WULAN PURNAMASARI
D091171308
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
nikmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Energi
Surya” yang mana judul tersebut kami ambil berdasarkan tema tugas pada mata
kuliah Energi Terbarukan.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
informasi kepada kami dan mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan
Pada kesempatan ini penyusun juga menyampaikan terimakasih kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa
2. Dr.Eng Andi Erwin Eka Putra, ST., MT. selaku Dosen mata kuliah Energi
Terbarukan.
3. Orang tua yang memberikan dukungan moril kepada kami
4. Mahasiswa Departemen Teknik Sistem Perkapalan
5. Pihak-pihak yang telah membantu atas terselesaikannya makalah ini
Namun kiranya wajar di dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalah
ejaan atau pun penulisan, karena keterbatasan kami sebagai penyusun yang juga
hanya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu,
dengan penuh kerendahan hati penyusun berterimakasih apabila ada pihak yang
sudi memberikan kritik dan saran positif kepada kami perihal penyusunan makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah yang dimaksud dengan Energi Surya?
b. Bagaimana prinsip kerja panel surya?
c. Jelaskan komponen panel surya?
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Energi surya memiliki potensi besar dan sudah banyak teknologi surya yang
berkembang dengan sangat cepat. Namun, meskipun pertumbuhan industri energi
surya global berlangsung dengan cepat, masih dibutuhkan banyak waktu sebelum
energi surya menjadi pesaing yang nyata untuk bahan bakar fosil sebagai sumber
energi utama. Hal ini karena sektor energi surya masih kalah dalam hal paritas biaya
dibandingkan bahan bakar fosil.
Energi surya adalah sumber energi terbarukan yang paling penting (energi
angin pada dasarnya juga berasal dari energi surya), dan hanya energi panas bumi
dan pasang surut yang tidak memperoleh energi mereka dari matahari. Banyak
orang menggunakan istilah energi surya dan tenaga surya sebagai sinonim
meskipun hal ini mengandung kesalahan karena tenaga surya mengacu pada
konversi sinar matahari menjadi listrik (dalam banyak kasus menggunakan
photovoltaic).
Pemanfaatan energi surya memiliki potensi masa depan yang sangat besar,
tidak hanya dalam menyediakan listrik dan panas tetapi juga untuk digunakan pada
proses industri serta pengembangan kendaraan surya. Meskipun energi surya
adalah bentuk energi paling berlimpah yang tersedia di planet bumi, energi surya
tetap bukanlah sumber energi yang sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk pada
kalahnya paritas biaya dibandingkan bahan bakar fosil tetapi juga karena masalah
intermitten (tidak kontinyu). Seperti yang kita ketahaui, energi surya tidak tersedia
pada malam hari dan karenanya membutuhkan solusi penyimpanan energi yang
memadai untuk menutup kekurangan ini.
3
Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam
teknologi yang sudah diterapkan, yaitu:
1. Teknologi energi surya fotovoltaik, energi surya fotovoltaik digunakan
untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi,
dan lemari pendingin di Puskesmas dengan kapasitas total ± 6 MW.
2. Teknologi energi surya termal, energi surya termal pada umumnya
digunakan untuk memasak (kompor surya), mengeringkan hasil
pertanian (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan
memanaskan air.
2.3 Photovoltaic
Panel Photovoltaic (PV panel) adalah sumber listrik pada sistem
pembangkit listrik tenaga surya, material semikonduktor yang mengubah secara
langsung energi sinar matahari menjadi energi listrik. Daya listrik yang dihasilkan
PV berupa daya DC. Istilah “photovoltaic” ini telah digunakan dalam bahasa
Inggris sejak tahun 1849.
a) Prinsip Kerja Sel Surya
Sel surya bekerja berdasarkan efek fotoelektrik pada material
semikonduktor untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Berdasarkan
teori Maxwell tentang radiasi elektromagnet, cahaya dapat dianggap sebagai
spektrum gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang berbeda.
Pendekatan berbeda dijabarkan oleh Einstein bahwa efek fotoelektrik
mengindikasikan cahaya merupakan partikel diskrit atau quanta energy
Prinsip kerja semikomduktor sebagai sel surya mirip dengan dioda
sebagai pn-junction. PN-junction adalah gabungan / lapisan semikonduktor jenis P
dan N yang diperoleh dengan cara doping pada silikon murni. Pada semikonduktor
jenis P, terbentuk hole (pembawa muatan listrik positif) yang jumlahnya lebih
banyak dibandingkan jumlah elektronnya, sehingga hole merupakan pembawa
muatan mayoritas, sedangkan elektron merupakan pembawa muatan minoritas.
Demikian pula sebaliknya dengan semikonduktor jenis N. Bila bagian P dari pn-
junction dihubungkan dengan kutub positif baterai dan bagian N dihubungkan
dengan kutub negatif baterai, maka arus dapat mengalir melewati pn-junction.
4
Kondisi ini disebut sebagai panjar maju. Bila hal sebaliknya dilakukan (panjar
mundur), yaitu bagian N dari pn-junction dihubungkan dengan kutub positif baterai
dan bagian P dihubungkan dengan kutub negatif baterai, maka aus tidak dapat
mengalir melewati pn-junction. Akan tetapi, masih ada arus dalam ukuran sangat
kecil yang masih dapat mengalir (dalam ukuran mikroamper) yang disebut dengan
arus bocor.
Gambar 1. Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n injuction
Ada dua hal menarik dalam kondisi panjar mundur tersebut, yaitu
efek fotokonduktif dan photofoltaic. Fotokonduktif adalah gejala dimana apabila
suhu dinaikkan, maka arus bocor pada panjar mundur juga meningkat. Kenaikan
suhu yang dapat dianggap sebagai penambahan energi dapat juga diganti dengan
cahaya sebagai salah satu bentuk energi. Penyerapan energi cahaya pada kondisi
panjar mundur sehingga menghasilkan arus listrik pada pn-junction ini disebut
dengan efek photovoltaic. Jadi, sel surya pada dasarnya adalah sebuah fotodioda
yang dirancang dengan mengacu pada efek photovoltaic sedemikian rupa, sehingga
dapat mengubah energi cahaya seefisien mungkin menjadi energi listrik (Wibeng
Diputra, 2008).
5
Mono-crystalline dapat dibuat setebal 200 mikron, dengan nilai
effisiensi sekitar 24%.
2. Polycrystalline/Multi-crystalline (Si), dibuat dari peleburan silikon
dalam tungku keramik, kemudian pendinginan perlahan untuk
mendapatkan bahan campuran silikon yang akan timbul diatas
lapisan silikon. Sel ini kurang efektif dibanding dengan sel
Polycrystalline ( efektivitas 18% ), tetapi biaya lebih murah.
3. Gallium Arsenide (GaAs). Galium Arsenide pada unsur periodik III-
V berbahan semikonduktor ini sangat efisien dan efektif dalam
menghasilkan energi listrik sekitar 25%. Banyak digunakan pada
aplikasi pemakaian Sel Surya.
c) Konversi Energi
Dalam menghasilkan listrik, sel surya tergantung pada besaran luas
bidang Silikon, dan secara konstan menghasilkan energi berkisar ± 0.5 volt
maksimum 600 mV pada 2 amp6, dengan kekuatan radiasi solar matahari 1000
W/m2 = ”1 Sun” akan menghasilkan arus listrik (I) sekitar 30 mA/cm2 per sel
surya.
Grafik I-V Curve (gambar 3) menggambarkan keadaan sebuah sel
suryayang menghasilkan energi maximum jika nilai Vm dan Im juga maximum.
Isc adalah arus listrik maximum pada nilai volt = nol; Isc berbanding langsung
dengan ketersediaan sinar matahari. Voc adalah volt maximum pada nilai arus
nol; Voc naik secara logaritma dengan peningkatan sinar matahari, karakter ini
yang memungkinkan sel surya untuk mengisi accu.
Isc = short-circuit current
Pm = Power maximum-output
6
d) Faktor Pengoperasian Panel Surya
Agar didapatkan nilai yang maksimum, pengoperasian sel surya sangat
tergantung pada faktor berikut:
7
3. Kecepatan angin bertiup. Kecepatan tiup angin disekitar lokasi larik sel
surya dapat membantu mendinginkan permukaan temperatur kaca-kaca larik sel
surya (PV array).
4. Keadaan atmosfir bumi. Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung, jenis
partikel debu udara, asap, uap air udara (Rh), kabut dan polusi sangat
menentukan hasil maximum arus listrik dari deretan sel surya.
5. Arah orientasi atau larik sel surya. Orientasi dari rangkaian sel surya (larik)
ke arah matahari secara optimum menjadi suatu yang penting agar panel surya
dapat menghasilkan energi maksimum. Sudut orientasi (tilt angle) dari panel
surya juga sangat mempengaruhi hasil energi maksimum. Untuk lokasi yang
terletak di belahan Utara latitude, maka panel surya sebaiknya diorientasikan ke
Selatan, orientasi ke Timur Barat walaupun juga dapat menghasilkan sejumlah
energi, tetapi tidak akan mendapatkan energi matahari optimum.
6. Posisi letak sel surya (larik) terhadap matahari (tilt angle). Mempertahankan
sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan panel sel surya secara tegak lurus
dapat menyerap energi maksimum ± 1000 W/m2 atau 1 kW/m2. Jika
ketegaklurusan antara sinar matahari dengan bidang PV tidak dapat
dipertahankan, maka dibutuhkan ekstra luasan bidang panel sel surya (bidang
panel sel surya terhadap sun altitude yang berubah setiap jam dalam sehari).
8
untuk lokasi dengan latitude berbeda harus dicarikan “tilt angle” yang
optimum (Mintorogo, 2000).
1. Substrat/Metal backing
Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya.
Material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga
berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya, sehinga umumnya digunakan
material metal atau logam seperti aluminium atau molybdenum. Untuk sel surya
dye-sensitized (DSSC) dan sel surya organik, substrat juga berfungsi sebagai
tempat masuknya cahaya sehingga material yang digunakan yaitu material yang
konduktif tapi juga transparan sepertii ndium tin oxide (ITO) dan flourine doped
tin oxide (FTO).
2. Material semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya
mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi
pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material
semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar matahari. Untuk
kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah material silikon, yang
umum diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis,
9
material semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu
contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan
amorphous silikon, disamping material-material semikonduktor potensial lain yang
dalam sedang dalam penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O
(copper oxide).
Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua
material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang
disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n
junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya. Pengertian
semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan sel surya akan
dibahas dibagian “cara kerja sel surya”.
4.Lapisan antireflektif
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang
terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh
lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan
besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan udara yang menyebabkan
cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang
dipantulkan kembali.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Energi surya adalah energi yang berupa sinar dan panas dari
matahari (radiasi energi dalam bentuk panas dan cahaya yang dipancarkan
oleh matahari). Didapat dengan mengubah energi panas surya melalui
perlatan tertentu menjadi sumberdaya dalam bentuk lain.
Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini
dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa
semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor;
yakni jenis n dan jenis p. Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor
yang memiliki kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n =
negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole,
sehingga disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif.
Caranya, dengan menambahkan unsur lain ke dalam semkonduktor, maka
kita dapat mengontrol jenis semikonduktor tersebut.
Komponen-komponen panel surya ialah substract/metal baking,
material semikonduktor, kotak metal, lapisan antirefleksi, dan enkapsulasi/
cover glass
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Pemerintah
Instansi pemerintah dan lembaga pendidikan perlu mendorong dan
menggalakkan penelitian-penelitian serta aplikasi sel surya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12