PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi tunnel truster.
2. Untuk mngetahui fungsi dari tunnel thruster.
3. Untuk mengetahui komponen penyusun tunnel thruster.
4. Untuk mengetahui desain dari tunnel thruster.
5. Untuk mengetahui penempatan tunnel truster pada kapal.
6. Untuk mengetahui sistem penggerak tunnel truster.
7. Untuk mengetaui alat-alat untuk mengoprasikan tunnel truster.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dioperasikan kedua arah yaitu kiri ke kanan dan kanan ke kiri. Persyaratan untuk
jumlah thruster yang akan dipasang adalah tergantung pada panjang dan rute
kapal. Rute kapal disini juga penting karena banyak negara memiliki peraturan
lokal tentang penggunaan tugboat wajib untuk memasuki atau meninggalkan batas
pelabuhan mereka.
Unit pendorong yang digunakan terdiri dari suatu propeller atau baling -
baling yang berada dalam satu terowongan (tunnel) pada bagian melintang kapal
dan dilengkapi dengan suatu alat bantu seperti motor hidrolik atau elektrik.
Selama beroperasi, air dipaksa masuk melalui terowongan (tunnel) tersebut untuk
mendorong kapal sehingga bergerak menyamping sesuai keperluan kapal. Pada
bow thruster tersebut diperlukan suatu unit controlable pitch propeller (CPP) yang
dibutuhkan untuk reverse rotating (putaran balik) pada baling - baling tersebut,
controlable pitch propeller (CPP) di tunjukan pada gambar dibawah ini.
3
Selain itu suatu servo - motor dan roda gigi juga dibutuhkan dan
ditempatkan dalam pelindung Bow Thruster, sehingga memungkinkan untuk
merubah sudu daun propeller yang berjenis controlable pitch propeller (CPP)
tersebut untuk mengubah aliran air di dalam terowongan (tunnel) ke arah
manapun, karena itu suatu prime mover yang non - reversible dapat digunakan,
begitu juga seperti dengan single speed electric motor.
Prime mover tersebut tidak perlu dihentikan selama ber - manuver karena
sudut propeller dapat diposisikan pada zero pitch. Prime mover dihubungkan
dengan suatu flexible drive shft, kopling dan bevel gear (roda gigi kerucut). Pada
system tersebut, seal (penyekat) khusus dipasang pada unit thruster untuk
mencegah kebocoran air laut. Unit lengkap (Bow thruster) beserta peralatannya
termasuk terowongan (tunnel) melintang kapal dapat mengakibatkan gaya dorong
sesuai dengan arah aliran air. Yang umum digunakan adalah penggerak listrik,
seperti pada pendorong yang digerakkan oleh hidraulik, ada banyak masalah
kebocoran. Juga dengan pendorong busur yang digerakkan oleh diesel, jumlah
pemeliharaan yang dibutuhkan lebih banyak dan setiap sebelum memulai
seseorang perlu pergi ke ruang pendorong untuk memeriksa pendorong.
Penggunaan Bow thruster tersebut dapat di kontrol melalui suatu terminal
dan panel yang terdapat di ruang navigasi, terminal tersebut akan langsung
terhubung ke suatu microcontroller untuk pengaturan otomatis dan juga
penggunaan secara manual. Pengguaan secara manual sudah terhubung langsung
dengan joystick untuk mengubah arah pitch dari daun baling - baling.
Tunnel thruster ditemukan pada kapal sebagai :
4
1. Bow thrusters
2. Stren Thruster
Adapun beberapa material yang digunakan pada tunnel thruster adalah sebagai
berikut :
a. steel (baja)
b. Alumunium
c. wood
5
Adapun untuk pemasangan pendorong samping, terdapat hal-hal penting yang
harus diperhatikan :
6
peralatannya termasuk terowongan melintang kapal dapat mengakibatkan
daya dorong sesuai dengan arah aliran air. Penggunaan tunnel thruster
tersebut dapat dikontrol melalui suatu terminal dan panel yang terdapat di
ruang navigasi. Terminal tersebut akan langsung terhubung ke suatu
microcontroller untuk pengaturan otomatisasi dan juga penggunaan secara
manual. Penggunaan secara manual sudah terhubung langsung dengan
joystick untuk mengubah arah pitch dari daun baling-baling.
Kapal yang dilengkapi dengan tunnel thruster bisa diidentifikasi
dengan adanya simbol silang besar di bagian lingkar merah di lambung
kapal. Tunnel thruster ini terletak di bagian bawah kapal sehingga selalu
terkena permukaan air.
Tunnel thruster sangat menguntungkan bila digunakan untuk
berlabuhnya kapal, terutama untuk kapal besar seperti VLCC, Aframax,
Panamax, Passenger Vessels (Ocean liners & Cruise ships), dalam kondisi
angin kencang dan pasang. Tunnel thruster juga digunakan untuk
penelitian seperti pada saat pengumpulan sampel atau pada saat
peluncuran AUV atau ROV yang mengharuskan kapal tetap dalam kondisi
diam. Tunnel thruster ini dapat mempersingkat waktu manuver dan
mengurangi biaya pada saat penarikan kapal dari atau ke pelabuhan. Juga
pada saat manuver awal, khususnya di pelabuhan bisa menjadi jauh lebih
mudah. Tunnel thruster ini dapat dioperasikan secara manual atau dengan
bantuan sistem DP (Dynamic Positioning) yang membuatnya lebih efisien
karena dapat beroperasi sendiri hanya dengan mengatur posisi melalui
mekanisme yang ada.
7
haluan/buritan kapal serta dapat mengurangi hambatan kapal akibat
adanya thruster ini.
3) Motor : motor kapasitas tinggi digunakan untuk menjalankan thruster.
4) Shaft (poros) : berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan daya dari
motor.
5) Pinion : berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari poros ke gear.
6) Gear : berfungsi untuk mentransmisikan daya dalam artian mengirimkan
torsi/putaran dari pinion ke shaft propeller.
7) Propeller shaft : berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan daya ke
propeller.
8) Boss : sebagai tempat melekatnya blade pada bagian propeller dan sebagai
tempat menghubungkan propeller dengan poros.
9) Blade (Daun Propeller)
10) Oil Distribusion Box (OD Box) : sebagai tempat penyimpanan minyak ke
blade CPP.
11) Hydraulic oil : terletak dalam boss untuk mengubah sudut sudu.
8
seperti cangkang. Fairing terowongan dengan berlapis cangkang akan
meningkatkan efficiency. Setelah diteliti dari berbagai percobaan,
direkomendasikan sudut fairing tersebut terhadap sisi kapal sebesar 45o.
Selain itu pada bagian depan tunnel thruster dibuat batang flat atau
frame guna mengalirkan arah arus air yang dihasilkan oleh gelombang
kapal untuk masuk ke terowongan dibuat sebesar 15 derajat.
Untuk mencegah korosi, pada sisi bow thruster dipasang sel
anoda. Anoda yang digunakan harus dengan spesifikasi berdasarkan Mil
satu atau ISO 18001 untuk anoda seng, spesifikasi ini mengandung
Cadmium tambahan (~0. 1%), yang menyebabkan terkikisnya anoda dari
pada permukaan baja. Pemasangan harus ditempatkan pada terowongan di
panampang-lintang (lengthwise) dan tidak boleh melebihi 1 sampai 2 inci
(25 sampai 50 milimeter).
Parameter-parameter Desain :
9
Tunnel thruster diletakkan dibawah garis air pada beban paling kecil
sehingga selalu dibawah garis air.
10
Komponen – komponen dalam sistem hydrolic bow thruster :
11
Keuntungan dari Hydraulic Bow Thruster adalah sebagai berikut :
Kinerja dorong tinggi
Efisiensi Tinggi
Konstruksi rumit
12
Pemantauan Kondisi), downtime dan biaya pemeliharaan dapat
diminimalkan.
13
2.7 Alat-Alat Untuk Mengoperasikan Tunnel Thruster
Peralatan utama dalam bow thruster antara lain adalah:
1. Baling-baling,
2. Penggerak, bisa dengan motor maupun langsung dengan engine khusus,
3. Peralatan kontrol (panel kontrol)
Kontrol panel bow thruster ini memiliki dua menu utama yaitu:
1. Kontrol lokal, menu ini memungkinkan memberi perintah langsung
pada interface panel yang terpasang di dekat engine bow thruster.
14
2. Kontrol remote, sementara menu ini memungkinkan untuk
memberikan perintah dari jarak jauh / anjungan / bridge.
15
di ruang navigasi, terminal tersebut akan langsung terhubung ke suatu
microcontroller untuk pengaturan otomatis dan juga penggunaan secara
manual. Pengguaan secara manual sudah terhubung langsung dengan
joystick untuk mengubah arah pitch dari daun baling - baling.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tunnel thruster adalah Unit pendorong yang terdiri dari suatu propeller
atau baling - baling yang berada dalam satu terowongan (tunnel) pada
bagian melintang kapal dan dilengkapi dengan suatu alat bantu seperti
motor hidrolik atau elektrik. Fungsi tunnel thruster pada kapal yaitu untuk
menyediakan kemampuan manuver kecepatan rendah, docking, kemudi
darurat serta mempermudah manuver saat memasuki atau meninggalkan
pelabuhan. Tunnel thruster umumnya menggunakan propeller jenis CPP
didalamnya. Adapun komponen penyusun dari tunnel thruster diantaranya,
tunnel (terowongan), grid (penutup tunnel), motor, shaft (poros), pinion,
gear, propeller shaft, boss, blade, oil distribusion box, hydraulic oil.
Tunnel thruster biasanya di tempatkan pada: Haluan kapal disebut Bow
Thruster dan Buritan kapal disebut Stern Thruster. Umumnya tak ada
perbedaan besar antara bow thruster dan stern thruster, hanya letak antar
keduanya yang membedakan. Sistem penggerak tunnel thruster ada 3
yakni, hydraulic bow thruster, electric bow thruster, dan engine bow
thruster. Peralatan utama dalam bow thruster antara lain adalah: 1) Baling-
baling, 2) Penggerak, bisa dengan motor maupun langsung dengan engine
khusus, 3)Peralatan kontrol (panel kontrol).
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah
di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di
pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
17
http://abi-blog.com/kesulitan-perbaikan-panel-kontrol-bow-thruster-dari-
marol/
https://cyberships.wordpress.com/2012/01/07/thruster/
https://cyberships.wordpress.com/2012/06/03/bow-thruster-closer/
https://www.youtube.com/watch?v=HTr9C1D7L60, marineinsight
18