Anda di halaman 1dari 12

HAUL ROADS SAFETY / KESELAMATAN

DI JALAN HAULING (BAGIAN 2)


APRIL 15, 2015 RIDHARENALD1 LEAVE A COMMENT

Pada lokasi kecelakaan fatal tambang diatas, anda melihat kendaraan pickup merah milik
foreman. Truk besar yang berada dilatar belakang gambar ialah truk yang melindas pickup
tersebut. Kejadian bermula ketika foreman tersebut mengendarai pickup. Dia memanggil supir
haul truck dan berkata bahwa dia akan menggantikannya. Foreman akan mengendarai truk besar
untuk sementara waktu. Dia menghampiri truk besar, memarkirkan kendaraannya pada ujung sisi
kanan depan, jalan mengelilingi truk besar dan masuk ke kabin supir. Supir truk tersebut turun
dan baru masuk kedalam pickup ketika foreman maju dan melindas pickup yang baru saja
foreman tersebut parkirkan. Karena dia tidak dapat melihat pickup, dia lupa akan hal tersebut.
Bahkan bendera pada “buggy whip” pickup tidak bisa mengingatkan foreman.
Pada kejadian fatal ini sebuah kendaraan service (lebih besar dari pickup) terlindas oleh haul
truck besar. Orang didalam kendaraan service meninggal dunia. Kendaraan tersebut juga
terbakar setelah haul truck melindasnya.

Ini merupakan foto kejadian fatality. Ford Bronco ini menabrak bagian belakang sebuah truk
kapasitas 300 ton yang sedang parkir dengan perkiraan kecepatan sekitar 80 km per jam (50 mil
per jam).
Ini merupakan kejadian nonfatal accident yang terjadi ketika ban kiri belakang sebuah front-end
loader melindas mobil. Tragisnya, orang yang mengendarai mobil adalah ayah dari orang yang
mengoperasikan front-end loader. Dia selamat, tetapi diperlukan waktu 3.5 jam untuk
mengeluarkannya dari mobil.

Ini adalah pandangan lokasi kejadian yang lebih luas, dimana ban belakang sebelah kiri loader
melindas bagian kursi depan mobil. Untuk menarik mobil mereka harus mendongkrak loader
tersebut karena mereka tidak bisa langsung menariknya. Anda dapat lihat ada beberapa material
dibawah loader yang menghalangi. Kemudian mereka harus memotong atap mobil untuk
mengeluarkan korban.
Ini adalah sudut pandang lain dari kejadian kecelakaan yang sama. Mereka harus menarik mobil
dari kolong loader.

Hal ini memperlihatkan bahaya lainnya yang terkait dengan haul truck besar. Perhatikan bahwa
sebelum bemper mengenai ban kendaraan didepan, vessel/bak truk sudah berada di kabin truk
yang dibelakang. Sering kali truk yang didepan mundur dan mengenai truk yang ada dibelakang,
bukannya truk yang dibelakang menabrak truk yang didepan. Pada beberapa truk yang lebih
baru, kabin operator berada pada lebih dari 8 meter (25 kaki) dari atas permukaan tanah, jadi hal
ini menyulitkan untuk dapat mengindari dari cedera.

Lebar jalur hauling yang direkomendasi


MSHA tidak memiliki aturan mengenai seberapa lebar jalan hauling seharusnya. Pendekatan
yang dilakukan MSHA mengenai lebar jalan ialah, jika jalan cukup lebar untuk beroperasi aman
maka anda dapat menggunakannya. Jika tidak cukup lebar untuk digunakan secara aman,
misalnya untuk jalur dua arah, maka anda hanya boleh menggunakannya untuk satu jalur.
MSHA’s Haul Road Inspection Handbook (PH99-I-4) mencakup rekomendasi lebar jalan
hauling. Pertama-tama anda harus mengidentifikasi lebar dari kendaraan yang paling lebar yang
akan melalui jalan tersebut. Sebagai contoh, yang ini memiliki lebar 4 meter (12 kaki). Jika kita
menginginkan jalan satu jalur kiya memulainya dengan 4 meter (12 kaki) untuk jalur tersebut.
Lalu untuk membuat jalur tersebut aman kita tambahkan setengah dari lebar truk, pada contoh ini
2 meter (6 kaki), sebagai area terbuka pada kedua sisi dari jalur 4 meter (12 kaki). Yang
menghasilkan jalur dengan lebar 8 meter (24 kaki). Jadi lebar jalan yang direkomendasi untuk
satu jalur ialah dua kali lebar dari kendaraan yang terlebar yang melewati jalan tersebut.

Sekarang jika kita memiliki lalu lintas dua jalur (seperti yang biasanya kita lakukan) kita ambil
ukuran lebar dari kendaraan yang terlebar, dan membuat jalur untuknya. Kita juga harus
memiliki 2 meter (6 kaki) pada setiap sisi pada jalan yang memiliki lebar 4 meter (12 kaki). Lalu
untuk area ditengah, dalam hal ini 2 meter (6 kaki), dapat digunakan bersama. Jadi untuk jalan
dua jalur anda harus memiliki jalan yang memiliki lebar 3.5 kali dari lebar unit yang paling lebar
(dalam kasus ini 14 meter atau 42 kaki).
Jalan ini didesain dengan sangat baik. Memiliki lebar yang cukup. Anda dapat lihat bahwa ada
beberapa tipe peralatan berbeda pada jalan ini. Jalan yang mulus, jarak pandang yang baik, dan
memiliki tanggul yang baik.

Berikut ini beberapa contoh lainnya dari jalan yang direncanakan dengan baik. Jalan yang
memiliki lebar cukup dan jarak pandang yang sangat baik.
Ini merupakan contoh jalan yang tidak baik. Tidak dipadatkan, dan memiliki lebar yang hanya
cukup untuk dilalui satu kendaraan. Truk beroperasi disisi lereng yang harus dirawat. Tidak
cukup lebar untuk bisa berselisihan antar kendaraan, dan memiliki jarak pandang yang buruk.
Jalan ini tidak direncanakan dengan baik; ini hanya “terjadi” setelah berjalan beberapa tahun.
Coba perhatikan, bahwa satu truk harus mendekat ke tebing supaya bisa berselisihan dengan truk
lainnya. Tidak ada jarak yang aman antar truk ketika mereka bertemu. Dalam kasus ini kurang
dari 30 cm jarak antar spion. Juga perhatikan bahwa jalan bertambah sempit, yang menyebabkan
tidak cukup ruang untuk dapat dibuat tanggul yang baik.
Ini merupakan jalan yang memiliki lalu lintas yang padat. Mereka harus memotong lereng
mundur ke belakang untuk dapat membuat jalan yang memiliki lebar yang cukup. Satu solusi
untuk masalah ini ialah – hanya menggunakan jalan untuk satu jalur. Ketika kendaraan akan
keluar, kendaraan lainnya harus menunggu sampai jalan bisa dilewati.

Jalan hauling ini berada dekat dengan lereng yang sangat berbahaya. Jika memungkinkan, jalan
hauling seharusnya tidak berdekatan dengan lereng. Jika anda memposisikan jalan hauling
disamping lereng, anda harus merawat lereng tersebut sehingga tidak ada material yang dapat
jatuh. Dinding itu harus dirapikan, dipotong, dan diberi penopang sehingga tidak ada material
yang jatuh, jika anda akan tetap memposisikan jalan disamping lereng. Pernah ada kejadian
fatality ketika batu berdiameter 20 cm (8 inchi) jatuh dari puncak lereng. Pada saat mobil pickup
foreman lewat, batu tersebut masuk kedalam kabin dan mengenai kepala foreman.

Satu jalur lalu lintas digunakan dilokasi ini. Truk tanpa muatan yang berada disisi kanan sedang
parkir dan menunggu truk bermuatan untuk keluar. Hal ini memaksa truk bermuatan untuk
mengarah pada sisi luar (sisi kiri dari jalan) yang merupakan sisi jalan terlemah. Sehingga anda
mendapati truk yang paling berat berada pada bagian jalan yang terlemah. Supir dari truk tanpa
muatan harus berada pada posisi yang lebih baik untuk menunggu, sehingga truk yang bermuatan
tidak berada di lokasi yang berbahaya.

Tambang ini menggunakan pola lalu lintas sebelah kiri, yang dalam hal ini, menempatkan truk
tanpa muatan pada sisi yang benar, yaitu pada sisi jalan yang lebih lemah. Lalu lintas-kiri
memiliki keunggulan dengan memposisikan kabin operator pada sisi yang berlawanan dari lalu
lintas yang berlawanan. Jika terjadi tabrakan adu kepala atau dari samping, kabin operator tidak
akan menabrak kabin operator lainnya.

Setiap saat anda membuat belokan di jalan hauling anda harus membuatnya menjadi lebih lebar
dibandingkan dengan lebar jalan yang lurus, karena roda bagian belakang jalurnya tidak sama
dengan jalur ban bagian depan sewaktu berbelok. Roda bagian belakang memotong sudut dengan
lebar tertentu. Belokan harus lebih lebar dibandingkan dengan jalan lurus untuk memberikan
ruang yang cukup pada bagian sisi jalan.

Anda mungkin juga menyukai