METROLOGI INDUSTRI
Oleh :
11210001
Kelompok 1
2012
Praktikum Metrologi Industri
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan
a. Alat ukur
Dalam praktikum ini alat ukur yang dipergunakan adalah
Surfcom buatan Leicester, England
Roundform 200
CMM (Coordinate Measuring Machine) merk Mitutoyo
BAB II
ALAT UKUR DAN CARA KERJA
3. Penentuan seberapa panjang dari benda yang diukur kekasaran permukaannya sehingga dial
indicator ini nantinya akan mencatat hasil pengukuran sepanjang yang telah ditentukan
sebelumnya.
4. Setelah alat ini berfungsi, pergerakan dial indicator tersebut akan tercatat melalui print out
hasil dari pengukuran benda uji sepanjang jarak yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Roundness Measurement
Nama alat: Roundform 200
Alat ukur yang diterapkan dalam percobaan ini adalah dengan menggunakan jenis ke-2
yaitu dengan meja putar.
3. Flatness Measurement
Nama alat: Coordinate measuring machine
CMM terdiri dari beberapa bagian utama yang saling terkait dan mempengaruhi akurasi mesin
tersebut, bagian-bagian tersebut adalah:
Working Table, merupakan tempat meletakan part yang akan diukur. Rata-rata terbuat dari
batu granit.
Support, merupakan kaki untuk menopang seluruh beban CMM. Beberapa CMM
dilengkapi air damper untuk mengurangi efek getaran yang dihasilkan lingkungan sekitar
CMM.
Air bearing, CMM menggunakan air bearing sebagai landasan untuk bergerak bagi semua
axis.
Axis Guideways, adalah track atau lintasan semua axis untuk bergerak, memiliki kontak
langsung dengan air bearing. Material rata-rata terbuat dari alumunium ada juga yang
Motor, adalah unit untuk menggerakan axis, khusus untuk mesin otomatis atau hanya
motorized menggunakan joystick.
Controller, memiliki beragam fungsi diantaranya; interface antara mesin dengan PC, motor
driver sebagai sumber daya bagi pergerakan motor, data storage untuk menyimpan file-file
correction atau program penggerak CMM, ADC dan DAC, dll.
Probe Head, berfungsi sebagi trigger bagi CMM untuk merekam posisi koordinat part yang
disentuhnya (touch point). Beberapa CMM dilengkapi non-contact Probe Head untuk
mendapatkan touching point yang banyak bisa mencapai ratusan bahkan ribuan point untuk
keperluan CAD/ CAM. Untuk menyentuh part tidak dapat langsung disentuh ke part tetapi
harus melalui perantara stylus yang berfungsi sebagi peraba.
Linear Scale. Unit ini sebagai transducer untuk merubah perubahan posisi menjadi arus
atau tegangan yang kemudian dengan menggunakan software menjadi data-data koordinat
X, Y dan Z.
CMM adalah sebuah instrument yang digunakan untuk mengukur tiga dimensi (3D),
dimensi yang diukur adalah ruang yang memiliki panjang, lebar dan tinggi, yang diterjemahkan
ke dalam system koordinat kartesian X, Y dan Z. Kemudian data koordinat yang terukur oleh
CMM dikonversikan menjadi data pengukuran seperti posisi, diameter, jarak, sudut, dsb.
Secara sederhana, cara kerja CMM adalah membaca perubahan posisi dari suatu titik origin
acuan nol suatu part yang diukur atau terhadap origin mesin itu sendiri. Perubahan posisi
tersebut kemudian direkam dan diproses menjadi data hasil pengukuran menggunakan software
yang disertakan dalam CMM.
a. Kalibrasi alat
b. Atur besar tekanan pada kompresor sekitar 0,3- 0,4 mPa
c. Meletakkan spesimen / benda uji di atas meja kerja dan klem / kunci dengan lilin plastisin
d. Mendekatkan sensor pada benda kerja dengan mengatur axis dengan mengatur knob atau
spindel
e. Menentukan jumlah titik untuk mengetahui profil kedataran dari benda kerja tersebut,
minimal 3 titik, Element no of pts isi kotak masukkan jumlah ttik yang
akan diuji
f. Masukkan nila toleransi, berapa toleransi untuk di atas dan di bawah datum
Tolerance form tolerance flatness width tolerance isi kotak dengan nilai
Muhammad Rizqi Fadjriand 11210001
Indocement Institut of Technology
Page 8
Praktikum Metrologi Industri
toleransi yang akan ditentukan ok
BAB III
HASIL PENGUKURAN
Pada perhitungan Ra daerah yang berada di bawah center datumline profil tengah
(lembah) diproyeksikan ke atas center datumline dan dirata-ratakan dengan daerah di atas
profil tengah. Profil daerah yaitu profil referensi yang digeser ke bawah sehingga jumlah
luas daerah di atas profil terukur sama dengan jumlah luas daerah di bawah profil terukur.
Dari hasil tersebut didapatkan pengukuran dengan nilai Ra = m.
2. Roundness Measurement
Pengujian pengukuran dengan roundness test ini kami menggunakan benda uji yaitu
silinder baja guna mendapatkan data pengukuran dari profil kebulatan permukaan silinder
baja tersebut. Kami hanya melakukan pengukuran kebulatan sedangkan, konsentrisitas dan
koaksilitas tidak dilakukan karena waktu yang disediakan sangat terbatas.
Alat untuk mengukur benda tersebut adalah rondform 200. Setelah prosedur dan
parameter yang dilakukan seperti digunakannya referensi LS yaitu lingkaran terkecil yang
mungkin dibuat di luar profil kebulatan tanpa memotongnya dengan filter 500 dimana
semakin besar nilai filter yang diberikan akan menunjukkan bahwa makin terlihat lingkaran
yang semakin tidak membulat. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini
Nilai P menyatakan bukti maksimum nilai tertinggi dari lingkaran rata-rata ( lingkaran yang
3. Flatness Measurement
Pada pengukuran kedataran (flatness test) ini kami menggunakan benda uji yaitu block
baja guna mendapatkan data pengukuran dari kedataran permukaan block baja tersebut.
Alat untuk mengukur benda tersebut adalah Coordinate Measuring Machine. Setelah
menjalankan prosedur percobaan dan menentukan parameter yang diinginkan, kami
mendapatkan hasil seperti yang ditunjukkan pada gambar:
BAB IV
ANALISA PENGUKURAN
2. Roundness Measurement
Parameter acuan yang dipakai pada kebundaran adalah RND. Nilai RND sama
dengan P to V. Hal ini menunjukkan kebulatan benda uji yang berhubungan langsung
dengan puncak dan lembah maksimum, serupa dengan pengukuran kekasaran muka benda.
Hal tersebut juga merupakan parameter yang digunakan untuk membaca dan menganalisis
profil kebulatan jika kita berhadapan langsung dengan monitor Roundness Tester.
Dari hasil pengukuran didapat jari-jari kebulatan silinder adalah 8,89 m. circularity
dari silinder tidak tepat pada titik tengah dan harus digeser sejauh 230.100. Hal yang perlu
diperhatikan adalah : Jika nilai filter lebih besar maka nilai kebulatan akan semakin terlihat
bentuk surface >> ketidakbulatannya, sebaliknya. Penempatan dan pemusatan benda uji jika
pada akhir pengukuran diperoleh nilai R > 1 m maka sebaliknya pemusatan benda uji
ditinjau ulang.
Pada dunia industry terutama pada industry non hydrolic seal bahwa nilai roundness
< 5.08 m atau 50% dari nilai toleransi diameter shaft poros tersebut. Hal ini bisa
disebabkan oleh proses pengolahan material dan surface finishing serta disesuaikan dengan
kualitas produk yang diharapakan berdasarkan dengan fungsinya.
3. Flatness Measurement
Flatness : 0,026
Tol zone : 0,005
Min dist : - 0,014
Max dist : 0,012
Dari hasil pengukuran diperoleh nilai kedataran sebesar 0,026, yang merupakan jarak total
antar minimal distance sebesar -0,014 dan maximal distance sebesar 0,012 dengan zona
toleransi sebesar 0,005. Sehingga, nilai kedataran suatu benda merupakan jarak dari minimal
distance dengan maximal distance. Semakin kecil jaraknya, maka semakin datar permukaan
suatu benda. Sedangkan nilai toleransi dapat kita tentukan sesuai kriteria benda yang kita
inginkan. Semakin besar nilai toleransi, maka nilai kedataran suatu benda akan semakin besar
dan berbanding lurus dengan koefisien gesek benda tersebut. Sedangkan jika nilai toleransi
semakin kecil, maka semakin kecil pula nilai kedataran benda tersebut dan semakin kecil pula
koefisien geseknya.
BAB V
KESIMPULAN
1. Surface Roughness Measurement
Surface Roughness Measurement ini adalah alat untuk mengukur kekasaran
permukaan dari suatu benda dengan menggunakan dial indicator sebagai sensor untuk
memeriksa profil permukaan benda uji tersebut. Dengan ketelitian alat ukur Surface
Roughness Measurement sebesar 0.02 m. Pada analisa benda uji didapat kesimpulan
bahwa metal blok dengan panjang pengukuran (traversing length) 2.5 mm di titik tertentu
pada permukaan metal blok adalah datar jika nilai Ra yang dijadikan sebagai nilai
kekasaran. Tetapi pada hasil pengukuran terdapat perbedaan antara puncak tertinggi dan
lembah terendah tidaklahterlalu rendah jika dilihat dari perbedaan nilai Rmax dan Rz yang
tidak terlalu besar. Apabila terdapat kesalahan dalam nilai kekasaran hal itu mungkin terjadi
karena sifat alat ukur (floating, sensor tidak stabil karena adanya getaran kecil) karena
praktikan harus melakukan 3 kali pengukuran karena ke dua pengukuran sebelumnya
hasilnya belumlah tepat.
2. Roundness Meaasurement
Roundness Test merupakan alat ukur yang digunakan untuk menentukan profil
kebulatan dari suatu benda misalnya silinder atau benda-benda yang mengandung unsur
lingkaran. Pada prinsipnya alat ukur ini hampir sama dengan Surface Roughness
Measurement. Alat ini menggunakan dial indicator sebagai sensor untuk memeriksa profil
dari permukaan benda uji dan prinsip alat yang digunakan adalah meja putar. Jadi dengan
kata lain alat ini menggunakan prinsip pengubah mekanik yaitu dari sensor kemudian
diteruskan ke signal conditioning kemudian akan ditampilkan hasilnya di display, yaitu
berupa data komputer.
3. Flatness measurement
Coordinate Measuring Machine merupakan alat ukur yang digunakan untuk menentukan
profil kedataran suatu benda misalnya pada percobaan ini kami mengukur kedataran sebuah blok
baja. Pada pengukuran kedataran/flatness, semakin besar nilai kedataran suatu benda maka
koefisien gaya gesek yang dimiliki oleh benda tersebut akan semakin kecil. Alat ini menggunakan
Probe head yang berfungsi untuk menandai titik titik koordinat yang diperlukan sebagai titik acuan
pengukuran, yang kemudian diolah oleh komputer menjadi data-data koordinat kartesian X, Y, dan
Z sehingga nilai kedataran benda dapat diketahui.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA