i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat ide,
pengetahuan dan kekuatan yang diberikanNYA maka penulisan Tutorial “Computational Fluid
Dynamics (CFD) atau Komputasi Dinamika Fluida” ini dapat terselesaikan.
Tutorial ini berupa instruksi langkah demi langkah dalam aplikasi software Fluent 6.2
berkaitan dengan mata kuliah Computational Fluid Dynamics (CFD) dan/atau Computational
Fluids Mechanics (CFM). Untuk jenjang Strata 1, mata kuliah CFD memang lebih menekankan
pengenalan aplikasi software, sedangkan secara konsep dasarnya diberikan pada bagian awal
perkuliahan termasuk beberapa mata kuliah pendahulunya (metode numerik, metode elemen
hingga); dan untuk keperluan itu masih mengacu pada buku-buku teks utama yang berkaitan
dengan topik CFD.
Tutorial ini berisi ringkasan konsep dasar dan bagaimana CFD bekerja; dan 3 tutorial
masing-masing berhubungan dengan topik Aliran laminar dalam pipa, perpindahan panas
konveksi natural, dan aliran di sekitar airfoil. Di bagian akhir tiap tutorial ditambahkan
pembahasan dengan materi yang sudah pernah diberikan dalam mata kuliah pendahulu (dalam
hal ini perpindahan panas dan mekanika fluida). Tutorial untuk simulasi menggunakan CFD
masih akan dikembangkan untuk topik-topik yang lebih bervariasi yang berkaitan dengan
problem-problem dala m mechanical engineering yang belum dibahas saat ini, sehingga bisa
menyediakan bahan pembelajaran awal yang lebih banyak di masa mendatang.
Terakhir, semoga tutorial ini memberi manfaat terutama bagi mahasiswa sehingga memicu
mahasiswa untuk mencoba, mengaplikasikan dan mengembangkan kemampuan dalam
aplikasi software CFD.
Penulis,
Ainul Ghurri Ph.D.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar Pustaka 94
iii
Pengantar CFD 1
Pengantar CFD 2
Pengantar CFD 3
Pengantar CFD 4
Pengantar CFD 5
Pengantar CFD 6
Pengantar CFD 7
Pengantar CFD 8
Pengantar CFD 9
Pengantar CFD 10
Pengantar CFD 11
Pengantar CFD 12
Pengantar CFD 13
Pengantar CFD 14
Pengantar CFD 15
Tutorial Computational Fluid Dynamics (CFD)
Bagian 2
Simulasi Aliran Laminar di dalam Pipa
Menggunakan Software ANSYS FLUENT 6.2
Deskripsi Permasalahan (Laminar flow in pipe)
Fluida mengalir dalam pipa sirkular dengan luas penampang melintang konstan. Diameter pipa
D = 0.2 m dan panjang D = 8 m. Kecepatan pada sisi inlet Vin = 1 m/s. Asumsikan kecepatan
konstan saat melintasi penampang sisi inlet. Pada sisi keluar pipa, fluida dibuang ke lingkungan
atmosferik dengan tekanan 1 atmosfer. Densitas fluida ρ = 1 kg/m3 dan viskositas mutlak/dinamik
µ = 2 x 10-3 kg/(m.s). Bilangan Reynolds dengan basis diameter pipa dengan demikian menjadi:
Vavg adalah kecepatan rata-rata pada sisi inlet, dalam kasus ini sama dengan Vin = 1 m/s.
Selesaikan permasalahan ini dengan menggunakan FLUENT. Plot-kan kecepatan pada pusat
sumbu (centerline); dan profile kecepatan (velocity vector) sepanjang pipa. Validasikan hasil
simulasi anda.
Catatan: Nilai dan sifat fluida yang digunakan hanya merupakan pilihan sembarang, dan tidak
mencerminkan fluida yang nyata. Nilai tersebut dipilih untuk tujuan mendapatkan
Bilangan Reynolds 100 (aliran laminar).
Analisis Awal
Dalam kasus ini, berdasarkan teori dasar aliran laminer dalam pipa, akan terbentuk boundary layer
(lapisan batas) yang berkembang dimulai dari sisi inlet. Lapisan batas ini akan berkembang di
sepanjang pipa, dan akan menjadi berkembang penuh (fully developed) dimana pada posisi
tersebut tidak terjadi lagi variasi profil kecepatan dalam arah aksial (sumbu X).
(Anda telah mendapatkan materi ini dalam mata kuliah Mekanika Fluida 2, jadi ada baiknya anda
membuka lagi catatan yang anda punya).
Vin r
x V D
File ke rja bernama default_id setelah ID: pada menu utama di atas menyatakan nama file. Dalam
latihan ini file GAMBIT akan diberi nama pipe.
Operation Toolpad:
Setiap salah satu tombol (button) pada “operation” dip ilih maka sebuah “sub-pad” yang berbeda munc ul
(lihat gambar di atas ).
Ini merupakan jendela yang muncul jika has il-hasil grafis operas i ditampilkan/diperlihatkan.
Ini ada lah jendela yang muncul jika hasil-has il grafis operas i ditampilkan.
Description Panel beris i des kripsi tombol (button) atau objek yang ditunjuk oleh mouse. Gerakkan
mouse anda pada beberapa tombol dan des kripsi yang muncul berhubungan dengan tombol yang
ditunjuk mous e anda.
Ini merupakan jendela dimana output dari perintah GAMBIT ditulis dan ditambah dengan feedbac k
terhadap aksi yang diambil GAMBIT s aat anda melakukan operasi. Jika pada beberapa titik anda
tidak yakin meng-klik tombol yang benar atau memasukkan nilai yang benar, di Transcript Window
inilah tempat untuk me liha t gambaran apa yang baru saja anda lakukan.
Me milih Solve r
Pas tikan bahwa mesh dibuat untuk digunakan dengan FLUENT 6.0:
Verifikas i mengena i ha l ini dapat dilakukan dengan melihat Transcript Window dimana anda dapat membaca:
Tipe batas yang dapat anda pilih da lam Langkah 3 nanti, tergantung pada solver yang anda gunakan.
x
(0,0) (8,0 )
1. Membuat Ve rtex
a. Operation Tool pad > Geometry Command Button > Vertex Command Button
> Create Vertex
Perhatikan bahwa tombol Create Vertex merupakan keadaan default.
b. Masukkan nilai (0,0,0) untuk membuat vertex pada pojok kiri bawah persegi empat.
Kemudian masukkan nilai 0 pada x:, 0 pada y:, 0 pada z:. Ini membuat vertex (0,0,0) yang
ditampilkan dalam Graphics Window.
Catatan: Untuk problem 2D, koordinat z dapat dibiarkan dalam keadaan nilai default 0.
Tombol tersebut akan menampilkan 4 vertex yang telah dibuat dalam ukuran yang penuh
dalam Graphics Window.
2. Membuat Edges
Berikutnya pasangan vertex yang berdekatan akan dihubungkan untuk membentuk edge. Untuk
memilih titik atau garis dalam GAMBIT, tekan tombol Shift dan klik titik atau garis tersebut.
a. Operation Toolpad > Geometry Command Button > Edge Command
Button > Create Edge
Pilih dua vertex untuk membentuk sisi (edge) persegi dengan menahan tombol Shift dan
meng-klik vertex yang menghubungkannya. Setiap kali tiap vertex dipilih ia akan menjadi
berwarna merah dalam Graphics Window. Lepaskan tombol Shift. Kita dapat mengecek
vertex tersebut dengan meng-klik panah ke atas yang ada di sebelah tulisan Vertices:, seperti
di bawah ini.
Ini menampilkan vertex yang telah dipilih. Vertex dapat dipindahkan dari daftar “Available”
dam “Picked” dengan memilihnya, kemudian menekan tombol panah ke kiri atau kanan,
seperti gambar di bawah ini.
Setelah vertex yang diinginkan dipilih, klik Close , kemudian klik Apply dalam jendela
Create Straight Edge.
3. Membuat Face
a. Operation Toolpad > Geometry Command Button > Face Command Button
> Form Face
Untuk membentu “face” pilih 4 edge yang melingkupi area “face” tersebut. Tekan dan tahan
tombol Shift, klik tiap garis (perhatikan bahwa garis yang ter-klik menjadi berwarna merah),
kemudian lepaskan tombol Shift setelah seluruh garis ter-klik.
Cara lainnya, klik tombol panah ke atas di sebelah tulisan Edges seperti di bawah ini:
Ini akan menampilkan jendela Edge List. Klik tombol All-> untuk memilih semua edge
sekaligus, kemudian klik Close.
1. Mesh Edges
a. Operation Toolpad > Mesh Command Button > Edge Command Button
> Mesh Edges
Lakukan Shift-klik atau tampilkan jendela Edge List seperti sebelumnya dan pilih kedua
garis vertikal. Jika sulit dilakukan, perbesar gambar dengan zoom in pada edge dengan
menahan tombol Ctrl, klik and menggerakkan mouse pada area yang ingin diperbesar,
kemudian lepas tombol Ctrl. Untuk kembali ke menu utama, klik pada Graphic/Windows
Control Toolpad > Fit to Window Button lagi.
Setelah edge vertikal ter-klik, pilih Interval Count dari box yang menampilkan tulisan
Interval Size dalam jendela Mesh Edges Window. Kemudian, dalam box sebelah kiri
Interval count, masukkan nilai 5.
Klik Apply. Titik-titik (nodes) muncul pada edge, yang menyatakan bahwa edge telah terbagi
menjadi 5.
b. Ulangi proses yang sama untuk edge horisontal, dengan Interval count 100.
Dengan demikian edge telah di-mesh; dan berikutnya siap untuk membuat mesh 2-D untuk
face yang telah dibuat.
a. Operation Toolpad > Mesh Command Button > Face Command Button >
Mesh Faces
Lakukan Shift-klik pada face atau gunakan tombol panah ke atas di sebelah Faces seperti
sebelumnya, untuk memilih face. Klik Apply.
Sekarang Boundary Types dalam GAMBIT akan di-set. Edge kiri merupakan inlet (sisi
masuk), edge kanan merupakan outlet, edge atas merupakan wall (dinding), dan edge bawah
merupakan axis (sumbu).
a. Operation Toolpad > Zones Command Button > Spec ify Boundary Types
Command Button
Jendela Spec ify Boundary Types akan tampil pada Operation Panel. Pertama, tetapkan
bahwa edge kiri adalah inlet. Pada menu Entity:, pilih Edges agar GAMBIT tahu bahwa kita
ingin memilih suatu edge (dalam keadaan default yang tampak adalah face).
Klik Apply. Kita bisa melihat apa yang baru dimasukkan muncul dalam kotak Name/Type
pada jendela bagian atas.
Setelah selesai anda akan mendapatkan edges dengan Name/Type seperti berikut:
Ketik pipe.msh untuk File Name. Pilih Export 2d Mesh karena ini merupakan mesh 2
dimensional. Klik Accept.
Pilihan "2ddp" digunakan untuk memilih “2-dime nsional, double-precision solver”. Dalam
“2D double-precision solver”, tiap penggunaan jumlah titik direpresentasikan menggunakan
64 bits, sedangkan dalam “single-prec ision solver” menggunakan 32 bits. Bits yang lebih besar
ini tidak saja meningkatkan kepresisian tapi juga rentang besarnya data yang dapat
direpresentasikan. Akan tetapi penggunaan double precision membutuhkan memory lebih
banyak.
2. Import Grid
Arahkan pada direktori dimana anda menyimpan file pipe.msh yang telah dibuat dengan
preprocessor GAMBIT pada langkah sebelumnya. FLUENT melaporkan statistik mesh begitu
ia membaca mesh tersebut, ditampilkan sbb:
Kita juga dapat melihat 4 zona yaitu inlet, outlet, wall, dan centerline yang telah didefinisikan
dalam GAMBIT.
Error apapun dalam grid akan dilaporkan dalam proses ini. Untuk memeriksa output dan
memastikan adanya error bisa dilakukan dengan memeriksa ukuran grid:
b. Menampilkan grid:
Pastikan seluruh 5 item di bawah Surfaces dalam keadaan terpilih. Klik Display. Graphic s
window terbuka dan grid ditampilkan. Dalam keadaan ini anda sudah bisa meng-klik Close
pada menu atau jendela Grid Display.. Graphics window akan tetap muncul.
Zoom In: Tekan Middle Mouse Button dan buat sebuah box dari arah kiri-atas ke arah kanan-
bawah pada area yang ingin diperbesar.
Anda juga dapat menampilkan bagian spesifik dari grid dengan memilih batas yang anda
inginkan untuk ditampilkan, di bawah Surfaces. Sebagai contoh pilih batas wall, outlet, dan
centerline seperti berikut ini:
Tombol dekat Surfaces digunakan untuk memilih seluruh batas dalam Surfaces, sedangkan
tombol digunakan untuk hal yang sebaliknya..
Pilih Axisymme tric di bawah Space. Gunakan keadaan default: segregated solver, implic it
formulation, steady flow dan absolute velocity formulation. Klik OK.
Laminar flow merupakan keadaan default. Tak perlu diubah. Klik Cancel.
Untuk incompressible flow, persamaan energi terpisah (decoupled) dari persamaan kontinyuitas
dan momentum. Kita perlu mengaktifkan persamaan energi hanya jika membutuhkan
perhitungan distribusi temperatur. Dalam contoh ini tidak dibahas masalah temperatur. Jadi,
jangan aktifkan Energy Equation (jangan di-), dan klik Cancel untuk keluar dari menu.
Ubah Density menjadi 1.0 dan Viscosity menjadi 2e-3, sesuai deskripsi permasalahan. Kita
asumsikan kedua parameter tersebut konstan.
Untuk semua aliran, FLUENT menggunakan tekanan relatif (gauge pressure). Jika kita
menggunakan absolute pressure itu bisa dihasilkan dengan menambahkan tekanan operasi
(operating pressure) terhadap gauge pressure. Dalam kasus ini kita menggunakan nilai default
1 atm (101,325 Pa) sebagai Operating Pressure.
Empat tipe boundary yang telah didefinisikan ditetapkan sebagai zones pada sisi kiri Boundary
Conditions Window. Centerline zone merupakan keadaan default. Pastikan centerline terpilih
sebagai axis, dan klik Set.... Tak ada yang perlu di-set untuk axis. Klik OK.
a. Turunkan daftar, pilih in let di bawah Zone . FLUENT mengindikasikan bahwa tipe boundary
ini adalah velocity-inlet. Boundary type untuk "inle t" telah di-set dalam GAMBIT. Jika
diperlukan kita dapat mengubah boundary type yang telah di-set sebelumnya dalam GAMBIT
dalam menu ini dengan memilih type yang berbeda dari list/daftar yang tersedia di sebelah
kanannya.
Klik Set.... Masukkan 1 untuk Velocity Magnitude. Klik OK. Ini mengeset kecepatan fluida
memasuki boundary sebelah kiri.
b. Tekanan (absolute) pada outlet adalah 1 atm. Karena operating pressure telah di-set pada 1
atm, maka tekanan relatif (gauge pressure) pada sisi outlet = outlet absolute pressure -
operating pressure = 0. Pilih outlet dibawah Zone. Tipe boundary ini adalah pressure-outlet.
Klik Set.... Nilai default Gauge Pressure adalah 0. Klik Cancel agar tetap dalam keadaan
default.
c. Terakhir, klik pada wall di bawah Zones dan pastikan boundary type di-set sebagai wall.
Klik pada tiap tab dan catat bahwa hanya “momentum” yang dapat diubah pada keadaan ini.
Klik OK.
Dalam menu Solution Initialization yang muncul, pilih inlet di bawah Compute From. Axial
Veloc ity untuk seluruh sel di-set 1 m/s, Radial Velocity 0 m/s dan Gauge Pressure 0 Pa. Nilai
ini diambil dari inlet boundary condition.
Ubah residual dibawah Convergence Crite rion untuk continuity, x-velocity, and y-velocity,
semua menjadi 1e-6.
Klik OK.
Ketik pipe .cas pada Case File. Klik OK. Jika anda keluar dari FLUENT sekarang, anda dapat
mengakses kembali file untuk kasus ini.
Dalam Iterate Window yang muncul, ubah Numbe r of Iterations menjadi 100. Klik Iterate.
Residual untuk tiap iterasi diplotkan dalam jendela grafik pada saat perhitungan berjalan.
Pastikan bahwa Posit ion on X Axis di bawah Options telah diaktifkan, dan X di-set 1 dan Y di-
set 0 di bawah Plot Direction. Ini menginformasikan kepada FLUENT untuk mem-plot nilai
koordinat x pada absis grafik.
Di bawah Y Axis Function, pilih Velocity... dan pada kotak dibawahnya, pilih Axial Velocity.
Catat bahwa X Axis Function dan Y Axis Function menyatakan sumbu x dan y grafik; bukan
arah x dan y pipa.
Terakhir, pilih centerline di bawah Surfaces karena kita sedang mem-plot kecepatan aksial
sepanjang centerline. Selesai.
Grafik kecepatan aksial sebagai fungsi jarak sepanjang sumbu pipa muncul sbb:
Dalam grafik kita dapat melihat bahwa kecepatan mencapai nilai konstan pada jarak tertentu dari
inlet. Inilah yang disebut daerah aliran berkembang penuh (fully-developed flow region).
Pada jarak berapakah nilai kecepatan menjadi konstan? Ini bisa diperjelas dengan mempersempit
range jarak/posisi garis sumbu dalam grafik.
Dalam menu Solution XY P lot, klik Axes.... di bawah Options, off-kan Auto Range . Kotak di
bawah Range menjadi aktif. Pilih X di bawah Axis. Masukkan 1 untuk M inimum dan 3 untuk
Maximum di bawah Range.
Kita akan mengaktifkan grid lines untuk membantu memperkirakan dimana aliran menjadi fully
developed. Cek kotak dekat Major Rules dan M inor Rule s di bawah Options. Click Apply.
Kembali menu Solution XY P lot klik Plot untuk menge-plot ulang grafik. Menjadi jelas bahwa
fully-developed region dimulai pada sekitar x = 3 m dan kecepatan pada garis sumbu pada jarak
tersebut adalah 1.93 m/s.
Menyimpan Plot
Dalam menu Solution XY P lot Window, cek kotak Write to File di bawah Options. Tombol
Plot berubah menjadi Wr ite... Klik Write .... Masukkan ve l.xy sebagai XY File Name, klik OK.
Tinggalkan menu Solution XY Plot Window dan Graphics Window terbuka, klik:
EPS – Jika anda memiliki sebuah postscript viewer, ini merupakan pilihan terbaik. EPS
memungkinkan anda menyimpan fli dalam mode vektor, yang memungkinkan kualitas
gambar yang terbaik. Setelah memilih EPS, pilih Vector di bawah File Type.
JPG – Gambar dengan ukuran kecil dan mudah dilihat dengan banyak browser.
Klik Save...
Masukkan vel.eps, vel.tif, atau vel.jpg sesuai pilihan anda kemudian klik OK.
Untuk mem-plot variabel posisi pada sumbu y grafik, matikan Position on X Axis dibawah
Options dan pilih Position on Y Axis sebagai pengganti. Untuk membuat variabel posisi jarak
radial dari centerline, di bawah Plot Direction, ubah X menjadi 0 dan Y menjadi 1. Untuk memplot
kecepatan aksial pada sumbu x grafik, untuk X Axis Function, pilih Ve loc ity, dan Axial Velocity
dibawahnya.
Karena kita ingin memplot kecepatan tersebut pada batas outlet, pilih outlet di bawah Surfaces.
Matikan Write to File di bawah Options supaya kita dapat melihat grafik. Klik Plot.
Apakah profil ini mirip dengan profil kecepatan sebagaimana yang pernah anda pelajari (dalam
Mekanika Fluida 1 dan 2)?
Simpan data dari plot ini: Pilih Write to File di bawah Options dan klik Write .... Masukkan
profil.xy untuk XY File dan klik OK.
Kita akan membuat garis lurus dari (x0,y0) = (0.6,0) ke (x1,y1) = (0.6,0.1). Pilih Line Tool di
bawah Options. Masukkan x0 = 0.6, y0 = 0, x1 = 0.6, y1 = 0.1. Masukkan line 1 di bawah New
Surface Name. Klik Create.
Lihat bahwa line 1 muncul dalam daftar permukaan (list of surfaces). Pilih semua surface kecuali
default-interior. Klik Display. Ini akan menampilkan semua surface tapi tanpa sel hasil meshing.
Perbesar ke dalam region dekat inlet untuk melihat garis yang dibuat pada x = 0.6m. line 1 adalah
garis putih vertikal sebelah kanan pada gambar di bawah ini.
Dengan cara yang sama, buatlah garis vertikal line 2 pada x = 1.2; (x0,y0) = (1.2,0) ke (x1,y1) =
(1.2,0.1). Tampilkan untuk memeriksa apakah telah dibuat dengan benar.
Sekarang kita dapat memplot profil kecepatan pada x = 0.6m (x/D = 3) dan x = 0.12m (x/D = 6)
pada profil kecepatan outlet yang sebelumnya pada posisi tersebut tidak diplotkan. Dalam menu
Solution XY plot, gunakan setting yang sama dengan sebelumnya. Di bawah Surfaces, di
samping outlet, pilih line 1 dan line 2. Pilih Node Values di bawah Options. Klik Plot. Untuk
membedakan dengan plotting yang sebelumnya, simbol dan warna yang berbeda dapat dipilih
menggunakan menu Curves.
Perbesar pada bagian dekat inlet. Panjang dan warna panah merepresentasikan besarnya
kecepatan. Tampilan vektor lebih jelas jika panah dibuat lebih pendek, dengan cara: Change Scale
menjadi 0.4 dalam menu Vectors , klik Display.
Sisi lain dari pipa dapat direfleksikan untuk mendapatkan tampilan pipa secara utuh:
Di bawah M irror Planes, hanya axis surface yang terdaftar karena hanya itulah symmetry
boundary dalam kasus ini. Pilih axis, klik Apply. Tutup jendela Views.
Vektor kecepatan menggambarkan bagaimana aliran berkembang pada arah hilir dari inlet, Sejalan
dengan perkembangan boundary layer, aliran dekat dinding diperlambat oleh adanya viscous
friction. Panah yang miring dekat dinding berada pada jarak yang dekat dari inlet. Ini
mengindikasikan bahwa aliran lambat dekat dinding mengakibatkan injeksi fluida ke dalam region
Dalam keadaan default, satu vektor digambar pada pusat tiap sel. Ini dapat dilihat dengan
mengaktifkan grid dalam vector plot: pilih Draw Grid dalam menu Vector, kemudian klik
Display dalam Grid Display.
Gambar di bawah ini menunjukkan profil kecepatan aliran di dalam pipa pada berbagai
bilangan Reynolds (kecepatan aliran) yang berbeda. Simulasikan dalam beberapa
kecepatan aliran yang berbeda; apakah menghasilkan profil seperti gambar di bawah ini?
Gambar di bawah ini menunjukkan kore lasi/pe rsamaan profil kecepatan berdasar
kecepatan maksimum dan posis i radial dalam pipa. Buat perhitungan menggunakan
persamaan di bawah ini; kemudian bandingkan langsung dengan hasil simulasi anda.
Deskripsi Permasalahan
Pertimbangkan sebuah plat datar yang memiliki temperatur konstan 413 K. Lebar plat diasumsikan
tak terhingga. Profil kecepatan fluida dalam keadaan seragam (uniform) pada titik x = 0.
Temperatur aliran bebas fluida 353 K. Pada umumnya kasus seperti ini diasumsikan sebagai aliran
inkompresibel. Namun asumsi tersebut menjadi tidak valid jika beda temperatur antara dinding
plat dan aliran bebas semakin besar. Karena itulah, aliran dalam kasus ini diperlakukan sebagai
aliran kompresibel. Kita akan menganalisis aliran fluida ini dengan kondisi non-mensional (yang
dinyatakan dalam bilangan Reynolds, Re dan bilangan Prandtl, Pr) sebagai berikut:
Sesuai hukum gas ideal, densitas aliran bebas dapat ditentukan berdasarkan temperatur dan
tekanan, sebagai berikut:
Verifikasi mengenai hal ini dapat dilakukan dengan melihat Transcript Window dimana anda
dapat membaca:
Tipe batas yang dapat anda pilih dalam Langkah 3 nanti, tergantung pada solver yang anda
gunakan.
Membuat “vertices”
Kita akan memperlakukan problem ini sebagai kasus 2-D dengan mengasumsikan lebar plat tak
terhingga.
Operation Toolpad > Geometry Command Button > Vertex Command Button >
Create Ve rtex
Tombol Create Ve rtex merupakan posisi default. Untuk membuat titik/vertice (0,0) isikan 0 pada
x; 0 pada y dan 0 pada z. Klik Apply.
Vertex (0,0,0) akan tampak dalam graphics window seperti di bawah ini (perhatikan tanda +
berwarna putih pada pojok koordinat).
Dalam Transc ript window, GAMBIT menuliskan "Created vertex: vertex.1". Vertices
mendapat nomor vertex.1, vertex.2 dst sesuai urutan pembuatannya.
Ulang proses ini untuk membuat 3 vertices lainnya:
Vertex 2: (1,0,0)
Vertex 3: (1,1,0)
Vertex 4: (0,1,0)
Dalam problem 2D, nilai koordinat-z selalu nol.
Operation Toolpad > Graphics/Windows Control > Fit to Window Button
Tombol lain yang sangat bermanfaat adalah tombol Orient Mode l . Jika anda meng-klik dan
menahan mouse-kiri dan kemudian menggerakkan mouse, model akan bergerak 3 dimensional. Ini
memang tidak terlalu membantu jika gambar yang kita buat 2D.
Membuat Edges
Sebuah edge dibuat dari 2 vertices dan edge merupakan garis antara 2 vertices tersebut.
Operation Toolpad > Geometry Command Button > Edge Command Button >
Create Edge
Klik tombol panah ke atas dekat kotak vertices dalam jendela Create Straight Edge.
Ini akan menampilkan daftar vertices, sehingga vertex 1 dan 2 bisa dipilih. Pilih Vertex.1 dan
Vertex.2. kemudian tekan tombol panah ke kanan untuk membawa kedua vertex tersebut
dalam kolom Picked.
Membuat Face
Operation Toolpad > Geometry Command Button > Face Command Button >
Form Face
Untuk membentuk sebuah face pada area yang dibatasi 4 garis yang telah dibuat, kita harus
memilih 4 edges tersebut. Kemudian klik tombol panah ke atas dekat kotak vertices dalam
jendela Create Face From Wireframe. Kemudian tekan tombol panah ke kanan All untuk
membawa vertices tersebut dalam kolom Picked.
Save
Simpan file GAMBIT dalam direktori anda.
Main Menu > File > Save As... > Browse...
Beri nama plate.dbs.
Mesh Edges
Operation Toolpad > Mesh Command Button > Edge Command Button > Mesh
Edges
Arah panah yang benar diperlukan untuk menjamin meshing yang benar. Pilih Edge.4 dalam
jendela Mesh Edges. Panah pada edge ini mengarah ke bawah, sehingga perlu diubah. Klik
Shift+Middle pada edge yang dipilih untuk mengubah arah panah menjadi ke atas.
Mesh Face
Operation Toolpad > Mesh Command Button > Face Command Button > Mesh
Faces
Klik mouse kiri dan Shift pada face atau gunakan tanda panah ke atas di dekat Faces untuk
memilih face. Klik Apply.
Sekarang pilih edge kiri dengan Shift klik padanya. Edge yang ter-klik akan muncul dalam kotak
warna kuning di dekat kotak Edges bersamaan dengan list Labe l/Type di bawah kotak Edges.
Dekat Name:, isikan inflow.
Untuk Type:, pilih VELOCITY_INLET. Anda mungkin harus menggerakkan kotak Specify
Boundary Types ke atas untuk mendapatan VELOCITY_INLET.
Klik Apply. Anda akan melihat masukan baru tadi di bawah kotak Name/Type dekat bagian atas
jendela.
Import Grid
Main Menu > File > Read > Case...
Arahkan pada direktori dimana anda menyimpan file plate.msh yang telah dibuat dengan
preprocessor GAMBIT pada langkah sebelumnya. FLUENT melaporkan statistik mesh begitu ia
membaca mesh tersebut, ditampilkan.
Cek jumlah node, face (dengan type yang berbeda-beda), dan sel-nya. Dalam kasus ini ada 3000
(=30*100) sel quadrilateral.
Lihat juga di bawah zones. Kita dapat melihat 4 zones zones inflow, outflow, top, dan plate yang
telah didefinisikan dalam GAMBIT.
Tampilkan grid:
Main Menu > Display > Grid...
pastikan 5 items di bawah Surfaces dalam keadaan terpilih.
Nilai dalam kotak Model Constants bernilai tetap (konstan) yang digunakan dalam persamaan
turbulensi k-epsilon. Nilai ini dapat diterima untuk berbagai macam aliran yang dibatasi
permukaan padat. Biarkan nilai dalam kotak Model Constants sebagaimana nilai default-nya.
Klik OK.
Untuk semua aliran, FLUENT menggunakan tekanan relatif (gauge pressure). Jika kita
menggunakan absolute pressure itu bisa dihasilkan dengan menambahkan tekanan operasi
(operating pressure) terhadap gauge pressure. Dalam kasus ini kita menggunakan nilai default 1
atm (101,325 Pa) sebagai Operating Pressure .
Pilih inflow dibawah Zone. FLUENT mengindikasikan Type boundary ini berupa velocity-inle t.
Klik Set....
Masukkan 1 untuk Velocity Magnitude. Ini menge-set kecepatan fluida memasuki batas kiri
menjadi profil kecepatan yang seragam sebesar 1 m/s. Set Temperature menjadi 353K. Ubah
Turbulence Specification Method menjadi Intensity and Viscosity Ratio. Set Turbulence
Intensity menjadi 1 dan Turbulent Viscosity Ratio menjadi 1. Klik OK.
Klik plate di bawah Zones; Type boundary ini adalah wall. Klik Set.... karena kita menggunakan
plat yang dipanaskan secara isothermal, kita harus menge-set temperatur. Pada tab Thermal, pilih
Temperature di bawah The rmal Conditions. Ubah Temperature menjadi 413. Material yang
dipilih tidak membawa konsekuensi apapun karena dalam kasus ini, ketebalan plat dianggap nol,
sehingga sifat material plat tidak mempengaruhi perpindahan panas plat. Klik OK.
Klik OK.
Klik OK.
Residual untuk tiap iterasi akan di-print dan di-plotkan dalam grafik seperti di bawah ini.
Klik pada Axes... dalam jendela Solution XY Plot. Pilih X dalam kotak Axis. Dalam kotak
Options pilih Major Rules untuk mengaktifkan grid dalam plot. Klik Apply. Pilih Y dalam Axis,
pilih Major Rules lagi, dan nonaktifkan Auto Range. Dalam kotak Range masukkan 0.1 untuk
Maximum sehingga kita bisa melihat profil kecepatan dalam boundary layer lebih dekat. Klik
Apply dan Close.
Kita bisa melihat bahwa x-velocity mencapai 1 m/s pada y 0.02 m. Ini menunjukkan ketebalan
relatif boundary layer dibandingkan skala panjang plat. Kita juga bisa mengamati profil kecepatan
sedikit lebih besar dari 1 m/s di atas boundary layer. Ini tidak terjadi dalam real flow. Ini
merupakan akibat dari model yang kita gunakan. Kita memilih boundary condition berupa
symmetry pada bagian atas bidang aliran, yang secara esensial merupakan dinding tanpa no-slip
condition. Dengan demikian tidak ada aliran yang diperbolehkan melintasi batas ini. Dalam aliran
riil, tidak ada batas pada bagian atas, dan aliran bisa melintasi batas atas ini dengan bebas. Jika
kita mempertimbangkan profil kecepatan inflow dan outflow dalam hubungannya dengan
konservasi massa, profil kecepatan seragam 1 m/s pada x = 0 memiliki massa lebih banyak
memasuki bidang aliran daripada profil kecepatan tak seragam pada x = 1 m, yang mana kecepatan
lebih rendah di dekat dinding. Di samping itu, fluida berkembang di dekat dinding karena
temperatur naik, sehingga meningkatkan y-velocity fluida di atasnya. Ini mengakibatkan sejumlah
massa harus melintasi bagian atas bidang aliran agar hukum kekekalan massa terpenuhi.
PilihWrite to File dan simpan data untuk plot ini sebagai outflow_profile.xy.
Untuk mendapatkan Nusselt Number dari FLUENT, kita akan mem-plot-kan Total Surface
Heat Flux.
Dengan cara yang sama, koefisien perpindahan panas dinding bisa diperoleh, dan profil grafiknya
menyerupai total heat flux pada dinding.
Jika Excel tidak secara otomatis memisahkan data ke kolom yang berbeda, pisahkan dengan
memilih kolom data dan gunakan fungsi Text to Columns:
Main Menu > Data > Te xt to Columns
Kolom pertama adalah posisi x pada plat dan kolom kedua adalah total surface heat flux (q'')
pada posisi x tersebut. Kita bisa menentukan bilangan Nusselt dari nilai q” tersebut. Kita akan
mendefinisikan q” positif sebagai perpindahan panas ke arah fluida. Gunakan persamaan-
persamaan di bawah ini untuk mengubah q” menjadi biangan Nusselt dalam lembar Excel anda.
2000
NuX (FLUENT)
1500
1000
500
0
0.0E+00 2.0E+05 4.0E+05 6.0E+05 8.0E+05 1.0E+06 1.2E+06 1.4E+06 1.6E+06
ReX
Seluruh properti dalam korelasi ini dievaluasi pada temperatur statik aliran bebas 300 K. Korelasi
ini menggunakan asumsi:
1. Pr = 0.7
2. 105 < Re < 107
3. Properti fluida dievaluasi pada kondisi free-stream
4. Turbulent compressible boundary layer
5. Flat plate
6. Faktor gesek dihitung dari persamaan berikut ini (implisit dalam persamaan Nu di atas, tapi
tidak dihitung dalam analisis ini):
Tambahkan korelasi Reynolds untuk bilangan Nu tersebut dalam lembar Excel anda.
Seban & Doughty [2] telah melakukan eksperimen plat datar yang dipanaskan dan mendapatkan
persamaan untuk bilangan Nusselt seperti di bawah ini:
Plotting perbandingan Re vs Nu dari FLUENT, Korelasi Reynolds, dan Eksperimen Seban akan
terlihat seperti di bawah ini.
2500
FLUENT
Reynolds
2000
Seban
1500
NuX
1000
500
0
0.0E+00 2.0E+05 4.0E+05 6.0E+05 8.0E+05 1.0E+06 1.2E+06 1.4E+06 1.6E+06
ReX
Sebagaimana kita lihat, perbedaan antara ketiga cara tersebut sangat kecil. Error terbesar antara
FLUENT dan korelasi Reynolds < 10%. Dalam aliran turbulen, hasil yang baik antara FLUENT
dan eksperimen biasanya lebih sulit didapatkan dibandingkan dengan aliran laminar. Dalam
FLUENT jika aliran turbulen digunakan (dengan model turbulensi apapun) Persamaan Navier-
Stokes tidak bisa dipecahkan dengan sempurna (exactly). Selain itu, dalam eksperimen biasanya
juga terjadi error sekitar 7.5 %.
Deskripsi Permasalahan
Dalam kasus ini akan disimulasikan aliran udara melintasi sebuah airfoil. Jadi ini adalah
kasus external flow. Kecepatan aliran bebas 50 m/s dan sudut serang airfoil 5o.
Asumsikan nilai aliran bebas pada level standar permukaan air laut sbb:
Tekanan = 101,325 Pa
Densitas udara = 1.2250 kg/m3
Temperatur = 288.16 K
Kinematic viscosity v = 1.4607e-5 m2/s
Tentukan koefisien angkat dan hambat dalam kondisi tersebut dengan menggunakan
FLUENT.
Catatan: Sebuah objek, dari sudut pandang aerodinamika dibedakan menjadi blunt
body (benda tumpul) misalnya objek berbentuk persegi atau sirkular; dan
streamlined body (benda streamline) misalnya airfoil dan bodi aerodinamis;
airfoil termasuk streamlined body karena desain airfoil ditujukan untuk
mendapatkan gaya hambat sekecil mungkin.
Dalam aliran eksternal seperti kasus ini, kita harus mendefinisikan batas bidang yang
jauh (kita sebut saja sebagai batas luar domain) dari permukaan airfoil; kemudian
membuat mesh pada daerah antara geometri airfoil dan batas tersebut. Akan lebih baik
jika batas tersebut posisinya cukup jauh/panjang dari bodi airfoil; karena kita akan
menggunakan kondisi ambien pada saat mendefinisikan boundary condition. Semakin
jauh batas tersebut dari airfoil, akan semakin kecil pengaruhnya terhadap aliran, dan
akan semakin akurat boundary condition tersebut terhadap hasil simulasi.
Batas luar domain tersebut dinyatakan oleh garis ABCDEFA dalam gambar di atas; c
adalah chord length (panjang chord; lihat Mekanika Fluida, bab External Flow).
Start GAMBIT
Dalam jendela menu utama, pilih Solver > FLUENT 5/6 karena mesh akan dibuat
untuk digunakan dalam FUENT 6.0.
Import Edge
Untuk membuat geometri airfoil, kita akan mengimpor file yang berisi daftar vertices
sepanjang permukaan dan GAMBIT akan menggabungkan titik-titik tersebut menjadi 2
edge pada bagian atas dan bawah airfoil. Kemudian garis itu dibagi menjadi 4 garis yang
berbeda untuk membantu mengontrol ukuran mesh pada permukaan.
File yang berisi titik-titik pada airfoil, berisi koordinat-koordinat titik-titik pada airfoil
(lihat file vertices.txt). File ini juga bisa dibuat secara manual. Penggunaan file ini untuk
mempermudah penentuan titik sehingga mendapatkan bentuk airfoil.
Main Menu > File > Import > ICEM Input ...
Pada File Name, cari dan pilih file vertices.dat. Pilih kedua Vertices dan Edges di bawah
Geometry to Create (inilah entity geometri yang akan dibuat). Matikan pilihan Face. Klik
Accept.
Split Edges
Kemudian kita akan membagi masing-masing edge atas dan bawah menjadi 2 seperti
dalam gambar di bawah ini.
Hal ini perlu dilakukan karena spasi grid yang tidak seragam akan diterapkan untuk x <
0.3 c dan spasi grid seragam untuk x > 0.3 c. Untuk membagi edge atas menjadi HI dan
IG, pilih:
Operation Toolpad > Geometry Command Button > Edge Command Button >
Split/Merge Edge
Pastikan Point aktif pada kolom Split With dalam jendela Split Edge. Pilih sisi atas
airfoil dengan menekan klik-Shift. Akan tampil gambar seperti di bawah ini:
Klik Apply. Sebuah pesan ``Edge edge.1 was split, and edge edge.3 created'' akan
muncul dalam jendela Transcript.
Tanda kuning pada lingkaran putih mengindikasikan edge sebelumnya telah di-split
menjadi dua edge dengan tanda kuning sebagai titik bagi.
Operation Toolpad > Geometry Command Button > Vertex Command Button
> Create Vertex
Buat titik-titik (vertices) berikut ini dengan memasukkan koordinat di bawah Global dan
labeldi bawah Label:
Buat edge AB dengan memilih vertex A diikuti vertex B. Masukkan AB sebagai Label.
Klik Apply. Dengan cara yang sama buat edges BC, CD, DE, EG, GA dan CG. Berhati-
hatilah saat memilih vertex G, mungkin anda perlu memperbesar lebih dulu agar bisa
memilih dengan tepat.
Dalam menu Create Real Circular Arc, kotak dekat Center akan berwarna kuning. Ini
berarti bahwa vertex yang kita pilih akan dianggap sebagai pusat lengkungan. Pilih
vertex G, dan klik Apply.
Sekarang kotak dekat End Points akan berwarna kuning. Ini berarti bahwa kita dapat
memilih dua vertices sebagai titik akhir lengkungan. Pilih vertex A dan F. Masukkan AF
di bawah Label. Klik Apply.
Jika prosedur di atas dijalankan dengan benar, lengkungan AF akan terbentuk. Dalam
Transcript Window akan muncul pesan bahwa edge telah dibuat. Dengan cara serupa,
buat edge berupa lengkungan EF.
Operation Toolpad > Geometry Command Button > Face Command Button >
Form Face
Menu Create Face From Wireframe akan tampil. Ingatlah bahwa kita telah memilih
vertices untuk membuat edges. Dengan cara serupa, kita memilih edges untuk membuat
face. Untuk membuat face ABCGA, pilih edges AB, BC, CG, dan GA; klik Apply.
GAMBIT akan menginformasikan "Created face: face.1'' dalam transcript window.
Dengan cara serupa buat face EDCGE.
Untuk membuat face yang terdiri dari GAFEG+permukaan airfoil, pilih edges sesuai
urutan berikut ini: AG, AF, EF, EG, dan JG, HJ, HI dan IG (sekeliling airfoil searah
putaran jarum jam). Klik Apply.
Mesh Faces
Kita akan melakukan mesh pada tiap faces secara terpisah. Sebelum melakukan mesh,
kita perlu mendefinisikan titik distribusi untuk tiap edge yang membentuk face, yaitu
yang pertama kali harus di-mesh. Kita akan memilih parameter mesh dan jumlah
pembagian tiap edge (sel) dengan kriteria sbb:
Parameter mesh edge yang digunakan untuk mengontrol perubahan ukuran mesh
disebut successive ratio, first length dan last length. Tiap edge memiliki arah yang
diindikasikan oleh panah dalam graphics window. Successive ratio R adalah rasio panjang
atau jarak 2 sel yang berurutan dalam arah sebagaimana yang ditunjukkan di bawah ini.
l l
Jadi, successive ratio, R = 2 l3 ....... i1
l1 l2 li
Operation Toolpad > Mesh Command Button > Edge Command Button > Mesh
Edges
Pilih edge GA. Edge tersebut akan berubah warna dan sebuah panah dan beberapa
lingkaran akan muncul pada edge GA. Ini mengindikasikan bahwa edge ini siap di-
mesh. Pastikan arah panah menuju ke atas. Kita dapat membalik arahnya dengan meng-
klik Reverse dalam menu Mesh Edges. Masukkan rasio 1.15; yang berarti tiap bagian/sel
yang berurutan 1.15 kali lebih besar dibanding sebelumnya sesuai arah panah. Pilih
Interval Count di bawah Spacing. Masukkan 45 sebagai Interval Count. Klik Apply.
GAMBIT akan membuat 45 interval pada edge ini dengan successive ratio 1.15.
Untuk edges AB dan CG, kita akan men-set First Length (yaitu panjang sel pertama pada
edge); sebagai alternatif dari Successive Ratio. Ulangi langkah tersebut untuk BC, AB
dan CG dengan spesifikasi berikut:
Berikutnya mesh face EDCGE dengan cara yang serupa. Tabel di bawah ini menunjukkan
parameter yang digunakan untuk masing-masing edge:
Edges Arrow Direction Successive Ratio Interval Count
EG dan CD Downwards 1.15 45
Terakhir, mesh face yang terdiri dari GAFEG dan permukaan airfoil. Untuk edge HI dan
HJ pada bagian depan, gunakan parameter berikut ini:
Edges Arrow Direction Last Length Interval Count
Untuk IG dan JG, kita men-set sel yang seragam sebesar 0.02c. Gunakan Interval Size
sebagai pengganti Interval Count dan buat mesh:
Edges Arrow Direction Successive Ratio Interval Size
IG dan JG Kiri ke kanan 1 0.02c
Untuk edge AF, jumlah pembagian sel-nya sama dengan garis pada permukaan atas
airfoil. Untuk menentukan jumlah pembagian (sel) yang telah dibuat GAMBIT; pilih:
Operation Toolpad > Mesh Command Button > Edge Command Button >
Summarize Edge Mesh
Pilih edge IG dan kemudian Elements di bawah Component dan klik Apply. Ini akan
menunjukkan jumlah total node (titik) dan elemen (bagian/sel) pada edge yang
ditunjukkan dalam transcript window. Jumlah sel pada IG = 35. Jika kita menggunakan
geometri yang berbeda, jumlah ini juga akan berbeda. Anggap ini sebagai NIG. Sehingga
Interval Count untuk edge AF = NHI+NIG= 40+35= 75.
Dengan cara yang sama, tentukan jumlah bagian/sel pada edge JG. Jumlahnya juga 35.
Sehingga Interval Count untuk edge EF juga 75.
Beri nama boundary AFE sebagai farfield1, ABDE sebagai farfield2 dan permukaan
airfoil sebagai airfoil.
Pengelompokan Edges
Kita akan membuat grup/kelompok edges dan kemudian membuat batas dari grup ini.
Pertama, kelompokkan AE dan EF.
Operation Toolpad > Geometry Command Button > Group Command Button
> Create Group
Pilih Edges dan masukkan farfield1 dalam Label, sebagai nama grup. Pilih edges AF
dan EF.
Klik Apply.
Dalam transcript window, akan muncul pesan “Created group: farfield1 group”.
Dengan cara yang sama, buat 2 grup farfield yang lain. Secara keseluruhan:
Group Name Edges in Group
farfield1 AF,EF
farfield2 AB,DE
farfield3 BC,CD
airfoil HI,IG,HJ,JG
Klik Apply.
Dalam Transcript Window, muncul pesan "Created Boundary entity: airfoil".
Dengan cara serupa, buat boundary untuk grup farfield1, farfield2 dan farfield3. Pilih
Pressure Farfield sebagai Type untuk ketiganya.
Grid yang digunakan dalam latihan ini, telah dibuat, seperti di bawah ini:
A D
Edge Name Boundary
type
ABC farfield1 Ve l_ inlet
(=inlet)
Airfoil AD, CF farfield2 Ve l_ Inle t
(=inlet)
E DEF Farfie ld3 Press_ Outlet
B
(=outlet)
Airfo il airfoil wa ll
C F
Import File
Main Menu > File > Read > Case...
Pilih file airfoil.msh, Klik OK.
Mendefinisikan Properties
Define > Mode ls > Solve r...
Di bawah kotak Solver, pilih Segregated.
Klik OK.
Klik OK.
Pastikan anda memilih air (=udara) pada Fluid Materials. Isikan Density dalam kondisi
constant sebesar 1.225 kg/m3.
Klik Change/Create.
Dalam kasus ini kondisi operasi menggunakan tekanan relatif, jadi set Operating Pressure
dalam nilai tekanan ambien 101,325 Pa.
Klik OK.
Pada kotak Zone Name , farfield1 dan farfield2 di-set pada Velocity Inlet boundary type.
Untuk masing-masing farfield1 dan farfie ld2, klik Set.... Kemudian pilih Components di
bawah Velocity Specification Method dan isikan pada kotak x-velocity dan y-velocity sesuai
kecepatan aliran bebas yang diketahui. Karena Vfreestream = 50 m/s maka kecepatan komponen x
atau x-ve loc ity = 50*cos (5o) = 49.81 m/s; dan y-velocity = 50*sin (5o) = 4.358 m/s.
Klik OK.
Pilih farfield3 pada kotak Zone Name , pada boundary type pressure-outlet, klik Set... dan
isikan Gauge Pressure pada kondisi ini dengan angka 0. Klik OK.
Langkah 5: Selesaikan!
Solve > Control > Solution
Klik OK.
Sebagaimana pada latihan sebelumnya, di sini kita menentukan dugaan awal untuk proses
iterasinya. Dalam kasus ini, initialize dimulai dari farfield1. Pilih farfie ld1 di bawah Compute
From, isikan sesuai data awal dalam deskripsi persoalan.
Klik OK.
Di bawah Coefficient, pilih Lift. Di bawah Options, pilih Print dan Plot. Kemudian, pilih
airfoil di bawah Wall Zones.
Terakhir, set komponen Force Vector untuk gaya angkat (lift). Lift adalah gaya yang tegak lurus
terhadap arah aliran bebas (freestream). Sehingga untuk mendapatkan koefisien gaya angkat (lift
coefficient) set X = -sin (5°) = -0.0872 dan Y = cos (5°) = 0.9962.
Dengan cara yang sama, set menu Force Monitor untuk Drag force. Drag adalah komponen
gaya yang searah dengan freestream. Sehingga di bawah Force Vector, set X = cos(5°) = 0.9962
dan Y = sin (5°) = 0.0872. Di bawah Options, pilih Print saja.
Ini digunakan untuk menentukan nilai referensi untuk proses iterasi. Pilih farfield1 di bawah
Compute From.
Klik OK.
Main Menu > File > Write > Case & Data...
Klik Plot.
Pilih Pressure... dan Static Pressure di bawah Contours Of. Klik Display.
[2] Seban, R.A. and Doughty, D.L. "Heat Transfer to Turbulent Boundary Layers with
Variable Freestream Velocity" Journal of Heat Transfer 78:217 (1956).
[3] Young, Munson, Okiishi, Huebsh, a Brief Introduction to Fluid Mechanics, John Wiley &
Sons, Inc., 2011.
[4] Philip J. Pritchard, John C. Leylegian, Fox and McDonald’s Introduction to Fluid
Mechanics, John Wiley & Sons, Inc., 2011.
[5] J. Blazek, Computational Fluid Dynamics: Principles and Applications, Elsevier Science
Ltd., 2001.