Anda di halaman 1dari 13

NASKAH PUBLIKASI

TUGAS AKHIR

ANALISA ALIRAN FLUIDA PADA INTAKE MANIFOLD MOBIL


ESEMKA STANDAR DENGAN INTAKE MANIFOLD MODIFIKASI
MENGGUNAKAN CFD (Computational Fluid Dynamis)
PADA SOFTWARE ANSYS 15.0

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pada


Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

AGUS PRANOTO SYAH


D 200 100 003

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015
ANALISA ALIRAN FLUIDA PADA INTAKE MANIFOLD MOBIL ESEMKA
STANDAR DENGAN INTAKE MANIFOLD MODIFIKASI MENGGUNAKAN
CFD (Computational Fluid Dynamis) PADA SOFTWARE ANSYS 15.0

Agus Pranoto Syah


Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura
Email : aguspranoto1691@gmail.com

ABSTRAKSI
Intake manifold merupakan salah satu komponen yang sangat
penting. Fungsi intake manifold adalah untuk menghantar udara ke
silinder atau ruang bakar, posisi dan sudut belokan pada runner
sangat berpengaruh terhadap kesempurnaan pencampuran bahan
bakar didalam silinder atau ruang bakar. Tujuan penelitian dalam
tugas akhir ini adalah untuk mengetahui perbedaan karakteristik
aliran fluida, keseragaman pendistribusian aliran fluida dimasing-
masing runner dan untuk mengetahui tingkat turbulensi aliran fluida
pada silinder atau ruang bakar pada intake manifold standar dan
setelah dimodifikasi.
Penelitian dilakukan dengan merubah geometri sudut runner
intake manifold standar yang memiliki sudut 80o menjadi 65o. Desain
pembuatan intake manifold dengan menggunakan software
solidworks 2013.
Dari hasil simulasi CFD didapat nilai-nilai kecepatan dan
penurunan tekanan pada outlet dimasing-masing runner yang
menunjukkan kecepatan yang lebih tinggi untuk intake manifold
modifikasi dan penurunan tekanan tidak berbeda secara signifikan
pada masing-masing runner intake manifold standar dan setelah
dimodifikasi. Berdasarkan hasil simulasi menunjukkan pusaran
(vortex) yang lebih baik pada intake manifold modifikasi jika
dibandingkan dengan intake manifold standar yang terjadi didalam
silinder atau ruang bakar.

Kata kunci : Intake manifold, Runner, Vortex


PENDAHULUAN sepenuhnya dikembangkan, serta kita
Intake manifold merupakan salah dapat melihat karakteristik aliran fluida
satu komponen yang sangat penting. selama tahap desain intake manifold.
Fungsi intake manifold adalah untuk
menghantar udara ke silinder atau BATASAN MASALAH
ruang bakar. Bentuk intake manifold Agar tidak mengalami perluasan
berupa pipa tabung yang jumlahnya pembahasan, diberikan batasan-
tergantung silinder, intake manifold batasan penelitian sebagai berikut :
harus mampu mensuplai udara secara 1. Analisis pada studi ini dilakukan
merata pada saluran runner dan dengan menggunakan metode
menjadikan aliran udara didalam komputasi CFD pada Software
silinder bersifat turbulen (swirl flow) Ansys 15.0.
yang berpengaruh terhadap 2. Kecepatan aliran fluida diasumsikan
pencampuran bahan bakar didalam konstan 2,3 m/s.
silinder atau ruang bakar. 3. Fluida yang digunakan pada studi ini
Faktor yang berpengaruh terhadap adalah udara.
aliran fluida di intake manifold adalah 4. Analisis dilakukan pada kondisi
bentuk desain dari runner dan plenum steady.
pada intake manifold tersebut. Hal ini
dapat dibuktikan dari penelitian yang TUJUAN PENELITIAN
dilakukan oleh Solanki (2015), Tujuan yang ingin dicapai dari
melakukan studi pada desain intake penelitian ini adalah :
manifold yang berbeda untuk perbaikan 1. Untuk mengetahui perbedaan
kinerja mesin empat tak pada empat karakteristik aliran fluida pada intake
silinder. Dari pengamatan analisis CFD manifold standar dan setelah
dapat disimpulkan bahwa intake dimodifikasi.
manifold setelah dimodifikai dibagian 2. Untuk mengetahui keseragaman
runner dan plenum menunjukkan pendistribusian aliran fluida pada
kecepatan yang tinggi dan garis-garis masing-masing runner intake
aliran didistribusikan dengan baik dan manifold standar dan setelah
memberikan kecepatan turbulensi yang modifikasi.
lebih jika dibandingkan dengan intake 3. Untuk mengetahui tingkat tubulensi
manifold sebelumnya. Mobil Esemka aliran fluida didalam silinder.
Rajawali merupakan mobil yang
dipersiapkan sebagai mobil nasional, TINJAUAN PUSTAKA
untuk mengembangkan mobil tersebut Solanki (2015), melakukan studi
perlu dilakukan beberapa penelitian, tentang simulasi pada desain intake
salah satu bagian yang perlu diteliti manifold yang berbeda untuk perbaikan
adalah intake manifold. Dalam tugas kinerja mesin empat tak pada empat
akhir ini penulis ingin mengetahui silinder. Dari pengamatan analisis CFD
bagaimana pengaruh bentuk sudut dapat disimpulkan bahwa model baru
runner intake manifold mobil Esemka. pada intake manifold setelah
Dalam bebepa penelitian terdahulu, dimodifikasi pada bagian runner dan
CFD (computational fluid dynamis) plenum menunjukkan kecepatan udara
telah banyak digunakan untuk meneliti masuk dan mendistribusikan udara
intake manifold. Terlihat bahwa aliran secara merata di semua runner dengan
fluida didalam intake manifold bisa
kecepatan tinggi dan tingkat turbulensi Di dalam penelitian ini akan
lebih baik dari pada model sebelumnya. melakukan perubahan geometri pada
Aadepu (2014), melakukan sudut runner intake manifold mobil
penelitian tentang desain intake Esemka yang memiliki sudut 80o dan
manifold IC dengan meningkatkan akan dimodifikasi menjadi 65o,
volumetrik. Pada penelitian tersebut perubahan ini dimaksudkan agar aliran
dilakukan dua simulasi software yaitu fluida yang masuk didalam silinder atau
satu dimensi dan tiga dimensi, simulasi ruang bakar bersifat turbulen (swirl
software satu dimensi bertujuan untuk flow), pusaran (vortex) ini dibutuhkan
mendapatkan konfigurasi intake untuk pencampuran udara dan bahan
manifold yang memberikan efisiensi bakar didalam silinder atau ruang
volumetrik lebih baik sedangkan bakar.
simulasi CFD bertujuan untuk
memvisualisasikan aliran fluida didalam LANDASAN TEORI
intake manifold dan pada penelitian ini Penurunan Tekanan
dilakukan pada kondisi steady state. Dalam suatu aliran terdapat
Perubahan plenum dilakukan untuk penurunan tekanan dari satu titik ke hilir
memperbaiki pola aliran fluida menuju titik. Penurunan tekanan dapat dihitung
runner dengan merubah desain plenum dengan menggunakan rumus :
yang bertujuan untuk meningkatkan 𝑣2 . 𝑓 . 𝐿 . 𝜌
kinerja intake manifold, dari hasil ∆p = .............................(1)
2. 𝐷
penelitian tersebut memberikan dimana :
peningkatan 7% efisiensi volumetrik ∆p = penurunan tekanan (Pa)
dapat dicapai. v2 = kecepatan fluida (m/s)
Ebrahimi (2006), melakukan studi L = panjang pipa (m)
dengan mengoptimalkan intake D = diameter pipa (m)
manifold menggunakan analisis 3D ρ = densitas fluida (Kg/m3)
CFD dengan mengamati efek panjang f = faktor gesekan (Diagram Moody)
runner pada efisiensi vilumetrik. Dalam
studi ini disajikan metode yang kuat Kerugian Belokan
untuk mengevaluasi kinerja intake Belokan dalam pipa mengakibatkan
manifold, prosedur dan hasil simulasi kerugian tenaga, kerugian-kerugian
dalam kondisi steady dan unsteady tersebut disebabkan daerah-daerah
sebagaimana yang telah dipilih, aliran yang terpisah didekat sisi dalam
Menurut hasil ini beberapa saran telah belokan. Kerugian belokan dapat
direkomendasikan untuk meningkatkan dihitung dengan menggunakan rumus :
kinerja intake manifold. Untuk hf = 0,051 . k . v2 .............................(2)
mencapai efisiensi volumetrik yang dimana :
menguntungkan dari berbagai putaran hf = kehilangan tekanan (m)
mesin disarankan untuk meningkatkan v = kecepatan fluida (m/s)
panjang runner IM 120% dari intake k = koefisiensi yang besarnya
manifold awal, menurut hasil simulasi ditentukan tipe sambungan dan atau
3D komputasi CFD dapat digunakan belokan
sebagai alat yang berguna untuk
mengoptimalkan desain dari intake
manifold.
Pendekatan Komputasi CFD menyangkut penelitian tersebut,
Dinamika fluida komputasi, sehingga akan memiliki perbedaan
biasanya disingkat sebagai CFD variabel dari penelitian yang pernah
(Computational Fluid Dynamics), dilakukan sebelumnya.
adalah cabang dari mekanika fluida
yang menggunakan metode numerik Pembuatan intake manifold
dan algoritma untuk memecahkan dan Dalam penelitian ini desain
menganalisis masalah yang melibatkan geometri menggunakan solidworks
dari aliran fluida. Pada analisis 2013 kemudian disimpan dengan
komputer digunakan untuk melakukan format (*.igs) untuk mempermudah
perhitungan yang diperlukan untuk tahap import file ke Ansys 15.0.
mensimulasikan interaksi cairan dan
gas dengan permukaan yang
didefinisikan oleh kondisi batas, dengan
kecepatan tinggi komputer agar hasil
analisis yang lebih baik dapat dicapai.

METODOLOGI PENELITIAN
Diagram alir penelitian Gambar 2. Desain intake manifold
Mulai
Verifikasi software
Studi literatur Verifikasi bertujuan untuk
memastikan bahwa pemograman
Persiapan alat komputer dan implementasi model
konseptual sebuah program komputer
Pembuatan desain intake manifold menggunakan
adalah benar. Dibawah ini merupakan
Software Solidworks 2013 hasil validasi yang telah dilakukan
bertujuan untuk mengetahui kebenaran
dari sebuah pemograman komputer.
Intake manifold Intake manifold modifikasi
standard yaitu menentukan sudut
Tabel 1. Perbedaan Perhitungan
penurunan tekanan
Komputasi CFD Analitis
Verifikasi Software
Tidak 1,56987 (Pa) 1,63877 (Pa)
sesuai
Hasil verifikasi
Selisih tekanan dari 2 perhitungan = 4,20 %
Sesuai
Analisis dengan CFD
Langkah-langkah komputasi
a. Pengaturan Meshing
Untuk mesh pada pemodelan
Selesai menggunakan meshing dengan
panjang tepi yang seragam 4 mm
Gambar 1. Diagram alir penelitian untuk domain intake manifold. Model
bisa dilihat pada (gambar 3).
Studi literatur mencari mengenai
penelitian yang serupa berupa jurnal-
jurnal penelitian maupun teori yang
Tabel 2. Kondisi batas untuk simulasi
Type Boundary
Location Value
Boundary Condition
Constan
2.3
Inlet Inlet normal
m/s
speed
Average
Gambar 3. Model meshing Outlet Outlet static 0 Pa
pressure
Lapisan batas pada permukaan Permukaan
Wall No Slip
dalam
dalam intake manifold akan
c. Tahap Solver
dipresentasikan dengan daerah tebal
Pada tahap solver, persamaan yang
2,5 mm dan mengandung 5 lapisan
dilibatkan dalam simulasi CFD akan
batas.
diselesaikan secara interative, yang
artinya perhitungan dilakukan hingga
hasil menuju eror terkecil.
d. Tahap Post processing
Pada tahap ini mengandung
kemampun grafis yang dibutuhkan
Gambar 4. Posisi lapisan batas untuk menampilkan hasil
perhitungan termasuk kemampuan
b. Menentukan Material Properti visual yang lain seperti animasi.
- Properti domain Hasil dari simulasi CFD ini dapat
Tipe domain menggunakan fluida berupa plot vektor kecepatan dan
jenis air ideal gas pada tekanan 1 kontur distribusi tekanan.
atm. Model turbulence
menggunakan tipe shear stress HASIL DAN PEMBAHASAN
transport. Data Profil Intake Manifold
- Kondisi batas (boundary condition) Proses analisis ini dibuat
Kondisi batas yang dipakai pada dengan dua model intake
daerah perhitungan dibagi atas manifold, yaitu menyerupai intake
inlet, outlet dan permukaan dalam manifold standar mobil Esemka
pada intake manifold. Rajawali dan intake manifold
modifikasi dengan membedakan
sudut kemiringan pada empat
saluran menuju outlet (runner).
Namun untuk dimensi lainnya
beserta plenum yang sama,
perbedaan intake manifold dapat
kita lihat pada gambar dibawah ini
Gambar 5. Kondisi batas (Gambar 6) untuk model A adalah
domain komputasi standar dengan sudut 80o dan
model B adalah modifikasi dengan
Kondisi batas untuk simulasi bisa sudut 65o.
dilihat pada tabel dibawah ini : .
Plenum Model A Model B Gambar 7. Garis arus aliran fluida
model A dan B
Runner
Keseragaman pendistribusian
80o 65o udara didalam silinder akan
berpengaruh terhadap kinerja mesin
terutama pada pembakaran dimasing-
masing silinder sehingga kinerja tiap-
Gambar 6. Model intake manifold tiap silinder bisa lebih maksimal.
A dan B Terlihat bahwa aliran fluida pada intake
Keseragaman Pendistribusian Aliran manifold modifikasi menunjukkan
Fluida pada Runner kecepatan aliran fluida yang lebih tinggi
Didalam intake manifold aliran pada masing-masing runner dan jika
fluida harus mampu mengalir atau dibandingkan dengan intake manifold
terdistribusikan secara merata pada standar yang memiliki sudut runner 80o
masing-masing runner yang bertujuan sehingga berpengaruh pada kecepatan
agar secara terus-menerus mampu aliran fluida karena belokan mendadak
mensuplai udara pada masing-masing pada sudut runner. Dibawah ini
silinder dengan baik untuk proses merupakan gambar vektor kecepatan
pembakaran. Dari hasil komputasi pada kedua model intake manifold.
CFD aliran fluida pada kedua intake
manifold dapat kita lihat pada gambar Runner 1
Model A
4.2, dimana terdapat keterangan pada
Runner 2
legend terletak dibagian kiri atas
menunjukkan kecepatan tertinggi Runner 3

dengan nilai 2,17 m/s sedangkan Runner 4

kecepatan terendah menunjukkan nilai


0,00 m/s sebagaimana batasan yang
telah dipilih.
Runner 1 Model B
Model A
Runner 2

Runner 3

Runner 4

Gambar 8. Gambar vektor kecepatan


model A dan B
Model B

Dari hasil komputasi CFD didapat hasil


kecepatan dari masing-masing outlet
pada runner kedua model intake
manifold.
Tabel 3. Kecepatan pada outlet aliran fluida sebelum dan sesudah
model A dan B dimodifikasi adalah sama atau tidak
Intake manifold Intake manifold berbeda secara signifikan dan jika H0
standar (A) modifikasi (B)
ditolak maka H1 diterima yaitu
Runner 1 = 1,0105 m/s Runner 1 = 1,0389 m/s menunjukkan rata-rata kecepatan aliran
fluida sebelum dan sesudah
Runner 2 = 1,2282 m/s Runner 2 = 1,2389 m/s
dimodifikasi adalah tidak sama secara
Runner 3 = 1,2431 m/s Runner 3 = 1,2443 m/s signifikan. Dari keterangan gambar 9
menunjukkan thitung terletak pada
Runner 4 = 1,2726 m/s Runner 4 = 1,2967 m/s
daerah H0 ditolak maka H1 diterima dan
Dari hasil yang didapat dari komputasi dapat disimpulkan bahwa kecepatan
CFD, dapat disimpulkan bahwa intake aliran fluida pada intake manifold
manifold modifikasi memiliki kecepatan sebelum dan sesudah dimodifikasi
aliran fluida yang lebih baik pada adalah tidak sama atau berbeda secara
bagian outlet disetiap masing-masing signifikan.
runner, kecepatan aliran fluida yang
tinggi akan berpengaruh terhadap Kontur tekanan dapat dilihat pada
efisiensi volumetrik udara yang masuk gambar 10, pada legend menunjukkan
ke ruang bakar sehingga proses tekanan tertinggi dengan nilai 5,01 (Pa)
pembakaran didalam silinder bisa lebih dan tekanan terendah dengan nilai -
sempurna karena udara yang 3,30 (Pa) sebagaimana batasan yang
dibutuhkan didalam silinder bisa telah dipilih.
tersupali secara baik. Perbedaan
Runner 1
kecepatan ini dapat diketahui dengan Model A
uji t test pada software SPSS, dimana Runner 2

pengujian ini digunakan untuk Runner 3

mengetahui perbedaan statistik Runner 4


kecepatan rata-rata aliran fluida pada
masing-masing runner sebelum dan
sesudah dimodifikasi berdasarkan
perbandingan antara thitung dengan ttabel.
Dalam perhitungan yang dilakukan Runner 1 Model B
dengan bantuan software SPSS Runner 2
diketahui thitung menunjukkan nilai - Runner 3
2,583 sedangkan ttabel 3,183.
Runner 4

H0 ditolak H0 diterima
Ho ditolak Gambar 10. Kontur tekanan pada
-2,582 -t = - 3,182 t = 3,182 model A dan B
Dari hasil komputasi CFD didapat
nilai-nilai tekanan pada bagian inlet dan
Gambar 9. Perbedaan statistik bagian outlet dimasing-masing runner
kecepatan model A dan B menunjukkan penurunan tekanan aliran
fluida didalam intake manifold, dari
Dari keterangan (gambar 9), hasil CFD didapat nilai tekanan pada
dimana H0 yaitu Rata-rata kecepatan inlet model A = 1,5770 (Pa) dan model
B = 1,5735 (Pa). sedangkan tekanan Hasil Simulasi Aliran Fluida pada
pada outlet dimasing-masing runner Silinder
dapat dilihat pada tabel berikut ini : Proses pembakaran didalam
Tabel 4. Penurunan tekanan pada silinder memerlukan sifat udara yang
model A dan B berputar (vortex) untuk membantu
Intake manifold Intake manifold proses pencampuran bahan bakar dan
standar (A) modifikasi (B) udara dengan baik. Dari hasil
Runner 1 = 0,1323 (Pa) Runner 1 = 0,0120 (Pa) komputasi CFD aliran fluida pada
Runner 2 = 0,0233 (Pa) Runner 2 = 0,0088 (Pa) silinder atau ruang bakar dari ke dua
Runner 3 = 0,0243 (Pa) Runner 3 = 0,0138 (Pa) model intake manifold dapat kita lihat
Runner 4 = 0,0506 (Pa) Runner 4 = 0,0627 (Pa) pada gambar 12, untuk model A pada
bidang plane X,Y dengan nilai arah Z =
Tekanan udara tinggi yang masuk -0,16 m dan model B pada bidang
keruang bakar akan membantu plane X,Y dengan nilai arah Z = -0,17 m
pencampuran mencapai kondisi sebagimana batasan yang telah dipilih
pembakaran dengan lebih cepat untuk kedua model.
sehingga keterlambatan pembakaran
terutama pada kondisi kecepatan Model A
putaran yang tinggi dapat dihindari.
Dari hasil CFD tersebut dapat kita lihat
bahwa perbedaan sudut runner
berpengaruh pada penurunan tekanan
yang terjadi pada aliran fluida didalam
intake manifold. Dalam perhitungan
yang dilakukan dengan bantuan
software SPSS diketahui thitung Model B
menunjukkan nilai 1,692 sedangkan
ttabel 3,183.

H0 diterima

H0 ditolak H0 ditolak

-t = -3,182 1,692 t = 3,182 Gambar 12. Garis arus aliran fluida


pada silinder model A dan B
Gambar 11. Perbedaan penurunan Terlihat aliran fluida yang mengalir
tekanan model A dan B pada bagian katup menuju silinder atau
Dari keterangan diatas (gambar 11) ruang bakar menunjukkan kecepatan
thitung terletak pada daerah H0 diterima, yang tinggi, ini dibuktikan dengan
maka dapat disimpulkan bahwa kontur garis streamlines menunjukkan
penurunan tekanan aliran fluida intake kecepatan 5,8515 m/s untuk model A
manifold sebelum dan sesudah dan model B menunjukkan kecepatan
dimodifikasi adalah sama atau tidak 10,6081 m/s dengan koordinat (-0,206,
berbeda secara signifikan.
-0,203, -0,169) kisaran yang dipilih
untuk kedua model, dimana kecepatan
udara yang tinggi sangat berpengaruh
terhadap sifat pusaran (vortex) udara
Model A
didalam silinder. Vektor kecepatan
aliran fluida, dapat dilihat pada gambar
13.

Model A

Model B

Model B

Gambar 14. Vektor kecepatan pada


bidang Z,X
Tingkat turbulensi (swirl flow) yang
tinggi didalam silinder akan
menghasilkan proses pembakaran
semakin simultan dan akan
Gambar 13. Vektor kecepatan pada
menghasilkan reaksi yang lebih
bidang X,Y
sempurna, pembakaran yang
Perbedaan sudut runner sempurna didalam silinder atau ruang
mengakibatkan pusaran (vortex) aliran bakar akan berpengaruh terhadap
fluida mengalami perbedaan yang efisiensi bahan bakar. Pada komputasi
signifikan jika dibandingkan dengan CFD dapat kita lihat perbedaan sudut
sudut runner intake manifold standar. pada runner berpengaruh pada tingkat
Sedangkan (gambar 14) adalah vektor turbulensi (swirl flow) yang lebih tinggi
kecepatan yang diambil pada bidang setelah dimodifikasi menunjukkan
plane Z,X dengan nilai arah Y = -0,25 m dengan bantuan komputasi kita dapat
untuk ke dua model, dengan symbol mengetahui kondisi aliran fluida yang
size 3 mm untuk ke dua model sebenarnya didalam intake manifold.
sebagaimana batasan yang telah
dipilih. KESIMPULAN
Dalam tugas akhir ini telah
dilakukan simulasi pada model intake
manifold mobil Esemka dengan
perbedaan pada sudut runner. Dari
hasil proses simulasi dengan kondisi
steady dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Karakteristik aliran fluida pada intake
manifold standar dan modifikasi
memiliki perbedaan pusaran (vortex)
yang terjadi dikarenakan perubahan
sudut pada runner. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil simulasi dengan mengubah skala mesh
yang dilakukan dengan komputasi menjadi sekecil mungkin.
CFD. 3. Untuk membuat domain pada intake
2. Keseragaman aliran fluida pada manifold dengan software Ansys
intake manifold standar dan 15.0 terbilang sulit, oleh karena itu
modifikasi memiliki perbedaan domain dibuat dengan menggunakan
kecepatan dan tekanan dimasing- solidworks 2013.
masing outlet dikarenakan 4. Untuk penelitian selanjutnya
perubahan sudut pada runner. disarankan juga untuk memodifikasi
Terlihat bahwa setelah dilakukan uji t geometri pada bagian plenum agar
test untuk mengetahui perbedaan didapatkan nilai kecepatan dan
statistik kecepatan aliran fluida tingkat tubulensi yang lebih optimal.
intake manifold sebelum dan
sesudah dimodifikasi adalah tidak
sama atau berbeda secara
signifikan, sedangkan penurunan
tekanan yang terjadi sebelum dan
sesudah dimodifikasi adalah sama
atau tidak berbeda secara signifikan.
3. Hasil simulasi aliran fluida pada
silinder dari kedua intake manifold
memiliki perbedaan jika dilihat pada
vektor kecepatan. perubahan
geometri pada runners intake
manifold B yang telah dimodifikasi
memiliki pusaran (vortex) yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan
intake manifold A, membuktikan
tingkat turbulensi (swirl flow) yang
berbeda jika dibandingkat dengan
intake manifold standar.

SARAN
Dari simulasi yang telah dilakukan
dalam tugas akhir ini, terdapat
beberapa hal yang mungkin menjadi
masukan untuk penelitian selanjutnya,
yaitu :
1. Peningkatan perangkat hardware
akan mendukung waktu lamanya
proses simulasi menjadi semakin
capet dan menurunkan nilai eror
pada hasil simulasi.
2. Untuk memprediksi aliran didalam
intake manifold yang lebih akurat,
kualitas mesh harus cukup tinggi,
DAFTAR PUSTAKA

Ebrahim, Reza. 2006. “Intake Mnanifold Optimazation by Using 3D CFD


Analisys with Observing the Effect of Lenght of Runners on
Volumetric Efficiency”. Proceedings of the 3rd BSME-ASME
International Coference on Thermal Engineering, Dhaka,
Bangladesh.
Jafar, M. Hassan. 2014. “CFD Simulation for Manifold with Tapered
Longitudinal Section”. Department of Machanical Engineering,
University of Tecnology, Baghdad, Iraq.
Novianto, Ridwan M. 2014. “Simulasi Perilaku Aerodinamika dalam
Kondisi Steady dan Unsteady pada Mobil menyerupai Toyota
Avanza dengan CFD”. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Solanki, P. D. 2015. “Simulation Studies on Different Intake Manifold


Designs for Performance Improvement of Four Stroke Four
Cylinder Diesel Engine”. Mechanical Engineering Department,
Student of Master of Engg. (I.C Engine and Automobile) SVMIT,
Bharuch, Gujurat, India.
Suresh, Aadepu. 2014. “Design of Intake Manifold of IC Engines with
Improved Volumetric Efficiency”. Department of Mechanical
Engineering, Aurobindo Collage of Engineer and Technology,
Ibrahimpatman-501506, Andra Pradesh, India.

Anda mungkin juga menyukai