SURVEI PERTAMBANGAN
Minggu ke-X
Disusun oleh:
Aulia Dwi Rachmawati
19/443660/TK/48856
Kelas A
B. Dasar Teori
Batubara merupakan suatu campuran padatan yang heterogen dan
terdapat di alam dalam tingkatan yang berbeda mulai dari lignit, subbitumit
dan antrasit (Sukandarrumidi, 1995). Sumberdaya batubara (Coal
Resources) adalah bagian dari endapan batubara yang diharapkan dapat
dimanfaatkan. Sumberdaya batubara ini dibagi dalam kelas-kelas
sumberdaya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secara
kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif
oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi
cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak.
Perhitungan sumberdaya batubara merupakan hal dasar yang harus
dilakukan dalam setiap kegiatan tambang, hal tersebut merupakan awal
yang nantinya akan digunakan sebagai kajian dalam tahapan selanjutnya
(eksploitasi).
Batubara merupakan suatu campuran padatan yang heterogen dan
terdapat di alam dalam tingkatan yang berbeda mulai dari lignit, subbitumit
dan antrasit (Sukandarrumidi, 1995). Sumberdaya batubara (Coal
Resources) adalah bagian dari endapan batubara yang diharapkan dapat
dimanfaatkan. Permodelan kontur struktur, di mana pemodelan kontur
struktur yang dilakukan merupakan kontur stuktur roof dan kontur stuktur
floor. Pembuatan kontur roof dan floor ini akan memodelkan bagaimanakah
sebaran endapan batubara yang akan dihitung cadangannya di daerah
penelitian. Kontur struktur roof merupakan batas atas endapan batubara
dengan batuan di atasnya, sedangkan kontur struktur floor merupakan batas
bawah endapan batubara dengan batuan di bawahnya.
Permodelan Cropline, di mana cropline yang di modelkan
merupakan cropline dari floor batubara. Secara teoritis cropline
didefinisikan sebagai garis yang menghubungkan titik-titik antar singkapan,
sedangkan pada kondisi aktual di lapangan Cropline sering kali ditafsirkan
sebagai garis semu yang menghubungkan titik-titik perpotongan antara
kontur topografi dengan kontur struktur batubara. Cropline merupakan garis
yang mengikuti arah penyebaran batuan dalam hal ini singkapan yang
terdapat di permukaan, data cropline ini diperoleh dengan melakukan
mapping atau pengukuran di daerah penelitian. Cropline digunakan sebagai
acuan di dalam membuat suatu desain pit penambangan. Tujuan dari
pembuatan cropline ini adalah penetuan batas perhitungan untuk luas
singkapan lapisan batubara yang dihitung.
C. Langkah Kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan, membuka software Surpac.
2) Aktifkan Toolbar Display Hide dan Editing Tools. Klik kanan pada lembar
kosong→ Nyalakan display hide
3) Masukkan data original_data1.str untuk mengetahui bentuk sekilas data tsb.
Gambar C.2 Tampilan kontur data topografi original
Karena titik floor A berada pada string 3, maka ubahlah symbol pada string
3
11) Buatlah extend titik dimana posisi titik harus berada di luar area topografi
Gambar C.14 Point and insert
12) Kemudian Move point pada titik yang baru saja dibentuk, pastikan titik yang
ter-move adalah titik yang baru. Bisa diubah x y saat insert point (ditambah
dulu) baru di-move biar mudah
13) Buat untuk minimal 4 titik lainnya dan simpan titik dengan nama Floor A
Extended
Gambar C.17 Hasil move point floor A
15) Buatlah DTM dari file Roof A Extended dan Floor A Extended
Gambar C.19 DTM Roof and floor A
19) Cek seluruh nomer segment, putuskan yang berbeda, join kalau berbeda,
atau renumber ke string yang berbeda biar kelihatan, nyalakan pada layer
cropline
22) Clip kontur Floor dan Roof dengan desain Final Wall yang dibuat
sebelumnya.
9) Jika harga jual batubara yaitu Rp.300.000,- per MT, berapa total nilai
jual seam A dan seam B jika diketahui densitasnya adalah 1,3 Ton/m3
?
Harga jual dari batubara pada seam A dengan densitas sebesar 1,3
Ton/m3 dengan harga 300.000,- per MT yaitu sebesar Rp
29.994.096.990,-
Harga jual dari batubara pada seam B dengan densitas sebesar 1,3
Ton/m3 dengan harga 300.000,- per MT yaitu sebesar Rp
22.881.370.590,-
E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum survei tambang minggu ke-10, dapat diambil
kesimpulan bahwa mahasiswa dapat melakukan pembuatan cropline dan
kontur struktur. Hasilnya berupa peta copping line berisikan design final
wall. Selain itu, mahasiswa juga mampu menjawab persoalan mengenai
stripping ratio untuk kelayakan dari tambang, harga pengerukan yang
dikeluarkan hingga perhitungan nilai jual batubara.
.
Daftar Pustaka
Balfas, M. D., Arsidi, I., & Hanafi, H. (2018). ESTIMASI SUMBERDAYA
BATUBARA SEAM 4 PT. YUF KALIMANTAN KECAMATAN
KENOHAN, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR. JURNAL TEKNIK GEOLOGI: Jurnal Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, 1(1).
213500E
214000E
12.657
16.712
PY-3
2.240
8.295
20
9927500N -2.225 PY-2 9927500N
25
4.430
PY-1
30
30
10.749
2.185 15.494
11.230 PY-5
PY-4
0
21.363
0.314
40
25.684
35
10.635
-0.534
35
PY-8
PY-7
11.121
PY-6
40
5
9.973
45
24.294 26.785
PY-9 31.183
PY-10
20
40
11.592 21.356 38.311
24.247 29.011 40.966 45
PY-12 PY-13
PY-11 55
50 4 50
5
40
15
22.140 35 55 60
21.013 30 45 50
33.668
25.795
35 40
PY-14
PY-15 25
peta_kontur_02
Gemcom Software
PETA STRUKTUR KONTUR
9927000N AULIA DWI RACHMAWATI 9927000N
213000E
213500E
NIM. 19/443660/TK/48856
Scale: 1: 5000 Plan No. Date: 08-Nov-22
SURPAC - Gemcom Software