Anda di halaman 1dari 5

STEMAN 2014 ISBN 978-979-17047-5-5

PENGUKURAN KESESUAIAN PRODUK TERHADAP


SPESIFIKASI UNTUK DIAMETER DAN POSISI LUBANG
PADA BIDANG DATAR YANG BERBEDA DAN TIDAK
SEJAJAR
Nandang Rusmana
Politeknik Manufaktur Negeri Bandung
Jl Kanayakan No. 21 – Dago, Bandung - 40135
Phone/Fax : 022. 250 0241 / 250 2649
Email: nandangr@polman-bandung.ac.id

Abstrak

Beberapa produk seperti rangka kendaraan bermotor roda dua, checking fixture, suku cadang mesin, memiliki
spesifikasi berupa ukuran diameter dan posisi lubang pada berbagai bidang datar yang berbeda dan tidak sejajar.
Pengukuran kesesuaian produk tersebut terhadap spesifikasi tidak dapat dilakukan menggunakan alat ukur
langsung, melainkan menggunakan mesin ukur koordinat (Coordinat Measuring Machine, CMM). Pengumpulan
data koordinat yang sesuai akan menghasilkan data koordinat yang benar untuk diolah. Hasil pengukuran
koordinat pada mesin CMM dapat diolah menggunakan perhitungan atau software tertentu.
Makalah ini menjelaskan urutan pengambilan dan pengolahan data dalam mengukur kesesuaian produk terhadap
spesifikasi untuk diameter dan posisi lubang pada berbagai bidang datar. Studi kasus dilakukan untuk produk
berupa rangka kendaraan bermotor roda dua yang memiliki beberapa lubang untuk tempat pemasangan penutup
karoseri. Titik acuan pada produk disesuaikan dengan titik acuan spesifikasi. Pengumpulan data berupa
koordinat tiga dimensi dilakukan menggunakan mesin ukur koordinat dengan sistem koordinat cartesian. Data
koordinat hasil pengukuran diolah menjadi persamaan bidang datar menggunakan perhitungan dan software.
Hasil pengolahan data menghasilkan ukuran diameter dan posisi lubang terhadap titik acuan produk.

Kata kunci: mesin ukur koordinat, persamaan bidang datar, diameter dan posisi lubang

1. Pendahuluan pada rangka kendaraan bermotor roda dua,


Pembuatan komponen yang tidak terdapat spesifikasi berupa diameter dan posisi
memenuhi spesifikasi yang dibuat oleh lubang ulir di berbagai lokasi yang berfungsi
perancang dapat menyebabkan permasalahan untuk memasangkan karoseri sebagai penutup
pada kualitas secara signifikan, ketika rangka tersebut.
komponen tersebut digunakan pada saat Alat ukur langsung merupakan alat ukur
perakitan [1]. Beberapa produk seperti rangka geometrik jenis dasar yang memiliki skala
kendaraan bermotor roda dua, checking fixture, ukur yang telah dikalibrasi, digunakan pada
suku cadang mesin, memiliki spesifikasi saat membaca hasil pengukuran secara
ukuran geometrik yang harus dipenuhi berupa langsung dengan kecermatan 1 s.d. 0,002 mm
diameter dan posisi lubang pada bidang datar [2]. Spesifikasi diameter dan posisi lubang ulir
yang berbeda dan tidak sejajar. Seperti halnya pada rangka kendaraan bermotor roda dua

1
STEMAN 2014 ISBN 978-979-17047-5-5

memiliki toleransi umum +/- 0,3 mm, sehingga 2. Bridge


dapat menggunakan alat ukur langsung dengan 3. Colomn
kecermatan diatas 0,002 mm, tetapi dibutuhkan 4. Horizontal Arm
pengukuran ruang dalam bentuk koordinat 5. Gantry
kartesian (X, Y, Z) dilanjutkan dengan analisa
titik-titik koordinat sehingga menjadi posisi Gambar 1. menunjukkan CMM tipe
sumbu dan diameter lubang ulir terhadap Bridge.
referensi X, Y, Z. Pengukuran tersebut dapat
dilakukan menggunakan mesin ukur koordinat
(Coordinate Measuring Machine, CMM) yang
memiliki tiga skala untuk pengukuran ruang
seperti pada koordinat kartesian (X, Y, Z).
Alat ukur koordinat merupakan alat ukur
jenis turunan yang memiliki sensor yang
dibaca melalui tiga skala untuk pengukuran
data titik-titik koordinat dan memerlukan
analisis data titik-titik koordinat tersebut [2].
Analisis data titik-titik koordinat tersebut dapat
dilakukan menggunakan software atau
perhitungan matematika. Makalah ini
menjelaskan tahapan pengambilan dan Gambar 1. CMM tipe Bridge.
pengolahan data dalam mengukur kesesuaian
produk terhadap spesifikasi untuk diameter dan
Prinsip kerja CMM adalah menggerakkan
posisi lubang pada berbagai bidang datar
probe yang digunakan untuk pengukuran
seperti pada spesifikasi kendaraan bermotor
benda ukur melalui dua kategori, yaitu;
roda dua.
1. Kontak, yang menyentuh benda ukur
ketika sedang mengukur
2. Tinjauan Pustaka 2. Tidak kontak, berupa laser dan video
2.1 Mesin Ukur Koordinat Kalibrasi probe menentukan efektifitas
Mesin ukur koordinat (Coordinate diameter pada saat pengukuran. Probe
Measuring Machine, CMM) adalah alat ukur dikalibrasi dengan cara mengukur bola yang
metrologi yang dapat menghasilkan koordinat telah terkalibrasi.
pada struktur 3 dimensi dengan aksis saling Contoh Aplikasi penggunaan CMM
tegak lurus satu sama lain. CMM umumnya adalah pengukuran lokasi titik pada permukaan
digunakan pada kondisi sebagai berikut [3]: benda ukur dengan sistem koordinat tiga
a. Produksi dengan jumlah terbatas dimensi menggunakan probe bola [4].
(ratusan bahkan ribuan komponen)
b. Pengontrolan sejumlah fitur dimensi 2.2 Vektor ruang 3 Dimensi dan Determinan
dan geometrik Konsep vektor terdiri dari arah dan
c. Aplikasi yang lebih fleksibel besaran. Vektor (a, b, c) diwakili oleh sebuah
d. Biaya kegagalan atau pengerjaan panah dari titik acuan (x, y, z) ke titik (a, b, c)
kembali yang tinggi dalam 3 ruang seperti Gambar 2 [5].
e. Produksi yang sedang berhenti dapat
digunakan untuk inspeksi

Konfigurasi yang sering digunakan pada


mesin CMM terdiri dari lima jenis;
1. Cantilever

2
z

C=(a3, b3, c3)


STEMAN 2014 G F B=(a2, b2, c2) ISBN 978-979-17047-5-5

y
A=(a1, b1, c1)
2. Lakukan kalibrasi diameter dan sudut
probe stilus menggunakan master ball
x yang telah terkalibrasi seperti
Gambar 2. Vektor F dan G ditunjukkan pada Gambar 3.
Dot Product dari vektor F = a1i+b1j+c1k
dan G=a2i+b2j+c3k adalah jumlah F  G
didefinisikan sebagai berikut;

F  G = a1a2+b1b2+c1c2 (1)

Vektor F dan G adalah tegak lurus jika


dan hanya jika;

FG=0 (2)

Cross Product dari vektor F = a1i+b1j+c1k


dan G=a2i+b2j+c3k merupakan vektor normal
N adalah jumlah F x G didefinisikan sebagai Gambar 3. Kalibrasi diameter dan sudut probe
berikut; stilus

N =FxG 3. Letakkan benda ukur sesuai posisi


= (b1c2- c2b1)i+(a2c1- a1c2)j+(a1b2- a2b1)k (3) probe stilus di meja CMM sehingga
posisinya tidak berubah.
4. Lakukan pengukuran untuk sistem
a11 a12 a13 koordinat yang akan dijadikan acuan
Determinan matrik A = a21 a22 a23 pada pengukuran selanjutnya. Dalam
a31 a32 a33 hal ini permukaan z=0 merupakan
bidang yang terletak pada permukaan
dinyatakan dengan det(A) adalah jumlah atas pada dua lubang, titik x=0 dan
seluruh y=0 terletak pada sumbu lubang
product sebagai berikut ; pertama, sedangkan untuk sumbu x
positip adalah garis yang
det(A) = a11a22a33- a11a23a32- a12a21a33+ menghubungkan lubang pertama ke
a12a23a31+ a13a21a32- a13a22a31 (4) lubang ke dua. Hal ini ditunjukkan
pada Gambar 4.
3. Metodologi
3.1 Pengambilan data di mesin CMM
Langkah-langkah pengumpulan data
koordinat dilakukan menggunakan mesin
CMM sebagai berikut;
1. Tentukan diameter, sudut A dan B
probe stilus yang akan digunakan pada
saat pengukuran sesuai posisi
meletakkan benda ukur. Sudut A
adalah sudut putar sumbu X dan Y,
sedangkan sudut B adalah sudut putar
sumbu Z. Gambar 4. Penentuan titik acuan

3
STEMAN 2014 ISBN 978-979-17047-5-5

5. Pengukuran koordinat lubang ulir pada G=(127.6328-114.2663)i+ (243.0336-


berbagai bidang dilakukan dengan dua (-253.7889))j+(37.4350-40.3853)k
jenis data pengukuran, yaitu data
pengukuran bidang dan data G=13.3665i+10.7553j-2.9503k
pengukuran diameter. Beberapa titik
pengukuran ditunjukkan pada Gambar 3. Menghitung vektor normal terhadap
5. bidang (cross product vektor F
dengan G)

N=FxG

i j k
= 8.7731 -5.9897 -1.7055
13.3665 10.7553 -2.9503

-5.9897 -1.7055 8.7731 -1.7055


= i- j+
10.7553 -2.9503 13.3665 -2.9503
Gambar 5. Pengukuran lubang pada 8.7731 -5.9897
berbagai bidang k
13.3665 10.7553
4. Hasil dan Pembahasan = 36.014576i +3.08671118j +174.4186475k
Contoh analisa hasil pengumpulan data
CMM untuk menentukan persamaan bidang 4. Menghitung persamaan untuk setiap
adalah sebagai berikut: koordinat X, Y, Z yang terletak dalam
bidang (setiap koordinat X,Y, Z yang
1. Menghitung persamaan bidang terletak dalam bidang dikurangi
menggunakan vektor dari tiga koordinat A), maka;
koordinat:
A(114.2663,-253.7889,40.3853), B(123.0394,- D(x-114.2663)i+(y+253.7889)j+(z-40.3853)
259.7786,38.6798), C(127.6328,-
243.0336,37.4350) 5. Menghitung persamaan bidang yang
tegak lurus terhadap vektor normal
2. Menghitung vektor F (dari titik A ke (dot product antara vektor D dengan
titik B) dan vektor G (dari titik A ke Normal sama dengan nol)
titik C) dengan menggunakan cross D.N=0
product, vektor dimulai dari titik
A(114.2663,-253.7889,40.3853): ((x-114.2663)i+(y+253.7889)j+
(z-40.3853)).N=0
F=(123.0394-114.2663)i+(-259.7786 -
(-253.7889))j+(38.6798-40.3853)k 36.014576(x-114.2663)+
3.08671118(y+253.7889)+
F =8.7731i-5.9897j-1.7055k 174.4186475(z-40.3853) = 0
dan 36.014576x + 3.08671118y +
174.4186475z = 10375.82872

4
STEMAN 2014 ISBN 978-979-17047-5-5

Daftar Pustaka
6. Memeriksa koordinat A, B, C terletak
dalam satu bidang (substitusi [1] Montgomery, D., “Statistical Quality
koordinat A, B, C ke dalam persamaan Control”, (2009) John Wiley
bidang)
A -> memenuhi [2] Rochim, T., “Spesifikasi, Metrologi dan
B -> memenuhi Kontrol Kualitas Geometrik”, (1998) ITB,
C -> memenuhi Bandung.

5. Kesimpulan [3] Dotson, C., Harlow, R., Thompson, R.,


Pengukuran diameter dan posisi sumbu “Fundamentals of Dimensional Metrology,
lubang pada bidang tidak sejajar dapat diukur 4E”, (2003) Delmar Learning
menggunakan mesin ukur koordinat. Analisa
dapat dilakukan menggunakan perhitungan [4] Farago, F.T., Curtis, M. A., “Handbook of
secara matematika atau menggunakan Dimensional Measurement Third Edition”,
software. Data yang digunakan minimal tiga (1994) Industrial Press Inc
buah titik untuk pengukuran bidang dan tiga
buah titik untuk pengukuran posisi sumbu dan [5] O'Neil, P. V., “Advanced Engineering
diameter lubang. Mathematics”, (2007) Thomson

Anda mungkin juga menyukai