Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya raya. Potensi kekayaan

alamnya sangat luar biasa, baik sumber daya alam hayati berupa

tumbuhan dan hewan maupun non hayati yang dapat berupa air, angin,

sinar matahari dan juga hasil tambang.

Kekayaan sumber daya alam di Indonesia ini sebagian telah

dimanfaatkan oleh sumber daya manusia di Indonesia. Sebagian

lainnya masih berupa potensi yang belum dimanfaatkan karena

berbagai keterbatasan seperti kemampuan teknologi dan ekonomi.

Pertambangan adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk

memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Sumber daya alam hasil

penambangan ini memiliki beragam fungsi bagi kehidupan manusia,

seperti bahan dasar infrastruktur, kendaraan bermotor, sumber energi

maupun perhiasan.

Salah satu hasil tambang yang dihasilkan oleh Indonesia adalah

batubara. Indonesia merupakan negara penghasil batubara terbesar

kelima didunia. Dan Indonesia merupakan negara pengekspor batubara

terbesar di dunia karena masih minimnya pemanfaatan energi batubara

di dalam negeri. Pemanfaatan batubara didalam negeri kalah dengan

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 1
pemanfaatan BBM (Bahan Bakar Minyak), padahal cadangan batubara

di Indonesia dapat mencapai lebih dari 19,3 miliyar ton.

Walaupun kurangnya pemakaian di dalam negeri, namun tetap

terdapat banyak perusahaan penambang batubara di Indonesia yang

nantinya akan menjual batubara tersbut ke luar negeri seperti

Hongkong, Taiwan, China, Korea Selatan, Jepang, India, Eropa dan

Italia. Area yang dilakukan untuk dijadikan lokasi tambang oleh tiap

perusahaan pun bukan tergolong area yang kecil melainkan area yang

sangat luas. Misalnya untuk PT. Kaltim Prima Coal, yang merupakan

salah satu owner dari area tambang ini memiliki area kontrak karya

sebesar 90.938 Hektar di area Sangatta, Kabupaten Kutai Timur,

Kalimantan Timur.

Area tambang merupakan area yang harus dipantau

perkembangannya setiap hari, minggu dan bulannya untuk nantinya

dapat dibuatkan design tambang yang terbaik agar produksivitas

meningkat dan resiko longsor yang dapat terjadi terminimalisir. Untuk

dapat membuat design dan mengontrol perkembangan tambang,

dibutuhkan pemetaan area tambang setiap hari, minggu dan bulannya.

Dan ini adalah tanggung jawab Department Engineering khususnya

Mine Survey.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 2
B. Tujuan

Adapun tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan kerja praktik ini

adalah untuk mempelajari dan memahami peran pekerjaaan survey

yang dilakukan dalam kegiatan pertambangan batubara di PT.

Pamapersada Nusantara Distrik KPC Sangatta.

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kerja praktik ini dilakukan di PT. Pamapersada Nusantara Distrik

KPC Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur yang

merupakan salah satu perusahaan kontraktor yang bergerak di bidang

pertambangan batubara. Pelaksanaan kerja praktik ini dilakukan mulai

tanggal 1 Juli 2016 sampai dengan tanggal 30 September 2016.

D. Sejarah Perusahaan

PT. Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah anak perusahaan

milik PT. United Tractors Tbk, distributor kendaraan berat Komatsu di

Indonesia. PAMA mulai terbentuk sejak 1974 dalam bentuk divisi rental

di PT. United Tractors, yang bergerak di bidang proyek – proyek

konstruksi, pertambangan dan minyak, penyiapan lahan dan logging.

Pada tahun 1993 divisi ini berubah menjadi sebuah perusahaan mandiri

bernama PT. Pamapersada Nusantara.

PT. Pamapersada Nusantara bergerak dalam bidang jasa

kontraktor pertambangan yang mampu mendesain tambang dan

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 3
melakukan eksploitasi dibidang tambang emas, tambang batubara,

penambangan bahan galian kertas (hard rock dan quarrying) dan

pemindahan tanah (earth moving). Selain itu juga, PAMA berperan

dalam mengerjakan konstruksi bendungan dan pengerjaan jalan serta

berbagai proyek penggalian bumi dan transportasi yang beroperasi di

seluruh Indonesia. Lokasi pekerjaan PAMA tersebar di Pulau Sumatera

dan Kalimantan. Berikut adalah beberapa Distrik yang sedang

dikerjakan PT. Pamapersada Nusantara :

1. PT. Asmin Barabonang

2. PT. Trubaindo

3. PT. Kideco Jaya Agung

4. PT. Indominco Mandiri Banpu

5. PT. Kaltim Prima Coal (KPC)

6. PT. Jembayan Muara Bara (JMB)

7. PT. Anugrah Bara Kaltim

8. PT. Bahari Cakrawala Sebuku

9. Limestone Quarry PT. Indokodeco

10. PD : Baramarta (DEJ)

11. PT. Kalimantan Prima Persada

12. PT. Adaro Indonesia

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 4
13. PT. Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) Tanjung Enim

14. PT. Telen Orbit Prima Indonesia

Gambar I.1 Persebaran Lokasi PT.Pamapersada Nusantara

E. Tata Tertib Aturan Baku KPC

 Aturan 1: Semua Jenis Pekerjaan - Umum

Sebelum memulai pekerjaan, Anda harus meng-identifikasi bahaya

yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dan Anda harus

mengendalikan bahaya tersebut supaya Anda bisa bekerja dengan

aman.

 Aturan 2: Pengawasan Pekerjaan

Bila Anda mengawasi pekerjaan orang lain, Anda harus memastikan

bahwa para bawahan Anda mengikuti peraturan dan prosedur KPC.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 5
 Aturan 3: Keselamatan Kendaraan dan Alat Bergerak

Anda dilarang mengoperasikan kendaraan maupun alat yang

mengalami kerusakan.

 Aturan 4: Keselamatan di Jalan dan Peraturan Lalu Lintas

Anda harus memahami dan me-matuhi Peraturan Lalu Lintas KPC.

 Aturan 5: Isolasi dan Lockout

Saat bekerja pada alat yang dapat menimbulkan cedera, Anda harus

memastikan alat tersebut diisolasi dan dilocked dengan benar.

 Aturan 6: Keselamatan Untuk Pekerjaan Listrik

Saat menggunakan peralatan listrik, Anda harus memastikan

peralatan tersebut dalam kondisi aman.

 Aturan 7: Bekerja di Ketinggian

Anda harus selalu melindungi diri Anda dari kemungkinan terjatuh

saat bekerja di ketinggian (lebih dari 1,8 meter diatas permukaan

tanah atau tempat berjalan atau platform permanen).

 Aturan 8: Ruang Terbatas

Dilarang memasuki ruang terbatas tanpa Surat Izin Masuk Ruang

Terbatas.

 Aturan 9: Alat Pengangkat/Penyangga

Anda dilarang mengoprasikan alat pengangkat untuk mangangkat

atau alat penyangga untuk menyangga beban bila hal itu tidak aman

dilakukan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 6
 Aturan 10: Bekerja di Dekat Dinding Galian yang Mudah Longsor

Dilarang berada di dalam jarak satu setengah kali ketinggian dinding

galian (digging face) yang mudah longsor kecuali Anda berada di

dalam kendaraan yang dilengkapi dengan Falling Object Protective

Structure (FOPS) yang disetujui.

 Aturan 11: Bekerja di Dekat Area Peledakan

Orang atau kendaraan yang tidak berwenang dilarang memasuki

area yang sedang atau sudah diisi dengan bahan peledak tanpa

seizin blaster yang sedang bertugas.

 Aturan 12: Bekerja di Dekat Air

Anda harus selalu melindungi diri Anda agar tidak tenggelam ketika

bekerja di dalam atau di atas air dengan kedalaman lebih dari satu

meter.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 7
F. Struktur Organisasi PT. Pamapersada Nusantara Distrik KPCS

Gambar I.2 Struktur Organisasi PT. Pamapersada Nusantara Distrik KPCS

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 8
ENGINEERING DEPARTMENT

MINE MINE M INE


MOCO
SURVEY PLAN INFRASTRUCTURE

MINE
CCR
PLAN 1

MINE
PLAN 2

MINE
PLAN 3

Gambar I.3 Struktur Engineering Department

Engineering Department terdiri dari beberapa bagian, diantaranya

adalah:

1. Mine Survey

Mine Survey memiliki tanggung jawab dalam pemetaan

topografi, monitoring pergerakan tambang, dan menghitung

volume produksi.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 9
2. Monitoring and Controlling (MOCO)

Monitoring and Controlling Section bertugas untuk

memantau kinerja tambang dan mencatatnya dalam sistem

pencatatan yang berlaku. Bertanggung jawab dalam pelaksanan

pengawasan atau pemantauan dan pengontrolan, agar dapat

mengetahui adanya penyimpanganpenyimpangan apapun dalam

operasional pertambangan.

3. CCR (Central Control Room)

Central Control Room merupakan bagian dari MOCO yang

bertugas untuk mengumpulkan data di lapangan, mulai dari

productivity, breakdown unit, refuelling unit, ritase, dan emergency

signal.

4. Mine Plan

Mine Plan Section bertanggung jawab dalam membuat

perencanaan desain tambang yang mengacu pada desain final

yang telah disepakati bersama dengan pihak customer, dalam hal

ini pihak PT. Kaltim Prima Coal.

a. Mine Plan 1 (Long Term)

Bertugas untuk membuat desain dan perencanaan

sekuen penambangan jangka panjang, selain itu juga

menghitung kebutuhan jumlah unit yang akan beroperasi.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 10
b. Mine Plan 2 (Pit Kanguru), terdiri dari dua bagian yaitu :

1) Pit Engineer, bertugas mendesain area pit, menghitung

apakah desain tersebut sesuai target OB / coal.

Menghitung kebutuhan unit untuk mencapai target,

melakukan evaluasi dan kontrol untuk mengetahui

kesesuian aktual dan plan yang dilakukan di Pit

Kanguru.

2) Drill & Blast Engineer, bertugas mengatur sekuen

drilling dan blasting di-pit apakah sesuai dengan target

produksi, membuat desain pemboran dan peledakan,

melakukan evaluasi dan kontrol terhadap hasil

peledakan di Pit Kanguru.

c. Mine Plan 3 (Pit Pelikan), terdiri dari dua bagian yaitu :

1) Pit Engineer, bertugas mendesain area pit, menghitung

apakah desain tersebut sesuai target OB / coal.

Menghitung kebutuhan unit untuk mencapai target,

melakukan evaluasi dan kontrol untuk mengetahui

kesesuian aktual dan plan yang dilakukan di Pit

Pelikan.

2) Drill & Blast Engineer, bertugas mengatur sekuen

drilling dan blasting di-pit apakah sesuai dengan target

produksi, membuat desain pemboran dan peledakan,

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 11
melakukan evaluasi dan kontrol terhadap hasil

peledakan di Pit Pelikan.

5. Mine Infrastructure, terdiri dari :

a. Dewatering Engineer, bertugas untuk :

1) Menghitung kapasitas sump dengan sesuai dengan

standar perhitungan yang benar (SOP; perhitungan

kebutuhan sump dan STD; penentuan safety factor)

berdasarkan sequence mine plan dengan

mempertimbangkan faktor umur sump (sedimentasi).

2) Memastikan kapasitas yang tersedia (remain capacity)

didalam sump sesuai dengan kapasitas desain.

3) Pembuatan weekly design inner drainage serta

memastikan implementasi sesuai dengan desain.

4) Memastikan outer drainage yang direncanakan sesuai

dengan desain (dimensi, arah dan kapasitasnya)

sehingga validasi volume air yang masuk ke dalam

sump terukur dengan baik.

5) Membuat weekly, daily dewatering plan dan melakukan

evaluasi secara konsisten beserta PICA.

6) Kontrol aktivitas performance dewatering secara

konsisten dengan tools form :

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 12
Daily sump monitoring, daily sump construction

monitoring, form ICI dan OCI, daily dan weekly

dewatering plan, weekly dewatering report, validasi

volume air dan dashboard dewatering.

b. Road Engineer, bertugas untuk :

1) Update basic monthly design dari mine plan dan

dewatering engineer.

2) Update weekly road plan dari mine plan dan dewatering

engineer.

3) Pemasangan patok acuan road construction (koridor

jalan) yang disertai dengan bukti serah terima patok

dari dept PSV/PRO.

4) Implementasi check list hauling road construction

beserta PICA.

5) Melakukan evaluasi kondisi permukaan jalan, geometri

jalan dan traffict density yang berpengaruh terhadap

kecepatan unit HD.

6) Melakukan penilaian terhadap proses MDA (road and

dewatering).

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 13
c. Civil & Geotech Engineer, bertugas untuk :

1) Merencanakan dan memonitor sikuen disposal (waste

dump) secara mingguan, bulanan, 3 bulanan, dan

tahunan, termasuk plan DDR dump balancing

berdasarkan ketersedian alat dan target produksi dari

owner.

2) Melakukan join infeksi (OSI) dengan geotechnical KPC

dan departemen contract mining KPC di area pit dan

dump yang berpontensi failurie.

3) Monitoring area kritis menggunakan instrument

geotechnical monitoring secara harian.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 14
BAB II

PROSES DAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

A. Kompetensi dan Pengalaman selama PKL

A) Mine Survey Section

Mine Survey Section adalah bagian dari Departemen

Engineering yang bertugas untuk :

1. Pemetaan Topografi

Merupakan proses pemetaan yang dilakukan di area

tambang. Pemetaan ini meliputi :

a. Lahan asli (original) yang belum dilakukan proses

penambangan

b. Progress / kemajuan tambang

c. Roof dan floor batubara

2. Monitoring

Merupakan kegiatan memantau setiap pergerakan yang

terjadi diseluruh area tambang, meliputi :

a. Stake out / pemasangan design

b. Pengecekan elevasi

c. Loading point

d. Fleet moving

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 15
3. Perhitungan Volume

Merupakan proses perhitungan jumlah material baik

berupa batubara/coal, topsoil ataupun over burden yang telah

dipindahkan.

Gambar II.1 Skema Pertambangan PT.Pamapersada Nusantara Disstrik KPCS

B) Aktivitas Mine Survey Section

Ada beberapa aktivitas yang dilakukan dalam Mine Survey

Section, antara lain adalah :

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 16
1. Drill and Blast Survey, meliputi :

a. Stake out area drilling, sesuai dengan design weeky (drill &

blast design)

b. Design drill & blast location

Gambar II.2 Desain Bendera Patok untuk Daerah Aman Alat & Aman Orang

c. Khusus untuk area low wall dengan pre-split dilakukan

detailing lubang bor

d. Blast map location

e. Blasting recovery report

f. Inventory blast

2. Pit and Out Pit Survey, meliputi :

a. Stake out design pit (crest/toe) sesuai dengan weekly plan

b. Monitoring perkembangan pit (benching) sesuai dengan

desain

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 17
c. Monitoring kualitas jalan dan drainage di pit (grade dan

elevasi)

d. Melaporkan kondisi yang tidak sesuai dengan desain ke

Department Produksi

e. Mengamati isi vessel, kerapihan pit dan in-pit dump yang

sekiranya dapat mempengaruhi pencapaian volume survey

f. Pengukuran weekly pit

g. Stockpile surveying (Akhir bulan saat Joint Survey)

3. Data Processing

a. Pick up posisi dan elevasi front loading (daily) dan

melaporkannya dalam Daily Survey Monitoring (Loading

Point)

b. Membuat laporan harian mengenai posisi dan elevasi front

dumping serta jarak hauling

c. Mengelola data survey : file job lapangan, file job SDRMAP,

drawing AutoCAD, dll

d. Mengelola data daily monitoring untuk mendapatkan jarak

hauling

4. General, Civil and Construction Survey

a. Melakukan survey topo dan setting out pada proyek road

atau konstruksi yang diorder oleh bagian terkait

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 18
b. Monitoring pekerjaan road atau konstruksi (berdasarkan

desain yang diberikan).

C) Kode Pita Survey

Dalam pengerjaan di area tambang, digunakan pita survei

patok untuk menandakan pengerjaan yang akan dilakukan

selanjutnya. Berikut adalah contoh kode warna pita survei yang

diterapkan dalam PT. Pamapersada Nusantara Distrik KPC

Sangatta :

Tabel II.1 Kode Pita Survei PT. Pamapersada Nusantara

Distrik KPCS

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 19
D) Alat-Alat Mine Survey

1) GPS (Global Positioning System)

 Trimble S6 DR300

2) Total Station

 Sokkia 2030R

 Sokkia SET2XT12

 Sokkia SET FX102

3) Laser Scanner

 RIEGL VZ-1000

Gambar II.3 Laser Scanner RIEGL VZ-1000

E) Software Data Processing Mine Survey

 AutoCAD

 RiSCAN PRO (Khusus alat laser scanner)

 GemcomMinex

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 20
F) Proses Pertambangan Batubara PT. Pamapersada Nusantara

a) Log Cutting, Land Clearing dan Top Soiling

Pada tahap ini dilakukan pembersihan lahan (land clearing)

yang akan ditambang setelah terlebih dahulu dilakukan

identifikasi letak batubara secara geologis. Semua unsur yang

terdapat di atas tanah baik berupa pohon dan tumbuhan semua

ada yang sebagian direlokasi ada juga yang ditebang (log

cutting) dan akhirnya hasil penebangan tersebut dikembalikan

kepada pihak pemerintah.

Setelah semua unsur telah dibersihkan, selanjutnya tanah

lapisan paling atas atau yang sering disebut top soil, dikeruk dan

direlokasikan ketempat sementara untuk nantinya ditaruh

kembali pada lapisan atas disposal untuk proses rehabilitasi

(Penghijauan).

b) Drilling dan Blasting

Pada tahap ini dilakukan proses pengeboran pada lapisan

batuan yang keras dan tidak dapat di-loading sehingga harus

dilakukan pengeboman atau blasting pada area tersebut. Selain

itu, metode ini juga dilakukan untuk menekan pengeluaran yang

harus dikeluarkan karena jika hanya mengandalkan alat berat

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 21
(excavator) maka dibutuhkan waktu yang cukup lama sehingga

tidak cukup produktif.

Gambar II.4 Drilling

Gambar II.5 Area Drilling dan Blasting

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 22
Lapisan – lapisan batuan tersebut dibor atau di-drilling

dengan kedalaman tertentu sesuai kebutuhan (request level) dan

selanjutnya diisi material blasting. Material blasting yang

dimasukan tersebut berupa booster, sumbu in-hole dan surface

delay, cairan ANFO (Amonium Sulfat, Fuel dan Oil) yang

selanjutnya ditutup dengan OB kembali (steeming). Setelah itu

dilakukan pengeboman untuk menghancurkan dan mengurai

lapisan batuan tersebut.

Gambar II.5 Booster

Gambar II.6 Kabel In-hole (kuning) & Kabel Surface Delay (hijau)

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 23
Gambar II.7 Mobile Manufacturing Unit

c) Over Burden (OB) Removal

Pada tahap ini dilakukan pengambilan material batuan

selain batubara atau yang disebut Over Burden (OB). Material ini

yang nantinya diambil dan dipindahkan lalu kemudian diletakkan

di tempat pembuangan OB yang biasa disebut disposal.

Gambar II.8 Loading Over Burden

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 24
d) OB Dumping

Pada proses ini, OB yang didapatkan dari tambang dibuang

(dumping) di daerah tertentu, biasanya berupa pit yang telah

habis masa berlakunya atau telah habis batubaranya. Over

Burden digunakan untuk menutupi daerah bekas tambang yang

tidak terpakai lagi.

Gambar II.9 OB Dumping di Disposal

e) Coal Expose

Pada tahap ini dilakukan pengambilan batubara pada

seam-seam yang terdapat di daerah tersebut. Sebelum diambil,

daerah batubara di cleaning terlebih dahulu untuk

menghilangkan sisa – sisa material overburden, setelah dirasa

sudah cukup bersih barulah batubara siap untuk ditambang.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 25
Gambar II.10 Coal Expose (Pengambilan Batubara)

f) Coal Hauling to Crusher

Proses ini adalah proses perjalanan atau pengantaran

batubara dari tambang ke tempat penampungan sementara

batubara (stockpile) untuk kemudian dihancurkan dengan alat

crusher. Selanjutnya batubara ditindaklanjuti oleh pihak pemilik

(owner) akan diapakan batubara tersebut kedepannya.

Untuk batubara yang kotor (dirty coal) atau yang masih

mengandung unsur over burden terlebih dahulu dikumpulkan

disuatu tempat dan dilakukan pencucian (washing) untuk

menghilangkan material over burden dan juga menstabilisasikan

kandungan asamnya.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 26
Gambar II.11 Bucket Wheel Excavator (BWE)

G) Waktu Edar (Cycle Time)

Waktu Edar (Cycle Time) adalah waktu yang diperlukan alat

mulai dari aktivitas pengisian atau pemuatan (loading),

pengangkutan (hauling) untuk truk dan sejenisnya atau swing

untuk back hoe dan shovel, pengosongan (dumping), kembali

kosong dan mempersiapkan posisi (manuver) untuk diisi atau

dimuat. Disamping aktivitas - aktivitas tersebut terdapat pula

waktu menunggu (delay time) bila terjadi antrian untuk mengisi

atau memuat.

Dalam pemindahan material, siklus kerja merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan berulang. Pekerjaan utama didalam

kegiatan tersebut adalah menggali, memuat, memindahkan,

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 27
membongkar muatan dan kembali ke kegiatan awal. Seluruh

kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh suatu alat atau beberapa

alat.

Setiap alat berat yang bekerja akan mempunyai

kemampuan memindah material per siklus. Siklus kerja adalah

proses gerakan dari suatu alat, terdiri dari gerakan mulanya

sampai kembali lagi pada gerakan mula tersebut. Adapun waktu

yang diperlukan untuk melakukan satu siklus kegiatan diatas

disebut waktu siklus atau waktu edar.

Gerakan yang dilakukan dalam satu siklus akan berbeda,

tergantung kepada :

1. Jenis alat berat yang digunakan antara lain :

a. Dump Truck (DT)

Pemuatan – pengangkutan – penumpahan

Gambar II.12 Dump Truck

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 28
b. Dozer

Penancapan blade – penggusuran – pengangkatan blade

– memutar

Gambar II.13 Dozer

c. Excavator

Penggalian – ayun bermuatan – penumpahan – ayun

kosong

Gambar II.14 Excavator

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 29
2. Jenis kegiatan yang dilakukan

Misal adalah bulldozer digunakan untuk menggusur,

memotong, mengepress atau mengukur ketinggian.

3. Metode kerja yang digunakan

Misal adalah backhoe yaitu mengeruk tanah kemudian tanah

tersebut dibuang begitu saja, akan berbeda jika backhoe

tersebut mengeruk tanah kemudian tanah tersebut dimuat ke

atas dump truck atau ditimbun ke stockpile dan waste dump.

Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa siklus kerja

terdiri dari beberapa unsur :

1. Loading Time (LT) / Waktu Muat

Waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat material

ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas alat angkut

tersebut. Nilai LT dapat ditentukan berdasarkan kepada jenis

tanah, ukuran unit pengangkut (blade, bowl, bucket), metode

dalam pemuatan dan efisiensi alat.

2. Hauling Time (HT) / Waktu Angkut

Waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk bergerak dari

tempat pemuatan ke tempat pembongkaran. Waktu angkut

dihitung berdasarkan kepada jarak angkut, kondisi jalan, tenaga

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 30
alat dan faktor lainnya. Pada saat alat kembali ke tempat

pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali disebut

Return Time (RT). Waktu kembali akan lebih singkat daripada

waktu berangkat karena dalam keadaan kosong.

3. Dumping Time (DT) / Waktu Pembongkaran

Merupakan salah satu unsur penting dari waktu siklus. Waktu ini

tergantung kepada jenis tanah, jenis alat dan metode yang

dipakai. Waktu pembongkaran merupakan bagian yang terkecil

dari waktu siklus.

4. Spotting Time (ST) / Waktu Manuver

Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan, ada kalanya alat

tersebut perlu antri dan memutar sampai alat diisi kembali, inilah

yang disebut sebagai spotting time.

H) Alat Pelindung Diri (APD) Pertambangan

Dunia proyek merupakan salah satu sektor lapangan kerja

tertinggi yang sering terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja

tentu saja dapat menimbulkan kerugian, baik berupa kerugian

materi ataupun sampai timbulnya korban jiwa. Oleh sebab itu, untuk

mencegah terjadinya kecelakaan kerja di proyek pertambangan

maka diperlukan beberapa Alat Pelindung Diri (APD) yang

disediakan bagi tenaga kerja.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 31
Alat Pelindung Diri atau biasa disingkat APD, adalah suatu

alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang

yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari

potensi bahaya di tempat kerja. APD di perusahaan tambang

merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat kerja dan

dipakai sesuai dengan tingkat bahaya dan resiko pekerjaan.

Berikut adalah jenis – jenis APD yang biasanya digunakan

dalam dunia pertambangan :

1. Safety Helmet

Gambar II.15 Safety Helmet

Merupakan pengaman utama yang melindungi kepala dari

jatuhan dan benturan benda secara langsung, contohnya berupa

batu terbang (flying rock).

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 32
2. Safety Vest (Rompi Reflektor)

Gambar II.16 Safety Vest

Rompi ini dilengkapi dengan iluminator, yaitu sebuah bahan

yang dapat berpendar jika terkena cahaya. Bahan berpendar ini

akan memudahkan dalam mengenali posisi pekerja ketika

berada di kegelapan. Dalam dunia pertambangan, umumnya

pekejaan berlangsung selama 24 jam non-stop dimana

kecenderungan kecelakaan kerja terjadi di malam hari. Hal ini

biasanya disebabkan penerangan di area tambang tidak begitu

baik, sehingga seringkali pekerja yang berada didalam area

tambang tidak terlihat. Rompi reflektor ini menjadi penting untuk

mencegah hal yang tidak diinginkan seperti tertabrak / terlindas

oleh kendaraan alat berat.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 33
3. Safety Shoes (Sepatu Pengaman)

Gambar II.17 Safety Shoes

Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa

kaki seperti tertimpa benda tajam atau benda berat, benda

panas, cairan kimia, dan sebagainya. Biasanya sepatu ini telah

didesain khusus untuk pekerja di area tambang dan sudah

Standar Nasional Indonesia (SNI). Sepatu ini dibuat dari kulit

yang kemudian diujung sepatu biasanya diberi lapisan besi baja

untuk melindungi bagian depan kaki.

4. Safety Goggles / Glasses (Kacamata Pengaman)

Kacamata ini berbeda dengan kacamata pada umumnya.

Perbedaannya terletak pada lensa / kaca yang menutupi mata

secara menyeluruh, termasuk bagian samping yang tidak

terlindungi oleh kacamata biasa. Dengan menggunakan ini,

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 34
pekerja terhindar dari terpaan debu diarea pertambangan.

Kacamata ini memiliki bermacam jenis tergantung keperluan dan

jenis pekerjaannya. Untuk orang berkacamata minus atau plus,

disediakan lensa khusus sesuai dengan kebutuhan yang

bersangkutan. Lensa juga tidak boleh terbuat dari kaca, karena

jika berbenturan dan lensa pecah, serpihan kaca akan justru

membahayakan penggunaannya.

5. Safety Masker (Penyaring Udara)

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat

pekerja berada di tempat dengan kualitas udara buruk, misal

berdebu atau beracun.

6. Ear Plugs (Pengaman Telinga)

Berfungsi sebagai alat pelindung yang dilekatkan di telinga

pada saat bekerja di tempat yang bising. .

7. Safety Harness (Tali Pengaman)

Berfungi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Alat

ini wajib digunakan apabila bekerja pada ketinggian lebih dari 1,8

meter.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 35
8. Safety Belt (Sabuk Pengaman)

Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat

transportasi ataupun peralatan lainnya yang serupa (mobil, alat

berat, pesawat, helikopter)

9. Raincoat (Jas Hujan)

Berfungsi melindungi diri dari percikan air saat bekerja,

misal saat sedang terjadi hujan atau mencuci alat. Terpapar

air secara langsung secara terus menerus dapat

mengakibatkan timbulnya penyakit dan akan mengganggu

optimalisasi pekerjaan dari pekerja tersebut.

10. Lifevest (Pelampung)

Gambar II.18 Livevest (Pelampung)

Alat ini wajib digunakaan saat beraktivitas di wilayah

perairan / diatas air.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 36
I) Istilah dalam Pertambangan Batubara

Dalam area tambang batubara, ada banyak teradapat istilah

yang sering digunakan untuk menamai suatu tempat atau proses.

Berikut adalah contoh macam – macam istilah yang sering

digunakan dalam pertambangan batubara:

1. Pit Service

Pekerjaan yang bersifat mendukung kegiatan produksi

sehingga dapat berjalan secara efisien, efektif dan aman.

Pekerjaan tersebut meliputi pekerjaan konstruksi dan

perawatan jalan tambang, lighting tambang, konstruksi dan

perawatan sistem drainage, pembersihan lokasi kerja (spoil

handling) dan dewatering, perawatan dan manajeman disposal.

2. Land Clearing

Proses pembersihan lahan dari vegetasi, yang mana

lokasi tersebut dipersiapkan untuk lahan tambang, rencana

konstruksi jalan atau bangunan.

3. Dewatering

Proses pengaliran tambang dengan mengeluarkan air

yang ada di dalam area tambang ke luar areal tambang dengan

pompa

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 37
4. Blasting/peledakan

Gambar II.19 Blasting/peledakan

Proses pemberaian material yang memanfaatkan energi

ledak dari hasil reaksi bahan – bahan peledak yang telah

dipasang dan dirangkai berdasarkan aturan tertentu

5. Interburden

Lapisan batuan non batubara yang terletak diantara dua

lapisan seam batubara

6. Under Burden

Lapisan batuan non batubara yang terletak dibawah seam

batubara terbawah yang diambil.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 38
7. Over Burden

Lapisan batuan atau material penutup komoditas (bijih

atau batubara) dan terletak dibawah lapisan soil.

8. Dirty Coal

Batubara yang telah tercampur dengan material over

burden atau sisipan.

9. Stockpile

Tempat yang dirancang untuk menampung batubara

sementara sebelum di ekspor

10. Disposal

Gambar II.20 Disposal

Tempat yang dirancang untuk menampung material

buangan over burden / waste dari tambang

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 39
11. Loading

Gambar II.21 Loading


Aktivitas pemuatan material dari suatu alat loader ke alat

hauler.

12. Hauling

Gambar II.22 Hauling

Aktivitas pengangkutan material ke tempat yang

ditentukan

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 40
13. Dumping

Gambar II.23 Dumping


Kegiatan pembuangan material buangan pada suatu

lokasi

14. Ripping

Penggemburan top soil dengan alat bulldozer.

15. Breakdown

Kondisi saat unit mengalami kerusakan

16. Top Soil

Bagian paling atas dari lapisan tanah yang mengandung

materi organik (humus), berwarna coklat tua hingga coklat

muda, ketebalan ± 1 m atau tergantung isopach dari

customer/owner. Lapisan ini sangat berguna untuk proses

rehabilitasi.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 41
17. Subsoil

Bagian bawah dari lapisan tanah dan bagian lebih bawah

dari top soil yang sedikit mengandung materi organik (humus),

berwarna kuning, ketebalan ± 3m. Dasar lapisan subsoil

biasanya dibatasi oleh lapisan lempung yang keras atau over

burden.

18. Seam

Suatu lapisan batubara dengan ketebalan tertentu

19. Floor

Lapisan paling bawah atau dasar dari suatu seam

batubara

20. Roof

Lapisan paling atas dari suatu seam batubara

Gambar II.24 Crest, Toe Bench, Slope

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 42
21. Crest

Bagian paling ujung atau puncak dari suatu lereng

(ilustrasi di Gambar II.24)

22. Toe

Bagian paling bawah dari suatu lereng atau sering disebut

sebagai kaki slope (ilustrasi di Gambar II.24)

23. Jenjang (bench)

Bentuk undakan yang sengaja dibuat dalam pekerjaan

penggalian atau penambangan bahan galian (ilustrasi di

Gambar II.24)

24. Slope

Lereng/permukaan miring (ilustrasi di Gambar II.24)

25. Ditch

Saluran air

26. High Wall

Dinding dalam pit yang tegak lurus arah kemiringan

pelapisan batubara

27. Low Wall

Dinding dalam pit yang searah dengan kemiringan lapisan

batuan atau bagian dinding yang diambil batubaranya.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 43
28. Sump

Tempat penampungan air sementara di pit, biasanya

terletak di tempat.

Gambar II.25 Sump

29. Joint Survey

Proses pengukuran lokasi pekerjaan yang dilakukan

bersama – sama antara surveyor pihak kontraktor dan surveyor

owner

30. Over Cut

Keadaan dimana pekerjaan atau operasioanal kontraktor

melebihi dari design yang sudah ditetapkan oleh owner.

31. Request Level

Ketinggian (Elevasi) yang diminta

32. Stake Out

Proses menentukan dan menandai suatu titik lokasi di

lapangan yang sesuai dengan titik rencana dalam peta.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 44
33. Broken

Batas material yang telah di blasting

Gambar II.26 Burden & Spacing

34. Burden

Jarak antara baris lubang tembak pertama dengan bidang

bebas atau jarak antar baris lubang tembak (ilustrasi di Gambar

II.26)

35. Spacing

Jarak antara 2 lubang bor dalam 1 baris (ilustrasi di

Gambar II.26)

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 45
B : Burden

S : Spacing

K : Bench height

H : Hole depth

T : Stemming

J : Sub drilling

Gambar II.27 Burden, Spacing, Bench Height, Hole Depth, Steeming, Sub Drilling

36. Bench Height

Jarak tegak antara 2 lubang bor (ilustrasi di Gambar II.27)

37. Hole Depth

Kedalaman lubang bor (ilustrasi di Gambar II.27)

38. Steeming

Lapisan penutup lubang bor setelah diisi bahan

peledak(ilustrasi di Gambar II.27)

39. Sub drilling

Kedalaman lubang tembak yang dilebihkan dari

permukaan jenjang di bawahnya, bertujuan untuk memperoleh

permukaan yang rata dengan permukaan jenjang tersebut

(ilustrasi di Gambar II.27)

40. Trim Hole

Jenis pola pemboran untuk memberi bentuk yang

diinginkan dari lubang bukaan yang dibuat biasanya lubang trim

tidak diisi bahan peledak

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 46
B. Kesesuaian Pengalaman dengan Kompetensi Sekolah

Dalam Mine Survey Section PT.Pamapersada Nusantara saya

diajarkan bagaimana cara mengoprasikan alat survey berupa Total

Station dan GPS (Global Positioning System) sama seperti dalam

pelajaran di sekolah yaitu pemetaan topografi, namun alat yang

digunakan di sekolah adalah Theodolit. Walaupun alat yang

digunakan tidak sama namun dasar untuk mencentering alat tersebut

sama hanya untuk mengoprasikannya saja yang berbeda.

Dalam survey saya dikenalkan software processing data yaitu

AutoCAD dan Minex. Hanya saja software yang lebih diajarkan adalah

AutoCAD terkhusus untuk membuat “Blasting Map” untuk

menggambarkan lokasi Blasting (Blast design) dari Mine Plan Section

dan juga acuan untuk memasang bendera aman alat dan juga aman

orang. Sama seperti disekolah saya diajarkan tentang peledakan

hanya saja dasarnya saja yang dipelajari dan di Mine survey saya bisa

lebih perdalam lagi tentang Blasting (peledakan).

Dan dalam survey saya juga diajarkan berbagai bentuk dan

istilah tambang sehingga menambahkan wawasan saya tentang

pertambangan batubara.

Saya sangat mendapatkan banyak pengalaman dan kompetensi

yang sangat bermanfaat dan sangat berharga bagi pengetahuan dan

wawasan sehingga dapat diaplikasikan di sekolah agar kompetensi

yang ada di sekolah bisa lebih baik dari sebelumnya.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 47
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan di PT.Pamapersada

Nusantara Distrik KPCS maka beberapa hal yang bisa ditarik secara

kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Secara Umum

Secara umum Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini sangat

bermanfaat bagi Siswa/Siswi agar dapat mengenal tentang dunia

kerja yang lebih luas. Selain itu, dari hasil Praktek Kerja Lapangan

ini Siswa/Siswi memiliki pengalaman di dunia kerja dan dapat

pelaksanakan bagaimana proses pekerjaan.

2. Secara Khusus

a. Peran Mine Survey Section PT. Pamapersada Nusantara Distrik

KPC Sangatta dalam kegiatan pertambangan meliputi pemetaan

topografi, monitoring dan perhitungan volume.

b. Tugas Mine Survey yaitu :

 Pemetaan Topografi

 Monitoring

 Perhitungan Volume

c. Aktivitas Mine Survey dibagi menjadi :

 Drill and Blast Survey

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 48
 Pit and Out Pit Survey

 General, Civil and Construction Survey

 Data Processing

d. Alat Mine Survey Survey antara lain :

 GPS (Global Positioning System)

 Total Station

 Laser Scanner

e. Software Data Processing Mine Survey

 AutoCAD

 RiSCAN PRO (Khusus alat laser scanner)

 Minex

f. Proses Pertambangan Batubara PT. Pamapersada Nusantara

1. pembersihan lahan (land clearing)

2. Drilling (Pemboran) dan Blasting (Peledakan)

3. Pengambilan material batuan selain batubara atau yang

disebut Over Burden (Over Burden (OB) Removal)

4. Pembuangan OB kedisposal (OB Dumping)

5. Pengambilan Batubara (Coal Expose)

6. Perjalanan atau pengantaran batubara (Coal Hauling To

Crusher)

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 49
3. Saran

Saran saya sebagai penulis untuk perusahaan, lebih

meningkatkan lagi kedisiplinan terutama soal waktu, menambah

sarana agar semua karyawan dapat dengan lancar menjalankan

tugasnya dan membuat jadwal materi pembelajaran bagi siswa

PKL.

Dan saran saya sebagai penulis untuk sekolah sebaiknya

sekolah sudah memetakan tempat-tempat bagi Siswa/Siswinya

untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang sesuai

dengan jurusannya masing-masing, sehingga Siswa/Siswi tidak

kesulitan untuk mencari tempat PKL.

Laporan Praktek Kerja Lapangan


PT. Pamapersada Nusantara 50

Anda mungkin juga menyukai