SURVEI PERTAMBANGAN
Minggu ke-VIII
Disusun oleh:
Aulia Dwi Rachmawati
19/443660/TK/48856
Kelas A
B. Dasar Teori
Endapan mineral merupakan kekayaan alam yang berpengaruh
dalam perekonomian sebuah negara khususnya di Indonesia. Oleh karena
itu upaya untuk mengetahui kuantitas dan kualitas endapan mineral harus
selalu diusahakan dengan tingkat kepastikan yang lebih tinggi seiring
dengan pentahapan eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasi maka
semakin besar pula tingkat keyakinan akan kuantitas da kualitas
sumberdaya mineral dan cadangan. Berdasarkan tahapan eksplorasi yang
menggambarkan pula tingkat keyakinan akan potensinya dilakukan usaha
pengelompokan atau klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan.
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan
data/informasi selengkap mungkin tentang keberadaan sumberdaya alam di
suatu tempat. Mengingat kegiatan eksplorasi batubara adalah suatu usaha
ekonomi yang melibatkan modal besar serta menggunakan metode
eksplorasi yang cangih dan mahal, maka untung rugi harus diperhitungkan
sejak awal.. Kegiatan pemboran merupakan kegiatan yang termasuk pada
kegiatan eksplorasi detail, kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling
dengan jarak yang lebih dekat (rapat) yaitu dengan memperbanyak lubang
bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan
ketebalan cadangan secara vertikal.
Untuk mengetahui kuantitas dan kualitas endapan memerlukan data
dasar sebagai berikut (Syafrizal, 2005) :
Peta topografi
Didapatkan melalui model struktur permukaan topografi. Model ini
didapatkan dengan cara melakukan pemetaan topografi terlebih dahulu
terhadap lokasi yang akan dilakukan penambangan. Dari data survei
yang ada (x,y, dan z) kemudian dibuat garis konturnya.
Data penyebaran singkapan mineral
Didapatkan melalui model struktur roof dan floor batubara Data roof
dan floor ini didapatkan dengan cara melakukan drilling/pengeboran
terlebih dahulu kemudian untuk memastikan dengan benar nilai depth
nya dilakukan proses logging. Dari data pengeboran & logging
didapatkan nilai depth permukaan atas batubara (roof) dan bawah
(floor), kemudian dikonversi menjadi data elevasi berdasarkan data
topografi.
Data sebaran titik bor
Proses Pemboran diawali dengan melakukan proses study regional
dengan tujuan mengetahui geologi struktur, stratigrafi serta bagaimana
geomorfologi yang ada didalamnya. Selanjutnya dilakukan mapping
yaitu proses pembuatan peta singkapan beserta struktur geologinya,
kemudian dilakukan planning pemboran yang didalamnya mencakup
penentuan titik. Jarak interval, kedalaman, dan luasan wilayah
ditentukan sesuai dengan keadaan dan maksud pemboran. Setelah
dilakukan planning dan telah ditentukan titik yang akan dibor pada
skema model maka dilakukan proses penentuan titik bor dilapangan.
Selanjutnya dilakukan survei layout dan plotting dilokasi pemboran
yaitu melakukan preparasi pemboran dimana proses ini mencakup
proses dilakukanya persiapan lokasi, yaitu dengan pembuatan mud pit
(tempat sirkulasi air). Apabila daerah pemboran berada di daerah lereng
dan bergelombang maka dilakukan perataan tanah sehingga daerah titik
pemboran rata dan tidak mengganggu jalannya proses pemboran dan
juga termasuk keamanan/safety pada daerah tersebut diperhatikan.
Peta geologi lokal
Peta situasi dan data yang memuat batasan-batasan alamiah seperti
aliran sungai, jalan, perkampungan, dan lain-lain.
Data penyebaran singkapan mineral berguna untuk mengetahui garis
singkapan/garis khayal lapisan mineral yang memotong permukaan
(cropline), merupakan posisi dimana penambangan dimulai. Dari pemboran
diperoleh hasil berupa data elevasi atap (roof) dan lantai (floor) mineral.
Peta situasi dan data yang memuat batasan-batasan alamiah (aliran sungai,
jalan, perkampungan, dan sebagainya) berguna untuk menentukan batas
(boundary) perhitungan cadangan. Endapan mineral yang tidak dapat
ditambang karena batasan-batasan alamiah tersebut tidak diperhitungkan
dalam perhitungan cadangan.
Hasil dari data sebaran titik bor dilakukan visualisasi menjadi peta
dengan software surpac untuk dilakukan analisis lebih lanjut.
C. Langkah Kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan, membuka software Surpac.
3) Memasukkan data titik bor tersebut ke dalam Surpac dengan cara file >
import > memberi nilai 5 pada number of descriptions fields sesuai
dengan jumlah deskripsi yang ingin ditampilkan.
5) Mengatur entitas pada string di plot pada peta dengan cara plotting >
entity > edit dengan entitas berupa “DH LABEL”
Gambar C.7 Mengatur Entitas DH Label
8) Membuat layout peta dengan cara plotting > map > new
10) Proses peta dilakukan dengan cara plotting > map > process >
pengaturan jendela “Plot presentation parameters”
Gambar C.12 Processing Peta
11) Penampilan hasil peta dengan cara plotting > plotting window > drag
file peta yang telah dibuat > menambahkan arah utara dan teks
Gambar C.13 Hasil layouting Peta
Pada hasil diatas merupakan hasil dari pemetaan sebaran titik bor
dengan menggunakan skala sebesar 1 : 3000 dengan menggunakan sheet
size A3. Selain itu dilakukan pula pengaturan simbolisasi dari titik dan garis.
Simbolisasi titik bor tersebut dilakukan dengan mengatur entity DH Label.
Pengaturan DH Labelnya yaitu melakukan visualisasi dari titik dengan
mengganti menjadi simbol sesuai dengan ukuran dan bentuk yang ingin kita
tampilkan. Terdapat beberapa symbol seperti circle, cross, arrow, dan
masih banyak lagi. Pada praktikum kali ini menggunakan symbol circx yang
hasilnya dapat dilihat di peta diatas berupa bentuk lingkaran dengan huruf
“x” di tengah lingkaran.
Simbolisasi juga dilakukan pada garis kontur yang terdiri dari kontur
mayor dan kontur minor. Pada hasil diatas, garis kontur mayor ditunjukan
dengan warna berupa merah sedangkan garis kontur minor ditunjukan
dengan warna berupa hijau.
Setelah dilakukan simbolisasi, selanjutnya memberi label pada titik
bor dan juga garis kontur tersebut. Untuk pemberian label pada titik bor
dilakukan dengan menggunakan lima deskripsi yang terdiri dari ID titik bor,
ketinggian roof seam E, ketinggian floor seam E, ketinggian roof seam F
dan ketinggian floor seam E. Nilai ketinggian tersebut menunjukan
informasi ketebalan dari seam material tambang pada titik tersebut serta
pengeboran yang dilakukan pada titik tersebut harus dilakukan sesuai acuan
yang tertera. Pengaturan pemberian label dapat dilakukan sebagai berikut,
Gambar D.3 Pengaturan Label pada Titik Bor
Gambar D.4 Hasil Titik Bor dengan dis from point berbeda
2) Ketebalan Seam
Pada tabel diatas merupakan data dari titik bor yang terdiri dari
Koordinat X, Y, dan Z, selain itu juga ada ID Bor, Roof E, Floor E, Roof
F, dan Floor F. Ketebalan seam E dapat dicari dengan melakukan
pengurangan ketinggian roof E dengan Floor E, begitu pula untuk Seam
F yang didapatkan dengan mengurangkan ketinggian roof F dengan
floor F.
Tabel D.2 Hasil Perhitungan Sean E dan F
ID BOR roof E Floor E roof F Floor F Seam E Seam F
DH1 82.73 79.709 66.849 59.639 3.021 7.21
DH10 77.1 73.079 61.219 53.009 4.021 8.21
DH15 82.01 78.989 66.129 58.919 3.021 7.21
DH16 76.37 73.349 60.489 53.279 3.021 7.21
DH17 73.05 70.029 57.169 49.959 3.021 7.21
DH19 75.83 72.809 59.949 51.739 3.021 8.21
DH20 67.59 64.569 51.709 44.499 3.021 7.21
DH21 88.5 85.479 72.619 65.409 3.021 7.21
DH22 96.7 93.679 80.819 73.609 3.021 7.21
DH23 79.5 76.479 64.619 57.409 3.021 7.21
DH25 86.29 83.269 70.409 63.199 3.021 7.21
DH27 60.32 55.299 42.439 35.229 5.021 7.21
DH3 83.03 80.009 67.149 59.939 3.021 7.21
DH4 98.1 95.079 82.219 75.009 3.021 7.21
DH6 73.11 70.089 57.229 50.019 3.021 7.21
DH8 77.68 74.659 61.799 54.589 3.021 7.21
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa ketebalan seam E
mayoritas sebesar 3.021, tetapi adapula yang terbesar sebesar 5.021
pada titik bor DH27. Sedangkan untuk seam F mayoritas sebesar 8.21
dengan ketebalan seam F terbesar sebesar 7.21 pada titik bor DH 10 dan
DH 19.
E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum survei tambang minggu ke-8, dapat diambil
kesimpulan bahwa mahasiswa dapat membuat peta sebaran dari titik bor
menggunakan perangkat lunak surpac. Peta sebaran titik bor tersebut
digunakan sebagai dasar dalam melakukan pengeboran untuk mengetahui
seberapa dalam pengeboran yang dibutuhkan untuk mencapai seam
sekaligus mengetahui ketebalan seam material pada suatu titik pengeboran.
Pada pengaturan peta tersebut dilakukan pengaturan skala 1:3000
dengan sheet size A3 dan dilakukan simbolisasi dan label sesuai dengan
yang diinginkan.
.
Daftar Pustaka
Teruna, J. C. (2016). PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN
MENGGUNAKAN PROGRAM SURPAC 6.2 BERDASARKAN DATA
PEMBORAN PADA PIT VI DI PT. UNIRICH MEGA PERSADA (UMP)
SITE HAJAK KEBUPATEN BARITO UTARA. Jurnal Geologi
Pertambangan (JGP), 2(20).
9793000N
9792750N
9792500N
9792250N
304250E 304250E
110
100
10 110
100
0 0
120
11
130
0
0
11
13
54.589
0
11
61.799
74.659
77.680
110
DH8
0
53.009
10
61.219
20
73.079
1 75.009 77.100
13 0
82.219 DH10
95.079
98.100
DH4
59.639
66.849
79.709 100
82.730
304000E DH1 304000E
63.199
70.409 49.959
83.269 57.169 110 51.739
86.290 70.029 59.949
DH25 73.050 72.809
DH17 75.830
DH19
12
44.499
0
51.709
64.569
110 67.590
120 65.409 DH20
110 72.619
85.479
0
88.500
12
73.609
DH21 0
100 80.819
93.679
10
96.700
DH22
120
50.019
57.229
70.089 53.279
110
120 59.939
73.110
DH6
60.489
73.349
67.149 76.370
80.009 DH16
83.030
DH3
100
57.409 100
64.619 110 0
76.479 10
79.500
DH23
303750E 35.229 303750E
100
42.439
55.299 58.919
60.320 66.129
DH27 78.989
130
82.010
DH15
120
11 120
0
0
1 00
0
11
11
10 0
10
120 0
12
0
0
12
Gemcom Software
peta_bor
9792750N
9792500N
NIM. 19/443660/TK/48856
Scale: 1: 3000 Plan No. Date: 25-Oct-22
SURPAC - Gemcom Software