Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

“PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teknik Elektro yaitu Sistem
Pembangkit Tenaga Listrik yang diampu oleh Dosen Dr. Tasma Sucita, S.T., M.T.

Disusun oleh :

Chaafidh Dzulfiqor Yusri 1807785

Roni Pasaribu 1807871

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNya sehingga makalah dengan judul “Makalah Pembangkit Listrik Tenaga
Surya” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Sistem Pembangkit Tenaga Listrik. Selain
itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
maka kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para
pembaca.

Bandung, 30 November 2021

Penyusun
i

Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................4
Latar Belakang.....................................................................................................4
Rumusan Masalah................................................................................................5
Tujuan...................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
Pengertian Pembangkit Listik..............................................................................7
Pengertian Tenaga Surya......................................................................................7
Pembangkit Listrik Tenaga Surya........................................................................9
Dasar Sel Surya..................................................................................................11
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sel Surya...................................................11
Photovoltaics (PV) Generator............................................................................13
Perencanaan PLTS.............................................................................................14
Cara Kerja PLTS................................................................................................15
Aplikasi PLTS....................................................................................................16
BAB III...................................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................17
Kesimpulan.........................................................................................................17
Daftar Pustaka........................................................................................................18
ii

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Sel surya merupakan suatu alat yang mampu mengubah secara langsung
energi cahaya menjadi energi listrik. Perangkat ini telah diimplementasikan di
beberapa daerah pedesaan di Indonesia sebagai sistem solar home 50 Wp, dan
sistem hybrid PV-diesel. Selama pengoperasiannya, sistem sel surya tidak
memerlukan bahan bakar fosil, tidak menimbulkan polusi dan kebisingan terhadap
lingkungan, hampir bebas perawatan, dan sangat mudah dioperasikan. Radiasi
matahari merupakan sumber energi terbarukan sel surya yang melimpah dan tidak
terbatas. Namun, sel surya merupakan salah satu yang menjanjikan sebagai
teknologi energi masa depan Indonesia.
Dalam upaya memanfaatkan energi matahari menjadi sumber energi listrik
ada beberapa komponen yang dibutuhkan.
Berikut adalah beberapa komponen yang dibutuhkan dalam PLTS:
1. Panel Surya
Panel surya adalah kumpulan dari sejumlah sel surya yang membentuk satu
kesatuan berupa satu panel yang saling terintegrasi. Dalam satu sel surya terdapat
beberapa komponen yang dapat mengubah cahaya menjadi listrik atau disebut
dengan fotovoltaik. Panel surya sendiri merupakan komponen paling utama dalam
PLTS. Panel surya menggunakan satan WP (watt-peak). Dalam 100 WP, panel
surya mampu menghasilkan 100 watt listrik jika mendapat sinar matahari secara
optimal.
2. Inverter
Inverter adalah perangkat elektronik yang mampu mengubah arus searah
menjadi arus bolak-balik.
3. Charge Controller
Charge controller adalah sebuah komponen yang mampu mengatur energi
listrik yang dihasilkan oleh panel surya untuk mengisi baterai. Jadi bisa dikatakan
jika charge controller adalah komponen yang cukup penting dalam PLTS.
4. Baterai
Baterai adalah alat untuk menampung listrik yang dihasilkan oleh panel
surya.
Dengan adanya baterai listrik dapat langsung dialirkan ke perangkat
elektronik atau disimpan untuk digunakan saat membutuhkan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok
masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa itu PLTS?
2. Dimana PLTS bisa di pasang?
3. Apakah dasar dari sel surya itu?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sel surya?
5. Seperti apa perencanaan PLTS itu?
6. Apa saja jenis komponen PLTS?
7. Bagaimana cara kerja PLTS?
8. Apa saja aplikasi PLTS?

Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Sistem Pembangkit Tenaga
Listrik.
2. Untuk menambah wawasan mengenai Pembangkit Listrik Tenaga
Surya.
3. Untuk mengetahui fungsi dan kegunaan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya.
4. Untuk mengetahui contoh-contoh aplikasi penerapan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Sel
Surya

Sejarah sel surya dapat dilihat ketika pada tahun 1839 Edmund Becquerel,
seorang pemuda asal Prancis berusia 19 tahun menemukan sebuah efek yang
dikenal dengan efek fotovoltaik ketika sedang berekperimen menggunakan
sel larutan elektrolisis yang dibuat dari dua elektroda. Becquerel menemukan
bahwa beberapa jenis material tertentu dapat memproduksi arus listrik dalam
jumlah kecil ketika terkena cahaya.
Sel surya atau sering disebut fotovoltaik adalah sebuah perangkat
yang mampu mengkonversikan cahaya matahari secara langsung untuk
menjadi energi listrik.sel surya ini bisa disebut sebagai pemegang peran
utama dalam memaksimalkan
potensi sengat besar dari cahaya
matahari yang sampai kebumu,
selain dipergunakan untuk
menghasilkan listrik , energi
matahari juga dimanfaatkan dari
segi panasnya melalui sistem
solar thermal.
Sel surya dapat
dianalogikan sebagai divais
dengan dua terminal atau
sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi
seperti dioda, dan saat disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan
tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel surya komersial menghasilkan
tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam skala
milliampere per cm2.
Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi,
sehingga umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul
surya. Satu modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total
menghasilkan tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi penyinaran standar.
Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel atau seri untuk
memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang
dibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Gambar dibawah menunjukan ilustrasi
dari modul surya.
Pengertian Pembangkit Listik
Ditinjau dari segi bahasa, yang dimaksud pembangkit adalah sesuatu yang
membangkitkan atau alat untuk membangkitkan sesuatu. Dengan demikian dalam
suatu sistem tenaga listrik yang dimaksud pembangkit tenaga listrik ialah suatu
alat/peralatan yang berfungsi untuk membangkitkan tenaga listrik dengan cara
mengubah energi potensial menjadi tenaga mekanik, selanjutnya menjadi tenaga
listrik. Istilah lain yang dipakai untuk menyebut pembangkit tenaga listrik ialah
pusat tenaga listrik. Untuk mendapatkan energi listrik dapat memanfaatkan
bermacammacam sumber energi, misalnya tenaga air, tenaga angin, bahan bakar
fosil, dan bahan bakar nuklir. Dengan memakai sumber energi tersebut diperoleh
tenaga untuk menggerakkan turbin yang akan mengaktifkan generator listrik.
Energi listrik yang dihasilkan harus diubah menjadi tegangan yang sesuai untuk
transmisi. Setelah proses ini, arus listrik dialirkan melalui jaringan kabel transmisi
ke daerah yang memerlukan. Pada proses pembangkitan tenaga listrik telah terjadi
proses perubahan energi mekanik menjadi energi listrik.

Pengertian Tenaga Surya


Energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat dikembangkan
saat ini oleh pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia
mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Energi surya adalah sangat
luar biasa karena tidak bersifat polutif, tidak dapat habis, dapat dipercaya dan tidak
membeli. Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari.Istilah
“tenaga surya” mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi
panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. Dua tipe dasar tenaga matahari
adalah “sinar matahari” dan “photovoltaic” (photo- cahaya, voltaic=tegangan).
Photovoltaic tenaga matahari melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia
dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan
untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar
listrik. Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam
teknologi yang sudah diterapkan, yaitu: Teknologi energi surya fotovoltaik dan
Teknologi energi surya termal.

Komponen Sel Surya dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Seiring dengan perkembangan sains dan teknologi saat ini, jenis-jenis
teknologi dari sel suryajuga berkembang dengan berbagai inovasi. Dalam
pembahasan kali ini, akan membahas cara kerja dari sel surya yang umum berada
dipasaran saat ini yaitu sel surya berbasis material silikon yang juga secara umum
mencakup struktur dan cara kerja sel surya generasi pertama (sel surya silikon) dan
kedua (lapisan tipis).
1. Substrat / Metal Backing
Substrat adalah material yang menopang seluruhkomponen sel
surya.material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik
yang baik karena juga berfungsi sebagai kontak terminal positif sel
surya, sehingga umumnya menggunakan material logam/metal seperti
aluminium atau molybdenum.
2. Material Semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel
suryayang biasanya mempunyai tebel hingga ratusan mikrometer
(µm) untuk sel surya generasi pertama dan 1-3 mikrometer untuk sel
surya lapisan tipis.
3. Kontal Metal / Contact Grid
Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material
semi konduktor biasanya dilapiskan material metal atau material
kondukrif transparan sebagai kontak negatif.
4. Lapisan Antireflektif
Agar penyerapan cahaya terjadi secara optimal, maka
dibutuhkan penggunaan material anti-reflektif. Material anti-reflektif
adalah lapisan tipis material dengan besar indeks relatif optik antara
semikonduktor dan udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke
arah semikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang
dipantulkan.

5. Enkapsulasi / Cover Glass


Cover glass berfungsi sebagai pelindung modul surya dari
hujan dan kotoran maupun debu yang dapat merusak modul.

Sedangkan dalam menghasilkan energi listrik yang dapat dimanfaatkan


dalam sehari-hari akan memerlukan konponen pendukung, antara lain;
1. Panel Surya (Sel Surya)
Berfungsi untuk merubah cahaya matahari menjadi energi listrik.
2. Alat Pengatur Daya (Charge Controllet)
Berfungsi mengatur aliran listrik dari panel surya ke batre/ACCU dan
aliran listrik batre/ACCU ke peralatan yang rumahtangga yang akan
digunakan.
3. ACCU/Batre
Benrfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya
sebelum dimanfaatkan untuk menggerakkan beban atau sebagai
sumber tenaga beban.
4. Inverter DC to AC
Berfungsi untuk mengubah arus DC (dari ACCU) menjadi arus
AC sebelum dialirkan menuju beban.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah salah satu teknologi
pembangkitan listrik yang menggunakan sel surya (Photovoltaic, PV) untuk
mengubah sinar matahari menjadi energi listrik.
Solar Panel (Fotovoltaik) merupakan komponen utama dalam PLTS,
berfungsi untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik DC.
Inverter merupakan pengubah tegangan searah (DC) dari Solar Panel menjadi
tegangan bolak-balik (AC) untuk mensuplai listrik ke pengguna.
Indonesia berada di garis khatulistiwa dengan matahari bersinar sepanjang
tahun dan memiliki radiasi harian rata-rata 4,8 kWh/m2. Sistem PLTS dapat di
pasang dimana selama lokasi terkena langsung sinar matahari dan tidak terhalang
oleh bayangan benda apapun.

Penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) kini semakin diminati


di Indonesia, hal ini terlihat dari banyaknya gedung-gedung pencakar langit,
pabrikpabrik di kawasan industri hingga perumahan yang telah menggunakan solar
panel. Selain biaya investasinya yang semakin ekonomis, penggunaan listrik
tenaga surya juga tidak perlu membutuhkan lahan yang luas, karena dapat
dipasang di atap bangunan, atau yang biasa dikenal sebagai PLTS Atap.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan
kinerja sistem panel surya tersebut :
1. Lokasi Pemasangan
Salah satu hal yang mempengaruhi performa panel surya adalah
intensitas sinar matahari pada lokasi pemasangan PLTS Atap. Setiap lokasi
memiliki radiasi sinar matahari yang berbeda-beda, semakin besar
intensitas
sinar matahari yang diterima maka akan semakin tinggi kinerja panel surya
dalam memproduksi listrik. Selain itu, perlu dipastikan juga bahwa lokasi
instalasi panel tenaga surya ini tidak terhalang oleh bangunan lain agar
dapat menangkap sinar matahari secara maksimal.
2. Orientasi Panel Surya
PLTS akan bekerja secara ideal jika panel menghadap ke arah yang
tepat berdasarkan lokasi gedung. Jika memungkinkan, panel surya lebih
baik dihadapkan ke arah garis khatulistiwa. Sebagai contoh, jika bangunan
berada di Pulau Jawa, maka panel surya lebih baik diarahkan ke utara.
Namun, jika panel surya tidak memungkinkan untuk dipasang berdasarkan
orientasi utara atau selatan, sistem pembangkit listrik tetap dapat bekerja
walaupun dengan efisiensi yang berbeda jika dibandingkan dengan
peletakkan menghadap ke khatulistiwa.
3. Luas Area pada Atap
Luas area atap gedung atau bangunan akan mempengaruhi
kapasitas listrik yang dapat dihasilkan oleh PLTS Atap. Rata-rata panel
surya memerlukan kurang lebih 2.5 m2 untuk memproduksi 1 kWh listrik.
Selain itu, mengetahui luas atap dan potensi kapasitas sistem terpasang
dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan tipe panel surya. Anda dapat
memilih jenis panel surya yang memiliki efisiensi lebih tinggi untuk
memaksimalkan potensi produksi listrik jika tidak memiliki luas atap yang
cukup besar.
4. Temperatur Udara dan Kecepatan Angin
Suhu lokasi pemasangan rangkaian panel surya dapat
mempengaruhi kinerja sistem pembangkit listrik. Panel surya dapat
beroperasi secara optimal dengan suhu lingkungan yang normal sekitar 25
derajat celcius. Kenaikan temperatur dapat menyebabkan penurunan
performa panel surya, sehingga kecepatan angin di lokasi juga menjadi
penting karena akan membantu pendinginan temperatur permukaan sel
surya.
5. Jenis Panel Surya
Panel surya dapat memproduksi listrik karena terdiri dari sel surya
yang terbuat dari bahan semikonduktor untuk mengubah cahaya matahari
menjadi listrik. Setiap jenis panel surya memiliki performa yang bervariasi
dan kemampuan menghasilkan daya yang berbeda-beda. Jika ruang dan
luas terbatas, jenis panel surya monocrystalline dengan efisiensi tinggi
dapat menjadi opsi yang cocok. Selain itu, terdapat juga jenis panel surya
polycrystalline dan thin film yang memiliki keunggulannya masing-
masing.
Dasar Sel Surya
Sel surya diproduksi dari bahan semi konduktor yaitu silikon yang
berperan sebagai insulator pada temperatur rendah dan sebagai konduktor bila ada
energi dan panas. Sebuah Silikon Sel Surya adalah sebuah dioda yang terbentuk
dari lapisan atas silikon tipe n (silicon doping of phosphorous"), dan lapisan
bawah silicon tipe p (silicon doping of "boron").
Elektron-elektron bebas terbentuk dari milion photon atau benturan atom
pada lapisan penguhubung 0.2-0.5 micron) menyebabkan terjadinya aliran listrik.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sel Surya


Pengoperasian maximum Sel Surya sangat tergantung pada :
a. Ambient air temperature.
Sebuah Sel Surya dapat beroperasi secara maximum jika
temperatur sel tetap normal (pada 25 derajat Celsius), kenaikan temperatur
lebih tinggi dari temperatur normal pada PV sel akan melemahkan voltage
(Voc). Setiap kenaikan temperatur Sel Surya 1 derajat celsius (dari 25
derajat) akan berkurang sekitar 0.4 % pada total tenaga yang dihasilkan
atau akan melemah 2x lipat untuk kenaikkan temperatur Sel per 10 derajad
C.
b. Radiasi solar matahari (insolation).
Radiasi matahari di bumi dan berbagai lokasi bervariable, dan
sangat tergantung keadaan spektrum solar ke bumi. Insolation solar
matahari akan banyak berpengaruh pada current (I) sedikit pada volt.

c. Kecepatan angin bertiup.


Kecepatan tiup angin disekitar lokasi PV array dapat membantu
mendinginkan permukaan temperatur kaca-kaca PV array.
d. Keadaan atmosfir bumi.
Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung, jenis partikel debu
udara, asap, uap air udara (Rh), kabut dan polusi sangat mementukan hasil
maximum arus listrik dari deretan PV.
e. Orientasi panel atau array PV.
Orientasi dari rangkaian PV (array) ke arah matahari secara optimum
adalah penting agar panel/deretan PV dapat menghasilkan energi
maximum. Selain arah orientasi, sudut orientasi (tilt angle) dari
panel/deretan PV juga sangat mempengaruhi hasil energi maximum (lihat
penjelasan tilt angle).

f. Posisi letak sel surya (array) terhadap matahari (tilt angle).


Tilt Angle (sudut orientasi Matahari) Mempertahankan sinar
matahari jatuh ke sebuah permukaan panel PV secara tegak lurus akan
mendapatkan energi maximum ±1000 W/m2 atau 1 kW/m2. Kalau tidak
dapat mempertahankan ketegak lurusan antara sinar matahari dengan
bidang PV, maka extra luasan bidang panel PV dibutuhkan (bidang panel
PV terhadap sun altitude yang berubah setiap jam dalam sehari).

Photovoltaics (PV) Generator


Agar dapat memperoleh sejumlah voltage atau ampere yang dikehendaki,
maka umumnya masing-masing sel surya dikaitkan satu sama lainnya baik secara
hubungan “seri” ataupun secara “pararel” untuk membentuk suatu rangkaian PV
yang lazim disebut “Modul”.
Sebuah modul PV umumnya terdiri dari 36 sel surya atau 33 sel, dan 72
sel. Beberapa modul pv dihubungkan untuk membentuk satu rangkaian tertentu
disebut
“PV Panel” , sedangkan jika berderet-deret modul pv dihubungkan secara baris dan
kolom disebut “PV Array”.

Perencanaan PLTS
Karena pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar
matahari, maka perencanaan yang baik sangat diperlukan. Perencanaan terdiri dari:

• Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (Watt).


• Berapa besar arus yang dihasilkan solar cells panel (dalam Ampere hour),
dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya yang harus
dipasang.

• Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan
pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari. (Ampere hour).
Berikut adalah gambar pengguna PLTS di Indonesia dan komponen PLTS.
Cara Kerja PLTS
• Panel surya mengubah sinar matahari menjadi listrik DC
• Solar Charge Controller (SCC) mengatur listrik DC untuk disimpan di
baterai.
• Baterai memiliki sejumlah kapasitas daya untuk menghidupkan beban
(terutama di waktu malam).
• Inverter mengubah listrik DC menjadi AC.
• Beban dapat berupa listrik DC, maupun listrik AC.
Aplikasi PLTS

BAB III
Kesimpulan PENUTUP

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah salah satu teknologi


pembangkitan listrik yang menggunakan sel surya (Photovoltaic, PV) untuk
mengubah sinar matahari menjadi energi listrik.
Solar Panel (Fotovoltaik) merupakan komponen utama dalam PLTS,
berfungsi untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik DC.
Inverter merupakan pengubah tegangan searah (DC) dari Solar Panel menjadi
tegangan bolak-balik (AC) untuk mensuplai listrik ke pengguna.
Indonesia berada di garis khatulistiwa dengan matahari bersinar sepanjang
tahun dan memiliki radiasi harian rata-rata 4,8 kWh/m2. Sistem PLTS dapat di
pasang dimana selama lokasi terkena langsung sinar matahari dan tidak terhalang
oleh bayangan benda apapun.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya dapat menjadi pilihan alternatif


pembangkit listrik dikarenakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya merupakan
energi terbarukan dan tidak pernah habis. Selain itu, PLTS juga bersih dan ramah
lingkungan. Umur penggunaannya pun panjang dan praktis karena perawatan yang
dibutuhkannya tidak terlalu sulit. Sangat cocok bagi Indonesia dikarenakan
Indonesia terletak di garis khatulistiwa dan beriklim tropis.
Daftar Pustaka

bobo.grid.id/. (2021, 24 Mei). Pembangkit Listrik Tenaga Surya: Pengertian,


Perubahan Energi yang Terjadi, serta Kekurangan dan Kelebihan. Diakses
pada 30 November 2021, dari
https://bobo.grid.id/read/082708115/pembangkitlistrik-tenaga-surya-
pengertian-perubahan-energi-yang-terjadi-serta-kekurangan-dan-
kelebihan?page=all.
www.inti.co.id/. (2020). SOLAR CELL SYSTEM. Diakses pada Diakses pada 30
November 2021, dari https://www.inti.co.id/?p=1803.
http://sinarnusantarasakti.com/. (2018, 21 Oktober). Pembangkit Tenaga Listrik.
Diakses pada 30 November 2021, dari
http://sinarnusantarasakti.com/pembangkit-tenaga-listrik/.
Widayana, Gede. 2012. “PEMANFAATAN ENERGI SURYA” (hlm. 1).
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan by FTK Universitas Pendidikan Ganesha.
https://xurya.com/. (2021, 01 Oktober). 5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan saat
Pemasangan Panel Surya. Diakses pada 30 November 2021, dari
https://xurya.com/news/22.
www.scribd.com/. (2014, 15 Mei). Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Diakses pada
30 November 2021, dari
https://www.scribd.com/doc/224324205/Pembangkit-listrik-tenaga-Surya-
ppt#download.
Pertanyaan kelompok
1. nama : Hizrian
Bagaimana pemasangan solar panel diperumahan dan peraturannya ?
Jawab
Langkah pertama : Penentuan lokasi
Lokasi yang baik agar sebutir panel surya dapat bekerja dengan baik adalah di
sebuah tempat terbuka, dan berhadapan langsung dengan matahari. Sobat bisa
memasangkannya ditengah lapang, ditengah sawah atau bahkan ditengah lautan.
Namun pasti sobat tidak akan melakukannya dan memang kebanyakan orang lebih
memilih Atap rumah sebagai lokasi terbaik untuk panel surya.

Langkah kedua : menyediakan perlengkapan yang akan digunakan pada saat


pemasangan
Tidak mungkinkan sobat memasangkan sesuatu tanpa ada sesuatu tersebut. Mau
pasang apa? Maka dari itu, komponen pertama yang harus ada adalah panel surya
dengan jumlah yang telah diperhitungkan dengan matang sebelumnya, sebuah solar
charge controller untuk mengontrol proses pengisian muatan listrik dari panel surya
kedalam baterai (aki), dan memindahkan muatan listrik dari aki baterai kedalam
beban seperti lampu.

Langkah ketiga : membentuk dudukan sel surya


Sebuah dudukan sel surya, adalah alat yang digunakan untuk menyimpan sel surya.
Penempatanya bisa disesuaikan dengan posisi terbaik panel surya untuk menerima
sinar matahari. Jika ada yang menghalangi sinar matahari untuk menembak langsung
pada sel surya sebaiknya pindahkan atau bisa mengatur ulang posisi dudukan sel
surya.

Langkah keempat : penentuan perhitungan yang tepat untuk penyesuan pemasangan


sel surya
Sebagai contoh, terdapat sebuah rumah yang sudah dilengkapi dengan sebuah panel
surya. pemilik rumah tersebut bermana Agus Haris. Dia menggunakan 6 panel surya
yang mana 4 panel surya 100 watt peak (WP) dan 2 panel surya 50 watt Peak (WP).
Masing-masing mempunyai tegangan output 18 volt. Katanya untuk menghindari
losses listrik yang besar.
Tahap keempat : penghubungan kabel pada solar charge controller
Dua kabel listrik keluaran panel surya diteruskan pada solar charge controller yang
kemudian diatur untuk pengisian baterai (aki) dan juga beban ke Inverter. Karena
arus listrik yang akan mengalir pada SCC, aki dan iverter cukup besar, maka kabel
yang digunakan harus disesuaikan.
Tahap kelima : penghubungan pada baterai (aki)
Baterai yang digunakan tentu bukanlah baterai yang biasa-biasa saja. Baterai yang
digunakan harus mampu menyimpan muatan listrik yang cukup besar sehingga dapat
digunakan sepanjang malam. Melanjutkan rumah yang dijadikan contoh diatas, sang
pemilik rumah menggunakan baterai aki basah sebanyak 2 X 100 Ah dan 2 X 60 Ah
yang dikombinasikan seri dan paralel seperti skema dibawah ini :

Langkah Keenam : pemasangan Inverter


Inverter pada rangkaian Pembangkit listrik tenaga matahari ini berfungsi untuk
mengubuh arus yang dihasilan oleh sel surya dan pada baterai yang bersipat searah
(DC) menjadi arus bolak balik (AC) yang digunakan pada intalasi rumah.
Pada Permen 13/2019, lanjut Harris, menegaskan bahwa sistem PLTS Atap
wajib memiliki izin operasi dan SLO (Sertifikat Laik Operasi). Sementara di
Permen 12/2019 menegaskan, batasan kapasitas yang wajib memiliki izin
operasi dan SLO adalah yang melebihi 500 kVA.
"Sedangkan untuk sistem PLTS dengan kapasitas sampai dengan 500 kVA
tidak dikenakan kewajiban," kata Harris saat dihubungi CNBC Indonesia,
Kamis (19/9/2019).
Di peraturan sebelumnya, imbuh Harris, batasannya adalah 25 kVA untuk
SLO dan 200 kVA untuk izin operasi.
(https://www.cnbcindonesia.com/news/20190919112029-4-100621/catat-ini-
aturan-main-terbaru-untuk-pasang-panel-surya)

2. Butuh berapa panel untuk pemasangan sel surya di rumah? (Rama)


Jawab: Jika pelanggan PLN akan berniat memasang panel tenaga surya atap
rumah, bisa memilih sesuai kebutuhan listriknya, misalnya 1.000 Wp (1
kWp) hingga 2 kWp. Artinya diperlukan sekitar 4-8 panel modul surya
untuk menghasilkan daya sebanyak 1-2 kWp (https://www.solopos.com/mau-
pasang- panel-surya-di-rumah-aplikasi-ini-bisa-hitung-biaya-sampai-
penghematan- tagihan-listrik-1110765)

3. PV Module yang sering salah dalam penggunaan surya panel . (Yusuf)


Jawab: pada umumnya module jarang sekali slah namun biasany hanya
penggunaan yang slaah seperti mengecash baterai tanpa menggunakan baterai
controller sehingga dari panel langsung di isi ke baterai seperti kita tahu
bahwa volt dari panel sendiri bisa saja berubah-ubah sehingga ketika masuk
ke baterai akan cepat rusaj
4. Bagaimana solusi untuk limbah baterai yang berada pada sel surya? (Indera)
Jawab: Dengan mengolah limbah baterai (https://www.b4t.go.id/daur-ulang-
limbah-baterai-ion-lithium/)

5. Apakah sel surya dapat bekerja selain mendapatkan cahaya dari sinar
matahari? (Rizki)

Jawab: ya, tapi tidak seefektif dengan penggunaan cahaya matahari pada
umumnya cahaya lain hanya dapat menghasilkan voltage yang rendah jadi
tidak cocok untuk solar panel itu sendiri

6. Berapa watt power yang di dapatkan di Jawa Barat? (Gilang)

Jawab: 3-5 watt power (https://globalsolaratlas.info/download/indonesia )

Anda mungkin juga menyukai