Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTEK BENGKEL LISTRIK

ATS KONVENSIONAL

OLEH:

Heriyanto
3201703010

Levy Nofiandri
3201703016

Listrik 5A

Instruktur : Ir. Wahyu Widodo

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

karunia Nya, sehingga Laporan Praktik ATS konvensiona ini dapat diselesaikan.

Laporan ini di buat sebagai persyaratan untuk menyelesaikan persyaratan tertulis

setelah di awali dengan praktek yang telah di laksanakan.

Terbuatnya laporan ini merupakan perwujutan dan dari segala bentuk pengamatan,

pengaplikasian dan pelaksanaan job sesuai dengan deskripsi bentuk kerja yang merupakan

kewajiban yang harus dilaksanakan setiap mahasiswa. teman, sehingga dapat terselesaikannya

job praktikum dan laporan ini dengan baik.

Oleh karena itu besar harapan untuk menerima saran dan kritikan dari para pembaca.

Dan semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa/i Politeknik Negeri

Pontianak pada umumnya dan dapat memberikan nilai lebih untuk para pembaca pada

khusunya.

Pontianak, 30 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....... .................................................................................................... 1
1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................... 1
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN


2.1. Teori Dasar ..................................................................................................... 2
2.2. Deskripsi Kerja ................................................................................................ 2
2.2.1 Posisi Otomatis ..................................................................................... 2
2.2.2 Posisi Genset ........................................................................................ 3
2.2.3 Posisi Repair ........................................................................................ 4

BAB III. PROSES PRAKTEK


3.1. Flow Chart Automatic Transfer Swicth ........................................................... 5
3.2. Gambar Rangkaian .......................................................................................... 6
3.3. Alat dan Bahan ............................................................................................... 9
3.4. Langkah Kerja ................................................................................................ 9
3.5. Gambar Hasil Kerja ....................................................................................... 10
3.6. Analisa Temuan ............................................................................................... 11

BAB IV. PENUTUP


4.1. Kesimpulan ................................................................................................... 12
4.2. Saran ............................................................................................................. 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk menjaga kontinyuitas ketersediaan sumber daya listrik pada beban-beban listrik
baik untuk industri, pusat perdagangan, badan sosial maupun perhotelan diperlukan suatu
sistem yang mampu mengatur penyaluran tenaga listrik sedemikian rupa sehingga bila salah
satu sumber listrik mengalami gangguan, maka dapat di ambil oleh sumber lainnya.
Pada umumnya beban-beban listrik mengalami sumber dari PLN sebagai sumber utama
dan genset sebagai sumber cadangan. Apabila sumber PLN mengalami gangguan, secara
otomatis genset akan mengambil alih suplai daya kebeban dengan suatu alat yang dapat
mentransfer dari suplai PLN ke suplai genset.
Sebaliknya, apabila sumber PLN sudah normal kembali, maka unit alat tersebut secara
otomatis akan mengembalikan suplai dari genset ke PLN. Alat yang dapat mentransfer ke dua
sumber listrik tersebut disebut sebagai Otomatis Transfer Switch.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu dalam merangkai kontrol otomatis PLN ke genset, dan
sebaliknya. Dan mengenali semua alat-alat yang dipakai pada sistem kontrol ini dan
dapat mengetahui atau memperbaiki bila rangakain terjadi troubleshoting.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Membuat rangkaian control ATS dengan kontaktor secara tepat atau benar.
2. Membuat rangkaian control start/off otomatis pada genset.
3. Memilih komponen yang diperlukan untuk rangkaian control ATS sesuai dengan
jobshet.
4. Menginstalasi rangkaian control ATS dengan kontaktor.
5. Menginstalasi rangkaian start/off otomatis pada genset.
6. Menguji rangkaian control ATS dengan kontaktor.
7. Mencari/memperbaiki gangguan pada rangkaian control ATS.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Dasar


Pemakaian ATS (Automatic Transfer Switch) pada instalasi dalam gedung
dimaksudkan untuk mengantisipasi pada saat PLN gagal dalam mensuplai listrik (mengalami
pemadaman), maka dalam hal ini genset yang akan menggantikan peranan dari PLN untuk
mensuplai sumber daya listrik, disini peranan ATS adalah memindahkan secara otomatis
distribusi dari PLN ke Genset, sehingga Genset tersebut dapat menggantikan peranan dari PLN
untuk mensuplai sumber daya listik pada Gedung/lokasi tersebut. Selanjutnya apabila PLN
kembali normal, maka Fungsi ATS secara otomatis memindahkan distribusi daya listrik dari
Genset ke PLN.

AMF (Automatic Main Failure): Jika kita ingin agar dalam menghidupkan atau mematikan
(ON - OFF) Engine Genset secara otomatis (tanpa peranan operator), maka AMF Panel yang
akan menggantikan peranan operator untuk mengoperasikan Genset.
Untuk proses perawatan, sebaiknya Genset perlu dilakukan pemanasan setiap seminggu sekali
selama 10-15 menit untuk sirkulasi pelumas / Oli ke seluruh bagian mesin. Dalam hal ini
pemakain AMF panel akan menggantikan peranan Operator untuk melakukan tugas pemanasan
Genset (Warming-up). Dengan dilengkapi sebuah Timer, maka Genset tersebut dapat di-setting
untuk melakukan proses pemanasan sendiri secara otomatis tanpa bantuan operator. Kita
tinggal men-setting pada hari apa, berapa menit dan dalam seminggu ada berapa kali proses
warming-up dilakukan.
Gabungan antara ATS dan AMF Panel memberikan solusi yang terpadu untuk meng otomatis-
kan dalam menangani masalah kegagalan PLN

2.2 Deskripsi Kerja


2.2.1 Posisi Otomatis
Pada situasi awal, beban disuplai dari PLN. Apabila suplai PLN mati/padam,
maka hubungan kebeban akan di putus oleh K28. Saat PLN padam, genset akan mulai
melakukan proses pemanasan selama setting waktu K20T. Ketika setting K20T
berakhir, genset akan starting kemudian berakhir dengan beroperasinya genset. Sinyal
starting untuk genset hanya terdapatpada K21T sudah mati dan K22T masih beroperasi.

5
Beban terhubung dengan genset (dengan beroperasinya K23T), jika tegangan genset
sudah nominal, jadi beban sudah disuplai oleh genset.
Ketika beban sedang disuplai oleh genset, hidupnya PLN kurang dari setting
waktu K26T, tidak akan mempengaruhi rangkaian. Sedangkan bila PLN hidup kembali
selama lebih dari setting waktu K26T, hubungan antara beban dengan genset kakan
dapat diputuskan oleh K23. Kemudian sesuai dengan setting K27T, genset akan mati,
rangkaian beban akan akan dihubungkan kembali ke PLN oleh K28, jika setting waktu
K27T sudah habis. Dengan demikian beban dispulai oleh PLN.
Apabila beban setting sedang disuplai oleh PLN, kemudian PLN tersebut mati
,maka hubungan PLN kebeban akan diputus oleh K28, pada saat itu genset akan mulai
pemanasan sesuai dengan setting waktu K20T. Jika proses pemanasan akan deihentikan
oleh selang waktu anatara PLN padam dan hidup K20T, maka pemanasan akan
dihentikan oleh K20T, kemudian sesuai setting waktu K27T, beban akan dihubungkan
kembali lagi dengan PLN oleh K28, akibatnya beban tidak pernah terhubung dengan
genset.

2.2.2 Posisi Genset


Posisi ini digunakan untuk proses pemeliharaan pada genset sesuai dengan
petunjuk buku manual. Genset tipe ini harus dioperasikan setiap satu bulan sekali
selama 1 jam. Fungsinya untuk memanaskan oli. Proses pemanasan ini harus dilakukan
pada 50% beban nominal dengan tujuan mendapatkan suhu yang cukup untuk
menguapkan kelembaban dalam oli, deskripsi kerjanya:
Pada saat slector switch di posisi genset, K29 akan beroperasi dan memutuskan
sumber yang menuju K26T dan K28, sehingga akan memutuskan dari suplai ke PLN
ke beban. selain itu posisi ini akan memutuskan sumber yang menuju ke K20T, K21T
dan K22T akibatnya genset akan dipanaskandan start. Pada saat tegangan genset
mencapai nominal, maka K23 akan hidup, sehingga beban akan terhubung denga suplai
genset. Setelah waktu pemanasan genset sudah mencapai satu jam maka genset akan
dimatikan kembali dengan cara memindahkan slector switch ke posisi otomatis dengan
demikian genset akan mati dan beban kembali disuplai oleh PLN.

2.2.3 Posisi Repair

6
Posisi ini digunaka untuk keperluan proses perbaikan genset. Apabila genset
mengalami kerusakan atau gangguan yang memutuskan pembongkaran pada mesin
diesel atau generator . maka rangkaian kontrol yang dapat megoperasikan genset harus
segera diputuskan. Proses ini harus dapat dicapai, maka sangat berbahaya bagi orang
yang memperbaiki genset.
Pada saat selector swicth diposisi repair maka sekalipun terdapat situasi dimana PLN
padam atau hidup, rangkaian kontrol tidak akan dapat menghidupkan genset, karena
sambungan dari baterai untuk proses pemanasan dan strating diputuskan oleh selector
switch. Pada posisi ini beban hanya disuplai oleh PLN, dengan catatan PLN tidak
padam.

7
BAB III
PROSES PRAKTEK

3.1 Flow Chart Automatic Transfer Swicth

PLN : ON GENSET : ON
GENSET : OFF PLN ; OFF

APABILA PLN APABILA PLN


PADAM HIDUP

K28 MEMBUKA

PEMANASAN
MESIN GENSET

APABILA PLN APABILA PLN HIDUP


APABILA PLN HIDUP APABILA PLN
PADAM LEBIH DARI LEBIH DARI
KEMBALI PADAM LAGI
SETTING K20T SETTING K26T

K23 MEMBUKA
APABILA SELANG
STARTING GENSET WAKTU >K27T

MEMATIKAN GENSET

APABILA K28 MENUTUP PLN


TEGANGAN GENSET MENYAMBUNG KE APABILA SELANG
SUDAH NORMAL BEBAN WAKTU > K27T

K23 MENUTUP GENSET K28 MENUTUP PLN


MENYAMBUNG KEBEBAN MENYAMBUNG KEBEBAN

GENSET :ON PLN : ON PLN :ON GENSET : ON


PLN :OFF GENSET : OFF GENSET :OFF PLN : OFF

8
3.2 Gambar Rangkaian

K28 K23

FUSE
FUSE

MCB MCB

FUSE FUSE
11

13

15

17

19
20
21
22
12

14

16

18
PE

PE

PE

9
Phasa PLN
Phasa Genset

5
8 1
S20
3 K26T K29
6
S20 4
11
4

1
5 61 1
K24 K28 K26T K24
6 62 3 4

K27T
11

71
K23

72

A1 K20T A1 K21T A1 K22T A1 K23 A1 K24 2 K26T 2 K27T A1 K28 2 K29

A2 A2 A2 A2 A2 10 10 A2 10
N PLN

N Genset

NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC

3.4 3.5T 4X 2.6 2.0 4X


3.6 2.3
2.8 2.7T 2.3T 2.8T 3.4T 2.6
3.6T 3.5T 1.6 3.4 1.4
3.5
Trigger : Suplay Beban Tidak
Menghidupkan Start Komando

Memeriksa Kalau PLN Tahan

Kontaktor Utama Sumber Dari


Kontaktor Utama Sumber dari

Selang Waktu Pemindahan


Mematikan Start Komando
Pemanasan Motor Genset

Selang Waktu Untuk

dari Genset Ke PLN

Dari PLN
Relay Bantu
Genset

PLN

10
H
Meteran Jam Kerja genset

h31

S20
1
2
Selektor Switch
Repair/Genset/Auto

7
8

1
Sambutan Kontrol dari Genset

2
Term. 1 : + 12V DC
Term. 2 : Stop Genset
Term. 3 : Start Genset
K23

Term. H : Pemanasan

3 H
14
13
K27T

K20

11
K22T

11
K21T

58
57
66
65

K24
K20T
K20

58
57
22
21
3.3 Alat dan Bahan

No Nama Bahan Tempat Satuan Jumlah


1 Sekering 10A F16a Set 3
2 Sekering 6A F17, F18 Set 2
3 MCB 3phasa F14,F16 Buah 2
4 Relay 11pin K24,K29 Set 2
5 Timer On delay K26T,K27T Set 2
6 Timer Off delay K20T,K21T,K22T Set 3
7 Kontaktor utama K23,K28 Buah 2
8 Kontaktor bantu K20,K21,K22 Buah 3
9 Selector Swicth S13 Buah 1
10 Modul/Box Panel - Set 1
11 Line up Terminal - Buah 19
12 Kabel NYAF - meter secukupnya

3.4 Langkah Kerja

1. Mempelajari gambar diagram kontrol ATS dengan kontaktor yang ada di jobsheet
sampai mengerti.
2. Mempelajari sistem kerja suplai daya PLN dan genset.
3. Mempelajari sistem start dan diesel generator.
4. Memesan bahan dan alat yang akan digunakan dan memeriksanya terlebih dahulu
sebelum dipasang.
5. Merangkai sistem suplai daya, rangkaian kontrol dan metering beban dengan baik
6. Memeriksa kembali rangkaian yang dibuat.
7. Melaporkan kepada pengawas.
8. Menguji semua fungsi rangkaianyang telah dibuat bersama-sama pengawas.
Mencari dan memperbaiki kesalahan/gangguan yang dibuat oleh instruktur dan
menguji kembali rangkaian tersebut apakah sudah benar.

12
3.5 Gambar Hasil Kerja

Gbr. 1. Rangkaian ATS Konvensional

Gbr. 2. PLN hidup

Gbr. 3. Genset hidup

13
3.6 Analisa Temuan
Setelah selesainya praktek ditemukan kendala-kendala dalam rangkaian, untuk
rangkaian ATS konvensional ini sebenarnya di gunakan 7 kontaktor yang mana 3 kontaktor di
gunakan sebagai On delay dan 2 kontaktor sebagai bantuan untuk off delay, dan 2 sebagai
kontaktor utama. Tetapi, dalam praktek ini hanya di pakai 5 kontaktor yang mana di temukan
kesulitan antara pembagian kegunaan kontaktor utama dan bantu untuk di gunakan ke On delay
atau Off delay.
K28 sebagai kontaktor utama PLN dan K23 sebagai kontaktor utama GENSET
phasenya harus di kopel dengan OFF delay karena antara Kontaktor utama PLN dan GENSET,
diatas nya bertumpu Off delay.
Kemudian juga untuk sumber, sumber yang digunakan hanya 1 sumber yaitu PLN, yang
mana juga cukup mempersulit kopel fasa netral genset PLN, dalam praktek ini, tim harus
mengkopel satu phasa yaitu ke PLN dan Genset dan satu kopel Netral ke PLN dan GENSET.
Ini juga mengalami kesulitan karena terkadang Kontaktor genset tidak hidup karena adanya 2
sumber.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
ATS sebagai saklar untuk memindahkan suplai dari PLN ke Genset dan dari Genset ke
PLN, sebagai kerja nya, yang digunakan dalam ATS ini adalah sistem Off delay dan ON delay
yang kontaktor sebagai saklar pemindah utamanya.

4.2 Saran
Untuk menunjang kelancaran praktek mahasiswa, sangat di perlukan bahan-bahan
praktek yang berkualitas, tersedia nya bahan-bahan yang mencukupi untuk mempermudah
mahasiswa dalam melakukan praktek. Karena di temukan beberapa kekurangan-kerungan yang
menghambat kerja praktek, seperti kurangnya kotak kontak terminal, kabel-kabel penghubung,
dan kualitas bahan-bahan yang sudah seharusnya di ganti dengan yang baru, agar kedepannya
kualitas praktek untuk mahasiswa baru yang akan datang nanti semakin teruji.

15

Anda mungkin juga menyukai