Anda di halaman 1dari 31

MODUL PRAKTIKUM

METROLOGI INDUSTRI

Nama :
NIM :
Kelompok :

LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I
KEKASARAN PERMUKAAN

Kekasaran permukaan dari bagian-bagian mesin dan juga berkas pengerjaannya merupakan
faktor yang sangat penting untuk menjamin mutu bagian-bagian, seperti misalnya suaian atau
ketahanan, maupun tampak dari bagian-bagian. Ada beberapa cara untuk menyatakan kekasaran
permukaan. (Sato, 2013). Kekasaran permukaan dapat diukur dengan cara langsung dan tidak
langsung. Untuk pengukuran langsung hasilnya dapat dinyatakan dengan Primary Profile, Roughness
Profile, dan Waviness Profile.

TUJUAN:
Tujuan dari praktikum pada pengukuran kekasaran permukaan ini adalah:
1. Memahami cara pengukuran kekasaran permukaan.
2. Mengetahui standar-standar dan kondisi pengukuran kekasaran permukaan.
3. Mampu menjelaskan hasil pengukuran kekasaran permukaan.

PEMBAHASAN:
Terdapat hal-hal penting yang berkaitan dengan pengukuran kekasaran permukaan, seperti
jenis-jenisnya, peralatannya, kondisi pengukuran, standar yang digunakan dan parameter-
parameternya.
Dari segi jenis pengukuran secara umum dibagi menjadi dua, yaitu langsung dan tak langsung.
Dalam pemeriksaan permukaan secara tidak langsung atau membandingkan ini ada beberapa cara
yang bisa dilakukan, antara lain dengan meraba (touch inspection), melihat/mengamati
(visual inspection), menggaruk (scratch inspection), dengan mikroskop (microscopic inspection) dan
dengan potografi permukaan (surface photographs).
Pemeriksaan permukaan secara langsung adalah dengan menggunakan peralatan yang
dilengkapi dengan peraba yang disebut stylus. Stylus merupakan peraba dari alat ukur kekasaran
permukaan yang bentuknya konis atau piramida. Bagian ujung dari stylus ini ada yang berbentuk rata
dan ada pula yang berbentuk radius. Untuk ujung stylus yang berbentuk radius, jari-jari keradiusannya
biasanya sekitar 2 mm. Bila stylus bergeser maka setiap perubahan yang dialami oleh styluskarena
permukaan yang tidak halus akan nampak pada kertas grafik dari peralatan ukurnya karena perubahan
ini terekam secara otomatis. (Akhiruddin, 2015)
Pengukuran langsung dengan stylus terbagi lagi menjadi menjadi analog dan digital.
Pengukuran berbasis analog akan memunculkan hasil berupa grafik kekasaran yang harus dihitung lagi
hasil akhir parameter-parameternya. Sedangkan untuk yang digital, hasil pengukuran langsung dapat
dilihat dan diolah secara otomatis, sehingga langsung dapat dikonversikan ke berbagai parameter
lainnya.
Untuk standar yang digunakan, kondisi pengukuran, dan parameter merupakan hal-hal yang
saling berkaitan. Penggunaannya ditentukan berdasarkan profil benda yang diukur dan penyajian hasil
akhir yang ingin diperoleh.
Pada praktikum Metrologi Industri 2017 ini, pengukuran kekasaran permukaan dilaksanakan
menggunakan SURFTEST SJ-210 Standard Type dan dinyatakan dengan Roughness Profile.

ALAT
Alat yang digunakan dalam pengukuran kekasaran permukaan pada praktikum ini adalah:
1. Surface Roughness Tester Mitutoyo 3. V-Block
SJ-210 Standard Type 4. Benda Ukur: 3 buah spesimen silindris
2. Vernier caliper 5. Software: SJ Communication Tool

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 1-1


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

Gambar 1.1 SJ-210


PELAKSANAAN:
Pelaksanaan pengukuran kekasaran permukaan terdiri dari kalibrasi, setup alat dan benda
ukur, penentuan sampling length, penentuan measuring condition final, pengukuran benda ukur.
A. Kalibrasi:
1. Siapkan precision roughness specimen dan calibration stage.
2. Buka menu Calibration Measurement.
3. Masukan nilai awal precision roughness specimen ke SJ-210 sesuai yang tertera pada
precision roughness specimen.
4. Tempatkan SJ-210 pada calibration stage dengan benar. Dimana pergerakan stylus akan
membelah kurva cembung precision roughness specimen.
5. Tekan tombol [START/STOP], kemudian akan muncul Measurement Waveform pada
display unit.
6. Setelah stylus berhenti bergerak dan hasil kalibrasi muncul, tekan tombol [RED]
(Update).

B. Setup Alat dan Benda Ukur


1. Ukur panjang benda ukur menggunakan vernier caliper.
2. Letakan benda ukur pada V-block.
3. Lepaskan driver unit dari display unit dan sambungkan dengan connection cable khusus.
4. Sejajarkan detector dengan permukaan benda ukur dengan. Pastikan posisi detector
seperti di gambar 1.2
5. Sambungkan display unit ke komputer dengan kabel USB. Kemudian buka SJ
Communication tools. (Gambar 1.3)

Gambar 1.2 Posisi Detector

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 1-2


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

Gambar 1.3 Tampilan SJ Communication Tool

C. Penentuan sampling length (ℓ)


1. Input measuring condition, pilih standar ISO 1997, profil Roughness, parameter Ra, Rv
dan Rz. (sekaligus untuk tahap pengukuran)
2. Perkirakan nilai Ra, Rz, atau Rsm spesimen berdasarkan data-data relevan, inspeksi
visual, dan sejenisnya.
3. Cari nilai sampling length yang sesuai dengan nilai Ra, Rz, atau Rsm pada Tabel 1.1
sampai 3.
4. Ukur Ra, Rz, atau Rsm sesuai sampling length yang dipilih, dengan menekan tombol
[START/STOP] pada display unit, atau “Start measurement” pada SJ Communication
tool.
5. Bila hasil yang keluar tidak sesuai range nilai parameternya, pilih sampling length yang
lebih kecil atau besar.
6. Ulangi langkah 4 dan 5 sampai menemukan sampling length yang sesuai.

Tabel 1.1 Korelasi Ra dengan sampling length

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 1-3


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

Tabel 1.2 Korelasi Rz dengan sampling length

Tabel 1.3 Korelasi Rsm dengan sampling length

D. Pengukuran
1. Atur jumlah pengambilan sampel (n) pada measuring condition. Sesuaikan dengan panjang
benda ukur dan nomenklatur pada Gambar 1.4
2. Pastikan kondisi detector tetap sesuai dengan kondisi yang benar.
3. Kembali ke halaman utama pada display unit.
4. Tekan tombol [START/STOP] pada display unit, atau menggunakan SJ communication tools,
klik “Start Measurement”
5. Tunggu sampai detector berhenti bergerak. Catat hasil pengukuran.
6. Simpan data pengukuran dengan meng-export ke Excel melalui SJ Communication Tools.
7. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali pada setiap spesimen. Ulangi langkah 2-6 pada titik
pengukuran berbeda.

Gambar 1.4 Transversal Length untuk GAUSS filter

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 1-4


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBAR KERJA
PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
Hari, tanggal :
Kloter :
Kelompok :
Anggota :

Tabel 1.4 Daftar nama praktikan


No Nama NIM
1
2
3
4
5
6

Tabel 1.5 Data alat ukur


NAMA ALAT UKUR MERK SPESIFIKASI

Catatan praktikan Catatan asisten:

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 1-5


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

Tabel 1.6 Data Benda Ukur


Profil Geometris
d = mm
A
l = mm
d = mm
B
l = mm
d = mm
C
l = mm

Tabel 1.7 Hasil Data Pengukuran Kekasaran Permukaan


Ra (mm) Rz (mm) Rv (mm)
Measurement Condition
Pengukuran Rata-rata Pengukuran Rata-rata Pengukuran Rata-rata
lc = mm I = I = I =
A ls = mm II = II = II =
N = kali III = III = III =
lc = mm I = I = I =
B ls = mm II = II = II =
N = kali III = III = III =
lc = mm I = I = I =
C ls = mm II = II = II =
N = kali III = III = III =

Gambar 1.5 Parameter Ra Gambar 1.6 Parameter Rz, Rp, Rv

Semarang, 2020
Mengesahkan,
Asisten Kekasaran Permukaan

NIM.

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 1-6


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB II
PENGUKURAN KESILINDRISAN DAN DIAMETER DALAM

TUJUAN
1. Mengetahui kesilindrisan benda ukur
2. Mengetahui keovalan silinder benda ukur
3. Mengetahui jenis-jenis alat ukur pengukuran kesilindrisan dan diameter dalam
4. Mampu memilih/menetapkan serta menggunakan beberapa alat ukur linear pada suatu
proses pengukuran.

PERALATAN PENGUJIAN
A. Benda Ukur
1. Hollow Steel Rod
2. Benda Ukur Diameter Dalam

Gambar 2.1 Benda kerja pengukuran kesilindrisan dan diameter dalam

B. Alat Ukur
1. Dial Indicator 3. Vernier Caliper
2. Bore Gauge 4. Micrometer Outside

C. Alat Bantu Ukur


1. V Block 3. Dial Stand
2. Meja Datar

PELAKSANAAN
A. Persiapan Pengukuran
1. Persiapkan tempat pengukuran
2. Periksa keberadaan alat sesuai dengan daftar pada kartu alat.
3. Lengkapi kartu alat, bila alat ukur yang ada tidak sesuai dengan yang terdaftar pada
kartu alat segera hubungi asisten praktikum.
4. Bersihkan semua alat ukur dengan menggunakan kertas pembersih yang dibasahi
dengan bensin pencuci.
5. Ukur diameter dalam, diameter luar dan Panjang benda ukur dengan vernier caliper lalu
tuliskan data pada tabel 2.3 dan 2.4.

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 2-1


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

B. Pengukuran Kesilindrisan Sekeliling Benda Ukur


1. Persiapkan dial indicator, dial stand dan V block.
2. Pasang dial indicator pada dial stand.
3. Buatlah 12 titik melingkar sekeliling benda ukur di 3 tempat berbeda sepanjang benda
ukur
4. Letakkan benda ukur pada V block .
5. Atur posisi sensor dial indicator hingga menyentuh permukaan benda ukur tepat pada
posisi titik pertama.
6. Pasang stopper dibelakang benda ukur yang ditumpukan pada kolom dial stand agar
pengukuran bisa segaris.
7. Atur ketinggian jam ukur dial indicator yaitu setengah daerah maksimum jam ukur,
sehingga mencukupi untuk penyimpangan kekiri dan ke kanan dengan menaikkan dan
menurunkan lengan pemegang jam ukur, kemudian lakukan setting nol
8. Putar benda ukur searah jarum jam ke posisi titik 2. Lihat penunjukan skala pada dial
indicator.
9. Tuliskan hasil pengukuran pada lembar kerja tabel 2.5 bagian A nomor 2. Nomor 1-nya
adalah 0 karena setting nol dilakukan pada titik 1.
10. Lakukan kembali setting nol setiap sebelum dilakukan pemutaran benda ukur
11. Lakukan proses pengukuran untuk posisi garis berikutnya hingga posisi nomor 12.
12. Setelah titik ke 12 selesai diukur, putar benda ukur ke posisi titik nomor 1. Lihat
penunjukan skala pada dial indicator
13. Tuliskan hasil pengukuran pada lembar kerja tabel 2.5 bagian B nomor 1.
14. Lakukan kembali proses pengukuran seperti tadi tetapi benda kerjanya diputar
berlawanan arah jarum jam. Data hasil pengukurannya ditulis pada lembar kerja tabel 2.5
bagian B.
15. Geser benda ukur ke titik 2. Lakukan setting nol dan lakukan pengukuran dengan cara
yang sama seperti pada titik 1. Setelah titik 2 selesai, geser benda ukur ke titik 3. Lakukan
hal yang sama seperti pada titik 1 dan 2.
16. Lakukan langkah 1-15 untuk benda ukur 2 dan 3.

C. Pengukuran Kesilindrisan sepanjang benda kerja


1. Buatlah 4 titik pada suatu garis lurus (x) sepanjang benda kerja
2. Tempatkan lah posisi sensor Dial Indicator seperti percobaan sebelumya
3. Lakukanlah setting nol pada Dial Indicator
4. Gerakan lah benda kerja sehingga sensor menyentuh titik kedua dan catat hasil
pengukuran Dial Indicator pada tabel 2.6
5. Lakukanlah setting nol kembali dan lakukan langkah 4 hingga titik terakhir
6. Setelah itu putar benda kerja sejauh 90° searah jarum jam dan lakukan lah kembali
tahap 1-5
7. Jika sudah lakukan sekali lagi tahap 6.

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 2-2


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

D. Pengukuran Keovalan Silinder benda kerja


1. Persiapkan bore gauge, vernier caliper, micrometer outside, dan meja datar
2. Pasang dial gauge pada grip dan beri simpangan pada dial gauge sampai garis 1
3. Tempatkanlah benda ukur pada meja datar lalu ukur diameter dalamnya dengan vernier
caliper
4. Pilihlah replacement rod dan replacement washer lebih besar dari hasil pengukuran
vernier caliper
5. Lakukan setting 0 dengan cara mengkalibrasi micrometer outside sesuai dengan
replacement rod dan replacement washer yang digunakan
6. Letakkan replacement dan measuring point pada micrometer outside dan set 0
7. Tentukan sumbu X dan Y pada benda ukur
8. Masukkan bore gauge pada benda ukur sumbu X dan usahakan posisi bore gauge tegak
lurus saat melihat penunjuk skala pada dial gauge, lakukan pengukuran sebanyak 3 kali
dan catat hasil pengukuran pada tabel 2.7
9. Lakukan pengukuran pada sumbu Y seperti pada tahap 8

E. Perawatan Alat Ukur dan Peralatan


1. Bersihkan alat ukur dan peralatan lainnya.
2. Lapisi alat ukur, benda kerja dan peralatan lainnya yang cenderung dapat berkarat
dengan vaselin.
3. Simpan peralatan praktikum pada tempatnya.
4. Mintalah asisten praktikum untuk memeriksa kelengkapan alat dan membubuhkan
tanda tangan pada kartu alat.
5. Rapikan dan bersihkan ruangan/tempat praktikum sebelum meninggalkan ruangan
praktikum.

F. Data Asisten
1. Tuliskan nama asisten
2. Mintalah tanda tangan kepada asisten yang bersangkutan sebelum laporan sementara
praktikum dikumpulkan.

G. Analisis hasil Pengukuran


Jawab pada lembar jawaban yang telah disediakan.
1. Tuliskan pendapat tentang :
a. Alat ukur yang mempunyai kecermatan
b. Alat yang paling cermat dari alat ukur yang digunakan.
c. Alat ukur yang paling tidak cermat dari alat ukur yang digunakan.
2. Tuliskan pendapat anda tentang hasil pengukuran menggunakan dial indicator, untuk
setiap posisi yang sama

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 2-3


LEMBAR KERJA
PENGUKURAN KESILINDRISAN DAN DIAMETER DALAM

Hari, tanggal :
Kloter :
Kelompok :
Anggota :

Tabel 2.1 Daftar nama praktikan


No Nama NIM
1
2
3
4
5
6

Tabel 2.2 Data alat ukur


Nama Alat Ukur Merk Kecermatan Kapasitas Ukur

Catatan Praktikan Catatan Asisten


HASIL DATA PENGUKURAN KESILINDRISAN DAN DIAMETER DALAM

A C

Gambar 2.2 Benda ukur pengukuran kesilindrisan dan diameter dalam

Tabel 2.3 Data Pengukuran Linier Kesilindrisan(mm)


Benda Ukur Obyek Ukur Hasil Pengukuran
A
1 B
C
A
2 B
C
A
3 B
C

Tabel 2.4 Data Pengukuran Linier Diameter Dalam (mm)


Benda Ukur Obyek Ukur Hasil Pengukuran
A
1 B
C
Tabel 2.5 Hasil Pengukuran Kesilindrisan dengan metoda V-block dan Dial Indicator
Benda Ukur 1 Benda Ukur 2 Benda Ukur 3 Rata-
No Rata- Rata- Rata- rata
A B A B A B
rata rata rata Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Tabel 2.6 Hasil Pengukuran Kesindrisan Sepanjang Benda Kerja


Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
Benda Kerja Putaran
pada X= pada X= pada X= pada X=
1
1 2
3
1
2 2
3
1
3 2
3

Tabel 2.7 Hasil Pengukuran Keovalan Silinder


Sumbu Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rata-rata

Semarang, 2019
Mengesahkan,
Asisten Pengukuran Kesilindrisan
Dan Diameter Dalam
LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB III
PENGUKURAN SUDUT DAN RODA GIGI

Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk mentransmisikan daya.
Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau
lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan
bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah
kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya.
Untuk dapat membuat roda gigi dari kualitas rendah sampai pada roda gigi yang berkualitas
tinggi sudah tentu tidak bisa lepas dari salah satu faktor dalam proses pembuatannya yaitu proses
pengukuran. Dalam kaitan ini akan disinggung alat ukur roda gigi, bagian-bagian roda gigi yang perlu
diukur dan bagaimana cara mengukurnya.

TUJUAN:
Tujuan dari praktikum pada pengukuran sudut dan roda gigi adalah sebagai berikut.
1. Memahami pengukuran linier dan sudut pada roda gigi dan benda ukur.
2. Menjelaskan beberapa elemen penting pada roda gigi.
3. Memeriksa atau mengukur beberapa elemen roda gigi dan pengukuran sudut dengan alat dan
cara yang tepat dan benar.
4. Menggambarkan hasil-hasil pengukuran roda gigi dan pengukuran sudut.

PEMBAHASAN:
Jenis-jenis Roda Gigi:
Berdasarkan dari bentuk giginya maka roda gigi dapat dibedakan menjadi:
1. Roda gigi lurus (spur gear)
Pada jenis roda gigi ini, pemotongan gigi-giginya adalah searah dengan porosnya. Ada pula
jenis gigi lurus lainnya tetapi badan gigi tidak berbentuk lingkaran melainkan berbentuk batang segi
empat panjang. Pada permukaan memanjang inilah pemotongan gigi - giginya dilakukan yang arahnya
kadang-kadang tegak lurus dan kadang-kadang membentuk sudut terhadap batang gigi (badan gigi).
Bentuk gigi yang demikian ini biasa disebut dengan Gigi Rack.
2. Roda gigi helix (helical gear)
Jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya tidak lurus tetapi sedikit membentuk sudut di
sepanjang badan gigi yang berbentuk silinder. Bila dilihat arah alur giginya nampak bahwa alur
tersebut membengkok.
3. Roda gigi payung (straight bevel gear)
Pada jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya adalah pada bagian yang konis. Pada
permukaan yang konis ini gigi-gigi dibentuk yang arahnya lurus dan searah dengan poros roda gigi.
4. Roda gigi spiral (spiral gear)
Gigi-gigi roda gigi spiral arahnya membentuk suatu kurve. Biasanya pemotongan gigi-giginya
juga pada permukaan yang konis.
5. Roda gigi cacing (worm gear)
Jenis roda gigi ini biasanya merupakan satu pasangan yang terdiri dari batang berulir cacing
dan roda gigi cacing. Pada batang ulir cacing bentuk giginya seperti ulir. Dan pada roda gigi cacing
bentuk giginya hampir sama dengan roda gigi helix, akan tetapi permukaan giginya membentuk
lengkungan ke dalam.
6. Roda gigi dalam (internal gear)
Pada jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya adalah pada bagian dalam dari permukaan
ring/lubang. Biasanya bentuk giginya adalah lurus seperti roda gigi lurus (spur gear).

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 3-1


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

Komponen Roda Gigi

Gambar 3.1 Komponen-komponen roda gigi

Sebelum melakukan pengukuran pada roda gigi, praktikan diwajibkan untuk mengetahui
komponen-komponen apa saja yang ada pada roda gigi. Komponen Tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Modul
Modul (m) adalah panjang dari diameter lingkaran pitch untuk tiap gigi. Satuan untuk modul
adalah milimeter.
m = D/N = 1/P
2. Diameteral Pitch
Diametral pitch (P) adalah banyaknya gigi untuk tiap satu inchi dari diameter lingkaran pitch.
Diametral pitch ini hanya merupakan harga secara hipotesis saja yang harganya tidak bisa diukur.
Akan tetapi pengertiannya sangat penting untuk mempertimbangkan proporsi jumlah gigi.
P = N/D = 1/m
3. Circular Pitch
Circular Pitch (CP) adalah jarak arc yang diukur pada lingkaran pitch dari salah satu sisi
sebuah gigi ke sisi yang sama dari gigi yang berikutnya.
CP = πD/N = π.modul
4. Jumlah Gigi (N)
Banyaknya gigi yang berada di keliling lingkaran roda gigi.
5. Sudut Circular Pitch
Besar jarak sudut antara satu gigi dengan gigi lainnya.
Circular Pitch Angle = 360o / N
6. Hole Circle Diameter
Besar lubang untuk poros pada bagian tengah roda gigi.
7. Pitch Circle Diameter (D)
Diameter dari lingkaran titik pitch.
D = DCD + 2(Deddendum) = ACD – 2(Addendum)
8. Addendum
Addendum (Add) adalah jarak radial dari lingkaran pitch sampai pada ujung puncak dari gigi.
Addendum = Total Depth - Deddendum
9. Deddendum
Deddendum (Dedd) adalah jarak radial dari lingkaran pitch sampai pada dasar dari gigi.
Deddendum = Total Depth – Addendum

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 3-2


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

10. Addendum Circle Diameter


Diameter lingkaran dari titik-titik atas addendum pada setiap gigi atau diameter terluar dari
roda gigi.
ACD = D + 2 (Addendum)
11. Deddendum Circle Diameter
Diameter lingkaran dari titik-titik bawah deddendum pada setiap gigi atau diameter dalam
dari roda gigi.
CDC = ACD = D - 2 (Deddendum)
12. Total Depth
Total Kedalaman atau ketinggian roda gigi, dari ujung addendum hingga batas bawah
deddendum.
Total Depth = Addendum + Deddendum = Clearance + Working Depth = (ACD-DCD)/2
13. Face Width
Tebal dari sisi roda gigi atau tebal permukaan gigi pada roda gigi.
14. Tooth Space
Jarak pemisah antara 2 roda gigi yang berdekatan.
15. Tooth Thickness
Ketebalan dari permukaan sisi gigi pada roda gigi yang sejajar dengan permukaan samping
roda gigi.
16. Clearance
Jarak antara 2 deddendum circle diameter saat roda gigi dipasangkan.
Clearance = Total Depth – Working Depth
17. Clearance Circle Diameter (CCD)
Diameter dari lingkaran titik clearance pada roda gigi.
CCD= DCD + 2 (clearance)
18. Working Depth
Daerah roda gigi yang besentuhan atau bekerja saat roda gigi di pasangkan.
Working Depth = Total Depth – Clearance

PERALATAN
A. Benda Ukur
1. Spur Gear 2. Spesimen pengukuran sudut

Gambar 3.2 Contoh roda gigi yang diukur Gambar 3.3 Contoh benda yang diukur

B. Alat Ukur
1. Gear tooth micrometer 3. Penggaris
2. Vernier caliper 4. Busur Baja Protactor

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 3-3


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

PELAKSANAAN
Pelaksanaan pengukuran roda gigi dan pengukuran sudut adalah sebagai berikut.
A. Persiapan
1. Pelajari tentang bagian-bagian dari roda gigi dan pengukuran sudut.
2. Pelajari alat-alat ukur yang digunakan.
a. Bagian-bagian serta fungsinya.
b. Kapasitas pengukuran.
c. Ketelitian.
3. Siapkan peralatan yang dibutuhkan. Bersihkan semua alat ukur dengan kertas pembersih
yang dibasahi bensin.
4. Memeriksa setting nol gear tooth micrometer dengan kaliber.

B. Pengukuran Roda Gigi


1. Hitung jumlah gigi (N) pada roda gigi secara manual.
2. Gunakan gear tooth micrometer untuk mengukur dedendum circle diameter (DCD).
3. Gunakan vernier caliper untuk mengukur hole circle diameter, addendum circle diameter
(ACD), face width, deddendum, tooth space, tooth thickness, dan clearance.
4. Ukur komponen roda gigi tersebut masing-masing sebanyak 2 kali.
5. Hitung ukuran komponen roda gigi lainnya menggunakan rumus.

C. Pengukuran Pengukuran sudut


1. Ukur Panjang, lebar, dan tinggi setiap spesimen dengan menggunakan vernier caliper dan
penggaris.
2. Ukur setiap sudut pada spesimen dengan bevel protactor. Cara pengukuran diilustrasikan
seperti gambar dibawah
3. Lakukan pengukuran sebanyak tiga kali pada masing-masing sudut tiap gambar
pengukuran sudut.

Gambar 3.4 Contoh Pengukuran Sudut

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 3-4


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBAR KERJA
PENGUKURAN RODA GIGI DAN PENGUKURAN SUDUT

Hari, tanggal :
Kloter :
Kelompok :
Anggota :

Tabel 3.1 Daftar nama praktikan


No Nama NIM
1
2
3
4
5
6

Tabel 3.2 Data alat ukur


NAMA ALAT UKUR MERK KECERMATAN KAPASITAS UKUR

Catatan praktikan Catatan asisten:

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 3-5


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

GAMBAR KERJA SPESIMEN


SPESIMEN I SPESIMEN II

A B A B

D C
D C

SPESIMEN III

A B

D C

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 3-6


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

DATA HASIL PENGUKURAN SUDUT

Tabel 3.3 Data pengukuran tebal dan panjang spesimen

No.
Tebal (mm) Panjang (mm)
Spesimen

A-B

B-C
I
C-D

D-A

A-B

B-C
II
C-D

D-A
A-B
B-C
III
C-D
D-A

Tabel 3.4 Data pengukuran sudut spesimen

No. Pengukuran ke- (°)


Sudut Rata-rata (°)
Spesimen 1 2 3

A
B
I
C
D
A
B
II
C
D
A
B
III
C
D

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 3-7


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

DATA HASIL PENGUKURAN ROGA GIGI

Tabel 3.5 Pengukuran Komponen Roda Gigi


Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran
No Objek Ukur Rata-rata
1 2
1 Jumlah Gigi (n)
2 Hole Circle Diameter
3 Addendum Circle Diameter (ACD)
4 Dedendum Circle Diameter (DCD)
5 Face Width
6 Tooth Thickness
7 Dedendum
8 Tooth Space
9 Clearance
10 Sudut Circular Pitch
11 Total Depth
12 Addendum
13 Clearance Circle Diameter (CCD)
14 Pitch Circle Diameter (D)
15 Working depth
16 Module (m)
17 Circular Pitch (CP)
18 Diametral Pitch (P)

Semarang, 2020
Mengesahkan,
Asisten Roda Gigi dan Pengukuran Sudut

NIM.

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 3-8


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV
PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR

TUJUAN:
1. Mengetahui cara penggunaan perangkat ukur geometri ulir.
2. Mengetahui cara pengukuran Geometri Ulir.
3. Mampu menggambar 2D dan 3D benda kerja yang diukur
4. Mampu untuk menganalisis hasil pengukuran Geometri Ulir.

PERALATAN
A. Benda Ukur
1. Baut
2. Mur
B. Alat Ukur
1. Micrometer Ulir
2. Micrometer Outside
3. 3 Wire Unit Gauge
4. Screw Pitch Gauge
5. Vernier caliper
C. Alat Bantu
1. Micrometer Stand

Gambar 4.1 Spesimen pengukuran


PELAKSANAAN
A. Persiapan
1. Persiapkan tempat pengukuran
2. Periksa keberadaan alat sesuai dengan daftar pada kartu alat. Lengkapi kartu alat, bila alat
ukur yang ada tidak sesuai dengan yang terdaftar pada kartu alat segera hubungi asisten
praktikum.
3. Bersihkan semua alat ukur dengan menggunakan kertas pembersih yang dibasahi dengan
bensin pencuci.
4. Buanglah sampah/tissue pada tempat sampah yang telah disediakan.
5. Tulis data alat ukur pada lembar kerja, Tabel 4.2.

B. Pengukuran Geometri Ulir dengan Micrometer Outside


1. Pelajari cara menggunakan outside mikrometer.
2. Pelajari fungsi masing-masing bagian outside mikrometer .

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 4-1


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

3. Periksa setting nol, dengan menggunakan kaliber hingga posisi nol.


4. Lakukan pengukuran pada tiga tempat yang berbeda, sepanjang ulir tersebut. Lihat gambar
2.2. Gunakan rachet untuk memberikan tekanan yang relatif sama pada setiap pengukuran.
5. Tuliskan hasil pembacaan pengukuran pada lembar kerja Tabel 4.3

Gambar 4.2 Pengukuran diameter luar

E. Pengukuran Diameter Pitch dengan Metode Tiga Kawat


1. Pelajari cara menggunakan tiga kawat.
2. Pilih mana ulir sesuai dengan jarak pits teoritis.
3. Pilih kawat yang sesuai dengan ukuran Pits.
4. Ukur diameter pits (E) pada tiga posisi yang berbeda. Lihat Gambar 4.3
5. Gunakan tabel yang telah disediakan untuk menentukan konstanta.
6. Tuliskan hasil pengukuran pada lembar kerja.

E = M + 0.86603P – 3W
Smallest wire diameter = 0.56 × Pitch
Largest wire diameter = 0.90 × Pitch
Diameter for pitch-line contact = 0.57735 × Pitch
Apabila Pitch (P) dan Diameter Kawat diketahui (W):
E = M – Const

Gambar 4.3 Pengukuran diameter pits dengan metode tiga kawat

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 4-2


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBAR KERJA
PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR

Hari, tanggal :
Kloter :
Kelompok :
Anggota :
Tabel 4.1 Daftar nama praktikan
No Nama NIM
1
2
3
4
5
6

Tabel 4.2 Data alat ukur


NAMA ALAT UKUR MERK KECERMATAN KAPASITAS UKUR

Catatan praktikan Catatan asisten:

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 4-3


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

HASIL DATA PENGUKURAN DIAMETER MUR

Tabel 4.3 Diameter Inside Mur

Diameter Pengukuran ke-


Rata-Rata
Mur ke- 1 2 3

Tabel 4.4 Diameter Outside Mur

Diameter Pengukuran ke-


Rata-Rata
Mur ke- 1 2 3

Tabel 4.5 Ketebalan Mur

Ketebalan Pengukuran ke-


Rata-Rata
Mur ke- 1 2 3

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 4-4


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

HASIL DATA PENGUKURAN GEOMETRI ULIR BAGIAN ULIR


Tabel 4.6 Spesifikasi Ulir
Geometri Ulir Ke-
Toleransi yang Digunakan ISO
1 2 3
Jarak Pits, P

Profil Dasar Ulir

Tabel 4.7 Harga Diameter Mayor


Pengukuran ke-
Ulir ke- Rata-Rata
1 2 3

Tabel 4.8 Harga Diameter Pits (metode 3 kawat)

Pengukuran ke-
Ulir ke- Rata-Rata
1 2 3

Semarang, 2020
Mengesahkan,
Asisten Diameter Mur dan Geometri Ulir

NIM.

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 4-5


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V
PENGUKURAN LINIER HOLLOW STEEL DAN CRANKSHAFT

TUJUAN:
1. Mengetahui cara/teknik mengukur linier.
2. Mengetahui jenis-jenis alat ukur linier.
3. Mengetahui aplikasi penggunaan pengukuran linier

PERALATAN
A. Benda Ukur
1. Hollow Steel
2. Crankshaft

B. Alat Ukur
1. Vernier caliper

PELAKSANAAN
A. Persiapan
1. Persiapkan tempat pengukuran
2. Bersihkan semua alat ukur dengan menggunakan kertas pembersih yang dibasahi dengan
bensin pencuci.
3. Buanglah sampah/tissue pada tempat sampah yang telah disediakan.
4. Tulis data alat ukur pada lembar kerja sesuai dengan gambar 2D di bawah ini.

Gambar 5.1 Crankshaft sisi kanan (A) tampak atas , kanan dan kiri

Gambar 5.2 Crankshaft sisi kiri (B) tampak atas , kanan dan kiri

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 5-1


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

Gambar 5.3 Connecting rod (C) tampak atas, kanan, kiri


a

c
b

Gambar 5.4 Geometri Hollow Steel

B. Pengukuran dengan Vernier Caliper (Jangka Sorong)


1. Pelajari cara penggunaan vernier caliper yang digunakan.
2. Tuliskan data vernier caliper yang digunakan pada lembar kerja, Tabel 5.2 Data meliputi
merk, kecermatan dan kapasitas ukur vernier caliper.
3. Pelajari fungsi masing-masing bagian dari vernier caliper (khususnya kemampuan masing-
masing vernier caliper) dalam mengukur obyek ukur.
4. Tuliskan hasil pengukuran pada lembar kerja.

C. Perawatan Alat Ukur dan Peralatan


1. Bersihkan alat ukur dan peralatan lainnya.
2. Lapisi alat ukur, benda kerja dan peralatan lainnya yang cenderung dapat berkarat dengan
vaselin.
3. Simpan peralatan praktikum pada tempatnya.
4. Mintalah asisten praktikum untuk memeriksa kelengkapan alat dan membubuhkan tanda
tangan pada kartu alat.
5. Rapikan dan bersihkan ruangan/tempat praktikum sebelum meninggalkan ruangan praktikum.

D. Data Asisten
1. Tuliskan nama asisten.
2. Mintalah tanda tangan kepada asisten yang bersangkutan sebelum laporan praktikum
dikumpulkan.

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 5-2


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBAR KERJA
PENGUKURAN LINIER HOLLOW STEEL DAN CRANKSHAFT

Hari, tanggal :
Kloter :
Kelompok :
Anggota :
Tabel 5.1 Daftar nama praktikan
No Nama NIM
1
2
3
4
5
6

Tabel 5.2 Data alat ukur


NAMA ALAT UKUR MERK KECERMATAN KAPASITAS UKUR

Catatan praktikan Catatan asisten:

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 5-3


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

DATA PENGUKURAN LINIER HOLLOW STEEL


Tabel 5.3 Data Pengukuran Diameter Luar Hollow Steel (mm)
HASIL HASIL HASIL
OBYEK
PENGUKURAN PENGUKURAN PENGUKURAN RATA-RATA (P)
UKUR
(P1) (P2) (P3)
Hollow
Steel 1
Hollow
Steel 2
Hollow
Steel 3

Tabel 5.4 Data Pengukuran Diameter Dalam Hollow Steel (mm)


HASIL HASIL HASIL
OBYEK
PENGUKURAN PENGUKURAN PENGUKURAN RATA-RATA (P)
UKUR
(P1) (P2) (P3)
Hollow
Steel 1
Hollow
Steel 2
Hollow
Steel 3

Tabel 5.5 Data Pengukuran Panjang Hollow Steel (mm)


HASIL HASIL HASIL
OBYEK
PENGUKURAN PENGUKURAN PENGUKURAN RATA-RATA (P)
UKUR
(P1) (P2) (P3)
Hollow
Steel 1
Hollow
Steel 2
Hollow
Steel 3

DATA PENGUKURAN LINIER CRANKSHAFT


Tabel 5.6 Data pengukuran Crankshaft tampak atas sisi kanan (A) dalam (mm)
HASIL HASIL HASIL
NO RATA-RATA
PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 PENGUKURAN 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 5-4


LABORATORIUM METROLOGI INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO

Tabel 5.7 Data pengukuran Diameter Crankshaft tampak atas sisi kanan (A) dalam (mm)
HASIL HASIL HASIL
NO RATA-RATA
PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 PENGUKURAN 3
I
II
III
IV
V

Tabel 5.8 Data pengukuran Crankshaft tampak atas sisi kiri (B) dalam (mm)
HASIL HASIL HASIL
NO RATA-RATA
PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 PENGUKURAN 3
1
2
3
4

Tabel 5.9 Data pengukuran Diameter Crankshaft tampak atas sisi kiri (B) dalam (mm)
HASIL HASIL HASIL
NO RATA-RATA
PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 PENGUKURAN 3
I
II
III
IV
V

Tabel 5.10 Data pengukuran Connecting Rod (C) dalam (mm)


HASIL HASIL HASIL
NO RATA-RATA
PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 PENGUKURAN 3
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Semarang, 2020
Mengesahkan,
Asisten Pengukuran Linier Poros dan
Crankshaft

NIM.
Modul Praktikum Metrologi Industri 2020 5-5

Anda mungkin juga menyukai