Anda di halaman 1dari 6

OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-05

Effective : 1 Juli 2022


PEMBUATAN JALAN TAMBANG Revision : 0
Page : Page 2 of 7

TUJUAN

1.1 Menetapkan Standar Kerja untuk pembuatan jalan tambang sesuai dengan kontrak dan
Kidah-kaidah pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lindungan Lingkungan
yang baik dan benar.

RUANG LINGKUP

1.2 Instruksi standar kerja ini berlaku bagi semua karyawan PT. ANSAF dan Kontraktornya di
wilayah Ijin Usaha Pertambangan Batubara PT. ANSAF

1.3 Prosedur ini berlaku untuk kegiatan dalam pembuatan jalan angkut untuk overburden dan
batubara diwilayah Ijin Usaha Pertambangan PT. ANSAF.

RESIKO

Resiko Pengendalian Resiko Indikator Kinerja (KPI)


• Proses pembuatan jalan • Monitoring / inspeksi • Terlaksananya inspeksi harian
tambang tidak sesuai pengawas terhadap
dengan rencana mutu, K3, kegiatan pembuatan jalan • Hasil Assesment terhadap jalan
dan Lingkungan tambang yang baru dibuat dan desain
jalan yang dibuat Mine Plan
• Geometri jalan tidak • Pembuatan jalan sesuai
terbentuk / tidak sesuai desain
desain

REFERENSI

1.4 Kepmentamben no. 1827 K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik

1.5 Standar OHSAS 18001:2007, Klausul 4.4.6 Pengendalian Operasional

1.6 Standar ISO 9001:2015, Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional

1.7 Standar ISO 14001:2015, Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-05
Effective : 1 Juli 2022
PEMBUATAN JALAN TAMBANG Revision : 0
Page : Page 3 of 7

DEFINISI

1.8 Bulldozer adalh alat mekanis yang berfungsi untuk mendorong atau merobek dan mendorong
material.

1.9 Excavator adalah alat mekanis yang berfungsi utnuk menggali material.

1.10 Top Soil (Humus) adalah material tanah yang merupakan pelapukan material batu pasir atau
batu lempung, batu lanau dan batu lainnya yang terletak di lapisan paling atas dengan
ketebalan 60cm – 150cm, berwarna kuning dan lunak yang merupakan zona pengakaran
pohon.

1.11 Material Kompeten adalah material yang baik untuk dipakai sebagai bahan timbunan, kadar
air sedikit dan keras.

1.12 Jalan angkut adalah jalan yang digunakan untuk mengangkut material tambang, baik berupa
Overburden maupun product batubara, atau yang lainnya.

1.13 Grade Jalan adalah kemiringan suatu jalan angkut yang biasanya diukur dalam persen

1.14 Super elevasi adalah kemiringan jalan angkut ditikungan yang bertujuan mengurangi gaya
dorong keluar (centrifugal) dump truck

1.15 Safety berm adalah tanggul pengaman dipinggir jalan angkut

TANGGUNG JAWAB

1.16 Directur dan Manager Proyek bertanggung jawab untuk menyediakan sarana dan prasaran
kerja.

1.17 Bagian perencana tambang bertanggung jawab membuat desain sebuah rencana pembuatan
jalan yang layak dan aman dipergunakan.

1.18 Pengawas bertanggung jawab memastikan penggunaan peraralatan keselamatan kerja


bawahannya serta memberikan pengarahan sebelum pekerjaan dimulai.
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-05
Effective : 1 Juli 2022
PEMBUATAN JALAN TAMBANG Revision : 0
Page : Page 4 of 7

1.19 Pekerja bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai arahan atasan dan mengikuti
SOP.

PROSEDUR

1.20 PERALATAN KESELAMATAN KERJA

Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan adalah :

a. Safety shoes (Sepatu safety)

b. Safety Helm (Helm safety)

c. Baju ber-reflektor / rompi reflektor

d. Masker debu jika diperlukan.

1.21 PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN

a. Bulldozer

b. Excavator

c. Dump Truck

d. Motor Grader

e. Compactor

1.22 PROSEDUR

6.3.1 Bagian perencana tambang PT. ANSAF atau kontraktor harus memberikan Desain
Gambar rencana pembuatan jalan kepada pengawas Sipil atau Produksi sebagai
pelaksana pekerjaan serta menjelaskan tentang dimensi jalan, urutan pekerjaan
pembuatan jalan dan lain-lain.

6.3.2 Dimensi perencanaan jalan harus memuat hal-hal tentang keselamatan


penggunanya yang dijelaskan seperti dibawah ini :
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-05
Effective : 1 Juli 2022
PEMBUATAN JALAN TAMBANG Revision : 0
Page : Page 5 of 7

• Lebar jalan : ((nx1.5)+0.5) x lebar unit terbesar dalam


meter

n = jumlah jalur yang dilalui

• Grade / kemiringan tanjakan : Maksimal 10 %


dan turunan

• Tinggi tanggul jalan / tinggi : ¾ dari tinggi ban unit paling besar yang
Safety berm lewat

• Lebar tanggul bagian atas : 1 x tinggi tanggul

• Kemiringan tanggul (dalam) : 70-90 derajat

• Kemiringan tikungan : Searah dengan tikungan jalan

• Permukaan jalan : Cembung dengan kemiringan 1 – 2 %

6.3.3 Design jalan tidak boleh dibuat tebing dengan material yang mudah longsor.

6.3.4 Design jalan tidak boleh menutup saluran-saluran air tetapi harus diberi gorong-
gorong atau saluran airnya dialihkan supaya tidak terjadi genangan air.

6.3.5 Sebelum pekerjaan dimulai maka, daerah yang akan dibuat jalan harus diukur atau
disurvey terlebih dahulu untuk mendapatkan data topografinya.

6.3.6 Setelah pekerjaan selesai maka harus dilakukan pengecekan dengan


menggunakan alat survey untuk memastikan semua kriteria jalan yang
dipersyaratkan sesuai dengan perencanaan.

6.3.7 Jika pekerjaan harus dilakukan pemotongan / penggalian tanah maka top soil
harus di kupas terlebih dahulu (lihat SOP Penggalian dan Penempatan Top Soil /
humus)

6.3.8 Jika akan dilakukan penimbunan tanah atau material didaerah rawa maka, harus
dilakukan clearing dan grubbing.
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-05
Effective : 1 Juli 2022
PEMBUATAN JALAN TAMBANG Revision : 0
Page : Page 6 of 7

6.3.9 Penimbunan harus dilakukan menggunakan material yang kompeten.

6.3.10 Saluran air harus dibuat dengan jumlah yang memadai dan diposisi yang tepat,
supaya jika hujan air tidak menggenang dijalan.

6.3.11 Untuk jalan yang dibuat di dalam PIT, baik itu bersifat temporary ramp atau
permanent ramp dimana terdapat lapisan batubara yang melintas dijalan tersebut
agar tidak terjadi loose coal akibat batubara terinjak unit yang melintas maupun
road maintenance oleh grader atau bulldozer, maka untuk lapisan batubara yang
melintas dijalan tersebut harus di V-CUT dengan ± kedalaman 0.5 - 1 M.

6.3.12 Memastikan bahwa kemiringan jalan tambang tidak melebihi batas maksimal 10
% dan apabila melebihi maka harus dilakukan identifikasi bahaya dan dibuat
pengumuman tentang larangan maupun ketentuan apabila melewati jalur tersebut,
yang dikomunikasikan keseluruh pengguna jalur.

Atau Grade jalan masih > 10% (karena sedang progress construct atau
permasalahan sequence) kemiringan tikungan (superelevasi) tidak sesuai
dikarenakan mengatur drainage, posisi jalan yang menyempit dll. Hal tersebut bisa
tetap layak digunakan apabila dilengkapi dengan rambu peringatan atau
pengendalian lainnya dengan sudah mempertimbangkan dampak resiko yang ada
dan masih dalam batas toleransi.

6.3.13 Setelah pembuatan jalan selesai, maka segera diberi rambu-rambu lalulintas
tambang.

6.3.14 Setelah rambu-rambu lalulintas tambang selesai dipasang maka harus dilakukan
assesment / penilaian bersama-sama antara PT. ANSAF dan kontraktor tentang
kelayakan jalan tersebut dengan menggunakan form ANSAF-FM-PROD-020, dan
dibuatkan Berita Acara Assesment.

6.3.15 Jika dari hasil assesment jalan layak di pakai maka harus diresmikan oleh KTT PT.
ANSAF dengan memberitahukan melalui surat atau email kepada PT. ANSAF dan
Kontaktor untuk dimulainya penggunaan jalan tersebut.

6.3.16 Jika dari hasil assesment bersama jalan tersebut belum layak untuk keselamatan
OPERATION DEPARTEMENT Doc : AIR-PR-OPR-05
Effective : 1 Juli 2022
PEMBUATAN JALAN TAMBANG Revision : 0
Page : Page 7 of 7

maka harus diperbaiki kembali dan dilakukan assesment ulang.

KEADAAN BAHAYA
BILA TERJADI KEADAAN DARURAT SEGERA HUBUNGI PENGAWAS/SUPERVISOR MELALUI
NOMOR RADIO 150.275.BERITAHU LOKASI, NAMA ANDA DAN DIMANA LOKASI ANDA BERADA.
DOKUMEN TERKAIT.

No. Dokumen Dokumen terkait

No. Lampiran Dokumen Terkait

9. RIWAYAT REVISI DOKUMEN

Anda mungkin juga menyukai