PERTAMBANGAN (SMKP)
Oleh
NIM 15020133
LEMBAR PENGESAHAN
PERTAMBANGAN (SMKP)
Oleh
15020133
Dosen Pembimbing
Duliman M.KKK
iii
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi:
Nama lengkap : Awwal Hajarul Tahir
Tempat/Tanggal lahir : Soroako, 18 November 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tinggi Badan : 170
Berat Badan : 98 kg
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Villa Danau Matano Jl. Nyato Blok c1 No. 26
Soroako - Sulawesi Selatan
E-mail : hirtahir8@gmail.com
No Handphone : 081293452127
Pendidikan Formal:
1. SD YPS Singkole Soroako : 2004-2008
DAFTAR ISI
LAPORAN KERJA PRAKTEK ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta area PT. Vale Indonesia Tbk .................................................................... 10
DAFTAR SINGKATAN
KK : Kontrak Karya
KO : Keselamatan Operasi
ABSTRAK
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu persyaratan yang ditetapkan
dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi
oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal
tersebut serta dalam mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia telah
ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yang memberikan gambaran masyarakat Indonesia
di masa depan, dimana penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,
memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang tinggi.
PT. Vale Indonesia Tbk, sebagai perusahaan produsen nickel terbesar diindonesia sadar
akan pentingnya tanggung jawab terhadap lingkungan, kesehatan, dan juga keamanan
dalam setiap kegiatan operasionalnya. Kesadaran ini dibuktikan dengan selalu berupaya
menjalankan dan mengoptimalkan setiap kebijakan-kebijakan pemerintah khususnya yang
terkait dengan K3 termasuk tentang Penerapkan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan (SMKP). SMKP diimplementasikan sebagai suatu system terintegrasi untuk
mencegah terjadinya kesalahan (error) yang dapat menimbulkan suatu kecelakaan dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam lingkungan kerja.
Penerapan SMKP di PT. Vale Indonesia Tbk. dimulai sejak tahun 2014 yakni sejak pertama
kali di keluarkan oleh pemerintah melalui PERMEN ESDM No. 38 Tahun 2014. Tahap-
tahap penerapan SMKP dimulai dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan sosialisasi,
membentuk tim komite keselamatan pertambangan, mengembangkan dokumen-dokumen
seperti prosedur dan kebijakan kebijakan internal perusahaan, penerapan SMKP
dilapangan, melakukan evaluasi dan audit serta melaksanakan tinjauan manajemen yang
bertujuan untuk menghasikan kebijakan kebijakan baru sebagai rujukan untuk melakukan
perbaikan berkelanjutan (continuous improvement)
Kata Kunci: PT.Vale, SMKP, Kesehataan, Audit, Tinjauan Manaejmen
ix
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek
(KP) di PT Vale Indonesia, Tbk. Laporan KP ini berjudul Penerapan Sistem Manajemen
Laporan ini dibuat sebagai bukti kegiatan Kerja Praktik di PT Vale Indonesia telah selesai
dilaksanakan yang dimulai sejak tanggal 28 Januari sampai dengan 6 Maret 2019.
Kegiatan KP dan penyelesaian laporan ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan batuan
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampikan ucapan
terimakasih kepada.
1. Ibu Ir. Hj. Hanifah Handayani, M.T, selaku ketua Yayasan Bina Islamy.
2. Bapak H. Drs. Nahdudin Islamy, M.Si, selaku Direktur Akamigas Balongan,
Indramayu.
3. Bapak Amiroel Pribadi, BSC, SKM, MM. MKKK, selaku Ketua Program Studi Fire
and Safety Akamigas Balongan Indramayu.
4. Bapak Duliman M. KKK selaku dosen pembimbing.
5. Bapak Budiwansyah, selaku Direktur HSE PT. Vale Indonesia Tbk.
6. Bapak Kusnu Hariyanto, selaku dosen pembimbing lapangan I.
7. Bapak Al Sadat, selaku dosen pembimbing lapangan II.
8. Seluruh Staff HSE Dept. PT. Vale Indonesia,Tbk
9. Kedua Orang Tua dan teman-teman yang membantu dalam membuat laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna
adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien, dan produktif. Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya
disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.
pertambangan pada tahun 2014 bersamaan dengan di release-nya Permen Nomor 38 Tahun
(SMKP). SMKP ini bersifat wajib (mandatory) di jalankan oleh semua perusahaan
sistem manajemen keselamatan yang sudah ada baik dari dalam maupun luar negeri seperti
: OHSAS 18001, SMK3, AS/NZS 4801:2001, APOSHO Standar 2000, DR 96311, Safety
PT. Vale Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1968 dengan nama PT. International
Nickel Indonesia. PT. Vale menjalankan kegiatan penambangan dan pengolahan nikel
matte secara terintegrasi di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Selama
lima dekade beroperasi PT Vale telah menjadi perusahaan tambang nikel terbesar di
Indonesia dan menjadi bagian dari rantai pasokan nikel dunia. Produksi nikel matte PT
2
Vale memasok 5% kebutuhan nikel global. Sejak tahun 2014 PT Vale Indonesia telah
Pertambangan dengan tunjuan agar tercapainya target keselamatan kerja yaitu zero harm
1.2 Tema
Tema Kerja Praktek yang dibahas dalam laporan ini yakni mengenai “Penerapan
Indonesia Tbk.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui secara umum bagaimana PT. Vale Indonesia Tbk. menerapan Sistem
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Perusahaan
1. Membantu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari khususnya terkait dengan K3 di
2. Perusahaan (PT. Vale) mendapatkan data dan informasi mengenai Kerja Praktek yang
(PT. Vale) dengan Akamigas Balongan khusunya Program Studi Fire and Safety.
3
Kerja Praktek sebagai upaya dalam peningkatan keterkaitan dan kesepadanan antara
substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang
2. Mengimplementasi kurikulum Fire and Safety yang sesuai dengan kebutuhan yang
nyata di lapangan.
2. Dapat mengetahui berbagai masalah dan solusinya dari berbagai peristiwa di lapangan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
Menurut Permen ESDM No. 38 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 1, Sistem Manajemen
Minerba, adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko keselamatan pertambangan yng terdiri atas keselamatan dan
Pertambangan dasar hukumnya adalah Permen ESDM no. 38 tahun 2014 tentang
4. Menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, nyaman, dan efisien untuk meningkatkan
produktivitas.
SMKP.
menerapkan SMKP.
1. Perusahaan pertambangan yang memegang IUP, IUPK, dan IUP Operasi produksi
khusus untuk pengolahan
perusahaan pertambangan wajib memiliki Kepala Teknik Tambang (KTT) dan untuk
atau modifikasi untuk metode proses atau material untuk menghilangkan bahaya secara
bahan, sistem atau prosedur yang berbahaya dengan yang lebih aman atau kurang
dari pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia dengan presentasi
pengendalian 50%. Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau
peralatan.
2.5.3 Administrative
Teknik pengendalian administrative adalah teknik menyesuaikan waktu atau
kondisi paparan resiko. Dan ditujukan dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan,
dengan dikendalikan metode kerja yang diharapkan orang akan mematuhi, memiliki
kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman dengan
Penggunaan APD sebagai salah satu cara untuk mengurangi resiko kecelakaan adalah
sebagai mana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja. APD sebagai mana
yang dimaksud pada pasal 2 tersebut adalah: pelindung kepala, pelindung mata dan muka,
APD merupakan hal yang paling tidak efektif dalam pengendalian bahaya, dan
APD hanya berfungsi untuk mengurangi resiko dari dampak bahaya dan presentasi
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Objek Kegiatan Kerja Praktek
Adapun objek dalam kegiatan Kerja Pratek (KP) di PT.Vale Indonesia Tbk. Adalah
Pertambangan.
laian
2. Melakukan interview dan tanya jawab dengan karyawan, staff, operator–operator yang
terkait dengan PT. Vale Indonesia Tbk., dan termasuk ke pembimbing sebagai
objek tempat Kerja Praktek dalam hal ini adalah PT Vale Indonesia. Studi yang dilakukan
PT Vale juga menjadi bahan kajian penulis untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Berdirinya PT. Vale Indonesia Tbk
PT. Vale Indonesia didirikan pada bulan Juli tahun 1968 dengan nama PT.
Indonesia menandatangani kontrak karya (KK) yang merupakan lisensi dari pemerintah
Sejak saat itu PT Vale Indonesia mulai membangun smelter di daerah soroako,
PT. Vale Indonesia merupakan salah satu perseroan yang didirikan berdasarkan
UU Republik Indonesia. Pada tanggal 25 Juli 1968, kontrak karya yang terinci
ditandatangani oleh pimpinan perusahaan dan pemerintah Indonesia. Kontrak karya yang
disetujui bersama ini menguraikan syarat dan kondisi eksplorasi penambangan, pelestarian
serta pengembangan masyarakat bagi warga Negara Indonesia untuk memiliki 20% dari
saham PT. VALE. Kontrak karya ini ditetapkan berlaku selama 30 tahun (terhitung sejak
januari 1996, KK tersebut telah diubah dan diperpanjang masa berlakunya hingga 28
Desember 2025.
menggunakan standar global dalam menciptakan nilai jangka panjang, melalui keunggulan
berkelanjutan.
1. Mengoperasikan tempat kerja yang aman dan sehat, yang mencerminkan pelayanan
2. Memberikan hasil yang kompetitif dan berkesinambungan bagi para pemegang saham
yang terletak di Malili, kurang lebih berjarak 60 km arah selatan dari Sorowako.
Selama lebih dari tiga dekade sejak kontrak karya ditandatangani dengan
Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1968, perseroan telah menyediakan pekerjaan
Secara umum wilayah kontrak kerja PT. VALE mencapai 118, 435 Ha dari 3
Provinsi yang terdekat dengan Sorowako, yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan
kontrak jangka panjang untuk dimurnikan di Jepang. Daya saing PT. Vale terletak pada
cadangan bijih dalam jumlah besar, tenaga kerja yang terampil dan terlatih baik, listrik
tenaga air berbiaya rendah, fasilitas produksi yang modern dan pasar yang terjamin untuk
produknya.
11
BijihNickel Laterite yang ditambang oleh PT. Vale mengandung unsur Ni berkadar
rata-rata 1,9% (1,5 – 2,1) disamping unsur kimia lainnya. Grade atau kadar nikel yang
diperoleh dalam prakteknya tergantung pada daerah-daerah yang ditambang atau lapisan
Untuk mendapatkan nikel dari bijih laterit dapat kita peroleh melalui proses:
1. Pyrometalurgy adalah proses pengolahan bijih nikel dengan menggunakan panas atau
api.
kimia.
Proses yang digunakan dalam pabrik pengolahan PT. Vale adalah proses
pyrometalurgy, yaitu suatu proses yang menggunakan panas atau api untuk memperoleh
logam nikel dalam bentuk nikel sulfida berkadar minimal 75% murni (Nickel Matte).
Kegiatan penambangan nikel PT. Vale, tbk dilakukan pada Pegunungan Verbeek,
Sulawesi Selatan yaitu dibukit-bukit dengan ketinggian antara 500-700 meter dari
permukaan laut, dimana cadangan mineral tambang tersebut terbagi dalam dua:
12
melakukan penebangan pohon pada daerah yang akan ditambang. Selanjutnya dilakukan
4.5.1.2 Stripping
Pada tahap ini dilakukan proses pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden
yang digunakan pada daerah purna tambang atau lahan terbuka sebagai dasar bagi tanaman
penghijauan dalam rangka menghutankan kembali (revegetation) area tambang, selain itu
pula juga digunakan untuk pengendalian erosi. Setelah proses stripping selesai dilanjutkan
dengan kadar sedang hingga kadar tinggi yang ekonomis untuk tambang. Alat angkutan
yang digunakan adalah kendaraan berat truk pengangkut jenis triple seven (777), pengeruk
(excavator) dan shovel. Bijihh nikel kadar sedang yang bisa disebut Medium Grade
Limonate (MGL) kadar nikelnya 1,0% - 1,5% diangkut dan ditumpuk pada daerah tertentu,
sedangkan bijihh nikel berkadar tinggi (Saprolite Ore) dengan rata-rata mengandung 1,8%
pada east block dan 2,1% pada west blok diangkut ke tempat penyaringan bijih (screening
station).
ukuran 18” dibuang, fraksi + 18” dan + 6” dipisahkan. Hasil akhir adalah fraksi – 6” yang
diambil dan siap diolah oleh pabrik. Fraksi ini diangkut ke pabrik atau ke penimbunan
kemudian diangkut ke stockpile dengan tujuan sebagai tempat penyimpanan ore untuk
mengurangi kadar air yang terkandung dalam bijihh ore tersebut dan terjadi penyeragaman
mendapatkan nikel matte (setengah jadi) dengan kadar Ni 78% - 80%, Fe< 0,75%, S 18,5
– 22% dan Co 1,4 %. Produk akhir dari pengolahan tersebut diperoleh melalui beberapa
sebagian) yang dilakukan untuk mengurangi kadar air dalam ore (bijihh laterit) dari 35% -
persenyawaan oksidanya dan dilanjutkan dengan proses sulfidasi untuk mengikat logam
bebas menjadi logam sulfida. Sampai saat ini PT. VALE telah mengoperasikan 5 buah Kiln
1. 50% panjang tanur adalah daerah pengering lanjutan (penguapan air), disebut juga
Drying Zone, merupakan tahap awal dari proses reduksi untuk menghilangkan air yang
2. 30% panjang tanur berikutnya adalah daerah pemanasan solid preheating zone,
(8000C) dan mempersiapkan ore untuk menghilangkan air kristalnya. Temperatur gas
3. 20% panjang tanur berikutnya adalah daerah kalsinisasi dan reduksi. Pada daerah
kalsinasi terjadi penghilangan air kristal yang terkandung dalam ore sehingga
temperatur ore dijaga 800 – 8500C. Sedangkan pada daerah reduksi terjadi reduksi
kalsinasi reduksi sehingga terbentuk fase lelehan matte dan terak (slag).
dengan cara mengikat besi (Fe) menggunakan silica flux kemudian membuang fase terak
(Conventer Slag) dan hasil akhir adalah nikel matte yang kemudian digranulasi,
Jepang yang merupakan konsumen dengan “kontrak pasti beli”. Produk akhir dari nickel
jadi) dengan kandungan sebesar 78 %. Setelah itu di packing dalam kantong dengan berat
setiap kantong sebesar 3 ton, lalu diekspor konsumen melalui Pelabuhan Balantang.
18
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Implementasi SMKP di PT. Vale Indonesia Tbk
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) di PT. Vale
Indonesia Tbk. dimulai pada tahun 2014 sejak pertamakali di keluarkan oleh kementrian
ESDM melalui PERMEN ESDM No. 38 Tahun 2014. Penerapan SMKP ini merupakan
4. Menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, nyaman, dan efisien untuk meningkatkan
produktivitas.
4. disahkan oleh pimpinan perusahaan atau KTT untuk perusahaan jasa pertambangan
6. Job Safety Analysis (JSA) dibuat dan digunakan untuk pekerjaan / tugas yang belum
4. evaluasi kepatuhan terhadap penggunaan dan perawatan alat pelindung diri dan alat
keselamatan
pencahayaan, kualitas dan kuantitas udara kerja, radiasi, faktor kimia, faktor biologi,
6. pemeliharaan dan kalibrasi alat pemeriksaan, ukur, dan uji lingkungan kerja
7. prosedur pengelolaan tata graha (housekeeping) tempat kerja. Pengelolaan tata graha
penataan, sanitasi
20
kerja, Cakupan pengelolaan kesehatan kerja, dan data diagnosa dasar untuk penentuan
Kuratif, Rehabilitatif.
3. pengelolaan kesesuaian tempat kerja, peralatan, dan lingkungan tempat kerja dengan
7. pemantauan kesehatan secara berkala pekerja tambang yang bekerja pada tempat kerja
yang memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan kerja termasuk tingkat kelelahan
(fatigue)
pneumatic bahan bakar cair, gas, air, proteksi kebakaran, dan komunikasi
pemeliharaan / perawatan
pengamanan instalasi
kelayakan
pertambangan
2. kajian teknis untuk setiap perubahan atau modifikasi terhadap proses, sarana,
3. pelaporan hasil kajian teknis pertambangan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
berikut:
3. Kesesuaian gudang bahan peledak dengan jenis dan kapasitas bahan peledak
4. persetujuan gudang bahan peledak yang terletak di luar wilayah izin usaha
6. penyediaan personel dan fasilitas untuk menjamin keselamatan dan keamanan gudang
bahan peledak
bahan peledak
berikut:
pekerjaan peledakan
peledakan
24
peledakan
peledakan
7. persetujuan pengisian bahan peledak pada lubak ledak dan stemming pada malam hari
5.1.10.2 Perubahan
Untuk melakukan perubahan, harus mengikuti aturan sebagai berikut:
1. prosedur yang mengatur bahwa semua perubahan dan modifikasi perancangan dan
2. petugas yang memiliki kompetensi untuk melakukan identifikasi dan tinjauan ulang
kompetensi
pembelian
25
4. pertimbangan kebutuhan pelatihan, pasokan alat pelindung diri, alat keselamatan, dan
5. penjelasan diberikan kepada semua pihak terkait yang akan menggunakan sarana
pertambangan
berikut:
2. evaluasi akhir untuk semua penyelesaian kontrak dalam bentuk laporan kinerja
keselamatan pertambangan
darurat yang mungkin muncul sesuai dengan kategori dan jenisnya. Untuk rosedur
keadaan darurat agar lebih bias mengantisipasi keadaan darurat jika nanti suatu saat
bisa terjadi.
hasil identifikasi dan penilaian potensi keadaan darurat yang dilakukan berdasarkan
penanggulangan keadaan darurat dan alokasi sumber daya, sarana, dan prasarana yang
1. tim tanggap darurat yang memadai, memiliki kompetensi, dan selalu siap siaga telah
tersedia
2. sarana dan prasarana keadaan darurat yang memadai dan selalu siap digunakan telah
tersedia
4. setiap pekerja memahami tata cara pelaporan keadaan darurat dan cara penyelamatan
diri
6. akses bantuan dari pihak luar apabila diperlukan dalam penanganan keadaan darurat
telah tersedia
27
7. sarana dan prasarana keadaan darurat didaftar, diperiksa secara berkala, mudah
dilengkapi dengan:
1. peta, papan tulis, jam, daftar nama, dan nomor kontak anggota tim
3. pasokan tenaga listrik dalam keadaan darurat yang diperlukan untuk penerangan dan
peralatan komunikasi
menyiapkan Kotak P3K di area yang berpotensi banyak terjadi keadaan darurat. Lalu harus
memiliki prosedur penggunaan P3K. Kemudian mempunyai peralatan P3K yang mumpuni,
luar pekerjaan.
tertulis.
4. komitmen K3 Pertambangan
5. komitmen KO Pertambangan
5. bersifat dinamis
2. interaksi proses-proses
3. peraturan perundang-undangan
4. fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkenalkan serta
5. kondisi normal dan abnormal dan/atau kondisi proses serta potensi insiden dan
keadaan darurat selama siklus pemakaian produk dan/atau siklus lamanya proses
30
rekomendasi insiden
8. desain area kerja, proses, instalasi, peralatan, prosedur operasi dan organisasi kerja,
peralatan pertambangan
terintegrasi.
2. Kegiatan semua orang yang memiliki akses ke tempat kerja, termasuk yang dailakukan
5. Fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkanalkan, serta
kegiatan dan instalasi Perusahaan Jasa Pertambangan di dalam dan di luar lokasi kerja
6. Kondisi normal dan abnormal dan/atau kondisi proses serta potensi insiden dan
keadaan darurat selama siklus pemakaian produk dan/atau siklus lamanya proses
rekomendasi insiden
9. Bahaya-bahaya teridentifikasi yang berasal dari luar lokasi kerja, yang dapat
membahayakan keselamatan dan kesehatan orang di tempat kerja yang berada dalam
kendali Perusahaan
10. Bahaya-bahaya yang timbul di sekitar tempat kerja akibat kegiatan yang berkaitan
11. Infrastruktur, peralatan, dan bahan/material di tempat kerja yang disediakan oleh pihak
lain
12. Kewajiban hukum yang berkaitan dengan identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta
13. Desain area kerja, proses, instalasi, peralatan, prosedur operasi dan organisasi kerja,
14. Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan / perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan
2. Identifikasi bahaya, penilaian risiko, penentuan kriteria dan prioritas risiko, penentuan
1. Rekayasa
2. Administrasi
3. Praktek Kerja
pengendaliannya. Hasil dari pemantauan dan peninjauan terhadap proses penilaian risiko
akan dikomunikasikan.
Perusahaan
3. Daftar risiko
keluhan
program
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktek yang telah dilakukan oleh penulis selama 1 bulan
a. Bahwa PT. Vale Indonesia Tbk telah berkomitmen untuk selalu menerapkan SMKP.
b. PT. Vale Indonesia mengikuti semua alur prosedur yang dilampir di setiap program
pekerjaan.
c. Perusahaan jasa pertambangan yang memegang IUJP dan SKT tersebut di PT. Vale
6.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah penulis paparkan, maka saran yang
a. Karena PT Vale Indonesia sudah beroperasi sangat lama, maka tentu diperlukan
“peremajaan” di area seperti process plant atau di daerah yang peralatannya sudah
b. Pengawasan yang lebih terhadap para pekerja yang merupakan pekerja PT. Vale
Indonesia Tbk.
d. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya safety culture terutama bagi pekerja PT.
DAFTAR PUSTAKA
https://learnmine.blogspot.com/2015/01/manajemen-keselamatan-
pertambangan.html.
https://rochmadngeblog.wordpress.com/2017/02/12/permen-esdm-no-38-tahun-
2014-tentang-penerapan-smkp-minerba/.
http://satudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171003092617PERMENKEMEN
ESDMNomor38Tahun2014kemenesdmno38th2014.pdf.