D
I
S
U
S
U
N
OLEH
AGLY JULLIAN JHOSUA SIGAR (18023042)
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, Makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan Makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah , pada semester 3
di tahun akademik 2019/2020 dengan judul
“pemeliharaan dan pengujian trafo”
Dengan membuat tugas ini kami diharapkan untuk mamapu memahami tentang trafo
Dalam penyelesaian Makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari Dosen Pengampu Mata Kuliah transformator daya listrik yang
telah memberikan pengarahan guna penyusunan makalah ini, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
dengan cukup baik.
saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penyusunan makalah yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan
informasi kepada pembaca tentang perawatan pengujian trafo
september 2 2019
Penyu
sun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 4
BAB II. ISI………………………………………………………………………… 5
1 JENIS PEMELIHARAAN
1.1 PREDICTIVE MAINTENANCE
3 KLASIFIKASI TRANSFORMATOR
6. PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
PENDAHULUAN
Dalam pola pendistribusian tenaga listrik ke pengguna tenaga listrik di suatu kawasan,
penggunaan sistem tegangan menengah sebagai jaringan utama adalah upaya utama untuk
menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kualitas persyaratan tegangan yang
harus dipatuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang kuasa usaha utama sebagaimana
diatur dalam UU Ketenagalistrikan No. 30 Tahun 2009.
Transformator (trafo) adalah salah satu peralatan utama dalam penyaluran energi listrik
yang berfungsi mengkonversikan tegangan. Trafo ini tentunya diharapkan dapat bekerja
pada performa yang diinginkan. Karena apabila peralatan ini tidak bekerja dengan
semestinya, maka penyaluran energi listrik menjadi terganggu dan bahkan dapat
menyebabkan terhentinya pasokan listrik pada suatu jaringan listrik yang saling
terinterkoneksi satu sama lain. Terhentinya pasokan listrik tersebut tentunya merugikan
berbagai pihak mulai dari konsumen listrik ataupun produsen listrik yang dalam hal ini PT
PLN.
I. OLEH KARENA ITU, SEBELUM TRAFO DAPAT DIGUNAKAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK,
MAKA PERLU DILAKUKAN BEBERAPA RANGKAIAN PENGUJIAN PADA TRAFO DAYA
TERSEBUT.
2 JENIS PEMELIHARAAN
Pemeliharaan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
A. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan preventif dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan
peralatan secara tiba-tiba dan juga dapat mempertahankan unjuk kerja yang optimum
sesuai unsur teknisnya.
Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada: Manual
Instructiondari Pabrik, Standard yang ada (IEC, IEEE, dll) dan pengalaman operasi di
lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu
(Time Based Maintenance).
B. Pemeliharaan Prediktif (Predictive Maintenance)
Pemeliharaan prediktif dilaksanakan dengan mengacu pada kondisi-kondisi
tertentu. Kondisi tertentu yang dimaksud adalah parameter-parameter teknis dari
peralatan yang tidak terpenuhi. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan
berdasarkan kondisi (Condition Based Maintenance).
C. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan korektif dilaksanakan setelah terjadi kerusakan atau pemeliharaan
yang sifatnya darurat.
Inti/teres/kern/core
Kumparan primer
Kumparan sekunder
N1 N2
E1 E2
V1 V2
3 KLASIFIKASI TRANSFORMATOR
lain :
1. Transformator Tenaga
a) Transformator Penik Tegangan ( Step Up )
b) Transformator Penik Tegangan ( Step Down )
2. Transformator Instrumen
a) Transformator Tegangan ( Potensial Transformator/PT )
b) Transformator Arus ( Current Transformator/CT )
3. Transformator Khusus
Transformator ini digunakan untuk alat-alat elektronika dan system control
4. Transformator Pemisah
Transformator ini mempunyai tegangan serta arus input dan output yang sama,
transformator ini digunakan untuk memisahkan dua sistem dan untuk
memperkecil arus hubung singkat yang terjadi pada sistem.
SISI
a. PRIMER
3.
}
4.
SISI SEKUNDER
5.
SISI
PRIMER SISI SEKUNDER
(a) (b)
1)
Gambar 3.2 (a). Tipe Inti, (b) Tipe Cangkang.
Pada gambar dibawah ini diperlihatkan suatu bentuk yang umum dari suatu
transformator.
фb beban
Sumber
H1
X1 Ip
E1 E2 V2 = Vs
V1 = Vp
H2
X2
Belitan ( Lilitan ) primer dan belitan sekunder terletak pada sisinya masing-masing.
Belitan primer adalah belitan yang dihubungkan dengan tegangan bolak-balik, sedangkan
belitan sekunder adalah belitan yang dihubungkan dengan beban.
Bila belitan primer diberi tegangan bolak-balik, maka pada inti besi akan timbul fluks
bolak-balik yang berubah-ubah terhadap waktu. Fluks yang dibangkitkan tersebut
merupakan fluks bersama ( Mutual Fluks ) yang juga memotong-motong belitan kawat
sekunder, maka demikian pada belitan sekunder tersebut akan timbul gaya gerak listrik
( ggl ).
Fungsi transformator di Gardu Induk Pauh Limo dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Transformator tenaga/daya dan transformator distribusi. Pada prinsipnya kedua
transformator tersebut adalah sama, hanya saja komponen-komponen tambahan pada
transformator daya lebih banyak. Adapun fungsi dari masing-masing trafo yaitu :
1. Transformator tenaga/daya : menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya.
Transformator yang digunakan di Gardu Induk Pauh Limo untuk transformasi tenaga
listrik menggunakan sistem pendingin dengan ONAN ( Oil Natural Air Natural ). Berarti inti
dan kumparan transformator tersebut terendam di dalam cairan minyak yang berfungsi
sebagai isolasi pendingin, serta untuk mendinginkan minyak tersebut tidak menggunakan
bantuan apappun kecuali dengan udara biasa.
Kontruksi secara umum dari transformator terdiri atas beberapa bagian yaitu :
1. Inti Besi
Inti besi suatu transformator berfungsi sebagai rangkaian magnet yang
dibangkitkan oleh kumparan primer yang diberi tegangan bolak balik dimana garis
gayanya berubah-ubah terhadap waktu. Inti besi dibuat berlapis-lapis yang terdiri
dari plat tipis, gunanya untuk memperkecil kerugian daya yang disebabkan oleh
arus yang dinamakan arus pusar ( Eddy Current ) yaitu arus yang timbul karena
induksi di dalam inti besi oleh medan bolak-balik.
2. Kawat Tembaga
Kawat tembaga digunakan sebagai lilitan pada transformator baik untuk lilitan
primer maupun pada lilitan sekunder. Untuk transformator penaik tegangan ( step
up ) jumlah lilitan pada sekundernya lebih banyak dari pada jumlah lilitan
primernya. Sedangkan pada transformator penurun tegangan ( step down ) jumlah
lilitan primernya lebih banyak dari pada jumlah lilitan sekundernya.
Lilitan primer adalah bagian yang dihubungkan dengan sumber tegangan,
sedangkan lilitan sekundernya adalah lilitan yang dihubungkan pada rangkaian
beban ( load ).
3. Isolasi
Didalam transformator penggunaan isolasi supaya tidak terjadi hubung singkat
antara lilitan dengan lilitan, atau lilitan dengan kerangka transformator.Maka
semua kawat harus diberi isolasi dan biasanya isolasi terdiri dari bahan email,
prespan, dan pertinak atau pita katun, lak dan vernis.Untuk transformator
tegangan tinggi kumparannya dicelupkan atau dimasukkan kedalam minyak atau
zat cair yang bersifat isolasi.
4. Pendingin
Biasanya dalam pengoperasian transformator akan panas yang disebabkan oleh
beban lebih, rugi-rugi tembaga, maka sebaiknya transformator dilengkapi dengan
sistem pendingin. Media pendingin digunakan minyak transformator, biasanya
untuk daya besar dan teganngan tinggi. Fungsi dari minyak transformator tersebut
selain untuk pendingin juga merupakan isolasi antar winding/body, biasanya
rangka atau rumah transformator dibuat bersirip-sirip untuk memperluas
permukaan sehingga daerah pendingin dalam hal ini akan lebih luas.
5. Tangki
Tangki transformator digunakan sebagai tempat minyak transformator dan
pengatur sirkulasi minyak pendingin, selain itu tempat kedudukan dari pada inti
dan kumparan. Tangki diberi bersirip-sirip dengan maksud mempermudah
pengeluaran panas den tempat jalanya sirkulasi minyak pendingin jika dalam
tangki memuai.
6. Bushing
Bushing adalah tempat penyambungan/terminal hubungan antara kumparan
transformator baik untuk penghantar yang keluar dari golongan sekunder, melalui
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator dimana isolator tersebut
berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki/body transformator,
sehingga tidak akan terjadi adanya kontak listrik yang tidak dikehendaki.
Penyebab Kerusakan
d) Kerusakan yang disebabkan oleh desain yang tidak standard dan bahan baku yang
dibawah standard.
6. PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
Setelah transformator dipasang dan telah dimanfaatkan, maka adalah penting untuk
secara berkala memeriksa dan memelihara transformator.Karena transformator pada
dasarnya tidak memiliki bagian-bagian yang bergerak, secara keliru sering dianggap bahwa
sebuah transformator tidak memerlukan pemeliharaan. Sebuah transformator yang telah
bekerja dengan baik selama sekian tahun, disebabkan suatu kelalaian dapat secara
mendadak mengalami kerusakan tanpa terlihat tanda-tanda akan terjadinya gangguan itu.
Hal demikian akan menyebabkan terjadinya biaya perbaikan yang tinggi, diperlukan
cadangan yang mahal, dan terdapat kerugian produksi. Dengan adanya pemeliharaan yang
teratur dan dilakukan secara baik dapat diperoleh beberapa keuntungan antara lain :
Transformator akan bekerja lancer dan selalu dalam keadaan beroperasi dengan
normal
Mengurangi biaya perbaikan
Mencegah terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan yang mendadak dan
transformator tidak dapat bekerja sama sekali.
Untuk pemeliharaan jangka panjang ini dilaksanakan dengan jadwal yang ditentukan
dan transformator dalam keadaan tidak beroperasi, yang bebas dari sumber maupun beban.
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain :
Untuk mengetahui apakah minyak transformator masih dalam kondisi baik perlu
diadakan pengujian atau pengetesan tegangan tembusnya, dengan menggunakan peralatan
oil tester ( Dielectric Strength Test Set ). Adapun langkah-langkah pengujian atau
pengetesan adalah sebagai berikut :
3. Perawatan Isolator
Dalam perawatan yang dilakukan terhadap isolator ( bushing ) yaitu membersihkan
debu-debu dan kotoran lainnya yang menempel pada isolator tersebut dan
menggantinya bila isolator tersebut retak atau pecah, serta mengencangkan/mengikat
isolator yang kendor dari pengikatnya.
4. Perawatan sekering
Secara praktis sekering tidak memerlukan perawatan yang sulit, hanya perlu perhatian
:
Antara sekering dengan kedudukannya harus terjadi kontak tang baik serta
bersih dari kotoran.
Memasang atau melepas sekering dianjurkan menggunakan alat khusus untuk
menghindari pemasangan yang kurang sempurna, terutama untuk sekering
tegangan tinggi.
5. Perawatan terminal
Periksa hubungan pada terminal transformator, hubungan pada terminal transformator
harus cukup kuat, karena bila baut-baut terminal kendor akan mengakibatkan panas
pada terminal dengan kabel bersihkan permukaan bagian yang berhubungan, terhadap
kotoran-kotoran yang akan menyebabkan kontak listrik tidak sempurna. Hubungan
pada terminal tersebut antara lain, hubungan kabel phasa, pentanahan body dan titik netral.
Pastikan kekencangan pemasangan pada terminal tersebut.
6. Perawatan Pemutus Daya
Sesuai dengan fungsinya alat pemutus dan penghubung daya harus memenuhi syarat kontak
yang baik, syarat tersebut adalah :
Terjadinya kontak yang tepat dan kuat
Kontak-kontak bersih secara elektrik
Untuk itu harus dijaga alat pemutus dan penghubung daya dalam keadaan
baik.Adapun kerusakan-kerusakan yang sering terjadi adalah pada bagian-bagian
kontaknya dan mekanisme-mekanisme penggeraknya diberi pelumasan secukupnya
untuk bagian-bagian kontaknya dibersihkan dengan pembersih khusus.
7. Perawatan Dehydrating Breather
Dalam perawatan dehydrating breather disini hanya sifatnya hanya penggantian silicagel, bila
perubahan warna telah jadi biru ( yang baik ) menjadi kekuning-kuningan ( yang rusak ), serta
pembersihan jalur udara dari dehydrating breather agar tidak buntu.
8. Perawatan Temperatur Relay dan Bucholz Relay
Dalam perawatan temperature relay dan bucholz relay disini sifatnya hanya pengontrolan
pada terminal kabel apakah dalam keadaan baik, serta membersihkan kontak-kontaknya
denganm pembersihan khusus.
9. Pengecekan Tahanan Isolasi
Pengecekan tahanan isolasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah nilai tahanan isolasi
masih berada dalam batas-batas yang dijinkan. Karena transformator bekerja pada tempertur
yang relative tinggi, yang mana hal ini dapat mempengaruhi nilai tahanan isolasi dari lilitan
sekundernya.Sesuai dengan ketentuan nilai tahanan isolasi minimum yang diijinkan harus
menunjukkan 1000 ohm per Volt atau 1000 kali tegangan kerja.
10. Pengecekan Nilai Tahanan Pentanahan
Dengan mengukur nilai tahanan pentanahan dapat dapat diketahui apakah sistem pentanahan
yang ada itu masih baik dan apakah memenuhi syarat yang diijinkan.Pengukuran tahanan
pentanahan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tersebut nilai tahanan pentanahan
diharapkan masih dalam batas maksimum yang diijinkan adalah sebesar 5 ohm.Bila
ditemukan dalam pengecekan nilai tahanan pentanahan melebihi 5 ohm, harus diupayakan
diturunkan dengan jalan antara lain, dengan menambah jumlah elektroda pentanahan dan
dissambung secara parallel.
Spesifikasi:
Teruji baik, pada daerah dengan interferensi tinggi hingga mencapai 765 kV.
Dioperasikan secara otomatis, mempersingkat waktu pengujian dan meminimalisir
kesalahan pengujian oleh operator.
Dilengkapi dengan thermal print-out external, sehingga pengukuran dapat langsung
terbaca.
Dapat melakukan pengujian pada TRAFO dengan sistem GIS
Dapat membaca dan merekam Transformator yang didesain dengan sistem Tangen Delta
Negative.
Spesifikasi:
Dihubungkan dengan perangkat utama DELTA 2000 atau DELTA 3000 dapat menginject
tegangan hingga 10kV
Pengujian dilakukan pada 25 derajat dan 100 derajat Celcius
Standard ASTM D-924
Spesifikasi:
500 V, 1000 V, 2500 V, 5000 V dan 10000 V
Variasi test pada volatse 25 V hingga 10000 V
Akurasi baik dengan toleran 5%
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari penilisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Trafo digunakan untuk mengambil input data masukan berupa besaran arus dengan
cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder.
2. Sebuah trafo dikatakan bagus dan baik jika memiliki kekuatan isolasi yang kuat dan
baik untuk menahan arus yang besar.
3. berbagai macam Gangguan terjadi dapat menimbulkan gelombang berjalan yang
merambat melalui kawat phasa tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo
Saran
1. Untuk menjaga keandalan system maka pada pemeliharaan Transformator Arus (CT)
harus dilakukan secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditemtukan.
2. Fasilitas belajar dipertahankan dan perlu adanya fasilitas pendukung seperti : buku-
buku, laboratorium dan computer.
DAFTAR PUSTAKA
jurnalk3.com/.../makalah-pemeliharaan-trafo-distribus...
dunia-listrik.blogspot.com/.../perawatan-dan-pemanta...
bops.pln-jawa-bali.co.id/artikel/pemeliharaantrafo
Tim Pelatihan Operator Gardu Induk, 2002, Pengantar Teknik Tenaga Listrik, PT
PLN (Persero).
Agus F. Suyatno, Teknik Listrik Motor & generator Arus Bolak Balik, 1984
Bakhtiar hasan, system proteksi system tenaga listrik, kuliah teknik elektro IKIP
bandung, 1989.