METROLOGI INDUSTRI
Nama :
NIM :
Kelompok :
BAB I
KEKASARAN PERMUKAAN
Kekasaran permukaan dari bagian-bagian mesin dan juga berkas pengerjaannya merupakan
faktor yang sangat penting untuk menjamin mutu bagian-bagian, seperti misalnya suaian atau
ketahanan, maupun tampak dari bagian-bagian. Ada beberapa cara untuk menyatakan kekasaran
permukaan. (Sato, 2013). Kekasaran permukaan dapat diukur dengan cara langsung dan tidak
langsung. Untuk pengukuran langsung hasilnya dapat dinyatakan dengan Primary Profile, Roughness
Profile, dan Waviness Profile.
TUJUAN:
Tujuan dari praktikum pada pengukuran kekasaran permukaan ini adalah:
1. Memahami cara pengukuran kekasaran permukaan.
2. Mengetahui standar-standar dan kondisi pengukuran kekasaran permukaan.
3. Mampu menjelaskan hasil pengukuran kekasaran permukaan.
PEMBAHASAN:
Terdapat hal-hal penting yang berkaitan dengan pengukuran kekasaran permukaan, seperti
jenis-jenisnya, peralatannya, kondisi pengukuran, standar yang digunakan dan parameter-
parameternya.
Dari segi jenis pengukuran secara umum dibagi menjadi dua, yaitu langsung dan tak langsung.
Dalam pemeriksaan permukaan secara tidak langsung atau membandingkan ini ada beberapa cara
yang bisa dilakukan, antara lain dengan meraba (touch inspection), melihat/mengamati
(visual inspection), menggaruk (scratch inspection), dengan mikroskop (microscopic inspection) dan
dengan potografi permukaan (surface photographs).
Pemeriksaan permukaan secara langsung adalah dengan menggunakan peralatan yang
dilengkapi dengan peraba yang disebut stylus. Stylus merupakan peraba dari alat ukur kekasaran
permukaan yang bentuknya konis atau piramida. Bagian ujung dari stylus ini ada yang berbentuk rata
dan ada pula yang berbentuk radius. Untuk ujung stylus yang berbentuk radius, jari-jari keradiusannya
biasanya sekitar 2 mm. Bila stylus bergeser maka setiap perubahan yang dialami oleh styluskarena
permukaan yang tidak halus akan nampak pada kertas grafik dari peralatan ukurnya karena perubahan
ini terekam secara otomatis. (Akhiruddin, 2015)
Pengukuran langsung dengan stylus terbagi lagi menjadi menjadi analog dan digital.
Pengukuran berbasis analog akan memunculkan hasil berupa grafik kekasaran yang harus dihitung lagi
hasil akhir parameter-parameternya. Sedangkan untuk yang digital, hasil pengukuran langsung dapat
dilihat dan diolah secara otomatis, sehingga langsung dapat dikonversikan ke berbagai parameter
lainnya.
Untuk standar yang digunakan, kondisi pengukuran, dan parameter merupakan hal-hal yang
saling berkaitan. Penggunaannya ditentukan berdasarkan profil benda yang diukur dan penyajian hasil
akhir yang ingin diperoleh.
Pada praktikum Metrologi Industri 2017 ini, pengukuran kekasaran permukaan dilaksanakan
menggunakan SURFTEST SJ-210 Standard Type dan dinyatakan dengan Roughness Profile.
ALAT
Alat yang digunakan dalam pengukuran kekasaran permukaan pada praktikum ini adalah:
1. Surface Roughness Tester Mitutoyo 3. V-Block
SJ-210 Standard Type 4. Benda Ukur: 3 buah spesimen silindris
2. Vernier caliper 5. Software: SJ Communication Tool
D. Pengukuran
1. Atur jumlah pengambilan sampel (n) pada measuring condition. Sesuaikan dengan panjang
benda ukur dan nomenklatur pada Gambar 1.4
2. Pastikan kondisi detector tetap sesuai dengan kondisi yang benar.
3. Kembali ke halaman utama pada display unit.
4. Tekan tombol [START/STOP] pada display unit, atau menggunakan SJ communication tools,
klik “Start Measurement”
5. Tunggu sampai detector berhenti bergerak. Catat hasil pengukuran.
6. Simpan data pengukuran dengan meng-export ke Excel melalui SJ Communication Tools.
7. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali pada setiap spesimen. Ulangi langkah 2-6 pada titik
pengukuran berbeda.
LEMBAR KERJA
PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
Hari, tanggal :
Kloter :
Kelompok :
Anggota :
Semarang, 2020
Mengesahkan,
Asisten Kekasaran Permukaan
NIM.
BAB II
PENGUKURAN KESILINDRISAN DAN DIAMETER DALAM
TUJUAN
1. Mengetahui kesilindrisan benda ukur
2. Mengetahui keovalan silinder benda ukur
3. Mengetahui jenis-jenis alat ukur pengukuran kesilindrisan dan diameter dalam
4. Mampu memilih/menetapkan serta menggunakan beberapa alat ukur linear pada suatu
proses pengukuran.
PERALATAN PENGUJIAN
A. Benda Ukur
1. Hollow Steel Rod
2. Benda Ukur Diameter Dalam
B. Alat Ukur
1. Dial Indicator 3. Vernier Caliper
2. Bore Gauge 4. Micrometer Outside
PELAKSANAAN
A. Persiapan Pengukuran
1. Persiapkan tempat pengukuran
2. Periksa keberadaan alat sesuai dengan daftar pada kartu alat.
3. Lengkapi kartu alat, bila alat ukur yang ada tidak sesuai dengan yang terdaftar pada
kartu alat segera hubungi asisten praktikum.
4. Bersihkan semua alat ukur dengan menggunakan kertas pembersih yang dibasahi
dengan bensin pencuci.
5. Ukur diameter dalam, diameter luar dan Panjang benda ukur dengan vernier caliper lalu
tuliskan data pada tabel 2.3 dan 2.4.
F. Data Asisten
1. Tuliskan nama asisten
2. Mintalah tanda tangan kepada asisten yang bersangkutan sebelum laporan sementara
praktikum dikumpulkan.
Hari, tanggal :
Kloter :
Kelompok :
Anggota :
A C
Semarang, 2019
Mengesahkan,
Asisten Pengukuran Kesilindrisan
Dan Diameter Dalam
LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB III
PENGUKURAN SUDUT DAN RODA GIGI
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk mentransmisikan daya.
Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau
lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan
bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah
kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya.
Untuk dapat membuat roda gigi dari kualitas rendah sampai pada roda gigi yang berkualitas
tinggi sudah tentu tidak bisa lepas dari salah satu faktor dalam proses pembuatannya yaitu proses
pengukuran. Dalam kaitan ini akan disinggung alat ukur roda gigi, bagian-bagian roda gigi yang perlu
diukur dan bagaimana cara mengukurnya.
TUJUAN:
Tujuan dari praktikum pada pengukuran sudut dan roda gigi adalah sebagai berikut.
1. Memahami pengukuran linier dan sudut pada roda gigi dan benda ukur.
2. Menjelaskan beberapa elemen penting pada roda gigi.
3. Memeriksa atau mengukur beberapa elemen roda gigi dan pengukuran sudut dengan alat dan
cara yang tepat dan benar.
4. Menggambarkan hasil-hasil pengukuran roda gigi dan pengukuran sudut.
PEMBAHASAN:
Jenis-jenis Roda Gigi:
Berdasarkan dari bentuk giginya maka roda gigi dapat dibedakan menjadi:
1. Roda gigi lurus (spur gear)
Pada jenis roda gigi ini, pemotongan gigi-giginya adalah searah dengan porosnya. Ada pula
jenis gigi lurus lainnya tetapi badan gigi tidak berbentuk lingkaran melainkan berbentuk batang segi
empat panjang. Pada permukaan memanjang inilah pemotongan gigi - giginya dilakukan yang arahnya
kadang-kadang tegak lurus dan kadang-kadang membentuk sudut terhadap batang gigi (badan gigi).
Bentuk gigi yang demikian ini biasa disebut dengan Gigi Rack.
2. Roda gigi helix (helical gear)
Jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya tidak lurus tetapi sedikit membentuk sudut di
sepanjang badan gigi yang berbentuk silinder. Bila dilihat arah alur giginya nampak bahwa alur
tersebut membengkok.
3. Roda gigi payung (straight bevel gear)
Pada jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya adalah pada bagian yang konis. Pada
permukaan yang konis ini gigi-gigi dibentuk yang arahnya lurus dan searah dengan poros roda gigi.
4. Roda gigi spiral (spiral gear)
Gigi-gigi roda gigi spiral arahnya membentuk suatu kurve. Biasanya pemotongan gigi-giginya
juga pada permukaan yang konis.
5. Roda gigi cacing (worm gear)
Jenis roda gigi ini biasanya merupakan satu pasangan yang terdiri dari batang berulir cacing
dan roda gigi cacing. Pada batang ulir cacing bentuk giginya seperti ulir. Dan pada roda gigi cacing
bentuk giginya hampir sama dengan roda gigi helix, akan tetapi permukaan giginya membentuk
lengkungan ke dalam.
6. Roda gigi dalam (internal gear)
Pada jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya adalah pada bagian dalam dari permukaan
ring/lubang. Biasanya bentuk giginya adalah lurus seperti roda gigi lurus (spur gear).
Sebelum melakukan pengukuran pada roda gigi, praktikan diwajibkan untuk mengetahui
komponen-komponen apa saja yang ada pada roda gigi. Komponen Tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Modul
Modul (m) adalah panjang dari diameter lingkaran pitch untuk tiap gigi. Satuan untuk modul
adalah milimeter.
m = D/N = 1/P
2. Diameteral Pitch
Diametral pitch (P) adalah banyaknya gigi untuk tiap satu inchi dari diameter lingkaran pitch.
Diametral pitch ini hanya merupakan harga secara hipotesis saja yang harganya tidak bisa diukur.
Akan tetapi pengertiannya sangat penting untuk mempertimbangkan proporsi jumlah gigi.
P = N/D = 1/m
3. Circular Pitch
Circular Pitch (CP) adalah jarak arc yang diukur pada lingkaran pitch dari salah satu sisi
sebuah gigi ke sisi yang sama dari gigi yang berikutnya.
CP = πD/N = π.modul
4. Jumlah Gigi (N)
Banyaknya gigi yang berada di keliling lingkaran roda gigi.
5. Sudut Circular Pitch
Besar jarak sudut antara satu gigi dengan gigi lainnya.
Circular Pitch Angle = 360o / N
6. Hole Circle Diameter
Besar lubang untuk poros pada bagian tengah roda gigi.
7. Pitch Circle Diameter (D)
Diameter dari lingkaran titik pitch.
D = DCD + 2(Deddendum) = ACD – 2(Addendum)
8. Addendum
Addendum (Add) adalah jarak radial dari lingkaran pitch sampai pada ujung puncak dari gigi.
Addendum = Total Depth - Deddendum
9. Deddendum
Deddendum (Dedd) adalah jarak radial dari lingkaran pitch sampai pada dasar dari gigi.
Deddendum = Total Depth – Addendum
PERALATAN
A. Benda Ukur
1. Spur Gear 2. Spesimen pengukuran sudut
Gambar 3.2 Contoh roda gigi yang diukur Gambar 3.3 Contoh benda yang diukur
B. Alat Ukur
1. Gear tooth micrometer 3. Penggaris
2. Vernier caliper 4. Busur Baja Protactor
PELAKSANAAN
Pelaksanaan pengukuran roda gigi dan pengukuran sudut adalah sebagai berikut.
A. Persiapan
1. Pelajari tentang bagian-bagian dari roda gigi dan pengukuran sudut.
2. Pelajari alat-alat ukur yang digunakan.
a. Bagian-bagian serta fungsinya.
b. Kapasitas pengukuran.
c. Ketelitian.
3. Siapkan peralatan yang dibutuhkan. Bersihkan semua alat ukur dengan kertas pembersih
yang dibasahi bensin.
4. Memeriksa setting nol gear tooth micrometer dengan kaliber.
LEMBAR KERJA
PENGUKURAN RODA GIGI DAN PENGUKURAN SUDUT
Hari, tanggal :
Kloter :
Kelompok :
Anggota :
A B A B
D C
D C
SPESIMEN III
A B
D C
No.
Tebal (mm) Panjang (mm)
Spesimen
A-B
B-C
I
C-D
D-A
A-B
B-C
II
C-D
D-A
A-B
B-C
III
C-D
D-A
A
B
I
C
D
A
B
II
C
D
A
B
III
C
D
Semarang, 2020
Mengesahkan,
Asisten Roda Gigi dan Pengukuran Sudut
NIM.
BAB IV
PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
TUJUAN:
1. Mengetahui cara penggunaan perangkat ukur geometri ulir.
2. Mengetahui cara pengukuran Geometri Ulir.
3. Mampu menggambar 2D dan 3D benda kerja yang diukur
4. Mampu untuk menganalisis hasil pengukuran Geometri Ulir.
PERALATAN
A. Benda Ukur
1. Baut
2. Mur
B. Alat Ukur
1. Micrometer Ulir
2. Micrometer Outside
3. 3 Wire Unit Gauge
4. Screw Pitch Gauge
5. Vernier caliper
C. Alat Bantu
1. Micrometer Stand
E = M + 0.86603P – 3W
Smallest wire diameter = 0.56 × Pitch
Largest wire diameter = 0.90 × Pitch
Diameter for pitch-line contact = 0.57735 × Pitch
Apabila Pitch (P) dan Diameter Kawat diketahui (W):
E = M – Const
LEMBAR KERJA
PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
Hari, tanggal :
Kloter :
Kelompok :
Anggota :
Tabel 4.1 Daftar nama praktikan
No Nama NIM
1
2
3
4
5
6
Pengukuran ke-
Ulir ke- Rata-Rata
1 2 3
Semarang, 2020
Mengesahkan,
Asisten Diameter Mur dan Geometri Ulir
NIM.
BAB V
PENGUKURAN LINIER HOLLOW STEEL DAN CRANKSHAFT
TUJUAN:
1. Mengetahui cara/teknik mengukur linier.
2. Mengetahui jenis-jenis alat ukur linier.
3. Mengetahui aplikasi penggunaan pengukuran linier
PERALATAN
A. Benda Ukur
1. Hollow Steel
2. Crankshaft
B. Alat Ukur
1. Vernier caliper
PELAKSANAAN
A. Persiapan
1. Persiapkan tempat pengukuran
2. Bersihkan semua alat ukur dengan menggunakan kertas pembersih yang dibasahi dengan
bensin pencuci.
3. Buanglah sampah/tissue pada tempat sampah yang telah disediakan.
4. Tulis data alat ukur pada lembar kerja sesuai dengan gambar 2D di bawah ini.
Gambar 5.1 Crankshaft sisi kanan (A) tampak atas , kanan dan kiri
Gambar 5.2 Crankshaft sisi kiri (B) tampak atas , kanan dan kiri
c
b
D. Data Asisten
1. Tuliskan nama asisten.
2. Mintalah tanda tangan kepada asisten yang bersangkutan sebelum laporan praktikum
dikumpulkan.
LEMBAR KERJA
PENGUKURAN LINIER HOLLOW STEEL DAN CRANKSHAFT
Hari, tanggal :
Kloter :
Kelompok :
Anggota :
Tabel 5.1 Daftar nama praktikan
No Nama NIM
1
2
3
4
5
6
Tabel 5.7 Data pengukuran Diameter Crankshaft tampak atas sisi kanan (A) dalam (mm)
HASIL HASIL HASIL
NO RATA-RATA
PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 PENGUKURAN 3
I
II
III
IV
V
Tabel 5.8 Data pengukuran Crankshaft tampak atas sisi kiri (B) dalam (mm)
HASIL HASIL HASIL
NO RATA-RATA
PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 PENGUKURAN 3
1
2
3
4
Tabel 5.9 Data pengukuran Diameter Crankshaft tampak atas sisi kiri (B) dalam (mm)
HASIL HASIL HASIL
NO RATA-RATA
PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 PENGUKURAN 3
I
II
III
IV
V
NIM.
Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 5-5