Anda di halaman 1dari 58

2.

Perencanaan Operasi
Distribusi
Lingkup Bahasan / Mata Ajar

01 MANAJEMEN OPERASI DISTRIBUSI

02 PERENCANAAN OPERASI DISTRIBUSI

03 PELAKSANAAN & PENGENDALIAN OPERASI DISTRIBUSI

04 PELAYANAN TEKNIK

05 ANALISA & EVALUASI OPERASI DISTRIBUSI

06 STUDI KASUS

www.pln.co.id |
2.1. Perencanaan Operasi Distribusi
Perencanaan Operasi Distribusi
Rencana operasi disusun berdasarkan perkiraan beban yang akan
dihadapi serta kebutuhan fasilitas jaringan yang ada

Perencanaan meliputi :
• Membuat standing operation procedure (SOP).
• Kriteria load shedding.
• Melakukan koordinasi rele pengaman.
• Merencanakan perbaikan jaringan
2.2. Pengaturan Beban Operasi
Jaringan Distribusi
Operasi Sistem Distribusi
Operasi stribusi segala kegiatan yang mencakup:
• pengaturan
• pembagian, pemindahan
• penyaluran
tenaga listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen dalam usaha menjamin:
• kelangsungan penyaluran tenaga listrik,
• mempercepat penyelesaian gangguan yang timbul,
• menjaga keselamatan petugas pelaksana operasi dan Instalasinya
Tolok ukur sistem operasi distribusi :
– Mutu Listrik
– Keandalan penyaluran tenaga listrik
– Keamanan dan Keselamatan
– Biaya operasi
– Kepuasan Pelanggan
Pelaksanaan dan Pengendalian Operasi

yaitu pelaksanaan dari Rencana Operasi serta pengendalian-nya apabila terjadi hal-hal yang
menyimpang dari rencana operasi, a/l meliputi :

a. Pengaturan Frekuensi
b. Pemeliharaan Peralatan
c. Biaya Operasi
d. Perkembangan Sistem
e. Gangguan dalam Sistem
f. Tegangan dalam Sistem
Pelaksanaan dan Pengendalian Operasi
a. Pengaturan Frekuensi
• Sistem Tenaga listrik harus dapat memenuhi kebutuhan tenaga listrik konsumen dari waktu
ke waktu, Oleh karena itu Daya yang dibangkitkan dalam sistem tenaga listrik harus selalu
sama dengan beban sistem, hal ini dapat diamati melalui Frekuensi Sistem
• Jika daya yang dibangkitkan dalam sistem lebih kecil daripada beban sistem maka frekuensi
turun, Sebaliknya apabila daya yang dibangkitkan lebih besar dari pada beban maka
frekuensi naik
b. Pemeliharaan Peralatan
Peralatan yang beroperasi dalam sistem tenaga listrik perlu dipelihara secara periodik dan
segera diperbaiki apabila mengalami kerusakan
c. Biaya Operasi
Biaya operasi khususnya biaya bahan bakar adalah biaya yang terbesar dari suatu perusahaan
listrik sehingga perlu dipakai teknik-teknik optimisasi untuk menekan biaya tersebut
Pelaksanaan dan Pengendalian Operasi
d. Perkembangan Sistem
Beban selalu berubah sepanjang waktu sehingga perlu
diamati secara terus-menerus agar dapat diketahui langkah
pengembangan sistem mengikuti perkembangan beban
e. Gangguan dalam Sistem
Gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah suatu
yang tidak dapat sepenuhnya dihindarkan
f. Tegangan dalam Sistem
Tegangan merupakan salah satu unsur kualitas
penyediaan tenaga listrik dalam sistem
Oleh karena itu perlu diperhatikan dalam
pengoperasian sistem
Analisa Operasi

Yaitu :

a) analisa atas hasil-hasil operasi untuk


memberikan umpan balik bagi
Perencanaan Operasi maupun bagi
Pelaksanaan dan Pengendalian Operasi

b) Analisa operasi juga diperlukan untuk


memberikan saran-saran bagi
pengembangan system serta
penyempurnaan pemeliharaan instalasi
Pengembangan Sistem Tenaga Listrik

 Kebutuhan tenaga listrik selalu bertambah dari waktu ke waktu


sehingga sistem tenaga listrik harus dikembangkan sejalan
dengan kenaikan kebutuhan tenaga listrik

 Untuk dapat mengembangkan Sistem tenaga listrik dengan baik


maka hasil-hasil operasi perlu dianalisa dan dievaluasi untuk
menentukan :
a. Kapan, berapa besar, dan di mana perlu dibangun Pusat Listrik
baru, Gardu Induk baru, serta Saluran Transmisi yang baru
b. Seperti point (a) namun yang bersifat perluasan selama keadaan
memungkinkan (menambah unit pembangkit, transformator, dll)
c. Kapan dan di mana saja perlu peng gantian PMT dengan
yang lebih besar sebagai konsekuensi point (a) dan (b)
Pengembangan Sistem Tenaga Listrik

Pengembangan sistem yang terlambat memberikan resiko


terjadinya gangguan dalam penyediaan tenaga listrik
sebagai akibat terjadinya beban yang lebih besar daripada
kemampuan instalasi Sebaliknya pengembangan sistem
yang terlalu cepat merupakan pemborosan modal
Prosedur menyusun rencana operasi
• Periksa SOP apakah masih relevan (valid)
• Pelajari hystori pembebanan bulanan untuk 1 tahun yang lalu dan
rencana pengusahaan pembangkitan & transmisi 3 bulan kedepan
• Koordinasi dengan Niaga untuk rencana penyambungan s/d 3
bulan ke depan
• Periksa kemampuan peralatan jardis (untuk keandalan usulkan
perbaikan)
• Persiapkan kondisi Load Shedding (sesuai kriteria) yang mungkin
terjadi berikut SOP nya..
• Periksa Koordinasi rele pengaman.
• Susun rencana operasi ( termasuk prakiraan beban puncak ,
prakiraan daya mampu / devisit daya dll)
2.3. Pembuatan Program Rencana
Kerja (PRK) Operasi Distribusi
Susunan Program Rencana Kerja
Susunan Program Rencana Kerja meliputi :
Cover Buku
Rekapitulasi
Basket
Alokasi Anggaran JTM, Gardu, JTR, SR dan kWhmeter
Rekap Basket
Form A1.2
Rincian per basket
Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)

RKAP (Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan) adalah suatu Rencana Program
Kerja (Penjabaran RUPTL & RJPP) yang tersusun secara Prioritas untuk
mendukung pencapaian KPI (Perspektif Balanced Score Card) yang didukung
dengan Anggaran (AO & AI) untuk periode 1 (satu) Tahun.
Anggaran Operasi & Investasi
ANGGARAN OPERASI :
• Biaya utk mendukung Operasional Rutin Proses Bisnis.
• Masa Manfaat < 1 thn
• Tidak menambah Asset (Rp 5 jt).
• Contoh pd Biaya-biaya; Pembelian TL, Sewa Genset, BBM & Pelumas, Pemeliharaan, Administrasi &
Pegawai  Tercantum di LABA RUGI

ANGGARAN INVESTASI
• Bersifat investasi  Menambah Asset (> Rp 5 jt)
• Masa manfaat sesuai ketentuan akutansi > 1thn
• Contoh :
• Investasi Distribusi (Basket I,II & III)
• Investasi Non Distribusi (Fungsi PLTD, TU, TUL, TI dll)
 Tercantum di Neraca (Aktiva Tetap Bruto)
Contoh PRK
PRK SAIDI
Contoh PRK
PRK SAIFI
Contoh PRK
PRK SUSUT
Contoh PRK
PRK
PEMASARAN
Penyusunan RKAP yg baik  Tahapan Penyusunan RKAP

Realisasi & Prediksi Kinerja . Melakukan SWOT terhadap Kondisi Saat Ini.
 Laba Rugi  Strength (Kekuatan)  Asset , Ply & SDM
 Neraca  Weakness (kelemahan)  BPP>TDL, Investasi
 KPI  Opportunity (Peluang)  RE rendah, Daftar Tgg
 Threat (ancaman)  energi alternatif/gas

INISIATIF STRATEGI  Perspektif Balance Score Card (BSC)


Perspektif Keuangan ; Revenue Mng & Cost Mng

POGRAM KERJA UTAMA  Sub dr BSC


Revenue Management  Harga Jual Rata-rata, COP

MENYUSUN KEBUTUHAN AO & AI

KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) MEMBAIK ???


Penyusunan RKAP
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
KORELASI PENGUSAHAAN & LABA RUGI

PENDAPATAN
• PENJUALAN TENAGA LISTRIK :  Plg, kVA,kWh, Rp/kWh
• PENDAPATAN BP :  Delta kVA Amortisasi
• PENDAPATAN LAIN-2
• PSO (Public Service Obligation)  menutupi Defisit Operasi atau % Margin yg diharapkan

BIAYA-BIAYA  COST DRIVER (Program Kerja, Volume & Harga Satuan)


• PEMBELIAN TL :  Pembelian P3B (WBP, LWBP-1, LWBP-2, PEAK KONSIDEN, Rp/Kwh Beli
Swasta & Sewa Genset)
• BBM & PELUMAS :  Produksi Sendiri, Harga Dasar & Transport BBM, OIL
• PEMELIHARAAN :  Opex/Asset
• KEPEGAWAIAN :  Penghasilan blnan, Cuti, diklat & lainnya
• ADMINISTRASI :  Administrasi pelanggan & administrasi Umum
• PENYUSUTAN :  Tambahan Investasi
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
KWh Jual, Plg, kVA, Rp/kWh, Pdptn TL (1/2)

Pendekatan (aplikasi / formula) yang digunakan :

1. Aplikasi DKL 3.2


2. Rata-2 pertumbuhan (%) Thn sebelumnya
3. Formula Trend
a) Delta Pelanggan & Jam nyala
b) Delta 78
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
KWh Jual, Plg, kVA, Rp/kWh, Pdptn TL (1/2)
Metode 3.a)  (Plg,VA,kWH, Rp/kWH) Metode 3.b): DELTA 78
MWH
uari

• Pertarif & per bln  lebih akurat


• Data Real :
• Plg, kVA, kWh, jam nyala pertrf-bln
• % delta plg pertarif, VA Rata.
• Proyeksi:
•Tentukan target delta plg (dr potensi & daftar tgg).
• Hitung delta plg pertarif  per bln. des jan feb mar apr may jun jul aug sep oct nov dec
• Hitung Kwh jual per tarif =
jan n+1 = Des n + 1 delta
(Plg lama+ delta plg)x(VA rata2)x(j. nyala). feb n+1 = Des n + 2 Delta
• Pendapatan TL = kWh x Tarif (Rp/kWh) mar n+1 = Des n + 3 Delta
apr n+1 = Des n + 4 Delta
nov n+1 = Des n + 11 Delta
dec n+1 = Des n + 12 Delta
Ctt : Jam nyala  cenderung naik/thnnya
jan- des = Des n + 78 Delta
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
Pendapatan BP, Pdptan lain-2 & PSO

PENDAPATAN BIAYA PENYAMBUNGAN (BP)


• Pdpt BPn+1 = Pdpt BPn + Amortisasi BPn+1
• Amortisasi BPn+1 = [Sigma PB TD per-trf x Biaya BP per-trf-kva] / 25

PENDAPATAN LAIN-LAIN
• Sewa Trafo,Genset, Pendapatan Invoice, Geser Tiang dll
• Proyeksi  Berdasarkan realisasi tahun sebelumnya (Trend ??)

PUBLIC SERVICE OBLIGATION (PSO)


• PSO = (B. Oprs + Bunga Pinjaman – Non Allow. Cost ) * 1,05 – Pendapatan
Penjualan TL Ctt: Bila Margin 5 % (OPR = 95 %)
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
PEMBELIAN TENAGA LISTRIK (1/3)
NERACA ENERGI, langkah2;
KWH JUAL (slide sebelumnya)
a) Proyeksi / Target Susut (%)  Sesuai Road Map (RUPTL, Visi Dist 2012 , Visi Misi PLN Dist dan RJP).
b) Produksi Netto (kwh) = Kwh Jual / [1-susut(%)]
c) Produksi Bruto (kwh) = Prod. Netto + Pemakaian Sendiri kit & Dist
d) Pembelian dr P3B = Produksi Bruto – [Produksi sendiri + Pembelian diluar P3B + Sewa Genset]
e) Komposisi Pembelian dr P3B & Tarif:
 Biaya Energi ;
 WBP : 18.00 s/d 21.00  Tarif Rp.890/kWh
 LWBP-1 : 21.00 s/d 06.00  Tarif Rp. 297/kWh
 LWBP-2 : 06.00 s/d 18.00  Tarif Rp 445/kWh
 Biaya KVARh : CosQ > 85 %  Tarif Rp 500/kVArh
 Biaya Kapasitas (Coinsiden Peak)  Tarif Rp. 170.591/kW/Bulan
Catatan:
1. Coinsiden Peak(n+1) = CP(n) + [Delta KVA x 0,85 x 0,45]
2. Komposisi WBP, LWBP-1, LWBP-2  mengacu % Realisasi thn sebelumnya
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
PEMBELIAN TENAGA LISTRIK (2/3)
Produksi Sendiri, Pembelian & Sewa Genset;

a) Produksi Sendiri  besaran produksi terkait dgn kondisi :


a) Internal : Daya Mampu, Pola Pembebanan, Energi Primer (BBM)
b) Eksternal : Demand
Produksi = Daya Mampu x Jam nyala x LF

b) Pembelian dr Pihak III besaran produksi yg disalurkan terkait dgn :


a) Diserap PLN sesuai kapasitas produksinya.
b) Daya terpasang, Daya Mampu, Energi Primer (Debit Air)
Catatan :
 Harga Sewa sesuai Kontrak (PLN ~ Pihak III)
 Keppres  80 % dr BPP TM atau 60 % dr BPP TR

c) Sewa Genset  besaran produksi sesuai kesepakatan Kontrak.


a) Produksi = Daya Mampu x jamnyala x CF
Catatan:
 Biaya Sewa (Rp/kWh)  berkaitan dg Asset / KIT yg diinvestasikan, Biaya Pelumas ,Biaya Har, Biaya SDM & pendukung.
 Biaya BBM ditanggung PLN (SFC = 0,275 ~ CF 100 %)
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
PEMBELIAN TENAGA LISTRIK (3/3)
Biaya Pembelian Tenaga Listrik, terdiri dari :

N0 BIAYA FORMULA Rp
I Pembelian Transfer Price Sigma ( I.1 + 1.2 + I.3 + I.4 + I.5 ) X = A+B+C+D+E

1. Bia. Beban Kapasitas Beban Koinsiden (Mw) x Harga Kapasitas x 12 A


2. Bia. Energi WBP Energi WBP (MWh) x Harga Energi WBP B
3. Bia Energi LWBP-1 Energi LWBP-1 (MWh) x Harga Energi LWBP-1 C
4. Bia Energi LWBP-2 Energi LWBP-2 (MWh) x Harga Energi LWBP-2 D
5. Bia. Beban Reaktif Kelebihan kVArh (KVArh) x Harga KVArh E

II Pembelian Pihak-III Produksi titik transaksi x Harga transaksi F

III Sewa Diesel Produksi (kWh) x Harga Sewa (Rp/kWh) G

IV Prmbelian Tenaga Listrik Sigma ( I + II + III ) X + F +G


Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
BIAYA BBM & PELUMAS
NO URAIAN SAT FORMULA
1 Produksi PLTD kWH
2 Specifik Fuel Consumption (SFC) Ltr/kwh
3 Pemakian BBM Ltr 3 = (1 x 2)
4 Harga Dasar BBM (dr Pertamina) Rp/ltr
5 Harga Ongkos angkut Rp/Ltr
6 BIAYA BBM Rp 6 = 3 x (4 + 5 )

NO URAIAN SAT FORMULA


1 Produksi PLTD kWH
2 Specifik Lub Consumption (SLC) cc/kwh
3 Pemakian PELUMAS Ltr 3 = (1 x 2)/1000
4 Harga Dasar PELUMAS (dr Pasaran) Rp/ltr
5 Harga Ongkos angkut Rp/Ltr
6 BIAYA PELUMAS Rp 6 = 3 x (4 + 5 )
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
BIAYA PEMELIHARAAN (1/6)
BIAYA PEMELIHARAAN
(Cost Diver)

BIAYA INSTALASI  best M BIAYA NON INSTALASI


practice OPEX / ASSET A
A
T
Fungsi PLTA E Fungsi TUL
Fungsi PLTU R
Fungsi PLTD I Fungsi TU
Fungsi PLTG A Fungsi Gudang
Fungsi PLTP L Fungsi Bengkel
Fungsi PLTG/U Fungsi Laboratorium
Fungsi Jasa-jasa Teknik
Fungsi Transmisi J
Fungsi Wisma & Rmh Dinas
Fungsi Tele Informasi Data A
S Fungsi Telekomunikasi
Fungsi Distribusi Fungsi Rupa-rupa Jasa Umum
A
Fungsi Unit Pengatur Dist. Fungsi Pendidikan & Lat
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
BIAYA PEMELIHARAAN (2/6)

BIAYA INSTALASI
1. PLTA : Rutin, Periodik
2. PLTD : Rutin, Periodik TO, SO & MO
3. DIST : Rutin & Korektif (Yantek, Hardadu) Khusus (bencana)
(Yantek, Hardadu,PDKB, Ground Wire, Infra Red,OS P2TL, PDPJ, ISO, Rekondisi Trafo dll
4. UPD : Har RTU, PMT, Bus Bar, Trafo PS, Kapasitor , batteray .

BIAYA NON INSTALASI


1. TUL : Kantor/Ruang Pelayanan, Kendaraan, OS, Sarana
2. TU : Kantor / Ruang Non Ply , Kendaraan, OS, sarana
3. Gudang : Har gudang, Kendaraan, Sarana
4. Wisma & RD : Har Wisma & RD
5. Telekom : Radio (Repeater, Mobil, HT), tower (repeater , Radio),
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
BIAYA PEMELIHARAAN (3/6)
Klasifikasi Pengelolaan Jaringan Distribusi
Berbasis pd Keberadaan Plg Kritikal, Jumlah Plg dan Supplai TM
Remote Rural Urban Metro Quality
Klassifikasi (Sistem sangat kecil) (Sistem kecil) (Sistem sedang) (sistem besar) (industri)

Jumlah Titik <2 2<=buah<5 5<=buah<10 >= 10 2<=buah<5


Suplai TM
Panjang rata-rata kms > 100 50 <kms<= 100 25<kms<=50 kms < 25 25<kms<= 50
per penyulang
Pelanggan PQ Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada Ada
khusus
Jumlah < 100.000 100.000 <= Pel 250.000 <= Pel < Pel >= 400.000 100.000 <= Pel <
Pelanggan < 250.000 400.000 250.000

Rata-rata < 500 kWh/customer 500<= 3,000<= >= 6,000 > 7,000
konsumsi energi per year kWh/customer kWh/customer kWh/customer kWh/customer
per konsumen per year < per year< 6,000 per year per year
3,000
Kepadatan beban MVA/km2< 0.1 0.1<= MVA/km2 0.5<= MVA/km2< MVA/km2 >= 2.5 MVA/km2>= 4
< 0.5 2.5
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
BIAYA PEMELIHARAAN (4/6)

RESUME SIMULASI KLASIFIKASI


APJ Remote Rural Urban Metro Quality Kesimpulan
NO KLASIFIKASI RATIO OPEX
APJ SURABAYA SELATAN     1 5   METRO
/ ASSET
APJ SURABAYA UTARA     2 4   METRO
APJ MALANG URBAN
1 Quality -   2 3 1  
APJ PASURUAN   1 3 2   URBAN
APJ KEDIRI   4 1 1   RURAL
2 Metro 3,74 APJ MOJOKERTO   2 3 1   URBAN
APJ MADIUN   4 1 1   RURAL
APJ JEMBER 1 4   1   RURAL
3 Urban 2,91
APJ BOJONEGORO 1 2 2 1   RURAL
APJ BANYUWANGI 1 3 2     RURAL
4 Rural 2,60 APJ PAMEKASAN 1 2 2 1   RURAL
APJ SITUBONDO 1 5       RURAL
APJ GRESIK 2 4     URBAN
5 Remote 2,00 APJ SIDOARJO   1 4 1   URBAN
AP SURABAYA BARAT   2 1 3   URBAN
AJ SURABAYA BARAT            
APJ PONOROGO 1 4 1     RURAL
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
BIAYA PEMELIHARAAN (5/6)
Target Kinerja Sistem Distribusi
Remote Rural Urban Metro Quality
Klasifikasi (Sist. sangat kecil) (Sistem kecil) (Sistem sedang) (sistem besar) (Industri)

Gangguan Penyulang
< 14 < 12 < 10 <7 -
- (per 100 kms)

Gangguan Trafo (%) 1 1 1 1 -

SAIDI (mnt/plg/thn) < 1500 < 500 < 150 < 90 -

SAIFI (kali/plg/thn) < 60 < 11 <4 <2 -

Kecepatan respons atas


komplain konsumen Max 90 Max 60 Max 30 Max 25 -
(Menit)

Ketidakseimbangan
max 20 % max 20 % max 25 % max 25 % -
Beban TR

Catatan :
- Kinerja diatas selain dipengaruhi anggaran operasi juga dipengaruhi oleh besarnya anggaran investasi
- Anggaran investasi disusun masing-2 Unit Distribusi / Wilayah dengan rinci untuk mencapai target diatas.
- Gangguan Penyulang, Gangguan trafo, saidi dan saifi Sesuai Visi Distribusi 2012
- Ketidakseimbangan beban TR Berdasarkan ANSI STD C84-1-1989
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
BIAYA PEMELIHARAAN (6/6)

KORELASI RKAP (BIAYA) VS KPI

No Unit OPEX/Asset SAIDI SAIFI Gangguan JTM /100 kMs

           
           
           

Gangguan penyulang/100 Kms

Area / UPJ jelek

Area / UPJ bagus

Opex/asset dist
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
BIAYA KEPEGAWAIAN
No. URAIAN Rp
1. Sumber Data yg diperlukan: 1 Tarif Grade 224,963,093
-
• Data Base Pegawai  Nama, tingkat 2
3
Tarif Grade Transisi
Tunjangan Posisi 44,348,409
Sub Jumlah Penghasilan Bulanan 269,311,503
Unit, peringkat, tgl lahir, tgl masuk, 5
6
Tunjangan Cuti Tahunan
Tunjangan Cuti Besar
17,117,919
3,120,121
tgl Capeg, Agama, gaji dasar, 7
8
Penghargaan Kesetiaan Kerja / Winduan
Pesangon Pensiun Normal
9,939,149
49,604,168
Struktural / Fungsional. 9
10
Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR)
Iuran Pemberi Kerja
17,730,774
8,845,343
• Pegawai Baru yang diangkat Tahun 11
12
Asuransi Pegawai
Beban Pajak
-
49,143,278
Sub Jumlah Cuti & Lainnya 155,500,752
RKAP (S2-S1,D3 & D1) 13
14
Biaya Peserta Latihan (dikelola Unit-Unit)
Biaya Diklat (dikelola Kantor Pusat & Jasdik)
1,575,189
14,176,701
2. Formula Perhitungan sudah tersediai 15
16
Pakaian Dinas
Perawatan Kesehatan
3,456,000
34,173,192
3. OUT PUT 17
18
Premi Piket Shift
Uang Lembur
5,377,294
2,304,962
19 Uang Makan Lembur 2,278,580
20 Bonus / Insentif -
21 Bantuan Pengganti Fasilitas Perumahan (BPFP) 3,744,060
22 Biaya Kepegawaian Lainnya 2,045,700
Sub Jumlah Diklat & Lainnya 69,131,678
JUMLAH BIAYA KEPEGAWAIAN 493,943,933
23 Beban Manfaat Pekerja Perusahaan (PSAK 24) -
Jumlah Biaya Kepegawaian + PSAK 24 493,943,933
RINCIAN BIAYA KEPEGAWAIAN LAINNYA
No. URAIAN Rp

1 Pembinaan Spiritual, Budaya & Olah Raga (SBO) 2,045,700


2 Pesangon Peg. Berhenti Bekerja sblm usia Pensiun Normal -
3 Bantuan Kematian / Pemakaman -
4 Imbalan Kerja Semesteran (IKS) -
5 Masa persiapan Pensiun (MPP) -
6 Pensiun Dini -
JUMLAH 2,045,700
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
BIAYA ADMINISTRASI (1/2)
BIAYA ADMINISTRASI  (Cost Diver)

ADMINISTRASI NIAGA ADMINISTRASI UMUM


2.1. Honorarium
2.2. Pemakaian Perkakas dan Peralatan
2.3. Asuransi
2.4. Perjalanan Dinas
2.4.1.Pendidikan, Dinas Lainnya, Mutasi Jabatan
2.5. Teknologi Informasi
2.6. Listrik, Gas & Air
2.7. Pos & Telekomunikasi
2.8. Biaya Bank
2.9. Bahan Makanan & Konsumsi
2.10. Sewa Gedung / Tanah
2.11. Sewa Mesin Foto Copy dan kelengkapannya
2.12. Alat & Keperluan Kantor
2.13. Barang Cetakan
2.14. Pajak / Retribusi
2.15. Iuran, Abonemen, Iklan
2.16. Penerbitan / Ekshibisi
2.17. Biaya Keamanan
2.18. Biaya Amortisasi
2.19. Biaya Penyisihan Material
2.20. Lain-lain
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
BIAYA ADMINISTRASI (2/2)

No URAIAN FORMULA RP
I Pengelolaan Data Pelanggan A +B
1 PJTK / PP Pengelolaan Data Plg Jlm Peg OS X Bia/Peg-bln x 12 A
2 PJTK SIP3 Jlm Peg OS X Bia/Peg-bln x 12 B

II Baca Meter X+Y


1 OS Cater Jml plg x harga sat/plg x 12 X
2 Pulsa Jml plg x biaya pulsa/plg-bln x 12 Y

II Dst  Hari II Works shop


Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi
BIAYA PENYUSUTAN

No URAIAN FORMULA Contoh


I Tahun N
1 Realisasi Biaya Penyusutan 415
2 Hitung SKI (Rutin & Non Rutin) A 500
3 Prediksi SKI terkontrak 95 % dr A 475
4 Yg mjd tambahan Asset di thn n+1 (Luncuran) 10 % 47.5
II Tahun N+1
1 Hitung SKI (Rutin & Non Rutin) X 600
2 Prediksi SKI terkontrak 95 % dr X 570
3 Investasi yg mjd Asset 90 % 513
4 Yg mjd tambahan Asset di Thn N+1 [ I.4 + II.3 ] 560.5
5 Umur ekonomis Asset (thn) 25
6 Tambahan Biaya Penyusutan /thn 22,42
III Proyeksi Biaya Penyusutan N+1 [ I.1 + II.4 ] 437,42
Proyeksi Laba Rugi 2010 (1/2)

2009 2010 2010


URAIAN REAL RKAP FINAL TRW - I TRW - II TRW - III TRW - IV
1 PRODUKSI DAN PENJUALAN 7

(1) MWH Loko Sentral (Bruto Production) 22,767,798 24,148,910 5,847,368 11,762,961 17,595,769 24,148,910
- Produksi Sendiri (MWh) 20,962 24,517 7,020 13,433 19,132 24,517
- Diterima dari P3B (MWh) *) 22,724,973 24,089,511 5,830,360 11,730,416 17,549,416 24,089,511
- Pembelian (MWh) Wonorejo, Kalimaron 21,918 34,882 9,988 19,112 27,221 34,882
- Pemakaian Sendiri Sentral (MWh) 27.26 24.45 7.0 13.398 19.083 24.454
(1) MWH Loko Sentral (Net Producion) 22,767,825 24,148,886 5,847,361 11,762,948 17,595,750 24,148,886
(2) MWH Pemakaian tahun berjalan 21,281,755 22,700,762 5,465,698 11,004,532 16,496,264 22,700,762
(3) Penjualan Tenaga Listrik (MWh) 21,058,184 22,700,762 5,465,698 11,004,532 16,496,264 22,700,762
(4) Kenaikan Penjualan Tenaga Listrik (%) 3.56 7.80 7.80
(5) Susut kWh (%) *) 6.53 6.00 6.53 6.45 6.25 6.00
(6) Harga Jual rata-rata (Rp/kWh) 658.69 709.0 659.19 659.69 667.08 708.96
(9) Harga Transfer (Rp/kWh) 775.4 787.8 775.7 781.9 789.2 787.8
(14) Harga Kapasitas Sistem (Rp/KW-Bln) 170,591 170,591 170,591 170,591 170,591 170,591
(20) Rincian Energi Transfer dari Sistem :
- Beban Puncak Sistem ( MW ) 3,223 3,555 3,304 3,395 3,470 3,555
- Energi WBP Sistem ( kWh ) 4,344,501 4,663,130 1,128,613 2,270,717 3,397,131 4,663,130
- Energi LWBP1 Sistem ( kWh ) 7,279,036 7,757,001 1,877,419 3,777,281 5,651,042 7,757,001
- Energi LWBP2 Sistem ( kWh ) 11,101,435 11,669,380 2,824,328 5,682,418 8,501,244 11,669,380
- Kelebihan KVArh ( kVArh ) 110,911 104,795 25,364 51,030 76,344 104,795
(7) BPP rata-rata (Rp/kWh) 911.87 909.39 898.75 909.68 917.63 909.39
Proyeksi Laba Rugi 2010 (2/2)

2009 2010
URAIAN REAL RKAP FINAL

2. PENDAPATAN OPERASI
(3) Pendapatan Tranfer
(1) Pendapatan Penjualan Te naga Listrik 13,870,850,304 16,093,900,991
(2) Pendapatan Biaya Penyambungan (BP) 95,449,564 66,694,272
(3) Pendapatan Lain-lain 8,998,212 8,496,460
(4) Public Service Obligation (PSO) 8,351,613,936 4,550,057,208
J UML AH PENDAPATA N OPERASI 22,298,343,421 20,719,148,931
13,946,729,484 16,169,091,723 15.9
3. BIAYA OPERASI
(1) - Pemb eli an Te n ag a L is tr ik : 17,625,295,544 18,989,984,219
(2) Bahan Bakar Minyak & Pelumas : 32,914,194 45,592,304
(4) Pemeliharaan 287,440,403 335,394,410
(5) Kepegawaian 515,327,516 453,501,731
(6) Biaya Administrasi 325,778,508 357,743,422
(7) Biaya Penyusutan 415,501,278 431,663,364
(8) Biaya Pusat-pusat
J UML AH BIAYA OPERASI 19,202,257,442 20,613,879,450 7.4
4. L ABA / (RUGI) OPERASI 3,096,085,978 105,269,480
5. PENDAPATAN / (BIAYA) DIL UAR OPERASI (5,255,527,958) (4,444,787,728)
J ML PENDAPATA N / (BIAYA) DIL UAR OPR 57,503,870 (13,099,504)
6. L ABA / (RUGI) SEBEL UM PA J AK 3,153,589,849 92,169,976
7. L ABA/RUGI PERIODE BERJ AL AN 3,153,589,849 92,169,976
RASIO OPERASI - PSO 137.68 127.49
RASIO OPERASI + PSO 86.12 99.49
Menyusun Kebutuhan Anggaran Operasi - NERACA

Pointer Neraca, meliputi :

• AKTIVA TETAP BRUTO (n+1) = Aktiva Tetap Bruto (n) + Tambahan Asset (n+1)

• PIUTANG LISTRIK 
• Disepakti ; 0.1 % dr Pendapatan (Rasio Piutang)

• PIUTANG RAGU-RAGU
• Berkaitan dgn Bongkar Rampung (VI-03)
• Memperhatikan Penghapusan PRR

• TAGIHAN SUSULAN
• Berkaitan dg pelaksanaan P2TL
• Terkait penyelesian Piutang (cicilan)  Upaya selesai akhir tahun
• WORKING CAPITAL
• Berkaitan dg SALDO MATERIAL, BATU BARA & BBM
2.4. Pembuatan Rencana Anggaran
Biaya Operasi Distribusi
Rencana Anggaran Biaya disingkat RAB

Adalah perhitungan perkiraan jumlah anggaran biaya yang diperlukan untuk


membuat suatu bangunan jaringan distribusi dari mulai perencanaan,
pembangunan sampai dengan selesai pekerjaan termasuk pemeliharaan selama
masa garansi. RAB digunakan pada dunia proyek konstruksi seperti konsultan
perencana, kontraktor atau konsultan pengawas untuk merencanakan
mengendalikan dan mengontrol biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan
setiap item pekerjaan bangunan. berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan RAB.
Data untuk menghitung RAB

• Gambar bangunan jaringan distribusi yang menjelaskan bentuk, ukuran dan


spesifikasi material yang digunakan.
• Data harga bahan material dan upah tenaga kerja pada lokasi dan waktu
pembangunan berlangsung.
• Koefisien analisa harga satuan bangunan.
• Volume atau quantity pekerjaan
Hasil perhitungan RAB

• Proses perhitungan yang rumit, memerlukan kesabaran dan ketelitian yang


pada intinya adalah mencari tahu berapa perkiraan biaya yang dibutuhkan
untuk membangun suatu jaringan distribusi. Acuan yang digunakan dalam
menyusun RAB adalah harga pasar dengan memperhatikan Nilai RAB
sebelumnya sebagai referensi
Fungsi RAB

• Sebagai pedoman untuk melakukan perjanjian kontrak kerja konstruksi jaringan


distribusi.
• Untuk menghitung perkiraan kebutuhan material pada suatu pekerjaan pembangunan
jaringan distribusi.
• Memperkirakan kebutuhan jumlah tenaga dan lama pengerjaan.
• Sebagai alat ukur dalam memantau penghematan kegiatan pelaksanaan pembangunan.
• Mengukur harga suatu bangunan jaringan distribusi sehingga dapat dijadikan
kesepakatan nilai asset atau perolehan pembangunan jaringan distribusi.
• Menghitung prakiraan pajak PPN pembangunan jaringan distribusi, yaitu 10% dari
RAB.
• Memberi gambaran perkiraan keuntungan yang didapat kontraktor ketika memborong
suatu pekerjaan jaringan distribusi
Langkah-langkah RAB

• Membuat Tabel RAB


• Menghitung volume semua pekerjaan
• Membuat Data harga satuan dan upah
• Membuat analisa harga satuan dan upah
• Input harga satuan dan upah pada RAB
• Menghitung untuk mendapatkan RAB
• Rekapitulasi RAB
Fungsi Survey

Fungsi utama dari survey adalah untuk menentukan route / lintasan konstruksi dari suatu
jaringan yang akan dipasang.

Ada dua hal survey dilakukan


 Oleh Perencana :
• Menetukan titik-titik tempat yang akan dipasang konstruksi serta jenis konstruksinya
dengan menyesuaikan arah lintasan maupun kondisi geografis
 Oleh Pelaksana :
• Diperlukan bila titik - titik yang dibuat oleh perencana dengan memberi patok ternyata
hilang atau tidak ada, maka dengan menggunakan gambar rencana yang sudah ada, titik-
titik tersebut dapat dicari kembali
Pelaksanaan Survey

• Lintasan konstruksi jaringan diusahakan merupakan garis lurus dari titik awal sampai titik
ujung
• Permukaan tanah dipilih antara satu titik ke titik lainnya mempunyai ketinggian yang
sama atau berbeda dengan selisih sekecil-kecilnya
• Titik - titik yang ditentukan berada dipinggir jalan
• Hindarkan jaringan berdekatan dari benda-benda lain (bangunan, pohon) hingga jarak
amannya tidak terflalu kecil dari yang ditentukan.
• Pelaksanaan dilakukan oleh tiga orang

Peralatan survey yang digunakan


Kompas
Rol Meter
Jalon
Langkah-Langkah Survey untuk Perencanaan

• Penentuan titik-titik arah lintasan


Menentukan titik - titik penting, yaitu titik yang satu dengan lainya merupakan garis
lurus. Titik-titik tersebut dipasang patok.
• Pengukuran Jarak Lintasan
Mengukur jarak antara titik penting dan membaginya menjadi titik antara, dengan
jarak ,untuk jaringan SUTM antara 40 m sampai dengan 50 m. Untuk jarak yang melebihi10L03
ketentuan tersebut maka dibutuhkan konstruksi yang khusus. 40 m
10L02
44 m
10L01
42 m
07 08 09
01 B 06 10
02 05 40 m 38 m 35 m
03 04 35 m
36 m 42 m
35 m 38 m 42 m
40 m
10R01

46 m

10R02

48 m
Pengukuran sudut lintasan jaringan
Penggunaan Kompas

• Bila kompas kita pegang menuju sasaran, sedang angka menunjuk 0 °, maka sudut yang
dibentuk oleh sasaran adalah 0 °, berarti sasaran utara.
• Bila sasaran kita ubah dan angka menunjuk 90°, berarti sasaran timur.

U = 00 Mengukur Sudut Titik Penting


890 910

10L03 10R03
B = 2700 T = 900
240

270
S = 1800
Jarum Kompas 10

09
Evaluasi Hasil Survey

Data yang dihasilkan dari survey adalah :


• Gambar lintasan, berupa garis-garis dengan sudut belokan-belokan dan jarak
yang di skala
• Gambar dan catatan kondisi geografis lokasi lintasan jaringan
• Catatan kondisi lingkungan lokasi lintasan jaringan
Gambar Hasil Survey

Contoh : Gambar Hasil Survey 10L03


40 m

Lokasi :
10L02

GI…./ GH…… 44 m

10L01 42 m

Penyulang/ feeder ….. 240


09 890
07 08 10
06
Jln…….
40 m
01 05 40 m 38 m 35 m 35 m
02
03 04 40 m
36 m 910
35 m

Volume Pekerjaan…..
40 m 270 42 m

10R01
46 m

10R02
48 m

10R03
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai