Anda di halaman 1dari 41

Teknis

Pemboran Batubara

Oleh:
Stev. Nalendra Jati
0811 71 21410
s.nalendra@unsri.ac.id

Prodi Teknik Geologi


Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
Wellsite geologist adalah seorang pengawas lapangan yang
bertugas dan bertanggung jawab mengawasi suatu lokasi
pemboran dalam suatu kegiatan eksplorasi pemboran demi
kelancaran pemboran tersebut.

Tanggung jawabnya meliputi:


§  Keselamatan kerja tim.
§  Kelancaran pemboran dan perolehan data.
§  Penanganan masalah teknis pemboran (stuck rods, corelose,
waterlose, dll).
§  Penanganan masalah sosial budaya di lingkungan sekitar.
Daily Activity

Drilling

Kedisiplinan Kerja
Diagram Alir Aktivitas Wellsite Geologist
1.  Persiapan sebelum ke
lapangan/lokasi titik bor:
•  Kesehatan fisik tim/pelaksana dalam
kondisi baik.
•  Peralatan tulis lengkap.
•  Peta lokasi pengamatan (singkapan
batuan dan batubara), Peta geologi
lokal, penampang geologi, peta
rencana titik bor, kompas, GPS, palu
geologi, tabel prediksi target
pemboran.
•  Alat pelindung diri (APD/Safety).
2.  Pelaksanaan di lapangan/
lokasi titik bor:
•  Absensi harian (tim bor dan logging).
•  Pelaksana/tim wajib memperhatikan
APD.
•  Catat seluruh kegiatan selama
pemboran dan logging (berhubungan
dengan waktu).
Contoh Absensi Harian

Jika diperlukan:
ABSENSI HARIAN
Hari / Tanggal :
Wellsite :
Driller :
Titik bor :

No. Nama Lengkap Posisi Tanda Tangan

Driller Wellsite

…….……………. ……………………….
Bore Hole Daily Drilling Report

Events Progress
Time Total Remarks
No. Event
From To Hours  
1 Moving 08.00  12.00   4.00 *contoh 
2 Drill site preparation  12.00  13.00 1.00  *contoh 
3 Rig set up  13.00 16.00  3.00  *contoh 
4 Rig set down        
5 Flushing        
6 Stuck rod        
7 Pull up/pull down, pull out rod        
8 Reaming        
9 Casing Instalation        
10 Logging Process        
11 Community issue, land problem, etc        
12 Waiting access, bad weather        
13 Service/maintenance        
14 Delay others        
Bore Hole Daily Drilling Report

Drilling Progress
Time Drilling
No. Remarks
From To From To Thick
 1 08.00   11.00  0.0 m  20.00 m  20.00 m  Open hole
 2 11.00  14.00   20.00 m 35.00 m  15.00 m  Coring 
 3 14.00   17.00 35.00 m 60.00 m 24.00 m   Open hole
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
Pengambilan Data

§  Lakukan perekaman data/informasi sesuai standar


yang telah diberikan (standard perusahaan).
Contoh:
1.  Standar deskripsi (cutting/coring).
2.  Standar pengambilan dokumentasi foto untuk
cutting, coring, core box.
3.  Standar pemercontohan (sampling) batubara.

§  Hitung kedalaman pipa (rods) pada saat melakukan


coring (memastikan kedalaman sebenarnya).
§  Pastikan kondisi lubang bor bersih sebelum
melakukan logging, kemudian lakukan logging.
Pengambilan Data: Foto cutting

Foto cutting (open hole).


Pengambilan Data: Foto coring

Foto core (coring)


Pengambilan Data: Foto core box

Foto core (core box).


Contoh Perhitungan Kedalaman

Metode: Partial coring


Open hole : 0 - 17,00 m
Coal target : 17,50 m
Start coring : 17,00 m
Panjang pipa : 1,50 m
Panjang core barel : 2,50 m
Tinggi meja : 0,50 m

Kedalaman (m) = jumlah pipa + (panjang core barel - tinggi meja)


17.0 m = jumlah pipa + (2,50 m - 0,5 m)
Jumlah pipa = 17,00 m - 2,0 m
Jumlah pipa = 15,0 meter (10 pipa)

Jadi, untuk memulai coring pada kedalaman 17,00 m dibutuhkan 10 pipa bor dan 1 core
barel.
Setelah Pemboran dan Logging

- Cek seluruh kelengkapan perlatan, data, dan informasi yang diperoleh


selama proses pemboran dan logging.
-  Hitung core recovery dan coal recovery apakah sudah memenuhi batas
minimal /maksimal yang ditentukan.

Core recovery = Panjang core diperoleh x 100%


Panjang coring yang dilakukan

Coal recovery = Tebal coal yang diperoleh x 100%


Tebal coal dari E-Log

-  Buat log bor sebagai gambaran stratigrafi lengkap dari lubang bor.
-  Persiapkan kelengkapan peralatan dan data untuk hari atau titik
selanjutnya.
Daily Activity

Drilling

Kedisiplinan Kerja
Rig up:
§  Landasan rig
§  Menara
§  Gear box
§  Pemasangan PVC
Mata bor (bit):
¡  Three wings: open hole.
¡  Diamond bit: coring.

Pipa bor: pipa HQ (panjang 3 Hoisting Swivel / Foot Clam).


meter, diameter 9 cm). Gear Box.
Berdasarkan metode pengambilan sample
batuan:
§  Open hole.
§  Touch coring.
§  Full coring.
§  Twin hole.
§  Untuk mengetahui urutan dan jenis batuan.
§  Mengetahui indikasi adanya struktur geologi.
§  Mengambil sample yang dibutuhkan dalam
eksplorasi.
§  Mengetahui kondisi muka airtanah.
§  Sumur hasil pemboran dapat digunakan
sebagai lokasi untuk melakukan penyelidikan
aspek geofisika.
Deskripsi: Acuan Laporan Hasil Eksplorasi Dengan
Metode JORC (Joint Ore and Reserves
Commite)

¡  Metode JORC merupakan kode atau acuan


khusus dari Australia untuk memberikan
laporan tentang hasil eksplorasi sumber-sumber
mineral dan cadangan bijih.

¡  Ada juga metode lain seperti KCMI, AusIMM,


dan CIMM.
Graained Size

Coarse (0.5 – 2 mm)

Medium (0.25 – 0.5 mm)

•  Lithotype Fine (0.06 – 0.25 mm)


•  Colour
•  Grain size (sandstone)
•  Texture rounded (sandstone) Rounding
•  Mineral
•  Hardness
•  Weathering

Angular Sub-rounded Well-rounded


Ø  Lithotype
Ø  Colour
Ø  Grain size (sandstone)
Ø  Texture rounded
Ø  Sorted
Ø  Mineral
Ø  Sedimentary Structure
Ø  Hardness
Ø  Core condition
Ø  Weathering

Gambar Acuan Sortasi (K. Simpson, 1995)

Parameter Kekerasan (Hardness)


Soft : core can be easly broken by hand when hendled
Medium Hard : core can be broken by hand or light blow with hammer
Hard : core can be broken by heavy hammer blow only
Bright (Very bright)
¡  Lithotype
¡  Colour
Bright, bright
¡  Brigthness Bright, dull
¡  Streak
¡  Hardness
Dull bright
¡  Cleavage Dull, dull
¡  Impurities
¡  Core condition
¡  Weathering
Parameter Kekerasan (Hardness)
Soft : core can be easly broken by hand when hendled
Medium Hard : core can be broken by hand or light blow with hammer
Hard : core can be broken by heavy hammer blow only
Cleavage

Conchoidal
Subconchoidal / uneven

Flatty Blocky / Cubical


¡  - Rock Quality Desaignation (RQD)

Deskripsi Geoteknik
¡  Berdasarkan nilai RQD massa batuan
diklasifikasikan sebagai:

Nilai RQD Kualitas Massa Batuan
< 25% Sangat jelek
25 – 50% Jelek
50 – 75% Sedang
75 – 90% Baik
90 – 100% Sangat baik
¡  Tujuan Sampling
Ø  Nilai kalori (Calorific value)
Ø  Kadar kelembaban (Moisture content)
Ø  Kadar abu (Ash content)
Ø  Kadar sulfur (Sulfur content)
Ø  Kadar karbon (Fix carbon)
Ø  Kadar zat terbang (Volatile matter)
Ø  Dan unsur lainnya
Aturan umum pengambilan sampel core batubara:
¡  Sampel core diambil bagian per bagian sepanjang batubara: 20-30 cm top
seam, 20-30 cm bottom seam, dan middle seam. Parting (claystone,
siltstone, sandstone, atau carbonaceous mudstone) dengan tebal lebih dari
10 cm diambil tersendiri.
¡  Lapisan batubara yang tebalnya kurang dari 0,30 m tidak diambil
sampelnya karena berdasarkan kebijakan penambangan dari perusahaan
umumnya tidak ekonomis untuk ditambang (tergantung kebijaksanaan
masing-masing perusahaan).
¡  Untuk setiap lapisan floor dan roof harus diambil sampelnya minimal
setebal 20 cm untuk analisa Ash dan Total Sulphur.
¡  Berilah kode lengkap pada tiket sample untuk setiap bagian yang diambil
sampelnya (Block project, Hole number, Interval, Lithology, Seam,
Parting, Ply, Date sampled, Sampled by, Number of sample).
Pengambilan Data: Sampling

Sketsa pemercontohan.
Prosedur pengambilan sample adalah sebagai berikut (1):
Core batubara 30-50 cm
Pemercontohannya dibagi
menjadi 3 bagian (ply):
§  Roof
§  Clean coal, parting (<10cm)
§  Floor
Prosedur pengambilan sample adalah sebagai berikut (2):
Core batubara 60-100 cm
Pemercontohannya dibagi
menjadi 5 bagian (ply):
§  Roof
§  Top coal
§  Body coal atau ada parting
<10 cm)
§  Bottom coal
§  Floor
Prosedur pengambilan sample adalah sebagai berikut (3):
Core batubara >100 cm (parting >10 cm)
Pemercontohannya dibagi menjadi 7 bagian
(ply):
§  Roof
§  Top coal
§  Body coal
§  Bottom coal
§  Parting (>10 cm)
§  Body coal
§  Floor
Prosedur pengambilan sample adalah sebagai berikut (4):
Core batubara >100 cm (parting >10 cm)
Pemercontohannya dibagi menjadi 9 bagian (ply):
§  Roof
§  Top coal
§  Body coal
§  Bottom coal
§  Parting (>10 cm)
§  Top coal
§  Body coal
§  Bottom coal
§  Floor
Daily Activity

Drilling

Kedisiplinan Kerja
1. Membangun tim eksplorasi yang kuat dan tangguh, dengan
memperhatikan:
- Sikap mental personil dan motivasi masing-masing individu.
- Hubungan antara bawahan dan pimpinan serta orang di lapangan dan di
kantor.

2. Utamakan konsentrasi pada obyek geologi (batubara). Di samping


itu harus mempersiapkan layanan pendukung.

3. Membangun database yang baik dan upaya riset, yaitu mencari


hubungan antara pengendali geologi dan keberadaan obyek geologi yang
dicari.
4. Hindari target terlalu banyak: perhatikan adanya kendala 1) geologi,
2) tim eksplorasi, 3) kesampaian, 4) teknis, 5) layanan logistik, 6) waktu, 7)
administrasi, 8) pendanaan, 9) sosial budaya daerah sasaran.

5. Kembangkan strategi eksplorasi: lakukan tahapan dan metode


eksplorasi berdasarkan prosedur kerja yang telah dibangun.

6. Bergegaslah ke lapangan: lakukan eksplorasi dengan cepat sesuai


prosedur kerja yang telah ditentukan.
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan
perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991).

Kewajiban APD sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen


Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Hal ini tertulis di Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/
2010 tentang alat pelindung diri. Adapun bentuk dari alat tersebut
antara lain adalah:
- Safety helm, - Rain coat (Jas hujan),
- Safety boots, - Head lamp,
- Ear plugs, - Rompi reflector,
- Respirator (masker), - HT / Handy Talk.
- Safety glasses
- Sarung tangan,

Anda mungkin juga menyukai