Disusun Oleh :
Arsa Fa’iz Nursyahrial
18/426162/SV/15304
TEKNIK GEOMATIKA
DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2020
A. JUDUL
Proses Hitungan Volume, Creating dan Smoothing Kontur
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan proses pembuatan garis kontur dari data DTM pada
Surpac dengan beberapa interval kontur
2. Mahasiswa dapat melakukan smoothing garis kontur dari data DTM pada Surpac
dengan beberapa unterval kontur
3. Mahasiswa dapat melakukan proses pembuatan DTM
4. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan volume Cut and Fill dari DTM pada
perangkat lunak Surpac.
Bahan
1. Modul Praktikum#8-9 Surpac 6.32
E. LANDASAN TEORI
a. Perangkat Lunak Surpac
Perangkat lunak Surpac adalah suatu perangkat lunak yang digunakan untuk dunia
pertambangan, terutama dalam perhitungangan dan analisis geologi, surveying, IT
dan finansial pertambangan. Bagi surveyor, Surpac digunakan untuk memberikan
design tiga dimensi serta menghitung volume dan pengelolaan grade control. Data
yang diberikan berupa dalam pertambangan dan eksplorasi.
c. Garis Kontur
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian yang sama dari suatu datum, dapat jugadiartikan garis-garis yang
kontinyu dan tidak dapat bertemu atau memotong garis kontur yang lainnya dan
tida pula dapat bercabang menjadi garis kontur yang lain. Dengan aplikasi surpac
6.6.2 ini kita dapat membuat kontur dari DTM.
d. Volume Batubara
Volume batu bara memiliki perbedaan antara insitu dan exsitu, dimana insitu
menggunakan satuan volume BCM(Bank Cubic Meter) merupakan satuan volume
dalam m3. Sedangkan satuan LCM(loose Cubic Meter) digunakan untuk voulme
batubara exsitu. Akan ada penambahan voulme pada timbunan batubara, hal ini
disebabkan karena adanya sweel factor(faktor pebgembangan).
F. LANGKAH KERJA
a. Create Contour
1. Dibuka perangkat lunak Surpac 6.32, muncul tampilan awal.
3. Dilakukan pembuatan DTM dari hasil break a line dengan menggunakan create
DTM from layer
4. Dilakukan pembuatan kontur dari data DTM , dengan menggunakan metode extract
contour from a DTM, kemudian diisikan sesuai parameter yang ditentukan.
5. Dibuka file hasil pembuatan kontur yang minor, kemudian dilakukan penyamaan
nomor string menjadi nomor 1 saja. Digunakan renumber range of string,
kemudian disimpan menjadi .str baru.
6. Dibuka file hasil pembuatan kontur yang mayor, kemudian dilakukan penyamaan
nomor string menjadi nomor 6 saja. Digunakan renumber range of string,
kemudian disimpan menjadi .str baru.
7. Dari hasil pembuatan, didapatkan dua buah file baru , kemudian dilakukan
penggabungan layer menjadi satu dengan melalui String/DTM file
c. Perhitungan Volume
1. Dibuka file vol_stock100.str
2. Dilakukan pemisahan antar objek stock, menjadi 3 buah stock yang berbeda.
3. Dilakukan pembuatan 2nd surface dari masing-masing objek stockpile, dengan
,mendigitasi boundary terluarnya. Dibuat pada string nomor 4
4. Disimpan hasil digitasi 2nd surface.
5. Dilakukan pembuatan DTM untuk masing-masing objek 1st surface dan 2nd surface.
6. Dilakukan perhitungan volume dari masing-masing stock, secara berpasangan (1st
surfaces dan 2nd surfaces), menggunakan cut and fill between DTM’s.
Analisis : Dilakukan penggabungan layer dari file yang telah disamakan nilai
stringnya . File tersebut adalah file dari kontur mayor dan minor, dengan nama
contour_major_string6.str dan contour_major_string1.str. Dari hasil
penggabungan , dapat dilihat pada gambar hanya terdapat satu layer saja, yaitu
main graphic layer, berarti dapat disimpulkan bahwa proses penggabungan
layer berhasil dilakukan.
iv. Apa perbedaan parameter input dan tahapan Contour DTM in layer dengan
Contour DTM File ?
Terdapat beberapa perbedaan dalam parameter input , dikarenakan
menggunakan dua metode yang berbeda, yaitu metode Contour DTM in
layer dan Contour DTM File.
Contour DTM in layer Contour DTM File
v. Bagaimana cara agar bisa menghasilkan kontur gabungan mayor dan minor
seperti langkah sebelumnya ?
Cara untuk menghasilkan kontur gabungan mayor dan minor seperti
Langkah sebelumnya adalah dengan menyimpan layer sementara dari hasil
pembuatan kontur menjadi file .str, kemudian disamakan string number-
nya . Setelah itu digabungkan seperti langkah sebelumnya dengan
menggunakan menu String/DTM file. Adapun Langkah-langkahnya sebagai
berikut :
a. Menyimpan layer sementara kontur major menjadi layer baru dengan
nama extract_contour_major
b. Menyimpan layer sementara kontur minor menjadi layer baru dengan
nama extract_contour_minor
2. Contour Smoothing
a. Lalu bandingkan hasil sebelum dan sesudah dilakukan smoothing. Bagaiamana
perbedaannya?
Sebelum Sesudah
Analisis : Dapat dibandingkan hasil sebelum dan sesudah dilakukan smoothing
layer dengan number of lines per segments nya 3. Sekilas dari kejauhan tampak
sama, tidak ada perubahan. Akan tetapi, apabila di perbesar, terdapat perbedaan,
dimana terdapat penyederhanaan bentuk nya, seperti yang ditampilkan pada
gambar.
b. Coba lakukan smoothing dengan isian number of lines per segment yang berbeda,
bagaimana hasilnya ? (Dimasukan 10)
3 10
Analisis : Terdapat perbedaan pada pengisisan number of lines per segment, yaitu
berkaitan dengan jumlah garis per segmentnya. Didapat setelah number of
segment diisikan 10, maka terdapat penambahan garis pada segmen garis kontur
tersebut, sehingga tampak lebih tumpul/halus.
3. Perhitungan Volume
a. Hasil pembuatan 2nd surface.
Stock A Stock B Stock C
Analisis : Dilakukan dengan cara mendigitasi boundary terluar dari hasil surface
yang pertama. Hasil yang didapatkan dalam bentuk .str dengan string yang telah
diatur sebagai string nomor 4. 2nd surface digunakan sebagai topografi original.
B
C
Analisis : Didapatkan hasil DTM per objek stock yaitu untuk 1st dan 2nd surface.
Dari hasil DTM tersebut, dapat dilakukan perhitungan volume.
Analisis : Digunakan cut and fill between DTM untuk melakukan perhitungan
volume. Volume yang didapatkan setelah melakukan perhitungan pada objek
stock C adalah 10887 𝑚3
d. Mengapa yang dilihat adalah nilai Fill Volume, bukan Cut Volume ?
Pada perhitungan volume, yang dilihat bukan nilai dari Cut Volume melainkan nilai
dari fill volume dikarenakan volume yang dihitung menggunakan DTM dengan Fill
volume berada diatas dari first elevation atau yang bisa disebut dengan Topografi
original (2nd surface), jadi hasil yang diperoleh adalah hasil fill volume
Analisis : Luasan area tumpukan bisa didapatkan dari hasil perhitungan volume
pada fill area, yaitu sebesar 2733 𝑚2
g. Ingat kembali istilah LCM dan BCM, nilai volume pada report notepad di atas
termasuk LCM atau BCM ? Jelaskan !
Pada report notepad Stock C, termasuk dalam LCM (loose cubic meter). Nilai
volume yang dihitung adalah fill volume yang berupa volume timbunan yang telah
dilakukan penggalian. Volume ini telah mengalami perubahan atau disebut swell
factor.
h. Menurut anda, bagaimana cara konversi satuan LCM ke BCM dan sebaliknya ?
Untuk melakukan konversi LCM ke BCM atau sebaliknya, terdapat dua cara :
1. Dari BCM ke LCM : Nilai BCM x sweel factor
2. Dari LCM ke BCM : Nilai LCM / sweel factor
*nilai sweel factor berbeda-beda untuk setiap jenis tambang.
i. Hitung volume timbunan stock A dan B !
1. Hasil Perhitungan volume stock A
Hasil Perhitungan
Analisis : Digunakan cut and fill between DTM untuk melakukan perhitungan
volume. Volume yang didapatkan setelah melakukan perhitungan pada objek
stock A adalah 729 𝑚3
2. Hasil Perhitungan volume stock B
Hasil Perhitungan
Analisis : Digunakan cut and fill between DTM untuk melakukan perhitungan
volume. Volume yang didapatkan setelah melakukan perhitungan pada objek
stock B adalah 10973 𝑚3
j. Hitung volume stock B dan C, jika request level (RL) = 102.5 meter !
1. Hasil perhitungan volume stock B
Hasil Perhitungan
Analisis : Digunakan cut and fill between DTM untuk melakukan perhitungan
volume. Didapat data seperti yang ditampilkan diatas, dengan cut vol : 1583 𝒎𝟑
, fill vol 4269 𝒎𝟑 , dan net vol : 2686 𝒎𝟑 ., sehingga volume pada stock B adalah
2686 𝒎𝟑 , dikarenakan telah ditambahkan nilai RL yang menyebabkan elevasi
naik menjadi diatas 1st surfacenya, sehingga volume yang digunakan adalah
volume selisih, yaitu net vol.
2. Hasil perhitungan volume stock C
Hasil Perhitungan
Analisis : Digunakan cut and fill between DTM untuk melakukan perhitungan
volume. Didapat data seperti yang ditampilkan diatas, dengan cut vol : 1282 𝒎𝟑
, fill vol 5140 𝒎𝟑 , dan nett vol : 3858 𝒎𝟑 ., sehingga volume pada stock B adalah
3858 𝒎𝟑 , dikarenakan telah ditambahkan nilai RL yang menyebabkan elevasi
naik menjadi diatas 1st surfacenya, sehingga volume yang digunakan adalah
volume selisih, yaitu nett vol.
H. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dengan judul Proses Hitungan Volume, Creating dan
Smoothing Kontur, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan break a line untuk menghilangkan outlier dan spike sebelum
dilakukan pembuatan kontur dari DTM.
2. Kontur hanya dapat dibuat dengan posisi data dalam format DTM
3. Smoothing contour berfungsi untuk menghaluskan lekukan kontur.
4. Semakin tinggi nilai number of lines, maka semakin halus pula hasilnya
5. Apa bila tidak terdapat data 2nd surfaces, maka dapat dilakukan pengambilan
data dengan mendigitasi boundary terluar dari 1st surfaces-nya.
6. Dalam perhitungan volume DTM, didapatkan nilai volume timbunan /fill
volume.
7. Pengubahan nilai elevasi berdasarkan request level , berpengaruh terhadap
hitungan volume.
DAFTAR PUSTAKA
Ahadi. (2011, Januari 6). Garis Kontur Adalah. Retrieved from Ilmusipil.com:
http://www.ilmusipil.com/garis-kontur-adalah
Novita Duantari, A. B. (2017). Analisis Perbandingan DTM (Digital Terrain) dari LiDAR (Light
Detection and Ranging) dan Foto Udara dalam Pembuatan Kontur Peta Rupabumi
Indonesia. JURNAL TEKNIK ITS, 1-2.
Perbedaan DEM, DTM dan DSM. (2015, Juni 24). Retrieved from IndoAtlas:
https://indoatlas.net/index.php/2015/06/24/perbedaan-dem-dtm-dan-dsm/
Toruan, F. H. (2014, November 2). Evaluasi cadangan itm. Retrieved from Slideshare:
https://www.slideshare.net/FernandoHLToruan/evaluasi-cadangan-itm-41008402