Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Stockpile merupakan salah satu unsur yang penting dalam kegiatan penambangan
batubara. Stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan produksi
batubara. Batubara yang telah dieksploitasi ditumpuk pada suatu tempat yang strategis
(room stock) sebelum dilakukan pengiriman. Hal ini dimaksudkan agar batubara
terhindar dari gangguan jangka pendek maupun jangka panjang seperti penurunan
kualitas batubara karena oksidasi, pemanasan, dan degradasi.

Monitoring secara periodik perlu dilakukan sebagai kontrol dalam manajemen


stockpile. Salah satu hal terpenting pada manajemen stockpile yaitu monitoring
volume. Pengukuran volume batubara menuntut tingkat ketelitian tertinggi sehingga
cadangan dan produksi dapat diperkirakan untuk memenuhi nilai ekonomisnya.
Terdapat beberapa metode perhitungan volume batubara, salah satunya metode cut
and fill yang sering digunakan dalam kegiatan penambangan batubara. Metode
perhitungan volume menggunakan metode cut and fill memiliki prinsip menghitung
luasan dua penampang (base surface dan design surface) serta jarak antara
penampang atas dan penampang bawah tersebut (thickness).

Perhitungan volume stockpile batubara bisa dilakukan menggunakan


beberapa jenis perangkat lunak. Diantaranya adalah Minescape Mincom
4.119, Surpac Vision 6.12, dan AutoCAD Land Development Desktop 2009.

Masing-masing perangkat lunak memberikan informasi hasil hitungan volume


yang berbeda meski menggunakan metode yang sama. Kajian terhadap hasil
hitungan volume stockpile batubara menggunakan metode cut and fill pada
beberapa perangkat lunak tersebut perlu dilakukan sehingga dapat memberikan
gambaran perbandingan hasil dan komparasi hasil hitungannya.

2
3

Dalam proyek ini akan dilakukan kajian dan hitungan volume stockpile
menggunakan 3 jenis perangkat lunak yaitu ; Minescape Mincom 4.119,
Surpac Vision 6.12, dan AutoCAD Land Development Desktop 2009. Data
stockpile yang digunakan berasal dari PT. TANITO COAL site PT. Riau Bara
Harum dengan jumlah tumpukan stock coal sebanyak 20 buah.

I.2. Cakupan Kegiatan

Cakupan kegiatan dari proyek iniadalah :

Data pengukuran stockpile batubara PT. TANITO COAL site PT. Riau Bara
Harum, Jalan Raya Lintas Timur Sumatera, Kabupaten Indragiri Hulu Riau.

Perhitungan volume cadangan batubara menggunakan metode cut and


filldengan menggunakan perangkat lunak Minescape Mincom 4.119, Surpac
Vision 6.12, dan AutoCAD Land Development Desktop 2009.

Analisis hasil terhadap DTM yang terbentuk, nilai perbedaan volume antar
perangkat lunak dan dengan uji statistik t.

I.3. Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan dari

proyek ini adalah :

Menghitung volume stockpile batubara metode cut and fill menggunakan

Minescape Mincom 4.119, Surpac Vision 6.12, dan AutoCAD Land


Development Desktop 2009.
Melakukan komparasi perhitungan volume stockpile batubara menggunakan
metode cut and fill pada masing-masing perangkat lunak tersebut.

I.4. Manfaat

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah didapatkannya nilai hasil
hitungan volume menggunakan beberapa perangkat lunak serta dapat
memberikan informasi kepada pengguna untuk menentukan pilihan
perangkat lunak dalam pekerjaan perhitungan volume stockpile.
4

I.5. Landasan Teori

I.5.1. Stockpile

Stockpile merupakan suatu tumpukan material yang menjadi tempat penyimpanan


sementara sebelum dilakukan distribusi. Untuk tambang batubara sendiri, material
yang terdapat pada stockpile didapat dari hasil dumping ataupun dari conveyor.
Biasanya lokasi stockpile terletak di daerah yang strategis sehingga mudah untuk
didistribusikan misalnya di dekat daerah eksploitasi atau di dekat pelabuhan. Bentuk
dari stockpile dapat dilihat pada gambar I.1.

Gambar I.1.Stockpile batubara (Geodis-Ale, 2012)

Setiap stockpile memiliki fungsi yang berbeda. Stockpile yang dekat dengan
area eksploitasi biasanya dijadikan daerah Coal Preparation Plan ( CPP ).
Fungsi area CPP adalah untuk mempersiapkan batubara agar sesuai dengan
standar spesifikasi kelayakan batubara. Di area ini terdapat aktivitas
penumpukan material, pembersihan material, dan pencucian material.

I.5.2. Digital Terrain Model (DTM)

Digital Terrain Model (DTM) adalah representasi statistik permukaan tanah yang
kontinyu dari titik-titik yang diketahui koordinat X, Y, dan Z nya pada suatu sistem
koordinat tertentu.(Li Zhilin dan Gold, 2005). Suatu DTM merupakan sistem yang
terdiri dari dua bagian, yaitu sekumpulan titik-titik yang mewakili bentuk permukaan
terrain yang disimpan pada memori komputer, dan Algoritma untuk
5

melakukan interpolasi titik-titik baru dari data titik yang diberikan atau
menghitung data lain. (Linkwitz, 1970)
DTM sendiri dapat diartikan sebagai representasi ketinggian dari suatu
continuous terrain atau permukaan (tanpa ada feature alam dan hand made)
dalam bentuk digital atau numeris, dalam sistem koordinat X, Y, Z.
Pengertian DTM mencakup tidak hanya tinggi (height) dan elevasi
(elevation), tetapi juga unsur-unsur morfologi yang lain seperti garis sungai,
dsb. (Dipokusumo dkk, 1983). Ilustrasi DTM ditunjukkan pada gambar I.2.

Gambar I.2. DTM (Digital Terrain Model).

1.5.2.1. Point-based modeling. Jika suatu titik yang memiliki ketinggian digunakan untuk
merealisasikan permukaan DTM, maka hasilnya adalah permukaan planar yang
bertingkat, seperti yang ditunjukkan pada Gambar I.3. di setiap titik dapat dibangun
permukaan planar (Li Zhilin dan Gold,2005). Jika permukaan planar dibangun dari data
titik individu yang digunakan untuk mewakili daerah kecil di sekitar titik, maka seluruh
permukaan DTM dapat dibentuk dengan serangkaian permukaan terputus seperti
bersebelahan yang ditunjukkan pada gambar I.3 berikut.
6

Gambar I.3 . Point-based modeling (Li Zhilin dan Gold, 2005).

Secara teoritis, pendekatan ini cocok untuk pola data teratur atau tidak teratur, karena
hanya terkait de ngan titik-titik individu. Namun, sejauh ini p roses penentuan batas-
batas wilayah dip engaruhi oleh setiap titik yang berdekatan, p erhitungan akan jauh
lebih sederhana jika pola permukaan dibuat teratur sepert kotak persegi, segitiga sama
sisi, segi enam, dll. Pendekatan ini sering digunakan pada (misalnya, perhitungan total
volume air, batu bara, dll). (Li Zhilin dan Gold,2005)

1.5.2.2. Triangle- based modeling (TIN). TIN adalah salah satu metode untuk
merepresentasikan suatu surface (permukaan) dalam bentuk jaring jaring
segitiga (Li Zhilin dan Gold,20 05). Dalam pembentukan TIN dibutuhkan
setidaknya enam titik yang dapat digunakan untuk pembentukan jaring
segitiga. Tiga titik berada pada node sebagai ujung sisi sisi segitiga dan
tiga titik lainya merupaka n titik luar yang membentuk jaring segitiga lain.

Konsep pembentukan TIN didasarkan pada delaunay triangul ation. Delaunay


triangulation merupakan suatu metode untuk membangun geometri segitiga dimana
metode ini memaksim alkan sudut minimum dari semua sudut segitiga tersebut.
Gambar I.4 menyajikan pembentukan TIN dengan konsep Delaunay triangulation.
7

Gambar I.4 Pembentukan TIN dengan Delaunay Triangulation (Ge odis-Ale, 2012).

1.5.2.3. Grid-bas ed modeling. Pada grid-based modeling titik-titik tersebar


secara merata dan teratur pada seluruh permukaan model digital (DTM)
dalam interval tertentu. Titik D TM dapat berupa titik sampel maupun titik
hasil interpolasi. Permukaan model digit al terbentuk oleh grid yang
menghubungkan titik-titik DTM yang dapat dilihat pada gambar I.5
Gambar I.5. Grid-based modeling (Li Zhilin dan Gold,20 05).
8

I.5.3. Metode Perhitungan Volume Batubara

Metode perhitungan volume batubara pada dasarnya menggunakan prinsip


perhitungan volume dari bagian permukaan batubara yang dibatasi oleh
penampang-penampang melintangnya. Perhitungan volume batubara dapat
dilakukan dengan beberapa metode, antara lain :
Metode garis kontur

Metode irisan melintang (Cross section)

Metode cut and fill

I.5.3.1. Metode garis kontur. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan
titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama, sehingga bidang yang dibentuk
oleh sebuah garis kontur adalah merupakan bidang datar. Luas penampang
ditentukan dengan luasan yang dibatasi oleh suatu garis kontur, sedangkan
beda tinggi atau jarak antar penampang ditentukan dari interval garis kontur,
yaitu beda tinggi antara dua garis kontur yang berurutan.

Penentuan volume dengan menggunakan garis kontur dapat ditentukan dengan


mengguanakan rumus end areas untuk setiap dua buah tampang yang berurutan.
Metode ini juga dipakai untuk digunakan pada endapan bijih dimana ketebalan dan
kadar mengecil dari tengah ke tepi endapan. Volume dapat dihitung dengan cara
menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas kontur, kemudian
mempergunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal. Gambar I.6 merupakan
ilustrasi penentuan volume menggunakan metode garis kontur

Gambar I.6. Penentuan volume dengan garis kontur (Irvine, 1995).


9

Prosedur perhitungan volume dilakukan dengan metode garis kontur :

V=h

(I.1)

Keteranga n gambar I.6


:

, , , ,
: Luas tampang

h
: Interval kontur/beda tinggi ant ar kontur

n
: Jumlah luasan

I.5.3.2. Metode irisan melintang (cross section). Irisan melintang diambil tegak lurus
terhadap sumbu proyek dengan interval jarak tertentu dalam metode ini. Metode ini
cocok digunakan untuk pekerjaan yang bersifat memanjang seperti perencanaan jalan
raya, jalan kereta api, saluran, penanggulan sungai,penggalian pipa

dan lain-lain.

Cara penentuan v olume dengan metode melintang dibagi m enjadi beberapa

metode yaitu:

1. Metode poto ngan melintang rata-rata

Dalam r umus ini volume didapat dengan mengalik an luas rata-rata

dari irisan y ang ada dengan jarak antara irisan awal dan akhir.

Apabila irisan-irisan tersebut , , , ..


,
dan jarak
antara irisan ke
= D maka :

Volume = V =
..
. D . (I.2)

Gambar I.7. Penentuan volume dengan metode potongan melintang rata-rata


(Irvine, 1995).
: Luas tampang ke-1 sampai ke -n
: Jarak antar tampang awal dan tampang akhir : Volume melintang rata-
rata
10

Keterangan gambar I.7 :

, , ,.. ,

2. Metode jara k rata-rata

Metode ini digunakan untuk perhitungan volu me yang telah

diketahui lu as dari dua tampang dan jarak antara kedua t ampang tersebut.

Misalnya dan adalah luas tampang atas dan baw ah yang berjarak

D, maka rum us perhitungan volumenya dinyatakan deng an persamaan:

Volume = V = D . .. (I.3)

Gambar I.8. Penent uan volume dengan metode jarak rata-rata (Irvine, 1995).

Keterangan gambar I.8 :


D dan
: Luas tampang ke-1 dan ke-2

: Jarak antar masing-masing tampang


V
: Volume jarak rata-rata

3. Metode Prismoida

Metode ini adalah metode yang paling baik di antara metode-metode yang
lain. Prisma adalah sebuah bangun yang bidang sisi-sisinya berupa bida ng
datar, sedangkan bidang alas dan atasny a sejajar. Rumus prismoida
dinyatakan dengan persamaan:
11

Volume = V = . (A1 + 4AM + A2) . (I.4)


Dengan h adalah tinggi prisma, A1 dan A2 a dalah luas alas

danatas, dan AM adalah luas penampang tengah yang dip eroleh dari:

AM = (I.5)

Gambar I.9. Penentuan volume dengan metode prismoida (Irvine, 1995).

Keterangan gambar :

A1 dan A2 : Luas tampang atas dan bawah

D : Jarak antara A1 dan A2

M : Luas penampang tengah

Prism oida adalah benda padat yang mempunyai dua permukaan datar yang
sejajar, bentuknya teratur dan tidak teratur, yang dapat dihubungka n dengan
permukaan baik datar maupun m elengkung, yang padanya dap at ditarik
garis lurus dari salah satu ujung yang sejajar ke ujung sejaja r lainnya (Irvine,
1995).

I.5.3.3. Metode Cut and Fill. Prinsip perhitungan v olume batubara


menggunakan metode c ut and fill adalah menghitung luasan dua enampang serta jarak
antara penampang atas dan penampang bawah tersebut. Den gan mengetahui data
penampang atas d an penampang bawah, maka dapat dihitu ng luas masing-masing
penampang. V olume dihitung dari DTM yang dibentuk d ari jaring-jaring
12

segitiga (TIN). Jaring segitiga inilah yang akan membentuk suatu geometri prisma
dari dua surface. Surface dibedakan menjadi dua yaitu design surface dan base
surface. Design surface merupakan surface yang akan dihitung volumenya
sedangkan base surface merupakan surface yang dijadikan sebagai alas.

Visualisasi penghitungan volume pada satu sampel jaring segitiga dapat


dilihat pada gambar I.10.

Gambar I.10 Visualisasi penghitungan volume dengan metode cut and fill
(Geodis-Ale, 2012)

Gambar I.10 menunjukan bahwa volume total dari suatu area dihitung dari
penjumlahan volume semua prisma. Volume prisma dihitung dengan mengalikan
permukaan proyeksi (Ai) dengan jarak antara pusat massa dari dua segitiga
yaitu desain surface dan base surface (di). Rumus penghitungan volume dengan
prism method dapat dilihat pada rumus I.6.(Geodis-Ale, 2012)

Vi= Ai.di ... ( I.6)

Keterangan :

Vi :Volume prisma

Ai : Luas bidang permukaan proyeksi

di : Jarak antara pusat massa dua segitiga surface desain dan base desain.
13

Rumus penentuan volume di atas secara terperinci dapat dijelaskan oleh rumus
triangular prism dan rectangular prism yang dikemukakan oleh Pfilipsen. Rumus
rectangular prism dapat dilihat pada persamaan (I.7) dan( I.8) (Pfilipsen, 2006).

hm =
(
)
..(I.7)

..(I.8)
Keterangan :

V = F x (hm ho)

V
: Volume total

F
: Luas permukaan keseluruhan

hm
: Tinggi rata rata vertex

ho
: Tinggi pada bidang referensi horizontal

Persamaan rectangular prism merupakan turunan daripada persamaan


triangular prism. Persamaan triangular prism dapat dilihat pada persamaan
(I.9),(I.10), dan (I.11) ( Pfilipsen, 2006)
hmi =
hi1 + hi2 + hi3
........................................
(I.9)

Vi=Fi x
hmi........................................
(I.10)

V=
V i = Fi x hmi
........................................
(I.11)

Keterangan :

i
: segitiga ke-i

n
: jumlah seluruh segitiga

hi1, hi2
: tinggi tiap titik pada satu segitiga

hmi
: tinggi rata-rata dari satu segitiga

V
: volume objek

Vi
: volume dari satu segitiga

Fi
: area dari satu segitiga
14

I.5.4. Boundary

Boundary adalah pembatas berupa file string yang tertutup. Boundary


dipakai untuk membatasi suatu daerah perhitungan volume pada metode cut
and fill, atau dapat juga digunakan menjadi batas desain area pertambangan

I.5.5. AutoCAD Land Development 2009

Autocad Land Development (ALD) merupakan software yang secara khusus


diaplikasikan dalam mengelola pemetaan dan dasar-dasar perancangan
pekerjaan sipil rekayasa. Autocad sendiri merupakan perangkat lunak
komputer yang umum digunakan untuk menyelesaikan pekajaan gambar
teknik dengan kerumitan dan ketelitian yang sangat tinggi.

Dalam mempelajari Autocad Land Development ada hal-hal yang perlu


diperhatikan, antara lain :
Autocad Land Development khusus diaplikasikan dalam mengelola pemetaan dan
dasar-dasar perancangan pekerjaan teknik sipil rekayasa namun mampu membuat
gambar-gambar dimensi seperti layaknya program Autocad biasa.
Autocad Land Development mempunyai sudut putar dengan nilai positif (+)
jika searah jarum jam dan sebaliknya.
Setting awal pada Autocad Land Development diperlukan untuk memulai
suatu proyek.

Fitur-fitur yang ditawarkan dalam Autocad Land Development, antara lain :

Penentuan titik tembak

Pembuatan kontur tanah

Visualisasi kontur tanah 2D dan 3D

Nilai kelandaian lahan

Perhitungan cut dan fill.


15

Menu-menu yang terdapat dalam Autocad Land Development, antara lain :

Projects

Prototypes

Templates

Setup profile

Settings

Menu Paletters

I.5.5.1. Tipe data. Beberapa cara input data pada perangkat lunak AutoCAD
Land Development Desktop yang dapat dilakukan, yaitu :
Pendigitasian dokumen grafik dengan menggunakan alat bantu keyboard
atau petunjuk layar setelah ada permintaan pada waktu melakukan
penggambaran tertentu.

Menggunakan file standar pertukaran data yang mampu dihasilkan oleh


kebanyakan system CAD (Computer Aided Design), yang disebut file DXF.

Pemasukkan data menggunanakan proses import point dari file dengan


format tertentu seperti CSV,TXT, atau XLS.

I.5.5.2. Penggambaran dan pengeditan. AutoCAD Land Development Desktop


memiliki beberapa tool dalam melakukan editing dan penggambaran. Tool ini
berfungsi mempermudah pengguna, beberapa tool yang digunakan dalam proses
penggambaran dan pengeditan pada AutoCAD Land Development Desktop antara
lain pada menu Points : Points settings, Point management, Create Points, Create
Points-Intersections, Create Points-Alignments, Create Points-Surface, Create
Points-slope, Create Points-Interpolate, Import/export Points dll. Pada menu

Lines/Curves : Line, By Point, By Direction, By turned Angle, By


Station/Offset, Line Extension dll.
16

I.5.5.3. Fasilitas pembentukan permukaan digital. Beberapa fasilitas menu

Terrain untuk aplikasi pekerjaan tanah pada survei rekayasa yang dapat
digunakan untuk pembangunan model digital, perhitungan luas dan volume
pada perangkat lunak AutoCAD Land Development Desktop yaitu :

Terrain merupakan menu utama yang memberikan fasilitas untuk proses


pembentukan model digital dan perhitungan volume.
Terrain Model Explorer adalah perintah untuk menampilkan fasilitas
pembuatan data surface dan pembangunan surface. Fasilitas-fasilitas
tersebut termasuk informasi hasil dari proses pembuatan data surface dan
pembangunan surface.
Create New Surface adalah perintah untuk membuat surface baru.

Add Point Files adalah perintah untuk pembuatan data surface baru dari data
point.
Add Point Group adalah perintah untuk pembuatan data surface baru dari
data point.
Build merupakan perintah untuk membangun surface dari data yang sudah
dibentuk.
Create Contour adalah perintah untuk membuat garis kontur.

Site definition adalah perintah untuk pendefinisian area yang akan dilakukan
perhitungan luas dan volume.
Section adalah perintah untuk pembuatan penampang memanjang dan
melintang.

I.5.5.4. Perhitungan volume. Untuk menghitung volume pada perangkat lunak ini
menggunakan 2 data kontur yaitu data kontur design surface dan data kontur base
surface. Pada dasarnya perhitungan volume menggunakan perangkat lunak ini
dengan metode cut and fill, namun yang membedakan dengan perangkat lunak lain
yaitu data yang digunakan adalah data kontur. Pendefinisian volume pada
perangkat lunak AutoCAD Land Development Desktop memiliki 3 metode yaitu :

Grid volumes memiliki prinsip menentukan volume area hitungan


berdasarkan ketinggian tiap-tiap sudut grid, ketinggian tiap sudut grid
17

didapat melalui interpolasi titik koordinat pengukuran pada koordinat tiap


sudut grid.
Composite volume memiliki prinsip menentukan volume area hitungan dengan
penelusuran garis kontur untuk setiap interval ketinggian.

Section volume memiliki prinsip menentukan volume area hitungan dengan


metode tampang.

I.5.6. Surpac Vision 6.1.2

Surpac 6.1.2 Gemcom adalah perangkat lunak yang dikeluarkan oleh

Gemcom.inc, yang berguna dalam hal manajemen pertambangan baik operasi tambang
terbuka dan bawah tanah. Perangkat lunak ini dapat memberikan kenampakan 3D (3
Dimensi) yang tentunya dengan pertimbangan dari aspek keakurasian dan keefisienan.
Surpac adalah sebuah software yang biasa dipergunakan untuk melakukan pemodelan,
analisa dan desaign terhadap lapis bawah atau permukaan, Sofware ini memiliki banyak
kelebihan dibandingkan dengan

Software yang biasa dipergunakan untuk menghitung Permukaan (surface) saja,


contohnya dalam perhitungan volume. Untuk dapat melakukan penghitungan
volume dengan surpac diperlukan data dua buah surface dimana surface pertama
sebagai design surface dan surface kedua sebagai alas atau base surface. Selain
itu diperlukan juga boundary ( batas) area yang akan dihitung volumenya.

I.5.6.1. Tipe data. Format file data yang dapat digunakan dalam perangkat
lunak Surpac 6.1.2 Gemcom, yaitu :
Supac Files formatnya meliputi .mdl, .DTM, .str

Block Model Files formatnya meliputi .eco, .con, .res, .mod, .mdl, .fbm,

.bmr

Database Files formatnya meliputi .txt, .csv, .rej, .dbc, .sdb, .dsc, .ddb

Plotting Files formatnya meliputi .pf, .lf, .cf, .dwf

Macro And Script Files formatnya meliputi .tbc, .cmz, .cmd, .tcl18

External Text Files formatnya meliputi .txt, .csv

String Files formatnya meliputi .str


18

DTM Files formatnya meliputi .DTM

Surpac Work Areas formatnya meliputi .swa

DXF Files formatnya meliputi .dxf

Log Files formatnya meliputi .log

Note Files formatnya meliputi .not

System Files formatnya meliputi .ssi

I.5.6.2. Penggambaran dan pengeditan. Surpac memiliki beberapa tool yang


digunakan untuk membantu dalam kegiatan penggambaran dan pengeditan.
Beberapa tool yang digunakan dalam proses penggambaran dan pengeditan
pada Surpac Vision 6.1.2, yaitu :
Digitise toolbar merupakan toolbar yang berisi beberapa tool yang digunakan
dalam proses digitising.
Edit toolbar merupakan toolbar yang berisi beberapa tool yang digunakan
dalam proses editing.
Inquiry toolbar merupakan toolbar yang berisi beberapa tool yang digunakan
untuk mengetahui informasi dari point dan segment.

I.5.6.3. Fasilitas pembentukan permukaan digital. Surpac mempunyai kemampuan


dalam membentuk DTM dari data koordinat yang telah dirubah dalam format .str yang
akan diubah menjadi *.dtm. Pada dasarnya pembentukan DTM pada surpac
menggunakan metode triangulasi irregular network (TIN) yang membentuk model 3D
yang solid. Beberapa tool yang digunakan dalam pembuatan DTM dan boundary pada
perangkat lunak Surpac 6.1.2, yaitu : create dtm from layer, create dtm from string file,
clip dtm by boundary string, line of intersect between 2 dtms, drape string over dtm,
drape segment over dtm, dan drape string range over dtm.

Visualisasi pembentukan model digital pada Surpac ditunjukan pada gambar I.11.
19

Gambar I.11. Pembentukan DTM pada perangkat lunak Surpac 6.12.

I.5.6.4. Perhitungan volume. Perhitungan volume dalam perangkat lunak ini


dimungkinkan dengan menggunakan data dari 2 DTM dalam format .dtm dan satu
string boundary sebagai batas dalam format .str. Beberapa tool yang digunakan
dalam perhitungan besarnya volume dan metode yang digunakan pada perangkat
lunak Surpac Vision 6.1.2 yaitu : cut and fill between dtms, net volume between
dtms, report volume of solids, end area method, dan by elevation from sections.

Metode penghitungan volume dalam surpac menggunakan metode cut and fill.

Dengan metode ini yang dihitung adalah besar volume galian dan timbunan.
Prinsip penghitungan volume dengan metode ini adalah rumus prisma (Geodis-
Ale,2012). Rumus ini merupakan pengembangan dari rumus dua tampang ( end
area). Volume dihitung dari DTM yang dibentuk dari jaring jaring segitiga (TIN).
Jaring segitiga inilah yang akan membentuk suatu geometri prisma dari dua
surface. Surface dibedakan menjadi dua yaitu design surface dan base surface.
Design surface merupakan surface yang akan dihitung volumenya sedangkan
base surface merupakan surface yang dijadikan sebagai alas. Gambaran
tentang cut and fill disajikan dalam gambar I.12.
20

Base

surface

Design surface

Gambar I.12. Cut and fill (sumber : homebuildinganswer,2012)

I.5.7. Minescape 4.119

Minescape adalah software yang diproduksi oleh Mincom.inc dan PT. Mitrais
Indonesia sebagai distributor resmi Mincom minescape. Minescape merupakan
perangkat lunak pemodelan tambang yang didesain khusus untuk industri
pertambangan. Karena menggunakan arsitektur yang terbuka, Minescape dapat
mengakomodasi semua aspek dari manajemen informasi teknis di situs tambang,
mulai dari perekaman data lubang bor sampai dengan penjadwalan produksi.

Software ini dirancang untuk operasi pertambangan menggunakan sistem open


cut dan underground (Mitrais, 2011). Minescape memiliki fungsi pemodelan
geologi dan desain tambang. Dengan berbagai fitur yang dimiliki seperti:
Stratmodel. MineScape Stratmodel menyediakan lingkungan kerja yang
canggih dimana deposit stratigrafi dimodelkan untuk mewakili geologi
setempat.

Block Model. Digunakan untuk sebuah pekerjaan permodelan deposit


dengan mengenalkan unsur-unsur geologi melalui pemuatan bentuk-bentuk
yang ditafsirkan secara fisik atau interpolasi menggunakan kumpulan-
kumpulan material dan/atau zona, diikuti oleh serangkaian algoritma.

Plot and viewer memiliki kemampuan penanganan patahan yang baik dan mampu
membuat model patahan pada deposit secara vertikal, normal, dan bolak-balik,
serta menyediakan pemodelan kualitas deposit stratigrafi.
21

Drill & Blast memungkinkan ahli rancang ledakan memperoleh lingkungan CAD 3D
yang interaktif dimana ledakan optimal dapat dengan cepat direncanakan, dan
lubang-lubangnya diproyeksikan ke permukaan.
Open Cut merupakan tool untuk membuat dan mengeksplorasi pilihan desain
untuk perencanaan tambang open cut. Pada fitur ini pengguna juga bisa
menghitung volume baik timbunan maupun stockpile menggunakan metode
cut and fill.

Hal yang paling mendasar dari desain minescape adalah fitur-fiturnya yang terbuka dan
dapat diperluas. Lingkungan minescape mendukung beberapa produk dengan fungsi
yang spesifik yang memungkinkan Anda secara interaktif membuat dan
mengembangkan model-model geologi dan rancangan tambangan secara detail dan
tiga dimensi (3D). Minescape dirancang untuk digunakan oleh semua profesional
tambang seperti surveyor, geologist, dan mine engineer. Fleksibilitas yang dimiliki oleh
minescape memungkinkannya untuk digunakan dalam perencanaan tambang jangka
pendek dan jangka panjang untuk tambang batubara maupun bijih.

I.5.7.1. Tipe data. Format data dan file yang digunakan dalam perangkat lunak

Minescape 4.119 adalah:

DXF format menggunakan ekstensi file .dxf

AS2482 dan ASCII menggunakan ekstensi file .txt, .csv, .prn, .xls

Surpac menggunakan ekstensi file .str, .dtm.

Triangle atau DTM menggunakan ekstensi file .tri, .edg, .vrt

Tabel Files menggunakan ekstensi file.tab, .tmp

Perangkat lunak ini juga mampu mengimport dari format file lain seperti : M2
Blocks, Load, M2 Limit, M2 Culture, M2 Fault Plots, Vulcan, Moss-Genio,
Surpac, Microlynk, dan Features.

I.5.7.2. Penggambaran dan pengeditan. Minescape memiliki beberapa tool yang


digunakan untuk membantu dalam kegiatan penggambaran dan pengeditan.

Beberapa tool yang digunakan dalam proses penggambaran dan pengeditan


pada Minescape 4.119, yaitu :
22

Page merupakan menu yang digunakan untuk membuka produk dan


mencetak.
Edit merupakan menu yang digunakan untuk editing, ploting, dan convert

View merupakan menu yang mengatur tentang tampilan yang ada pada
minescape.
Draw merupakan menu yang digunakan untuk penggambaran titik dan garis.

Settings merupakan menu yang digunakan untuk mengatur dalam


pengambaran maupun editing.
Model merupakan menu yang digunakan untuk pembentukan DTM

Graphics merupakan menu yang digunakan dalam pembentukan kontur.

I.5.7.3. Fasilitas pembentukan permukaan digital. Pada perangkat lunak

minecsape pembentukan permuakaan digital menggunakan metode triangular

irregular network (TIN) yang membentik model 3D yang solid. Tool yang

digunakan dalam pembentukan model digital ada pada menu Triangles :

Data memiliki fungsi untuk membuat triangle dari data ASCII.

Design memiliki fungsi untuk membuat triangle dari data design.

Table memiliki fungsi untuk membuat data dari table.

Boundary memiliki fungsi untuk membuat boundary polygon triangle yang


sudah dibuat.

I.5.7.4. Perhitungan volume. Perhitungan volume dalam perangkat lunak ini


dengan menggunakan data dari 2 triangles yang terdiri dari triangle stockpile
dan triangles bedding. Metode yang digunakan dalam perhitungan volume pada
perangkat lunak ini yaitu menggunakan metode cut and fill. Dengan metode ini
yang dihitung adalah besar volume galian dan timbunan. Prinsip penghitungan
volume dengan metode ini adalah rumus prisma (Geodis-Ale,2012). Rumus ini
merupakan pengembangan dari rumus dua tampang (end area). Volume
dihitung dari DTM yang dibentuk dari jaring jaring segitiga (TIN). Jaring
segitiga inilah yang akan membentuk suatu geometri prisma dari dua surface.

Pada perangkat lunak Minescape 4.119 Surface dinamakan triangle. Design triangle
merupakan triangle yang akan dihitung volumenya sedangkan base triangle
23

merupakan triangle yang dijadikan sebagai alas. Beberapa tool yang digunakan
dalam perhitungan besarnya volume yang digunakan pada perangkat lunak

Minescape 4.119, yaitu triangle volume dan triangle cut and fill. Gambar I.13
menggambarkan design 2 triangle dalam proses perhitungan volume
menggunakan triangle cut and fill.

Gambar I.13. Triangle pada perangkat lunak Minescape 4.119.

Berikut ini merupakan tabel perbandingan anatara ketiga perangkat lunak.

Tabel I.1 perbandingan antara ketiga perangkat lunak

AutoCAD Land
Surpac Gemcom
Mincom minescape

Development Desktop
Tipe data
CSV, TXT dan XLS
String file
TXT, CSV dan PRN

Penggambaran dan
Terdapat pada menu
Terdapat pada menu
Terdapat pada menu

Digitize, Edit dan


Page, Edit, Draw,

pengeditan
Points dan Line/Curves

Inquiry
Model dan Grapichs

Fasilitas pembentukan
Terrain Model Explorer
Create DTM
Triangles

permukaan digital
dan Create Countour
24

Cut
and
fill
dengan
Cut
and
fill
Volume,

Perhitungan volume
metode
Grid
Volume,
end
area
dan
by
Triangle cut and fill

Composite volume dan


elevation

from

Site volume

sections
Format data output
Hanya
terbatas
pada
Format
data

berupa
Format
data
berupa

format
data
dxf
dan
string,

DTM,

geo
triangles
tlf,
Design

dwg

database serta tab file


dgn, surface,
tml,
serta tab file

Permodelan 3D
Pembentukan
model
Pembentukan

model
Triangles
dibentuk

3D

menggunakan
3D

menggunakan
dari
interpolasi

prinsip

jaring-jaring
prinsip

DTM

dari
polinomial
berbasis
TIN yang solid

jaring-jaring TIN dan


kriging

membentuk model 3D

yang solid

Proses perhitungan
Prosesnya
lebih
Prosesnya

relatif
Prosesnya
simple

volume
kompleks
karena
perlu
simple
karena

pada
karena
perhitungan

pendefinisian
stratum,
proses

perhitungan
volumenya

hanya

site
pada
perhitungan
volume
cut
and
fill
membutuhkan
2
data

volumenya.

hanya
membutuhkan
berupa

triangles

dua
data
DTM
dan
surface
dan
triangles

sebuah data kontur


bedding

I.5.8. Uji t dua sampel

Dalam statistik diperlukan syarat bahwa data yang akan dianalisis harus berdistribusi
normal. Untuk itu perlu dilakukan pengujian normalitas data. Salah satu cara untuk
pengujian normalitas data antara lain dilakukan dengan uji t. Pada proyek ini
menggunakan data independent karena data tidak saling berkaitan satu sama lain. Uji
t dua sampel digunakan untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua data
(variable) tersebut sama atau berbeda. Uji komparatif berfungsi untuk menguji
kemampuan generalisasi (signifikasi hasil penelitian yang berupa perbandingan
keadaan variable dari dua rata-rata sampel). Rumus uji t dua sample dengan n 30
dapat dilihat pada persamaan (Supranto, 2001) berikut ini :
25

t hitung =


)
(
)
.( I.12 )

)
(

Keterangan rumus :

dan

: Jumlah sample
dan

: Rerata sample ke-1 dan ke-2

: Simpangan baku

dan

: Variansi sample ke-1 dan ke-2


t hitung

mempunyai

Distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar


.

hipotesis kemudian dituliskan sebagai berikut :

+ 2

Ho
: Hitungan
volume perangkat lunak
A
tidak berbeda
signifikan dengan

hitungan volume perangkat lunak B


Ha
: Hitungan volume perangkat lunak A berbeda signifikan dengan hitungan

volume perangkat lunak B

Ho (hipotesis nol) diterima jika (-t /2 < t hitung < t /2) yang ditunjukkan
pada gambar I.14 berikut ini.

/2 /2

100-

-t /2 t /2

Gambar I.14. Grafik uji t dua sampel

Jika t hitung ada pada daerah yang tidak diarsir maka volume yang dihitung
menggunakan perangkat lunak A tidak berbeda signifikan dengan volume
yang dihitung dengan menggunakan perangkat lunak B

Anda mungkin juga menyukai