Anda di halaman 1dari 7

PENELITIAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PADA

POMPA PENDORONG DI SELURUH STASIUN LRT JAKARTA BERDASARKAN


METODE RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM)
1. Agus Sugianto
2020710150128
Mahasiswa Teknik Mesin S1 FTI Universitas Jayabaya
e-mail: agussugianto8894@gmail.com

ABSTRAK
Jasa transportasi perkeretaapian tentu tidak luput dari Prasarana yang menjadi bagian penting untuk terlaksananya
moda transportasi yang nyaman dan aman. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun 2011
Bab III Bagian Kedua (Pasal 13 Ayat 2b) tentang Standar dan Tata Cara Perawatan pada Bangunan Stasiun
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan instalasi pendukung adalah instalasi listrik, instalasi air dan pemadam
kebakaran atau biasa disebut sebagai Sistem Mechanical Electrical Plumbing (MEP).
Berkaitan dengan keandalan sebuah tindakan perawatan, maka metode reliability-centered maintenance (RCM)
menyajikan sebuah panduan alur pikir yang sistematis, hal ini berguna untuk menemukan tindakan perawatan
yang tepat untuk setiap komponennya. Setelah metode RCM selesai dijalankan, proses Penelitian interval waktu
perawatan dapat ditentukan dari hasil perhitungan berdasarkan histori data yang didapat. Pada lembar keputusan
RCM tersebut berisikan usulan tindakan perawatan, interval, dan orang yang akan bertanggungjawab.
Hasil dari metode RCM ini menghasilkan table lembar kerja keputusan RCM untuk masing-masing tingkatan Sub-
sistem dan juga beberapa halaman prosedur perawatan Sistem di MEP.
Kata kunci :
Interval waktu perawatan; Pompa Pendorong; Reliability-Centered Maintenance (RCM)

ABSTRACT
Railway transportation services certainly do not escape from infrastructure which is an important part for the
implementation of a comfortable and safe mode of transportation. In accordance with the Regulation of the Minister
of Transportation No. 32 of 2011 Chapter III Part Two (Article 13 Paragraph 2b) concerning Standards and
Procedures for Maintenance on Station Buildings states that what is meant by supporting installations are electrical
installations, water installations and fire fighting or commonly referred to as Mechanical Electrical Plumbing
Systems (MEP). In relation to the reliability of a maintenance action, the reliability-centered maintenance (RCM)
method provides a systematic flow of thought guide, it is useful for finding the right maintenance action for each
component. After the RCM method is completed, the research process for the maintenance time interval can be
determined from the calculation results based on the historical data obtained. The RCM decision sheet contains
proposed maintenance actions, intervals, and the person who will be responsible. The results of this RCM method
produce RCM decision worksheet tables for each level of the Sub-system and also several pages of System
maintenance procedures in MEP.
Keywords :
Maintenance Interval; Booster Pump; Reliability-Centered Maintenance (RCM)

PENDAHULUAN dari stasiun, sehingga dibutuhkan prosedur


Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2009 perawatan dan perbaikan demi menunjang
Bab 1 Pasal 1 Ayat 28 menjelaskan definisi kehandalan sebuah sistem sesuai dengan batas
tentang perawatan, yaitu kegiatan yang dilakukan optimal dari aset tersebut. Oleh sebab itu,
untuk mempertahankan keandalan prasarana dibutuhkan metode yang berkaitan dengan
atau sarana perkeretaapian agar tetap laik Penelitian interval waktu perawatan berbasis
operasi. Peraturan Menteri Perhubungan No. 32 keandalan atau Reliability-Centered Maintenance
Tahun 2011 membahas tentang Standar dan (RCM) secara sistematis dan terstuktur.
Tata Cara Perawatan Prasarana Perkeretaapian, Tabel 1. 1 Pengaplikasian Metode RCM pada
Perkeretaapian
tepatnya pada Bab I Pasal 1 ayat 10
menyebutkan bahwa yang dimaksud perawatan
prasarana perkeretaapian adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mempertahankan keandalan
prasarana perkeretaapian agar tetap laik operasi.
Sedangkan pada Bab III Bagian Kedua (Pasal 13
Ayat 2b) tentang Standar dan Tata Cara
Perawatan pada Bangunan Stasiun dengan
Permenhub yang sama menyebutkan bahwa
instalasi pendukung meliputi; instalasi listrik,
instalasi air dan pemadam kebakaran.
Instalasi listrik, instalasi air dan pemadam
kebakaran adalah bagian dari Mechanical
Electrical Plumbing (MEP) yang menjadi sistem
1
PENELITIAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PADA POMPA PENDORONG DI SELURUH STASIUN Agus Sugianto
LRT JAKARTA BERDASARKAN METODE RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM)

METODE PENELITIAN Tahap Pengolahan Data


Diagram Alir Dengan mengerucutkan jenis kegagalan
menjadi 3, yaitu kebocoran, kegagal fungsi
otomatis, dan tekanan air yang kecil atau tidak
stabil yang disebabkan pressure tank. Tabel
dibawah ini menunjukkan bahwa terdapat 3
stasiun yang memiliki intensitas tertinggi dengan
kegagalan yang sama berupa kebocoran, yaitu
Stasiun Velodrome, Boulevard Utara dan
Pegangsaan Dua

Plotting Distribution TTF dan TTR


Berdasarkan plotting distribusi pada TTF dan
TTR menggunakan software Isograph Avaibility
Workbench 4.0, untuk 3 stasiun dengan
Tahap Pengumpulan Data persentase kumulatif tertinggi yaitu Stasiun
Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan Velodrome, Boulevard Utara dan Pegangsaan
data yang diperlukan untuk menyelesaikan Dua. Plotting distribusi terhadap distribusi
penelitian diantaranya: Normal, Eksponensial dan Weibull dengan hasil
1. Kegiatan perawatan pada pompa yang dapat dilihat pada tabel rangkuman dibawah
pendorong ini:
2. Data Time to Failure (TTF) dan Data
Time to Repair (TTR)

TTF TTR
Param
eter

Distribusi St. St. Boulevard St. Pegangsaan St. St. Boulevard St. Pegangsaan
Velodrome Utara Dua Velodrome Utara Dua
 3029 3621 1800 167,3 63,87 698,9
 1,422 1,298 1,423 1,209 0,8227 0,4912
Weibull  0 0 0 0 0 0
 0,9933 0,9801 0,9496 0,8873 0,9321 0,9654
 0.03392 0,04144 0,07433 0,1368 0,1127 0,05783
 2595 3118 1556 131,8 51,11 828,2
Exponential
 0,09636 0,08025 0,1073 0,1733 0,132 0,1532
 2595 3118 1556 131,8 51,11 828,2
Normal  1973 2655 1384 78,3 43,39 1168
 0,05479 0,05893 0,1018 0,1117 0,109 0,09249

Pengujian Kecocokan Distribusi AD GoF cocok berdasarkan data penelitian. Dibawah ini
Pengujian kecocokan distribusi Time To merupakan contoh perhitungan Distribusi Normal
Failure dan Time To Repair menggunakan pada Stasiun Velodrome untuk Time To Failure
Anderson-Darling Goodness of Fit (AD GoF) (TTF).
dengan tujuan untuk memilih distribusi paling

2
𝑛
(2𝑖 − 1)
𝐴𝐷 = − ∑ ( {𝑙𝑛(𝐹𝑥 (𝑥𝑖 ) + 𝑙𝑛[1 − 𝐹𝑥 (𝑥𝑛+1−𝑖 )]}) − 𝑛
𝑛
𝑖=1

𝑛
(2𝑥1 − 1)
𝐴𝐷 = − ∑ ( {𝑙𝑛(𝐹𝑥 (757,564) + 𝑙𝑛[1 − 0,892169]}) − 5
5
𝑖=1

𝑛
(1)
𝐴𝐷 = − ∑ ( {𝑙𝑛(0,175852) + 𝑙𝑛[0,107831]}) − 5
5
𝑖=1

𝑛
(1)
𝐴𝐷 = − ∑ ( {−1,73811 + (−2,227186881)}) − 5
5
𝑖=1

−26,1631
𝐴𝐷 = ( )−5
5

𝐴𝐷 = 0,233

Penentuan Distribusi TTF dan TTR


Berdasarkan pengujian kecocokan Anderson- Selanjutnya, setiap TTF dan TTR berdasarkan
Darling diatas, maka dirangkum nilai AD pada distribusi masing-masing akan dipilih yang paling
tabel dibawah ini. cocok berdasarkan nilai AD terkecil.

TTF/
Lokasi Distribusi AD Keterangan Distribusi Terpilih
TTR
Weibull 0,1747 Distribusi Diterima Distribusi terpilih adalah
St.
Exponential 0,4420 Distribusi Diterima Dist. Weibull, karena
Time To Failure (TTF)

Velodrome
Normal nilai AD terkecil
0,2326 Distribusi Diterima
St. Weibull 0,1951 Distribusi Diterima Distribusi terpilih adalah
Boulevard Exponential 0,3646 Distribusi Diterima Dist. Weibull, karena
Utara Normal nilai AD terkecil
0,2637 Distribusi Diterima
St. Weibull 0,3177 Distribusi Diterima Distribusi terpilih adalah
Pegangsaan Exponential 0,5576 Distribusi Diterima Dist. Weibull, karena
Dua Normal nilai AD terkecil
0,4915 Distribusi Diterima
Weibull 0,6680 Distribusi Diterima Distribusi terpilih adalah
St.
Exponential 0,9165 Distribusi Diterima Dist. Normal, karena
Time To Repair (TTR)

Velodrome
Normal nilai AD terkecil
0,4744 Distribusi Diterima
St. Weibull 0,5252 Distribusi Diterima Distribusi terpilih adalah
Boulevard Exponential 0,5929 Distribusi Diterima Dist. Normal, karena
Utara Normal nilai AD terkecil
0,4900 Distribusi Diterima
St. Weibull 0,2705 Distribusi Diterima Distribusi terpilih adalah
Pegangsaan Exponential 1,2540 Distribusi Tidak Diterima Dist. Weibull, karena
Dua Normal nilai AD terkecil
0,4366 Distribusi Diterima

3
PENELITIAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PADA POMPA PENDORONG DI SELURUH STASIUN Agus Sugianto
LRT JAKARTA BERDASARKAN METODE RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM)

Perhitungan Mean Time To Failure (MTTF) Penentuan Interval Waktu Perawatan


Perhitungan MTTF dilakukan berdasarkan Aktivitas pemeriksaan dapat disimpulkan
distribusi yang terpilih yaitu Weibull pada 3 dengan menerapkan persamaan yang sesuai
Stasiun terpilih menggunakan persamaan (2.15).
Dibawah ini adalah perhitungan MTTF pada Lokasi Interval Waktu (Tp)
Stasiun Velodrome dengan η=3029; β=1,422; St. Velodrome 4 hari
dan Γ=0,533840466 St. Boulevard Utara 7 hari
St. Pegangsaan Dua 1 hari
1
𝑀𝑇𝑇𝐹 = 𝜂. Γ (1 + )
𝛽
HASIL DAN PEMBAHASAN
1 Analisis Penentuan Stasiun dan Jenis
𝑀𝑇𝑇𝐹 = 3029 𝑥 0,533840466 (1 + ) Kegagalan
1,422
Penentuan Stasiun kritis serta jenis kegagalan
pada penelitian ini menggunakan Pareto Chart,
𝑀𝑇𝑇𝐹 = 2754,136 (𝑗𝑎𝑚) 𝑎𝑡𝑎𝑢 114,8 (ℎ𝑎𝑟𝑖) dengan memperhitungkan frekuensi kerusakan
serta jenis kerusakan itu sendiri yang memiliki
peran besar terhadap penelitian ini. Berdasarkan
Pareto Chart, maka 3 stasiun dalam perhatian
yaitu Stasiun Velodrome, Stasiun Boulevard
Utara dan Stasiun Pegangsaan Dua dengan jenis
kegagalan yang sama yaitu kebocoran.
Penentuan Distribusi Berdasarkan Anderson-
Darling Goodness of Fit
Hasil perhitungan dan penentuan distribusi
Time To Failure (TTF) dan Time To Repair (TTR)
Perhitungan Mean Time To Repair (MTTR) menggunakan Uji Anderson-Daarling dengan
Perhitungan MTTR dilakukan berdasarkan seluruh kegagalan pada stasiun. Hal ini terbukti
distribusi yang terpilih yaitu Weibull pada Stasiun dengan nilai parameter AD dari seluruh stasiun
Pegangsaan Dua dan Normal pada Stasiun mengalami kerusakan seiring berjalannya waktu
Velodrome dan Boulevard Utara. Perhitungan
menggunakan persamaan (2.20) untuk distribusi dengan nilai  > 1 yaitu distribusi Weibull. Namun
Normal dan persamaan (2.30) untuk distribusi ada kejanggalan pada Stasiun Pegangsaan Dua
Weibull. Stasiun Pegangsaan Dua memiliki khususnya di TTR, dimana nilai < 1 sehingga
distribusi terpilih yaitu Weibull dengan η=698,9; akan menjadi pembahasan tersendiri.
β=0,4912; dan Γ=0,681116707
Optimalisasi Interval Waktu Perawatan St.
1 Pegangsaan Dua
𝑀𝑇𝑇𝑅 = 𝜂. Γ (1 + ) Berdasarkan hasil pengolahan data pada
𝛽
tabel 4.5, Stasiun Pegangsaan Dua memiliki
1 Mean Time To Repair (MTTR) yang sangat tinggi
𝑀𝑇𝑇𝑅 = 698,9 𝑥 0,681116707 (1 + )
0,4912 dengan nilai Mean Time To Failure (MTTF) yang
sangat rendah, tentu hal ini berpengaruh
𝑀𝑇𝑇𝑅 = 1445,154 (𝑗𝑎𝑚) 𝑎𝑡𝑎𝑢 60,2 (ℎ𝑎𝑟𝑖) terhadap nilai dari fungsi keandalan R(t) yang
abnormal serta failure rate yang tidak normal.
Secara sederhana, aset memiliki keandalan yang
pendek dengan waktu perbaikan yang tinggi.
Dengan kondisi tersebut dapat dinyatakan bahwa
tidak ideal untuk sebuah sistem.

Kasus kejanggalan diatas dapat


diasumsikan untuk mendapatkan nilai dalam
Fungsi kepadatan probabilitas, Fungsi kondisi tertentu, sehingga dalam penelitian ini
Keandalan dan Laju Kerusakan
akan ada perubahan distribusi dari Weibull
Setiap Stasiun memiliki fungsi kepadatan
probabilitas (pdf), fungsi keandalan R(t) dan laju menjadi Normal khusus pada TTR Stasiun
kerusakan (t) berbeda-beda berdasarkan Pegangsaan Dua. Perubahan distribusi ini akan
distribusi terpilih. berdampak kepada MTTR, fungsi keandalan
serta laju kerusakan.
4
PENELITIAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PADA POMPA PENDORONG DI SELURUH STASIUN Agus Sugianto
LRT JAKARTA BERDASARKAN METODE RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM)

MTTR kondisi II St. Pegangsaan Dua Pdf, R(t) dan (𝒕) kondisi II St.
Perubahan distribusi dalam kondisi II di
Pegangsaan Dua
Stasiun Pegangsaan Dua akan berdampak pada
Perubahan distribusi dalam kondisi II di
MTTR, berdasarkan persamaan (2.20), nilai rata-
Stasiun Pegangsaan Dua akan berdampak pada
rata dari TTR adalah nilai MTTR itu sendiri, Fungsi Kepadatan Probabilitas (pdf), Fungsi
sehingga perhitungan MTTR pada Kondisi II Keandalan R(t) dan Laju kerusakan. Perhitungan
Stasiun Pegangsaan Dua seperti dibawah ini: MTTR dengan distribusi Normal pada stasiun
Pegangsaan Dua dapat dilihat pada perhitungan
dibawah ini:
MTTR = 

MTTR = 828,2 (𝑗𝑎𝑚) 𝑎𝑡𝑎𝑢 34,5 (ℎ𝑎𝑟𝑖)

MTTR PGD Kondisi II Probability Density Function

0,00034326

Normal
0,00030893 Median rank

0,00027461 Mean: 828,2


: 1168

0,00024028
: 0,09249

0,00020595
B10: 0
B15: 0
Pdf

0,00017163 B20: 0

0,0001373 P0: 0%

0,00010298

6,8651E-05

3,4326E-05

0
0 221,51 443,02 664,52 886,03 1107,5 1329 1550,6 1772,1 1993,6 2215,1

Time

5
PENELITIAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PADA POMPA PENDORONG DI SELURUH STASIUN Agus Sugianto
LRT JAKARTA BERDASARKAN METODE RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM)

Interval Waktu Perawatan Kondisi II St. Lokasi Distribusi MTTF (Hari)


Pegangsaan Dua
MTTR serta fungsi terkait sudah dilakukan Velodrome Weibull 114,8
penjabaran diatas, maka selanjutnya
menentukan interval waktu perawatan
sebagaimana dipaparkan pada tabel dibawah ini:
Lokasi Interval Waktu (Tp) BU Weibull 139,4
St. Pegangsaan Dua 6 hari

PGD Weibull 68,2


SIMPULAN
MTTR serta fungsi terkait sudah dilakukan
penjabaran diatas, maka selanjutnya
menentukan interval waktu perawatan Lokasi Distribusi MTTR (Hari)
sebagaimana dipaparkan pada tabel dibawah ini: Velodrome Normal 5,5
Berikut merupakan kesimpulan
BU Normal 2,1
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
1. Frekuensi kerusakan pada pompa
pendorong di seluruh Stasiun LRT PGD Weibull 60,2
Jakarta disebabkan oleh kebocoran
yang menumbang 67%, dimana Stasiun
Pegangsaan Dua mengalami 4 kali
PGD Normal 34,5
kebocoran dengan bobot 25%, dan
masing-masing Stasiun Velodrome dan 5. Berdasarkan RCM Decision Worksheet,
Stasiun Boulevard Utara mengalami 3 hampir seluruh kegiatan perawatan
kali kebocoran dengan bobot 21%. pada pompa pendorong dilakukan
Berdasarkan hal itu, maka penelitian ini dengan metode Scheduled On-
dilakukan dengan fokus pada kegagalan Condition Task.
pompa pendorong yang disebabkan 6. Terjadi kejanggalan data pada TTR di
kebocoran. Stasiun Pegangsaan Dua. Berdasarkan
2. Berdasarkan pengujian Anderson- hitungan manual, Fungsi Keandalan R(t)
Darling Goodness of Fit pada TTF dan tidak mengalami penurunan, justru
TTR di Stasiun terpilih, maka mengalami kenaikan. Hal itu juga di
disimpulkan bahwa: dapat dilihat berdasarkan Software
Isograph Availability Workbench 4.0
yang ada pada Lampiran F. Secara
Distribusi Terpilih sederhana bisa dilihat dari nilai MTTF
Stasiun
TTF TTR dan MTTR yang relatif sama sehingga
Velodrome Weibull Normal berdampak pada laju kerusakan dan
Boulevard Utara Weibull Normal kerapatan probabilitas.
Pegangsaan Dua Weibull Weibull

3. Metode Reliability-Centered
Maintenance (RCM) digunakan untuk
menentukan kegiatan perawatan
preventive dan interval waktu perawatan
pada mesin pompa pendorong pada
seluruh stasiun LRT Jakarta.
Berdasarkan pengelolaan data maka
didapatkan interval waktu perawatan
yaitu 4 hari untuk Stasiun Velodrome, 5
hari untuk Stasiun Boulevard Utara dan
1 hari pada Stasiun Pegangsaan Dua.
4. MTTF dan MTTR pada penelitian ini
dapat disimpulkan pada tabel dibawah
ini, dengan tambahan kondisi khusus
pada Stasiun Pegangsaan Dua yaitu
MTTR mengikuti nilai terkecil yang
terdapat pada Stasiun Boulevard Utara

6
PENELITIAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PADA POMPA PENDORONG DI SELURUH STASIUN Agus Sugianto
LRT JAKARTA BERDASARKAN METODE RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM)

DAFTAR PUSTAKA Ebeling, C. E. 1997. An Introduction To Reliability


Moubray, John. 1997. Reliability-Centered and maintainability Engineering. Mc Graw-
Maintenance II 2nd Edition. New York: Hill
Industrial Press Inc. Brussels. 2001. Maintenance Terminology.
Setio, Herlien D., Dono Ari Bawono dan European Standard. EN 13306:2001. CEN
Sangriyadi Setio. 2009. Studi Perawatan (European Committee for Standardization)
Jaringan Jalan Rel Kereta Api Berbasis Márquez, A. C. 2007. The Maintenance
kehandalan (RCM). Management Framework Models and
Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Methods for Complex Systems
2011. Standar dan Tata Cara Perawatan Maintenance. 1st edn. Sringer-Verlag
Prasarana Perkeretaapian. Jakarta London
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Septyani, Selly. 2015. Penentuan Interval Waktu
Penyelenggaraan Perkeretaapian. Jakarta Perawatan Komponen Kritis pada Mesin
Gulati, Ramesh. 2013. Maintenance and Turbin di PT PLN Sektor Pembangkit
Reliability Best Practices Second Edition. Ombilin. Universitas Andalas
New York: Industrial Press Inc. Start. 2003. Anderson-Darling: A Goodness of Fit
Smith, Ricky., R. Keith Mobley. Rules of Thumb Test for Small Samples Assumptions. DoD
for Maintenance and Reliability Engineers Reability Analysis Center
Ben-Daya, Mohamed. 2009. Handbook of www.danielsoper.com. Free Statistics Calculator.
Maintenance Management and Probability Density Function (PDF) for the
Engineering. Dhahran Normal Distribution Formula

Anda mungkin juga menyukai