Anda di halaman 1dari 44

AKTIVITAS PENGUPASAN

OVERBURDEN DI
PT TUNAS JAYA PERKASA
SITE PT BHARINTO
EKATAMA

Berry Afrianto Tarigan


Ivan Fransiskus Naibaho
Winda Yohana Panggabean
OUTLINE
01 RUMUSAN MASALAH

02 TUJUAN PENELITIAN

03 MINING

04 KESIMPULAN DAN SARAN


AH
AL
AS
M
AN
US
M
RU
RUMUSAN MASALAH

1 Bagaimana mekanisme operasi pengupasan overburden di tambang PT. Tunas Jaya


Perkasa Site PT Bharinto Ekatama ?

Apa saja alat tambang utama dan alat penunjang tambang yang digunakan dalam
2 proses produksi di tambang PT. Tunas Jaya Perkasa Site PT Bharinto Ekatama ?

Bagaimana perhitungan produktivitas dan faktor keserasian alat gali muat dan alat
3 angkut di PT. Tunas Jaya Perkasa Site PT Bharinto Ekatama ?
A N
TI
LI
NE
PE
A N
JU
TU
TUJUAN PENELITIAN

1 Mengetahui dan memahami mekanisme operasi pengupasan overburden di tambang


PT. Tunas Jaya Perkasa Site PT Bharinto Ekatama.

Mengetahui dan memahami alat tambang utama dan alat penunjang tambang yang
2 digunakan dalam proses produksi di tambang PT. Tunas Jaya Perkasa Site PT
Bharinto Ekatama.
Mengetahui perhitungan cycle time dan produktivitas serta faktor keserasian alat gali
3 muat dan alat angkut di PT. Tunas Jaya Perkasa Site PT Bharinto Ekatama.
G
IN
IN
M
AKTIVITAS PENAMBANGAN
PIT BK 22

Land Clearing Stripping Top Digging Loading Hauling Dumping


Soil (OB & Coal) (OB & Coal) (OB & Coal)
METODE PENAMBANGAN PADA PIT BK-22

● Penambangan batubara dilakukan pada pit BK-22, dilakukan secara tambang terbuka dengan
menggunakan metode strip mine
● Metode strip mine digunakan pada pit BK-22 dikarenakan sudut dip dari perlapisan seam
batubara pada area penambangan yang relatif miring hampir horizontal (50-60 derajat)
● Penambangan pada pit BK 22 dilakukan pada Seam batubara 3700,3800,4000
METODE PENAMBANGAN PADA PIT BK-22

● Lapisan overburden dan interburden didominasi oleh material sandstone, claystone, sandy
clay
● Sebagian material free digging sehingga tidak perlu kegiatan blasting, namun ada juga
yang memerlukan blasting pada area tertentu dikarenakan memiliki material yang hard
digging
AKTIVITAS PENAMBANGAN BATUBARA PADA PIT BK-22

● Kegiatan penambangan di Pit bagian Bottom dan Low wall BK-22 dikerjakan oleh PT. Trust

● Kegiatan penambangan di Pit BK-22 bagian High-wall dilakukan dengan menggunakan sistem
penambangan konvensional yaitu kombinasi alat gali muat dan alat angkut (backhoe-truck),

● Kegiatan meliputi : pembersihan lahan (land clearing), pengupasan tanah pucuk (top soil), pengupasan
tanah penutup (overburden), pemuatan (loading), Pengangkutan (Hauling), penimbunan disposal
(dumping) , loading batubara, hauling batubara, dumping batubara.
AKTIVITAS PENAMBANGAN BATUBARA PADA PIT BK-22

PEMBERSIHAN LAHAN (LAND CLEARING)

● Land clearing adalah kegiatan pembersihan lahan dari pepohonan, semak belukar, maupun vegetasi
lainnya di daerah yang akan ditambang.

● Kegiatan land clearing bertujuan membersihkan semak-semak, pohon-pohon dan menyingkirkan


material yang menghalangi kegiatan penambangan.

● Pembersihan lahan ini dilakukan dengan menggunakan bulldozer untuk mendorong tanah,
merubuhkan pepohonan dan membersihkan semak belukar.

● Selama pengamatan tidak ada dilakukannya land clearing, karena tahapan land clearing telah selesai
dilakukan pada saat kami melakukan pengamatan di lapangan.
AKTIVITAS PENAMBANGAN BATUBARA PADA PIT BK-22

PENGUPASAN TANAH PUCUK (STRIPPING TOP SOIL)

● Dilakukan pengupasan lapisan tanah humus yang berada di lapisan tanah


paling atas. Tanah humus ini memiliki ketebalan sekitar 50-60 cm.

● Tanah pucuk ditimbun dan dikumpulkan pada top soil bank, yang berada di
… disposal Barat.

● Tanah pucuk tersebut selanjutnya akan dihamparkan kembali (spreading top


soil) di atas lahan disposal yang telah memasuki tahapan reklamasi.
Kegiatan Stripping Top Soil
Menggunakan Excavator
Komatsu PC 500 LCSE
AKTIVITAS PENAMBANGAN BATUBARA PADA PIT BK-22

PENGGALIAN DAN PEMUATAN OVERBURDEN


(DIGGING & LOADING OVERBURDEN)

● Kegiatan stripping overburden meliputi penggalian, pemuatan,


pengangkutan dan penimbunan.

● Kegiatan ini dilakukan setelah topsoil diambil.

● Setelah pengupasan overburden dilakukan, overburden diangkut


ketempat penimbunan yang telah ditetapkan agar dapat digunakan lagi
untuk lahan reklamasi

● Material OB yang terkandung di Pit Timur berupa pasir kering yang


menjadi lunak dan lengket apabila terkena air hujan. Material tersebut
TOP LOADING OB masuk dalam kategori material lunak (material free digging).
AKTIVITAS PENAMBANGAN BATUBARA PADA PIT BK-22

PENGANGKUTAN OVERBURDEN
(HAULING OVERBURDEN)

● Setelah dilakukan penggalian dan


pemuatan overburden, maka overburden
diangkut kearea disposal menggunakan
Dump Truck
AKTIVITAS PENAMBANGAN BATUBARA PADA PIT BK-22

PENIMBUNAN OVERBURDEN DI DISPOSAL

● Setelah pengangkutan dilakukan, maka overburden di


Dumping di area disposal Barat dan Disposal Timur

● Pada area disposal dilakukan kegiatan Spreading atau


Pemerataan overburden menggunakan Bulldozer
Komatsu D85ESS sebagai upaya reklamasi pada daerah
bekas galian tersebut
AKTIVITAS PENAMBANGAN BATUBARA PADA PIT BK-22

ALAT PENUNJANG KEGIATAN PENAMBANGAN

Motor Grader
Motor grader yang digunakan adalah motor grader Komatsu GD535,
digunakan untuk perawatan jalan dengan cara meratakan permukaan
jalan

Bulldozer
Bulldozer yang digunakan adalah bulldozer Komatsu DZ85SS,
digunakan untuk menggusur, meratakan, menimbun
AKTIVITAS PENAMBANGAN BATUBARA PADA PIT BK-22

ALAT PENUNJANG KEGIATAN PENAMBANGAN

Fuel Tank Water Tank


Truck ini memiliki kapasitas 20.000L, dalam Truck ini memiliki kapasitas 20.0000L,
operasinya fuel truck ini standby di area bertujuan untuk menyiram jalan tambang agar
workshop dan disposal tidak banyak debu yang bertebangan.
AKTIVITAS PENAMBANGAN BATUBARA PADA PIT BK-22

ALAT PENUNJANG KEGIATAN PENAMBANGAN

Tower Lamp
Alat ini membantu dalam jalannya aktivitas
penambangan pada malam hari ataupun pada
saat cuaca sedang berkabut
PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT
PADA PIT BK-22

Teknik Sampling

• Melakukan analisa langsung ke lapangan dengan mencatat cycle time (ritase alat
gali muat dan alat angkut) sesuai dengan kaidah statistika
• Mengumpulkan data alat selama 4-5 hari dengan jumlah total melebihi syarat
statistika yaitu >25 data per alat. Namun realita lapangan kami telah
mengumpulkan 30-40 data per hari selama 4-5 hari. Dengan setingan excavator
yang sama, alat angkut yang berbeda dan jarak yang berbeda.
• Mengambil sampling pada pagi hari sampai sore hari, pada 1 shift (shift siang).
PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT PIT BK-22

Excavator Komatsu PC 500LCSE


PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT PIT BK-22

Macam Material Density Insitu Swell Factor Density Loose % Swell


(lb/cu yd) (%) (lb/cu yd)
Bauksit 2700 – 4325 75 2025 - 3243,75 0,33
Tanah liat kering 2300 85 1955 0,18
Tanah liat basah 2800 – 3000 80 – 82 0,22 -
2240 – 2460
0,25
Antrasit 2200 74 1628 0,35
Batubara 1900 74
1406
bituminous 0,35
Bijih tembaga 3800 74 2812 0,35
Tanah biasa kering 2800 85 2380 0,18
Tanah biasa basah 3370 85 2864,5 0,18
Kerikil kering 3250 89 2892,5 0,12
Kerikil basah 3600 88 3168 0,14
Granit pecah-pecah 4500 56 – 67 0,49 -
2520 - 3752
0,79
Hematit pecah- 6500 – 8700 45
2925 - 3915
pecah 1,22
Bijih besi pecah- 3600 – 5500 45
1620 - 2475
pecah 1,22
Batu kapur pecah- 2500 – 4200 57 – 60 0,66 -
1425 - 2520
pecah 0,75
Lumpur 2160 – 2970 83 1792,8 - 2465,1 0,20
Lumpur sudah 2970 -3510 83
2465,1 - 2913,3
ditekan 0,20
Pasir kering 2200 – 3250 89 1958 - 2892,5 0,12
Pasir basah 3300 – 3600 88 2904 - 3168 0,14
Serpih(shale) 3000 75 2250 0,33
Batusabak(slate) 4590 – 4860 77 3534,3 - 3742,2 0,30
Pfleider, Eugene, 1968 Indonesianto, Y, 2005
Cycle Time Excavator

ALAT GALI MUAT


PRODUKTIVITAS
18
16
14
12 EXCAVATOR PC 500 JARAK
2200 m
10 EXCAVATOR PC 500 JARAK
3000 m
Waktu (s)

8
EXCAVATOR PC 500 JARAK
6 3200 m
4
2
0
Digging Swing isi Loading Swing Average
(s) (s) (s) kosong Delay (s)
(s)

UNIT Digging (s) Swing isi (s) Loading (s) Swing kosong (s) Average Delay (s)
EXCAVATOR PC 500 (8555) JARAK
2200 m 5.4 4.73 4.15 4.87 17.02
EXCAVATOR PC 500 (8555) JARAK
3000 m 5.57 4.24 4.06 4.84 11.125
EXCAVATOR PC 500 (8552) JARAK
3200 m 5.71 4.78 4.23 5.4 11.79
PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT PIT BK-22

Excavator Komatsu PC 500 Excavator Komatsu PC 500 Excavator Komatsu PC 500


(8555) dengan DT Hino FM (8552) dengan DT Volvo FMX (8555) dengan DT Scania P
260 JD 400 360 XT
(3000 meter) (3200 meter) (2200 meter)
Kb 3.8 3.8 3.8
Eff 0.593 0.646 0.53
Sf 0.89 0.89 0.85
Ff 0.78 0.78 0.74
Ct 18.74 20.13 19.16
Q(BCM/jam) 321.88 301.05 239.58
3600 x Kb x FF x SF x Eff x n     Keterangan :
Q = Kb = Kapasitas Bucket ()
CT    Ff = Fill factor
SF = Sweel factor
Eff = Efisiensi kerja
n = Frekuensi pengisian
CT= Cycle time (waktu edar)
PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT PIT BK-22

Hino FM 260 JD Volvo FMX 400 Scania P 360 XT


ALAT ANGKUT
PRODUKTIVITAS
Cycle Time Dumptruck
600

500

400
HINO FM 260 JD
300 VOLVO FMX 400
Waktu (s)

SCANIA P 360 XT
200

100

0
SPOT TIME LOADING HAULING MANUVER DUMPING RETURN
DUMPING

UNIT SPOT TIME LOADING HAULING MANUVER DUMPING DUMPING RETURN

HINO FM 260 JD 78.26 53.76 490.03 76.43 34.53 451.7

VOLVO FMX 400 63 105.3 500.56 65.2 43.83 463.46

SCANIA P 360 XT 69.3 96.36 360.56 43.33 32.6 303.93


PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT PIT BK-22

Hino FM 260 JD Volvo FMX 400 Scania P 360 XT


(3000 meter) (3200 meter) (2200 meter)
Kb 3.8 3.8 3.8
Eff 0.83 0.83 0.83
Sf 0.89 0.89 0.85
Ff 0.78 0.78 0.74
Ct 1184.73 1241.37 906.10
n 4 5 6
Q(BCM/jam) 26.936 32.134 47.651

3600 x Kb x FF x SF x Eff x n     Keterangan :


Q = Kb = Kapasitas Bucket ()
CT   
Ff = Fill factor
SF = Sweel factor
Eff = Efisiensi kerja
n = Frekuensi pengisian
CT= Cycle time (waktu edar)
FAKTOR KESERASIAN AKTUAL
(MATCH FACTOR)

• Excavator Komatsu PC 500LC dengan Scania P 360 XT jarak


angkut 2200 m

𝑛𝑥 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐷𝑇 𝑥 𝐶𝑡 𝐸𝑥𝑐𝑎
𝑀𝐹=
• Excavator Komatsu PC 500LC dengan Hino FM 260 JD jarak 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐸𝑥𝑐𝑎 𝑥 𝐶𝑡 𝐷𝑇
3000 m

• Excavator Komatsu PC 500LC dengan Volvo FMX 400 Jarak


3200 m Semua fleet yang diamati memiliki Match Factor
dibawah 1, yang menunjukkan bahwa alat muat
menunggu atau dump truck terlalu sedikit.
FAKTOR KESERASIAN TEORITIS
(MATCH FACTOR)

• Excavator Komatsu PC 500LC dengan Scania P 360 XT jarak


angkut 2200 m

• Excavator Komatsu PC 500LC dengan Hino FM 260 JD jarak


3000 m

• Excavator Komatsu PC 500LC dengan Volvo FMX 400 Jarak


3200 m
FAKTOR KESERASIAN ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT
(MATCH FACTOR)

Perhitungan teoritis jumlah unit alat angkut pada


kombinasi alat gali muat excavator

Excavator Komatsu PC 500 Excavator Komatsu PC 500 Excavator Komatsu PC 500


dengan DT Hino FM 260 JD dengan DT Volvo FMX 400 dengan DT Scania P 360 XT
(3000 meter) (3200 meter) (2200 meter)

Frekuensi pengisian (n) 4 5 6


waktu edar alat muat (s) 18.74 20.13 19.16
waktu edar alat angkut (s) 1184.73 1241.37 906.10
jumlah alat muat 1 1 1
jumlah DT seharusnya 16 13 8
PENGARUH LEBAR, KEMIRINGAN DAN PERAWATAN JALAN
TERHADAP PRODUKTIVITAS

• Pada pengamatan di lapangan, jalan yang digunakan adalah double road.


• Lebar jalan (karena 2 jalur)
Lebar jalan
• Karena alat terbesar yang melintas adalah HD Komatsu 785 dengan lebar 5,5 meter
Lebar jalan +1.5
minimum = 22,25 m
• Keadaan aktual 23.46 m ini sudah baik, karena melampaui dari perhitungan teoritis kami
PENGARUH LEBAR, KEMIRINGAN DAN PERAWATAN JALAN
TERHADAP PRODUKTIVITAS

Kondisi jalan yang rusak juga sangat


mempengaruhi produktivitas dari alat angkut
tersebut dikarenakan akan membuat kecepatan dari
dump truck berkurang dengan otomatis akan
menambah cycle time alat tersebut, disamping ini
juga dengan terpenetrasinya ban ke dalam badan
jalan, mengakibatkan tenaga untuk berjalan menjadi
semakin besar yang berdampak pada bahan bakar.

Lokasi High wall PIT BK 22 Top Loading Overburden


PENGARUH LEBAR, KEMIRINGAN DAN PERAWATAN JALAN
TERHADAP PRODUKTIVITAS

B
Grade jalan section A-B adalah
9.7%
PENGARUH CURAH HUJAN

• Apabila terjadi hujan maka aktivitas penambangan akan dihentikan total untuk sementara (Slippery
Time), juga apabila ada alat gali angkut-muat yang sedang beroperasi, alat tersebut harus
meninggalkan front loading untuk menghindari hal hal yang tak diinginkan seperti terjadinya
longsor.
• Setelah hujan berhenti, maka waktu juga akan terpotong oleh slippery, hal ini disebabkan karna
bahan material jalan angkut apabila terkena air akan menjadi sangat licin, hal ini dapat
menyebabkan potenisi bahaya karna dapat membuat alat angkut menjadi tergelincir. Maka, harus
menunggu alat support seperti grader, dozer untuk menyingkirkan material lumpur dan clay dari
badan jalan, tentu saja hal ini akan membuat unit produksi menjadi menunggu sehinggap proses
produksi batubara dan overburden menjadi terhambat.
• Material lumpur dan clay yang basah akan mengakibatkan gaya adhesi material dengan dinding
vessel meningkat sehingga meterial dengan tekanan adhesi tertinggi akan lengket pada dinding
vessel, akan mengurangi volume vessel sehingga produktivitas dump truck berkurang
PENGARUH CURAH HUJAN

Material tertinggal di vessel


PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA

• Fokus dan perhatian saat bekerja harus maksimal, karena jika tidak dapat mengakibatkan
hal-hal fatal, yang berujung pada turunnya produksi
• Pada kondisi di lapangan ada beberapa driver yang tidak fokus dalam bekerja, tidak
memperhatikan radio, terjadinya tabrakan saat dumping, dan bahkan sampai ada DT yang
terbalik saat hauling
• Settingan keserasian alat tidak dapat berfungsi dengan baik jika driver dan operator
excavator tidak dapat menjaga ritme fleet tersebut, baik dari kecepatan dump truck,
excavator yang terlalu banyak merapikan front loading, dan lainnya.
&
N
LA
PU
M R AN
SI
KE S A
KESIMPULAN

1. Metode dan Tahapan Penambangan PIT BK 22


• Metode strip mine dengan dip batubara sebesar 50-60 derajat yang ditambang secara konvensional yaitu kombinasi
backhoe-dumptruck. Terdapat material-material yang keras pada overburden sehingga memerlukan blasting
• Tahapan penambangannya meliputi : land clearing, stripping top soil, stripping overburden, loading (coal&ob),
hauling (coal&ob), dan dumping.

2. Alat-Alat Utama dan Pendukung yang Beroperasi di PIT BK 22


• Alat gali muat top soil: Excavator Komatsu PC 500 LCSE
• Alat gali muat overburden : Excavator Komatsu PC 500 LCSE
• Alat angkut soil dan ob : Scania P 360 XT, Hino FM 260 JD, Volvo FMX 400
• Alat pendukung : Excavator Komatsu PC 200, Buldozer , Grader, Water Truck, Fuel Truck,
Tower Lamp, Mine haul, Lube Truck, LV
KESIMPULAN

3. Produktivitas Top Soil


• Excavator Komatsu PC 500 untuk alat gali muatnya adalah 239,58 BCM/jam
• Scania P 360 XT sebagai alat angkut top soil adalah 47,651 BCM/jam dengan jarak tempuh 2200 m

4. Produktivitas Over burden


• Excavator Komatsu PC 500, pada jarak 3000 m 321.88 BCM/jam
• Excavator Komatsu PC 500, pada jarak 3200 m adalah 301.05 BCM/jam
• Hino FM 260 JD, pada jarak 3000 m adalah 26,936 BCM/jam
• Volvo FMX 400, pada jarak 3200 m adalah 32,134 BCM/jam
KESIMPULAN

5. Match Factor (Faktor Keserasian Alat


Top Soil
• Excavator PC 500 LCSE dengan unit Scania P 360 XT dengan jarak angkut 2200 m adalah 0,88

Overburden
• Excavator PC 500 LCSE dengan Hino FM 260 JD dengan jarak angkut 3000 m adalah 0,63
• Excavator PC 500 LCSE dengan Volvo FMX 400 dengan jarak angkut 3200 m adalah 0,64
6. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
• Pengaruh lebar jalan, kemiringan jalan, dan perawatan jalan
• Pengaruh curah hujan
• Pengaruh pemasangan alat angkut terhadap produktivitas excavator
• Pengaruh sumber daya manusia
SARAN

• Kemiringan jalan di Pit BK 22 agar dibuat tidak melebihi rekomendasi maksimal jalan yang
diberikan sebesar 8% atau memiliki kemiringan sudut tidak lebih dari 4,57 derajat.
• Memaksimalkan perawatan jalan menggunakan peralatan pendukung seperti dozer dan
grader serta water truck agar kondisi jalan angkut semakin optimal dan dapat mengurangi
cycle time dari dumptruck.
• Melakukan perbaikan front loading oleh dozer/grader untuk menanggulangi terjadinya dt
yang sulit bergerak ketika dt ingin hauling
• Setelah hujan selesai diupayakan secepatnya melakukan perawatan jalan agar tidak banyak
memakan waktu slippery dan produktivitas dapat berjalan lebih cepat lagi agar dapat
mengejar target.
SARAN

• Perlunya pengawasan yang maksimal terhadap para pekerja untuk mengurangi kehilangan
jam kerja yang tidak perlu, sehingga memudahkan untuk pencapaian target produksi
• Memasang dan menghitung dumptruck pada jumlah yang tepat guna mencapai match factor
sebesar 1
• Melakukan evaluasi efisiensi kerja peralatan dan operator serta perbaikan kondisi kerja alat
di lapangan terutama jalan angkut daripada melakukan penambahan alat secara perhitungan
teoritis 2 kali jumlah alat yang tersedia. Ketika cycle time dt semakin baik kita cukup
membutuhkan sedikit dumptruck saja
• Pengawas memberikan apel pagi yang bervariatif agar dapat menumbuhkan motivasi dan
suasana kerja yang maksimal demi tercapainya pencapaian bersama
TARGET PRODUKSI OVERBURDEN
PIT BK-22

TARGET/HARI
EXCAVATOR Teoritis (BCM/Shift) Aktual BCM/Shift)
Excavator Komatsu 8555 PC 500 x Hino FM 260 JD 3218.8 2606
Excavator Komatsu 8552 PC 500 x Volvo FMX 400 3010.5 1239
Excavator Komatsu 8555 PC 500 x SCANIA P 360 XT 2395.8 2955
TERIMAKASIH
PT. TUNAS JAYA PERKASA
“Untuk waktu, kesempatan, pengalaman, serta segala bentuk
pembelajaran yang telah diberikan”

Anda mungkin juga menyukai