Anda di halaman 1dari 9

1) 8 Unit Kompetensi POP

1) Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan terkait Keselamatan


Pertambangan
2) Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab Keselamatan Pertambangan pada
Area yang Menjadi Tanggung Jawabnya
3) Melaksanakan Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana
4) Melaksanakan Investigasi Kecelakaan
5) Melaksanakan Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko
6) Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan terkait
PerlindunganLingkungan
7) Melaksanakan Inspeksi
8) Melaksanakan Analisis Keselamatan Pekerjaan

2) Kaidah pertambangan yang baik meliputi:


kaidah teknik pertambangan yang baik & tata kelola pengusahaan pertambangan

3) Kaidah teknik pertambangan yang baik meliputi pelaksanaan aspek :


a) teknis pertambangan;
b) konservasi Mineral dan Batubara;
c) keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
d) keselamatan operasi pertambangan;
e) pengelolaan lingkungan hidup pertambangan,
f) Reklamasi, dan Pascatambang, serta Pascaoperasi;
g) pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun,
pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan

4) Kepala Teknik Tambang /KTT


seseorang yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi lapangan
pertambangan yang memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya
operasional pertambangan sesuai dengan kaidah teknik pertambangan yang baik.

5) Ketentuan keselamatan pertambangan


kegiatan dalam rangka mengendalikan keselamatan dan kesehatan kerja
pertambangan & keselamatan operasi pertambangan atau jika dirumuskan KP =
K3 + KO

6) Siapa yg bertanggung jawab terkait dengan Keselamatan Pertambangan?


Pemegang IUP/IUPK Eksplorasi, IUP/IUPK Operasi Produksi wajib melaksanakan
ketentuan keselamatan pertambangan

7) Dalam Melaksanakan Ketentuan KP Maka Pemegang izin bertanggung jawab :


a) Menyediakan segala peralatan, perlengkapan, alat pelindung diri, fasilitas,
personil, dan biaya yang diperlukan untuk terlaksananya ketentuan
keselamatan pertambangan;
b) Membentuk dan menetapkan organisasi bagian keselamatan pertambangan
berdasarkan pertimbangan jumlah pekerja, sifat, atau luas area kerja.

8) Minimal aspek dalam K3 Pertambangan :


a) Manajemen risiko;
b) Program keselamatan kerja
c) Pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja;
d) Administrasi keselamatan kerja;
e) Manajemen keadaan darurat;
f) Inspeksi keselamatan kerja; dan
g) Pencegahan dan penyelidikan kecelakaan;
9) Dalam pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik pemegang IUP
Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi
wajib:
a) mengangkat KTT sebagai pemimpin tertinggi di lapangan untuk mendapatkan
pengesahan dari KaIT;
b) memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

10) Tugas Dan Tanggung Jawab Pengawas Operasional


a) Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan kesehatan semua
pekerja tambang yang menjadi bawahannya;
b) Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian;
c) Bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan kepadanya;
d) Membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi, dan pengujian;

Beda A & C = A itu Pekerja Tambang kalo C = Semua orang yg ditugaskan Bukan
Pekerja Tambang & Terdapat Kata Kesejahteraan

11) Beda Tanggung Jawab & Akuntabilitas


a) Tanggung Jawab : Segala sesuatu yang harus dilakukan oleh pengawas dan
sifatnya wajib
b) Akuntabilitas : Keadaan dimana pengawas mampu untuk melaksanakan
tanggung jawabnya secara penuh dan dapat dipertanggung jawabkan

12) Kecelakaan tambang memenuhi 5 (lima) unsur, terdiri atas:


1) Benar-benar terjadi, yaitu tidak diinginkan, tidak direncanakan, dan tanpa
unsur kesengajaan; ( Artinya kecelakaan tersebut tidak ada unsur kesengajaan
atau tidak ada yang merencanakan/merekayasa, hal ini dapat dibuktikan
dengan dilakukannya investigasi.
2) Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh kepala
teknik tambang (KTT) atau penanggungjawab teknik dan lingkungan (PTL)
3) Akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan dan/atau pemurnian
atau akibat kegiatan penunjang lainnya (Bahwa kecelakaan itu terjadi pada saat
korban sedang melakukan kegiatan usaha pertambangan sedang melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan usaha pertambangan misalnya
sedang melakukan kegiatan Loading atau Hauling atau Dumping)
4) Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat cidera atau setiap saat
orang yang diberi izin; (Terdapat 2 Kriteria pada pembahasan ini yang pertama
adalah jam kerja pekerja tambang dan kedua adalah setiap saat orang yang
diberi izin, Perbedaannya adalah pekerja tambang terikat dengan jam kerja
sedangkan orang yang diberi izin tidak terikat langsung dengan jam kerja
perusahaan tersebut)
5) Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek.

13) Klasifikasi Cidera Tambang?


1) Cidera Ringan: Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja
tambang tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari 1 (satu) hari dan
kurang dari 3 (tiga) minggu, termasuk hari minggu dan hari libur.
2) Cidera Berat Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja
tambang tidak mampu melakukan tugas semula selama sama dengan atau lebih
dari 3 (tiga) minggu termasuk hari minggu dan hari libur;
Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang cacat
tetap (invalid); dan
Cidera akibat kecelakaan tambang tidak tergantung dari lamanya pekerja
tambang tidak mampu melakukan tugas semula, tetapi mengalami seperti salah
satu di bawah ini:
a) Keretakan tengkorak, tulang punggung, pinggul, lengan bawah sampai ruas
jari, lengan atas, paha sampai ruas jari kaki, dan lepasnya tengkorak bagian
wajah;
b) Pendarahan di dalam atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen;
c) Luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan
ketidakmampuan tetap; atau
d) Persendian yang lepas dimana sebelumnya tidak pernah terjadi.
3) Mati : Kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang mati akibat
kecelakaan tersebut.

14) Dalam Hal Apa KTT/PTL dapat mengubah keadaan tempat atau kondisi
perbaikan sarana prasarana instalasi dan peralatan pertambangan akibat
kecelakaan atau kejadian berbahaya?
Memberikan pertolongan pertama korban dari kecelakaan & dalam hal dianggap
perlu untuk kepentingan keberlangsungan pekerjaan keadaan di tempat kecelakaan
hanya dapat diubah dengan persetujuan KaIT atau Kadis atas nama KaIT sesuai
dengan kewenangannya

15) Kenapa tidak boleh mengubah tempat terjadinya kecelakaan dengan kata lain
tempat terjadinya kecelakaan harus segera diamankan?
agar fakta dan data tidak berubah atau tidak hilang, Jika Kondisi tempat kejadian
berubah maka Akan ada fakta dan data yang berubah atau hilang sehingga pada
saat kita Akan menganalisa penyebab kecelakaan maka penyebab kecelakaan yang
kita temukan belum tentu merupakan penyebab yang sesungguhnya

16) Siapa yang melakukan penyelidikan kecelakaan & Kejadian Berbahaya


Kecelakaan dan kejadian berbahaya dilakukan penyelidikan oleh KTT, PTL, atau
Inspektur Tambang berdasarkan pertimbangan KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT.

17) Kapan dilaporkan & dilakukan penyelidikan kecelakaan?


Sesegera Mungkin pada saat terjadinya kecelakaan & KTT/PTL segera melakukan
Penyelidikan terhadap semua kecelakaan dan kejadian berbahaya dalam waktu
tidak lebih dari 2 x 24 jam.

18) Tujuan dari penyelidikan kecelakaan?


“Suatu proses yang sistematis untuk menemukan atau mengungkap penyebab dasar
& akar masalah dari suatu masalah (insiden) dengan tujuan untuk menentukan
tindakan perbaikan, sehingga masalah (insiden) dengan penyebab yang sama dapat
dicegah terulang kembali.

19) Bagaimana alur penyelidikan kecelakaan


1) Persiapan : SOP & Form dipersiapkan, Tim Investigasi di Tunjuk & Harus Kompeten,
Semua Perangkat Investigasi dipersiapkan;
2) Pelaksanaan : Pemberitahuan Awal (Initial Report), Aman TKP (Ambil semua fakta
& data), Pengumpulan Bukti, Wawancara saksi baik langsung & Tidak
Langsung,Mengolah informasi
3) Analisa : Tentukan Penyebab Tidak Langsung ( Kondisi Tidak Aman & Tindakan
Tidak Aman) serta Penyebab Dasar
4) Tindak Lanjut & Pembuatan Laporan Akahir
20) Penyebab Langsung
Penyebab langsung adalah tindakan terakhir dalam serangkaian proses yang
mengarah pada hasil atau peristiwa tertentu
 Tindakan Tidak Aman (Unsafe Act) : Adalah suatu pelanggaran terhadap
prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap terjadinya
kecelakaan
 Kondisi Tidak Aman (UnsafeCondition) : Adalah suatu kondisi fisik atau
keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan
terjadinya kecelakaan

21) Apa Bahaya & Risiko


Bahaya : Segala Sesuatu yang berpotensi menghasilkan kerugian,
Risiko : Kemungkinan Terjadinya Dampak dari suatu Bahaya
Cara besaran risiko ditentukan dengan mengukur Tingkat Kemungkinan & Tingkat
Keparahan (R = P x C)

Anda mungkin juga menyukai