Disusun oleh :
NISA LUTHFIANA
21010119410007
Masing – masing truss dirancang untuk memikul beban yang bereaksi pada bidangnya,
sehingga dapat diperlukan sebagai struktur 2 dimensi. Pada umumnya, elemen – elemen
truss berbentuk batang (rangka) dan hanya bisa mendukung beban ringan dalam arah lateral.
2.2 Langkah – langkah menggunakan opensees dalam menganalisa sebuah truss dengan
rangka batang sederhana yaitu sebagai berikut :
1. Setelah software opensees terbuka. Masukkan jumlah node yang akan digunakan dalam
rangka batang truss yang akan dianalisis.
Klik Edit → Node → Add
2. Maka akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini. Untuk NDM dimasukkan nilai 2
4. Setelah NDF dan NDM selesai diinput. Masukkan untuk penambahan nodenya.
Untuk memasukkan nodenya (X,Y), satuan yang digunakan disini yaitu cm. Sebagai
berikut :
a. (0,0)
b. (300,0)
c. (600,0)
d. (600,300)
e. (300,150)
5. Setelah kelima node dimasukkan. Maka akan muncul model seperti dibawah ini :
6. Node sudah selesai dimasukkan, setelah itu masukkan untuk elemen. Guna
menghubungkan antara node 1 dengan node yang lainnya. Dengan cara klik Edit →
Elemen → Add
7. Maka akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini :
9. Setelah elemen terbentuk, kemudian lakukan definisi material yang akan digunakan
dalam rangka batang truss. Klik Define → Materials → Uniaxial Materials
10. Maka akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini :
Untuk Mendefinisikan material, perlu dimasukkan modulus elastisitas dari baja yaitu
2100000 mpa.
11. Setelah material selesai di input. Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah
mendefinisikan elemen. Elemen yang digunakan adalah baja IWF siku L.90.90 dan
L.100.100. Dengan cara klik Define → Elements → Line Elements
12. Siku baja IWF yang digunakan yaitu L.90.90 = 17 cm2 dan L.100.100 = 19 cm2.
Masukkan Cross Sectional Area untuk luasan baja IWF yang digunakan.
13. Setelah selesai dalam mendefinisikan elemen yang digunakan. Kemudian masukkan load
pattern. Dengan cara Define → Load Pattern
16. Pemberian tumpuan di berikan pada node 2 dan 5. Untuk node 2 menggunakan tumpuan
jepit sedangkan untuk node 5 menggunakan tumpuan rol.
17. Setelah itu display dan akan muncul model tumpuan seperti gambar dibawah ini.
18. Setelah memasukkan beban selsesai. Langkah berikutnya yaitu memasukkan beban.
Dengan cara Assign → Loads. Pemberian beban ada pada node 5. Dengan beban arah X
= -500 Kg dan beban arah Y = -1000 Kg
19. Setelah display untuk pemberian bebannya. Maka akan muncul angka beban pada model.
20. Setelah selesai memasukkan beban. Maka masukkan material untuk setiap yang akan
digunakan pada setiap elemen. Dengan cara Assign → Types
23. Untuk mendefinisikan rekaman apa saja yang akan digunakan. Disini akan dianalisis
untuk bentuk deformasi yang akan muncul pada truss. Disini digunakan trussrecorder dan
node recorder. Untuk memunculkan TrussRecorder dengan cara Define → Recorders →
Kemudian pilih TrussRecorder pada kolom Add Recorder → Kemudian beri tanda untuk
Global Resisting Force dan Local Resisting Force. Untuk memunculkan NodeRecorder
dengan cara Define → Recorders → Kemudian pilih NodeRecorder → Kemudian beri
tanda pada Displacement.
24. Setelah semua input selesai. Maka kita analisa casesnya dengan cara Analyze → Define
Analysis Cases
25. Maka akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini. Untuk analysis cases yang
digunakan sesuai dari data recorder yang sudah di input dan load pattern yang digunakan
juga harus sesuai dari data load pattern.
BAB III
HASIL
Setelah semua input selesai dilakukan maka selanjutnya yaitu proses running supaya dapat kita
melihat hasil analisis dari program opensees
Dimensi Penampang Balok 15 x 30 cm. Mutu beton 25 mpa, mutu tulangan 400 mpa
Dimensi Penampang Kolom 30 x 30 cm. Mutu beton 25 mpa, mutu tulangan 400 mpa. Untuk
langkah – langkah analisisnya yaitu sebagai berikut :
1. Langkah pertama kali yang harus dilakukan adalah dengan Klik File → New Model from
Template
2. Maka dari template akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini.
Kemudian pilih
3. Maka akan muncul kotak dialog seperti ini. Satuan panjang yang digunakan adalah inch,
satuan luasan inch2, satuan mutu beton kips.
Kemudian dilakukan pendefinisian geometri pada frame 2D.
4. Setelah kita isi untuk dimensi frame yang akan digunakan, maka akan muncul untuk
model dari dimensi yang sudah ditentukan
5. Kemudian dimasukkan untuk tumpuan yang digunakan. Disini digunakan tumpuan jepit
pada node 1,4, dan 7. Cara memasukkan tumpuan yaitu dengan Assign → Node → SP
Constraints
6. Kemudian definisikan material yang digunakan dengan cara Define → Material →
Uniaxial Materials
7. Maka akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini. Kemudian masukkan properties dari
material beton dan baja yang digunakan
8. Kemudian setelah selesai memasukkan properties dari material yang akan digunakan,
maka langkah berikutnya adalah mendefinisikan properties dari penampang. Dari mulai
menentukan dimensi balok dan kolom yang digunakan sampai dengan tulangan yang
akan digunakan.
9. Setelah memasukkan properties dari penampang yang digunakan. Langkah berikutnya
yaitu mendefinisikan balok dan kolomnya. Supaya hasil input dari properties sebelumnya
dapat digunakan. Caranya yaitu dengan Define → Elements → Line Elements.
10. Setelah semua langkah pendefinisian selesai. Langkah berikutnya adalah pendefinisian
elemen. Dengan cara Assign → Types. Kemudian bedakan mana balok mana kolom.
11. Setelah memasukkan mana kolom mana balok. Masukkan ke geotrans dan pilih linear
untuk semua elemen
12. Kemudian kita masukkan untuk load pattern nya dengan cara Define → Load Pattern.
Maka akan muncul kontak dialog seperti dibawah.
13. Kemudian dimasukkan untuk beban yang digunakan. Dengan cara Assign → Node →
Loads. Disini digunakan untuk beban arah X 1 ton dan untuk beban arah Y 2 ton.
14. Langkah berikutnya adalah menentukan recorder apa saja yang akan digunakan. Disini
digunakan Node Recorder untuk pencatatan Displacement dan Kolom Balok Recorder
karena elemen pada frame 2D yang ada adalah elemen kolom dan balok.
15. Kemudian yang dilakukan selanjutnya adalah penentuan analysis option dengan cara
Define → Analyses Options.
16. Langkah berikutnya adakah menentukan analysis cases dengan cara Analyze → Define
Analysis Cases. Maka akan muncul definisi dari Analysis Cases
BAB III
HASIL
Setelah semua input selesai dilakukan maka selanjutnya yaitu proses running supaya dapat kita
melihat hasil analisis dari program opensees
2. Langkah kedua adalah running. Hingga muncul kotak dialog seperti ini, dan
menandakan proses running berhasil dan selesai.
3. Kemudian klik Output → Load Opensees Results
Kemudian FrameAnalysis di load.
4. Kemudian Animate Response dan akan muncul Respon dari Frame Analysis seperti
gambar dibawah ini.
5. Untuk deformasi muncul di skala 1.0. Bentuk deformasi dapat dilihat pada gambar
dibawah.
6. Grafik yang ditunjukkan merupakan grafik dari gaya dalam dari frame analysis dapat
dilihat dari gambar dibawah
a. Grafik Gaya Dalam Untuk Gaya Geser
Kesimpulan yang dapat diambil dari pemodelan dan analisis truss kemudian untuk frame 2D
dengan menggunakan program opensees diantara nya sebagai berikut :
a. Penggunaan satuan pada saat pemodelan harus diperhatikan dan harus konsisten. Karena
untuk dapat running. Satuan harus seragam
b. Penggunaan ketentuan dan aturan pada saat pemodelan sudah sesuai
c. Software opensees dapat digunakan untuk menganalisa nonlinier juga, namun belum
diteliti lebih lanjut seberapa jauh analisis nonlinier yang dapat dianalisis dengan software
opensees.