Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada makalah ini membahas mengenai tunnel truster. Baik mengenai
defenisi umum mengenai tunnel truster, peletakkan tunnel truster pada kapal.
Pada haluan kapal penempatan tunnel truster dinamakan bow truster
sedangkan pada buritan kapal dinamakan stern truster. Dalam makalah
kelompok kami juga membahas mengenai sistem penggerak tunnel truster,
baik hydrolik bow truster maupun engine bow truster. Serta alat- alat untuk
mengoprasiakan tunnel truster.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan defenisi dari tunnel truster ?
2. Jelaskan fungsi dari tunnel thruster ?
3. Apa saja komponen penyusun tunnel thruster?
4. Jelaskan desain dari tunnel thruster?
5. Jelaskan penempatan tunnel truster pada kapal ?
6. Sebutkan sistem penggerak tunnel truster ?
7. Sebutkan alat-alat untuk mengoprasikan tunnel truster ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi tunnel truster.
2. Untuk mngetahui fungsi dari tunnel thruster.
3. Untuk mengetahui komponen penyusun tunnel thruster.
4. Untuk mengetahui desain dari tunnel thruster.
5. Untuk mengetahui penempatan tunnel truster pada kapal.
6. Untuk mengetahui sistem penggerak tunnel truster.
7. Untuk mengetaui alat-alat untuk mengoprasikan tunnel truster.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tunnel Truster


Tunnel thruster digunakan oleh kapal untuk menyediakan kemampuan manuver
kapal. Adapun tujuan utama penggunaan tunnel thruster adalah selama kapal
berlabuh, terutama untuk kapal yang sangat besar seperti VLCC, Aframax,
Panamax, kapal penumpang (kapal Ocean linears dan cruise), dalam kondisi angin
kencang dan pasang surut. Selain itu juga digunakan oleh kapal peneliti selama
mengumpulkan sampel atau meluncurkan AUV (Autonomous Underwater
Vehicle) atau ROV’s (Remotely Operated Vehicle) yang mengharuskan kapal
untut tetap diam. Apalagi dilengkapi satu set gear yang terbuat dari baja tempa
untuk memberikan ketahanan dan keandalan yang baik. Pitch yang permanen
dengan 4 daun propeller yang dikombinasikan dengan system gear untuk
mereduksi energi yang terbuang, sehingga menghasilkan daya dorong maksimum
yang sebanding dengan diameter tunnel. Umumnya baling - baling ditempatkan
dekat center line dari kapal sehingga menghasilkan gaya ke kanan dan ke kiri.
Untuk mengahsilkan gaya tolak maksimum, fairing dimasukan ke dalam
terowongan dengan lapisan jaring seperti cangkang. Fairing terowongan dengan
berlapis cangkang akan meningkatkan efficiency. Setelah diteliti dari dari
berbagai percobaan, direkomendasikan sudut fairing tersebut terhadap sisi kapal
sebesar 45o. Selain itu pada bagian depan Bow Thruster dibuat batang flat atau
frame guna mengalirkan arah arus air yang dihasilkan oleh gelombang kapal
untuk masuk terowongan dibuat sebesar 15 derajat. Untuk mencegah korosi, pada
sisi Bow Thruster dipasang sel anoda. Anoda yang digunakan harus dengan
spesifikasi berdasrkan ISO 18001 untuk anoda seng, spesifikasi ini mengandung
cadmium tambahan, yang menyebabkan terkikisnya anoda dari pada permukaan
baja. Pemasangan harus ditempatkan pada terowongan pada terowongan di
penampang lintang (lengthwise) dan tidak boleh melebihi 1 sampai 2 inchi (25
sampaii 50 milimeter).
Thruster pengambil hisapan dari satu sisi dan melemparkannya kesisi lain
kapal, sehingga memindahkan kapal ke arah yang berlawanan. Ini dapat

2
dioperasikan kedua arah yaitu kiri ke kanan dan kanan ke kiri. Persyaratan untuk
jumlah thruster yang akan dipasang adalah tergantung pada panjang dan rute
kapal. Rute kapal disini juga penting karena banyak negara memiliki peraturan
lokal tentang penggunaan tugboat wajib untuk memasuki atau meninggalkan batas
pelabuhan mereka.

Unit pendorong yang digunakan terdiri dari suatu propeller atau baling -
baling yang berada dalam satu terowongan (tunnel) pada bagian melintang kapal
dan dilengkapi dengan suatu alat bantu seperti motor hidrolik atau elektrik.
Selama beroperasi, air dipaksa masuk melalui terowongan (tunnel) tersebut untuk
mendorong kapal sehingga bergerak menyamping sesuai keperluan kapal. Pada
bow thruster tersebut diperlukan suatu unit controlable pitch propeller (CPP) yang
dibutuhkan untuk reverse rotating (putaran balik) pada baling - baling tersebut,
controlable pitch propeller (CPP) di tunjukan pada gambar dibawah ini.

3
Selain itu suatu servo - motor dan roda gigi juga dibutuhkan dan
ditempatkan dalam pelindung Bow Thruster, sehingga memungkinkan untuk
merubah sudu daun propeller yang berjenis controlable pitch propeller (CPP)
tersebut untuk mengubah aliran air di dalam terowongan (tunnel) ke arah
manapun, karena itu suatu prime mover yang non - reversible dapat digunakan,
begitu juga seperti dengan single speed electric motor.
Prime mover tersebut tidak perlu dihentikan selama ber - manuver karena
sudut propeller dapat diposisikan pada zero pitch. Prime mover dihubungkan
dengan suatu flexible drive shft, kopling dan bevel gear (roda gigi kerucut). Pada
system tersebut, seal (penyekat) khusus dipasang pada unit thruster untuk
mencegah kebocoran air laut. Unit lengkap (Bow thruster) beserta peralatannya
termasuk terowongan (tunnel) melintang kapal dapat mengakibatkan gaya dorong
sesuai dengan arah aliran air. Yang umum digunakan adalah penggerak listrik,
seperti pada pendorong yang digerakkan oleh hidraulik, ada banyak masalah
kebocoran. Juga dengan pendorong busur yang digerakkan oleh diesel, jumlah
pemeliharaan yang dibutuhkan lebih banyak dan setiap sebelum memulai
seseorang perlu pergi ke ruang pendorong untuk memeriksa pendorong.
Penggunaan Bow thruster tersebut dapat di kontrol melalui suatu terminal
dan panel yang terdapat di ruang navigasi, terminal tersebut akan langsung
terhubung ke suatu microcontroller untuk pengaturan otomatis dan juga
penggunaan secara manual. Pengguaan secara manual sudah terhubung langsung
dengan joystick untuk mengubah arah pitch dari daun baling - baling.
Tunnel thruster ditemukan pada kapal sebagai :

4
1. Bow thrusters
2. Stren Thruster
Adapun beberapa material yang digunakan pada tunnel thruster adalah sebagai
berikut :

a. steel (baja)

b. Alumunium

c. wood

5
Adapun untuk pemasangan pendorong samping, terdapat hal-hal penting yang
harus diperhatikan :

 kompartemen pendorong, juga dikenal sebagai ruang bow thruster, harus


mudah diakses dari dek terbuka oleh awak kapal.
 Karena sebagian besar kapal berlayar di lautan menggunakan motor listrik
untuk thruster, yang merupakan mesin penghasil panas di area yang
kering dan berventilasi baik.
 Ruang bow thruster harus dilengkapi dengan alarm lambung tingkat
tinggi dan indikasi yang akan diberikan di ruang kontrol.
 Ruang pendorong harus dinyalakan dengan baik.
 Ruang harus dilengkapi dengan setidaknya satu lampu yang dipasok dari
sumber darurat.
 Dalam kasus pemasangan lebih dari satu panel, pastikan untuk
mengoperasikan thruster hanya dari satu panel pada saat itu.

2.2 Fungsi Tunnel Thruster


Tunnel thruster adalah suatu alat pendorong yang dipasang pada
kapal-kapal tertentu untuk membantu maneuver kapal. Pada saat
maneuver dilakukan, posisi kapal amatlah sulit untuk melakukan arah
gerak yang diameternya efisien. Sehingga dibutuhkan alat pendorong ini
agar diameter maneuver kapal dapat diperkecil yang menghasilkan
efisiensi putaran monouver yang besar. Unit pendorong tersebut terdiri dari
suatu propeller atau baling baling yang berada dalam satu terowongan
(tunnel) pada bagian melintang kapal dan dilengkapi dengan suatu alat
bantu seperti motor hidrolik atau elektrik. Selama beroperasi, air dipaksa
masuk melalui terowongan tersebut untuk mendorong kapal sehingga
bergerak menyamping sesuai keperluan kapal. Pada bow thruster tersebut
diperlukan suatu unit Controlable Pitch Propeller (CPP) yang dibutuhkan
untuk reverse rotating (putaran balik ) pada baling-baling tersebut.
Selain itu suatu servo-motor dan roda gigi juga dibutuhkan dan
ditempatkan dalam pelindung tunnel thruster, sehinggga memungkinkan
untuk merubah sudu daun propeller yang berjenis CPP tersebut untuk
megubah aliran air di dalam terowongan ke arah manapun, karena itu
suatu prime mover yang non-reversible dapat digunakan, begitu juga
seperti dengan single-speed electric motor. Prime mover tersebut tidak
perlu dihentikan selama ber-manouver karena sudut propeller dapat
diposisikan pada zero pitch. Prime mover dihubungkan dengan suatu
flexile drive shaft, kopling dan bevel gear (roda gigi kerucut). Pada system
tersebut, seal (penyekat) khusus dipasang pada unit thruster untuk
mencegah kebocoran air laut. Unit lengkap (bow thruster) beserta

6
peralatannya termasuk terowongan melintang kapal dapat mengakibatkan
daya dorong sesuai dengan arah aliran air. Penggunaan tunnel thruster
tersebut dapat dikontrol melalui suatu terminal dan panel yang terdapat di
ruang navigasi. Terminal tersebut akan langsung terhubung ke suatu
microcontroller untuk pengaturan otomatisasi dan juga penggunaan secara
manual. Penggunaan secara manual sudah terhubung langsung dengan
joystick untuk mengubah arah pitch dari daun baling-baling.
Kapal yang dilengkapi dengan tunnel thruster bisa diidentifikasi
dengan adanya simbol silang besar di bagian lingkar merah di lambung
kapal. Tunnel thruster ini terletak di bagian bawah kapal sehingga selalu
terkena permukaan air.
Tunnel thruster sangat menguntungkan bila digunakan untuk
berlabuhnya kapal, terutama untuk kapal besar seperti VLCC, Aframax,
Panamax, Passenger Vessels (Ocean liners & Cruise ships), dalam kondisi
angin kencang dan pasang. Tunnel thruster juga digunakan untuk
penelitian seperti pada saat pengumpulan sampel atau pada saat
peluncuran AUV atau ROV yang mengharuskan kapal tetap dalam kondisi
diam. Tunnel thruster ini dapat mempersingkat waktu manuver dan
mengurangi biaya pada saat penarikan kapal dari atau ke pelabuhan. Juga
pada saat manuver awal, khususnya di pelabuhan bisa menjadi jauh lebih
mudah. Tunnel thruster ini dapat dioperasikan secara manual atau dengan
bantuan sistem DP (Dynamic Positioning) yang membuatnya lebih efisien
karena dapat beroperasi sendiri hanya dengan mengatur posisi melalui
mekanisme yang ada.

2.3 Komponen Tunnel Thruster

1) Tunnel (terowongan) : bentuk konstruksi tunnel thruster.


2) Grid (penutup tabung/tunnel) : bentuknya berupa jaring-jaring yang
berfungsi untuk mengatur jumlah dan arah aliran fluida yang melewati

7
haluan/buritan kapal serta dapat mengurangi hambatan kapal akibat
adanya thruster ini.
3) Motor : motor kapasitas tinggi digunakan untuk menjalankan thruster.
4) Shaft (poros) : berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan daya dari
motor.
5) Pinion : berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari poros ke gear.
6) Gear : berfungsi untuk mentransmisikan daya dalam artian mengirimkan
torsi/putaran dari pinion ke shaft propeller.
7) Propeller shaft : berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan daya ke
propeller.
8) Boss : sebagai tempat melekatnya blade pada bagian propeller dan sebagai
tempat menghubungkan propeller dengan poros.
9) Blade (Daun Propeller)
10) Oil Distribusion Box (OD Box) : sebagai tempat penyimpanan minyak ke
blade CPP.
11) Hydraulic oil : terletak dalam boss untuk mengubah sudut sudu.

2.4 Desain Tunnel Thruster


Berdasarkan desainnya, jenis-jenis thruster terbagi menjadi CPT
(Controlled Pitch Thruster) dan FPT (Fixed Pitch Thruster). Thruster-
thruster ini didesain untuk mencapai gaya dorong maksimum untuk
diameter baling-baling tertentu dan efisiensi maksimum yang baik.
Tunnel thruster tipe CPT dilengkapi dengan CPP (Controllable
Pitch Propeller. Torsi yang dikembangkan karena motor penggerak
ditransmisikan oleh kopling elastis dan bevel-gear ke poros tempat hub
baling-baling dipasang. Arah dorong dikontrol melalui perubahan baling-
baling pitch. Perubahan pitvh dikontrol dengan metode hidrolik.
Tunnel thruster dengan tipe FPT (Fixed Pitch Propeller) dilengkapi
dengan FPP (Fixed Pitch Propeller). Arah dorong diperoleh melalui
perubahan arah rotasi pada motor penggerak. Daya dorong dikendalikan
oleh perubahan dalam jumlah putaran motor.
Bentuk terowongan pendorong untuk mengatur masuknya aliran
air laut dapat dipasang di tiga tempat; haluan, tengah, dan buritan kapal.
Hal ini meningkatkan pemutaran efektif kapal di pusat rotasinya.
Umumnya baling-baling ditempatkan dekat centerline dari kapal sehingga
menghasilkan gaya ke kanan dan kiri.Untuk menghasilkan gaya tolak
maksimum, fairing dimasukan ke dalam terowongan dengan lapisan jaring

8
seperti cangkang. Fairing terowongan dengan berlapis cangkang akan
meningkatkan efficiency. Setelah diteliti dari berbagai percobaan,
direkomendasikan sudut fairing tersebut terhadap sisi kapal sebesar 45o.
Selain itu pada bagian depan tunnel thruster dibuat batang flat atau
frame guna mengalirkan arah arus air yang dihasilkan oleh gelombang
kapal untuk masuk ke terowongan dibuat sebesar 15 derajat.
Untuk mencegah korosi, pada sisi bow thruster dipasang sel
anoda. Anoda yang digunakan harus dengan spesifikasi berdasarkan Mil
satu atau ISO 18001 untuk anoda seng, spesifikasi ini mengandung
Cadmium tambahan (~0. 1%), yang menyebabkan terkikisnya anoda dari
pada permukaan baja. Pemasangan harus ditempatkan pada terowongan di
panampang-lintang (lengthwise) dan tidak boleh melebihi 1 sampai 2 inci
(25 sampai 50 milimeter).

Parameter-parameter Desain :

1. Diameter tunnel thruster harus sekecil mungkin untuk meminimalkan


ruang pemasangan dan meningkatkan efisiensi lambung.
2. Tunnel thruster harus dirancang untuk daya dorong maksimum.
3. Efisiensi tinggi harus diperoleh dengan mengadaptasi desain propeller
dengan diameter tunnel, dan untuk mengoptimalkan aliran menuju
propeller.
4. Propeller harus memiliki area blade yang besar untuk menjaga volume
kavitasi serendah mungkin. Hal ini dapat menghasilkan gaya dorong
maksimum dengan tingkat kebisingan dan getaran minimum, serta
memberikan kenyaman optimal di akomodasi.

2.5 Penempatan Tunnel Thruster


1. Haluan kapal disebut Bow Thruster
2. Buritan kapal disebut Stern Thruster

9
Tunnel thruster diletakkan dibawah garis air pada beban paling kecil
sehingga selalu dibawah garis air.

2.6 Sistem Penggerak


Dalam makalah ini kami akan menjelaskan mengenai sistem penggerak
dari bow thruster yaitu :

a. Hydrolik Bow Thruster


Sebuah sistem pendorong hidrolik adalah pilihan alami ketika
penggunaan thruster luas atau siklus jangka panjang diperlukan.
Dengan merancang sistem hidrolik dengan gaya yang dibutuhkan
untuk kapal dan keandalan yang diperlukan untuk penggunaan
komersial. Bagi banyak kapal, sistem hidrolik menawarkan
keuntungan ekonomi karena kemungkinan untuk menjalankan
beberapa sistem dari sumber daya hidrolik terpusat. Sistem hidrolik
dirancang untuk memberikan performa yang luar biasa dan
fleksibilitas untuk mendukung efisien peralatan hidrolik on-board
yang masuk akal untuk listrik dari sistem hidrolik terpusat.

10
Komponen – komponen dalam sistem hydrolic bow thruster :

1. Hydraulic reservoir berfungsi untuk meningkatkan tekanan isap pada


pompa hidraulik.
2. Pompa hidroulik untuk mensupply fluida hidrolik pada tekanan
tertentu pada sistem hidrolik.
3. Diectional control valve pada sistem hidrolik merupakan katup yang
secara pilih (selektif) mengarahkan (mengalirkan) atau mencegah
aliran fluida ke saluran – saluran yang dikehendaki.
4. Suction line berfungsi untuk menghantarkan fluida hidrolik
5. Pressure line adalah saluran yang membawa fluida dari saluran ke luar
pompa ke lubang bertekanan suatu elemen penggerak.
6. Drain lines adalah lintasan masuk atau saluran dari komponen hidrolik
yang mengembalikan fluida secara bebas ke reservoar atau manifold.
7. Bow thruster

11
Keuntungan dari Hydraulic Bow Thruster adalah sebagai berikut :
 Kinerja dorong tinggi

 Kuat dan dapat diandalkan

 Efisiensi Tinggi

Sedangkan Kerugian dari Hydraulic Bow Thruster adalah sebagai berikut :


 Memerlukan space yang besar

 Konstruksi rumit

 Riskan terjadi truble

b. Elektrik Bow Thruster


Salah satu jenis Bow Thruster yang menggunakan tenaga
pengeraknnya yaitu dengan elektric motor, dan daya yang dihasilkan untuk
menggerakannya yakni dari auxiliary engine.
Adapun Keuntungan dari Elektrik Bow Thruster adalah sebagai berikut :
 Perawatan lebih mudah
Pendorong Elektrik Bow thruster telah dikembangkan menjadi
pemeliharaan ramah. Dengan memanfaatkan PCMs (Propulsion Layanan
Pemantauan Kondisi), downtime dan biaya pemeliharaan dapat
diminimalkan.
 Fleksibilitas instalasi
Elektrik Bow thruster pendorong dapat diinstal dan dipasang dalam
berbagai cara. Ini termasuk baut dan las kemungkinan dengan mudah
untuk menginstal lambung fairing. Pemasangan dari atas (dapat dipasang),
di bawah, atau pemasangan perpecahan memungkinkan halaman untuk
mengoptimalkan skema bangunan.
 Perawatan lebih mudah
Pendorong Elektrik Bow thruster telah dikembangkan menjadi
pemeliharaan ramah. Dengan memanfaatkan PCMs (Propulsion Layanan

12
Pemantauan Kondisi), downtime dan biaya pemeliharaan dapat
diminimalkan.

c. Engine Bow Thruster


Bow Thruster menggunakan tenaga pengeraknnya yaitu dengan
diesel engine. Daya yang dihasilkan untuk menggerakannya yakni dari
engine driven itu sendiri. dengan memasang pengerak diesel berbagai
masalah yang dihindari, misalnya permintaan daya yang sangat besar
digerakkan oleh tenaga listrik bow thruster, masalah isolasi terkait dengan
gulungan dan komplikasi yang terlibat, kontrol kecepatan dan
membalikkan untuk thruster konvensional yaitu jenis tunnel (terowongan),
mesin diesel dapat dipasang pada tingkat yang sama seperti baling - baling
untuk memberikan tenaga langsung melalui reduction gear. Pengaturan
alternatif diesel bisa di lihat pada gambar II-6, susunan kedua
membutuhkan gear box tambahan dengan bevel gigi untuk
mengakomodasi perubahan garis poros, kopling fleksibel juga dilengkapi

13
2.7 Alat-Alat Untuk Mengoperasikan Tunnel Thruster
Peralatan utama dalam bow thruster antara lain adalah:
1. Baling-baling,
2. Penggerak, bisa dengan motor maupun langsung dengan engine khusus,
3. Peralatan kontrol (panel kontrol)

Untuk kontrol beberapa menggunakan sistem hidraulik sebagai


pendukung sistem terutama untuk merubah sudut bilah baling-baling.

Memang untuk menjabarkan secara detail bow thruster butuh penjelasan


panjang, karena banyaknya jenis sistem bow thruster tergantung
produsen pembuat, perancang pembuatan kapal dan
tentunya teknologi yang dipakai.

Kontrol panel bow thruster ini memiliki dua menu utama yaitu:
1. Kontrol lokal, menu ini memungkinkan memberi perintah langsung
pada interface panel yang terpasang di dekat engine bow thruster.

14
2. Kontrol remote, sementara menu ini memungkinkan untuk
memberikan perintah dari jarak jauh / anjungan / bridge.

Kedua menu tersebut dipilih hanya dengan


memindahkan switch di interface panel kontol. Di kontrol
panel Marol terdapat dua buah motor servo untuk menggerakkan tuas
yang terhubung langsung dengan engine dan as dari bow thruster.
Motor servo tersebut terhubung dengan sebuah kopling elektrik yang
tentunya berfungsi menghubungkan putaran dari
motor servo dengan gearbox yang terdapat di sisi dalam panel.
Kopling elektrik tersebut mendapat perintah dari sirkuit elektronika yang
mengatur semua aktifitas dari sistem yang berjalan. Untuk memantau
putaran dan sudut putaran pada kedua tuas
tersebut , Marol menggunakan sensor rotari yang sederhananya adalah
sebuah potensiometer khusus yang memiliki nilai 2000 ohm. Alat ini
sangat sensitif terhadap pengaruh resistansi yang dihasilkan oleh kedua
sensor rotaritersebut.
Begitu juga untuk kontrol jarak jauh dari anjungan, menggunakan
perbedaan resistansi dalam pengiriman perintah, termasuk didalamnya
perintah untuk Port dan Startboard dengan besaran sudut yang berbanding
lurus dengan perubahan besaran resistansi pada handel / tuas putar di
anjungan.
Selain itu suatu servo - motor dan roda gigi juga dibutuhkan dan
ditempatkan dalam pelindung Bow Thruster, sehingga memungkinkan
untuk merubah sudut daun propeller yang berjenis controlable pitch
propeller (CPP) tersebut untuk mengubah aliran air di dalam terowongan
(tunnel) ke arah manapun, karena itu suatu prime mover yang non -
reversible dapat digunakan, begitu juga seperti dengan single speed
electric motor. Unit lengkap (Bow thruster) beserta peralatannya
termasuk terowongan (tunnel) melintang kapal dapat mengakibatkan
gaya dorong sesuai dengan arah aliran air. Penggunaan Bow thruster
tersebut dapat di kontrol melalui suatu terminal dan panel yang terdapat

15
di ruang navigasi, terminal tersebut akan langsung terhubung ke suatu
microcontroller untuk pengaturan otomatis dan juga penggunaan secara
manual. Pengguaan secara manual sudah terhubung langsung dengan
joystick untuk mengubah arah pitch dari daun baling - baling.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tunnel thruster adalah Unit pendorong yang terdiri dari suatu propeller
atau baling - baling yang berada dalam satu terowongan (tunnel) pada
bagian melintang kapal dan dilengkapi dengan suatu alat bantu seperti
motor hidrolik atau elektrik. Fungsi tunnel thruster pada kapal yaitu untuk
menyediakan kemampuan manuver kecepatan rendah, docking, kemudi
darurat serta mempermudah manuver saat memasuki atau meninggalkan
pelabuhan. Tunnel thruster umumnya menggunakan propeller jenis CPP
didalamnya. Adapun komponen penyusun dari tunnel thruster diantaranya,
tunnel (terowongan), grid (penutup tunnel), motor, shaft (poros), pinion,
gear, propeller shaft, boss, blade, oil distribusion box, hydraulic oil.
Tunnel thruster biasanya di tempatkan pada: Haluan kapal disebut Bow
Thruster dan Buritan kapal disebut Stern Thruster. Umumnya tak ada
perbedaan besar antara bow thruster dan stern thruster, hanya letak antar
keduanya yang membedakan. Sistem penggerak tunnel thruster ada 3
yakni, hydraulic bow thruster, electric bow thruster, dan engine bow
thruster. Peralatan utama dalam bow thruster antara lain adalah: 1) Baling-
baling, 2) Penggerak, bisa dengan motor maupun langsung dengan engine
khusus, 3)Peralatan kontrol (panel kontrol).

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah
di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di
pertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

17
http://abi-blog.com/kesulitan-perbaikan-panel-kontrol-bow-thruster-dari-
marol/

https://cyberships.wordpress.com/2012/01/07/thruster/

https://cyberships.wordpress.com/2012/06/03/bow-thruster-closer/

https://www.youtube.com/watch?v=HTr9C1D7L60, marineinsight

18

Anda mungkin juga menyukai