Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ferdian Syahputra

Nim : 03071381823049

Tugas Eksplorasi Panas Bumi

Kelas Palembang

Soal

1. Menilai kesesuaian fluida dari setiap manifestasi untuk menafsirkan kondisi bawah permukaan
dan perkuat analisis dengan mengevaluasi komposisi air menggunakan Diagram Cl-HCO3- SO4.
Komentar tentang kemungkinan asal fluida (dalam, dangkal, uap dipanaskan?)

2. Pilih fluida yang dapat digunakan untuk geotermometer. Perkirakan suhu bawah permukaan
menggunakan Kuarsa (kehilangan uap maksimum dan pendinginan konduktif), Na-K, dan Na-K-
Mg (Plot trilinear).

3. Bangun penampang yang menunjukkan hidrologi, struktur termal dan kimia prospek panas
bumi Tiritiri. Perkirakan kedalaman isoterm 150 dan 200 0C menggunakan Boiling Poin untuk
Kurva Kedalaman. Menafsirkan distribusi fluida termal di bawah permukaan dan tunjukkan
aliran naik dan aliran keluar menggunakan panah.
Jawaban

1. Menilai kesesuaian fluida dari setiap manifestasi untuk menafsirkan kondisi bawah permukaan
dan perkuat analisis dengan mengevaluasi komposisi air menggunakan Diagram Cl-HCO3-SO4.
Berdasarkan hasil analisis kimia fluida air panas yang terdapat pada daerah Tiritiri, diketahui
bahwa jenis fluida panas bumi yang ada pada daerah tersebut merupakan fluida steam hated
water (acid sulfate fluid) dan mature water (chlorid fluid). Fluida atau mata air panas steam hated
water pada lokasi Pueko Pool, Piwaka Spring dan Kotare Spring merupakan fluida yang
terbentuk dari hasil uap dan gas pada zona aliran atas yang mengandung H2S dan CO2, yang
kemudian dipadatkan dengan air meteorik. Sedangkan, mature water pada lokasi Wood Pigeon
Spring dan Tui Spring merupakan fluida yang berasal langsung dari reservoir dengan temperatur
tinggi, serta tingkat kontaminasi air permukaan yang rendah, atau dengan kata lain dipengaruhi
oleh kandungan Cl yang dominan. Mata air yang termasuk mature water atau dengan kandungan
Cl yang tinggi merupakan manifestasi daerah upflow.

Gambar 1 Ploting triangular pada diagram Ellis dan Mahon, 1977

2. Geotermometer Na/K

Penggunaan geotermometer Na/K didasarkan pada reaksi perubahan: K+ + Na-feldspar =


K-feldspar + Na+ . Ellis, Fournier dan Truesdell 1976 (Ellis dan Mahon, 1977) menyatakan
bahwa untuk air dengan pH mendekati netral dengan konsentrasi kalsium rendah [(Ca1/2/Na) <
1] maka geotermometer Na/K memberikan pengukuran yang baik pada rentang suhu (180-
350)°C untuk batuan sedimen. (Ellis dan Mahon, 1977). Pada Suhu yang terhitung dengan
geotermometer Na/K biasanya cocok dengan suhu yang terhitung dengan geotermometer SiO2
tetapi kadang-kadang lebih tinggi (beberapa puluh derajat). Geotermometer Na/K memberikan
hasil yang baik untuk beberapa air panas bumi suhu tinggi tetapi akan tidak baik untuk air panas
bumi dengan konsentrasi kalsium tinggi dan suhu permukaan rendah

Gambar 2 ploting triangular pada diagram giggenbach

Metode geotermometer Na-K-Mg

Pada geotermometer mengabungkan dua persamaan yaitu Na/K dan K-Mg, Na/K
mewakili proses kesetimbangan reaksi didalam reservoir yang bersifat lambat, sedangkan K-Mg
mewakili proses kesetimbangan yang cepat pada daerah yang mendekati permukaan dengan
demikian geotermometer Ini dapat digunakan untuk mengevaluasi didalam reservoir maupun
dilevel dekat dengan permukaan
3. Gambar dibawah ini merupakan penampang yang menunjukkan hidrologi, struktur termal dan
kimia prospek panas bumi Tiritiri. Penampang diatas didapatkan dari hasil analisa yang telah
dilakukan pada soal no 1 dan 2, dimana diperjelas bahwa pada pukeko pool, piwakawaka spring
dan kotare spring memiliki sifat fluida acid sulfate fluid berada pada kedalam yang dangkal dan
sumber airnya lebih banyak dari fluida meteoric dan jauh dari sumber panas. Sedangkan Tui
spring dan Wood Pigeon spring memiliki sumber yang lebih dalam dan dekat dengan sumber
panas dimana hal ini dilihat dari jenis sulfide yaitu Chloride Fluid dimana sumber fluidanya
adalah fluida mamatik.

Gambar 3. Model subsurface low terrain odel panas bumi dari tiritiri

Anda mungkin juga menyukai