan Gardu
(𝐼
3 𝑅
+ 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇 )
%𝐿𝑜𝑎𝑑 = × 100% MK328 dan JH184.
𝐼𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙
Dari hasil perhitungan dapat dilihat
bahwa, persentase pembebanan trafo antara
tampilan web dan perhitungan tidak sama.
Besarnya error tersebut dapat dihitung sebagai
berikut:
%𝐿𝑜𝑎𝑑ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − %𝐿𝑜𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎𝑡
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
%𝐿𝑜𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎𝑡
Nilai Transformator Harmonic Derating
Persentase kesalahan ukur EMT Factor (THDF) pada pengukuran pada masing-
diperlihatkan pada tabel 7: masing trafo dapat dihitung menggunakan
Tabel 7. Persentase kesalahan alat ukur EMT. persamaan 17:
1
1,414{ (𝐼𝑅 +𝐼𝑆 +𝐼𝑇 )𝑟𝑚𝑠 }
𝑇𝐻𝐷𝐹 = 1
3
× 100% ……(17)
(𝐼 +𝐼 +𝐼 )
3 𝑅 𝑆 𝑇 𝑝𝑒𝑎𝑘

Dari nilai THDF MK328 saat pengukuran


LWBP, didapatkanlah penurunan kemampuan
Dari perhitungan efisensi trafo pada trafo (derating) menjadi 142,53 kVA. Akibat
MK328 dan JH186 saat kapasitas trafo yang sama pengaruh harmonisa, trafo MK328 mengalami
yaitu sebesar 160 kVA, dengan efisiensi penurunan kemampuan kapasitas (derating)
maksimum sebesar 98,9% pada 55% LWBP sebesar 17,47 kVA.
pembebanan. Besarnya perubahan efisiensi Saat pengukuran WBP, THDF = 85,56 %.
terhadap perubahan beban pada kedua trafo Dari nilai THDF saat pengukuran WBP
tersebut diperlihatkan pada Tabel 8: didapatkanlah penurunan kemampuan trafo
(derating) menjadi:
Tabel 8. Perubahan efisiensi terhadap
pembebanan. 𝑆𝑏𝑎𝑟𝑢 = 85,56% × 160 𝑘𝑉𝐴
𝑆𝑏𝑎𝑟𝑢 = 𝟏𝟑𝟔, 𝟖𝟗 𝒌𝑽𝑨
Akibat pengaruh harmonisa, trafo MK328
mengalami penurunan kemampuan kapasitas
(derating) sebesar:
𝐷𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 160 𝑘𝑉𝐴 − 136,89 𝑘𝑉𝐴
𝐷𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 𝟐𝟑, 𝟏𝟏 𝒌𝑽𝑨 3. Dari analisis ketidakseimbangan pembebanan
pada kedua Trafo, hanya pada pengukuran
Tanpa pengaruh harmonisa, berdasarkan
siang (LWBP) gardu MK328 saja yang tidak
pengukuran WBP (malam), Trafo MK328 telah
memenuhi ketentuan ketidakseimbangan
dibebani sebesar 102,4 % dari daya pengenalnya.
maksimal, yaitu sebesar 27,33% dari
Artinya MK328 mengalami beban lebih sebesar
ketentuan sebesar 25%;
3,84 kVA. Akan tetapi akibat pengaruh
4. Pembebanan yang lebih seimbang dapat
harmonisa yang menyebabkan penurunan
menurunkan rugi-rugi akibat mengalirnya
kemampuan daya trafo (derating), trafo
arus pada penghantar netral.
mengalami beban lebih yang aktualnya lebih
5. Dari standar harmonisa tegangan, trafo
tinggi, yaitu :
MK328 dan JH184 keduanya memenuhi
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑒𝑏𝑖ℎ = (102,4 % × 160) − 136,89 ketentuan sesuai IEEE 519-1992. Akan tetapi,
trafo MK328 tidak memenuhi standar
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑒𝑏𝑖ℎ = 𝟐𝟔, 𝟗𝟓 𝒌𝑽𝑨
harmonisa arus, karena hampir seluruh %
Dari nilai THDF saat pengukuran LWBP THD arusnya melebihi ketentuan;
JH184, didapatkanlah penurunan kemampuan 6. Pengaruh harmonisa yang menyebabkan
trafo (derating) menjadi 150,72 kVA. Trafo derating trafo paling signifikan dialami oleh
JH184 mengalami penurunan kemampuan Trafo Gardu MK328 saat terjadi beban lebih
kapasitas (derating) sebesar 9,28 kVA. pada WBP sebesar 102% pembebanan. Beban
Dari nilai THDF saat pengukuran WBP lebih yang seharusnya hanya sebesar 3,84
JH184 didapatkanlah penurunan kemampuan kVA meningkat menjadi 26,95 kVA akibat
trafo (derating) menjadi: pengaruh harmonisa. Fenomena ini akan
berkaitan langsung dengan umur trafo yang
𝑆𝑏𝑎𝑟𝑢 = 95,06% × 160 𝑘𝑉𝐴
dapat menjadi lebih singkat. Sedangkan pada
𝑆𝑏𝑎𝑟𝑢 = 𝟏𝟓𝟐, 𝟏 𝒌𝑽𝑨 trafo JH184 derating trafo tidak terlalu
signifikan, karena pembebanan yang lebih
Akibat pengaruh harmonisa, trafo JH184
rendah akan menyebabkan penurunan
mengalami penurunan kemampuan kapasitas
kapasitas trafo yang juga rendah dan demikian
(derating) sebesar:
sebaliknya.
𝐷𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 160 − 152,1 𝑘𝑉𝐴
𝐷𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 𝟕, 𝟗 𝒌𝑽𝑨 6. Daftar Pustaka
Pada Trafo JH184, penurunan [1] Theraja, B.L. & Theraja, A.K., A Text Book
kapasitasnya akibat harmonisa tidak terlalu of Electrical Technology, New Delhi:
signifikan, karena pembebanan trafo JH184 S.Chand and Company Ltd., 2001.
masih tergolong kecil. Dengan kata lain, besar [2] Sopyandi, Endi, “Pengaruh
pembebanan juga berpengaruh terhadap derating Ketidakseimbangan Pembebanan Pada
trafo, dimana pembebanan yang lebih tinggi akan Trafo Distribusi”, 15 Oktober 2012.
menyebabkan penurunan kapasitas trafo yang [3] Dugan, Roger C., Electrical Power Systems
tinggi dan demikian sebaliknya. Quality, New York: The McGraw-Hill
Companies, 2004.
5. Kesimpulan [4] Tribuana, Nanan,dkk., “Pengaruh
Dari data hasil pengukuran, perhitungan Harmonik pada Transformator Distribusi”,
dan analisis data ukur parameter gardu, dapat April 1999.
diambil kesimpulan bahwa: [5] Manual Book PATTINDO, EMT-
PORTABLE.
1. Masih terdapat kesalahan pengukuran (error) [6] Website Data Hasil Pengukuran Gardu
pada alat ukur EMT. Error paling besar terjadi PT.PATTINDO, [online]. Tersedia:
saat pengukuran WBP gardu MK328 sebesar http://emt.pattindo.net/pln-
6,15%; sumut/measurement/login.php
2. Pembebanan yang lebih besar akan
mengurangi efisiensi trafo, akan tetapi
pembebanan yang terlalu kecil juga
menyebabkan efisiensi trafo yang rendah;

Anda mungkin juga menyukai