ABSTRAK
Jasa transportasi perkeretaapian tentu tidak luput dari Prasarana yang menjadi bagian penting untuk terlaksananya
moda transportasi yang nyaman dan aman. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun 2011
Bab III Bagian Kedua (Pasal 13 Ayat 2b) tentang Standar dan Tata Cara Perawatan pada Bangunan Stasiun
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan instalasi pendukung adalah instalasi listrik, instalasi air dan pemadam
kebakaran atau biasa disebut sebagai Sistem Mechanical Electrical Plumbing (MEP).
Berkaitan dengan keandalan sebuah tindakan perawatan, maka metode reliability-centered maintenance (RCM)
menyajikan sebuah panduan alur pikir yang sistematis, hal ini berguna untuk menemukan tindakan perawatan
yang tepat untuk setiap komponennya. Setelah metode RCM selesai dijalankan, proses Penelitian interval waktu
perawatan dapat ditentukan dari hasil perhitungan berdasarkan histori data yang didapat. Pada lembar keputusan
RCM tersebut berisikan usulan tindakan perawatan, interval, dan orang yang akan bertanggungjawab.
Hasil dari metode RCM ini menghasilkan table lembar kerja keputusan RCM untuk masing-masing tingkatan Sub-
sistem dan juga beberapa halaman prosedur perawatan Sistem di MEP.
Kata kunci :
Interval waktu perawatan; Pompa Pendorong; Reliability-Centered Maintenance (RCM)
ABSTRACT
Railway transportation services certainly do not escape from infrastructure which is an important part for the
implementation of a comfortable and safe mode of transportation. In accordance with the Regulation of the Minister
of Transportation No. 32 of 2011 Chapter III Part Two (Article 13 Paragraph 2b) concerning Standards and
Procedures for Maintenance on Station Buildings states that what is meant by supporting installations are electrical
installations, water installations and fire fighting or commonly referred to as Mechanical Electrical Plumbing
Systems (MEP). In relation to the reliability of a maintenance action, the reliability-centered maintenance (RCM)
method provides a systematic flow of thought guide, it is useful for finding the right maintenance action for each
component. After the RCM method is completed, the research process for the maintenance time interval can be
determined from the calculation results based on the historical data obtained. The RCM decision sheet contains
proposed maintenance actions, intervals, and the person who will be responsible. The results of this RCM method
produce RCM decision worksheet tables for each level of the Sub-system and also several pages of System
maintenance procedures in MEP.
Keywords :
Maintenance Interval; Booster Pump; Reliability-Centered Maintenance (RCM)
TTF TTR
Param
eter
Distribusi St. St. Boulevard St. Pegangsaan St. St. Boulevard St. Pegangsaan
Velodrome Utara Dua Velodrome Utara Dua
3029 3621 1800 167,3 63,87 698,9
1,422 1,298 1,423 1,209 0,8227 0,4912
Weibull 0 0 0 0 0 0
0,9933 0,9801 0,9496 0,8873 0,9321 0,9654
0.03392 0,04144 0,07433 0,1368 0,1127 0,05783
2595 3118 1556 131,8 51,11 828,2
Exponential
0,09636 0,08025 0,1073 0,1733 0,132 0,1532
2595 3118 1556 131,8 51,11 828,2
Normal 1973 2655 1384 78,3 43,39 1168
0,05479 0,05893 0,1018 0,1117 0,109 0,09249
Pengujian Kecocokan Distribusi AD GoF cocok berdasarkan data penelitian. Dibawah ini
Pengujian kecocokan distribusi Time To merupakan contoh perhitungan Distribusi Normal
Failure dan Time To Repair menggunakan pada Stasiun Velodrome untuk Time To Failure
Anderson-Darling Goodness of Fit (AD GoF) (TTF).
dengan tujuan untuk memilih distribusi paling
2
𝑛
(2𝑖 − 1)
𝐴𝐷 = − ∑ ( {𝑙𝑛(𝐹𝑥 (𝑥𝑖 ) + 𝑙𝑛[1 − 𝐹𝑥 (𝑥𝑛+1−𝑖 )]}) − 𝑛
𝑛
𝑖=1
𝑛
(2𝑥1 − 1)
𝐴𝐷 = − ∑ ( {𝑙𝑛(𝐹𝑥 (757,564) + 𝑙𝑛[1 − 0,892169]}) − 5
5
𝑖=1
𝑛
(1)
𝐴𝐷 = − ∑ ( {𝑙𝑛(0,175852) + 𝑙𝑛[0,107831]}) − 5
5
𝑖=1
𝑛
(1)
𝐴𝐷 = − ∑ ( {−1,73811 + (−2,227186881)}) − 5
5
𝑖=1
−26,1631
𝐴𝐷 = ( )−5
5
𝐴𝐷 = 0,233
TTF/
Lokasi Distribusi AD Keterangan Distribusi Terpilih
TTR
Weibull 0,1747 Distribusi Diterima Distribusi terpilih adalah
St.
Exponential 0,4420 Distribusi Diterima Dist. Weibull, karena
Time To Failure (TTF)
Velodrome
Normal nilai AD terkecil
0,2326 Distribusi Diterima
St. Weibull 0,1951 Distribusi Diterima Distribusi terpilih adalah
Boulevard Exponential 0,3646 Distribusi Diterima Dist. Weibull, karena
Utara Normal nilai AD terkecil
0,2637 Distribusi Diterima
St. Weibull 0,3177 Distribusi Diterima Distribusi terpilih adalah
Pegangsaan Exponential 0,5576 Distribusi Diterima Dist. Weibull, karena
Dua Normal nilai AD terkecil
0,4915 Distribusi Diterima
Weibull 0,6680 Distribusi Diterima Distribusi terpilih adalah
St.
Exponential 0,9165 Distribusi Diterima Dist. Normal, karena
Time To Repair (TTR)
Velodrome
Normal nilai AD terkecil
0,4744 Distribusi Diterima
St. Weibull 0,5252 Distribusi Diterima Distribusi terpilih adalah
Boulevard Exponential 0,5929 Distribusi Diterima Dist. Normal, karena
Utara Normal nilai AD terkecil
0,4900 Distribusi Diterima
St. Weibull 0,2705 Distribusi Diterima Distribusi terpilih adalah
Pegangsaan Exponential 1,2540 Distribusi Tidak Diterima Dist. Weibull, karena
Dua Normal nilai AD terkecil
0,4366 Distribusi Diterima
3
PENELITIAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PADA POMPA PENDORONG DI SELURUH STASIUN Agus Sugianto
LRT JAKARTA BERDASARKAN METODE RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM)
MTTR kondisi II St. Pegangsaan Dua Pdf, R(t) dan (𝒕) kondisi II St.
Perubahan distribusi dalam kondisi II di
Pegangsaan Dua
Stasiun Pegangsaan Dua akan berdampak pada
Perubahan distribusi dalam kondisi II di
MTTR, berdasarkan persamaan (2.20), nilai rata-
Stasiun Pegangsaan Dua akan berdampak pada
rata dari TTR adalah nilai MTTR itu sendiri, Fungsi Kepadatan Probabilitas (pdf), Fungsi
sehingga perhitungan MTTR pada Kondisi II Keandalan R(t) dan Laju kerusakan. Perhitungan
Stasiun Pegangsaan Dua seperti dibawah ini: MTTR dengan distribusi Normal pada stasiun
Pegangsaan Dua dapat dilihat pada perhitungan
dibawah ini:
MTTR =
0,00034326
Normal
0,00030893 Median rank
0,00024028
: 0,09249
0,00020595
B10: 0
B15: 0
Pdf
0,00017163 B20: 0
0,0001373 P0: 0%
0,00010298
6,8651E-05
3,4326E-05
0
0 221,51 443,02 664,52 886,03 1107,5 1329 1550,6 1772,1 1993,6 2215,1
Time
5
PENELITIAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PADA POMPA PENDORONG DI SELURUH STASIUN Agus Sugianto
LRT JAKARTA BERDASARKAN METODE RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM)
3. Metode Reliability-Centered
Maintenance (RCM) digunakan untuk
menentukan kegiatan perawatan
preventive dan interval waktu perawatan
pada mesin pompa pendorong pada
seluruh stasiun LRT Jakarta.
Berdasarkan pengelolaan data maka
didapatkan interval waktu perawatan
yaitu 4 hari untuk Stasiun Velodrome, 5
hari untuk Stasiun Boulevard Utara dan
1 hari pada Stasiun Pegangsaan Dua.
4. MTTF dan MTTR pada penelitian ini
dapat disimpulkan pada tabel dibawah
ini, dengan tambahan kondisi khusus
pada Stasiun Pegangsaan Dua yaitu
MTTR mengikuti nilai terkecil yang
terdapat pada Stasiun Boulevard Utara
6
PENELITIAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PADA POMPA PENDORONG DI SELURUH STASIUN Agus Sugianto
LRT JAKARTA BERDASARKAN METODE RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM)