Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH RUSAKNYA KOMPONEN AS PROPELER

BOW THRUSTER KETIKA KAPAL SEDANG MANEUVER


DI KM. DHARMA FERRY VIII.

Santhi Wilastari1*, Lazuardi Himawan2, Eka Darmana3


1,2&3
Program Studi Teknika, Fakultas Teknik, Politeknik Bumi Akpelni Semarang
Jln. Pawiyatan Luhur II/17 Bendan Dhuwur, Semarang
*Email:swilastari@gmail.com

Abstrak
Bow Thruster merupakan sebuah pesawat bantu ketika kapal berolah gerak, berupa baling-
baling yang dipasang dibagian depan kapal kearah kanan ataupun kir, sehingga dengan
mudah dapat mengolah gerak dengan lincah dan aman pada saat kapal sandar maupun
meninggalkan pelabuhan. Pada zaman sekarang sebagian atau bahkan semua kontrol kapal
menggunakan sistem kontrol otomatis dalam proses kerjanya, dan salah satu dari sistem
pengoperasian bow thruster yang kinerja nya dapat membantu kapal saat berolah gerak. Pada
studi ini bertujuan untuk mengetahui cara- cara pengoperasian dan perawatan bow thruster,
mengetahui masalah- masalah pemeliharaan bow thruster, dan cara perbaikan bow thruster
pada kapal ro-ro passanger. Kesimpulan yang diperoleh dari studi analisa menunjukan bahwa
cara pengoperasian bow thruster dapat dilakukan dengan memeriksa lubricating oil pada
komponen hidroliknya, menguras serta menggantinya dengan yang baru, inspeksi, overhaul
jika terjadi kerusakan dan kemudian dilaksanakan pengujian. Sedangkan cara
pengoperasiannya dengan cek pada komponen kemudian paralel generator untuk menambah
daya listrik jika diperlukan dan diarahkan tombol on pada panel untuk pengoperasian bow
thruster. Masalah pada pemeliharaan bow thruster antara lain kurangnya perawatan dan
pengawasan terhadap bow thruster. Selanjutnya, perbaikan pada bow thruster yaitu
pembersihan pada panel yang berkarat, jika lampu indicator putus maka ganti dengan yang
baru, berikan pelumas pada roda gigi didalam carter bow thruster dibutuhkan generator untuk
bow thruster yang membutuhkan daya yang besar, o-ring poros propeller untuk menahan
bocornya lub oil pada pelumasan roda gigi dan poros electro motor.

Kata Kunci : Bow Thruster, Bearing As propeller, Maneuver

PENDAHULUAN ini agar diameter maneuver kapal dapat


Menurut A.Nouvan Bow Thruster diperkecil yang menghasilkan efisiensi
adalah suatu alat pendorong yang dipasang putaran maneuver yang besar. Unit
pada bagian depan kapal untuk membantu pendorong tersebut terdiri dari suatu
maneuver kapal. Selanjutnya menurut propeller atau baling-baling yang berada
Berliandy (2011), Bow Thruster merupakan dalam satu terowongan (tunnel) pada bagian
suatu piranti pendorong yang dipasang pada melintang kapal dan dilengkapi dengan suatu
kapal-kapal tertentu untuk membantu alat bantu seperti motor hidrolik atau
maneuver kapal. Pada saat maneuver elektrik. Selama beroperasi, air dipaksa
dilakukan, posisi kapal amatlah sulit untuk masuk melalui terowongan tersebut untuk
melakukan olah gerak yang diameternya mendorong kapal sehingga bergerak
efisien. Sehingga dibutuhkan alat pendorong menyamping sesuai keperluan kapal.

195
Gambar 1. Instalasi Bow Thuster

Pada bow thruster tersebut baling-baling. Menurut ( Harvald, 1992)


diperlukan suatu unit Controlable Pitch alat pendukung pada bow thruster beserta
Propeller (CPP) yang dibutuhkan untuk fungsinya yaitu:
reverse rotating (putaran balik) pada 1. Propeller berfungsi untuk menggerakkan
baling-baling tersebut. Menurut Manik kapal pada saat maneuver.
(2008), baling-baling Controllable Pitch 2. Shaft connecting berfungsi sebagai
Propeller menyediakan ekstra dalam media penghubung dari elektrik motor
tingkat derajat kebebasan melalui ke propeller.
kemampuan perubahan pitch dari daun 3. Elektrik motor berfungsi untuk merubah
baling-balingnya. Pitch adalah jarak aksial tenaga listrik menjadi mekanik.
yang ditempuh atau diambil oleh propeller 4. Generator berfungsi untuk mensuplai
pada satu kali putaran penuh (3600). Pada listrik ke elektrik motor.
prinsipnya, pengertian pitch pada Fungsi Bow Thruster
propeller, jika dianalogikan akan sama Menurut (Setiawan, 2008),
dengan gear pada mobil. pemasangan pada bow thruster sendiri untuk
Pengoperasiannya dapat dilakukan dengan memperbesar kemampuan maneuever
dua sistem yaitu sistem pull-push rod sebuah kapal yang memiliki bulbous
sistem dan piston sistem. Pada sistem pull- bow. Dengan memanfaatkan energi
putaran dari propeller pada tunnel thruster
push rod digunakan batang panjang yang
suatu kapal, arah dari kapal dapat dibelokkan
dihubungkan dari poros kapal menuju dengan lebih cepat dibandingkan dengan
baling-baling. Sedangkan pada piston kapal tanpa bow thruster. Dengan
sistem, batang piston diletakkan pada
196
mengandalkan kemampuan dari bow thruster tunda adalah wajib. Dalam hal ini, BT (Bow
ini, dapat dikembangkan dengan memberikan Thruster) bekerja sebagai bantuan tambahan
tambahan pada bagian tunnel thruster. untuk pilot kapal.
Tambahan tersebut yakni dengan Sementara untuk memutar kapal, BT
memberikan penutup pada bow thruster yang (Bow Thruster) berperan penting. Dalam
dapat terbuka dan tertutup. Fungsi dari ruang terbatas seperti di dermaga padat,
penutup tunnel ini tidak hanya sebagai kapal harus benar-benar berputar pada
pembuka dan penutup saja, namun untuk porosnya. Dalam kasus seperti ini kapal
selebihnya mengarah pada penambahan tersebut berhenti dan dengan bantuan busur
kemampuan maneuvering kapal yang pendorong busur berayun ke pelabuhan atau
memanfaatkan bow thruster. kanan, berputar buritan. Biasanya, buritan
Berdasarkan penuturan Chief Engineer juga diputar dengan kemudi dan mesin. Jika
KM. DARMA FERRY VIII penggunaan kapal memiliki baling-baling tangan kanan,
bow thruster memiliki beberapa keuntungan haluan kapal akan berayun ke kanan,
dan kerugian. Berikut ini keuntungan dari sementara mesin dijalankan astern. Jadi
penggunaan bow thruster antara lain: selalu disarankan untuk menghidupkan roda
1. Maneuver yang lebih baik pada kanan seperti saat datang astern juga, kapal
kecepatan rendah dari kapal. akan tetap berpaling ke arah yang diinginkan.
2. Keselamatan kapal meningkat Sementara untuk mundur disarankan
ketika berlabuh dalam cuaca untuk mengambil tunda penarik di buritan
buruk. dan menggunakan busur pendorong bila
diperlukan. Tugboat / kapal pandu
3. Menghemat uang karena
meluruskan buritan karena menarik dan efek
pengurangan menginap di dorong melintang sehingga dinetralkan.
pelabuhan dan penggunaan Demikian memainkan peran penting dalam
kurang dari kapal tunda. maneuver kapal. Tapi bagaimana dan kapan
Sedangkan kerugian dari penggunaan bow harus digunakan tergantung pada
thruster antara lain: pengalaman yang harus diperoleh di
1. Dibutuhkan motor induksi yang lapangan.
sangat besar untuk digunakan, Sistem Perawatan Bow Thruster
yang membutuhkan banyak saat Menurut ( Purwanto, 2013), bow
ini adalah beban, dan dengan thruster akan berfungsi dengan baik apabila
demikian kapasitas listrik yang memenuhi dua persyaratan yaitu ketepatan
besar untuk digunakan. pengoperasian dan perawatan yang
berkelanjutan. Ketepatan pengoperasian
2. Investasi awal yang tinggi.
dimulai dari kepatuhan terhadap prosedur
3. Pemeliharaan dan perbaikan yang yang sudah ada atau langkah-langkah
mahal ketika ada kerusakan. pengoperasian yang biasanya tertera dalam
Penggunaan bow thruster tersebut manual book. Pada system perawatan bow
dapat dikontrol melalui suatu terminal dan thruster terdapat system perawatan terencana
panel yang terdapat di ruang navigasi. dan insidentil. Dimana sistem perawatan
Terminal alat tersebut akan langsung terencana (planed maintenance system)
terhubung ke suatu microcontroller untuk tersebut merupakan system perawatan yang
pengaturan otomatisasi dan juga penggunaan dilakukan secara berkala baik harian, tiga
secara manual. Penggunaan secara manual harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya
ini sudah terhubung langsung dengan joystick berdasarkan jam kerja mesin. Sedangkan
untuk mengubah arah pitch dari daun baling - perawatan insidentil merupakan system
baling. Busur pendorong BT (Bow Thruster) perawatan yang dilakukan diluar jadwal yang
umumnya dipasang untuk menggantikan telah tersusun, dikarenakan adanya
penggunaan kapal tunda, yang disewa oleh kerusakan atau tidak optimalnya bagian-
kapal untuk datang ke Pelabuhan. Ini bagian mesin
mengurangi biaya operasi kapal. Namun
dalam beberapa pelabuhan, memperkerjakan
.

197
Penggunaan bow thruster pada
KM. DHARMA FERRY VIII

Cara mengaasi turunnya


tekanan minyak hidrolik
dan hidrolik oil over heat

Masalah-masalah
penyebab ausnya As
propeller pada bow

Faktor penyebab Cara mengatasi


rusaknya masalah perawatan
bearing pada bow bearing

Cara pemasangan
dan pelepasan
bearing bow

Pemahaman terhadap pengoperasian,


perawatan dan repair bow thruster
di KM. DHARMA

Gambar 2. Diagram alir penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN kiri dengan mudah dapat mengolah gerak


dengan lincah dan aman pada saat kapal
Adapun data - data dari bow thruster sandar maupun meninggalkan pelabuhan.
dikapal KM. DHARMA FERRY VIII adalah
sebagai berikut : Kurang optimalnya kinerja pada bow
Total unit : 1 set @440 V AC thruster
Merk dan Type : TAIYO – Adapun faktor yang mempengaruhi
MFG.CO.LTD kurang optimalnya kinerja pada bow thruster
Output : 900 kw adalah :
Diameter propeller : 2000 mm 1. Menurunnya tekanan minyak
Revolution of propeller : 247 Rpm
hidrolik brow thruster
Weight : 1280 kg
Dalam kondisi kapal yang sering
Date : 1991
melakukan olah gerak di kapal KM.
Manufactured by : TAIYO
DHARMA FERRY VIII sering tanpa
ELECTRIC
disadari kekuatan tekanan sistem bow
MFG.CO. LTD
thruster sangat besar tetapi tidak
Tokyo, Japan
selamanya maksimal seperti yang
KM. DHARMA FERRY VIII menggunakan
diinginkan, sehingga penulis menyadari
bow thruster yang di keluarkan oleh TAIYO
dan meneliti sistem pelumasan minyak
– MFG.CO.LTD Tokyo Japan, 2000 / msb.
hidrolik sangat berperan penting untuk
Bow thruster ini dirancang untuk digunakan
menggerakan baling-baling bow
dikapal sebagai alat pembantu olah gerak
thruster. Kekuatan dan besarnya
kapal, berupa baling - baling yang dipasang
tekanan minyak hidrolik pada blade
dibagian depan kapal kearah kanan ataupun
propeller serta kecepatan putaran shaft

198
propeller bow thruster berpengaruh panasnya minyak hidrolik yang
dengan adanya getaran-getaran mengalir di dalam cooler. Hal ini
(Vibration) yang mengakibatkan akan mengakibatkan
kebocoran pada pipa hidrolik, penyumbatan pada pipa-pipa
kurangnya media pelumasan minyak cooler tidak berfungsi secara
hidrolik bow thruster tidak bekerja maksimal. Keadaan ini
sempurna, dan dapat juga mengakibatkan minyak hidrolik
mengakibatkan penurunan tenaga bow menjadi panas dan mengganggu
thruster. kinerja bow thruster dan apabila
Faktor penyebab menurunnya dibiarkan terjadi terus menerus
tekanan minyak hidrolik disebabkan dalam jangka waktu yang lama
karena kebocoran pada pipa hidrolik, akan mengakibatkan kerusakan
cara mengetahui kebocoran pipa yang lebih parah pada komponen-
hidrolik dengan cara mengurut pipa komponen utama yang lainnya.
hidrolik tersebut. Setelah ditemukan Cara mengatasi cooler agar
letak kebocoran, kemudian tandai letak berfungsi secara maksimal
kebocoran pipa tersebut, tutup valve dengan cara blow cooler, sogok
isap pipa hidrolik agar memudahkan pipa kapiler untuk
dalam proses pengelasan atau menghilangkan kerak-kerak
penggantian pipa hidrolik. supaya cooler bekerja secara
2. Minyak Hidrolik Over Heating. maksimal dalam mendinginkan
Hal ini terjadi pada saat bow oli hidrolik.
thruster dioperasikan sekitar 30 menit b. Rusaknya pompa pendingin
maka minyak hidrolik menjadi panas, minyak hidrolik
sehingga melebihi batas suhu tertinggi Sea chest yang tersumbat
yaitu 80° C dan sensor hydraulic oil menyebabkan kerja pompa
over heat trip bekerja memberikan pendingin menjadi berat, dan air
signal ke relay untuk memutus arus laut yang mengalir ke cooler
listrik yang masuk ke elektro motor menjadi sedikit sehingga proses
sehingga bow thruster berhenti. pendinginan minyak hidrolik
menurut laporan dari perwira deck hal tidak maksimal. Minyak hidrolik
ini telah terjadi berulang- ulang tanpa menjadi panas dan
ada penanganan lebih lanjut. mengakibatkan bow thruster trip
Seharusnya indikasi tersebut harus atau berhenti mendadak. Karena
segera direspon dan dicari penyebabnya hal ini telah terjadi berulang-
serta segera melaksanakan langkah- ulang dalam jangka waktu yang
langkah perbaikan. Jika hal ini lama, maka terjadilah kerusakan
dibiarkan terjadi dan sudah berlangsung pada pompa pendingin. Pompa
lama maka akan berdampak negatif pendingin mengalami kevakuman
terhadap ketahanan dari bow thruster atau masuk angin sehingga
tersebut, karena tidak menutup impeller-nya panas dan aus. Hal
kemungkinan terjadi kerusakan yang ini mengakibatkan pompa macet
fatal pada bagian- bagian utama bow karena water seal menjadi bocor
thruster. dan bearing rusak. Dengan
Faktor penyebab panasnya minyak macetnya pompa pendingin,
hidrolik pada bow thruster : maka tidak ada proses
a. Kurangnya pendinginan minyak pendinginan minyak hidrolik
hidrolik bow thruster. karena cooler tidak berfungsi.
Pompa pendingin yang tidak Cara mengatasi kerusakan
berfungsi menyebabkan tidak ada pompa pendingin minyak
air laut yang mengalir dalam hidrolik adalah dengan cara
cooler sehingga kotoran dan mengganti impeller yang rusak
lumpur yang menempel di pipa- dengan impeller yang baru.
pipa air menjadi mengeras karena

199
Aus nya as Propeller dan rusaknya bearing diatas merupakan dampak dari tidak
bearing karena pembelian spare part terciptanya system perawatan berencana
dengan kualitas yang tidak bagus atau diatas kapal, sehingga menjadi salah satu
tidak standar Internasional. pokok dari permasalahan rusaknya
Berdasarkan hasil penelitian di komponen as propeller pada bow thruster di
lapangan terhadap Kepala Kamar Mesin KM. DHARMA FERRY VIII.
(Chief Engineer) dalam pemeriksaan kondisi Maka hal-hal yang harus dilakukan
bow thruster dan masalah-masalah yang untuk memperpanjang umur pakai bearing
terjadi pada rusaknya bearing dan ausnya as adalah :
propeller, maka dapat diketahui faktor-faktor  Melakukan pemasangan bearing
yang menjadi penyebab rusaknya bearing: pada as propeller dengan teknik
a. Pembelian spare part yang tidak yang benar karena jika
bagus atau tidak sesuai dengan pemasangan bearing tidak pas
standar Internasional. Spare Part (miring) akan berdampak pada
yang tidak sesuai dengan standar patahnya bearing.
Internasional apabila dipasang  Melakukan perawatan pada
akan cepat rusak dan apabila bearing secara berkala, seperti
bearing rusak terus menerus akan memberikan grease pada bearing
berdampak mengganggu sebelum dan sesudah
keberangkat kapal. pengoperasian.
b. Seiring dengan usia  Menggunakan seal dan bearing
pemakaiannya, bearing akan sesuai dengan spesifikasi yang
terdengar bunyi kasar saat benar serta pelumas sesuai
berputar, terutama pada standar pabriknya.
kecepatan tinggi getarannya akan  Melakukan penyimpanan pada
lebih terasa. Hal ini akan spare part bearing pada tempat
berdampak pada ausnya as yang sudah telah sediakan diatas
propeller. Maka hal yang perlu kapal, hal ini bertujuan agar
dilakukan adalah segera bearing tidak kotor dan terkena
mengganti bearing yang baru air yang akan menyebabkan
sebelum kondisi lebih parah dan korosi pada bearing, sehingga
mengakibatkan kerusakan pada bearing siap pakai sebagai
kompenen lainnya. cadangan apabila pada suatu saat
c. Masuknya kotoran dan pasir mengalami keadaan darurat.
kedalam bearing akan
menyebabkan keausan dini KESIMPULAN
karena kotoran tersebut akan 1. Faktor-faktor kurang optimalnya
menyebabkan permukaan bearing kinerja pada bow thruster yaitu
menjadi kasar. menurunnya tekanan minyak hidrolik
d. Air dan uap akan menyebabkan brow thruster dan Minyak Hidrolik
korosi, terlihat seperti bekas Over Heating.
lubang atau karat. Penanganan 2. Faktor penyebab Aus nya as Propeller
yang ceroboh atau penyimpanan dan rusaknya bearing adalah karena
bearing yang tidak benar, salah kualitas spare part yang tidak bagus
pencucian dapat menyebabkan atau tidak sesuai dengan standar
bearing korosi pada permukaan. Internasional, sudah melewati jam
Bearing harus dilumasi dan kerja, masuknya kotoran dan pasir
dibungkus dengan kertas yang kedalam bearing, Air dan uap akan
diberi oli meskipun untuk periode menyebabkan korosi.
penyimpanan yang singkat.
Faktor-faktor penyebab rusaknya

200
DAFTAR PUSTAKA

Andy, H., 2009, Pengertian Maneuver


Kapal. http://h-andy.blogspot.co.id
Carlton, S., 1994, Marine Propeller and
Propulsion. Butterworth
Heinemannltd.Oxford.
Eka, Agus Chandra., 2018, “Interview Of
Bow Thruster”. KM. DHARMA
FERRY VIII
Harvald., 1992, Tahanan dan Propulsi
Kapal. Jakarta: Erlangga.
Mohamad, Wahyuddin., 2011, Teknik
Perkapalam. Bandung:
Nouvan, A., 1995, Teknik Mesin Kapal.
Jakarta: Erlangga.
Purwanto, Agus., 2013, Optimalisasi
Perawatan Berkala Bow Thruster
Untuk Menunjang Operasional.
http://www.slideshare.net
Rachman Setiawan, Arif., 2008, Studi
Tekno Ekonomis Penambahan Bow
Thruster Pada Self Propellerd Oil Barge
Dengan Sistem Penggerak Konvensional,
Surabaya, ITS.

201

Anda mungkin juga menyukai