ATS KONVENSIONAL
OLEH:
Heriyanto
3201703010
Levy Nofiandri
3201703016
Listrik 5A
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia Nya, sehingga Laporan Praktik ATS konvensiona ini dapat diselesaikan.
Terbuatnya laporan ini merupakan perwujutan dan dari segala bentuk pengamatan,
pengaplikasian dan pelaksanaan job sesuai dengan deskripsi bentuk kerja yang merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan setiap mahasiswa. teman, sehingga dapat terselesaikannya
Oleh karena itu besar harapan untuk menerima saran dan kritikan dari para pembaca.
Dan semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa/i Politeknik Negeri
Pontianak pada umumnya dan dapat memberikan nilai lebih untuk para pembaca pada
khusunya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....... .................................................................................................... 1
1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................... 1
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................... 1
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu dalam merangkai kontrol otomatis PLN ke genset, dan
sebaliknya. Dan mengenali semua alat-alat yang dipakai pada sistem kontrol ini dan
dapat mengetahui atau memperbaiki bila rangakain terjadi troubleshoting.
4
BAB II
PEMBAHASAN
AMF (Automatic Main Failure): Jika kita ingin agar dalam menghidupkan atau mematikan
(ON - OFF) Engine Genset secara otomatis (tanpa peranan operator), maka AMF Panel yang
akan menggantikan peranan operator untuk mengoperasikan Genset.
Untuk proses perawatan, sebaiknya Genset perlu dilakukan pemanasan setiap seminggu sekali
selama 10-15 menit untuk sirkulasi pelumas / Oli ke seluruh bagian mesin. Dalam hal ini
pemakain AMF panel akan menggantikan peranan Operator untuk melakukan tugas pemanasan
Genset (Warming-up). Dengan dilengkapi sebuah Timer, maka Genset tersebut dapat di-setting
untuk melakukan proses pemanasan sendiri secara otomatis tanpa bantuan operator. Kita
tinggal men-setting pada hari apa, berapa menit dan dalam seminggu ada berapa kali proses
warming-up dilakukan.
Gabungan antara ATS dan AMF Panel memberikan solusi yang terpadu untuk meng otomatis-
kan dalam menangani masalah kegagalan PLN
5
Beban terhubung dengan genset (dengan beroperasinya K23T), jika tegangan genset
sudah nominal, jadi beban sudah disuplai oleh genset.
Ketika beban sedang disuplai oleh genset, hidupnya PLN kurang dari setting
waktu K26T, tidak akan mempengaruhi rangkaian. Sedangkan bila PLN hidup kembali
selama lebih dari setting waktu K26T, hubungan antara beban dengan genset kakan
dapat diputuskan oleh K23. Kemudian sesuai dengan setting K27T, genset akan mati,
rangkaian beban akan akan dihubungkan kembali ke PLN oleh K28, jika setting waktu
K27T sudah habis. Dengan demikian beban dispulai oleh PLN.
Apabila beban setting sedang disuplai oleh PLN, kemudian PLN tersebut mati
,maka hubungan PLN kebeban akan diputus oleh K28, pada saat itu genset akan mulai
pemanasan sesuai dengan setting waktu K20T. Jika proses pemanasan akan deihentikan
oleh selang waktu anatara PLN padam dan hidup K20T, maka pemanasan akan
dihentikan oleh K20T, kemudian sesuai setting waktu K27T, beban akan dihubungkan
kembali lagi dengan PLN oleh K28, akibatnya beban tidak pernah terhubung dengan
genset.
6
Posisi ini digunaka untuk keperluan proses perbaikan genset. Apabila genset
mengalami kerusakan atau gangguan yang memutuskan pembongkaran pada mesin
diesel atau generator . maka rangkaian kontrol yang dapat megoperasikan genset harus
segera diputuskan. Proses ini harus dapat dicapai, maka sangat berbahaya bagi orang
yang memperbaiki genset.
Pada saat selector swicth diposisi repair maka sekalipun terdapat situasi dimana PLN
padam atau hidup, rangkaian kontrol tidak akan dapat menghidupkan genset, karena
sambungan dari baterai untuk proses pemanasan dan strating diputuskan oleh selector
switch. Pada posisi ini beban hanya disuplai oleh PLN, dengan catatan PLN tidak
padam.
7
BAB III
PROSES PRAKTEK
PLN : ON GENSET : ON
GENSET : OFF PLN ; OFF
K28 MEMBUKA
PEMANASAN
MESIN GENSET
K23 MEMBUKA
APABILA SELANG
STARTING GENSET WAKTU >K27T
MEMATIKAN GENSET
8
3.2 Gambar Rangkaian
K28 K23
FUSE
FUSE
MCB MCB
FUSE FUSE
11
13
15
17
19
20
21
22
12
14
16
18
PE
PE
PE
9
Phasa PLN
Phasa Genset
5
8 1
S20
3 K26T K29
6
S20 4
11
4
1
5 61 1
K24 K28 K26T K24
6 62 3 4
K27T
11
71
K23
72
A2 A2 A2 A2 A2 10 10 A2 10
N PLN
N Genset
NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC
Dari PLN
Relay Bantu
Genset
PLN
10
H
Meteran Jam Kerja genset
h31
S20
1
2
Selektor Switch
Repair/Genset/Auto
7
8
1
Sambutan Kontrol dari Genset
2
Term. 1 : + 12V DC
Term. 2 : Stop Genset
Term. 3 : Start Genset
K23
Term. H : Pemanasan
3 H
14
13
K27T
K20
11
K22T
11
K21T
58
57
66
65
K24
K20T
K20
58
57
22
21
3.3 Alat dan Bahan
1. Mempelajari gambar diagram kontrol ATS dengan kontaktor yang ada di jobsheet
sampai mengerti.
2. Mempelajari sistem kerja suplai daya PLN dan genset.
3. Mempelajari sistem start dan diesel generator.
4. Memesan bahan dan alat yang akan digunakan dan memeriksanya terlebih dahulu
sebelum dipasang.
5. Merangkai sistem suplai daya, rangkaian kontrol dan metering beban dengan baik
6. Memeriksa kembali rangkaian yang dibuat.
7. Melaporkan kepada pengawas.
8. Menguji semua fungsi rangkaianyang telah dibuat bersama-sama pengawas.
Mencari dan memperbaiki kesalahan/gangguan yang dibuat oleh instruktur dan
menguji kembali rangkaian tersebut apakah sudah benar.
12
3.5 Gambar Hasil Kerja
13
3.6 Analisa Temuan
Setelah selesainya praktek ditemukan kendala-kendala dalam rangkaian, untuk
rangkaian ATS konvensional ini sebenarnya di gunakan 7 kontaktor yang mana 3 kontaktor di
gunakan sebagai On delay dan 2 kontaktor sebagai bantuan untuk off delay, dan 2 sebagai
kontaktor utama. Tetapi, dalam praktek ini hanya di pakai 5 kontaktor yang mana di temukan
kesulitan antara pembagian kegunaan kontaktor utama dan bantu untuk di gunakan ke On delay
atau Off delay.
K28 sebagai kontaktor utama PLN dan K23 sebagai kontaktor utama GENSET
phasenya harus di kopel dengan OFF delay karena antara Kontaktor utama PLN dan GENSET,
diatas nya bertumpu Off delay.
Kemudian juga untuk sumber, sumber yang digunakan hanya 1 sumber yaitu PLN, yang
mana juga cukup mempersulit kopel fasa netral genset PLN, dalam praktek ini, tim harus
mengkopel satu phasa yaitu ke PLN dan Genset dan satu kopel Netral ke PLN dan GENSET.
Ini juga mengalami kesulitan karena terkadang Kontaktor genset tidak hidup karena adanya 2
sumber.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
ATS sebagai saklar untuk memindahkan suplai dari PLN ke Genset dan dari Genset ke
PLN, sebagai kerja nya, yang digunakan dalam ATS ini adalah sistem Off delay dan ON delay
yang kontaktor sebagai saklar pemindah utamanya.
4.2 Saran
Untuk menunjang kelancaran praktek mahasiswa, sangat di perlukan bahan-bahan
praktek yang berkualitas, tersedia nya bahan-bahan yang mencukupi untuk mempermudah
mahasiswa dalam melakukan praktek. Karena di temukan beberapa kekurangan-kerungan yang
menghambat kerja praktek, seperti kurangnya kotak kontak terminal, kabel-kabel penghubung,
dan kualitas bahan-bahan yang sudah seharusnya di ganti dengan yang baru, agar kedepannya
kualitas praktek untuk mahasiswa baru yang akan datang nanti semakin teruji.
15