Anda di halaman 1dari 5

Kajian Susut Teknis Pola Operasi Penyulang Sudirman dan Samalantan Dengan

Menggunakan ETAP dan Dupont Chart

Oleh

Ghazi Arslandi, A.Md

2017

--------------------------------------------------------------------------------------

Abstrak

Susut energi pada suatu sistem kelistrikan pasti selalu ada. Hal ini disebabkan
adanya kandungan tahanan pada penghantar yang bersifat permanen dan sifat alamiah
jaringan itu sendiri. Pada makalah ini akan dibahas pengaruh dari penambahan beban daya
listrik dan jarak pelayanan terhadap susut teknis pada jaringan. Semakin besar beban yang
dilayani, maka susut teknis yang dihasilkan akan semakin besar. Pada bulan Agustus tahun
2017, total susut teknis pada Rayon Bengkayang mencapai 753.918 kWh (13,12 %)
sedangkan target akhir tahun adalah sebesar 9,92%. Untuk itu diperlukan evaluasi dari pola
operasinya untuk memungkinkan melakukan penekanan terhadap angka susut.

Kata Kunci : Susut Teknis, Evaluasi, Pola Operasi

BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Latar belakang

Yang menjadi permasalahan pertama dalam penulisan makalah ini adalah angka
kinerja Susut jaringan. Dimana untuk breakdown rumusan KPI tercatat dari realisasi Susut
jaringan tahun 2017, target bulan Agustus adalah sebesar 10,15% (9,92% di akhir tahun)
sedangkan pencapaiannya sebesar 13,12%.

Gambar 1.1 Pencapaian Susut Rayon Bengkayang pada KPI Agustus 2017

BAB II
DIAGNOSE
2.1 Permasalahan (D: Diagnose)
2.2.1 Upaya Pencapaian Target Susut

Upaya pencapaian target susut dilakukan dengan melihat sisi kualitas suplai daya
penyulang untuk pengaturan pola operasinya. Hal ini dilakukan dengan harapan agar dapat
berkontribusi dalam menurunkan nilai susut Bengkayang. Diketahui bahwa Penyulang

Ghazi Arslandi / 9215873ZY 1


Samalantan memiliki sumber dari GH Bengkayang, sehingga panjang total penyulang
menjadi 75,2 kms. Selain itu, terdapat pola operasi alternatif Penyulang Samalantan, yaitu
dengan suplai dari GI Singkawang melalui Penyulang Sudirman sepanjang 16,5 kms.

Gambar 2.1 Kondisi Penyulang Sudirman dan Samalantan Eksisting

Langkah selanjutnya adalah membuat simulasi ETAP berdasarkan pembebanan trafo


WBP (80%) dan LWBP (60%) yang kemudian disimulasikan dengan kondisi ideal. Hasil
uraian rekapitulasi dari simulasi ETAP dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Rekapitulasi Daya Penyulang Sudirman dan Samalantan Eksisting

BAB III
DESIGN
3.1 Penyusunan Inisiatif Perbaikan (D: Design)
Dalam penyusunan list inisiatif ini kita harus mengetahui terlebih dahulu inisiasi dari
dupont chart serta deklarasi data yang digunakan untuk perhitungan susutnya. Berikut ini
adalah breakdown dari rumusan dupont chart:

Deklarasi Rumusan
1. Susut Total/Keseluruhan
Susut Total = kWh Penerimaan – kWh Penjualan – kWh Penjualan TM – kWh
Penjualan TR – kWh kirim ke unit – kWh untuk PS.
2. Susut Jaringan
Susut Jaringan (I2R) = Susut TM + Susut Trafo + Susut TR + Susut SR
Susut TM = Jumlah Penyulang TM x Rugi beban puncak per Penyulang xLLF TM x
Periode hitung (jam)

Ghazi Arslandi / 9215873ZY 2


Susut Trafo = Jumlah Trafo x Rugi beban puncak per trafo x LLF Trafo x Periode
hitung (jam)
Susut TR = Jumlah Jurusan TR x Rugi beban puncak per Jurusan xLLF TR x Periode
hitung (jam)
Susut SR = Jumlah Konstruksi SR x Rugi beban puncak per Konstruksi xLLF TR x
Periode hitung (jam)
3. Susut Non Jaringan
Susut Non Jaringan = Susut Total – Susut Jaringan
4. Presentase Susut
1. % Susut Jaringan = (Susut Jaringan/Susut Total) x 100
2. % Susut Non Jaringan = (Susut Non Jaringan/Susut Total) x 100
3. % Susut Total = (Susut Total/kWh Penerimaan) x 100

3.1.1 Rugi – Rugi Daya Sebelum Pembenahan Pola Operasi


Setelah dilakukan simulasi, lalu dilakukan pendekatan dengan menggunakan dupont
chart masing-masing rayon dengan menggunakan data daya terima dan daya jual dari
simulasi ETAP untuk mengetahui karakteristik susut teknisnya.

Gambar 3.1 Tampilan Simulasi ETAP

Gambar 3.2 Tampilan Formula Yogyakarta P. Sudirman

Ghazi Arslandi / 9215873ZY 3


Gambar 3.3 Dupont Chart Penyulang Sudirman dan Samalantan Sebelum Manuever

3.1.2 Simulasi Perubahan Pola Operasi Dengan ETAP

Atas dasar perhitungan tersebut, selanjutnya dilakukan simulasi pola operasi terbaik
untuk membantu penurunan nilai susut Bengkayang. Kemudian dilakukan simulasi untuk
penyulang Sudirman menyuplai penyulang Samalantan hingga Monterado. Kemudian dapat
diketahui bahwa panjang Penyulang Samalantan berkurang menjadi 42 kms sedangkan
panjang total Penyulang Sudirman menjadi 49,7 kms. Dengan kondisi tersebut, maka hasil
evaluasinya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.4 Kondisi Simulasi Penyulang Sudirman dan Samalantan

3.2 Evaluasi Hasil Simulasi Pola Operasi Dengan ETAP dan DC


Kemudian dari hasil simulasi pola operasi maka didapatkan data:

Gambar 3.5 Rekapitulasi Daya Penyulang Sudirman dan Samalantan Berubah Pola Operasi

Ghazi Arslandi / 9215873ZY 4


Gambar 3.6 Dupont Chart Penyulang Sudirman dan Samalantan Setelah Manuever

BAB IV
DELIVER
4.1 Penyampaian Usulan Perubahan Pola Operasi (D: Deliver)
Berdasarkan hasil serta pembahasan-pembahasan di atas, maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:

Gambar 4.1 Kesimpulan Simulasi Perubahan Pola Operasi

Sebagai tindak lanjut evaluasi tersebut, diharapkan untuk melakukan pemahaman


terhadap management asset yang bertujuan untuk mengetahui asset jaringan, komponen
jaringan, demografis jaringan sehingga perencanaan pola operasi pada sistem penyulang
lain dapat dilakukan dengan baik.

Ghazi Arslandi / 9215873ZY 5

Anda mungkin juga menyukai