Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TRANSFORMATOR DAYA LISTRIK


JUDUL
PEMELIHARAAN DAN PENGUJIAN TRAFO

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
 AGLY JULLIAN JHOSUA SIGAR (18023042)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO D4 LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, Makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan Makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah , pada semester 3
di tahun akademik 2019/2020 dengan judul
“pemeliharaan dan pengujian trafo”
Dengan membuat tugas ini kami diharapkan untuk mamapu memahami tentang trafo
Dalam penyelesaian Makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari Dosen Pengampu Mata Kuliah transformator daya listrik yang
telah memberikan pengarahan guna penyusunan makalah ini, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
dengan cukup baik.
saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penyusunan makalah yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan
informasi kepada pembaca tentang perawatan pengujian trafo

september 2 2019

Penyu
sun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 4
BAB II. ISI………………………………………………………………………… 5

1 JENIS PEMELIHARAAN
1.1 PREDICTIVE MAINTENANCE

2 Teori Dasar Transformator

3 KLASIFIKASI TRANSFORMATOR

3.1 Transformator berdasarkan jumlah phasanya terbagi 2 ( dua ) yaitu :

3.2 Transformator berdasarkan jumlah phasanya terbagi menjadi 2 ( dua ) yaitu :

3.3 Transformator berdasarkan sistem pendinginnya dibedakan atas beberapa golongan


4 PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR

4.1 FUNGSI TRANSFORMATOR

4.2 KONTRUKSI TRANSFORMATOR

5 ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN TRANSFORMATOR

6. PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR

6.1 Tujuan Pemeliharaan

6.2 Pemeliharaan Jangka Panjang

6.3 Pemeliharaan Jangka Pendek


7. PEMBAHASAN PERALATAN PENGUJIAN TRAFO
7.1 TANGEN DELTA 2000 & DELTA 3000
7.2 TANGEN DELTA OIL TRANSFORMER
7.3 INSULATION TEST MIT1020
7.4 TRANSFORMER TURN RATIO 310
BAB III.PENUTUP..................................................................................................
Kesimpulan........................................................................................................
Saran...................................................................................................................

BAB VI.DAFTAR PUSTAKA................................................................................

PENDAHULUAN
Dalam pola pendistribusian tenaga listrik ke pengguna tenaga listrik di suatu kawasan,
penggunaan sistem tegangan menengah sebagai jaringan utama adalah upaya utama untuk
menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kualitas persyaratan tegangan yang
harus dipatuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang kuasa usaha utama sebagaimana
diatur dalam UU Ketenagalistrikan No. 30 Tahun 2009.

Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang


digunakan di Indonesia adalah 20 kV, maka peralatan- peralatan JTM wajib memenuhi
kriteria enjineering kemananan ketenagalistrikan, termasuk didalamnya adalah peralatan
transformator.

Transformator (trafo) adalah salah satu peralatan utama dalam penyaluran energi listrik
yang berfungsi mengkonversikan tegangan. Trafo ini tentunya diharapkan dapat bekerja
pada performa yang diinginkan. Karena apabila peralatan ini tidak bekerja dengan
semestinya, maka penyaluran energi listrik menjadi terganggu dan bahkan dapat
menyebabkan terhentinya pasokan listrik pada suatu jaringan listrik yang saling
terinterkoneksi satu sama lain. Terhentinya pasokan listrik tersebut tentunya merugikan
berbagai pihak mulai dari konsumen listrik ataupun produsen listrik yang dalam hal ini PT
PLN.

I. OLEH KARENA ITU, SEBELUM TRAFO DAPAT DIGUNAKAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK,
MAKA PERLU DILAKUKAN BEBERAPA RANGKAIAN PENGUJIAN PADA TRAFO DAYA
TERSEBUT.

2 JENIS PEMELIHARAAN
Pemeliharaan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
A. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan preventif dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan
peralatan secara tiba-tiba dan juga dapat mempertahankan unjuk kerja yang optimum
sesuai unsur teknisnya.
Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada: Manual
Instructiondari Pabrik, Standard yang ada (IEC, IEEE, dll) dan pengalaman operasi di
lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu
(Time Based Maintenance).
B. Pemeliharaan Prediktif (Predictive Maintenance)
Pemeliharaan prediktif dilaksanakan dengan mengacu pada kondisi-kondisi
tertentu. Kondisi tertentu yang dimaksud adalah parameter-parameter teknis dari
peralatan yang tidak terpenuhi. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan
berdasarkan kondisi (Condition Based Maintenance).
C. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan korektif dilaksanakan setelah terjadi kerusakan atau pemeliharaan
yang sifatnya darurat.

1.1 PREDICTIVE MAINTENANCE


Pemeliharaan prediktif pemeliharaan yang dilakukan dengan cara melakukan
monitoring dan membuat analisa terhadap hasil pemeliharaan untuk dapat memprediksi
kondisi dan gejala kerusakan secara dini. Hasil monitor dan analisa trend dariPredictive
Maintenance merupakan input yang dijadikan sebagai acuan tindak lanjut untuk Planned
Corrective Maintenance.
A. In Service/ Visual Inspection
In Service Inspection adalah inspeksi/pemeriksaan terhadap peralatan yang
dilaksanakan dalam keadaan peralatan beroperasi/bertegangan (on-line), dengan
menggunakan 5 panca indera (five senses) dan metering secara sederhana, dengan
pelaksanaan periode tertentu (harian, mingguan, bulanan, tahunan).
Inspeksi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui/memonitor kondisi peralatan
dengan menggunakan alat ukur sederhana/umum (seperti Thermo Gun) yang
dilaksanakan oleh petugas operator/asisten supervisor di gardu induk (untuk
Tragi/UPT PLN P3B Sumatera/Wilayah) atau petugas pemeliharaan/supervisor gardu
induk (untuk UPT/Region PLN P3B Sumatera).
B. In Service Measurement/ On Line Monitoring
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan
peralatan bertegangan (On Line).
Pengukuran dan/atau pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui/memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur yang
advanced (seperti Thermal Image thermovision) yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan.
C. Shutdown Measurement/ Shutdown Fuction Check
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan
peralatan tidak bertegangan (Off Line).
Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan dengan
menggunakan alat ukur sederhana serta advanced yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan.
2 Teori Dasar Transformator
Transformator adalah suatu mesin alat listrik arus bolak balik yang tidak berputar
( statis ) dan berfungsi untuk memindahkan serta mengubah energi listrik dari suatu atau
lebih rangkaian listrik kerangkaian listrik lain melalui suatu gandengan magnet, yang
bekerjanya berdasarkan prinsip induksi electromagnet dengan tidak mengubah frekuensi
system. Pada transformator memiliki dua buah gulungan primer, gulungan yang
dihubungkan pada sumber aliran, dan gulungan sekunder yaitu gulungan yang dihubungkan
pada beban. Pada umumnya transformator terdiri dari tiga komponen utama yaitu :

 Inti/teres/kern/core
 Kumparan primer
 Kumparan sekunder

N1 N2
E1 E2
V1 V2

3 KLASIFIKASI TRANSFORMATOR

4.3.1 Transformator berdasarkan pemakaiannya dapat dibedakan menjadi 4 ( empat )


macam antara

lain :

1. Transformator Tenaga
a) Transformator Penik Tegangan ( Step Up )
b) Transformator Penik Tegangan ( Step Down )

2. Transformator Instrumen
a) Transformator Tegangan ( Potensial Transformator/PT )
b) Transformator Arus ( Current Transformator/CT )

3. Transformator Khusus
Transformator ini digunakan untuk alat-alat elektronika dan system control

4. Transformator Pemisah
Transformator ini mempunyai tegangan serta arus input dan output yang sama,
transformator ini digunakan untuk memisahkan dua sistem dan untuk
memperkecil arus hubung singkat yang terjadi pada sistem.

3.1 Transformator berdasarkan jumlah phasanya terbagi 2 ( dua ) yaitu :

1. Transformator berphasa tunggal ( 1 phasa )


2. Transformator berphasa banyak ( 3 phasa )

3.2 Transformator berdasarkan jumlah phasanya terbagi menjadi 2 ( dua ) yaitu :

1. Transformator tipe inti ( Core Type Transformator )


2. Transformator tipe cangkung ( shell Type Transformator )

SISI
a. PRIMER
3.
}
4.
SISI SEKUNDER
5.
SISI
PRIMER SISI SEKUNDER

(a) (b)
1)
Gambar 3.2 (a). Tipe Inti, (b) Tipe Cangkang.

3.3 Transformator berdasarkan sistem pendinginnya dibedakan atas beberapa golongan


yaitu :

1. Transformator pendingin dengan sewajarnya ( alam atau netral )


a) Transformator pendingin dengan udara ( Air Natural = AN )
b) Transformator pendingin dengan minyak ( Oil Natural = ON )
2. Transformator pendingin dengan air ( W )
3. Transformator pendingin dengan yang dipaksakan
a) Transformator pendingin dengan udara yang dipaksakan ( Air Force )
b) Transformator pendingin dengan minyak yang dipaksakan ( Oil Force )

4 PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR

Pada gambar dibawah ini diperlihatkan suatu bentuk yang umum dari suatu
transformator.

фb beban
Sumber
H1
X1 Ip
E1 E2 V2 = Vs
V1 = Vp
H2
X2

Belitan ( Lilitan ) primer dan belitan sekunder terletak pada sisinya masing-masing.
Belitan primer adalah belitan yang dihubungkan dengan tegangan bolak-balik, sedangkan
belitan sekunder adalah belitan yang dihubungkan dengan beban.

Bila belitan primer diberi tegangan bolak-balik, maka pada inti besi akan timbul fluks
bolak-balik yang berubah-ubah terhadap waktu. Fluks yang dibangkitkan tersebut
merupakan fluks bersama ( Mutual Fluks ) yang juga memotong-motong belitan kawat
sekunder, maka demikian pada belitan sekunder tersebut akan timbul gaya gerak listrik
( ggl ).

Jadi timbulnya tegangan pada transformator sesuai dengan hokum faradayyang


menyatakan bahwa : Apabila di dalam medan magnet terdapat suatu belitan yang dipotong-
potong oleh garis-garis magnet yang setiap saat berubah-rubah terhadap waktu maka pada
kedua ujung belitan tersebut akan timbul gaya gerak listrik ( ggl ).

4.1 FUNGSI TRANSFORMATOR

Fungsi transformator di Gardu Induk Pauh Limo dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Transformator tenaga/daya dan transformator distribusi. Pada prinsipnya kedua
transformator tersebut adalah sama, hanya saja komponen-komponen tambahan pada
transformator daya lebih banyak. Adapun fungsi dari masing-masing trafo yaitu :

1. Transformator tenaga/daya : menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya.

2. Transformator distribusi : menurunkan tegangan listrik dari jaringan distribusi tegangan


tinggi menjadi tegangan terpakai pada jaringan distribusi tegangan rendah (step down
transformator); misalkan tegangan 20 KV menjadi tegangan 380 volt atau 220 volt.

Transformator yang digunakan di Gardu Induk Pauh Limo untuk transformasi tenaga
listrik menggunakan sistem pendingin dengan ONAN ( Oil Natural Air Natural ). Berarti inti
dan kumparan transformator tersebut terendam di dalam cairan minyak yang berfungsi
sebagai isolasi pendingin, serta untuk mendinginkan minyak tersebut tidak menggunakan
bantuan apappun kecuali dengan udara biasa.

4.2 KONTRUKSI TRANSFORMATOR

Kontruksi secara umum dari transformator terdiri atas beberapa bagian yaitu :

1. Inti Besi
Inti besi suatu transformator berfungsi sebagai rangkaian magnet yang
dibangkitkan oleh kumparan primer yang diberi tegangan bolak balik dimana garis
gayanya berubah-ubah terhadap waktu. Inti besi dibuat berlapis-lapis yang terdiri
dari plat tipis, gunanya untuk memperkecil kerugian daya yang disebabkan oleh
arus yang dinamakan arus pusar ( Eddy Current ) yaitu arus yang timbul karena
induksi di dalam inti besi oleh medan bolak-balik.

2. Kawat Tembaga
Kawat tembaga digunakan sebagai lilitan pada transformator baik untuk lilitan
primer maupun pada lilitan sekunder. Untuk transformator penaik tegangan ( step
up ) jumlah lilitan pada sekundernya lebih banyak dari pada jumlah lilitan
primernya. Sedangkan pada transformator penurun tegangan ( step down ) jumlah
lilitan primernya lebih banyak dari pada jumlah lilitan sekundernya.
Lilitan primer adalah bagian yang dihubungkan dengan sumber tegangan,
sedangkan lilitan sekundernya adalah lilitan yang dihubungkan pada rangkaian
beban ( load ).

3. Isolasi
Didalam transformator penggunaan isolasi supaya tidak terjadi hubung singkat
antara lilitan dengan lilitan, atau lilitan dengan kerangka transformator.Maka
semua kawat harus diberi isolasi dan biasanya isolasi terdiri dari bahan email,
prespan, dan pertinak atau pita katun, lak dan vernis.Untuk transformator
tegangan tinggi kumparannya dicelupkan atau dimasukkan kedalam minyak atau
zat cair yang bersifat isolasi.

4. Pendingin
Biasanya dalam pengoperasian transformator akan panas yang disebabkan oleh
beban lebih, rugi-rugi tembaga, maka sebaiknya transformator dilengkapi dengan
sistem pendingin. Media pendingin digunakan minyak transformator, biasanya
untuk daya besar dan teganngan tinggi. Fungsi dari minyak transformator tersebut
selain untuk pendingin juga merupakan isolasi antar winding/body, biasanya
rangka atau rumah transformator dibuat bersirip-sirip untuk memperluas
permukaan sehingga daerah pendingin dalam hal ini akan lebih luas.

5. Tangki
Tangki transformator digunakan sebagai tempat minyak transformator dan
pengatur sirkulasi minyak pendingin, selain itu tempat kedudukan dari pada inti
dan kumparan. Tangki diberi bersirip-sirip dengan maksud mempermudah
pengeluaran panas den tempat jalanya sirkulasi minyak pendingin jika dalam
tangki memuai.

6. Bushing
Bushing adalah tempat penyambungan/terminal hubungan antara kumparan
transformator baik untuk penghantar yang keluar dari golongan sekunder, melalui
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator dimana isolator tersebut
berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki/body transformator,
sehingga tidak akan terjadi adanya kontak listrik yang tidak dikehendaki.

5 ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN TRANSFORMATOR

Rusaknya peralatan yang disebabkan oleh gangguan yang akan mengakibatkan


terjadinya ketidaknormalan pada sistem daya. Pada dasarnya suatu gangguan adalah setiap
keadaan sistem yang menyimpang dari normal.Gangguan dapat merusak atau
mempengaruhi sistem daya, gangguan dapat bersifat sementara atau permanen, gangguan
sementara tidak memerlukan perbaikan untuk beroperasinya sistem tenaga listrik, misalnya
pada keadaan beban lebih. Sedangkan gangguan permanen mengakibatkan operasi sistem
tenaga listrik tidak akan normal kembali sebelum gangguan diperbaiki/gangguan diisolasi
dari sistem.

Penyebab Kerusakan

a) Kerusakan Karena kesalahan berulang


Bila lilitan transformator tiba-tiba ada hubungan singkat maka akan terjadi kenaikan
suhu lilitan. Kenaikan suhu ini dapat menyebabkan Anealing, yang artinya pelunakan
penghantar dan perubahan ini akan menyebabkan penurunan kemampuan mekanis
transformator.

b) Kerusakan karena perlindungan jelek


Bila tidak dilindungi secara benar dan tepat maka transformator akan mengalami
gangguan yang sangat fatal, misalnya kerusakan akibat tegangan lebih yang
disebabkan oleh petir.Oleh karena itu lebih baik dipasang penangkal petir dekat
kutub transformator atau horn gap/pengaman tanduk.

c) Kerusakan yang disebabkan oleh pembebanan yang tidak baik/abnormal.

d) Kerusakan yang disebabkan oleh desain yang tidak standard dan bahan baku yang
dibawah standard.

6. PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR

6.1 Tujuan Pemeliharaan

Memperbaiki kerusakan transformator pada umumnya memerlukan biaya


tinggi.Kerusakan itu juga akan menyebabkan terganggunya penyediaan tenaga listrik
dengan segala akibat bagi pemakaiannya. Oleh karena itu perlu diusahakan untuk sebanyak
mungkin mengurangi terjadinya gangguan pada transformator.

Setelah transformator dipasang dan telah dimanfaatkan, maka adalah penting untuk
secara berkala memeriksa dan memelihara transformator.Karena transformator pada
dasarnya tidak memiliki bagian-bagian yang bergerak, secara keliru sering dianggap bahwa
sebuah transformator tidak memerlukan pemeliharaan. Sebuah transformator yang telah
bekerja dengan baik selama sekian tahun, disebabkan suatu kelalaian dapat secara
mendadak mengalami kerusakan tanpa terlihat tanda-tanda akan terjadinya gangguan itu.

Hal demikian akan menyebabkan terjadinya biaya perbaikan yang tinggi, diperlukan
cadangan yang mahal, dan terdapat kerugian produksi. Dengan adanya pemeliharaan yang
teratur dan dilakukan secara baik dapat diperoleh beberapa keuntungan antara lain :

 Transformator akan bekerja lancer dan selalu dalam keadaan beroperasi dengan
normal
 Mengurangi biaya perbaikan
 Mencegah terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan yang mendadak dan
transformator tidak dapat bekerja sama sekali.

Untuk memperoleh keuntungan-keuntungan diatas, pemeliharaan dilakukan dengan


dua tahapan yaitu :
 Pemeliharaan jangka pendek
 Pemeliharaan jangka panjang

6.2 Pemeliharaan Jangka Panjang

Didalam pemeliharaan jangka pendek pada transformator dilakukan hanya bersifat


pengontrolan dan perbaikan yang kecil saja, dan waktu perbaikan tidak mengganggu kerja
transformator. Pekerjaan yang dilakukan pada pemeliharaan jangka pendek antara lain :

 Pengontrolan keadaan lingkungan transformator dan pembersihan


 Pengontrolan lemari hubung dan alat-alat ukur seperti Volt meter , Ampere meter,
KWH meter, dan sistem grounding.
 Memeriksa kondisi transformator saat beroperasi apakah adakah kelainan atau tidak.
 Pengontrolan temperature dan level dari minyak transformator

6.3 Pemeliharaan Jangka Pendek

Untuk pemeliharaan jangka panjang ini dilaksanakan dengan jadwal yang ditentukan
dan transformator dalam keadaan tidak beroperasi, yang bebas dari sumber maupun beban.
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain :

1. Pembersihan Transformator dan Alat Perlengkapan


Sebelum perawatan dimulai terlebih dahulu memutuskan hubungan transformator
dengan sumber tegangan dan beban.Kemudian menyalurkan tegangan sisa yang ada
pada transformator ketanah dengan jalan penghubung terminalnya kepentanahan
sistem.Setelah transformator tidak bertegangan lagi maka pembersihan dilakukan,
yaitu membersihkan transformator dari debu-debu, kotoran-kotoran binatang dan
sarang laba-laba.
2. Pengujian Minyak Transformator
Pengujian atau pengetesan minyak transformator dimaksudkan untuk mengetahui
apakah minyak transformator tersebut masih berfungsi sebagai mana mestinya.Yaitu
sebagai isolator dan pendingin. Karena minyak transformator ini berhubung secara
langsung dengan kumparan, maka diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
a) Mempunyai daya isolasi yang tinggi.
b) Pada panas hingga temperature 1000C hanya sedikit saja menguap.
c) Tidak mengandung uap air, asam, basa dan larutan belerang.
d) Tidak menguapkan gas yang dapat membentuk uap Explosive .

Untuk mengetahui apakah minyak transformator masih dalam kondisi baik perlu
diadakan pengujian atau pengetesan tegangan tembusnya, dengan menggunakan peralatan
oil tester ( Dielectric Strength Test Set ). Adapun langkah-langkah pengujian atau
pengetesan adalah sebagai berikut :

 Ambil contoh minyak transformator yang akan di test.


 Minyak tersebut dimasukkan kedalam uap standard yang telah tersedia hingga
batas level, dimana uap standard tersebut didalamnya sudah dilengkapi dengan
dua buah elektroda yang berbentuk disk/lempengan bulat yang berdiameter 1
inchi ( 2,54 cm ) dengan jarak 0,1 inchi ( 2,54 mm ).
 Pengujian dilakukan 5 kali dengan interval waktu lebih kurang 10 menit, hasil
test adalah nilai rata-rata tegangan tembusnya ( break down ).

Persyaratan minimum yang baik untuk tegangan tembus minyak transformator


mineral menurut standard ASTM D877 adalah 23 KV per 2,5 mm jarak elektroda
pengetesan.

3. Perawatan Isolator
Dalam perawatan yang dilakukan terhadap isolator ( bushing ) yaitu membersihkan
debu-debu dan kotoran lainnya yang menempel pada isolator tersebut dan
menggantinya bila isolator tersebut retak atau pecah, serta mengencangkan/mengikat
isolator yang kendor dari pengikatnya.
4. Perawatan sekering
Secara praktis sekering tidak memerlukan perawatan yang sulit, hanya perlu perhatian
:
 Antara sekering dengan kedudukannya harus terjadi kontak tang baik serta
bersih dari kotoran.
 Memasang atau melepas sekering dianjurkan menggunakan alat khusus untuk
menghindari pemasangan yang kurang sempurna, terutama untuk sekering
tegangan tinggi.
5. Perawatan terminal
Periksa hubungan pada terminal transformator, hubungan pada terminal transformator
harus cukup kuat, karena bila baut-baut terminal kendor akan mengakibatkan panas
pada terminal dengan kabel bersihkan permukaan bagian yang berhubungan, terhadap
kotoran-kotoran yang akan menyebabkan kontak listrik tidak sempurna. Hubungan
pada terminal tersebut antara lain, hubungan kabel phasa, pentanahan body dan titik netral.
Pastikan kekencangan pemasangan pada terminal tersebut.
6. Perawatan Pemutus Daya
Sesuai dengan fungsinya alat pemutus dan penghubung daya harus memenuhi syarat kontak
yang baik, syarat tersebut adalah :
 Terjadinya kontak yang tepat dan kuat
 Kontak-kontak bersih secara elektrik
Untuk itu harus dijaga alat pemutus dan penghubung daya dalam keadaan
baik.Adapun kerusakan-kerusakan yang sering terjadi adalah pada bagian-bagian
kontaknya dan mekanisme-mekanisme penggeraknya diberi pelumasan secukupnya
untuk bagian-bagian kontaknya dibersihkan dengan pembersih khusus.
7. Perawatan Dehydrating Breather
Dalam perawatan dehydrating breather disini hanya sifatnya hanya penggantian silicagel, bila
perubahan warna telah jadi biru ( yang baik ) menjadi kekuning-kuningan ( yang rusak ), serta
pembersihan jalur udara dari dehydrating breather agar tidak buntu.
8. Perawatan Temperatur Relay dan Bucholz Relay
Dalam perawatan temperature relay dan bucholz relay disini sifatnya hanya pengontrolan
pada terminal kabel apakah dalam keadaan baik, serta membersihkan kontak-kontaknya
denganm pembersihan khusus.
9. Pengecekan Tahanan Isolasi
Pengecekan tahanan isolasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah nilai tahanan isolasi
masih berada dalam batas-batas yang dijinkan. Karena transformator bekerja pada tempertur
yang relative tinggi, yang mana hal ini dapat mempengaruhi nilai tahanan isolasi dari lilitan
sekundernya.Sesuai dengan ketentuan nilai tahanan isolasi minimum yang diijinkan harus
menunjukkan 1000 ohm per Volt atau 1000 kali tegangan kerja.
10. Pengecekan Nilai Tahanan Pentanahan
Dengan mengukur nilai tahanan pentanahan dapat dapat diketahui apakah sistem pentanahan
yang ada itu masih baik dan apakah memenuhi syarat yang diijinkan.Pengukuran tahanan
pentanahan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tersebut nilai tahanan pentanahan
diharapkan masih dalam batas maksimum yang diijinkan adalah sebesar 5 ohm.Bila
ditemukan dalam pengecekan nilai tahanan pentanahan melebihi 5 ohm, harus diupayakan
diturunkan dengan jalan antara lain, dengan menambah jumlah elektroda pentanahan dan
dissambung secara parallel.

7 PEMBAHASAN PERALATAN PENGUJIAN TRAFO


Beberapa peralatan yang digunakan dalam pengujian Transformer diantaranya :
7.1 TANGEN DELTA 2000 & DELTA 3000
Penggunaan:
Pengukuran tangen delta pada Transformator, untuk menguji kelayakan isolasi trafo dan
dapat mengukur arus eksistensi dari gulungan trafo.

Gambar 4. Tangen Delta 2000

Spesifikasi:
 Teruji baik, pada daerah dengan interferensi tinggi hingga mencapai 765 kV.
 Dioperasikan secara otomatis, mempersingkat waktu pengujian dan meminimalisir
kesalahan pengujian oleh operator.
 Dilengkapi dengan thermal print-out external, sehingga pengukuran dapat langsung
terbaca.
 Dapat melakukan pengujian pada TRAFO dengan sistem GIS
 Dapat membaca dan merekam Transformator yang didesain dengan sistem Tangen Delta
Negative.

7.2 TANGEN DELTA OIL TRANSFORMER


Penggunaan:
Pengujian Power Factor dari isolasi minyak trafo.
Gambar 5. Tangen Delta Oil Transformer

Spesifikasi:
 Dihubungkan dengan perangkat utama DELTA 2000 atau DELTA 3000 dapat menginject
tegangan hingga 10kV
 Pengujian dilakukan pada 25 derajat dan 100 derajat Celcius
 Standard ASTM D-924

7.3 INSULATION TEST MIT1020


Penggunaan:
Insulation test dan Polarity Index dimana pengujian untuk mengukur kekuatan dan kelayakan
bahan isolasi

Gambar 6. Insulation Test MIT1020

Spesifikasi:
 500 V, 1000 V, 2500 V, 5000 V dan 10000 V
 Variasi test pada volatse 25 V hingga 10000 V
 Akurasi baik dengan toleran 5%

7.4 TRANSFORMER TURN RATIO 310


Penggunaan:
Pengukuran untuk mengetahui Rasio, Arus Eksitasi, Pergeseran Fasa dan Persen Error antar
belitan Transformer yang diukur.

Gambar 7. Transformer Turn Ratio 310


PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari penilisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Trafo digunakan untuk mengambil input data masukan berupa besaran arus dengan
cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder.
2. Sebuah trafo dikatakan bagus dan baik jika memiliki kekuatan isolasi yang kuat dan
baik untuk menahan arus yang besar.
3. berbagai macam Gangguan terjadi dapat  menimbulkan gelombang berjalan yang
merambat melalui kawat phasa tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo

Saran
1. Untuk menjaga keandalan system maka pada pemeliharaan Transformator Arus (CT)
harus dilakukan secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditemtukan.
2. Fasilitas belajar dipertahankan dan perlu adanya fasilitas pendukung seperti : buku-
buku, laboratorium dan computer.

DAFTAR PUSTAKA

 jurnalk3.com/.../makalah-pemeliharaan-trafo-distribus...
 dunia-listrik.blogspot.com/.../perawatan-dan-pemanta...
 bops.pln-jawa-bali.co.id/artikel/pemeliharaantrafo
 Tim Pelatihan Operator Gardu Induk, 2002, Pengantar Teknik Tenaga Listrik, PT
PLN (Persero).
 Agus F. Suyatno, Teknik Listrik Motor & generator Arus Bolak Balik, 1984
 Bakhtiar hasan, system proteksi system tenaga listrik, kuliah teknik elektro IKIP
bandung, 1989.

Anda mungkin juga menyukai