Lihat ketentuan sudut kemiringan pemasangan mesin dari produsen mesin
yang akan digunakan, yang terdapat pada data spesifikasi mesin. Pada contoh mesin yang dipakai tertera maksimum 8 derajat jadi diambil sudut kemiringan pemasangan mesin sebesar 2 derajat. Lihat ketentuan Rules mengenai Propeller Clearance, yaitu jarak antara ujung propeller dengan plat dibagian atas propeller, lihat gambar dibawah ini point (a). Catat jarak antara Engine Crank Shaft dengan Output Shaft yang berada pada Gear Box, lihat gambar dibawah ini point (f). Output Shaft ini yang akan dipakai sebagai sumbu /center dari Poros Propeller. Perhatikan jarak antara wrang dengan bagian mesin yang paling bawah, lihat gambar dibawah ini point (e). Harus ada jarak yang cukup agar overhaul mesin dapat dilakukan dengan leluasa. Lihat gambar dibawah ini; tentukan ketinggian (jarak) antara sumbu poros Gear Box dengan Base Line (h), pada sekat kamar mesin bagian depan dan jarak antara sumbu poros Gear Box (Output Shaft) dengan Base Line (g), pada titik A.P / dimana tongkat daun kemudi akan dipasang. Nanti pada praktek pembuatan kapal, saat akan memasang Stern tube, sebagai pedoman kemiringan akan dipasangkan kawat / wire dari sekat tersebut ke arah A.P dengan ketinggian sebesar (h) dan (g).
Gbr. Engine Inclination
Dengan berpedoman pada jarak-jarak seperti; (a), (e), (f), (g), (h) dan batas maksimum sudut pemasangan mesin, maka dapat ditentukan sudut kemiringan pemasangan mesin. Pemasangan mesin tidak harus miring atau membentuk sudut, dapat juga rata/sejajar dengan base line kapal asalkan jarak-jarak yang mempengaruhi seperti diatas terpenuhi seluruhnya.