Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya kami kelompok 2 dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan yang
diharapkan.
Laporan ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang salah satu
materi dari mata kuliah Hidrodinamika, dimana pada laporan ini kami akan membahas
mengenai Computational Fluid Dynamics (CFD) Fluent pada aliran steady dan transient.
Dalam proses penyelesaian laporan ini, kami menggunakan beberapa sumber dan referensi.
Oleh sebab itu kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian laporan ini.
Harapan kami laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang Computational Fluid Dynamics (CFD).
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Balikpapan, Mei 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1

BAB II ...................................................................................................................... 2

DASAR TEORI ....................................................................................................... 2

2.1 Computational Fluid Dynamics (CFD) .......................................................... 2

2.2 Koefisien Tekanan (Cp) ................................................................................. 4

BAB III .................................................................................................................... 5

METODOLOGI ....................................................................................................... 5

3.1 Pemodelan ...................................................................................................... 5

3.2 Setting Fluent ................................................................................................. 7

3.2.1 General.................................................................................................... 7

3.2.2 Models ..................................................................................................... 8

3.2.3 Materials ................................................................................................. 8

3.2.4 Boundary Conditions .............................................................................. 9

3.2.5 Run Calculation ...................................................................................... 9

BAB IV .................................................................................................................. 11

HASIL .................................................................................................................... 11

4.1 Grid Independence ....................................................................................... 11

4.2 Analisa Cp CFD dan Cp manual .................................................................. 12

BAB V.................................................................................................................... 14

KESIMPULAN ...................................................................................................... 14

ii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu cara dengan memanfaatkan perkembangan teknologi adalah perhitungan
numerik dengan menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD), yang memanfaatkan
perkembangan teknologi berkecepatan tinggi. Teknik CFD memungkinkan analisa sebuah
model dengan ketelitian yang sangat tinggi tetapi dengan konsekuensi memerlukan
kapasitas memori komputer yang tinggi.
Selanjutnya, dalam laporan ini dibahas persoalan yaitu perbandingan antara nilai
koefisien tekanan (Cp) dengan menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD Fluent
dan nilai koefisien tekanan (Cp) dari perhitungan manual. Computational Fluid Dynamics
(CFD Fluent ini merupakan perhitungan Cp atau koefesien tekanan yang berdasarkan aliran
viskositas laminar. Hasil analisa menggunakan CFD-Ansys Fluent kemudian dilakukan
perbandingan dengan hasil perhitungan manual.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah dalam laporan ini adalah :
1. Bagaimana analisa model dengan menggunakan CFD-Ansys Fluent ?
2. Berapa nilai koefisien tekanan (Cp) dengan menggunakan CFD-Ansys Fluent ?
3. Berapa perbandingan nilai koefisien tekanan (Cp) dengan menggunakan CFD-Ansys
Fluent dengan perhitungan manual ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam laporan ini adalah :
1. Mengetahui analisa model dengan menggunakan CFD-Ansys Fluent.
2. Mengetahui nilai koefisien tekanan (Cp) dengan menggunakan CFD-Ansys Fluent.
3. Mengetahui perbandingan nilai koefisien tekanan (Cp) dengan menggunakan CFD-
Ansys Fluent dengan perhitungan manual.

1
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Computational Fluid Dynamics (CFD)


Computational Fluid Dynamics (CFD) merupakan salah satu metode perhitungan
dalam sebuah kontrol dimensi, luas dan volume dengan memanfaatkan bantuan komputer
dalam melakukan perhitungan disetiap elemen-elemen pembaginya. CFD juga didefinisikan
sebagai suatu proses analisa terhadap suatu sistem tertentu yang melibatkan masalah
perpindahan panas, aliran fluida, distribusi kecepatan dan fenomena terkait dengan dinamika
fluida dimana proses perhitungan dan analisa dilakukan dengan menggunakan komputer.
Kemampuan CFD dan pesatnya perkembangan kecepatan komputasi telah
membuat penggunaan CFD sebagai alat untuk mendapatkan solusi dalam dunia engineering.
Penggunaannya telah meliputi area yang luas pada industri dan aplikasi-aplikasi keilmuan.
CFD dapat digunakan untuk menghasilkan prediksi kualitatif dan terkadang bahkan
prediksi kualitatif dalam aliran fluida. Tahapan menggunakan ANSYS CFD untuk analisa
pressure dan velocity benda yg terkena fluida. (Goodrindo, 2011)
Penggunaan CFD untuk tujuan eksperimen memberikan keuntungan yang lebih jika
dibandingkan dengan eksperimen dengan menggunakan model. Efisiensi waktu dan jumlah
pengujian yang tak terbatas serta hasil yang didapatkan dapat diperoleh sesuai dengan
pemberian kondisi batas yang diterapkan dan dapat dianalisa disetiap waktu yang ditentukan
menjadikan CFD memiliki keunggulan tersendiri. Pada saat ini terdapat berbagai macam
perangkat lunak CFD yang dapat digunakan untuk melakukan analisa seperti Ansys CFX,
Fluent, Foltrant, Shipflow dan lain-lain. Pada pengerjaan laporan ini digunakan Ansys Fluent
untuk analisa aliran fluida pada aliran steady dan transient.
Pada proses penyelesaian masalah dengan menggunakan CFD-Ansys terdapat tiga
tahap yang harus dilalui, yaitu: Pre-processor, Flow Solver (Solution), dan Post Processor.
A. Tahap Pre-Processor
Merupakan tahap dimana data diinput mulai dari pembuatan model serta pembuatan
kondisi batas atau boundary condition. Ditahap ini juga model yang akan dianalisa
dibagi-bagi dengan jumlah grid tertentu atau sering juga disebut dengan meshing.
Secara umum, tahap ini terdiri dari:

2
1. Pemodelan
2. Pemihan jumlah grid atau meshing yang optimum
B. Tahap Flow Solver (Solution)
Pada tahap ini dilakukan proses penghitungan data-data input yang terlibat secara
iteratif. Artinya penghitungan dilakukan hingga hasil menuju error terkecil atau
hingga mencapai nilai yang konvergen. Pada tahap ini dilakukan perhitungan secara
numerik untuk menyelesaikan masalah dengan CFD. Secara umum tahap ini terdiri
dari:
1. Penentuan kondisi batas
2. Pemilihan jenis fluida
3. Penentuan kecepatan model
4. Pemilihan jumlah iterasi
C. Tahap Post Processor
Tahap Post-Processor merupakan tahap yang digunakan untuk menganalisis,
visualisasi dan mempresentasikan hasil interaktif sesuai dengan kasus yang sedang
ditinjau. Hasil perhitungan diinterpretasikan ke dalam gambar, grafik bahkan
animasi dengan pola warna tertentu. Secara umum tahap ini terdiri dari:
1. Perhitungan besar koefisien tekanan (Cp) model

Untuk memastikan bahwa metode dan hasil dari simulasi CFD adalah benar, maka
diperlukan proses validasi. Konvergensi, adalah pengaturan persamaan solver control untuk
meminimalisir error pada hasil simulasi. Proses perhitungan atau disebut sebagai proses
iterasi pada tahap flow solver dilakukan jika semua data kondisi batas telah ditentukan.
Banyaknya proses iterasi berpengaruh terhadap tingkat akurasi yang dapat diperoleh.
Penentuan banyaknya iterasi dipengaruhi oleh tingkat ketelitian dari model yang telah
dibuat. Semakin banyak jumlah grid yang dipakai dalam pemodelan maka semakin banyak
pula iterasi yang perlu dilakukan untuk perhitungan model tersebut. Proses iterasi berhenti
jika telah mencapai batas konvergensi yang telah ditentukan. Pada proses ini perhitungan
dilakukan hingga menuju nilai error terkecil atau didapatkan nilai yang konvergen.
Grid independence adalah suatu merode untuk menentukan titik optimum dari suatu
nilai percobaan. Perlu dipahami bahwa penggunaan jumlah elemen dalam pemodelan
numerik mempengaruhi hasil. Semakin banyak elemen maka hasil semakin akurat namun

3
waktu running menjadi semakin lama. Titik optimum adalah titik dimana hasil menunjukkan
kekuratan dengan jumlah elemen seminimum mungkin.

2.2 Koefisien Tekanan (Cp)


Fenomena aliran fluida dikarakteristikkan dengan distribusi koefisien tekanan (Cp)
pada kontur permukaan silinder sirkular. Dimana koefisien tekanan (Cp) pada kontur
permukaan merupakan formulasi dengan mengolah hasil post-processing simulasi numerik
dengan CFD solver fluent yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Cp   p  p  1
2 V 2

Dimana p adalah tekanan pada titik tertentu, p  adalah tekanan pada aliran bebas,
dan 1 2 V 2 adalah tekanan dinamik pada free-stream. V adalah velocity pada free-stream
dan  massa jenis fluida (air : 1000 kg/m3) .

4
BAB III

METODOLOGI

3.1 Pemodelan
Pada proses permodelan, pemodelan dibuat dengan model sederhana
menggunakan sketching dengan bentuk lingkaran dan persegi panjang. Dengan
diameter lingkaran 5 m. Dan persegi panjang pada luar lingkaran yang telah diatur
panjang dan lebarnya seperti pada Gambar 3.1 dibawah ini.

Gambar 3.1 Ukuran model

Gambar 3.2 Model pada CFD-Ansys Fluent

Gambar 3.1 adalah ukuran model yang digunakan pada CFD-Ansys


Fluent. Sehingga didapatkan bentuk model seperti Gambar 4.2. Kondisi batas untuk
pemodelan dengan menggunakan free surface. Pemodelan tersebut dilakukan
proses simulasi pada kecepatan dengan nilai Re = 100. Pada pemodelan, kondisi

5
batas terdiri dari inlet, outlet, symmetry, dan wall seperti pada Gambar 3.3 di bawah
ini. Kondisi batas inlet didefinisikan sebagai tempat masuknya fluida pada proses
simulasi. Pada daerah ini kecepatan mengalirnya fluida didefinisikan untuk
menginterpretasikan besar laju dari fluida yaitu air. Daerah sebagai tempat
keluarnya fluida didefinisikan sebagai outlet. Kondisi batas wall adalah daerah
lingkaran dan symmetry didefinisikan sebagai dinding-dinding pembatas pada saat
proses simulasi.

Gambar 3.3 Kondisi batas model

Setelah melakukan permodelan, maka tahap selanjutnya adalah meshing.


Proses ini bertujuan untuk mendefinisikan model menjadi elemen-elemen kecil
sehinggan nilai hirdrodinamis dari model bisa didapatkan. Proses meshing sangat
mempengaruhi hasil dari running karena semakin kecil meshing dan semakin
banyak jumlah meshing maka semakin akurat hasil yang akan didapatkan. Besarnya
jumlah cell atau grid yang digunakan dalam perhitungan akan menentukan
keakurasian hasil yang diperoleh karena jumlah cell mempengaruhi perubahan
bentuk geometri pada saat pemprosesan hasil.

6
Gambar 3.4 Meshing pada model
Gambar 3.4 adalah model yang telah di-meshing dengan ukuran meshing
2,75 dan bentuk triangles.
3.2 Setting Fluent
Setelah dilakukan pemodelan dan meshing, maka tahap selanjutnya adalah
pengaturan pada CFD fluent berupa general, models, materials, boundary
conditions, dan run calculation.
3.2.1 General
Pada proses input pada general adalah untuk menentukan jenis aliran yang
akan digunakan, yaitu aliran steady atau transient. Pada penelitian kali ini, aliran
fluida yang digunakan adalah aliran steady dan transient. Steady adalah aliran yang
mana kondisi alirannya (kecepatan, tekanan, densitas, dsb) tidak berubah dengan
waktu. Transient adalah aliran dimana kondisi alirannya berubah dengan waktu.

Gambar 3.5 Detail input general

7
3.2.2 Models
Proses input pada models dilakukan dengan menentukan aliran viskositas
yang digunakan. Pada penelitian kali ini, aliran viskositas yang digunakan adalah
laminar karena nilai Re yang rendah. Pada aliran laminar, partikel-partikel fluida
mengalir lembut bagikan lapisan-lapisan laminar.

Gambar 3.6 Detail input models

3.2.3 Materials
Proses input pada models dilakukan dengan menentukan material atau
fluida yang akan diinput. Kondisi material air dimodelkan sebagai water-liquid

pada temperature 25 C (massa jenis = 998,2 kg/m3).

Gambar 3.7 Detail input materials

8
3.2.4 Boundary Conditions
Proses input pada model dilakukan dengan memasukan kecepatan yang
dihitung dari nilai Re yang telah diketahui. Sehingga didapatkan nilai kecepatan
0,0017852 m/s pada velocity 25°.

Gambar 3.8 Detail input boundary conditions

3.2.5 Run Calculation


Proses input pada model pada aliran steady dilakukan dengan memasukan
jumlah iterasi yang akan digunakan. Pada penelitian ini jumlah iterasi yang
digunakan adalah 1000.

Gambar 3.9 Detail input run calculation pada aliran steady

9
Sedangkan proses input pada model pada aliran transient dilakukan
dengan memasukan time step atau waktu yang digunakan untuk melakukan analisa.
Pada penelitian ini digunakan time step 0.001 s dan number of time steps 100.

Gambar 3.10 Detail input run calculation pada aliran transient

10
BAB IV

HASIL
4.1 Grid Independence
Grid Independence adalah suatu metode untuk menentukan titik optimum
dari suatu nilai percobaan. Perlu dipahami bahwa penggunaan jumlah elemen dalam
pemodelan numerik mempengaruhi hasil. Semakin banyak elemen maka hasil
semakin akurat namun waktu running menjadi semakin lama. Titik optimum adalah
titik dimana hasil menunjukkan kekuratan dengan jumlah elemen seminimum
mungkin. Grid independence mencapai posisi optimum apabila selisih perbedaan
nilai Cp antara suatu jumlah elemen dengan elemen sebelumya kurang dari 2%.
Dalam laporan ini, akan dibuat 5 variasi jumlah meshing terhadap model yang
disimulasikan. Dalam proses meshing ini dilakukan pencarian jumlah meshing yang
paling optimal. Output yang digunakan sebagai acuan dalam proses meshing ini
adalah Cp. Pada laporan ini didapatkan batas optimum senilai 0,188 % seperti di
tunjukkan pada Tabel 4.1
No. Ukuran Meshing Jumlah Elemen Cp % Cp
1 5 3486 0,004987 -
2 4,5 3786 0,005398 7,614
3 4,25 4142 0,005181 4,030
4 4 4622 0,004397 15,118
5 2,75 9254 0,004389 0,188

untuk mencapai titik optimum, grid independence dari 1 fluida


membutuhkan element sebanyak 9254 elemen. Kurva grid independence
ditunjukan pada Gambar 4.1.

11
Meshing
6

0
0 2000 4000 6000 8000 10000

Gambar 4.1 Kurva meshing

4.2 Analisa Cp CFD dan Cp manual


Penelitian ini dilakukan dengan simulasi numerik CFD solver Fluent untuk
mengkaji karakteristik aliran yang melintasi lingkaran atau wall. Simulasi
dijalankan dengan bilangan Reynolds (ReD) = 100, didasarkan pada diameter
lingkaran atau wall sebesar 5 m. Setelah proses input maka model siap untuk di-
running. Nilai Cp pada percobaan di aliran steady adalah 0,004389 setelah
dilakukan iterasi sebanyak 106 kali. Berikut pada Gambar .2 adalah kontur tekanan
pada aliran steady dari model.

Gambar 4.2 Kontur tekanan untuk aliran steady

12
Sedangkan nilai Cp pada percobaan di aliran transient adalah 0,000676,
berikut gambar kontur tekanan pada aliran transient seperti pada Gambar 4.3 di
bawah ini..

Gambar 4.3 Kontur tekanan untuk aliran transient

13
BAB V

KESIMPULAN

Dari analisa yang telah dilakukan hasil simulasi CFD-Ansys, maka dapat ditarik
kesimpulan grid independence yang digunakan adalah meshing dengan ukuran
2,75. Dengan jumlah elemen sebanyak 9254 dan bentuk meshing triangles. Nilai
Cp pada aliran dengan nilai Re 100 pada aliran steady adalah 0,004389 dan pada
aliran transient adalah 0,000676. Sedangkan nilai Cp manualnya adalah .

14
DAFTAR PUSTAKA

Goodrindo. (2011). Goodrindo. Retrieved from Fluid Hidrodynamics


menggunakan Ansys CFD: http://goodrindo.blogspot.co.id/2011/12/fluid-
hidrodynamics-menggunakan-ansys.html
Sutiyo. (2014). Studi Pengaruh Interferensi Terhadap Hambatan Pada Kapal
Katamaran Simetri Melalui CFD. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.

15

Anda mungkin juga menyukai