Disusun Oleh :
i
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................i
Daftar Isi.............................................................................ii
BAB I.................................................................................1
(PENDAHULUAN)...........................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................3
1.3 Tujuan Pembahasan..................................................3
BAB II................................................................................4
( PEMBAHASAN )............................................................4
2.1 Counter....................................................................4
2.2 Counter sinkronus.....................................................7
2.3 Counter Asinkron...................................................11
2.4 2.4 Kelebihan dan Kekurangan..............................19
2.5 Perbedaan antara counter Sinkron dan Asinkron. . .20
BAB III.............................................................................22
(PENUTUP).....................................................................22
3.1 Kesimpulan.............................................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................iii
ii
BAB I
(PENDAHULUAN)
1
Counter rangkaian logika sekuensial yang dibentuk
dari flip-flop. Mencacah dapat diartikan menghitung,
hampir semua sistem logika menerapkan pencacah.
Komputer digit menerapkan pencacah guna mengemudikan
urutan dan pelaksanaan langkah-langkah dalam program.
Fungsi dasar pencacah adalah untuk “mengingat” berapa
banyak pulsa detak yang telah dimasukkan kepada
masukan, sehingga pengertian paling dasar pencacah
adalah sistem memori.
2
1.2 Rumusan Masalah
3
4
BAB II
( PEMBAHASAN )
2.1 Counter
Counter atau pencacah adalah sebuah
rangkaian logika (sekuensial) yang memiliki fungsi
untuk menghitung jumlah pulsa di bagian masukan
(Ali, Nugraha 2018). Keluaran dari counter berupa digit
biner dengan saluran tersendiri untuk setiap pangkat dua
misalnya 20 , 21 , 22 dan seterusnya yang umumnya
dihasilkan dari oscillator. Selain itu counter juga disebut
dengan rangkaian sirkuit digital berupa chip. Dengan
penghitung ini dapat menghitung pulsa secara binary dan
decimal counter atau secara biner murni dan desimal
terkodekan dikarenakan counter membutuhkan
karakteristik memori (Yanis dkk 2013). Counter dapat
digunakan untuk operasi aritmatika, pembagi, frekuensi,
penghitung jarak (odometer), penghitung kecepatan
(speedometer), dan lain lain. pengembangan dari counter
sering digunakan pada instrumen ilmiah, kontrol industri
komputer, alat komunikasi dsb. Biasanya, pencacah
dihasilkan dari rangkaian flip-flop yang dimanipulasi
menggunakan peta Karnaugh, sehingga input dapat
dihitung berdasarkan desain (Ali, Nugraha 2018).
5
adalah pulsa penghitung (count pulses), dapat berupa pulsa
clock, atau inputan pulsa pulsa tersebut bisa berasal dari
“external source” dan bisa teradi pada interval waktu
tertentu. (Nuryanto 2017)
N KARAKTERISTIK COUNTER
O
6
2 Mencacah maju atau mundur.
7
2 Digunakan sebagai pembagi frekuensi.
8
Sumber : Jurnal APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE
COUNTER ASINKRON, (Nuryanto 2017)
9
yang dikendalikan secara serempak. Syncronous counter
memiliki pemicuan dari sumber clock yang sama dan
susunan flip-flopnya adalah paralel. Dalam Syncronous
counter ini sendiri terdapat perbedaan penempatan atau
manipulasi gerbang dasarnya yang menyebabkan
perbedaan waktu tunda yang disebut carry propagation
delay. (Ali,Nugraha 2018).
10
Secara garis besar prinsip kerja dari pencacah
sinkron adalah sama dengan pencacah asinkron, sehingga
keluaran yang dihasilkan oleh pencacah sinkron akan sama
dengan pencacah asinkron. Pencacah sinkron dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu pencacah sinkron yang
menggunakan series carry (ripple-through carry) dan
menggunakan parallel carry. Pencacah sinkron dengan
series carry terdapat gerbang AND antara flip-flop C dan
flip-flop D yang harus menunggu keluaran dari AND
sebelumnya. Sehingga waktu propagasinya akan lebih
buruk dibandingkan dengan pencacah sinkron yang
menggunakan parallel carry. Pencacah sinkron dengan
parallel carry memiliki waktu propagasi yang lebih baik
daripada yang menggunakan series carry. Namun parallel
carry juga memiliki kelemahan, yaitu mensyaratkan fan-in
yang tinggi pada gerbang AND (dua masukan untuk
gerbang AND pertama, tiga,masukan untuk gerbang AND
kedua, dan seterusnya) dan beban yang berat untuk flip-
flop di bagian awal deret ( pada pencacah 4-bit, fan-put
untuk flip-flop A adalah 4-1=3, dan seterusnya.
(Ali,Nugraha 2018).
11
Gambar rangkaian Up Counter Sinkron 3 bit
12
karena adanya input eksternal sebagai control yang
menentukan saat menghitung Up atau Down. Pada gambar
4.4 ditunjukkan rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit.
Jika input CNTRL bernilai ‘1’ maka Counter akan
menghitung naik (UP), sedangkan jikainpCNTRL bernilai
‘0’, Counter akan menghitung turun (DOWN). . (Al Amin
2018)
13
sebaliknya secara berurutan. Sinyal clocknya hanya
mengendalikan flip-flop paling ujung saja, sedangkan
sinyal lainnya diambil dari masing-masing flip-flop
sebelumnya. Pada counter asinkroun, flip-flop bekerja
secara tidak serempak ketika diberi input pulsa dan waktu
penundaan sama dengan waktu penundaan flip-flop yang
dijumlahkan Yanis, R., dkk, (2013).
14
Gambar : Rangkaian flip flop pencacah naik tak sinkron 4-
bit
15
4) Setelah sinyal clock dijalankan, masukan pulsa pertama
menyebabkan QA berguling dari “0” ke “1” sehingga
rangkaian tersebut mulai menghitung menjadi 0001.
16
C. Pencacah Naik dan Turun Tak Sinkron (up-
down counter)
17
Sumber : Ali, M dan Nugraha, A.C, (2018)
18
Perubahan pada B tidak memicu flip flop C, dan
hasil keluaran dari DCBA = 0010
C. Pada clock ke-3 flip-flop A terpicu menjadi dari 0
ke 1, Perubahan A tidak memicu flip flop lain.
Sehingga hasil keluaran menjadi DCBA = 0011.
D. Pada clock ke-4, flip-flop A terpicu dan berubah
dari 1 menuju 0 (negative). B terpicu dan berubah
menjadi 1 ke 0. Perubahan negative B memicu C
sehingga C berubah dari 0 ke 1. Keluaran akhir
menjadi DCBA = 0100.
E. Pada clock ke-5, flip-flop A terpicu sehingga
brubah dari 0 ke 1. B dan C tidak terpicu. Sehingga
hasil keluaran DCBA = 0101
F. Proses terjadi secara terus menerus hingga kondisi
keluaran DCBA menjadi = 1111 dan kembali ke
kondisi DCBA = 0000. Kemudian selanjutnya
kembali ke proses pertama. Ali, M. dan Nugraha,
A.C (2018)
Clock D C B A
19
1 0 0 0 0
2 0 0 0 1
3 0 0 1 0
4 0 0 1 1
5 0 1 0 0
6 0 1 0 1
7 0 1 1 0
8 0 1 1 1
9 1 0 0 0
10 1 0 0 1
11 1 0 1 0
20
12 1 0 1 1
13 1 1 0 0
14 1 1 0 1
15 1 1 1 0
16 1 1 1 1
21
Kekurangan : ada kemungkinan terjadi masalah yang
membutuhkan sinyal clock yang besar untuk menampung
paket data secara bersamaan.
22
secara seri. Dengan memanipulasi flip-flop berdasarkan
peta Karnough atau garis waktu, dimungkinkan untuk
menghasilkan pencacah acak, pencacah geser (penghitung
sebagai fungsi register) atau pencacah kenaikan.
23
Sering juga dinamakan Sering juga dinamakan
pancacah jajar/paralel. pancacah seri/pencacah
biner.
BAB III
(PENUTUP)
3.1 Kesimpulan
24
Dimana Counter atau pencacah sinkron merupakan
pencacah yang masuk kemudian pemicunya dihubungkan
ke setiap flip-flop. Pencacah sinkron terbagi lagi menjadi 2
bagian yaitu, series carry dan parallel carry. Sedangkan
pencacah asinkron tersusun atas flip-flop sebelumnya,
pencacah asinkron terbagi atas pencacah naik tak sinkron,
pencacah turun tak sinkron, pencacah naik dan turun tak
sinkron. Perbedaan yang signifikan dilihat dari kecepatan
transmisi serta sinyal clock. Perbedaan antara kedua jenis
penghitung ini adalah sistem aktivasinya.
25
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv