Anda di halaman 1dari 51

HAMBATAN & PROPULSI KAPAL (MS141205)

Eka Wahyu Ardhi S.T, M.T


Penilaian dan Referensi
•Cara Penilaian
 Tugas 1 (10%) pertemuan ke-3
 Tugas 2 (10%) pertemuan ke-6
 UTS (30%) pertemuan ke-8
 UAS (50%) pertemuan ke-16
 Grade nilai ; A:81-100, AB:71-80, B:66-70, BC:61-65, C:56-60, D:41-55
 Kehadiran mahasiswa > 75%

•Referensi;
 Harvald, S A (1983), Resistance and Propulsion of Ships, John Wiley and Sons, Toronto, Canada
 Molland, A F (editor, 2008), the Maritime Engineering Reference Book, Butterworth-Heinemann, Oxford,
UK
 Zubaly, R B (1996), Applied Naval Architecture, Cornell Maritime Press, Maryland, USA
 Gerr, D (2001), Propeller Handbook, International Marine, Maine, USA
HAMBATAN & PROPULSI KAPAL (MS141205)

• Tujuan:
• Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian hambatan, komponen hambatan dan teori dasar hambatan kapal
• Mahasiswa mampu menghitung besarnya hambatan kapal dengan berbagai metode dan memprediksi besarnya motor
penggerak kapal
• Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam sistem penggerak dn teori dasar kerja baling-baling
• Mahasiswa mampu merancang baling-baling dengan berbagai metode
• Sub topik;
1. Pendahuluan
2. Teori aliran fluida
3. Hambatan kapal
4. Perhitungan Hambatan kapal
5. Motor penggerak kapal
6. Propulsi kapal
7. Tipe propeller
8. Cara kerja propeller
9. Perhitungan baling-baling kapal
10. Merancang baling-baling kapal
2019/4/12
Definisi
• Sistem propulsi kapal adalah sistem di kapal yang berguna untuk
menggerakan kapal. Kapal pada dasarnya dituntut untuk mampu
mempertahankan kecepatan dinas seperti yang direncankan. Oleh
karena itu, perancangan sistem propulsi pada kapal harus dapat
mengatasi seluruh gaya hambat yang diterima kapal agar dapat
memenuhi standar kecepatan dinas.

2019/4/12
Propulsi Kapal
• Sistem propulsi kapal terdiri atas:
• alat propulsi
• alat propulsi non mekanis (layar, dayung)
• alat propulsi mekanis
• paddle wheel
• jet air
• screw propeller
• propeller wheel
• sumber tenaga (mesin utama)
Propulsi Kapal
• Sistem Propulsi Pada Kapal
Sistem propulsi pada kapal terbagi menjadi tiga komponen, yaitu mesin
utama, sistem transmisi dan propulsor (alat gerak). Ketiga komponen
inilah yang selanjutnya akan saling berkaitan untuk menggerakkan
kapal.
Ketiga komponen ini harus direncanakan sebaik dan seefisien mungkin,
karena jika tidak begitu maka akan terjadi :
• Kecepatan dinas yang tidak mencapai standar
• Nilai ekonomis dari kapal akan turun
• Pengaruh getaran akan terjadi pada kapal
• Konsumsi bahan bakar yang tidak efisien
Cara kerja sistem propulsi kapal adalah :
• Mesin utama berfungsi sebagai sumber daya utama.
• Sistem transmisi berfungsi sebagai penghubung antara mesin utama dan
propulsor (alat gerak). Sistem ini yang berfungsi untuk meneruskan daya yang
dihasilkan oleh mesin utama menuju alat gerak kapal.
• Alat gerak berfungsi sebagai penggerak. Alat gerak mendapat daya dari mesin
utama yang ditransfer oleh sistem transmisi

2019/4/12
2019/4/12
Propulsi Kapal

• Propulsi kapal saat ini telah berkembang pesat dari propulsi


konvensional menjadi beberapa opsi propulsi modern sbb;
• propeller nozzle
• waterjets
• surface piercing propeller
• contra rotating propeller (mis; torpedo)
• azimuth propeller
• voith schneider propeller
Propulsi Kapal

• Perkembangan teknologi propulsi kapal dimulai dari penggunaan


dayung, paddle wheel, propeller & waterjets
• Arah putar propeller pada umumnya searah jarum jam
• Jika ada 2 propeller konvensional yang dipasang pada kapal maka
propeller sebelah kanan putarannya searah jarum jam dan propeller
sebelah kiri putarannya berlawanan jarum jam
Propulsi Kapal
• 4 jenis alat propulsi mekanis yang ada saat ini
• paddle wheel dibedakan mjd 2;
• fixed paddles roda pedal dng sudu-sudu tetap
• feathering paddles roda pedal dng sudu-sudu dapat bergerak
• jet air ada 2 jenis;
• dengan hydromotor
• dengan pompa plunger
• screw propeller ada 3 jenis;
• open propeller baik itu single propeller maupun multi propeller
• shrouded propeller baling2 bekerja didalam terowongan pendek (tunnel=nozzle=sleeve)
• partially immersed propeller
• roda balingbaling= propeller wheel yg berputar pd sumbu vertikal
• kirsten -boeing propeller wheel
• voith-schneider propeller
Jenis-Jenis Sistem Propulsi pada Kapal
• Berikut beberapa jenis sistem propulsi yang biasa digunakan dalam
dunia perkapalan:
Jenis Sistem
No Penjelasan
Propulsi
Diesel Digunakan pada hampir semua jenis kapal, baik kapal kecil maupun kapal sedang. Sistemini
1
propulsion system dapat mengubah energi mekanik ke energi termal.
Biasa digunakan pada kapal-kapal kecil. Jenis propulsi ini masih belum banyak
Wind
2 digunakan pada kapal-kapal besar. Sistem ini muncul karena sebagai alternatif
propulsion
untuk sistem propulsi lain yang sebagian besar menghasilkan gas CO2.
Nuclear
Digunakan pada kapal-kapal maritim. Sistem ini memanfaatkan reaksi fisi nuklir, dimana dari
3 Powered Ship
reaksi ini, dihasilkan sejumlah daya elektrik.
Propulsion System
Gas Sistemini digunakan oleh sejumlah besar angkatan laut, karena sistem ini dapat
4
tubine propulsion menghasilkan kecepatan yang luar biasa.
Fuel Dianggap sebagai alternatif kelautan karena sistem ini bersih. sistem ini menggunakan
5
cell propulsion system hidrogen sebagai bahan bakar dan listrik dibuat tanpa pembakaran apapun.
Jenis Sistem
No Penjelasan
Propulsi
Biodiesel Menggunakan tenaga biodiesel, sistem ini telah dianggap sebagai sistem yang potensial
6
fuel propulsion danmasih banyak dilakukan riset terhadap sistem propulsi ini.
Steam Digunakan pada abad 19-an dan awal abad 20-an. Sistem ini memanfaatkan uap,
7
turbine propulsion dimana bahan bakarnya merupakan batubara.
Diesel Telahdigunakan sejak tahun 1900-an. Sistem ini menggunakan kombinasi dari
8
electric propulsion generator yang dioperasikan oleh listrik.
Water Digunakan sejak tahun 1954. Keuntungan dari sistem ini adalah dengan rendahnya
9
jet propulsion tingkat polusi suara dan memiliki kecepatan yang tinggi.
Gas
Sistem ini memanfaatkan LNG bahan bakar dan setelah dimodifikasi, sistem ini
10 fuel or tri fuel
sekarang dapat mengurangi emisi pada kapal.
propulsion
2019/4/12
Metode Menentukan Sistem Propulsi Kapal
Sebelum menentukan propulsi pada kapal, terlebih dahulu kita harus
mengetahui data-data kapal, kemudian dilanjutkan dengan membuat:
• Lines plan (rencana garis), digunakan untuk mengetahui model dan
tahanan hull (lambung) kapal
• General arrangement (rencana umum), untuk mengetahi posisi
peletakan mesin utama dan space yang tersedia untuk ruang mesin.
• Data peralatan. Mendapatkan data dari sistem porpulsi yang ada di
pasaran.
Setelah data utama dapat ditentukan atau dicari, maka kita lakukan
perhitungan-perhitungan, yakni :
• Tahanan total
• Power dari main engine
• Daya dorong minimum
• Diameter alat gerak
• Diameter dari transmisi
Setelah perhitungan diatas selesai, maka kita harus menentukan jenis
peralatan yang sesuai.
• Pemilihan main engine berdasarkan daya putar, berat, dimensi, type,
dan konsumsi bahan bakar dari main engine.
• Pemilihan motor dengan memperhatikan beberapa kriteria, seperti
daya, tegangan, jenis, dimensi dan berat.
• Menentukan propeller dengan memerhatikan diameter, jumlah
daun,pitch dan efisiensi.
Selanjutnya adalah tahap:
• Pemilihan propeller
• Pemilihan main engine
• Pemilihan shaft dan gear box

2019/4/12
2019/4/12
Propulsi Kapal
• Parameter dalam propeler konvensional
• D propeller diameter
• d diameter hub boss propeller
• Z jumlah propeller
• P pitch propeller
Propulsi Kapal
• Bagian dalam propeler konvensional
• Hub propeller
• Tempat terpasangnya daun propeller
• Terletak di poros propeller
• Keyway propeller
• Blade / Daun propeller
Propulsi Kapal
Blade tip
Blade root
Blade face
Blade back
Blade number
Blade face menghadap ke belakang kapal
berfungsi mendorong air ke belakang kpl
Blade back menghadap ke depan kapal
berfungsi menghisap air
Propulsi Kapal
Blade number, blade root & blade tip
• Blade number
• Jumlah blade adalah jumlah pisau baling-baling / daun propeller
• Blade root
• daerah fillet, wilayah perubahan dari permukaan daun propeller ke sisi hub
propeller
Propulsi Kapal
• Leading edge & trailing edge
• Leading edge sisi yang memotong air
• Trailing edge sisi yang mendorong air
2019/4/12
Propulsi Kapal
Pinsip kerja daun propeller atau
teori elemen daun
trust yang dihasilkan oleh daun
propeller diperoleh dari airfoil
yang menghasilkan lift
Propulsi Kapal
• Keterangan
Propulsi Kapal
• Arah beban dalam propeler konvensional
Propulsi Kapal
Untuk menentukan bentuk daun propeller ada 2 pilihan:
1.Ogival
2.Airfoil
kelebihan dan kekurangan pilihan bentuk daun propeller
airfoil section
menghasilkan thrust yg sangat besar, namun kavitasi timbul terlalu
cepat
Ogival section
kavitasi lambat muncul, namun thrust tidak sebesar airfoil section
Propulsi Kapal
Ogival & Airfoil
Propulsi Kapal
• Untuk menentukan jumlah daun baling- baling, harus
mempertimbangkan hal- hal atau faktor2 yang berpengaruh terhadap
jumlah propeller agar diperoleh jumlah daun yang paling efisien.
• Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap jumlah daun sebagai
berikut:
• 1. Aliran air Daun Baling –baling: Aliran air.( berbanding lurus)
• 2. Balance (tipping Moment): “tipping moment”. ( berbanding terbalik)
• 3. Total thrust ( besarnya daya dorongan): Daya dorong.(berbanding lurus)
• 4. Getaran pada Hull: Getaran Yang ditimbulkan. (berbanding terbalik)
Propulsi Kapal
• Kavitasi, terjadi saat tekanan dalam fluida turun sampai tekanan uap
Propulsi Kapal
• Kavitasi selain dapat mengurangi gaya dorong akibat pemecahan
aliran juga dapat menimbulkan kerusakan pada blade propeller
• Kerusakan ini terjadi akibat adanya pecahan bubble pada permukaan
blade propeller
Propulsi Kapal
Efisiensi propeller
perancangan propeller dengan effisiensi 0.5 sampai 0.6
nilai efisiensi rata-rata yang paling banyak dipergunakan 0.55

Bp diagram
metode untuk memperkirakan dalam pembuatan preliminary
perancangan propeller
Propulsi Kapal
• dalam metode BP diagram, harga δ yang merupakan advance
coeficient yang berhubungan dengan theoritical propeller advance (P
X N) dan real propeller speed throug the water (Va)
• Pertimbangan jarak daun propeller, poros propeller dan berat
propeller
• jarak singgung daun propeller erat kaitannya dengan cara untuk
menaikkan effisiensi dari besar diameter, juga menaikkan effisiensi
dari air yang masuk ke propeller serta mengurangi getaran
• jika daun propeller ditambah dan bentuk skew diubah menjadi non
skew maka getaran dapat berkurang
Pemilihan
propeller
Pemilihan propeller
• Propeler adalah jenis baling-baling yang memberikan kekuatan dengan
mengubah rotasi gerak ke gaya dorong. Propeler terdiri dari beberapa blade
dan beroperasi seperti erputaran sekrup. Pada umumnya propeller
diletakkan pada kedudukan yang erendah mungkin di bagian belakang
kapal. Karena sebuah propeller harus mempunyai diameter sedemikian rupa,
sehingga bila kapal dalam keadaan bermuatan penuh, propeller tersebut
akan terbenam dengan memadai, sehingga dapat menghindari sejauh
ungkin terjadinya fenomena terikutnya udara ( airdrawing ), dan pemacuan
propeller, ketika kapal mengalami gerakan angguk ( pitching ). Namun dalam
pemilihan propeller dipilih dengan nilai efisien yang maksimum tanpa
terjadi kavitasi. Sehingga tidak terjadi peristiwa terbentukan fase uap
dari suatu cairan ketika cairan tersebut mengalami penurunan tekanan
pada suhu sekeliling (ambient temperature) yang tetap. Hal ini
menimbulkan kerugian pada operasional kapal, diantaranya erosi
pada material propeler, berkurangnya efisiensi propeler dan menyebabkan
getaran dan kebisingan.
Faktor – faktor untuk pemilihan propeller
• Propeller merupakan salah satu aspek teknis yang memiliki pengaruh
sangat penting terhadap kecepatan suatu kapal, karena fungsinya
adalah mengubah daya putar dari motor menjadi daya dorong. Disain
dan spesifikasinya mempunyai pengaruh langsung terhadap efisiensi
bahan bakar. Desain propeller yang buruk menjadi penyebab utama
terjadinya pemborosan bahan bakar. Wilson, (1), menjelaskan
beberapa faktor penting yang berkaitan dengan pemilihan propeller
adalah :
• Rongga propeller
• Rongga propeller merupakan suatu ruangan yang diperuntukkan bagi
penempatan propeller. Pada pemasangan propeller terdapat jarak
minimum antara ujung daun propeller terhadap bentuk buritan kapal.
Pada dasarnya semakin besar jarak kelonggaran akan semakin baik,
namun akan menurunkan besar diameter propeller yang dapat
dipasang, sehingga berakibat penurunan efisiensi propeller. Oleh
karena itu kelonggaran minimum harus dipenuhi, dalam pemilihan
diameter propeller.
• Diameter (Dprop)
Efisiensi propeller sangat tergantung pada besarnya diameter dan
putaran. Pada dasarnya, prinsip kerja sebuah propeller adalah
mendorong sejumlah air ke luar dari buritan kapal, sehingga kapal
terdorong maju. Berkaitan dengan efisiensi, propeller yang mampu
mendorong ke luar buritan kapal lebih banyak air dengan putaran lebih
rendah akan memiliki daya dorong yang lebih besar dibandingkan
dengan mendesak ke luar suatu jumlah air yang sedikit dengan cepat.
Oleh karena itu, pemilihan diameter terbesar dan putaran yang rendah
merupakan kunci pokok dari pemilihan propeller yang optimum
[Wilson, JDK, 1999]
• Putaran propeller (nprop).
• Semakin besar diameter propeller, dibutuhkan putaran propeller yang
lebih rendah, sehingga diperoleh efisiensi propeller yang lebih tinggi.
Putaran propeller yang rendah mengakibatkan slip yang terjadi
menjadi minimum. Namun putaran yang rendah ini mengharuskan
penggunaan suatu gearbox penurun putaran. Yang harus diingat
bahwa penggunaan suatu propeller yang semakin besar dan putaran
yang semakin rendah, membutuhkan gear box yang memiliki rasio
penurunan semakin tinggi dan semakin tinggi rasio yang dibutuhkan
maka harga gear box tersebut semakin mahal
• Jumlah daun propeller (Z)
• Secara umum, pada suatu kecepatan propeller tertentu, semakin
sedikit jumlah daun propeller, maka semakin tinggi efisiensi propeller.
Namun, dengan sedikitnya jumlah daun propeller, masing-masing
daun propeller akan menanggung beban lebih besar. Hal ini dapat
menyebabkan timbulnya getaran (terutama dengan propeller
berbaun dua) dan berkontribusi terhadap kavitasi. Ketika diameter
propeller terbatas oleh kondisi bagian buritan kapal, seringkali akan
lebih baik untuk menjaga kecepatan propeller rendah dan menyerap
daya melalui penggunaan jumlah bilah yang lebih banyak
• Luasan daun propeller
• Suatu propeller dengan luasan sempit memiliki efisiensi yang lebih
baik dibandingkan dengan sebuah propeller yang lebar. Kondisi ini
disebabkan pada daun propeller yang lebar terjadi kenaikan gesekan
pengereman (frictional drag) Sebuah baling-baling dengan bilah
sempit (daerah blade rendah rasio, lihat gambar diatas) adalah lebih
efisien dari satu dengan pisau yang luas. Namun, baling-baling dengan
bilah rendah rasio luas lebih rentan terhadap kavitasi sebagai
dorongan bahwa baling-baling adalahmengantarkan didistribusikan
melalui pisau kecil luas permukaan. Pertimbangan kavitasi selalu
mengharuskan daerah pisau yang dipilih rasio lebih tinggi dari nilai
yang paling efisien
• Rasio pitch diameter.
• Pitch merupakan jarak translasi yang ditempuh oleh propeller dalam
satu putaran. Semakin tinggi maka propeller akan menyerap tenaga
semakin besar, pada suatu putaran mesin yang tetap. Oleh karena itu,
fungsi rasio pitch diameter ini memiliki kesamaan dengan roda gigi.
Seringkali diperoleh efisiensi yang lebih baik, dengan menaikkan rasio
pitch diameter
• Kavitasi.
• Kavitasi akan terjadi apabila daun propeller bekerja dengan
pembebanan yang relatif tinggi. Proses kavitasi terjadi ketika ada
penurunan tekanan fluida di sekitar daun propeller sampai mencapai
tekanan uap fluida tersebut, sehingga akan menimbulkan sejumlah
rongga (cavities) yang berisi uap. Jika terjadi kavitasi pada propeller,
maka pada putaran kritis tertentu, akan terjadi pemecahan aliran
yang terus meningkat, dan mengakibatkan penurunan gaya dorong
propeller. Sehingga kecepatan kapal yang direncanakan tidak dapat
tercapai. Selain daripada itu, kavitasi dapat menimbulkan getaran,
bunyi, dan erosi pada permukaan daun propeller.
Propulsi Kapal
Tugas (Referensi utama :Resistance and Propulsion of Ships, Kuiper, G.)
1.Propeller, Bab 2.1-2.10 (halaman 29-54)
2.Propeller, Bab 2.11-2.19 (halaman 55-73)
3.Propeller geometry, Bab 10.1-10.11 (halaman 190-207)
4.Systematic Propeller series, Bab 11.1-11.9 (halaman 209-224)
5.Cavitation, Bab 12.1-12.5 (halaman 233-254)
Pembagian kelompok
Hambatan dan Propulsi Kapal - A
NO NRP Nama Kelompok
1 4411740000006 AHMAD SYAIFUDIN
2 4411740000009 SAIF MUIZZADIN WADAULLAH
1
3 4411740000010 EVITA SHALMA ISTYAWATI
4 4411740000014 FIRANTI YULIA HIDAYAT
5 4411740000016 C. DAYU MURTI
6 4411740000017 AKHDHAN MUHAMMAD MUAZ 2
7 4411740000018 MUHAMMAD SYARIF FAUSAN HABIBIE
8 4411740000019 FARIS AZIZ
9 4411740000026 FARREL FERIANNO HASAN BASRI 3
10 4411740000033 SYAWWALUDIN RAHMAD ZAKARIA
11 4411740000042 MUHAMMAD FAJRI RIZKY
12 4411740000043 RYAN TENRIJUANG HINDAR JAYA 4
13 4411740000046 PUTRI INTAN KAROMAH
14 4411740000047 MUHAMMAD REZA AMIRULLAH
15 4411740000049 I MADE SUDIANTARA
5
16 4411740007001 ESTELIA OCTAVIA DE SOUSA SANTOS
17 4411740007002 DELIA ALEIXO NUNES

2019/4/12

Anda mungkin juga menyukai